Brak!!!!!
Koran yang sedang di baca seorang pria paruh baya itu ia lempar ke sembarang arah tatkala melihat sang putri keluar dari kamar dengan pakaian yang sangat seksi.
"Mau kemana kamu, Carissa dengan pakaian seperti itu?" tanya Abimanyu sang ayah.
"Papi ku tercinta, aku pergi dengan Sonia, jadi tak ada yang harus Papi khawatirkan" Carissa sedikit kesal dengan sang ayah yang di nilai terlalu berlebihan.
"Masuk ke kamar sekarang! Papi tidak izinkan kamu keluar dengan dandanan macam perempuan murahan" perintah tegas Abimanyu pada anak gadisnya.
Carissa menjadi kesal sekali, tetapi tiba-tiba ponsel Abimanyu berdering sehingga fokusnya teralihkan.
"Ya hallo!" sapa Abimanyu pada seseorang yang berada di seberang panggilan telepon.
"Selamat malam Tuan, maaf saya menghubungi anda malam-malam seperti ini, saya ingin memberitahukan bahwa investor asing kita dari Denmark, Mr Douglas ingin bertemu dengan anda" ucap Djohan asisten pribadinya.
"Kau bisa atur waktu yang tepat Djo" balas Abimanyu.
"Mr Douglas tidak bisa Indonesia, Tuan. Beliau meminta anda untuk menemuinya di Denmark dalam waktu dekat ini" ungkap Djohan.
Terdengar suara helaan nafas berat dari Abimanyu, tetapi ia tidak mungkin mengabaikan permintaan investor kakap dari Denmark itu.
"Baiklah Djo, lusa kita ke Denmark. Persiapkan saja semuanya" ucap Abimanyu.
"Baiklah Tuan, saya akan mempersiapkannya" balas Djohan.
Panggilan itu pun di akhiri, Abimanyu melihat-lihat di sekelilingnya ternyata Carissa sudah tidak ada.
"Carissa, dasar tidak berguna" pekik Abimanyu sembari memijat keningnya.
Carissa tumbuh menjadi perempuan liar dan hidup semaunya karena Abimanyu terlalu memanjakannya.
Selepas kematian sang istri, Abimanyu berjanji untuk selalu membahagiakan sang putri. Tetapi kini hasilnya Carissa menjadi gadis liar, urakan dan tidak taat aturan.
Setiap malam selalu keluar pergi ke club malam, dan pulang dalam keadaan mabuk.
Carissa juga yang di andalkan untuk meneruskan memimpin di perusahaan sang, malah tidak bisa di andalkan. Carissa malah terjun di dunia modeling.
...
Di sebuah club malam, Carisaa dan sahabatnya yang bernama Sonia sedang bergoyang di atas stage dalam keadaan mabuk berat.
Alunan musik DJ membuat semua orang tampak larut dalam gemerlapnya dunia malam.
Seseorang yang memantau mereka terlihat menghubungi seseorang.
"Hallo Taun, selamat malam. Nona Carissa sedang menari di atas stage" ucap pria yang ternyata orang suruhan Abimanyu untuk memantau apa yang Carissa lakukan.
"Reynold, seret dia, bawa pulang sekarang" perintah Abimanyu tegas.
Reynold dan temannya langsung naik ke atas, semua orang yang tengah larut dengan alunan musik DJ tak menghiraukan mereka.
"Ayo!" ajak Reynold pada temannya.
Grep!!!
Ia langsung sigap membawa tubuh Carissa walau wanita itu meronta dan meracau menolak untuk di bawa pulang.
Reynold bukan kali ini saja menyeret Carissa keluar dari club malam, tetapi ini yang kesekian kalinya.
"Jika bukan seorang putri Abimanyu xandaka, mungkin kau sudah aku telanjangi dan nikmati tubuh mu ini, Nona" gumam Reynold yang sangat terpesona dengan wajah dan tubuh mulus Carissa.
Sesampainya di rumah, Abimanyu menyuruh Reynold segera membawa Carissa ke kamarnya.
.....
Sementara di tempat lain, seorang pria bernama Armand sedang duduk berdua dengan pacarnya Nina. Pancaran kasih sayang jelas tercetak di mata Armand untuk Nina.
"Abang tidak sabar ingin segera menikahi mu, sayang" ucap Armand.
Nina sang kekasih hanya tersenyum mendengar ucapan cinta dari sang kekasih.
Hubungan itu sudah terjalin tiga tahun lamanya, namun Armand begitu konsisten menjaga Nina, ia tidak mau menyentuh sang kekasih karena ia merasa bahwa calon istrinya itu tidak patut untuk ia kurang ajari.
"Bang, apa Abang sudah beli seserahan buat pernikahan kita nanti?" tanya Nina.
"Sudah dong sayang. Abang kerja selama ini menabung untuk kita menuju halal" jawab Armand.
Di tengah obrolan, tiba-tiba ponsel Nina berbunyi.
"Pesan dari siapa?" tanya Armand.
Nina segera membacanya, seketika ia merasa khawatir.
"Sayang, aku tunggu di rumahmu" pesan itu tertulis tukang cilok.
"Siapa?" tanya Armand heran dengan raut wajah Nina yang tiba-tiba merasa panik.
"Emak nyuruh aku pulang, Bang!" jawab Nina ragu-ragu.
"Kok begitu? Emak kan tahu kamu jalan sama Abang, masa Emak gak percaya sih?" ucap Armand merasa aneh.
"Mungkin Emak khawatir saja, yasudah Bang, aku pulang dulu" buru-buru Nina ingin meninggalkan Armand.
"Kamu kenapa sih Nin, ada yang kamu sembunyikan dari Abang?" mata Armand memicing sembari menunggu jawaban Nina.
"Tidak Bang tidak! Yasudah aku pulang" Nina langsung pulang tidak ingin di antar Armand pulang.
"Aneh sekali" gumam Armand lalu pergi dari tempat itu dengan motornya.
Sementara kini Nina sudah sampai ke rumahnya. Seorang pria bernama Dhani sedang menunggunya di teras rumahnya.
"Abang!" ucap Nina senang.
"Dari mana saja sih? Abang rindu sama kamu" balas Dhani sembari menarik tangan Nina hingga terduduk di pangkuan Dhani.
"Akhh jangan disini Bang, nanti ada tetangga yang lewat" ucap Nina dengan was-was.
"Di rumah ada siapa?" tanya Dhani.
"Kosong Bang, Emak lagi ke rumah Pakde" jawab Nina.
Nina pun membuka pintu, lalu mengajak Dhani masuk. Pintu rumah itu Nina langsung kunci.
Hap!!!!
Dhani langsung memeluk Nina dari belakang.
"Abang pengen" bisiknya tepat di telinga Nina.
"Kan minggu kemarin udah di kasih jatah" balas Nina yang terbuai dengan apa yang di lakukan Dhani.
"Ayolah, Abang gak kuat. Si Armand kan tidak pernah memuaskan kamu jadi berikan lagi si tembem buat Abang puasin" rengek Dhani.
Nina pun akhirnya menjadi pasrah. Dhani segera membuka celana Nina dengan tergesa. Dhani segera menciumi pant@t Nina yang sekal itu.
........
Di rumahnya Armand tetap kepikiran dengan tingkah Nina yang mendadak pergi sewaktu sedang main dengannya.
"Kenapa?" tanya Indah sang Ibu.
"Tidak Bu, hanya saja kepikiran masalah Nina yang sepertinya sedang menyembunyikan sesuatu dariku" jawab Armand gelisah.
"Apa kamu sudah benar-benar yakin pada Nina? Ibu bertanya seperti ini karena sebentar lagi kalian akan menikah" ucap Indah.
"Aku yakin, tetapi aku merasa ada sesuatu yang lain pada Nina" keluh Armand.
"Kamu berdoa saja supaya tidak ada keragu-raguan di hatimu untuk Nina. Lagipula ini salah satu ujian menuju pernikahan dan itu sudah biasa" ucap Indah menenangkan sang putra agar tidak larut dalam prasangka.
"Ibu benar, aku mungkin terlalu berpikiran buruk. Aku terlalu lelah" balas Armand.
"Tenangkan hatimu, semua akan baik-baik saja percaya pada Ibu" Indah terus menguatkan sang putra.
......
Di kamarnya Armand merebahkan tubuhnya. Rasa lelah bekerja seharian di bengkel miliknya di tambah masalah tentang Nina membuat ia memutuskan untuk memejamkan matanya.
"Tunjukan hamba kebenaran Ya Allah" Armand berdoa dalam hatinya.
Abimanyu sedang tidak ada di rumah, hal itu dimanfaatkan Carisaa untuk bertindak sebebas-bebasnya. Walaupun Abimanyu memperingatkan dengan keras, namun Carissa tak mengindahkannya.
Sebuah notifikasi pesan terdengar dari ponsel mahalnya. Carissa langsung membaca apa pesan yang baru saja di kirim itu.
"Baby keluarlah, aku sudah ada di depan rumahmu" pesan tertulis atas nama Leonardo.
Leonard Anggelo seorang aktor papan atas sekaligus penyanyi yang kini sedang naik daun. Ia dan Carissa sudah menjalin kasih selama tiga tahun tanpa terendus media. Hal itu sengaja Leonard lakukan karena saat ini dirinya sedang amatlah di idolakan terutama oleh kaum hawa. Ia takut jika hubungan cintanya dengan Carissa terbongkar, maka itu akan mempengaruhi karirnya saat ini.
Kendati demikian Carissa menerima keputusan Leonard, walau kadang Carissa di buat kesal dengan fans fanatik sang kekasih.
Carissa langsung keluar rumahnya, terlihat di sana Leonard membawa mobil sendiri, wajahnya yang tak terlihat karena di tutupi masker dan topi.
"Masuk!" pinta Leonard.
Carissa pun masuk kedalam mobil Leonard. Sang pria kemudian mengajak Carisaa ke suatu tempat.
...
The Bougenville Hotel, sepasang kekasih sedang memadu cinta di atas ranjang dengan peluh yang bercucuran.
Pakaian yang tadi mereka pakai, kini sudah berserakan dengan acak terhampar di atas lantai.
Kamar hotel itu menjadi saksi bisu pergulatan panas dua insan yang belum terikat tali pernikahan.
Erangan dan des@han saling bersahutan merdu membuat siapa saja yang mendengar akan merasakan menjadi bagian dari serpihan kenikmatan itu.
"Leonard ahhhhhhh.. Yes.. Yess.. Yesss.. Ahhhhhhhhhhhhh" sang wanita meracau di bawah kungkungan sang pria.
"Sebut namaku Baby... Ahhhhhhhhhhh.. Ini, ini, ini terlalu nikmathhhhh.. Ahhhhhhh" ucap Leonard.
Semakin dalam menghentak, semakin nikmat yang dirasakan oleh sepasang kekasih itu.
Rasanya tak ingin buru-buru di akhiri. Pagut@n bibir dan milik mereka menjadi suatu melodi merdu yang mengayun syahdu.
"Leonard.. Ahhhhhhhhhhhhh"
"Carissa ... Oughhhhhhh"
Suara mereka terdengar bersahutan dengan menyebut nama masing-masing.
Carissa selalu sensual di mata Leonard, meskipun ini bukan kali pertama mereka bercinta, tetapi milik Carissa selalu mampu memberikan servis pada miliknya yang selalu haus untuk di puaskan.
Carissa tidak pernah mengindahkan ucapan tegas Abimanyu sang ayah yang selalu mengingatkan agar tetap menjaga martabatnya.
Persetan dengan Martabat, saat ini ia sedang merasa nikmat berlabuh di lautan persetubuhan dengan sang kekasih.
Jari-jari kokoh Leonard meremas dua gumpalan daging yang saat ini sedang membusung tepat di hadapan matanya. Leonard juga memilin titik merah mudah yang merekah itu hingga Carissa menggelepar nikmat tanpa melepaskan penyatuan yang sedang mereka lakukan.
"Sayang aku mau keluarhhhhhh.. Ahhhhh" lenguh Carissa yang sudah tidak kuat ingin meledak.
Mendengar itu Leonard semakin cepat memompa miliknya keluar masuk di milik Carissa hingga pria itu mengejang lalu melolong bersamaan dengan Carissa.
"Ahhhhhhhhhhh" lolongan keduanya terdengar syahdu seiring dengan meledaknya benih-benih cinta yang tidak sengaja tumpah di rahim Carissa.
Sesudah benda itu memuntahkan kental manisnya hingga tandas tak tersisa, Leonard segera mencabut miliknya tetapi detik kemudian wajahnya langsung pucat. Ia melupakan sesuatu yang seharusnya selalu di pakai jika akan bercinta.
Carissa yang menyadari keterkejutan Leonard menjadi heran.
"Kenapa sayang?" tanya Carissa.
"Baby,, arghhhhhhhh.. Aku lupa tidak memakai kond*m" ucapnya lirih.
"What?? Argghhhhh kok bisa lupa sih? Gimana kalau aku hamil" Carissa mengerang.
"Tenang baby, tidak akan hamil. Kita melakukan tanpa kondom hanya satu kali saja. Kamu jangan khawatir" Leonard mencoba menenangkan sang kekasih.
Carissa dan Leonard pun akhirnya memilih untuk tidur karena tubuhnya terlalu lelah sehabis bercinta.
Di lain tempat, Nina dan Dhani terlibat adu mulut. Nina menangis karena kini dirinya tengah hamil anak dari pria itu.
Gadis itu baru merasa menyesal dengan apa yang ia sudah lakukan apalagi sebentar lagi ia akan menikah dengan Armand.
"Bang Dhani bagaimana ini, aku hamil Bang" ucap Nina sembari menangis.
"Apa hamil? Kok bisa sih, padahal aku keluarin sperm*nya di luar" balas Dhani.
"Aku gak mau tahu, pokonya abang harus tanggung jawab atas kehamilanku ini" pekik Nina sembari menangis.
"Sorry Abang tidak bisa. Bisa saja anak ini bukan anak Abang, bisa saja ini anak tukang parkir, tukang ledeng atau tukang sedot WC" Dhani malah meragukan anak yang ada dalam kandungan Nina.
Nina yang merasa di rendahkan, seketika menjadi geram luar biasa
Plak!!!!
Nina langsung menampar wajah Dhani dengan sangat kencang.
"Anjing ya loe Bang, ini anak loe Dhani. Loe bapaknya" Nina sangat murka.
"Sorry, aku gak bisa nikahin kamu, Nina. Abang sudah ada kekasih, si Wulan kembang desa kemangi sekarang dia sudah hamil juga. Kamu bisa bilang kalau itu anaknya si Armand. Sudahlah jangan ganggu dan temui abang lagi" ucap Dhani lalu pergi dari hadapan Nina.
"Hikhikhik.. Bagaimana ini" Nina sungguh frustasi dengan semua ini.
Ia tidak mungkin bicara jujur dengan Armand ataupun meminta pertanggung jawabannya karena Armand belum pernah menyentuhnya seujung kuku pun.
"Bang Armand maafin Nina" ucapnya sembari terisak.
Nina lalu pulang ke rumahnya. Di sana ia di hadapkan dengan wajah muram kedua orang tuanya.
"Bapak, Emak kenapa ngeliatin Nina begitu?" Nina seperti membaca alarm kemarahan dari kedua orang tuanya.
"Duduk!" ucap sang bapak yang bernama Yanto.
Nina pun duduk dengan hati yang resah.
"Berikan Mak!" perintah Yanto pada sang istri yang bernama Lia itu.
plakkk!!!!
Lia melemparkan sebuah tespek yang tadi malam Nina simpan di bawah bantal.
"Jelaskan itu apa dan milik siapa?" tanya Yanto dengan tegas.
Nina diam, lidahnya seperti kelu untuk berkata.
"Cepat jawab!" bentak Yanto.
"Pak..Hikhikhik" Nina malah menangis.
"Jawab beg*, jawab" Yanto sudah naik pitam.
Rasanya ingin menelan bulat-bulat sang putri yang mendadak gagap.
"Hikhikhik... Itu punya Nina Pak!" jawab Nina dengan jujur.
"Kamu hamil Nina? Ya Allah benar-benar anak kurang ajar kamu" Lia begitu marah pada sang putri, apalagi Yanto yang sekarang sudah mengepalkan tangannya.
Yanto menduga bahwa pria yang sudah membuat hamil anaknya adalah Armand, pasalnya ia tahu bahwa selama ini putrinya menjalin hubungan dengan Armand.
"Asalamuallaikum" tiba-tiba Armand dan Indah datang ke rumah itu sembari membawa uang untuk pesta pernikahannya nanti.
"Waalaikumsalam.. Masuk saja" balas suara dari dalam.
Armand dan Indah masuk kedalam rumah itu, tetapi mereka merasakan ada aura kemarahan dari wajah Yanto.
"Kebetulan kalian kemari sekarang, mendingan Armand dan anak saya dinikahkan sekarang saja sebelum orang-orang tahu" ucap Yanto.
Nina hanya bisa menangis saat ini. Ia tak mampu memandang wajah Armand.
"Tunggu, maksud Bang Yanto apa ya, kok saya tidak mengerti?" tanya Indah.
"Asal kamu tahu kalau Armand sudah menodai Nina sampai hamil. Maka dari itu kita nikahkan saja mereka" jawab Yanto.
Jderrrrr!!!!!
Seperti tersambar petir di siang bolong, Armand dan Indah merasa terkejut luar biasa.
"Hamil? Benar itu Nina?" kini giliran Armand yang bertanya.
Nina hanya menangis terisak sembari tertunduk. Ia benar-benar menyesal sudah mengkhianati Armand.
"Jawab Nina!" tegas Armand dengan emosi yang membuncah.
"Iya Bang, Nina hamil. Maafin Nina Bang" jawab Nina semakin memperdalam tangisannya.
"Maaf, saya tidak bisa menikahi anak Bapak. Pernikahan ini di batalkan saja" ucap Armand.
"Loh tidak bisa begitu, kamu harus tanggung jawab, jangan jadi pria pengecut" bentak Yanto.
"Saya tidak mau menikahi Nina karena saya tidak pernah menyentuh Nina seujung kuku pun. Selama ini saya selalu menjaga dan melindungi Nina. Tapi apa balasannya, dia malah mengkhianati saya seperti ini. Tega kamu Nina, tega sekali" Armand menjadi sungguh kesal.
"Ayo Nak kita pulang, urusan kita sudah selesai. Kami permisi" Indah menyeret tangan Armand.
Hatinya sakit melihat Armand disakiti dan di khianati oleh kekasihnya.
Brakkkkk!!!!!!
Kaca itu pecah berhamburan di tonjok oleh tangan kekar milik Armand. Rasa sakit nya ia salurkan dengan pukulan membuat tangannya berlumuran dengan darah.
Sungguh kecewa hatinya, cinta yang ia perjuangkan sedari 3 tahun yang lalu kini Kandas akibat sang kekasih mengkhianatinya dan hamil oleh pria lain
"Kurang apa aku selama ini, Nina? Mau apapun aku selalu memberikan padamu karena aku sangat mencintaimu tapi kenapa kau memberikanku kesakitan yang luar biasa" Armand terus meracau.
Indah yang mendengar suara pecahan kaca dari dalam kamar Armand langsung berlari menghampiri sang anak. Ketika pintu kamarnya terbuka spontan Indah melototkan matanya karena melihat banyaknya serpihan kaca dan tetesan darah.
Indah berlari pada Armand, ia menangis melihat kerapuhan yang sang anak sekarang sedang rasakan. Indah bisa memaklumi kenapa Armand sampai merasakan sakit hati karena Nina lah cinta pertama Arman sampai sang anak berani berkomitmen untuk serius.
"Arman sudah Nak sudah jangan sakiti dirimu. Ibu tidak mau melihatmu seperti ini" Indah berkata sembari memeluk Armand.
"Aku sakit hati Bu, aku tidak terima Nina menduakan ku seperti ini. Kurang apa aku selama ini padanya? Semua yang dia mau aku turuti hanya saja aku menyesal tak pernah menyentuh dia. Jika tahu dia wanita murahan akan ku sentuh dia dari jauh-jauh hari" ucap Armand.
Plak!!!
Indah langsung mendaratkan tamparan pada wajah sang anak. Indah merasa kesal dengan ucapan sang anak. Ia tidak suka jika anaknya berbicara demikian.
'Ibu tidak suka kamu berbicara seperti itu! Beruntungnya kamu Nak tidak pernah menyentuh Nina, wanita seperti dia tidak patut untuk kau sentuh. Kamu terlalu berharga untuk Nina. Kamu harus ingat Nak, jangan mau menyentuh yang bukan belum halal bagimu. Biarkan saja bangkai itu disentuh oleh lalat" Indah menenangkan sang putra.
Arman pun diam, ia meresapi ucapan dari sang ibu. Meskipun ia masih merasa sakit karena dikhianati oleh Nina tetapi ia masih mempunyai ibu yang sangat menyayanginya.
"Sudah hentikan Nak, kamu harus semangat menjalani hidup di dunia ini. Wanita bukan hanya satu tetapi banyak yang lebih baik dari pada Nina. Dari pada kamu terpuruk seperti ini ayo Ibu bersihkan luka kamu" Indah mengajak Armand keluar dari kamarnya untuk mengobati luka pada tangannya.
Sesudah diobati oleh sang ibu, Armand langsung meraih sapu untuk membereskan pecahan-pecahan kaca yang berserakan di kamarnya. Hatinya sekarang cukup lega semua amarah dalam hatinya sudah tersalurkan lewat tinjuan tangannya pada kaca.
"Sekarang lebih baik kamu bekerja kembali ke bengkel! Sudah Jangan pikirkan soal itu, Allah lebih sayang padamu. Ia tidak akan membiarkan hambanya memilih pendamping hidup yang salah" ucap Indah lagi.
Wanita paruh baya itu dalam hatinya merasa sangat sedih melihat keadaan sang anak yang terpuruk seperti itu tetapi mau bagaimana lagi, dia juga tidak mau jika nantinya Armand harus menikah dengan wanita yang sudah hamil dan yang lebih parahnya bayi yang ada di dalam kandungan Nina bukan anak Armand.
Ketika Arman sedang membereskan alat-alat bengkel, temannya yang bernama Rizki datang padanya ia menanyakan Kenapa bengkelnya buka lagi padahal Armand bilang ia tidak bekerja dulu karena ingin menikah.
"Bang kenapa buka lagi bengkelnya? Katanya mau off dulu?" tanya Rizki.
"Gua masih butuh duit" jawab Armand enteng.
"Calon pengantin mah pasti butuh duit lah bang, tapi katanya off dulu dan nanti buka pas abang udah nika" ucap Rizki lagi
"Gua kagak jadi nikah Riz, gue jomblo sekarang" balas Armand sembari meletakan beberapa baut di laci.
"Lah terus si Nina apa kabarnya? Bukannya Abang cinta mati sama dia?" tanya Rizki pada Armand.
"Gue kagak jadi nikah Riz, gue di khianati. Si Nina udah hamil anak pria lain. Ya gue kagak mau rugi lah nikahin bekas orang" jawab Armand.
"Astaga, gua kagak nyangka Bang si Nina yang kelihatannya alim begitu kok mau-mauan dicolok pria sebelum menikah" ucap Rizki.
"Namanya juga cewek gatal, tapi untung gua gak pernah nyentuh dia seujung Kuku pun" ucap Armand.
"Rugi dong!" timpal Rizki.
"Kagak beg*, justru gua senang si Nina gak perlu cari alasan buat jerat gua untuk tanggung jawab soal kehamilannya" balas Armand.
"Iya juga sih Bang cewek modelan kayak gitu mah murahan amat. Udah ada cowok yang mau nikahin dia dengan serius eh malah milih kambing bandot" ucap Rizki.
"Ya sudahlah nggak apa-apa, mungkin bukan jodoh gua, mau diapain lagi. Yang penting gua sekarang udah biasa aja" balas Armand mencoba menghibur dirinya....
.......
Sementara di kediaman Carissa, ia sedari pagi merasakan kepalanya sangat pusing dan perutnya terasa diaduk mual sekali. Carisaa tidak beranjak dari atas tempat tidurnya, badannya terasa lemas seakan tidak bertulang.
Tok!!!
Tok!!!!
Tok!!!
"Permisi Non, Tuan menunggu Nona di meja makan" ucap pembantu yang bernama Umay.
"Saya malas ke bawah Bi, bilang Papi kalau saya sedang tidak enak badan" sahut Carissa.
"Oh baiklah, permisi" ucap Umay.
Kini Umay sudah berada di depan Abimanyu, melaporkan kenapa ia tidak turun bersama Carissa.
"Kenapa Carissa tidak turun untuk sarapan Bi? tanya Abimanyu pada pembantunya.
"Nona Carissa bilang bahwa ia tidak mau turun ke bawah, Tuan karena sedang tidak enak.badan" jawab Umay.
"Sakit sakit apa dia?" tanya Abimanyu.
"Kalau sakitnya saya kurang tahu, Tuan" jawab Umay dengan kepala menunduk.
Abimanyu pun lalu bangkit dari kursi makan berjalan menuju ke arah kamar sang putri yang ada di lantai 2.
Abimanyu mengetuk pintu kamar Sang Putri tetapi tidak ada jawaban. Abimanyu pun masuk begitu saja untuk mengecek keadaan Carissa. Ia melihat sang putri masih bergelung dengan selimut seperti Kepompong. Abimanyu pun mencoba meraba kening sang putri tetapi ia merasakan bahwa kening Carissa tidak demam.
"Carissa bangun ini Papi" ucap Abimanyu.
Carissa pun menggeliat, ia melihat Papinya sudah berada di depan matanya.
"Pagi Pi" sapa Carissa pelan.
"Ayo bangun kita sarapan" ajak Abimanyu.
"Aku tak enak badan!" jawab Carissa.
Semenjak kepulangannya dari Denmark, Abimanyu memang belum bertemu Carissa. Ia baru pertama bertemu Carissa hari ini.
"Ya sudah jika kamu merasa tidak enak badan nanti Papi akan menyuruh Bi Umay untuk mengantarkan nasi kemari. Istirahat ya, Papi harus bekerja lagi ke Surabaya akan pulang 3 hari lagi. Ingat pesan Papi jangan sampai keluar malam" Pesan Abimanyu.
"Iya, Pi" sahut Carissa begitu saja.
Abimanyu pun keluar dari kamar Carissa, Ia lalu menyuruh Umay Untuk mengantarkan sepiring nasi goreng ke kamar Carissa. Umay pun langsung menuruti.
Umay meletakan nasi goreng hangat it di nakas kamar Carissa, tetapi sedetik kemudian Carissa langsung terbangun mencium aroma nasi goreng yang biasa ia makan.
Hoekkkkkkk!!!
Hoekkkkk!!!
Hoekkkkk!!!!
Tiba-tiba Carissa muntah di atas selimut karena mencium aroma nasi goreng.
"Nona kenapa Non?" Umay menjadi panik dengan keadaan Carisaa.
"Bi, singkirkan nasi goreng itu, baunya busuk sekali" perintah Carissa.
Umay seketika terkejut karena biasanya Carissa makan nasi goreng buatannya selalu suka, tetapi pagi ink ia malah muntah mencium baunya.
Umay segera membawa kembali piring nasi goreng ke dapur.
"Kenapa nasi gorengnya Bibi bawa kembali?" tanya Abimanyu.
"Nona Carissa muntah-muntah Tuan setelah mencium aroma nasi goreng ini" jawab Umay.
Abimanyu segera berlari ke kamar sang putri, di dalam ia tidak mendapati Carissa di atas ranjangnya.
Tak lama Carissa keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lesu dan pucat.
"Ayo sekarang ikut Papi ke dokter!" ajak Abimanyu.
Carissa segera ikut Abimanyu ke rumah sakit.
....
Dokter yang bernama Emira itu memeriksa dengan teliti, ketika ia memeriksa bagian perut Carissa, seketika dahinya mengkerut. Kini dokter Emira sudah tahu penyebab sakitnya Carissa.
"Bagaimana dok, sakit apa putri saya?" tanya Abimanyu.
"Maaf, apa putri Tuan sudah menikah?" tanya dokter Emira.
"Belum dok" jawab Abimanyu.
Hatinya mendadak resah, ketika dokter di hadapannya menanyakan status sang putri.
"Tidak ada diagnosa yang perlu di khawatirkan, Tuan. Putri anda ternyata sedang mengandung. Di perkirakan usia kandungannya baru lima minggu" ungkap dokter Emira.
Jderrrr!!!!!!!!!!!
Seketika Abimanyu terasa di hantam gada dan di tusuk oleh beribu sembilu. Dadanya bergetar dengar marah. Wajahnya merah padam.
Sementara Carissa langsung menangis.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!