NovelToon NovelToon

Merebut Cinta Ibu Tiri

Aku ingin Ibu Tiri

Aksara Abimanyu (28) atau sering dipanggil Aksa, pengusaha muda kaya raya di Jakarta dan menjadi pewaris keluarga Abimanyu pemilik perusahaan kontraktor terbesar di kota ini. Namun saat ini, ia lebih memilih menjalankan usahanya sendiri yaitu perusahaan ekspedisi yg sudah tersebar di seluruh Indonesia.

Sang ayah, Arman Abimanyu (55) masih menjabat menjadi direktur perusahaan Sejahtera Kontraktor dan mengelolanya bersama istri mudanya yaitu Saras Rianti (26) , putri dari driver setianya dan asisten dirumahnya sejak 20 tahun lalu.

Istri muda? Dimana istri tua Arman alias ibu dari Aksa?

Flashback On

Siska Yudono, wanita berkelas dan tumbuh dari keluarga pengusaha kaya namun memilih menjadi ibu rumah tangga menemani tumbuh kembang sang anak, meninggal ketika Aksa berumur 10 tahun. Saat itu, Siska mencoba menolong Aksa saat tiba tiba ada sebuah mobil yang sengaja berniat menabrak putranya ketika menyebrang zebracross.

Braak!!

Kecelakaan pun terjadi dan Siska mengalami pendarahan hebat di kepala serta patah tulang di area punggung. Aksa yang didorong oleh sang ibu pun tersungkur ke jalanan dan kepalanya membentur aspal. Ibu dan anak itu sama sama tidak sadarkan diri beserta darah yg membasahi kepala hingga tubuh mereka.

Arif selaku driver yang membawa mobil Siska sebagai majikannya, terkejut dan langsung menghubungi ambulance. Banyak orang yg mengerubungi jalanan untuk melihat korban kecelakaan tabrak lari karena mobil sedan hitam yg menabrak Siska dan Aksa itu melarikan diri.

Tak lama kemudian ambulance datang dan langsung dibawa ke rumah sakit Internasional Jakarta. Namun nyawa Siska tidak bisa tertolong ketika operasi pembedahan.

Arman yang sedang meeting menerima telepon dari Arif dan mendapatkan kabar bahwa istrinya tidak bisa terselamatkan langsung berlari dan mengendarai mobilnya sendiri menuju rumah sakit. Hidupnya serasa hancur lebur karena ditinggalkan oleh wanita yg sangat ia cintai.

Sejak kematian sang istri, Arman begitu kehilangan arah. Ia sangat marah mengetahui jika ada yg sengaja berniat menabrak istri dan anaknya. Ia mengerahkan koneksinya untuk mencari pembunuh sang istri.

Namun tersangka dan mobil sedan hitam itu seakan akan ditelan bumi. Polisi melihat cctv kejadian dan berusaha menemukan mobil tersebut, tidak berhasil.

Arman tetap mencari dan mencari dalang atas kematian Siska hingga 10 tahun kemudian, namun sekali lagi usahanya sia sia, seakan akan memang tersangka itu sudah menghilang. Dalam proses pencarian ini, Arman sebagai ayah Aksa kehilangan perannya. Terlalu fokus dengan kematian wanita yang ia cintai hingga kehilangan perhatian dan sayangnya untuk sang putra juga begitu terpukul karena kematian sang ibu, apalagi karena menolongnya.

Hingga Aksa memilih untuk mengambil kuliah di Amerika saat usianya 18 tahun hingga mendapatkan gelar magister untuk manajemen bisnis ketika usianya 24 tahun. Dia tumbuh menjadi pria dingin, kaku, pendiam diluar pekerjaannya, namun sangat pintar berbisnis dan bernegosiasi.

Ketika ia kembali ke Jakarta, Aksa langsung memilih untuk tinggal di apartemen yang memang diberikan untuknya sejak ia berkuliah. Jadi, meskipun Aksa pulang dari luar negeri, ia tidak pulang ke rumah utama Abimanyu namun apartemennya sendiri.

Ia lebih nyaman tidak menerima sikap dingin ayahnya dan memilih menjauh.

Dengan gelar masternya serta pengalaman kerja menjadi kurir ekspedisi selama kuliah di Amerika, Aksa mencoba membangun bisnis ekspedisi kurir belanja online atau paket antar kota hingga antar pulau. Aksa lebih memilih meminta modal kepada kakeknya dari keluarga Yudono yaitu Felix Yudono yg beruntung memiliki umur panjang dari pada putri pertamanya itu.

Felix tau hubungan Arman dan Aksa tidak baik baik saja sejak kematian Siska, namun ia juga memahami perasaan menantunya itu karena ia pun terpuruk ketika ditinggalkan oleh sang istri.

Sang kakek memberikan modal 1 Milyar untuk bisnis awal cucu laki - laki pertamanya. Aksa pun sangat berterima kasih dengan modal tersebut ia mencoba merealisasikan usahanya.

Dan benar saja baru 2 tahun berjalan, ekspedisi milik Aksa ya bernama MomPress Ekspedisi berkembang pesat dan menjadi ekspedisi favorit masyarakat serta toko online atau penjual online. Banyak promo dan kualitas pengiriman yg baik, menjadi daya tarik perusahaan ini.

Arman yang sudah lama tidak memberikan perhatian penuh kepada sang putra, kembali melirik kesuksesan Aksa dan mengundangnya untuk makan malam bersama di rumah utama, sekaligus ia gunakan untuk memberitaukan kabar penting.

Setelah bertahun - tahun tidak menginjakkan kaki dirumah orang tuanya, Aksa akhirnya datang kembali di rumah yang begitu penuh kenangan 10 tahun bersama sang ibu.

Saat ini Aksa berusia 26 tahun. Pria dewasa lajang yang sudah sukses berbisnis sendiri.

"Ibu, aku merindukanmu" batin Aksa ketika memasuki rumah.

"Selamat datang kembali, tuan muda" sapa seorang pelayan wanita yang begitu ramah dan terlihat berusia hampir 50an. Pelayan tersebut adalah kepala asisten rumah utama Abimanyu yang bernama Wanda, istri dari Arif, driver kepercayaan Arman, sekaligus orang tua dari seorang wanita cantik yg saat ini sudah duduk di meja makan menemani Arman.

"Terima kasih, bi. Anda tetap terlihat cantik setelah kita tidak bertemu bertahun tahun secara langsung" sahut Arman ramah.

"Ah, tuan bisa saja. Mari silahkan ke ruang makan karena Tuan besar sudah menunggu anda" ucap Wanda.

Aksa pun menuruti apa kata kepala pelayan dan langsung berjalan menuju ruang makan. Di ruangan itu Arman terlihat berbincang bahagia bersama seorang wanita yang familiar tapi ia merasa tidak pernah berinteraksi dengannya.

"Siap wanita itu? Bisa bisanya membuat ayah tertawa bahagia sama seperti saat bersama ibu?" batin Aksa lalu untuk menarik perhatian kedua orang di ruang meja itu, ia pun berdehem.

"Eeheeeeeeem hmmmmmmm"

Tatapan mata wanita cantik yg tadi fokus menatap Arman kini berganti menatap pria muda yg baru datang.

"Kamu sudah kembali" batin wanita cantik itu yang bernama Saras, putri dari Arif dan Wanda.

"Ah kamu sudah datang. Kemarilah, sudah lama kita tidak makan bersama seperti ini kan, Aksara" sapa Arman yang sudau tidao sedingin dan sekaku terakhir kali berhadapan dengan putranya.

"Iya, Yah. Aku sedang mengembangkan bisnis hingga tidak sempat menemui ayah, maafkan aku" sahut Aksa.

"Its okay. Duduklah, mari kita nikmati masakan Saras dan ibunya, Bibi Wanda untuk makan malam ini" ujar Arman membuat Aksa menatap tajam kearah Saras.

"Ternyata wanita ini adalah anak kecil yang berlari menabrakku hingga aku jatuh ke kolam renang" batin Aksa sambil tersenyum smirk.

Tatapan mereka pun beralih ke Arman ketika pria separuh baya itu berkata "Ayo makan dulu karena aku akan mengatakan hal penting dan bahagia kepadamu, Ka" ucap Arman.

Lalu mereka pun menikmati makan malam bersama bertiga. Wanda dan Arif beserta pelayan lainnya memilih untuk makan malam di pendopo taman untuk tidak menganggu makan malam majikannya. Meskipun Saras adalah putri mereka, namun orang tua itu sudah tau kabar yg akan disampaikan oleh Arman kepada putranya.

Mereka hanya pasrah dan selama putrinya bersedia, maka Wanda beserta Arif mengikuti keputusan Saras.

Makan malam selesai, Arman mulai membuka kabar bahagia menurutnya kepada sang putra.

"Aksa, ayah ingin memberitau mu bahwa ayah akan menikahi Saras karena dia berhasil membuat ayah merasa hidup lagi sejak kehilangan ibumu. Dia juga menyadarkan ayah bahwa selama ini ayah sudah lalai dalam membesarkanmu sebagai anak, maafkan ayah. Kini, ayah akan berjanji menjadi ayah yang baik untukmu dan suami yg baik untuk Saras" ucap Arman membuat Aksa diam tak berkata apa apa.

"Kenapa kamu diam saja? Apakah Saras tidak cocok menjadi istri ayah karena dia terlalu muda untuk ayah?" tanya Arman karena melihat putranya itu hanya diam saja menatapnya.

"Saras lebih baik menjadi istriku daripada istri ayah" jawab Aksa lalu langsung berdiri dan menatap tajam Arman lalu calon ibu tirinya secara bergantian.

Arman pun marah dan mengebrak meja.

Brak!!

"Kurang ajar kamu, Aksa!" teriak Arman.

Aksa pun tak peduli dengan amarah ayahnya dan berkata "Jika ayah menikahi wanita muda ini, aku pastikan tidak akan menginjakkan kaki dirumah ini sampai hubungan kalian berakhir!" ancamnya dan langsung berjalan keluar rumah.

"Pergilah! Aku tidak peduli denganmu lagi anak brengsek! Pembunuh istriku!" teriak Arman yg masih bisa didengar Aksa.

Saras pun menenangkan hati calon suaminya.

"Mas, jangan marah marah. Ingat darah tinggi bisa kumat. Biarkan dia pergi" ucap Saras menenangkan dan menyuruh Arman duduk kembali.

Pria separuh baya itu pun mengatur nafas dan mengendalikan amarahnya.

"Mulai sekarang dia bukan anakku" lirih Arman dan membuat Saras diam.

Aksa yang saat ini sudah masuk mobil, memukul mukul setirnya.

"Pria tua! Berani beraninya dia menikahi wanita muda yang usianya dibawah anaknya! Ibu pasti tidak setuju dengan pilihanmu ayah! Aku berjanji akan merebut wanita itu untukku sendiri! Lihat saja! Biarkan kamu membenciku lebih dalam lagi!" ucap Arman serius lalu menjalankan mobilnya keluar rumah utama Abimanyu.

Salah tapi Nikmat

Sejak kabar rencana pernikahan Arman dan Saras diketahui oleh Aksa, pria ini memikirkan sesuatu jebakan untuk membuat ayahnya sadar jika menikahi wanita muda yg malah cocok untuknya itu kurang tepat.

Arman sendiri sejak makan malam bersama putranya tidak berakhir baik, ia sungguh tidak peduli lagi dengan penerusnya itu karena ada Saras yang menemaninya. Wanita muda ini terlihat begitu tulus melayani calon suaminya. Ayah ibunya pun tidak menyangka jika putri mereka rela menikahi majikannya, entah karena alasan apa.

Seminggu berlalu, Arman sudah mempersiapkan acara pernikahan bersama Saras yg akan diselenggrakan 3 hari yang akan datang.

Media sudah mengetahui pernikahan itu karena Arman sengaja menjadikan berita ini menjadi serangan bagi Aksara, sang putra yg sudah bersikap tidak baik akan keputusannya.

Jakarta begitu heboh dengan berita dimana usia Saras dan Arman selisih jauh dan 20 tahun lebih. Netizen pada komentar bahwa wanita yg akan dinikahi direktur perusahaan kontruksi itu pantas menjadi putrinya daripada istrinya.

Tapi bagi Arman dan Saras semua pemberitaan di media tidak membuat mereka berkecil hati.

"Kamu beneran mau menikah denganku kan Saras?" tanya Arman disetiap kesempatan.

"Iya mas. Aku akan menemanimu" jawab Saras dengan senyuman manisnya yg bikin Arman klepek klepek.

"Kamu tidak menikahiku karena hartaku kan?" tanya Arman lagi.

"Tentu saja. Aku sangat berterima kasih pada mas karena memberikan pekerjaan kepada ibu dan ayahku serta menyekolahkanku hingga menjadi sarjana ekonomi. Menikahimu karena aku tau mas telah kesepian sejak meninggalnya nyonya Siska" jawab Saras membuat hati Arman lega.

Mereka berdua pun menyiapkan pernikahb bersama wedding organizer ternama di Jakarta dan diselenggarakan di hotel bintang 5.

.

Mendengar dan melihat berbagai berita tentang pernikahan ayah dan calon ibu tirinya membuat Aksa tak habis pikir kemana rasa malu dari Arman.

Ia ingin segera membalas perbuatan ayahnya yg menurutnya menjadi ayah yg menelantarkannya secara mental dan emosional, meskipun harta bergelimang sejak dirinya usia 10 tahun.

Aksa izin kepada asistennya yaitu Robi di perusahaan MomPress untuk mengambil alih perusahaan selama 3 hari sebelum pernikahan sang ayah karena dia ingin merencanakan sesuatu.

"Rob, aku minta tolong ambil alih perusahaan ini bersama Ardo ya. Dia yg handle kerjasama partner dan kamu internal perusahaan. Tanda tangani berkas urgent yg perlu aku tanda tangani. Setelah urusanku selesai, beri laporan kepadaku dokumen apa saja yang kamu tanda tangani atas namaku" jelas Aksa.

"Baik, bos. Saat ini Pak Ardo sedang meeting di luar" sahut Robi.

"Iya tapi aku sudah ngasih tau dia soal cutiku 3 hari" ucap Aksa.

"Siap, bos" ujar Robi mengerti.

.

Sore hari Aksa pulang dari kantor setelah menyelesaikan pekerjaannya dan mempersiapkan perusahaan untuk ia tinggal 3 hari.

Ia memilih menaiki motor untuk bekerja meskipun ia seorang CEO atau direktur, tapi motor baginya lebih sat set. Padahal di parkiran apartemennya ada mobil sport yg ia pakai untuk berpergian jauh atau perjalanan bisnis ke luar kota.

"3 hari lagi pria tua itu akan menikah. Aku harus segera menjalankan rencanaku" lirihnya ketika mengendari motor menuju apartemen.

Sesampainya di apartemen, Aksa langsung mandi dan membersihkan diri. Kemudian setelah selesai ia memakai baju serba hitam dan memakai parfum favoritnya.

Pria tampan nan gagah seperti Aksara Abimanyu menjadi primadona semua wanita yang mengenalnya. Pergaulan bebas di Amerika ketika kuliah, membuatnya tau bagaimana menikmati seorang wanita. Namun, ia tidak bisa berkomitmen karena cintanya ia rasa sudah habis untuk sang ibu.

Pergaulan bebas Aksara pun terpengaruhi dari gaya hidup sang ayah yang sejak kematian ibunya, pria itu beberapa kali melihat Arman membawa wanita pulang kerumah hanya untuk memuaskan hasrat lelaki. Meskipun tidak dilakukan di kamar utama, tapi bagi Aksara, ayahnya sudah mengkianati cinta sang ibu.

Kini perasaan marah, kecewa, dan keinginan membalas perbutan Arman, akan ia lampiaskan kepada calon ibu tirinya.

Berpakaian serba hitam, Aksa menggunakan sepeda motornya untuk menuju ke suatu tempat dimana wanita yg ia cari berada. Aksa diam diam membayar penguntit atau mata mata untuk mengawasi Saras dan mendapatkan informasinya.

Saat ini wanita itu sedang menikmati makan malam di restoran mewah bersama teman teman wanitanya yg terlihat sederhana.

"Wah selamat ya Saras, akhirnya kamu akan menikah" ucap Usi salah satu temannya.

"Terima kasih, Us" sahut Saras ramah.

Namun mendapatkan sahutan tidak enak dari salah satu temannya yang lain.

"Demi balas dendam dan memberikan sakit hati pada pria tua itu kamu rela mengorbankan diri, Ras" celetuk Rima yg tidak terlihat begitu senang dengan pernikahan sahabatnya.

"Isssh !! Kamu itu Rim, selalu merusak suasana" tegur Usi.

"Haha, tenang Us, gapapaa. Emang Rima itu sahabatku yg apa adanya. Aku mengerti kok. Kalian adalah 2 sahabat terdekatku yg sudah aku anggap saudara" sahut Saras.

"Hidup hanya sekali, Rim. Tapi sakit hati orang tuaku yg terpendam tak bisa mereka lampiaskan jadi aku yg akan melampiaskannya. Aku rasa kamu akan mengerti dengan keputusanku" lanjutnya.

"Hmm, terserah. Pokoknya aku sebagai sahabatmu hanya ingin kamu bahagia. Lagipula kamu menikahi pria tua kaya raya itu , kita kita juga dapat cipratannya kan" sahut Rima dengan senyuman smirk.

"Hahahaha dasaar Rima, maunya imbalan mulu" ucap Usi dan mereka pun tertawa bersama.

Saat jam 9 malam, mereka sudah selesai makan malam. Saras membawa mobil yg dibelikan Arman untuk mengantarkan pulang Usi dan Rima terlebih dahulu. Tiga wanita ini berteman sejak SD dan berasal dari rumah susun dan kompleks keluarga tidak mampu di Jakarta.

Diam diam, Aksa mengikuti Saras hingga wanita itu selesai mengantar 2 sahabatnya. Ketika perjalanan pulang menuju rumah utama Abimanyu karena Saras sudah tinggal disana bersama ayah ibunya, tiba tiba Aksa menghentikan motor didepan mobil Saras saat melewati jalan sepi dan cukup gelap.

Mau tidak mau Saras harus mengerem mendadak.

"apaa apaan ini? Kenapa motor itu berhenti di depan mobilku? Apa dia begal?" lirihnya dengan rasa takut yang mulai muncul tapi ia berusaha sembunyikan.

Aksa memakai helmnya dan mengetuk jendela mobil Saras lalu membuka helm yg menampkan wajahnya.

"Aksara!" ucap Saras ketika mengenal siapa pria yg hampir saja membuatnya menabrak seseorang.

Tok..tok..tok..

Aksa mengetuk jendela lagi lalu Saras pun sadar dari rasa keterkejutan dan lamunannya.

"Hei! Apa apan kamu, Aksa!" teriak Saras melampiaskan amarahnya.

Aksa hanya tersenyum smirk.

"Turunlah, aku ingin berbicara sesuatu sebelum pernikahmu dengan ayahku" ucap Aksa.

Saras pun tak ingin menaruh curiga dengan calon anak tirinya. Ia membuka pintu mobilnya, namun Aksa langsung membekap mulutnya dengan sapu tangan yg telah diberikan obat bius.

Pingsan lah Saras.

"Boy, aku kirim lokasiku. Kamu datanglah bersama temenmu ya, bawa motorku ke markas" ucap Aksa menelepon mata matanya yg mengingat Saras selama ini.

"Oke bos, siap" sahut Boy yg juga anak buah komunitas kurir terpercayanya.

Setelah menelepon Boy, Aksa langsung memindahkan Saras ke bangku belakang lalu ia membawa mobil wanita itu ke sebuah villa di Bogor.

Villa yang ia beli untuk aset atas kesuksesan usahanya.

Satu jam perjalanan, Saras belum siuman. Mungkin dia pingsan sekalian tidur kali ya hehe.

Sampai di villa, Aksa mengendong Saras untuk masuk. Villa itu ada sepasang suami istri yang menjaganya dan tinggal di rumah sebelah villa tersebut.

"Terima kasih, Pak Broto. Dia kekasih saya" ucap Aksa ketika Broto sang penjaga rumahnya membuka pintu.

"Sama sama, den. Iya, anak muda memang begitu hehe. Aden Aksa jangan khawatir. Saya tidak suka bergosip, jadi aman" sahut Broto dan mendapatkan senyuman dari Aksa.

Pintu Villa pun ditutup kembali oleh Broto dari luar dan ia pun kembali ke rumahnya sambil ngopi didepan rumah bersama bapak bapak yang lain. Karena Villa Aksa cukup besar dan ada pagarnya, jadi orang luar tidak bisa melihat bahwa pemilik vila datang bersama wanita.

"Oh itu pemilik vilanya ya, To? Katanya masih muda?" tanya salah satu teman nongkrongnya.

"Iya, dia masih muda tapi pengalaman kerjanya udah banyak dan sukses di Jakarta. Dia berlibur sesekali kesini" jawab Broto santai.

"Apa dia udah nikah? Kalau belum bisa nih anakku kujodohkan dengannya" goda bapak bapak yg lain.

"Husst! Dia udah nikah istrinya cantik puol!" jawab bohong Broto untuk menghindari omongan para teman temannya yg kebanyakan orang desa ingin mendapat menantu kaya raya dari ibukota.

Akhirnya bapak2 itu kembali menikmati kopi mereka dan menonton pertandingan sepak bola bersama.

.

Didalam Villa, Saras mulai sadar dari pingsannya dan Aksa sudah setengah polos karena tidak memakai baju memperlihatkan otot otot perutnya yang sexy.

Saras terkejut dan langsung mendudukan tubuhnya.

"Apa ini hah??? Kamu menculikku!!!???" teriak Saras.

Aksa hanya tersenyum smirk dan berjalan mendekat dengan aroma tubuhnya yg begitu wangi.

"Aku tidak akan membiarkan wanita muda secantik kamu menjadi ibu tiriku tanpa aku coba dulu" ucap frontal Aksa.

Saras pun tak habis pikir dengan ucapan Aksa langsung berusaha turun ranjang dan berusaha keluar kamar namun tubuhnya malah didorong jatuh ke ranjang oleh Aksa.

"Please, jangan Aksa. Aku tau kamu pria baik. Anak laki laki yang aku temui waktu pertama kali datang ke rumah Abimanyu begitu lembut dan tidak marah meskipun aku jatuhkan ke kolam renang" ucap Saras dengan menyembunyikan rasa takutnya.

"Hahaha ternyata kamu ingat aku ya. Itu adalah pertemuan mengesalkan yang pernah aku alami bersama wanita. Aku tidak marah karena aku melihat anak miskin datang kerumah besarku kehilangan arah, jadi aku memilih meninggalkanmu saja waktu itu" sahut Aksa.

Kata miskin dari Aksa membuat Saras sadar bahwa calon anak tirinya ini kurang ajar dan ia bertekad tidak takut dengan pria yg saat ini sedang berada diatas tubuhnya menahan tangan serta kakinya.

"Aku memang miskin jadi lebih baik kamu melepaskanku dan membiarkanku menikah dengan ayahmu agar aku tidak miskin lagi" ucap Saras dengan senyuman smirk.

"Sudah aku duga. Padahal Bibi Wanda dan Paman Arif begitu penyayang dan tidak gila harta ternyata putrinya menjadi kebalikan mereka" ujar Aksa.

"Kamu tau, jika ayahku sering bermain dengan para wanita baru? Kamu sangat rugi sekali jika menikah dengan pria tua itu, lebih baik bersamaku" lanjutnya.

"Hahaha, jangan ngaco kamu. Aku tidak ada niatan untuk berhubungan denganmu sama sekali selain menjadi ibu tirimu" balas Saras berani.

"Lihat saja" sahut Aksa sambil tersenyum smirk dan langsung melancarkan aksinya.

Cup.

Kecupan lembut jatuh di bibir Saras. Dia tidak pernah berpacaran sebelumnya karena serius belajar dan bekerja untuk membantu orang tuanya. Jadi ia tidak pernah merasakan ciuman dengan pria selain mencium pipi dan kening ayahnya. Beberapa kali Arman mencoba menciumnya pun tidak ia perbolehkan menunggu sah, tapi ternyata Aksa yang mendapatkan ciuman pertama itu.

"Manis" lirih Aksa puas.

Wajah Saras membeku dan datar.

"Sepertinya ini pertama kali untukmu. Aku rasa Arman begitu kuat menahan hasratnya selama ini disampingmu" ejek Aksa.

Saras tetap tidak berkata apa apa, ia seperti tidak mengerti apa yang terjadi padanya saat ini. Ia diculik lalu dicium tiba tiba, apakah ini pelecehan seksual?

"Aku rasa ini menjadi pelecehan jika kamu tidak menikmatinya , jadi aku pasti membuatmu menikmatinya, Saras" ucap Aksa lalu menyerang bibir wanita dibawahnya lagi. Belum mendapatkan balasan. Bibir Saras seakan sengaja menutup dengan kuat.

Aksa pun sabar karena dalam hatinya pun tau jika apa yang ia lakukan adalah pelecehan. Ia lepaskan bibirnya dari bibir Saras.

"Oke kamu tidak mau membuka mulutmu? Apakah kamu tidak tau caranya berciuman? Mungkin aku akan mengajarimu. Aku kasih tau, Arman suka wanita agresif dan wanita yang bisa mengatasi permainan ranjangnya. Jika kamu sepolos ini aku yakin Arman tidak puas dan mencari wanita lainnya" ucap Aksa.

"Aku tidak peduli. Lepaskan aku, Aksa!" akhirnya Saras berani menolak dan bersuara dengan mata yg sudah berkaca kaca.

"Aku lepaskan kamu setelah aku menikmatimu, Saras. Maafkan aku, aku tidak rela kamu menjadi wanita pria tua itu" ucap Aksa yang entah bagaimana terasa ambigu bagi Saras.

"Kenapa pria ini minta maaf? Kenapa pria ini mengatakan soal kerelaan?" batinnya.

Aksa mencium Saras lagi dan kali ini ia bersikap sedikit keras dengan mengigit bibir wanita yg dibawahnya hingga ciuman mereka pun berbalaskan.

Sedikit terasa ada rasa asin darah diantara ciuman mereka karena Saras pun membalas mengigit bibir Aksa dan pria itu semakin tertantang untuk mengeksplor ciuman mereka.

Salah satu tangannya yg menahan kedua tangan Saras ia pindahkan ke bagian leher wanita yang sedang ia cium dan turun lagi dan lagi hingga masuk ke bawah dress.

Ciuman terlepas dan suara nafas tersenggal keduanya pun terdengar.

"Kamu sudah basah" ucap Aksa dengan senyuman puas ketika merasakan jarinya sudah terasa lendir.

"Aku mohon lepaskan aku, Aksa. Jangan seperti ini" lirih Saras dengan perasaan campur aduk. Dia sangat sedih karena dilecehkan seperti ini tapi ternyata ada gairah yg keluar juga saat menerima ciuman Aksa yg memang terasa lembut kecuali bagian mengigit.

Tanpa banyak omong lagi, Aksa pun melepaskan celana jeans hitamnya hingga terlihat miliknya sudah berdiri tegak membuat Saras yang melihatnya pun memalingkan wajah. Aksa mengambil sebuah pengaman senjata pria alias k*n*om karena ia tau bahwa tidak boleh membuat wanita dibawahnya ini hamil secepat itu.

Saras berusaha mendorong tubuh Aksa namun tenaganya tak sebanding dengan pria berotot diatasnya.

Langsung saja, Aksa yang tersulut gairah, memasukkan miliknya dan langsung memeluk Saras saat berhasil menerobos dalam satu hentakan keras karena beberapa kali menikmati seorang gadis, jika tidak dipaksakan akan semakin sakit bagi wanita.

"Aaaaaakh!!!" teriak Saras sambil mencakar punggung Aksa hingga berdarah.

Aksa mendiamkan miliknya didalam dan menahan rasa perih serta sakit di punggungnya. Ia pun merasakan miliknya berdenyut tanpa henti minta segera digerakkan,

"Maafkan aku. Sakit ya? Jika aku tidak langsung memasukkan nya dalam satu hentakkan, kamu akan semakin kesakitan" lirih Aksa ketika cakaran Saras mulai berkurang.

Aksa pun meletakkan tubuh Saras lagi diranjang dan bisa melihat wajah wanita itu merah padam serta air mata yg mengalir deras.

Tapi gairah pria itu sudah tak bisa terbendung, ia gerakan pelan pelan hingga terasa begitu nyaman.

"Nikmati. Jika kamu memberontak maka rasa sakitnya akan bertambah. Aku rasa kamu akan segera menyukai apa yg kita lakukan sekarang. Aku pintar membuat wanita puas" ucap Aksa sambil mulai naik turunkan badannya.

Benar saja, Saras yg masih merasakan sakit dibagian bawahnya serta rasa sakit dihatinya lama kelamaan juga terlena oleh perlakukan lembut calon anak tirinya itu.

"Ini salah. Pria brengsek ini begitu bajingan memaksaku melakukan ini. Tapi... kenapa aku terlena? Apakah semua pria akan bersikap lembut jika berhubungan seperti ini? Apa Arman akan memperlakukan ku sebaik ini ketika berhubungan? Tapi apakah dia mau menerimaku yang sudah tidak gadis lagi?" batin Saras dengan merasakan gerakan dari Aksa diatasnya.

Ketika gairah Saras memuncak, ia pun merespon gerakan Aksa dengan memegang leher pria itu. Aksa begitu puas akhirnya apa yang ia lakukan memberikan balasan.

Hingga Saras merasakan sesuatu yg seperti akan keluar dari intinya.

"Ben...bentar.. sepertinya aku akan buang air kecil" ucap polos Saras namun Aksa malah tersenyum padanya.

"Keluarkaaaaaaan. Akan terasa nikmat jika kamu keluarkan ketika aku masih didalammu" sahut Aksa dan tak lama kemudian, Saras pun mengeluarkan cairan didalamnya bersamaan dengan suara sexy.

"Aaaakh!!!!" seru Saras sambil memeluk tubuh pria dihadapannya yg juga langsung memeluknya sambil mengeluarkan suara yg sama "Aaaaaakh" susulan dari Aksa.

Mereka pun merasakan perasaan aneh dihati mereka berdua. Mereka saling bertatapan dengan peluh keringat yg membasahi wajah mereka.

"Ini pertama kali aku bergaul dengan wanita yang tidak melepaskan bajunya saat berhubungan" ucap Aksa ketika melihat dress milik Saras masih menempel ditubuh wanita itu.

Saras pun memperhatikan dressnya yg masih terpasang ditubuhnya.

"Aku menghargaimu sebagai wanita tapi aku tidak akan menghormatimu sebagai ibu tiriku" ucapnya lagi dan membuat Saras makin merasa aneh dengan sikap Aksa.

Aksa yg sudah puas pun langsung berdiri dan melepaskan miliknya dari Saras. Namun ketika sudah berdiri di samping ranjang, tangannya ditahan oleh Saras.

"Ajari aku untuk memuaskan pria. Aku akan memuaskan ayahmu" ucapnya membut Aksa tersenyum smrik sambil menoleh kearah Saras.

"Are you sure? Jangan menyesal" sahut Aksa.

"Sure" ucap Saras dengan senyuman manis.

Akhirnya, Aksa melepaskan dress Saras dan menikmati ronde kedua hingga ketiga dengan kondisi tubuh sama sama polos.

Untung Aksa membawa satu pak k*n**m, pengaman senjata pria. Jadi dia bebas bermain tanpa khawatir benihnya akan bertarung dengan benih ayahnya secepat ini.

Sahabat panutan

Sinar matahari didesa menjadi terasa lebih indah jika dibandingkan dengan perkotaan. Seperti halnya sinar yg menembus jendela kamar villa Aksa yg saat ini pemilik kamar masih nyaman memeluk wanita dalam tidurnya.

"Good morning" sapa Aksa ketika merasakan Saras mulai menggeliat dan membuka mata.

"Pagi" jawab Saras dengan senyuman tipis.

Tiba tiba wanita itu terkejut ketika melihat hari mulai pagi.

"Astaga! Pasti ayahmu mencariku!" seru Saras yg langsung mendudukan tubuhnya.

Aksa tersenyum smirk saja.

"Sepertinya begitu. Handphone mu ada di mobil karena tadi malam aku hanya menggendongmu saja tidak membawa tasmu masuk" sahut Aksa.

Saras pun memasang wajah datar dan kembali kesal dengan apa yang telah dilakukan calon anak tirinya itu namun jadi malu saat kembali mengingat kenikmatan yg ia terima tadi malam.

Ia pun langsung menarik selimut dan membuat tubuh polos Aksa terlihat.

"Wah mulai berani, main narik selimut aja" sindir Aksa sambil menutup bagian intinya dengan kedua tangannya. Saras yg memang panik tidak terlalu memperhatikan tubuh polos lelaki yang telah mengambil keperawanannya dan langsung berjalan ke kamar mandi.

Berbeda dengan Aksa yang memperhatikan bercak darah kering di ranjang.

"Dia benar benar masih gadis. Aku sangat menikmatinya" lirihnya puas.

Lalu ia pun turun dari ranjang dan memakai celananya. Aksa menarik sprei tempat tidur karena tidak ingin bercak darah Saras diketahui oleh Broto dan istrinya. Kain putih ternoda warna merah itu ia masukkan dalam tasnya untuk ia bawa ke apartemennya , entah akan diapakan.

Didalam kamar mandi, Saras buru buru membersihkan diri dan menyadari jika dirinya sudah tidak gadis lagi.

"Aku begitu bodoh. Sebegitu gampangnya, Aksa mengambil kegadisanku" lirih Saras saat melihat aliran air yg jatuh dari tubuh bagian bawahnya berwarna sedikit merah.

"Aaaaah!!! Lupakan! Dia bermain aman, aku tidak akan hamil selama dia memakai k*n**m" lanjutnya menenangkan diri.

Tak lama kemudian, Saras pun keluar kamar mandi dengan balutan handuk tapi Aksa sudah tidak ada dikamar.

"Kemana pria itu?" tanyanya.

Namun tak ingin peduli, Saras langsung memungut dressnya serta dalamannya untuk ia pakai kembali.

Ketika ia keluar dari kamar, Saras melihat Aksa sedang membawakan sepiring roti bakar untuknya.

"Makanlah dulu, pasti kamu kelaparan" ucap Aksa sambil menyodorkan roti bakarnya.

"Tidak perlu, aku tidak lapar" sahut Saras sinis dan buru buru untuk segera ke mobilnya.

Namun baru saja melangkahkan kakinya, perut Saras berbunyi hingga Aksa pun mendengarnya.

Kruuuucuuuuk....

"Hahahhahaha" tawa Aksa pun terlepas.

"Tubuhmu memang tak pandai berbohong, Ras" celetuknya dengan senyuman smirk.

Membuat Saras semakin kesal dan langsung berlari keluar villa.

Ia membuka pintu mobil yg tidak dikunci, karena kuncinya masih menempel tp sudah off.

Saras langsung masuk di bangku penumpang dan mengambil tasnya.

Ia ambil ponsel dan melihat 10 panggilan dari Arman dan 15 panggilan dari Usi.

"Aduh! Kenapa Usi telepon aku juga ya? Apakah Mas Arman mencarinya untuk mengecek keberadaanku?" lirih Saras panik.

Ia langsung menelepon Usi dulu daripada calon suaminya.

"Halo, Us" sapa Saras.

"Haduuuh, Saraaas... kemana aja kamu dari semalam, calon suamimu nyariin kamu tuh" sahut Usi dengan nada kesal campur khawatir.

"Maafkan aku, aku sedang ada urusan di Bogor ternyata" ucap Saras tak sepenuhnya berbohong.

"Aku mengaku ke Pak Arman, kamu nginep di rumahku sebelum kamu jadi istri orang. Aku bilang orang tuaku kangen kamu" sahut Usi membuat Saras bernafas lega.

"Terus Mas Arman percaya?" tanya Saras lagi.

"Sepertinya iya, karena aku kirimkan foto selfie kita tadi di restauran" jawab Usi.

"Syukurlah.. terima kasih banyaaak Usi sayaaaang" sahut Saras bahagia.

"Hmmmm. Kamu berhutang penjelasan kepadaku, Ras" ujar Usi.

"Beres. Kalau ada waktu akan aku ceritakan" sahut Saras.

Panggilan pun akhirnya diakhiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!