NovelToon NovelToon

The One Who Give Me Butterflies Feeling

Prolog

A reverse poem :

Stay,

If that's what you expect me to say, you're wrong.

Our relationship meant nothing to me.

I can't say that.

I loved you.

And to be honest,

I hated you.

I would be lying to myself if I said,

I want to talk to you.

Why is everything so different now?

You might have an answer to share.

But before you do.

Leave.

Now read it up from bottom to top.

-Jason R.M-

-Letters that were never sent-

...----------------...

Aku mengenalmu dari masa remajaku.

Kamu yang mengajarkanku apa itu cinta, dan bagaimana mencintai seseorang.

Kamu juga yang mengajarkanku apa itu patah hati, dan betapa berat melupakan cinta pertamaku.

Kenangan kenangan kecil yang tersimpan dengan rapi di sudut hatiku, yang kadang keluar begitu saja tanpa ijin, membangun kembali semua emosi yang ingin aku lupakan.

Jodoh dan takdir, apa benar semua itu sudah digariskan?

Aku sungguh ingin menunggumu, berharap kamulah jodohku. Tapi takdir berkata tidak saat itu.

Apapun itu, terima kasih atas semua pengajaran dan kenangan yang kamu berikan.

Berkat kamu aku mengenal cinta, berkat kamu aku mengerti rasanya menjadi dewasa.

Dimana dewasa berarti bukan apa apa, hanya melalui hari-hari yang sama dengan masalah yang lebih rumit dari sekedar ujian dan nilai, juga memiliki tanggung jawab lebih.

Aku tidak bisa terdiam, berdiri pada tempat yang sama, apalagi semua itu hanyalah harapan semu.

Kenapa kamu datang, kalau hanya memberikan harapan semu? Sungguh aku tidak mengerti.

Harapan semu yang hanya memberikan rasa asam dan pahit.

Kini waktunya aku berjalan, mencari kembali kebahagiaan.

Aku butuh sesuatu yang nyata, sesuatu yang dapat ku genggam.

Suatu perasaan dengan berbagai rasa di dalamnya, tidak hanya asam dan pahit, aku ingin rasa manis juga.

Rasa manis yang memberiku senyuman kebahagiaan.

Aku bertemu dengan dia, dia mengobati luka yang kamu berikan. Dia berbeda dengan kamu. Dia tidak seromantis kamu, tapi dia lucu dan membuatku tertawa.

Saat itu, aku tau dialah orang yang tepat bagiku.

Aku rasa aku jatuh cinta lagi, berharap ini petualangan cintaku yang terakhir.

Dia mengisi hari-hariku dengan senyuman.

Dia berjanji manis padaku.

Tidak tau ternyata janjinya terpatahkan oleh kata takdir.

Ada apa sih dengan takdir?

Senang sekali mempermainkanku.

Saat aku merasa bahagia, takdir memutarnya menjadi kesedihan.

Saat aku menyerah dengan kesedihan, takdir memberiku kebahagiaan dan memutarnya kembali ke titik kesedihan.

Aku seperti lelucon bagi takdir.

Ya, aku tau, kehidupan itu bagai roda yang berputar terus.

Kadang aku diatas, kadang aku dibawah.

Jadi takdir mau aku belajar apa atas lelucon ini?

Lalu aku menemukan quotes ini:

Close some doors today, not because of pride, incapacity or arrogance, but simply because they lead you nowhere.

-Paulo Coelho-

Sometimes your heart needs more time to accept what your mind already knows.

-unknown-

Kini aku akan menceritakan perjalanan kisah cintaku. Dari cinta pertama sampai pernikahan.

Berapa banyak dari cerita cinta di sekelilingmu yang menikah dengan cinta pertamanya.

Dilingkaran kehidupanku, hanya beberapa orang yang berakhir di pelaminan dengan cinta pertamanya.

Tapi takdir suka membuat lelucon bukan.

Apa kamu orang yang termasuk percaya dengan jodoh dan takdir, katanya itu semua sudah ditentukan. Apa hal itu benar?

Bab 1: Aku dan teman baruku

Kelas 1 smu di sekolah yang baru. Karena aku anak pindahan, aku mau datang lebih pagi, supaya bisa melihat situasi sebelum kakak kelas datang dan mulai berulah ngerjain murid kelas 1.

Aku duduk dipinggiran lapangan sepak bola siapa tau ada anak yang kukenal, sambil menunggu pengumuman pembagian kelas.

“Hai, aku Dian kamu siapa?”

“Aku Fanny.”

“Eh, itu udah ada kertas pembagian kelas sudah ditempel ayo kita lihat”, kata Dian.

“Kebetulan sekali kita sekelas, mau duduk bareng ga?” Aku setengah mengiba pada teman baruku ini.

“Yaahhh sorry, gue td udah janjian sama temen kalau kita sekelas kita mau duduk bareng. Lo duduk di depan kita aja bagaimana? Hei itu temenku, Nadd sini, kenalin ini Fanny”

“Halo aku Fanny, anak pindahan dari sekolah A. Kalian dulu 1 sekolah ya? Anak pindahan juga apa asli sini?”

“Hai, aku Nadia. Kita anak pindahan dari sekolah B. Kita ga hanya berdua kok, total ada 5 anak. Yg lainnya ada Bea, Andre, dan Arnold. Cuma mereka entah dimana sekarang. Nanti istirahat kita bareng ya, gue kenalin ke mereka.”

“Lo sendiri aja kah dari sekolah A?” Tanya Dian.

“Sebenarnya sih engga, ada 2 orang lainnya, Cuma kita ga dekat sih memang. Jadi gue sendiri aja.” Dalam hati aku berkata, ya 2 orang itu beda level, mereka tajir melintir, kurang cocok sama aku yang naik angkot atau bis kemana mana.

Di kelas, aku duduk sebangku dengan Angga. Cewe teman sebangku ku ini anak pindahan dari Jakarta. Entah karena dia dari kota besar, tapi dia terlihat sangat percaya diri, cara bicaranya pun ceplas ceplos.

Hari-hari berlalu, biasanya saat istirahat aku berkumpul di kantin bersama teman teman baruku, Angga, Dian, Nadia, Bea, dan 2 anak cowok itu hanya sesekali bergabung.

Saat ini sudah mendekati akhir semester pertama, dan minggu ini adalah pekan ujian tengah semester.

Sebelum ujian dimulai, Angga datang menghampiriku.

"Fan, itu ada salam dari Danny anak kelas 2".

Karena ga merasa kenal, dan ga terlalu perduli juga, aku hanya mengiyakan dan sibuk mempersiapkan alat tulis dimejaku.

Setelah bel berbunyi menandakan jam pulang, Angga bertanya lagi kepadaku,

"Jadi ga disalamin balik nih yg tadi pagi nitip salam?".

Dengan malas aku menjawab, "Malas ahh, ga kenal juga".

"Bener nih, lumayan cakep loh." Kata Angga.

"Cieee Fanny, dapat salam". Ternyata, teman-temanku yg lain, Dian dan Nadia sudah pasang kuping dari tadi mendengar pembicaraanku dengan Angga.

1 Minggu pekan ujian akhirnya berakhir juga. Masih ada 1 minggu lagi masa sekolah sebelum libur Natal dan Tahun baru. Selama 1 minggu ini sekolah hanya akan diisi kesenian dan olahraga.

Pagi itu, kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Ada yang berlatih basket, ada yang berlatih sepakbola, ada yang berlatih menyanyi, juga bermain drama.

Aku dan teman-temanku tentu saja mengambil kelompok yang paling mudah menurut kami, tentu saja bernyanyi. Tidak perduli apakah suara kami bagus atau tidak, bahkan kami tidak bermimpi untuk memenangkan lomba antar kelas ini. Tujuan kami hanya ingin pulang cepat dan nonton bioskop.

"Fann disalamin lagi tuh" Kata Angga.

Serentak 1 kelompok berseru cieee... Duh malunya aku.

"Udah puas belum nih godainnya, mau pulang cepet ga kita" Seruku, sambil menahan malu.

Dian yang mengiringi kelompok kami bermain gitarpun berkata "ayo cepetan latihan biar bisa nonton basket nih gue".

Maklum Dian punya gebetan di klub basket.

"Ayo ayo mulai" Kata Nadia.

Berbeda dengan Dian, kalau Nadia memiliki gebetan di klub sepakbola.

Setelah selesai berlatih, aku Nadia, Dian, Bea dan Angga pun pergi ke arah klub olahraga incaran kami masing-masing.

Dian, Bea dan Angga ke klub basket. Sedangkan aku dan Nadia duduk di pinggiran lapangan sepak bola. Alasanku memilih sepakbola karena aku lebih banyak mengenal anggota klub sepakbola dibanding basket, selain itu Arnold dan Andre juga berada di klub itu.

Nadia membuka obrolan dengan kalimat,

"Jadi siapa itu Danny, yakin ga penasaran?".

"Entahlah, penasaran dikit sih, tapi cuma sebatas pengen tau mukanya aja" Akupun berkata jujur.

Kadang kadang, saat pergantian pemain atau istirahat, Arnold dan Andre duduk disamping aku dan Nadia.

"Eh Nold, lo kenal kakak kelas 2 yang namanya Danny ga" Kata Nadia.

"Ga tuh" Kata Arnold.

Nadiapun melirik Andre, "Jangan liat gue, ga kenal" Kata Andre.

Setelah selesai menonton klub sepakbola, kamipun segera bergegas ke bioskop. 2 Jam berlalu, kini waktunya kami mengisi perut di foodcourt. Aku, Angga, Bea, Dian dan Nadia duduk berhadapan sambil menunggu pesanan makanan kami datang.

Saat kami asyik mengobrol, kami dihampiri oleh 2 temanku yang berasal dari smp yang sama dulu, Yeny dan Vina.

"Hai Fann, hai Angga" Kata Yeny dan Vina hampir bersamaan.

"Eh hai, bisa ketemu disini ya". Perkenalkan ini Dian, Bea, dan Nadia.

"Kalian udah saling kenal ya" Aku melirik ke Angga dan Yeny juga Vina.

"Iyalah" Kata Angga.

"Fann, ada salam dari sepupuku, Danny " Kata Vina.

"Oooo ok" Kataku sambil berusaha mencerna kalau Danny adalah sepupu Vina.

"Udah ya, kita balik duluan ya, selamat makan" Kata Vina, lalu diikuti Yeny yang berkata "Sampai ketemu di sekolah"

"Angga, lo tau ga kalau Danny sepupu Vina?" tanyaku pada Angga.

"Tau, tapi lupa bilang hehehehe. Lo kira yg bilang ama gue untuk bilang salam itu siapa, ya si Vina lah, gue ga kenal Danny, cuma tau mukanya aja" Kata Angga.

Dian ikut menimpali "Ini tuh Danny yg tadi lo bilang lumayan Ga?".

Mukaku terlihat semakin bingung berusaha mengikuti omongan mereka.

"Itu tadi di klub basket, Angga bilang ke kita itu cowok yang namanya Danny. Emang lumayan sih Fann" Kata Bea.

Pekan kesenian dan olahraga berlalu begitu saja. Dan hari terakhir sekolah dihari Jumat, salam dari Danny itu datang lagi dan berlalu begitu saja.

Aku berkata dalam hati, toh dia cuma nitip salam aja, ga ngajak kenalan juga, ya sudah akupun tidak terlalu menanggapinya.

Bab 2: Pertemuan

Hari pertama liburan, aku dan keluargaku bersiap siap pergi ke Bandung. Biasanya kami menghabiskan liburan Natal bersama keluarga mamaku di Bandung. Lalu bersama keluarga papaku, pada saat tahun baru.

Kami berangkat pagi dari Bogor, agar tiba saat makan siang di Bandung.

Dalam perjalanan ke Bandung, ada WA dari nomer yang tidak kukenal. Karena biasanya kalau perjalanan panjang aku merasa mengantuk, jadi sengaja tidak kubuka WA nya. Aku ga kenal juga nomernya, dalam hati aku berkata. Dan akupun tertidur sepanjang perjalanan.

Setelah tiba di Bandung aku makan siang juga bersenda gurau bersama sepupu sepupuku. Aku dan keluargaku tinggal di rumah tanteku.

Menjelang malam kami masuk ke kamar masing-masing, baru aku teringat ada WA dari nomer asing tadi siang.

"Hai, aku Danny, apa selama ini kamu menerima salamku?" Kata Danny di jam 10 pagi.

Danny di jam 2 siang "Hai, kenapa WA ku tidak dibalas? Apa kamu merasa terganggu? Oya, aku sepupu Vina, apa Vina pernah memberitahumu tentang itu?".

Kulihat jam saat ini, jam 9 malam.

"Hai Danny, sorry baru balas sekarang, gue sedang berkunjung ke rumah sepupu".

"Iya Vina pernah menyebutkan kalau lo sepupunya".

Dalam hati aku berkata, dia sopan pakai aku kamu, aku balas gue lo, terlalu janggal buatku untuk berbicara aku kamu.

"Gue ganti pakai gue lo aja kali ya biar kita lebih akrab" Kata Danny.

"Apa gue mengganggu lo? Apa lo udah mau tidur sekarang? Rumah sepupu lo dimana?". Tanya Danny

Aku jawab "Ga ganggu kok, belum mengantuk juga. Sekarang gue lagi ada di Bandung".

"Berapa lama rencananya tinggal di Bandung?" Tanya Danny lagi.

"Mungkin sekitar 1 minggu, mendekati tahun baru biasanya gue kumpul di Bogor bersama keluarga papaku" Kataku.

"Lo liburan kemana Danny?".

"Lusa gue berangkat ke Perth, kakak laki-laki gue kuliah disana. Gue baru pulang ke Bogor mendekati masuk sekolah tanggal 3 Januari".

Oooo ... Dalam hati aku berkata, iyalah ya sepupu Vina, pasti kaya juga, liburan ya keluar negri biasanya mereka.

"Mmm... ini sudah malam, lo juga pasti cape perjalanan lumayan jauh tadi, istirahat aja dulu, tapi besok gue WA lagi boleh ya?" Kata Danny.

"Ok, sampai besok" Balasku.

"Selamat tidur Fanny".

Setelah selesai WA, aku pun penasaran gimana tampang si Danny ini. Kata teman-temanku kan lumayan.

Selama liburan sekolah ini, Danny setiap hari selalu absen di di WA ku. Ada saja yang kami bicarakan. Sedang apa, makan apa, seperti apa Bandung saat ini, seperti apa Perth, pokoknya selalu ada bahan untuk kami mengobrol.

Menyenangkan juga ya punya fans. Eitssss fans? Mungkin aku terlalu cepat mengambil kesimpulan dan terlalu percaya diri.

Selama kami mengobrol, ada kalanya aku minta fotonya, karena penasaran. Tapi dia selalu berkata, nanti waktu masuk sekolah dia akan memperkenalkan diri langsung, biar kejutan, katanya dia ingin lihat mukaku seperti apa waktu lihat dia pertama kali. Baiklah, aku setuju setuju saja dengan usulnya.

Hari pertama sekolah pun tiba. Saat istirahat, aku dan teman temanku berkumpul di kantin. Saat asyik mengobrol, aku merasa ada orang berdiri disebelahku, kebetulan aku duduk di paling pinggir.

"Hai Fanny, aku Danny".

"Hai Danny" Aku cuma bisa berkata seperti itu, entah bagaimana tampangku saat itu, bengong mungkin. Dalam hati mengakui, oke dia ternyata lumayan cakep, tinggi pula. Oiya aku baru ingat dia di klub basket.

Setelah jeda beberapa detik, entah berapa detik aku bengong. Danny memulai pembicaraan lagi sambil tersenyum.

"Kalian lagi pada jajan sambil gossip ya, gue harap kalau ada nama gue di gossip kalian, itu gossip yang bagus ya"

Aku pun tersenyum menanggapinya. Lalu aku memperkenalkan teman-temanku yang duduk bersamaku saat itu, Angga, Dian, Bea dan Nadia.

"Ooo ini Angga yang suka dimintain tolong salam sama Vina ya, makasih ya Angga"

"Iya sama sama, terus gue dikasih upah apa ini, sampai bisa kenalan sama Fanny" Kata Angga.

"Ok, gue traktir minum aja ya, nanti gue minta si mba kantin antar ya" Kata Danny.

"Waahh.... terima kasih ya" Ujar teman-temanku serentak.

"Makasih ya Dann" Ujarku sambil tersenyum.

"Sampai nanti ya Fann" Danny pamit untuk kembali duduk bersama teman-temannya.

Semenjak pertemuan pertama di kantin itu, Danny lebih sering menghampiriku di sekolah. Kadang istirahat, kadang juga pulang sekolah. Danny pulang dijemput supir, kadang kadang dia pulang bersama Vina. Saat dia hanya bersama supir, kadang dia menawarkan untuk pulang bersama, tapi aku selalu menolaknya.

Tidak terasa 2 minggu telah berlalu. Minggu depan kami mulai disibukkan dengan ulangan lagi.

Hari ini adalah hari Jumat, hari terakhir sebelum kami mulai sibuk dengan ulangan dan project penilaian.

Pada saat pulang sekolah Danny menghampiriku.

"Fann, apa besok lo ada acara pergi sama teman atau keluarga?"

"Cuma siang aja sih, jalan bentar ke Aeon mall. Tuh mereka pada mau cobain photobooth kpop yang baru "

"Setelah ke Aeon, lo ada acara apa lagi?" Kata Danny.

"Ga ada sih, memangnya kenapa?" Kataku.

"Boleh minta tolong temenin gue ga, bentar aja. Gue mau beli hadiah ulang tahun buat Vina tapi bingung mau beli apa? Temen gue cowok semua ga ngerti barang cewek. Di rumah yang cewek cuma nyokap aja, jadi minta tolong lo boleh ga. Nanti sekalian aja belinya di Aeon, gue samperin lo ke Aeon"

"Mmmmm.... apa kita cuma berdua aja waktu nyari hadiahnya?" Tanyaku dengan tampang ragu-ragu.

Cepat-cepat Danny berkata "Ajak teman-teman lo juga ga apa apa, semakin banyak yang kasih saran semakin ok kan"

Mendengar aku boleh mengajak teman-temanku, aku langsung mengiyakan ajakan Danny itu.

Hari Sabtu siang aku dan teman-temanku asyik mencoba photobooth baru. Setelah itu kami berkeliling melihat pernak pernik di toko-toko yang berjejer di sepanjang mall Aeon. Lalu setelah lelah jalan kami pun makan siang di foodcourt.

Jam 1 siang ada WA masuk dari Danny.

"Fann, ada dimana?"

"Gue lagi di foodcourt"

"Ok, tunggu ya, gue cari lo kesitu" Kata Danny.

"Hai semuanya" kata Danny menyapa teman-temanku.

Teman-temanku sebelumnya sudah kuberitahu bahwa Danny akan meminta tolong mencarikan hadiah untuk Vina. Dan mereka sudah habis menggodaku karena ini.

"Hai Dann" seru teman-temanku.

"Wah kalian udah pada selesai makan ya?" Kata Danny.

"Memangnya lo belum makan?" Kata Nadia, yang kebetulan duduk paling pinggir.

"Belum" Kata Danny lagi.

"Fann, temenin makan gih, kasihan tuh ntar kurus" canda Dian.

"Eh gue udah dijemput nyokap nih, siapa mau nebeng?" Kata Angga.

"Gue mau nebeng Ga, kan rumah gue deket ama lo" Kata Bea.

"Gue juga", "Gue juga", "Gue juga" semuanya berkata begitu.

"Loh kok pada gitu sih" Kataku setengah mengiba minta ditemani.

Teman-temanku cuma tertawa saja menanggapiku. Lalu mereka semua pamit pulang.

Lalu Danny setengah menarik tali tasku, mengajakku memesan makanan lalu duduk ke area yang lebih sepi pengunjung.

Kami duduk menghadap kaca transparan, dari tempat ini aku duduk sambil memperhatikan jalan raya dan mobil-mobil yang antri untuk keluar masuk mall.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!