You're My Cigarette
00.00
Claudya Rossoneri dan Mordekhai Arbenso menikah karena keinginan Cloud, ayah Claudya.
Pernikahan itu membuat wanita berusia 23 tahun itu frustasi, sebab ia tak bisa hidup dengan bebas karena pria yang telah menjadi suaminya itu selalu melarang dan tegas padanya.
Sedangkan Morde harus menghadapi tingkah ajaib istrinya. Larangan sama seperti perintah bagi seorang Clau. Frustasi? Ya! Sangat frustasi menghadapi wanita itu. Hidup tenang dan damai kini digantikan dengan angin topan yang menerjang.
WANITA PEROKOK / WOMAN SMOKER
SEKSI, BERANI, KERAS KEPALA /
SEXY, BRAVE, STUBBORN WOMAN
PEMINUM ANGGUR / WINE DRINKERS
CANTIK, SUKA KEBEBASAN, PROBLEMATIK / BEAUTIFUL, LIKES FREEDOM, PROBLEMATIC
DEWASA, MANDIRI, TEGAS, DINGIN / MATURE, INDEPENDENT, FIRM, COLD.
PENYUKA KUCING / CAT LOVER
✨HUBUNGAN MEREKA / THEIR RELATIONSHIP ✨
SALING BENCI / HATE EACH OTHER
TIDAK BERSENTUHAN / NO TOUCH
TIDAK ADA CINTA / THERE'S NO LOVE
AUTHOR
Ini cerita yang pernah Aku singgung sebelumnya..
AUTHOR
And these are their vabes..
AUTHOR
btw, aku minta saran dong.. Kira-kira lebih bagus..
AUTHOR
Kalian lebih suka yg mana??
AUTHOR
Oh iyaa, cerita ini bakal bikin kalian emosi dan kesel sama tingkah Clau tapi dibikin salting ama si Morde..
AUTHOR
Bakal ada perkataan sarkastik, toxic dan vulgar di cerita ini.
AUTHOR
Seperti cerita sebelah.. Aku bakal utamakan kemistri kedua pesutri ini 🙂
AUTHOR
Oh iya, aku bakal up cerita ini setelah Aku dan Paman Kharis tamat yaa~
AUTHOR
Kalian bisa baca cerita ini sambil dengerin lagu :).. Lagunya yang paling pertama, begitu juga dengan bab-bab berikutnya..
AUTHOR
Dan, gak tiap hari aku up..
AUTHOR
Mungkin 3x dalam satu minggu aku update yaaa..
AUTHOR
Oh iya, jika berminat follow akun ig :)
AUTHOR
Kenapa oh iya, oh iya banyak bgt??🙂
00.01
Bantingan pintu terbuka dengan kasar. Wanita ber-dress merah dan heels merah juga masuk ke dalam ruang kerja sang suami.
Apa yang kau harapkan dari Claudya Rossoneri? Wanita baik hati nan lembut bagaikan kulit pantat bayi? Jangan harap.
Teriakkan dan makian wanitanya sudah seperti kata sambutan bagi seorang Mordekhai Arbenso.
Pria itu duduk dengan tenang memeriksa beberapa tumpukan lembar berkas yang ada di depannya. Matanya sibuk dengan deretan huruf yang tersusun rapi di atas lembaran putih itu. Mengabaikannya.
Sebuah kartu kredit berwarna emas mendarat tepat di atas tumpukan kertas.
CLAUDYA
"KAU GILA?! BERANI-BERANINYA KAU MEMBLOKIR KARTUKU!"
CLAUDYA
"MEMANGNYA KAU SIAPA, BAJINGAN?!"
CLAUDYA
"KAU PIKIR DENGAN AKU MENIKAH DENGANMU, SEMUA YANG AKU PUNYA ADALAH MILIKMU?!"
MORDEKHAI
"Saya hanya menggantikan namamu dan mengubahnya dengan yang baru." - datarnya.
Mordekhai mengangkat kepalanya dan melihat wajah sang wanita yang telah memerah karena amarah.
MORDEKHAI
"Claudya Rossoneri diubah menjadi Claudya Arbenso,"
MORDEKHAI
"Saya sengaja melakukannya. Hanya untuk itu."
Gebrakan kuat oleh Claudya pada meja di hadapan mereka.
CLAUDYA
"Jangan main-main denganku, bajingan!" gumamnya.
CLAUDYA
"Jangan coba-coba mengubah apapun."
CLAUDYA
"ROSSONERI ADALAH AKU!"
Mordekhai bersandar pada kursi, menyilangkan kedua tangan di depan dada, wajah datar dan dingin itu menatap lurus ke mata sang wanita yang sedang membara dalam amarah.
MORDEKHAI
"Rupanya kau lupa bahwa kau sudah menikah, Nona Arbenso,"
CLAUDYA
"SHUT UP YOUR FUCKING MOUTH!"
MORDEKHAI
"Kau menikah dengan saya artinya kau sudah termasuk dalam keluarga saya, Nona!"
MORDEKHAI
"Kau salah satu dari Arbenso!"
MORDEKHAI
"Jangan menolak fakta itu!"
Mordekhai mengeluarkan sebuah kartu hitam dan menyodorkan benda kecil itu di atas meja padanya.
MORDEKHAI
"Bersenang-senanglah dengan ini,"
MORDEKHAI
"Dan jangan menekan saya lebih lagi, atau kau akan tahu akibatnya." - tekannya.
Claudya menatap Mordekhai dengan tajam, rahangnya mengeras saat kata demi kata yang dilontarkan pria itu padanya. Sial! Dia tak bisa berbuat lebih setelah mendengar perkataan ancaman itu.
CLAUDYA
"I HATE YOU, MORDE!"
Ia mengambil kartu hitam di atas meja dengan kasar kemudian melangkah keluar dari sana dengan kegusaran pada dirinya.
Mordekhai melihat kepergian wanitanya dan menggelengkan kepala. Setelahnya, kembali pada pekerjaan yang tertunda karena kehadiran Claudya.
MORDEKHAI
"Saya juga membencimu, Nona Arbenso." - pelannya.
Claudya tak ingin Rossoneri menghilang dari namanya. Ia sangat tak menginginkannya. Langkah wanita itu terdengar cukup menggeledah saat heels-nya berbunyi tegas disana.
Setiba di pintu utama, wanita itu membukanya cukup kasar namun setelahnya, ia terdiam saat melihat sosok yang berdiri depannya sekarang.
CLAUDYA
Ayah?" - bergumam.
CLOUDIRSO
"Dimana suamimu, Claudya Arbenso?" - dinginnya.
CLAUDYA SANGAT MEMBENCI PANGGILAN ITU!
Apalagi sang ayahlah yang memanggilnya seperti itu. Dia ingin berteriak rasanya, namun sayangnya, ia tak dapat melakukan hal tersebut karena orang itu adalah ayahnya.
CLAUDYA
"Dia sedang berada di ruang kerja.. Tuan Rossoneri," jawabnya.
00.02
Mordekhai duduk berhadapan dengan Cloudirso, ayah mertuanya. Wajah pria yang telah berumur itu masih saja terlihat tampan dengan mata lelahnya. Keangkuhan seorang Cloudirso terlihat sangat jelas dari gestur tubuh pria itu.
Walaupun pria yang sudah berumur itu hanya duduk sambil memangku kakinya dan jemari yang mengetuk di tangan sofa, namun dominannya sangat kental pada dirinya.
CLOUDIRSO
"Apa terjadi sesuatu antara kalian berdua sebelum saya datang?"
MORDEKHAI
"Dia marah karena saya menggantikan nama dan memblokir kartu kreditnya."
CLOUDIRSO
"Perbiasakan anak itu dengan nama barunya, hingga dia terbiasa."
MORDEKHAI
"Saya paham, Tuan."
CLOUDIRSO
"Kau mungkin akan kesulitan menghadapi anak itu. Dia terlalu keras kepala dan sangat menuntut. Dia juga sangat berisik dan bersikeras dengan apa yang dia inginkan."
CLOUDIRSO
"Namun anak itu terlalu naif. Dia tak tahu bahwa keinginannya nanti akan membunuhnya."
Mordekhai hanya melihat pria itu dalam diam. Tidak ada reaksi apapun di wajahnya.
CLOUDIRSO
"Karena itu putra Arbenso, jika anak itu ingin melakukan apapun yang diinginkannya, gagalkan rencananya."
CLOUDIRSO
"Kalau bisa, hancurkan saja semuanya hingga ke akar-akarnya."
CLOUDIRSO
"Jangan biarkan keinginannya terwujud."
CLOUDIRSO
"Dan jangan biarkan siapapun tahu bahwa dia adalah seorang Rossoneri."
MORDEKHAI
"Saya paham, Tuan."
CLOUDIRSO
"Saya suka anak yang penurut, akan tetapi putriku tidak sepertimu."
Mata tajam keduanya saling menatap. Penurut katanya?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!