NovelToon NovelToon

My Little Angel

Bab 1 Di Jodohkan

Bandara Soekarno Hatta

Sebuah pesawat mendarat dengan sempurna di bandara Soekarno Hatta siang itu. Setelah tangga pesawat tersebut turun, nampak seorang pria yang gagah memakai kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.

Pria itu adalah Marvel Dirgantara. Pria yang berusia 28 tahun itu terlihat membenarkan kacamatanya dan menghirup udara sekitar. Baru setelahnya, ia menuruni tangga tersebut, dengan koper di tangannya.

Kepulangannya kali ini bukan karena keinginannya, melainkan desakan keluarga yang ingin agar ia membantu ayah dan kakaknya mengelola perusahaan.

Ya, selama ini Marvel memilih untuk tinggal di Belanda walaupun kuliahnya sudah selesai. Dia bekerja di salah satu perusahaan besar di sana. Namun karena kakaknya kerepotan membantu istrinya mengasuh anak-anaknya, maka ia pun pulang untuk membantu mereka mengelola perusahaan.

Marvel melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Baru setelahnya ia menarik kopernya keluar dari bandara.

Namun dari arah berlawanan, seorang gadis berlari dengan membawa minuman di tangannya dan tanpa sengaja menabrak Marvel hingga minuman tersebut tumpah di jas nya.

Brugh

"Oh my God!!" pekik gadis itu. Dia melihat kearah orang yang ia tabrak yang mematung di tempat melihat jasnya kotor karena tumpahan dari minumannya.

"Ma-maaf Om, aku tidak sengaja." gadis itu mengambil tisu dan menggunakannya untuk mengusap jas pria itu.

"Stop!!" perintah Marvel. Namun, gadis itu terlihat tergesa-gesa membersihkan jasnya.

"AKU BILANG STOP!!" bentak Marvel

Gadis itu mematung. Dia mendongak menatap Marvel sehingga pandangan mereka bertemu.

Deg

Jantung Marvel tiba-tiba berdetak kencang melihat wajah polos gadis yang saat ini berdiri di depannya.

"Ja-jangan marah om. Kan aku sudah minta maaf," lirih gadis itu yang berhasil membuat kedua mata Marvel melebar sempurna.

"What? Om?' pekik Marvel

Gadis itu mengangguk pelan. Dia melepas paksa jas Marvel tanpa ijin dan berkata, "maaf om, aku sedang buru-buru. Aku akan mencuci jas ini sebagai permintaan maaf ku. Daa ... Om!!" gadis itu berlari menjauh sambil melambaikan tangannya pada Marvel yang tertegun di tempat.

"O-om? Apa aku setua itu?" batinnya

...****************...

Setelah menempuh perjalanan -+ 1 jam, akhirnya Marvel Sampai di kediaman keluarga besar Dirgantara. Dia menatap sejenak bangunan mewah tersebut dengan wajah malas, baru setelahnya, ia masuk begitu saja.

"Aku pulang," seru Marvel datar saat melihat seluruh keluarga berkumpul di ruang keluarga.

"Marvel!!" Semua berdiri dan memeluk Marvel satu persatu

"Bagaimana kabarmu sayang? Kenapa kau tidak pulang setelah kuliahmu selesai?" tanya Celine

"Sekarang kan aku pulang mom," sahut Marvel malas. Ia duduk di sofa dan memejamkan matanya.

"Iya, jika kami tidak memintamu pulang, mana mungkin kau sekarang ada di sini," ketus Flora

Marvel menghela nafas berat tanpa membuka matanya. Jika kakak iparnya sudah membuka suara, maka ia enggan untuk menjawabnya karena ia terlalu malas untuk berdebat dengan wanita itu. Apalagi jika Flora sudah berceramah panjang kali lebar saat menasihatinya.

Ya, Flora tahu bagaimana perasaannya, yang mana cintanya yang mendapat penolakan kejam. Hal itu juga yang membuatnya enggan untuk pulang karena wanita itu saat ini tinggal di tanah air dan ia sangat tidak ingin bertemu ataupun melihatnya.

"Ya sudah, biarkan Marvel istirahat dulu. Nanti kita bicara lagi," seru Andara.

"Terima kasih atas pengertiannya nek." Marvel beranjak dari tempat duduknya dan langsung menarik kopernya tanpa menoleh sedikitpun.

"Mommy lihat!! Sekarang dia benar-benar seperti Kevin yang dulu. Aku yakin dia belum bisa move on dari wanita itu," ujar Celine

"Tenanglah, nanti malam kita bahas masalah ini saat semuanya berkumpul. Mommy yakin dia tidak akan bisa menolaknya," sahut Andara

Flora hanya terdiam. Dia tidak yakin Marvel akan menerima begitu saja keputusan mereka. Tapi semua ini demi kebahagiaan juga. Lagipula, belum tentu nasib Marvel seperti Kevin. Walaupun mereka saudara, tapi pemikiran dan apa yang mereka rasakan berbeda.

...****************...

Hari berganti malam, keluarga besar Dirgantara tengah menyantap makan malam mereka kecuali Marvel tentunya.

"Di mana Marvel?" tanya Hendra

"Dia belum keluar dari kamar sejak tadi siang," sahut Andara

"Aku akan memanggilnya." Kevin berdiri dari tempat duduknya namun di cegah oleh Nicholas.

"Tidak perlu, nanti jika dia lapar, dia pasti akan keluar sendiri."

Dan benar saja, beberapa saat setelahnya, Marvel terlihat menuruni anak tangga. Melihat hal itu, kedua bocil kematian langsung berlari kearahnya.

"Ongkel Alpel!!"

"Wo, wo , wo ... Jangan lari anak-anak, nanti kalian jatuh." Marvel jongkok, memeluk kedua keponakannya.

"Ongkel pulang tenapa tidak membelitahu kami? Kan kami melindukan ongkel."

"Maaf sayang, ongkel ... " Marvel terdiam sesaat mengingat pertemuannya dengan gadis gila saat di bandara.

"Ma-maaf Om, aku tidak sengaja."

"Ng? Tenapa ongkel diam?"

"Em .. Begini anak-anak, pertama saat aku pulang, kalian sedang tidur siang jadi aku istirahat di kamar. Kedua , aku sudah menyiapkan oleh-oleh untuk kalian, nanti tanya sama bibi ya. Dan ketiga, jangan memanggilku ongkel lagi, oke!!" ucap Marvel

Kedua bocah itu hanya menatap Marvel dengan tatapan bingung. Mereka menggeleng tanda tidak mengerti kenapa mereka di larang memanggil Marvel dengan panggilan yang biasa mereka gunakan?

Begitu juga dengan Kevin dan yang lainnya. Mereka juga tidak kalah bingung. Apa Marvel merasa panggilan itu terlalu tua untuknya?

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Aku ada urusan." Marvel hendak pergi, namun suara lantang Nicholas membuatnya terdiam di tempat.

"Apa kami mendidik mu untuk menjadi seorang pria yang tidak tahu sopan santun, Marvel?"

Flora beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri kedua anaknya. "sayang, apa kalian masih mau makan?" tanya Flora yang di jawab gelengan pelan oleh kedua anaknya.

"Baiklah kalau begitu, sekarang kalian masuk ke kamar ya, nanti mommy menyusul," seru Flora

"Baik mom," sahut keduanya yang langsung berlari kearah bibi pelayan yang akan mengantar mereka ke kamar.

Flora menatap Marvel sekilas dan menggeleng pelan. Terlihat tatapan kecewa dari wanita itu namun Marvel seolah tidak menghiraukannya. Entah apa alasan Marvel melarang kedua anaknya memanggilnya uncle, tapi karena sikap Marvel saat ini sudah membuat keluarga besar Dirgantara murka.

"Daddy tahu betul kenapa kau bersikap seperti ini. itu sebabnya kami memintamu untuk pulang karena kami berencana untuk menjodohkan mu dengan putri dari rekan kerja Daddy. Jadi, setuju atau tidak perjodohan ini akan tetap berlangsung," ujar Nicholas

Deg

"WHAT?" pekik Marvel. "Dijodohkan? Apa Daddy sudah gila? Ini hidupku, dad. Terserah aku mau bagaimana, dan Daddy tidak berhak untuk mengatur ku," sentak Marvel

"Jaga bicaramu, Vel!! Bahkan dengan Daddy saja kau berani berkata seperti itu," timpal Kevin geram

"Wow, jadi kalian mau menyerangku, hah?"

"Besok malam di restoran biasa." sela Flora. Dia menatap Marvel dengan tatapan yang berbeda dan kembali berkata, "jika kau masih menganggap aku kakak iparmu, aku harap kau mau datang." Flora pergi menyusul kedua anaknya setelah mengatakan hal itu.

Ia tahu jika Marvel mempunyai kehidupannya sendiri, pria itu bisa menentukan pilihannya. Tapi mereka tidak ingin Marvel hidup seperti ini terus. Di dunia ini banyak sekali wanita yg lebih baik dari Fiona. Tapi rasa sakit dan hinaan yang ia terima membuatnya begitu membenci wanita. Itu sebabnya mereka memutuskan untuk menjodohkan Marvel.

Mereka sudah mengatur pertemuan kedua keluarga yang akan memperkenalkan Marvel dengan wanita itu. Mereka akan memberi keduanya waktu untuk mengenal satu sama lain sebelum melangkah ke jenjang selanjutnya.

...****************...

Di restoran mewah di kawasan elite, tepatnya di ruang VIP, keluarga besar Dirgantara sudah berkumpul dan tengah menunggu keluarga dari rekan bisnis Nicholas.

Malam ini mereka akan makan malam bersama sambil memperkenalkan Marvel dengan putri rekan kerja Nicholas itu.

Semua sudah melihat data pribadi wanita itu, begitu juga Flora. Namun dia memutuskan untuk ikut karena ingin melihat sendiri seperti apa wanita pilihan ayah mertuanya. Dan semoga semua sesuai dengan yang mereka harapkan.

"Ck ... Sampai kapan kita akan menunggu? Aku sudah sangat bosan," celetuk Marvel

"Sabar sayang, kita membuat janji jam 7 malam. Dan sekarang baru jam 18:55, sepertinya kita yang datang terlalu awal," sahut Celine.

Marvel berdecak kesal dan memainkan ponselnya untuk menghilangkan rasa bosannya. Hingga tidak berapa lama, pintu ruangan tersebut terbuka dan memperlihatkan sepasang suami istri yang masuk dengan senyum di wajahnya.

"Selamat malam tuan Nicholas, maaf sudah membuat anda menunggu," sapa Bastian

"Tidak apa-apa tuan, kami juga baru datang. Silahkan duduk!!"

"Terimakasih," Bastian dan istrinya duduk di kursi yang sudah di sediakan. Begitu juga dengan wanita cantik yang sedari tadi hanya menunduk di belakang orang tuanya.

"Perkenalkan, ini putriku. Namanya Melisa," ucap Bastian

"Nama yg cantik, sama seperti orangnya," puji Andara

"Terima kasih nyonya," sahut Melisa

"Jangan memanggilku nyonya, panggil saja nenek," sahut Andara yang di respon dengan senyuman oleh Melisa.

Kevin dan Nicholas melirik Marvel yang masih asyik memainkan ponselnya. Kevin berdehem pelan dan memiringkan sedikit tubuhnya. "Berhenti bermain ponsel!! cepat kau sapa uncle Bastian," bisiknya

Marvel berdecak keras yang membuat semua orang yang berada di sana, refleks menoleh kearahnya. Ia tidak memperdulikannya dan memilih menatap satu persatu keluarga Bastian.

"Selamat malam uncle, perkenalkan namaku Marvel," ucapnya memperkenalkan diri. Dia menatap Melisa sejenak dan kembali berkata, "maaf sebelumnya, tapi sepertinya aku tidak bisa menerima ... "

"Selamat malam semuanya. Maaf aku terlambat," seru seorang gadis yang baru saja masuk ke ruangan tersebut dengan tergesa-gesa.

"Astaga, kau ini dari mana saja? Kenapa lama sekali?" tanya Linda, istri Bastian.

"Maaf mom." gadis itu duduk di sebelah Melisa karena hanya tinggal itu kursi yang tersisa. Dia menyapa satu persatu keluarga dari rekan ayahnya. Sampai pandangan terpaku pada seorang pria yang saat ini menatap tajam dirinya.

"Kita bertemu lagi, Bocah." batin Marvel

Deg

Bab 2 Perjodohan Marvel Dan Melisa

Acara makan malam berjalan dengan lancar. Kini mereka tengah asyik mengobrol satu sama lain. Namun ada yang mengundang perhatian Nicholas dan keluarga Dirgantara lainnya, yaitu tatapan Marvel yang tidak pernah lepas dari putri kedua tuan Bastian.

Sejak pertama gadis itu masuk, Marvel tidak pernah mengalihkan tatapannya dari gadis itu. Hal itu membuat Nicholas mengira jika Marvel menyukai putri kedua tuan Bastian.

"Oh iya, ngomong-ngomong, siapa nama putrimu yang kedua?" tanya Celine

"Astaga, aku sampai lupa memperkenalkannya. Dia adik Melisa, namanya Angel." Linda menatap Angel dan memperkenalkan keluarga Dirgantara, "Angel, mereka adalah rekan kerja Daddy."

"Selamat malam," sapa Angel

"Semalam sayang. Kau terlihat masih muda," ujar Celine.

"Iya aunty. Aku masih sekolah kelas XII," sahut Angel

Marvel berdecih pelan yang membuat Kevin menoleh dan bertanya, "ada apa? Apa kau mengenal Angel?"

Semua orang menatap Marvel, tak terkecuali Angel. "Kami bertemu kemarin siang di .... "

"Ka-kami tidak sengaja bertemu. I-iya kan," sela gadis itu gugup.

Marvel mengerutkan keningnya curiga. Kenapa Angel menyela ucapannya? Apa ada yang gadis itu sembunyikan? Tapi bukankah itu bagus. Itu artinya dia memegang satu kartu yang akan ia gunakan untuk membalas gadis itu karena sudah memanggilnya om.

"Oh begitu. Baiklah, kita langsung saja ke inti dari pertemuan malam ini." Nicholas mulai masuk ke topik utama. Dia menatap Marvel, Melisa dan Angel bergantian. Baru kemudian ia berkata, " Jadi maksud kami berkumpul di sini adalah untuk membicarakan perjodohan antara Marvel dan Melisa. Kami ... "

"WHAT?" pekik Angel yang membuat semua orang menatap Angel.

"Angel!!" Bastian memperingatkan putrinya untuk menjaga sikap.

"Ma-maaf dad," lirihnya. Dia menggeser tempat duduknya dan mendekatkan bibirnya ditelinga kakaknya.

"Apa aku tidak salah dengar? Kakak dijodohkan dengan pria itu. Bukankah kakak sudah ... "

"Sstt ... Diam lah, nanti Daddy dengar," seru Melisa memperingatkan.

"Begini, walaupun kalian dijodohkan, semua keputusan ada di tangan kalian berdua. Tapi kami harap kalian mau mencoba menjalaninya terlebih dahulu. Kalian bisa melakukan pendekatan untuk mengenal satu sama lain. Baru setelahnya kita bicarakan langkah selanjutnya," sahut Andara

Flora menatap Marvel yang tidak mengatakan apapun. Mungkin dia mulai berfikir untuk membuka hatinya untuk memulainya dari awal dengan Melisa. Atau sebenarnya Marvel mempunyai rencana lain? Bagaimanapun juga ia bisa melihat tatapan Marvel pada Angel. Ada kebencian dan juga perhatian.

Entahlah, ia tidak mau berspekulasi. Tapi ia berharap yang terbaik untuk adik iparnya itu. Entah dengan Melisa ataupun dengan Angel.

...****************...

Hari kian malam. Mereka masih asyik mengobrol satu sama lain. Tapi tidak untuk Marvel. Dia hanya diam sambil memainkan ponselnya. Tapi sesekali ia melirik kearah Angel.

Beberapa kali pandangan mereka bertemu dan Marvel seolah menunjukkan seringai aneh yang membuat Angel gugup.

Hal itu tidak luput dari Melisa yang duduk di sebelah Angel. Ia merasa jika ada sesuatu antara Marvel dan adiknya.

"Huaah ... Kak, kita pulang yuk!! Aku sudah mengantuk," seru Angel.

"Baiklah." Melisa menatap ayah dan ibunya, " mom, dad, kami pulang dulu ya. Kasihan angel sudah mengantuk," ucapnya.

Linda menatap Angel yang sudah cemberut. Ini sudah malam dan besok gadis itu harus berangkat sekolah. "Baiklah, tapi bagaimana kalian akan pulang?" tanyanya

"Biar aku antar," sela Marvel menawarkan diri.

Semua orang merasa senang karena Marvel mau berinisiatif. Tapi tidak untuk Angel. Entah mengapa ia merasa jika ada maksud tertentu dari tawaran pria itu. Seolah dia menyimpan dendam padanya. Apa karena ia menumpahkan minuman di jasnya? Tapi bukankah ia sudah minta maaf dan akan mencuci jasnya. Atau, ia ingin minta ganti rugi?

"Iya, memang lebih bagus jika Marvel yang mengantar kalian. Jadi kalian bisa mulai mengenal satu sama lain," seru Celine.

"I-iya aunty. Kalau begitu, kami permisi dulu." Melisa dan Angel berpamitan pada semua orang yang ada di ruangan tersebut. Baru kemudian, ia keluar dari restoran dan menunggu Marvel mengambil mobil yang berada di basemen.

"Kak, kenapa tiba-tiba Daddy menjodohkan kakak dengan pria itu? Bukankah kakak sudah punya kekasih," seru Angel

"Kakak juga tidak tahu. Ingin menolak juga percuma, dari awal Daddy tidak setuju dengan hubungan kami. Jadi ... "

"Apa kakak akan diam saja?" tanya Angel

Melisa tersenyum dan memegang pipi adiknya. "Kakak tahu kau khawatir. Tapi kakak juga tidak bisa berbuat apa-apa. Lagipula, belum tentu perjodohan ini terjadi. Jadi, kakak akan memberi pengertian padanya. Sekarang, kakak minta tolong padamu, kakak akan menemuinya dan menjelaskan semuanya. Jika nanti Daddy bertanya, bilang saja jika kakak pulang ke apartemen, ya," pinta Melisa.

Glek

Angel menelan ludahnya kasar. Bukan ia tidak mau membantu kakaknya. Tapi jika begini, itu artinya ia hanya berdua saja dengan pria itu di dalam mobil. Bagaimana jika pria itu melakukan sesuatu padanya?

"Kenapa? Kau tidak mau ya?" tanya Melisa

"Bu-bukan begitu kak, baiklah aku akan membantumu," seru Angel.

Mellisa tersenyum senang. Ia melihat sebuah mobil mendekat dan berhenti di depan mereka. Ia mendekat dan membungkuk, berbicara dengan Marvel dari jendela mobil.

"Maafkan aku, ada sesuatu yang harus aku lakukan. Bisakah kau mengantar adikku pulang?" pintanya

"Tidak masalah," jawab Marvel singkat. Dalam hati dia bersorak penuh kemenangan karena ini adalah kesempatan bagus untuk membuat perhitungan dengan gadis gila itu.

"Kakak hati-hati ya," seru Angel setelah masuk di sebelah kemudi.

"Kau juga ya," sahut Melisa yang di jawab anggukan oleh Angel.

Marvel menyalakan mesin mobil dan mulai tancap gas meninggalkan Melisa yang masih berdiri di depan restoran.

Angel terlihat gugup duduk di sebelah Marvel. Sesekali ia melirik pria itu yang terlihat fokus mengemudi. Tapi saat mobil mereka melintas di jalanan yang sepi, tiba-tiba Marvel menghentikan mobilnya.

Hal itu membuat Angel terkejut. Ia menoleh menatap Marvel dan bertanya, "ke-kenapa berhenti?" Angel sudah was-was jika Marvel akan berbuat tak senonoh padanya. Atau mungkin pria itu akan menurunkannya di sini?

"Ke-kenapa kau diam? Apa kau tidak liat di sini gelap sekali." Angel melihat sekeliling yang terlihat gelap gulita.

"Bukan kah bagus. Kita jadi lebih leluasa melakukan nya," ujar Marvel yang membuat Angel was-was apalagi pria itu melepas seat belt nya.

"Ma-mau apa kau? Ja-jangan macam-macam!!"

"Tidak akan, hanya satu macam saja." Marvel mencondongkan tubuhnya hingga wajah keduanya begitu dekat.

"A-apa yang kau lakukan?" pekik Angel sambil menutup matanya.

"Buka matamu dan lihat wajahku baik-baik, apa aku terlihat tua sampai-sampai kau memanggilku, Om?"

Angel mengerutkan keningnya, ia membuka matanya perlahan sehingga pandangan mereka bertemu.

Deg

Jantung Marvel berdetak dengan kencang. Ia menatap dalam mata Angel dan turun ke bibirnya.

Glek

Susah payah Marvel menelan ludahnya menatap bibir ranum gadis itu. "Oh shit, apa yang aku pikirkan?" batin Marvel. Akal sehat seolah berhenti kala menatap kedua mata Angel. Ia mendekatkan wajahnya perlahan mengikis jarak keduanya. Dan Marvel mendaratkan sebuah ciuman yang akan merubah hidupnya.

Tok Tok Tok

"Apa yang kalian lakukan di dalam?"

Deg

Bab 3 Terjebak

Setelah kepergian Marvel, Melisa dan Angel, keluarga Bastian dan Nicholas melanjutkan obrolan mereka. Mereka membicarakan tentang bisnis dan kepribadian Melisa, namun Flora dan Celine justru terus menerus menanyakan tentang Angel.

Linda dan Bastian tidak menaruh curiga sedikitpun jika sebenarnya Celine dan Flora tengah mencari tentang kepribadian Angel. Menurut kedua wanita berbeda generasi itu, Angel sangat cocok untuk Marvel. Apalagi, terlihat dari tatapan Marvel jika pria itu tertarik dengan putri kedua tuan Bastian.

Namun sayangnya, mereka sudah terlanjur menjodohkan Marvel dengan Melisa. Lagipula, Angel masih terlalu muda untuk menikah. Dengan usia mereka yang terpaut jauh, apa mereka bisa membina rumah tangga?

"Nick, kau lihat tatapan Marvel tadi, kan?" tanya Celine pelan yang dijawab anggukan oleh Nicholas.

"Jangan terburu-buru memutuskan untuk menjodohkan Marvel dan Melisa. Lebih baik kita tanya dulu pada Marvel. Apa dia menyukai Angel atau tidak."

Nicholas mengangguk paham. Memang benar apa yang Celine katakan. Dari awal pertemuan ini memang untuk memperkenalkan Marvel dengan Melisa. Tapi sepertinya Marvel menyukai Angel. Jadi, ia harus menjelaskan sekali lagi pada keluarga Bastian agar tidak menimbulkan salah paham.

"Em ... Begini tuan Bastian, seperti yang kami katakan tadi, pertemuan ini memang untuk menjodohkan Marvel dan Melisa. Tapi tetap saja, semua keputusan ada di tangan mereka. Jadi, seandainya tidak ada kecocokan di antara mereka, aku harap kita akan tetap seperti sekarang," seru Nicholas.

"Iya tuan Nicholas, kami mengerti. Ya, kita hanya bisa berharap semoga putra-putri kita mendapatkan kebahagiaan. Jika mereka berjodoh, itu lebih baik. Jika tidak, tidak masalah," sahut Bastian

"Terima kasih atas pengertiannya, tuan. Tapi sepertinya, hari sudah semakin malam," ujar Nicholas.

"Ya, sepertinya begitu. Berbincang dengan keluarga anda benar-benar membuat kami lupa waktu."

Mereka tertawa dan mulai berpamitan satu sama lain. Walaupun sikap Marvel yang terlihat tidak mengenakan, setidaknya pertemuan malam ini membuahkan hasil.

...****************...

"Apa mommy dan Daddy lihat tatapan Marvel tadi?" tanya Nicholas yang tengah mengemudi. Ia berada di dalam mobil bersama Celine, Andara dan Hendra. sementara Kevin menggunakan mobil lain bersama Flora.

"Iya, sepertinya anak itu menyukai Angel. Tapi dia terlalu muda untuk Marvel. Ah ... Tidak, tidak. Tapi Marvel yang terlalu tua untuk Angel," seru Hendra.

"Ck ... Kenapa kau berkata seperti itu? Harusnya kau mendukung cucumu. Apa kau tidak ingin Marvel hidup bahagia bersama wanita yang ia cintai? Kita akan terlihat jahat jika memaksanya untuk menikah dengan Melisa, sedangkan kita tahu jika dia menyukai Angel," timpal Andara.

Mereka mengangguk paham. Mungkin lebih baik mereka diam terlebih dahulu dan membiarkan Marvel mengatakan yang sebenarnya pada mereka. Baru kemudian, mereka akan bertindak. Atau mungkin Marvel mempunyai rencana sendiri, itu tidak masalah asalkan tidak ada hati yang tersakiti.

"Marvel berinisiatif mengantar Melisa dan Angel. Aku jadi penasaran apa yang terjadi saat mereka berada di dalam satu mobil," ucap Celine bersamaan dengan ponselnya yang berdering.

"Siapa?" tanya Nicholas

"Flora." Celine menggeser tombol hijau keatas dan menempelkan ponsel di telinganya. "Ada apa Flo?"

"Mom, Marvel ... "

...****************...

Di sebuah aula terbuka, sepasang muda-mudi di kelilingi oleh sekelompok masyarakat. Mereka adalah Marvel dan Angel.

Keduanya di pergoki oleh warga yang tidak sengaja lewat dan melihat mobil Marvel yang berhenti di tempat yang sepi dan gelap.

karena penasaran, warga tersebut turun dari motornya dan melihat keduanya tengah bercumbu. Itu sebabnya mereka di giring di aula terbuka dan di sidang oleh tetua di daerah tersebut.

"Sudah aku bilang berapa kali, kalian salah paham. Tadi itu ... "

"Salah paham bagaimana? Jelas-jelas aku melihat kau mencium gadis itu. Kalau mau berbuat mesum jangan di daerah kami. Cari hotel sana!!"

Marvel mengusap wajahnya kasar. Sungguh sangat sial!! Karena tergoda dengan bibir Angel, sekarang ia terjebak ditengah-tengah warga.

"Sudah, langsung saja bawa ke kantor polisi. Atau kalau tidak nikahkan mereka," teriak warga yang lain.

Deg

"A-apa? Me-menikah?" pekik Angel

"Ini semua juga demi kebaikan mu dek. Kami tahu kalian orang kaya, tapi harusnya kau tahu batasan. Bagaimana jika kau hamil di luar nikah?"

"Ti-tidak pak, ka-kami tidak .... "

"Sudah-sudah," seru tetua di sana yang bernama Ardi.

"Tindakan kalian ini sungguh sangat tercela dan bisa membuat nama baik daerah kami ini menjadi buruk. Jadi kami hanya bisa memberi kalian pilihan, panggil orang tua kalian dan menikah atau kami laporkan polisi," seru Ardi

Deg

"Ja-jangan pak, jangan laporkan aku ke polisi. Aku tidak mau masuk penjara." Angel terus memohon pada warga namun keputusan tetua mereka sudah bulat.

"Jika kau tidak ingin di laporkan ke polisi, berarti kalian harus menikah."

"Tidak!!"

"No!!"

Keduanya serempak menolak untuk menikah. Mereka saling melayangkan tatapan permusuhan dan memalingkan wajah kesal.

Semua ini salah Marvel yang tiba-tiba menciumnya, sampai-sampai ia harus berurusan dengan warga. Sekarang ia terjebak dan tidak tahu harus berbuat apa. Sungguh, ini sangat memalukan.

"Ini semua salahmu, Om. Kalau tadi kau tidak mencium ku, semua tidak akan berakhir seperti ini," geram Angel pelan

Kedua mata Marvel melotot sempurna," apa kau bilang? Om?" pekiknya

"Iya, Om. Kau harus bertanggung jawab. Aku tidak mau di penjara apalagi menikah dengan mu," sungut Angel.

"Cih ... Apa kau pikir aku mau menikah dengan bocah ingusan seperti mu, hah?"

"Kalau begitu lakukan sesuatu? Jika mommy dan Daddy tahu, maka habislah aku. Bagaimanapun juga kau adalah calon suami kak Melisa."

Mendengar ucapan Angel, membuat raut wajah Marvel berubah. Dia mendengus kesal dan menghubungi kakak iparnya.

"Halo kak, bisa kau datang kemari? Aku butuh bantuan mu," ucap Marvel

"Ada apa memangnya? Di mana kau sekarang?" tanya Flora

"Terjadi salah paham di sini. Lebih lengkapnya nanti akan aku ceritakan setelah kau sampai. Aku akan mengirim lokasinya sekarang." Marvel memutuskan sambungan telepon sepihak dan mengirim lokasi dimana ia berada pada Flora.

...****************...

Malam semakin larut, Marvel menoleh kearah Angel yang mengusap kedua lengannya karena kedinginan. Ia melepas jas nya dan memakaikannya pada Angel tanpa mengatakan apapun. Bahkan Angel hanya menatap Marvel sekilas tanpa mau mengucapkan terima kasih. Dan hal itu membuat Marvel berdecih pelan.

"Dasar bocah tidak tahu terima kasih," batin Marvel kesal.

Tidak berapa lama, terlihat dua mobil mewah terparkir di depan aula tersebut. Mereka semua yang masih berada di sana, mulai berdiri dan menyambut keluarga dari pelaku mesum yang mereka tangkap.

"Aunty!!" Angel berlari dan langsung memeluk Celine. Begitu juga dengan Marvel yang mendekat saat keluarganya datang.

"Ada apa ini sebenarnya?" tanya mereka bingung.

"Begini tuan." Ardi menceritakan dari awal mula semua ini terjadi dan kenapa Marvel dan Angel berada di sini. Mereka menuntut keduanya karena tindakan mereka sudah mencemarkan nama baik daerah mereka.

"Oh my God, Marvel!!! Apa kau tidak bisa menunggu sampai kalian menikah, hah?" geram Andara

"A-apa maksud nenek?" tanya Marvel bingung. Begitu juga dengan Angel dan yang lain. Mereka tidak tahu kenapa tiba-tiba Andara mengatakan seolah mereka akan segera menikah.

"Maafkan kami, bapak-bapak. Sebenarnya kami baru saja melakukan pertemuan dengan keluarga Angel untuk membahas pernikahan. Dan kebetulan Marvel ingin mengantar Angel pulang. Tapi aku tidak menyangka jika mereka begitu tidak sabar sampai hari pernikahan mereka di gelar."

"Kami benar-benar minta maaf," lanjut Andara

"Ne-nek, apa ... "

Kevin menyenggol lengan Marvel untuk diam karena dia mulai tahu maksud dari neneknya. Begitu juga dengan Hendra dan yang lainnya. Mereka juga meminta maaf pada warga di sana dan menjelaskan jika sebenarnya Marvel dan Angel akan segera menikah dan tanggal pernikahan mereka sudah di tentukan.

"Jadi mereka adalah calon pengantin. Tapi tetap saja mereka sudah berbuat mesum. Jadi, lebih baik kita nikahkan saja sekarang agar kami percaya jika mereka benar-benar menikah," seru salah satu warga.

"WHAT?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!