Pengenalan tokoh utama, Nessa istri kedua Rian.
Camelia istri Rian yang menghilang selama dua tahun dan tidak ada kabar berita.
Rian adalah duda yang di tinggal istri nya dan kemudian menikahi Nessa, Dan Aldo adalah sahabat nya Rian yang sudah seperti saudara.
Selamat menikmati karya othor yang baru🥰
💔💔💔💔💔
Nessa menatap rumah yang akan di tinggali nya setelah keluar dari pesantren, Gadis yang dulu nya sangat centil dan sangat susah untuk di atur. Kini menjadi sangat kalem dan selalu ingat akan tuhan nya setelah mondok di pesantren nya Habib Amir, Tidak sampai setahun menjadi santri wati di sana. Nessa di lamar oleh duda yang masih sangat muda, Dia dari kampung paling ujung.
Bahkan nama kampung nya juga ujung pandang, Pernikahan yang tanpa pacaran ini agak kikuk rasa nya. Rian dan Nessa tidak saling mengenal sebelum nya, Rian mendatangi pesantren Habib dan mengutarakan niat nya untuk mengajak taaruf salah satu satri wati.
Habib lah yang memilihkan Nessa untuk nya, Rian sama sekali tidak masalah dengan pilihan pemilik pesantren. Nessa mendengarkan penjelasan Habib bahwa Rian adalah seorang duda berumur dua puluh sembilan tahun, Istri nya menghilang tanpa jejak selama dua tahun ini.
Tidak ada yang tahu kemana pergi nya Lia, Wanita itu sama sekali tidak bisa di temukan. Bukan hanya polisi saja yang mencari nya, Dukun terkenal pun ikut mencari sosok Lia yang menghilang, Rian menduda selama dua tahun.
Kini dia mencoba untuk membangun rumah tangga lagi bersama dengan Nessa, Karena sebelum nya banyak gadis yang menolak lamaran Rian. Alasan nya karena takut bila suatu saat istri Rian kembali, Nessa yang menerima nya karena duda ini adalah pilihan Habib.
Rumah ini cukup besar dan Rian juga sudah bilang kalau Aldo akan tingal di sini juga, Nessa mengangguk setuju karena merasa tak punya hak mau melarang. Mereka pun masuk kedalam untuk melihat bagian dalam rumah.
Nessa bersyukur karena mendapatkan suami yang baik dan kalem seperti Rian, Tutur kata nya juga sangat lembut. Dalam hati ia bertekad akan mencintai Rian sepenuh hati nya, Karena dia sekarang hanya lah sebatang kara, Suami lah yang menjadi tempat nya untuk bergantung.
"Ini kamar kita ya, Yang belakang itu kamar nya Aldo." Rian menunjuk kan kamar mereka.
"Iya, Mas." Nessa mengangguk paham.
Rian menarik tangan Nessa untuk duduk di pinggir ranjang, Senyum pria ini membuat mata begitu teduh menatap nya. Perawakan yang tinggi dan wajah nya berbentuk oval, Hidung nya mancung. Bibir nya merah seperti milik wanita yang di beri lipstik, Bahkan sekarang Nessa baru menyadari bahwa bulu mata suami nya sangat lentik.
"Aku memang belum mengganti semua kenangan dari Camelia, Tapi bila kamu keberatan dan ingin aku merenovasi nya lagi. Pasti akan ku buat, Pokok nya kamu tinggal bicara saja kalau ada yang mengganjal di pikiran." Rian berkata lembut pada istri nya.
"Enggak di ganti juga bagus kok, Mas. Sayang lah kalau mau di buang, Aku enggak masalah kok." Ujar Nessa tersenyum.
"Beneran nih kamu enggak masalah? Mas enggak mau kamu mendam loh, Nes." Rian berkata serius.
"Iya, Nanti aku akan mau ganti kalau semua nya udah enggak layak pakai." Nessa tak dapat menahan senyum nya dengan ekspresi nya Rian.
Rian membawa Nessa kedalam pelukan nya dan mencium kepala wanita yang sudah di nikahi nya tiga hari, Mereka sebelum nya menginap di rumah orang tua Rian. Baru lah hari ini mereka pindah kesini, Nessa sekarang rasa nya sangat bahagia.
Mertua nya sangat baik dan mereka memang sangat tulus, Tak ada kepura puraan dalam mata nya. Apa lagi Ibu nya Rian yang belum seberapa tua, Dia dengan bersungguh sungguh menitipkan Rian pada Nessa.
Harus nya adalah orang tua Nessa yang menitipkan anak perempuan nya kepada Rian, Nessa begitu terharu dengan kasih sayang orang tua itu, Berharap mereka bisa menyayangi nya dengan tulus. Nessa kerap iri bila melihat orang tua yang sangat peduli dengan anak nya, Sedang kan orang tua nya tak pernah mau peduli pada nya.
Ibu Nessa ada mahluk ghaib yang di sempurnakan dengan ilmu hitam yang sangat kuat, Semua itu di lakukan agar mereka bisa hidup kaya. Karena Ayah nya Nessa sangat serakah dengan harta, Dia rela menikahi kuntilanak merah yang sangat jahat.
Nessa adalah anak kedua dari keluarga nya, Adik nya sudah meninggal. Dan sekarang Cakra Abang nya Nessa tak peduli pada nya, Dia hanya gila wanita dan berfoya foya dengan uang wanita nya..
"Kamu capek enggak?" Rian berganti kaos dan celana pendek.
"Enggak kok, Mas." Nessa menggeleng.
"Ayo Mas tunjukan taman di belakang, Di sana banyak bunga bunga dan juga sayuran." Ajak Rian.
"Wah seru tuh, Ayo lah." Nessa bersemangat dan mengikuti Rian.
Pasangan yang beru menikah ini berjalan sambil gandengan tangan dengan mesra nya, Rumah Rian memang lumayan besar dan tanah sisa di bagian belakang juga tampak luas, Pasti sangat puas bila bercocok tanam di di sini.
Nessa juga tipe wanita yang akan mengurus rumah, Setidak nya saat ini dia sudah berubah begitu. Walau dulu dia sangat suka kesenangan dan hidup liar dalam dunia malam, Tapi wanita inu sudah berubah kearah yang lebih baik.
Tangan Rian melingkar erat di pinggang istri nya, Nessa tersenyum malu dengan kelakuan suami nya. Rasa nya berdebar debar karena mereka belum mengenal cukup lama, Apa lagi mereka juga belum melakukan hubungan badan walau sudah menikah tiga hari.
Rian memberi alasan bahwa dia belum siap karena masih teringat dengan Lia, Nessa mencoba untuk memahami nya. Mungkin duda ini begitu mencintai sang istri yang sudah meninggal, Nessa tidak mempermasalahkan karena mereka juga baru tiga hari menikah.
"Wiih bagus sekali bungan nya, Mas! Kamu ya yang menanam nya?" Nessa melihat bunga yang sedang bermekaran.
"Enggak, Sayang. Ini Aldo yang menanam nya, Dia pintar kalau menanam bunga dan sayuran." Jawab Rian.
Nessa tersipu malu karena Rian memanggil nya sayang, Rian memutar tubuh istri nya agar menghadap diri nya. Nessa tak berani menatap mata Rian yang sangat kelam, Seolah ada sesuatu yang menyedot di dalam mata itu.
"Kok kamu menunduk? Tatap dong muka Mas, Sayang." Rian mengangkat dagu istri nya.
"A-aku malu, Mas." Nessa salah tingkah.
Rian tertawa dan melahap bibir istri nya yang ranum, Nessa mencengkeram punggung Rian karena tiba tiba saja mendapat serangan dari suami nya.
Nikmati cerita horor othor yang kelima ini ya guys.
Pak Sopian kini perlahan tenang setelah anak nya menikah dengan Nessa, Selama satu tahun belakangan ini dia sangat cemas memikirkan Rian uang terus menduda, Padahal pernikahan Rian yang kedua ini mendapat tentangan dari keluarga nya Lia, Mereka masih yakin bahwa Lia akan kembali pada suami nya suatu saat nanti.
"Bapak jangan cemas lagi, Kan sekarang Rian sudah punya istri." Bu Fitri berkata pada suami nya.
"Meski sudah menikah, Tapi kenapa Aldo masih ada di sana! Bapak enggak tenang, Bu." Pak Sopian tampak kesal.
"Jangan membahas Aldo terus, Semoga saja dengan hadir nya Nessa. Nanti dia pergi, Ibu juga enggak tenang sebenar nya." Bu Fitri juga tak suka bila Aldo masih tinggal bersama putra nya.
Hubungan Aldo dan Rian cukup dekat bahkan bisa di bilang sangat lengket, Banyak kabar burung bahwa mereka punya hubungan spesial karena Rian yang depresi akibat Lia menghilang, Tentu nya orang tua Rian tidak mau bila anak nya sampai menyimpang.
Kini mereka tenang setelah Rian menikah dengan Nessa, Kabar jelek itu pun menghilang begitu saja. Meski mereka harus di musuhi oleh keluarga nya Lia, Mereka mengatakan bahwa orang tua Rian tak punya hati, Padahal belum tentu Lia meninggal.
"Nanti kalau Ibu nya Lia sudah reda emosi nya, Kita kunjungi rumah mereka." Ajak Pak Sopian.
"Iya, Aku juga ndak enak sebenar nya sama mereka." Bu Fitri merasa serba salah.
"Bapak juga bersalah sama mereka, Tapi membiarkan Rian duda terlalu lama itu rasa nya sangat tidak mungkin! Entah siapa yang pertama kali menyebarkan fitnah itu." Pak Sopian menghembuskan nafas panjang.
"Ku rasa mereka itu cuma iri saja dengan Rian, Pak. Kan rian dapat promosi dari kantor nya." Ujar Bu Fitri.
Rian memang mendapat promosi dan sekarang dia mendapat jabatan sebagai manager, Kehidupan anak nya cukup baik. Kabar bahwa Lia menghilang itu juga malah memperburuk keadaan, Mereka mengatakan bahwa Rian punya pesugihan dan menumbalkan istri nya.
Kabar itu lah yang membuat orang tua Lia semakin marah, Mereka mulai percaya bahwa Lia di jadikan tumbal oleh suami nya sendiri, Ibu Lia yang juga orang yang cukup kaya, Dia seorang janda.
"Bunda jangan langsung percaya dengan omongan orang, Bisa saja itu hanya gosip karena mereka tidak suka sama Bang Rian." Tama adik nya Lia membuka suara.
"Tapi itu bisa saja memang terjadi, Tama! Mustahil Kakak mu hilang tanpa jejak, Bunda sudah menyuruh orang mencari nya selama dua tahun ini." Bunda menangis sedih.
Bila sudah membicarakan Lia, Maka Bunda akan menangis pilu. Rasa nya sangat tidak bisa bila harus kehilangan putri sulung nya yang sangat baik dan penurut, Bila saja sudah ada kabat bahwa Lia mati. Mungkin dia akan bisa menerima nya walau pun berat, Tapi Lia hanya menghilang tanpa jejak.
Sekarang malah berhembus kabar bahwa Lia menghilang karena di tumbalkan oleh suami nya sendiri, Hati Ibu mana yang bisa menerima nya. Apa lagi Rian sudah punya istri baru lagi, Bunda tak sanggup mendengarkan cerita orang orang yang mengatakan bahwa istri baru Rian sangat cantik.
"Aku juga sudah berusaha mencari Kakak, Bunda. Tapi dia memang menghilang tanpa jejak, Apa mungkin dia lari bersama pria lain?" Tama berkata lirih.
"Jangan sembarangan kamu! Lia tak mungkin begitu, Dia gadis yang baik." Bunda tak terima mendengar ucapan Tama.
"Aku hanya menduga saja, Bila Kakak lari dengan orang yang berpengaruh, Maka memang tak ada jejak sama sekali." Kekeh Tama.
Plak.
Bunda tak terima dengan ucapan anak bungsu nya, Rasa nya sangat tidak mungkin bila Lia kabur bersama pria lain. Karena Bunda sangat mengenal anak nya itu, Lia begitu mencintai Rian sejak mereka masih sekolah. Dan beruntung bisa menikah, Sekitar satu tahun lebih mereka bahagia dengan pernikahan tersebut. Namun kabar buruk datang, Lia hilang tak pernah di temukan sampai sekarang.
...****************...
Pagi hari Nessa sudah bangun dan membuat kan sarapan untuk suami nya, Karena pukul delapan Rian sudah berangkat kerja. Dia hanya mengambil cuti tiga hari, Dan hari ini sudah mulai kerja kembali.
"Pagi, Sayang." Rian sudah rapi dengan kemeja nya.
"Pagi, Duduk dulu di meja sana, Mas." Nessa tersenyum malu karena Rian mencium pipi nya lembut.
Rian pun duduk di meja makan menunggu sarapan yang sedang istri nya buat kan, Nessa memasukan nasi goreng dalam piring untuk suami nya. Ketika mereka sedang bercanda dan berbincang riang, Dari kamar belakang muncul lah Aldo yang baju nya juga sudah rapi.
"Pagi semua nya." Aldo menyapa dengan ramah.
"Pagi." Rian juga tersenyum pada sahabat nya ini.
Aldo juga duduk di meja makan sebelah nya Rian, Nessa mengambil kan nasi goreng juga untuk nya. Dia tidak ikut makan karena ada pria lain di meja makan, Biar lah nanti saja makan nya bila mereka sudah pergi bekerja.
Lima belas menit kemudian sudah selesai mereka sarapan, Rian dan Aldo bersiap untuk kerja. Mereka kerja di pabrik sepatu, Namun sedikit berpangkat karena mereka bagian kantor nya.
"Mas pergi dulu ya." Rian menyalami istri nya dan mencium kepala Nessa.
"Hati hati ya, Mas." Nessa mencium tangan suami nya.
"Makan siang kamu masak secukup nya saja, Mas tidak pulang." Beritahu Rian.
"Baik, Kalau gitu aku masak untuk sore saja ya." Jawab Nessa sumringah.
Rian pun masuk kedalam mobil nya dan Aldo pergi dengan motor nya, Nessa menatap sekeliling rumah yang kurang terawat. Mungkin mereka tidak sempat karena kerja pulang malam terus, Nessa pun mengambil parang kecil untuk membersihkan nya.
"Oh ini tanaman bunga seperti nya." Nessa membersihkan dengan teliti.
Chas.
Nessa malah tidak sengaja menebang nya hingga pohon bunga itu patah, Dia ketakutan karena bila ketahuan maka akan kena marah. Tapi Rian pasti tahu bahwa bunga nya kena terbas, Nessa gelisah karena takut kena marah.
"Aduh kok malah patah gini, Jangan sampai Mas Rian marah sama aku." Cemas Nessa.
Ketika dia sedang gelisah karena takut kena marah, Nessa kedatangan tamu dari tetangga sebelah nya. Tampak nya mereka ingin kenalan, Karena ada tetangga baru.
"Assalamualaikum." Sapa mereka ramah.
"Walaikum salam, Bu." Nessa menyambut nya ramah juga.
"Istri nya Rian yang baru kan?" Tanya mereka membawa nama baru.
"Iya, Saya istri kedua nya." Nessa menjawab lempang saja.
"Loh kok sampai patah ini?!" Mereka kaget melihat pohon bunga yang patah.
"Enggak sengaja tadi kena tebas, Bu." Cengir Nessa malu.
Mereka malah saling tatap membuat Nessa sangat heran, Dia agak tidak nyaman juga bicara dengan Ibu Ibu. Karena mereka pasti hanya kepo saja dengan kehidupan orang lain.
Nessa yang panik dari pagi tadi karena mendengar bahwa itu adalah bunga kesayangan nya Aldo, Kini mereka sudah pulang dan terdengar gelak tawa yang sangat riang. Nessa yang sudah masak itu pun bergegas untuk menyambut kepulangan suami nya, Sekarang sekitar pukul enam sore. Memang mereka pulang dari kantor sekitar pukul lima, Satu jam nya untuk perjalan saja.
"Loh bunga ku patah begini." Pekik Aldo kaget melihat kondisi bunga nya.
"Mas, Kamu sudah pulang?" Nessa mengambil tas suami nya.
"Iya, Sayang. Ini kenapa bunga nya Aldo bisa patah?" Rian bertanya kepada istri nya.
"Hm ini, Aku tidak sengaja menebas nya saat mau membersihkan tadi." Nessa memilih untuk mengaku saja.
"Apaan sih kamu, Nes? Kalau emang enggak bisa bersihin bunga tu jangan main pegang pegang, Baru juga seharis di sini. Udah main rusak aja!" Aldo menghentak kan kaki nya dan masuk kedalam rumah.
Nessa tertunduk karena merasa bersalah pada Aldo, Benar kata tetangga tadi pagi. Itu bunga kesayangan nya Aldo, Kini sahabat suami nya marah karena ulah Nessa, Wanita ini bingung harus bagai mana.
"Udah jangan di pikirin, Biar besok aku carikan bunga untuk ganti nya." Rian mengajak Nessa masuk.
"Maaf ya, Mas! Aku buat keributan di rumah kamu." Nessa tak enak hati.
"Enggak! Ini rumah kamu juga, Bukan cuma rumah ku." Rian meralat ucapan istri nya.
"Gimana dong, Mas? Aku enggak enak sama teman kamu." Nessa sungguh merasa sungkan sekarang.
Rian mencubit hidung istri nya karena Nessa sangat menggemas kan bila sedang panik begitu, Bibir nya yang mungil membuat nya semakin terlihat lucu. Mereka masuk kedalam kamar, Rian berganti baju dan rehat sebentar.
"Udah jangan di pikirin terus, Mas juga bingung loh kalau kamu sedih gitu." Rian menatap istri nya yang berdiri dekat jendela.
"Yah aku beneran bingung, Aldo pasti marah lah." Nessa masih tak enak.
Padahal dia adalah istri dari pemilik rumah, Tapi malah sungkan pada orang lain yang bisa di bilang nya hanya numpang di sini. Karena Nessa merasa hubungan Rian san Aldo sudah seperti saudara, Mereka pasti mengerti satu sama lain. Sedangkan dia adalah orang baru yang singgah dalam hidup Rian, Itu pun mereka tak pernah kenal satu sama lain nya.
"Aldo itu emang suka sekali sama bunga, Semua jenis bunga di taman sana pun dia yang menanam. Pokok nya dia suka lah, Jadi kamu jangan menyalahkan dia juga ya atas sikap nya tadi." Rian berkata sambil berbaring di pangkuan istri nya.
"Maka nya dia sangat marah ya, Mas." Lirih Nessa.
"Biasa dia begitu, Nanti juga reda sendiri marah nya! Biarin saja, Nanti Mas yang akan bicara sama dia." Sahut Rian.
Nessa pun mengangguk setuju dengan ucapan suami nya, Rian yang mengenal Aldo lebih lama. Jadi dia pasti paham bagai mana sikap sahabat nya itu, Rian pun turun dari ranjang dan bersiap akan mandi.
"Makan nya nanti saja di siap kan, Sayang. Kata nya Ayah sama Ibu mau datang." Beritahu Rian.
"Oh iya, Mas. Untung aku masak agak banyak." Sahut Nessa.
"Kamu rebahan saja dulu, Nanti baru sibuk di dapur." Rian berkata sambil masuk kedalam kamar mandi.
Nessa menatap punggung suami nya yang selalu berkata lembut kepada nya, Sebenar nya Nessa sangat penasaran kenapa Lia bisa menghilang. Mau bertanya pada Rian masih takut menyinggung perasaan pria itu, Nessa mengambil album foto yang ada dalam laci.
Ada banyak foto Rian sam Camelia, Salah satu nya juga ada foto Aldo di sana. Mungkin mereka dulu juga tinggal di sini, Nessa sama sekali tidak tahu tentang keluarga nya Rian. Selain Rian beda kampung, Nessa kan juga belum terlalu lama tinggal di desa ini, Dia pindahan dari kota.
Tinggal di kampung sebelah berdekatan dengan sepupu nya, Namun tragedi yang menimpa keluarga nya membuat Nessa kerap di datangi mahluk ghaib yang mengincar nyawa nya, Sepupu Nessa yang bernama Purnama pun membawa nya kepesantren dan Nessa tinggal di sana, Sama sekali tak pernah keluar, Sehingga tidak mengenal orang orang.
Tau taunya malah Rian datang melamar dengan niat yang tulus, Nessa pun tinggal di sini dengan pengalaman yang sangat kosong. Belum ada mengenal orang satu sama lain nya, Apa lagi selama ini dia tinggal di kota yang cuek dengan para tetangga, Nessa pun masih kikuk bila mau datang ketetangga untuk berkenalan.
Padahal itu sangat penting bila kita hidup di desa, Nessa sedang membulat kan tekad agar punya nyali untuk kenalan dengan tetangga kanan kiri, Walau nanti entah bagai mana reaksi mereka.
...****************...
Mobil Pak Sopian dan juga istri nya berhenti tepat di depan rumah nya Rian, Mereka memang ingin berkunjung melihat bagai mana rumah anak nya yang selama dua tahun ini kehilangan sosok Ibu rumah tangga, Kini sudah ada sosok Ibu rumah tangga yang baru.
Penampilan Nessa dan Lia sangat jauh berbeda, Meski Lia adalah gadis desa. Tapi dia selalu berpakaian mini dan juga rambut nya terurai indah, Bahkan gigi nya juga memakai behel. Dulu Nessa juga begitu, Sebelum masuk pesantren.
"Masak apa, Nak?" Bu Fitri duduk di meja makan sambil tersenyum.
"Nessa belum tahu selera Ibu sama Ayah, Jadi cuma masak seada nya saja. Itu pun belum tentu enak ya, Bu." Ujar Nessa menaruh berbagai macam lauk.
"Enggak pa pa, Nama nya juga baru belajar. Yang penting ada niat untuk belajar masak, Nanti Ibu kasih nilai lah masakan mu." Jawab Bu Fitri sambil bergurau.
"Nah ini selera nya Ayah, Alhamdulilah kamu masak sayur asem." Pak Sopian bersorak senang.
"Syukur lah kalau Ayah suka, Mari kita makan bersama." Nessa tertawa senang.
Rian juga senang karena istri nya bisa cepat berbaur dengan mertua nya, Bu Fitri menatap anak nya sekilas dan kembali fokus pada makan malam mereka.
"Eh tunggu bentar lagi, Aldo belum keluar dari kamar." Ucap Rian.
"Ya biar lah, Wong Ayah sudah lapar." Pak Sopian tak mau menunggu.
"Apa sih kamu ini, Rian! Makan saja harus nunggu dia, Kalau dia mau makan ya datang saja sekarang." Bu Fitri juga sewot.
"Nanti saja dia biar makan sendiri, Mas. Kasihan Ibu sama Ayah udah lapar." Nessa membuka suara.
Akhir nya Rian pun mengalah dan makan bersama keluarga nya tanpa ada Aldo, Mereka makan sambil di iringi canda tawa yang sangat bahagia, Bu Fitri berulang kali memberi masukan untuk Nessa cara cara memasak sambil di selingi candaan tentu nya agar sang menantu tak berkecil hati.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!