Kalau kau tidak ingin bercerai denganku, kau harus hamil... Dan karena aku sudah tidak ingin menyentuhmu , KAU HARUS HAMIL ANAKNYA , ANAK DARI PRIA ITU !! " ucap Stanley dengan ekspresi penuh amarah sambil menunjuk ke seorang pria asing berambut coklat , berperawakan tinggi kekar yang berdiri tak jauh darinya.
Stanley Alexander, Pria yang sangat di cintainya itu memiliki kebencian yang sangat mendalam dan dendam membara pada diri Reisya. Ucapan menyakitkan setajam pedang yang menusuk ke jantungnya itu memberikan luka yang teramat sangat dalam walau tak berdarah.
Laki laki itu menyuruhnya hamil anak dari pria lain . Bagaimana mungkin??... Ia tidak mungkin hamil anak dari pria lain sedangkan statusnya saat ini adalah istri dari laki laki bernama Stanley itu sendiri.
.
.
.
.
.
.
.
Semua itu terjadi berawal dari peristiwa beberapa bulan lalu , peristiwa yang benar benar di sesalinya seumur hidup. Andai saja ia bisa memutar waktu , sungguh ia tak akan melakukan hal bodoh itu. Hal yang sangat bodoh yang mengantarkannya pada kehidupan menyakitkan kala ia harus menjalani Poliandri.
.
.
.
.
.
.
.
Suara decak bibir bertemu bibir yang saling melumat penuh nafsu terdengar samar sejenak sepasang muda mudi siswa SMA elit swasta itu mengambil oksigen karena kehabisan nafas . Ciuman panas penuh nafsu merekapun terjeda sesaat . Nafas menderu, pandangan sayu, tangan saling mendekap,dan tubuh yang saling menempel tanpa jarak membuat jiwa muda keduanya berontak keluar.
Sejenak keduanya saling bertatapan. Dua insan yang sedang membolos di kegiatan extra olahraga sore itu hanya menghentikan aktifitas mereka sejenak. Dan setelah nafas mereka stabil kembali, keduanya melanjutkannya lagi.
Stanley Alexander, pemuda kelas 12 IPS XX itu melepas begitu saja kaos t shirt yang di kenakannya hingga tubuh six pac indahnya terpampang begitu nyata di depan wanitanya.
Reisya Sebastian siswi kelas 12 teman sekelasnya, gadis berwajah baby face itu menatap nyalang dirinya tanpa berkedip
" S.....Stanley....... " Reisya nampak terkejut dengan mata membola melihat sesuatu yang baru pertama kali di lihatnya itu.
" Kenapa?...hehe...." ucap Stanley dengan tawa kecil seringainya.
Reisya merasa ngeri. Bulu kuduknya sudah berdiri membayangkan sesuatu yang begitu menakutkan baginya.
Stanley selalu bilang jika ia sedang merindukan dirinya di chat sebelum mereka bertemu. Dan di sanalah awal mula Stanley mulai melakukan sentuhan fisik di tubuhnya. Awalnya cuma sebuah pelukan saja namun lama kelamaan Stanley mulai kian berani. Ia mulai berani meminta lebih. Dan hari ini adalah puncaknya, Stanley tak cukup hanya sekedar pelukan dan ciuman
Memang Stanley sangat tampan dan bahkan terlalu tampan meski ia terkenal sebagai anak ' BADBOY ' , suka mabuk mabukan dan nongkrong di cafe bersama teman se genknya pula. Namun itu tak mengurangi daya tarik seorang Stanley di mata para gadis gadis fans nya.
Reisya sudah lama mengaguminya , 3 tahun cintanya bertepuk sebelah tangan karena Stanley justru pacaran dengan Jeselyn. Dan setelah mereka putus Reisya mulai mendekatinya. Awalnya berteman biasa dan setelah cukup lama Stanley menjomblo , Reisya memberanikan diri menembaknya. Karena itulah ia tak sanggup menolak permintaan Stanley dan menurutinya termasuk bertemu berdua di kamar mandi sekolahnya tersebut.
Apalagi kekasihnya ini sangat populer di sekolah tersebut, banyak siswi siswi kelas lain dan adik kelas menyukainya. Tentu Reisya sangat takut kehilangan Stanley.
Dan hal itu di manfaatkan oleh Stanley . Ia ingin memenuhi rasa penasarannya setelah nonton film dewasa bersama teman teman genk nya. Jiwa muda, gejolak libido tinggi dan rasa penasaran bercampur menjadi satu. Tubuhnya sudah panas dingin , kepalanya nyut nyutan.
Stanley tak kurang akal, ia pun mengeluarkan jurus rayuan mautnya agar wanitanya itu bersedia menuruti kemauannya.
" Sayaang.... Aku sangat merindukanmu . Beberapa hari ini tidak bisa ketemu kamu , aku benar benar hampir gila karenamu .. Wajahmu tak bisa hilang dari pikiranku..." Rayuan gombal pun terlontar cepat dengan begitu manisnya.
.
.
" Senyummu.. tatapan matamu..wajah cantikmu.. dan juga bibir manismu ini benar benar membuatku tersiksa dalam kubangan rindu...Sayang , kau benar benar membuatku gila "
.
.
Reisya gadis lugu dan bisa dibilang cupu karena tak pernah berpacaran. Orang tuanya sangat tegas mewanti wanti anak gadis semata wayangnya itu untuk pintar pintar menjaga diri. Terutama dari para hidung belang cap kadal. Reisya yang ingat betul pesan Papanya enggan menjawab pertanyaan Stanley itu. Tentu saja ia tidak akan semudah termakan bujuk rayu lelaki . Namun pada Stanley, cinta buta gilanya, dia selalu bisa membuatnya hilang akal. Begitu mudah ia mengeluarkan kata kata manis berbisa yang mengalahkan logikanya. Terlebih Pria di hadapannya itu sudah menjadi obsesinya sejak beberapa tahun lalu.
" Sayang..." Panggil Stanley dengan nada merajuk nya.
" ... " Reisya nampak masih meragu. Hati kecilnya jelas menolak dengan tegas namun otaknya yang tadi sudah teracuni permainan Stanley membawanya tenggelam dalam lautan gelora. Tubuhnya tak bisa berbohong jika ia juga menginginkan Stanley.
" Sayang...apa kau masih ragu padaku?...Aku sangat mencintaimu...hanya kau satu satunya gadis yang ku cintai..." Stanley berusaha meyakinkan Reisya. "Aku sangat mencintaimu ...Belum pernah aku merasakan hal seperti ini sebelumnya..."
Reisya gamang . Ia sebenarnya belum siap untuk berhubungan terlalu jauh dengan Stanley. Namun kata manis beracun nya kian menggoyahkannya.
Setahun pacaran dengan Stanley , Stanley tak pernah mengucapkan perasaannya. Stanley memperhatikan dirinya , bersikap selayaknya pacar , namun sejak awal mereka pacaran lantara karena ia yang menembak Stanley . Padahal kala itu Stanley masih trauma pacaran lagi sejak di putuskan sahabatnya, Jeselyn. Ia benar benar susah move on dari mantan pacar cinta pertama nya itu.
Stanley menerima cinta Reisya karena mereka sudah berteman sejak lama. Dulu saat kencan dengan Jeselyn Reisya cuma menjadi obat nyamuknya. Kegunaan yang lain adalah menjadi fotographer mereka .Ia memotretkan keduanya jika Stanley dan Jeselyn berkencan. Karenanya Stanley pun menghargai persahabatan mereka. Tak ingin menyakiti hati Reisya dengan penolakannya .
Melihat mangsanya nampak lengah , Stanley mengambil inisiatif cepat. Dengan cepat Stanley mendaratkan bibirnya kembali di bibir Reisya dan langsung menyerangnya dengan ganas. Ia melumat bibir Reisya dengan ganas. Memainkan lidahnya pula, membelit dan mengabsen deretan giginya . Tangannya pun tak diam saja , ia mengupayakan segalanya agar gadis itu jatuh ke pelukannya.
' Aku harus bertindak cepat.....aku tidak ingin dia berubah pikiran lagi...'
Stanley memanfaatkan waktu secepat mungkin. Setelah membuat Reisya terlena dan membalas permainannya, tangannya bergerak lincah melepas satu persatu kain yang menutupi tubuh mereka hingga tak ada sehelsi benangpun yang menempel di tubuh mereka . Ia memainkan semua aset berharga kekasihnya untuk membuatnya kian melemah.
Wajah Reisya memerah seperti buah tomat masak menahan rasa malu, ia tak kuasa menolak saat Stanley membaringkan dirinya di meja keramik wastafel kamar mandi sekolah elit tersebut. Stanley sejenak berhenti dan menatap dengan tajam pada Reisya.
" Kalau kau benar mencintaiku ... buktikan !! " ucap Stanley kemudian.
Reisya yang sebenarnya sudah takut sedari tadi saat ini hanya bisa pasrah dengan semua perlakuan Stanley.
' Benar... Cinta memang memerlukan bukti , bukan hanya sekedar kata kata ...' Batin Reisya membenarkan.
Reisya nampak membuka mata lebar lebar saat merasakan sesuatu yang baru pertama kali di rasakannya. Ia tak sanggup berteriak meski ia merasakan sakit yang teramat di tubuhnya. Ia hanya bisa mencengkeram punggung Stanley kuat kuat. Teriakan kesakitan yang dirasakannya hanya tercekat di bibirnya karena Stanley membungkam mulutnya dengan ciumannya.
Kamar mandi gedung belakang sekolah itu menjadi saksi bisu perbuatan terlarang dua insan muda yang tengah di mabuk asmara itu , atas nama cinta Reisya rela menyerahkan satu hal yang paling berharga miliknya yang selama ini begitu ia jaga .
Stanley tersenyum puas karena ia telah berhasil membuat gadis itu bertekuk lutut dalam pelukannya . Apa yang selama ini di inginkannya dari gadis itu di dapatkan sudah.
Dan akhirnya, terbukalah juga jalan bersegel itu untuk pertama kali.Rasa aneh luar biasa yang pertama kali di rasakannya itu membuatnya kian bersemangat untuk lebih memperdalam rasa yang di rasakannya. Spontan reaksi tubuhnya bergerak sendiri.
Dan semakin ia bergerak, rasa nikmat itu kian terasa. Seperti tersengat listrik tapi tak sakit. Rasa itu benar benar membuatnya terlena, rasanya nyaman yang tak bisa di lukiskan dengan kata kata.
.
' Ini...luar biasa.. '
.
Stanley kian bersemangat, tanpa mempedulikan keadaan Reisya yang kesakitan. Ia kian mempercepat temponya dan dengan penuh penekanan pula. Ia yakin lambat laut Reisya pun akan turut merasakan rasa nikmat seperti yang di rasakannya.
.
' Gila...ini benar benar gila. Ini terlalu nikmat. Aku ingin terus menggerakkannya. Tubuhku bergerak sendiri ... pantas saja mereka ketagihan dan menggelinjang keenakan. Ini memang benar benar surga...' batin Stanley senang merasakan kenyamanan itu.
.
Pun sama halnya dengan Reisya, ia yang tadi awalnya merasakan sakit yang teramat sangat, kini perlahan merasakan sensasi yang berbeda. Bahkan tubuhnya mengeluarkan reaksi gila dengan suara desahan sembari memeluk tubuh kekar Stanley.
.
' A..apa ini...' Stanley merasa aneh dengan sesuatu yang rasanya hampir meledak di ujung pangkal pahanya. Ia yang tak kuasa menahannya akhirnya membiarkan semua terjadi berdasarkan instingnya.
.
" Aaargggghhh..." Stanley melenguh panjang.
.
' Aku sudah keluar??. Benarkah? Kenapa rasanya begitu cepat keluarnya?? Tak seperti pemain di film bengek itu. Mereka bisa main sampai lama. Sedangkan aku, kenapa cepat? Apa karena pertama kali jadi belum terbiasa??
Ya mungkin seperti itu...Lagian para aktor itu pasti memakai obat kuat kan.. Aku akan mencobanya lagi nanti...' Stanley menggumam dalam hati.
.
" Stanley..." Reisya menatap kekasihnya itu.
.
' apa dia kecewa padaku? '
.
Stanley mengecup lembut bibir kekasihnya itu dan membelai rambut panjangnya. " Maaf...sakit ya sayang..."
Reisya berusaha tetap tersenyum pada kekasihnya itu agar kekasihnya tidak kecewa. Ia tak ingin Stanley merasa bersalah dengan kesakitan yang di rasakannya. Apalagi ia juga masih merasakan nyeri di area kewanitaannya.
" Maaf..aku belum berpengalaman.. harap maklum karena ini pertama kali ku lakukan... Aku tak pernah melakukan ini sebelumnya..." ucap Stanley apa adanya.
Reisya mengangguk. Ia hendak bangkit namun Stanley mencegahnya.
" Sekali lagi ...aku akan menahannya agar tidak cepat keluar... kau belum sampai ke puncak kan..." Stanley menganggap ekspresi kekasihnya itu sebagai ekspresi ketidakpuasan padahal sebenarnya bukan.
" Stanley, ini masih sakit..." sangkal Reisya. Ia ingin mengulanginya lagi sebenarnya, tapi rasa nyeri yang lebih mendominasi membuatnya enggan.
" Sekali lagi saja.. Ya ?!" Stanley tak menerima penolakan. Ia masih sangat penasaran dengan rasa yang barusan di rasakannya. Dan ia ingin mengulangnya kembali.
" Kalau ada orang kemari bagaimana?... " Tanya Reisya.
" Sebentar saja..'' Reisya menghela nafas panjang.Ia tak mampu menolak Stanley meskipun rasa nyeri itu masih menyelimuti area pribadinya.
" Ayo buruan, keburu ada orang datang..." Tanpa minta persetujuan lagi Stanley langsung gas pol saja.
" Aaahh!!!" teriak Reisya saat Stanley memaksa masuk kembali.
" Rilex sayang sebentar lagi enak kok " racau Stanley seperti orang kesetanan langsung menyerang Reisya dan menggempurnya.
.
.
' Ah...gila...ini benar benar gila...Aku tak bisa berhenti...Ini sangat nikmat...luar biasa...Rasa ini benar benar membuatku tercandu ingin mengulangnya terus...' batin Stanley senang tak terkira saat rasa itu mendatanginya kembali.
.
Ia kian bersemangat menghentakkan melakukannya." Ya sayang....ini nikmat... Ini mantap..." ocehnya
Keduanya kian terlarut dalam buai gelombang asrama.Desah syahdu erangan nikmat keduanya memenuhi segala genap penjuru ruangan itu. Kamar mandi itu menjadi saksi bisu kedua insan yang di mabuk cinta itu saling memadu kasih.
Dan kali ini Stanley menepati kata katanya, ia bisa lebih menguasai dirinya. Tak seperti tadi senggol sedikit langsung keok lemah tak berdaya. Ia yang suka berolahraga di gym menunjukkan jati dirinya.
Meski ia terbilang bocah badung karena sering mabuk mabukan dengan teman kumpulannya, namun ia tetap menjaga stamina dengan rutin berolahraga di tempat fitnes langganannya.
Tubuh kecil Reisya terhentak keras saat Stanley menerjangnya kuat. Sepasang bukit kecil itu menari nari mengikuti pergerakan keduanya. Reisya berpegang erat memeluk erat tubuh Stanley seperti anak koala yang menggantung induknya. Namun tentunya dengan racauan berbeda karna kegiatan mereka.
Setelah cukup lama, desiran gelombang itu hendak mendatangi Stanley kembali.
" Stanley.." Reisya berucap saat ia mulai merasakan sesuatu yang aneh di dirinya. Stanley yang mengerti jika kekasihnya hendak mencapai puncak everest nya itu kian menguatkan terjangannnya.
" Aaaaaarggghhh... " Rasa nikmat tak terhingga itu menyapa keduanya bersamaan.
.
' Aah...aku lupa...aku tidak boleh mengeluarkannya di dalam. Aku harus mengeluarkannya di luar , aku tidak ingin ambil resiko kalau Reisya hamil. Lain kali aku akan memakai k****m saja ...'
.
.
" Sayang..." ucap Stanley memanggil kekasihnya yang kini bersiap siap memakai baju olahraga saat hendak pulang.
" Ya?.." tanya Reisya heran.
" Lagi..."
" Hah?!" Reisya yang sedari tadi sebenarnya merasa menyesal telah melakukan perbuatan dosa itu dan bahkan sampai mengulangnya 2x, sudah merasa kotor dan hina. Ia bahkan sangat menyesal telah menuruti Stanley. Tubuhnya terasa begitu nyeri saat hendak berjalan, tapi Stanley masih ingin mengulanginya lagi. Makin di turuti Stanley makin menjadi jadi.
" Aku mau lagi sayang..." Reisya menggeleng gelengkan kepalanya cepat sembari kedua tangan menyilang di depan dada.
' Tidak...cukup tadi saja aku melakukan perbuatan dosa ini...Aku tidak mau lagi...' teriaknya dalam hati.
.
" Stanley...ini sudah terlalu sore nanti kita bisa kemalaman..." Reisya beralasan karena waktu memang sudah menunjukkan pukul 5 lebih 15 menit. Stanley melirik jam tangan mewah yang melingkar di tangan kirinya. " Ini waktu pulang latian extra ... Kalau mereka kesini bagaimana ..."
" Cih.... Ya sudahlah..." ucapnya setengah tak rela karena ia masih merasa belum puas bermain dengan kekasihnya itu. Rasa penasaran dan ketagihan akan sebuah sensasi baru yang baru saja di reguknya itu membuat nya terus ingin melakukannya.
.
' Padahal aku masih ingin lagi tapi ini memang sudah sore... Bisa kemalaman nanti...'
.
Lain dengan yang dipikirkan Reisya, selain ia masih merasa nyeri ia juga takut, takut ketahuan dan juga takut karena ia telah nekad melakukan hubungan badan dengan pacarnya di kamar mandi sekolah.
Untung saja kamar mandi itu letaknya di ujung belakang cukup jauh dari gedung kelas dan gedung latihan olahraga volli yang diikutinya sehingga mereka tidak ketahuan.
" uuuuh... " Ia meringis ngeri saat mencoba berjalan normal.
" Sakit ya?" tanya Stanley .Reisya mengangguk pelan.
" Sini aku gendong.."
Stanley sebagai seorang cowok cukup pengertian. Ia berjongkok agar Reisya naik ke punggungnya. Dan kemudian sesudah itu ia berjalan sambil menggendongnya menuju ke parkiran.
.
' Stanley ini...so sweet banget...'
.
Begitu saja sudah membuat hati Reisya berbunga bunga. Ia semakin bucin saja kepada Stanley.
Sebuah motor sport Ninja berwarna merah berjajar di antara sepeda motor lain di parkiran tersebut. Beberapa siswa juga nampak duduk di atas motor mereka bersiap hendak pulang.
" Woi Stanley...darimana aja lo bro..."
" Kalian bolos kemana tadi...coach menanyakan kalian.."
" Main gendong gendongan jangan jangan kalian berbuat mesum yaa..." tanya para siswa yang mengenali keduanya karena mengikuti extra yang sama. Dan mereka juga tahu kalau keduanya merupakan pasangan bucin akut. Kemana mana selalu berdua.
" Hahahaha..." Kelakar mereka sambil tertawa tawa.
" Ngasal aja kalian.. aku membantu pacarku ...tadi dia jatuh.. " jawab Stanley asal. Reisya hanya bisa menunduk menahan malu dengan raut muka memerah.
" Apa iyaaa... Hati hati bro ... kalau nina ninu jangan sampai hamil..." celutuk teman temannya.
" Hahahaha ..."
Ucapan salah satu temannya itu di sambut gelak tawa teman teman yang lain.
Stanley berusaha mengacuhkannya. Ia segera menurunkan Reisya dan naik ke motor sport mahalnya. Reisya pun buru buru naik ke boncengannya meski ia menahan nyeri di pangkal pahanya. Sedikit meringis karena menahan rasa nyeri saat naik ke motor dengan dudukan tinggi itu. Ia tak ingin perbuatan mereka ketahuan teman temannya.
" Gue cabut duluan bro ..bye..." Stanley cepat mengambil langkah kabur daripada semakin di curigai teman temannya.
" Kalian lihat tadi gak... mereka mencurigakan banget..." Mereka mulai bergosip saat keduanya berlalu.
" Iya bener...Duo bucin itu pasti habis ngapa ngapain. Masak karena jatuh sampai bolos latihan 2 jam.. mereka kemana aja tadi coba...gak kelihatan batang hidungnya..."
" Pasti si Rei udah di apa apain Stanley dah...Secara Stanley itu terkenal mesum parah.. Stanley itu suka nonton film bok*p. Temennya juga gak jelas. Yang tukang mabuk lah, yang tukang tawuran....." Mereka mulai bergosip sepeninggal keduanya.
" Gak bahaya tuh??..."
" Bahaya lah... Tapi Stanley kan anak sultan, semua pasti bisa di beresin pake uang bokap nya..."
"' Tapi si Reisya juga parah, dia yang nembak Stanley duluan lho. Kan dulu Stanley pacar sahabatnya si Jeselyn... Jeselyn mutusin Stanley, terus dia pindah sekolah. Udah itu Reisya nembak . Gaje ga tuh ? "
" Jangan jangan dia pelakor pacar sahabatnya?"
" iiih.. Najis banget kalau bener. Pagar makan tanaman. "
" eh, tapi denger denger si Jeselyn itu mutusin Stanley habis di undang di party ultah nya si Shera "
" Iya bener. Party nya di night club tau. Shera kan pergaulannya sama kelas berat. Banyakan lebih tua. Ada yang Om om juga. Tapi mereka orang orang berduit semua. Yang ga selevel sama dia gak di undang.
Jeselyn nya di undang nah itu si Reisya enggak . Padahal bapaknya pengacara. Masih gak di anggep sosialita kelompok mereka "
" Bapaknya Reisya pengacara miskin..wkwkwk.."
" Tapi kalau aku sih, mending gak di undang daripada ikut party sama Om om.."
" Bener tuh "
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Stanley mengantar Reisya pulang sampai ke depan pintu pagar rumah mewah yang tinggi menjulang dengan 2 lantai. Reisya memang anak keluarga berada. Sama seperti Stanley. Stanley anak pengusaha dan Reisya anak dari seorang pengacara.
" Bye..." Reisya melambaikan tangannya saat Stanley berlalu dengan motornya.
" Sudah pulang non.." sambut pak satpam yang menjaga pintu gerbang dan membukakan pintu untuknya.
" Iya " jawab Reisya seraya buru buru masuk.
" Loh...Non Rei cara berjalannya kok aneh..." gumam Satpam itu saat melihat anak majikannya berjalan masuk dengan agak mengangkang.
Reisya langsung masuk dan mengunci pintu kamarnya. Ia membaringkan tubuhnya yang terasa remuk setelah pergumulannya dengan Stanley. Ia masih mengingat dengan jelas peristiwa yang terjadi barusan.
Rasa nyeri di pangkal pahanya merupakan bukti nyata jika ia telah kehilangan keperawanannya. Rasa sakit dan nikmat saat mereka berbagi peluh terbayang nyata.
.
' Itu bukan mimpi...akh ..aku benar benar telah melakukannya dengan Stanley... Maafkan aku Pa...Ma...anak kalian ini tidak mendengarkan larangan kalian...'
.
Sungguh dalam hati kecilnya, ia sangat menyesalkan hal itu. Ia tak bisa menjaga dirinya. Ia melanggar larangan orang tuanya. Dan ia juga telah berbuat dosa besar. Zina...ya...ia telah berzina dengan kekasihnya.
.
' Maafkan aku Tuhan....aku khilaf....' Reisya hanya bisa menangis mengingat kebodohan terbesar yang di lakukannya. Sungguh ia benar benar sangat menyesalinya.
Aku bukan perawan lagi sekarang..
Ya Tuhan...kenapa tadi aku mau melakukan itu...Dimana pikiranku ,anak seorang pengacara terkenal sudah berbuat zina...
Bagaimana jika Papa mengetahuinya....Dia pasti sangat marah...'
.
Takut, menyesal, merasa bodoh dan merasa seperti wanita murahan bercampur menjadi satu. Penyesalan memang selalu datang di belakang.
.
' Semoga ini tidak ketahuan...semoga tak ada seorangpun yang tahu...Biarlah ini menjadi rahasia antara aku dan Stanley... Aku tidak akan melakukan ini lagi...tidak akan pernah...meskipun Stanley memintanya lagi...TIDAK AKAN!!'
' Ting ' suara notifikasi terdengar. Reisya melirik hp nya dan melihat tulisan nama Stanley ❤️ muncul di sana.
.
' Sayang...' Stanley mengirimkan pesan beberapa kali karena Reisya mengabaikannya. Namun Reisya yang sudah memutuskan tidak akan melakukan kebodohan itu lagi , mengacuhkannya begitu saja.
.
.
.
.
.
.
Beberapa hari Reisya ijin tidak masuk karena sakit. Dan dalam beberapa hari itu pula ia merenung menyesali perbuatannya. Ia pun mengacuhkan begitu saja pesan pesan yang dikirimkan Stanley.
Reisya masuk ke sekolah seperti biasa, ia di antar jemput sopir pribadi keluarganya. Dan saat masuk ke kelasnya, ia mendapati Stanley yang tersenyum cerah menghampiri dirinya.
" Sudah sembuh sayang...aku rindu sekali padamu..." Stanley dengan tak tahu malunya berucap seperti itu di depan teman temannya.
" Cie cie...pasangan bucin akut udah mulai lagi..." Teman temannya meledek keduanya yang memang terkenal bucin itu.
Reisya cuma tersenyum simpul dan ia langsung duduk di bangkunya. Stanley mengekor di belakangnya.
" Sudah tidak sakit?" tanya Stanley pelan saat ia sudah dekat dengan pacarnya.
' Deg !'
Jantung Reisya berdenyut nyeri. Pertanyaan Stanley mengusik ingatannya akan peristiwa kelam beberapa hari lalu yang sangat di sesali nya. Ia ingin melupakan semua itu dan tak ingin mengingatnya. Ia ingin menganggap hal itu tak pernah terjadi diantara mereka.
" Kembali ke bangkumu Stanley...." jawab Reisya cepat.
Stanley merasa begitu aneh dengan sikap pacarnya itu. Beberapa hari pesannya tidak di balas, telponnya tidak di angkat dan kini ia di acuhkan pula. Namun meski enggan ia pun kembali ke bangkunya yang berada di belakang karena Guru sudah datang.
Selama jam pelajaran , Stanley tidak bisa fokus. Ia mengutak utik hp nya dan terus mengirim pesan pada Reisya meskipun Reisya enggan menjawabnya.
Puncak kekesalan Stanley adalah pada jam istirahat. Saat ia membawa kekasihnya itu ke taman belakang untuk bicara.
" Kau kenapa ...kenapa tiba tiba berubah?" tanya Stanley tak habis pikir dengan sikap pacarnya itu.
Reisya enggan memberi penjelasan. Ia cuma diam.
" Kau mau kita putus? " tanya Stanley kemudian yang langsung di balas dengan tatapan nyalang dari kekasihnya itu dengan mata berkaca kaca.
.
' Putus?...Tidak!!...tentu aku tidak ingin putus dari Stanley...'
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!