NovelToon NovelToon

Viola (Istri Manja Jadi Pengusaha)

Berubah Seketika

Kamar dengan nuansa violet itu terlihat dihuni oleh sesosok wanita dengan kulit putih, manik coklat dan tubuh rampingnya. Kaki jenjangnya menaiki kasur nyaman miliknya yang siap menanti kedatangan nya.

Posisi telentang menjadi pilihan nya saat ini. Tak lupa tangan dengan kuku cantiknya mengambil ponsel dan membuka akun belanja nya. Jari-jari lentik itu begitu lihai bermain di ponsel dengan logo mahal itu.

Beberapa saat berlalu, dirinya memilih masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sambil bersantai menikmati sentuhan air dan juga wewangian di bathtub nya.

Tubuh yang sudah polos itu berendam hingga menyisakan kepalanya saja, dengan satu sentuhan sebuah benda persegi panjang menyala dengan tayangan alur cerita.

"Menarik..." Tapi ditengah waktu berendam nya itu, sebuah panggilan membuat dirinya hanya menatap sekilas siapa menghubungi nya. Awalnya dia biarkan saja, tapi ketika panggilan itu terus menerus datang, membuatnya kesal. Hingga dia terpaksa keluar dari bathtub nya.

"Ya...."

"Kiara, apa yang kau beli dengan kartu Daddy!" Suara pria langsung terdengar melintasi telinga sosok cantik bernama Kiara itu.

"Ayolah Daddy, aku hanya beli perhiasan kecil yang baru keluar. Mereka sangat cantik, itu sangat cocok untuk ulang tahun ku nantinya. Daddy bilang aku bisa beli apapun yang aku mau kan?" Balasnya sambil rebahan menatap hujan yang perlahan turun dari balkon nya.

"Kecil? Itu besar Kiara... Lebih baik uang nya dibelanjakan hal lain, keperluan yang lebih penting sayang..."

"Kenapa Daddy bicara seolah kita ini miskin. Aku pokoknya tidak mau dengar, aku sudah beli. Dan aku mau yang itu! Jangan lupa Daddy, aku mau perayaan pesta ulang tahun ku di hotel yang aku katakan."

"Sayang... Kau sudah berusia 23 tahun, cobalah mengatur keuangan mu sayang. Cobalah gunakan kemampuan mu untuk menghasilkan sesuatu. Kau kan sangat pandai dalam....."

"Aku belum mau bekerja, seperti Daddy ataupun kakak! Aku ingin bersantai tanpa tekanan atau semacamnya." Balas Kiara.

"Bagaimana nanti ketika kau menikah? Kau harus mengelola keuangan dan sikap mu. Mungkin Daddy dan kakak bisa mengerti, tapi bagaimana dengan suami dan keluarganya nanti?"

"Tinggal cari yang tidak punya keluarga saja, yang tampan... Kaya seperti kita, berkulit putih seperti ku dan punya sikap seperti Daddy dan kakak."

"Kiara... Ada kalanya tidak semua bisa terjadi seperti yang kita harapkan sayang. Bisa saja semua itu terbalik, kau harus berjuang untuk hidup bersama suami mu nantinya."

"Aku yakin Daddy dan kakak tidak akan membiarkan nya, sudah dulu Daddy. Aku mau lanjut skincare. Bye Daddy, love you!" Kiara mematikan panggilan sebelum Daddy nya melanjutkan ucapannya.

"Lagipula yang benar saja, aku tidak akan menikah dengan pria miskin dan memiliki rupawan biasa saja. Jari-jari lentik ku ini tidak akan bisa melakukan pekerjaan apapun. Dia hanya perlu perawatan. Dan aku tidak akan mendapatkan mertua atau keluarga dari suamiku yang menyebalkan..." Sambil memakai perawatan kulit wajah dan tubuhnya, Kiara terus mengoceh.

Hingga dirinya akhirnya berbaring dengan masker wajah bewarna hijau dan mentimun di sepasang matanya. "Baiklah, tunggu beberapa menit dan .....

Ketika matanya terbuka, bukan atap-atap langit kamar nya yang terlihat. Tubuhnya juga bukan di ranjang empuk seperti biasanya, tapi sesuatu yang keras. Belum sempat bibirnya mengatakan sesuatu, seorang pria menatap dirinya dengan kekhawatiran.

"Syukurlah kau sudah sadar istriku. Kau mau minum?" Ucap pria itu.

'Apa istri?' Batin Kiara setelah mendengar nya, dan matanya justru semakin terbelalak melihat atap-atap yang langsung memancarkan sinar matahari yang membuat lengan nya panas.

"Apa ada yang sakit? Katakan sesuatu istriku..." Kiara bangun dan terduduk melihat sekeliling nya. Sebuah ranjang keras dari bambu dan juga tempat...

'Kandang apa ini! Kenapa aku disini!'

Bersambung.....

Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.

Kenyataan

Viola menggunakan kecepatan tinggi nya untuk bangkit dari ranjang itu. Tubuhnya langsung berdiri menatap sekelilingnya dengan tatapan lekat. Sedangkan pria yang bersama dengan nya, tampak kebingungan dengan yang terjadi pada istrinya.

Ketika bibirnya ingin bicara, sang istri terlihat bergerak ke sana dan kemari. Seolah dia memastikan sesuatu dengan pasti. Sepasang kakinya terus bergerak mengelilingi ruangan yang ditempati nya.

"Dimana aku? Dimana aku? Kenapa aku disini... Tidak mungkin... Apa aku dipindahkan ketika tidur? Apa mungkin Daddy...." Mengigit jari nya, wanita itu sungguh tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Bangunan yang sungguh memiliki banyak lubang serta rapuh. Tak lupa dengan lantai dari tanah yang jika basah jangan ditanya lagi. Sudah pasti terasa lembek dan melekat di kaki yang menapakinya.

Sepasang manik itu menatap ke luar. Hanya ada persawahan yang luas dengan cahaya mentari yang menyengat kulit. "Dimana Daddy? Dimana jet ku! Daddy! Daddy dimana! Ini tidak lucu Daddy! Daddy..." Ketika bibirnya kembali ingin bicara, sebuah tangan itu menyentuh pundaknya dengan lembut.

"Ada apa? Duduk...... Ayo kita duduk dulu. Viola, Daddy apa yang kau bicarakan?" Manik wanita itu menatap sosok pria dengan kulit sawo matang tak lupa dengan manik coklat nya yang meneduhkan.

Tapi tentu saja dia tidak teduh akan itu. "Kau siapa? Viola apa? Aku ini...." Ucapannya terhenti ketika sebuah bayangan melintas di kepalanya. Urutan demi urutan berputar di kepalanya.

'Dasar wanita sok kecantikan! Kau pikir kau sangat cantik sehingga suamiku tertarik padamu? Dasar penggoda!'

'Pukul terus bu, biar wanita itu tau posisinya disini! Kalau bukan karena Ivan, mana punya rumah dia! Dasar anak yatim-piatu!' Pukulan dan tarikan mendarat di rambut panjang itu.

Tampak wanita yang jadi sasaran itu hanya bisa menangis dengan pasrah. 'Jangan pernah coba-coba bilang pada Ivan. Kau mengerti?' Wanita paruh baya itu membesarkan matanya menatap wanita yang berantakan itu.

'Kalau dia berani.... Kita kurung saja dia di kandang bebek.' Tak lupa dengan seorang wanita muda mencengkram pipinya.

Sambil mengangguk pasrah, manik wanita itu bertatapan dengan seorang pria yang tersenyum puas bercampur haasratt dengan tatapan buruk untuknya.

Tak lama ingatan itu terhenti dan membuat Kiara terdiam sejenak. Tak lupa dengan kata-kata sang Daddy dan kata-kata yang diucapkannya sebelum dia tiba disini.

'Aku mengalami transmigrasi... Di tubuh wanita ini.. tempat buruk ini? Dan....' matanya melihat ke arah tangannya yang diulurkan nya.

'Ada luka... Pasti ulah mereka.'

"Viola, katakan apa yang sakit? Jangan diam saja... Katakan sesuatu." Pria itu kembali bertanya dengan raut khawatir.

Tapi belum Viola menjawab, sebuah suara dengan langkah kaki terdengar. "Sekarang apa yang terjadi? Kenapa terdengar ribut sekali?" Manik Viola bertemu dengan kedua wanita itu.

Ya, kedua wanita itu yang menyiksa tubuh yang ditempati nya sekarang. 'Akan aku balas kedua wanita buruk ini karena menyakiti diriku. Awas kalian!' Meskipun memiliki sikap manja, bukan berarti Kiara tidak berani membalas. Dirinya hidup dengan kemewahan serta kasih sayang, tidak ada yang berani menyakiti dirinya. Dan dia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti dirinya meksipun memiliki raga orang lain.

Sedangkan wanita muda itu melihat Viola cukup lama, dan dia perlahan berbisik pada ibunya. "Ibu, lihatlah..... Viola berani menatap kita." Ujar nya.

Bersambung....

Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.

Pembalasan pertama

Sedangkan wanita paruh baya itu langsung menatap ke arah Viola, wanita itu menyipitkan matanya dengan sedikit intimidasi. Dan benar, Viola menatap mereka dengan tatapan kebencian dan juga berbalut balas dendam disana.

"Dia hanya pura-pura berani, jangan khawatir. Kita urus dia nanti." Ucapnya pada sang putri.

Dirinya kembali bersuara untuk mendapatkan jawaban atas jawaban tertunda itu. "Ivan, ada apa ini? Kenapa ribut sekali." Ucapnya sambil menatap Viola, tapi bukannya takut atau menghindar seperti sebelumnya. Viola masih menatap dirinya.

'Wanita ini....'

"Ini bik, Viola baru saja sadar. Sepertinya dia masih syok." Jawab pria bernama Ivan itu dengan tatapan lembut pada Viola.

"Memang luka apa yang didapatkan nya sehingga dia membuat heboh seperti itu."

"Iya, suaranya sampai ke luar. Bagaimana pendapat orang-orang nanti." Wanita muda itu ikut nimbrung, dia mengeluarkan tatapan maut nya untuk menekan Viola.

"Ada apa Viola? Apa kau tau, Ivan harus meninggalkan pekerjaannya membajak sawah karena mu." Lagi, wanita yang dipanggil bibi itu terus menekan Viola dengan kata-katanya.

"Aku istrinya, dia suamiku. Tentu saja dia khawatir bukan? Jangankan membajak sawah, hal penting lainnya akan ditinggalkan oleh nya mendengar keadaan istrinya yang tidak baik." Ibu dan anak itu kompak membulatkan mata mereka mendengar ucapan wanita yang biasanya mengangguk seperti ayam itu.

"Benar kan sayang? Kepala ku terasa pusing sekali... Tubuhku juga terasa sakit. Aku bermimpi buruk, karena itu aku berputar-putar seperti kehilangan arah. Tapi ternyata arah ku adalah dirimu." Dengan tiba-tiba dan bergaya manja, Viola menarik lengan Ivan dan memeluknya dengan manja.

Ivan yang mendapatkan tindakan seperti itu tentu saja jadi campur aduk. Ada rasa canggung sendiri, bingung dan malu karena tindakan istrinya. "Kalau begitu, ayo minum obat. Aku sudah bawakan, kita duduk dulu." Ivan membimbing istrinya untuk duduk. Viola yang telah berganti jiwa itu merasakan ketidaksukaan dengan ranjang keras dan juga sangat tidak layak itu.

Tapi mengingat kedua wanita ular ini, dia harus bisa mengendalikan nya. "Kau sangat perhatian. Aku pasti akan cepat sembuh." Meskipun ada rasa keraguan ketika melihat rupa obat serta cangkir minum yang sangat biasa itu, tapi dia menerimanya melihat ketulusan dari Ivan.

'Dia tidak mungkin meracuni ku. Kecuali kedua wanita itu.' batinnya sambil menelan obat itu.

"Sudah kan? Ayo Ivan lanjutkan pekerjaan mu. Viola pasti sudah baikan, bibi dan Ina akan menjaga nya." Dengan tersenyum kecil, wanita itu memainkan peran mereka.

"Baiklah, aku ke sawah dulu. Cepatlah sembuh." Ivan berlalu dari sana dengan senyuman manisnya.

Ivan berlalu dari sana, dan senyum kecil yang diberikan oleh keduanya langsung menyusut bahkan sudah hilang. "Tuan putri ini sakit ternyata, seperti nya kita harus berikan pijatan lembut bukan Ina?" Wanita itu mendekat ke arah Viola.

"Benar Bu, sepertinya kita harus berikan pijatan lembut." Tak lupa Ina ikut nimbrung dengan senyuman jahat nya.

Tangan ibu dan anak itu bersiap menari-nari di tubuh Viola, dan....

Suara ambruk terdengar dengan kedua wanita yang terjatuh dengan posisi berbeda di tanah. Sedangkan yang satunya tetap duduk di ujung ranjang sudut lainnya.

"Ibu sakit!"

"Sssshhh, aduh!" Tangan wanita paruh baya itu menempel di pinggang nya, sedangkan Ina memegang pinggulnya nya.

"Astaga, bibi... Ranjang ini tidak bisa menampung dua orang lebih, apalagi dengan berat badan yang melebihi batas. Lihatlah... Ranjang kesayangan ku sudah rusak." Dengan rasa senang dihatinya, Viola berpura-pura peduli pada keduanya yang terjatuh karena ranjang reot itu.

"Apa yang kau lakukan, cepat bantu aku!" Wanita itu masih sanggup berteriak dengan tangan nya yang terulur diharap disambut.

'Masih tidak jera juga. Baiklah... Dengan senang hati aku ladeni kalian berdua.' dengan senyum jahatnya, Viola memberikan uluran tangannya, tapi ketika bibi ingin bangkit, Viola melepaskan uluran tangan nya, dan tentu saja bibi langsung terjatuh dengan posisi terjungkal ke belakang.

"Viola!!!"

Viola tidak bisa menahan tawanya melihat posisi bibi yang terjatuh seperti kecoak terbalik itu. Tapi sekuat tenaga di tahan nya."Tanganku licin. Ivan membaluri nya dengan minyak." Dengan tatapan dan wajah tidak bersalah, Viola menunjukkan kedua tangannya.

"Kau!" Ina yang melihat ibunya seperti itu, ikut bangkit tapi Viola menendang botol minyak dan menggelinding ke arah Ina dengan tumpahan nya.

"Aghh!" 

"Astaga! Aku akan cari bantuan dulu!" Viola memilih pergi meninggalkan ibu dan anak yang masih terjebak itu.

Kakinya melangkah meninggalkan tempat buruk itu, matanya langsung disambut oleh pemandangan hijau yang menyegarkan matanya. "Indah sekali...." Ucap Viola, meksipun berasal dari kalangan atas. Viola tentunya sudah berjalan-jalan ke luar negeri dan melihat keindahan alam, tapi pemandangan ini juga memiliki keindahan yang luar biasa.

"Indah seperti mu..." Viola langsung menunduk dan membuat pria bertubuh tambun itu terjerembab ke kubangan diantara padi.

'Rasakan, dasar tua bangka!'

Bersambung.....

Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!