...Warning!!!...
...Cerita ini hanyalah karya fiktif belaka,tidak ada kesamaan nama tempat atau tokoh di kehidupan nyata,jika ada itu hanyalah kebetulan semata.di harap bijak dalam membaca dan berkomentar...
Flashback
"Ibu,Mentari mau ikut",ucap Mentari dengan suara yang paru dan wajah yang memelas kepada sang ibu yang sedang bersiap-siap untuk pergi berlibur bersama kedua anak laki-lakinya itu
Mentari merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara.kedua orang tua Mentari berpisah saat ia menginjak usia 7 Tahun,Ayah Mentari meninggalkan mereka karena suatu dan lain hal dan pada saat itulah semua hal buruk yang bahkan tidak pernah terlintas di benak Mentari satu persatu mulai terjadi.perubahan sikap dari sang ibu yang dulunya sangat menyayangi dirinya kini berubah bak ibu tiri baginya.cacian,hinaan,dan makian sering di lontarkan sang ibu kepadanya.
Mentari berusaha untuk memahami perubahan sikap ibunya,namun kesakitan dan kekecewaan terus menghampiri dirinya.dia merasa hidup dalam bayang-bayang kesepian akan hilangnya kasih sayang orang tua di usianya yang masih sangat kecil yang bahkan tidak bisa membedakan yang mana yang benar dan mana yang salah,yang mana yang berbohong,yang mana yang berkata jujur.
Karena perubahan sikap sang ibu yang tiba-tiba itu kerap menimbulkan banyak pertanyaan di dalam diri Mentari.apakah dia penyebab berpisah kedua orangtuanya? sehingga sang ibu jadi membenci dirinya,atau karena rambut ikalnya yang jelek kata orang-orang yang membuat kedua orangtuanya malu dan memilih untuk berpisah. Berbagai macam pertanyaan-pertanyaan itu muncul setiap harinya di kepala kecil miliknya dan sampai sekarang ia masih tidak bisa menemukan jawaban pasti dari pertanyaan-pertanyaan itu.
Hilangnya peran dan kasih sayang orang tua membuatnya kurang percaya diri dan kerap menyalahkan dirinya atas semua hal yang terjadi,namun itu tidak membuat dirinya tidak bersinar,ia selalu berusaha menutupi segala luka dan kesepian nya sendirian sembari sedikit menyakiti dirinya sendiri untuk melampiaskan semuanya sejak dini tanpa melibatkan pihak lain,agar mereka tidak iba kepada dirinya yang malang ini.
"Gak,kamu di rumah aja",ketus sang ibu sambil menarik kopernya dan berlalu meninggalkan Mentari begitu saja.
"Tapi Mentari mau ikut Bu, Mentari janji gak akan nakal dan nyusahin ibu di sana, Mentari hanya diam aja bu.Mentari janji",cecer Mentari sambil mengekori sang ibu bak anak itik yang mengekori induknya.
"Mentari janji Bu",timpalnya lagi sembari mengangkat dua jarinya pertanda ia berjanji dengan sungguh-sungguh.
"Kamu ini Jagan ngeyel ya,dasar kepala batu.sekali di bilang enggak ya tetap enggak,apa susahnya sih tinggal di rumah?",Ucap sang ibu dengan raut marah dan langsung masuk ke dalam mobil yang di dalamnya sudah ada Abang sekaligus adek Mentari.
Setelah itu sang ibu pun berlalu meninggalkan tubuh kecil mungil Mentari dan melaju meninggalkan sang anak yang mematung mendengar jawaban yang baru saja ia lontarkan tanpa perasaan bersalah atau pun sedikit belas kasih.
"Ibu",teriak Mentari sembari mengejar mobil yang berlalu meninggalkan tubuh mungilnya sendirian
"Mentari ingin ikut Bu",teriaknya lagi penuh frustasi dan terisak pelan sambil meratapi kepergian Ibunya
kenapa sih ibu selalu gini ke Mentari?apa salah Mentari Bu? Mentari kan udah janji bakal jadi anak yang baik, Mentari gak bakal nyusahin ibu lagi.tapi kenapa ibu selalu gini ke Mentari bu?batin Mentari sambil terus meratapi kepergian ibunya.
Kenapa ibu membenci Mentari Bu?sedangkan dengan Abang Dion dan adek Vero ibu gak seperti itu,batinnya lagi.
"Kali ini apa lagi salah Tari Bu?",Katanya pelan sambil menundukkan kepalanya melihat semut-semut yang lewat di kakinya
Mentari kerap di perlakukan tidak adil oleh ibu kandungnya sendiri,terkadang sang ibu sering membanding-bandingkan ia dengan saudara kandungnya yang lain dan memperlakukan dirinya dengan sangat buruk.namun dirinya tidak ambil pusing dengan sikap sang ibu yang setiap hari begitu,hanya saja iya merasa sedang di sayangi dengan cara yang berbeda oleh sang ibu,namun Ada kalanya ia merasa sebaliknya.
Ibu itu sayang sama Mentari,mungkin ibu gak mau Mentari pergi karena perjalanannya cukup jauh dan amat sangat melelahkan, makanya Mentari di suruh tinggal.batin Mentari untuk menyemangati dirinya agar tidak bersedih lagi dan tetap berfikir positif tentang ibunya.
"Non Jagan nangis.ayo masuk,bibi masakin makanan kesukaan non",Ucap Bi Yati kepada Mentari.sambil mengelus puncak kepala Mentari,dan Mentari pun mengangguk dan dengan berat hati ia masuk kembali ke dalam rumah.
"bi, Mentari mau ketemu ayah.Mentari kangen sama ayah.apa boleh bi?",tanyanya setelah masuk dan duduk di sofa ruang keluarga sambil merenung
"Nanti bibi telpon ayah ya non.sekarang non mandi terus siap-siap.bibi masak dulu makanan kesukaan non,nanti baru ketemu ayah setelahnya",Ucap bibi berbohong demi menyenangkan Mentari kecil dan berlalu ke belakang setelahnya.
Mentari pun segera ke kamar untuk mandi dan bersiap-siap agar nanti setelah selesai makan ia bisa segera bertemu dengan sang ayah seperti yang di janjikan Bi Yati kepadanya tanpa rasa curiga bahwa dirinya di bohongi.
Sekarang Mentari hanya tinggal dengan bibi,mamang supir dan seorang kaka perempuannya yang sekarang lagi tidak di rumah karena lagi sekolah.
Ingatan masa kecil yang pahit dan kesepian terus menghantui Mentari, namun ia berusaha tegar dan mencari kekuatan dari kenangan manis yang tersisa. Dalam keheningan kamar mandi, Mentari bersiap untuk bertemu dengan ayahnya, satu-satunya tempat di mana ia merasa bisa menemukan sedikit kehangatan dan kekuatan.
"Bi,Mentari sudah siap",Ucapnya antusias dengan senyum lebar sambil memamerkan dirinya yang sudah bersih dan wangi habis mandi
"Maaf non,tadi bibi telpon sama Ayah non katanya belum bisa",Katanya sambil mengigit bibir merasa bersalah karena membohongi anak kecil yang tidak tau apa-apa
"Maafin bibi ya non,bibi berbohong lagi",Ungkapnya dalam hati dan dengan gusar membelai kepala mungil itu dengan perasaan campur aduk
"Yah,gak apa-apa deh.Ayah lagi sibuk,Kalau gitu Mentari makan aja deh ,lapar",Ucapnya polos sambil mengusap-usap perut mungil miliknya
"Ayo,bibi suapin ",Kata Bi Yati menawarkan diri
"Oke",Jawabnya antusias sekan kesedihannya tadi hilang dalam sekejap
Walupun kenyataannya ia masih sedikit merasa kecewa karena tidak dapat bertemu dengan sang Ayahnya seperti yang di janjikan tapi ia tetap menyembunyikan itu untuk dirinya sendiri.namun anehnya entah mengapa setiap kali Mentari ingin bertemu Ayahnya pasti selalu tidak bisa,ada saja alasan yang di berikan oleh BI Yati kepadanya seperti hari ini.
"Bibi berbohong lagi",Katanya sedih sambil memeluk erat foto sang ayah di kamar setelah mengetahui bahwa untuk sekian kalinya ia di bohongi
Karena perasaan yang campur aduk ia menumpahkan kekesalan nya itu dengan memukuli kepala dan mengigit lengan tangannya sendiri sekuat tenaga untuk menghilangkan emosi yang tidak bisa ia salurkan
"Ini semua salah ku",Gumamnya sambil memukul-mukul kepalanya dengan keras
Flashback off
Begitulah ingatan Mentari kecil kala itu, mengingat masa kecilnya yang penuh kebohongan dan kesalahpahaman. Namun, seiring berjalannya waktu, hari demi hari, ia beranjak dewasa dan mulai memahami semua situasi.
Dengan pemahaman baru, Mentari mencoba menerima kenyataan dan mengerti mengapa semua orang melakukannya seperti itu. Mungkin, pikirnya, ada sebab yang belum ia ketahui. Mungkin, ada luka dan kepedihan yang tersembunyi di balik kata-kata dan tindakan mereka yang sama seperti dirinya.
Lama kelamaan, Mentari belajar untuk melepaskan kebencian dan kekecewaan, digantikan dengan rasa empati dan pengertian. Ia menyadari bahwa setiap orang memiliki cerita dan motifnya sendiri, dan bahwa kebenaran seringkali tersembunyi di antara garis-garis kebohongan yang sering terjadi.
...----------------...
Jagan lupa follow Ig author@godomiba
Karena informasi lengkap seperti visual dan lainnya ada di sana
Jagan lupa mampir ke karya author yang lainnya🙇🏻♀️
Pada pukul dini hari di kamar Mentari.
"Ayo mentari kamu pasti bisa,ayo mulai semuanya dari awal dan lupakan semuanya mulai hari ini",ucap nya penuh tekad dan percaya diri kepada dirinya sendiri di hadapan cermin.
Hari ini adalah hari pertama dirinya memasuki sekolah baru,karena hari ini ia resmi menduduki bangku SMA.hari yang menyenangkan bukan?di mana di bangku SMA kita bisa mengukir berbagai macam cerita,baik itu suka maupun duka dan tak lupa kisah percintaan di masa-masa SMA yang sangat indah.
"Ayo Mentari kamu pasti bisa",ucapnya lagi untuk meyakinkan.
setelah selesai meyakinkan diri,ia pun mengambil tas lalu menyandang dan berlalu turun untuk sarapan pagi.sesampainya di tangga ia mendengar sayup-sayup suara sang ibu yang tengah berbincang dengan Abang beserta adek laki-lakinya.kini mereka hanya tinggal berempat karena kaka perempuan mentari sedang berkuliah di luar kota.
Selangkah demi langkah menuruni tangga makin terdengar pula suara tawa orang-orang yang sedang berbincang dengan gembira tanpa dirinya.
"Pagi,"sapanya dengan senyum cerah terukir di wajahnya yang polos,namun Sapan itu tidak di balas ataupun di kubris mereka.setelah menyapa dengan tulus dan senyum dia pun berlalu menuju ketempat bibi untuk sarapan pagi bersama,ya dirinya sering kerap sarapan bersama bibi dan kang Ucup ketimbang bersama ibu ataupun saudaranya yang lain.bukannya tidak mau,tetapi tidak di bolehkan oleh sang ibu dengan alasan menganggu.
"Pagi bi",sapa mentari sambil menarik kursi dan langsung duduk.
"Pagi non",jawab bibi dengan senyum yang tak kalah manisnya dan langsung duduk di sebelah mentari
"Non kelihatan ceria banget ya hari ini, kira-kira ada apa nih?",tanya sang bibi menyambut kehadiran dirinya
"Gak ada apa-apa bi.mentari cuman happy aja karena hari ini mentari resmi menjadi anak SMA", jawabnya sembari mengunyah roti yang merupakan menu sarapannya pagi hari ini.
"Bibi jadi ikut senang kalau non senang",balas bibi Yati sambil mengelus puncak kepala Mentari
"Makasih ya bi untuk sarapannya hari ini.Mentari mau berangkat ke sekolah dulu.takut telat",ucapnya sembari menyalami tangan sang bibi dan berlari menuju halaman luar.
Di luar Mentari melihat ibu sedang bersiap-siap ingin mengantar vero yang merupakan adik laki-laki nya.Mentari pun menyalin tangan sang ibu,ia pamit ingin berangkat ke sekolah.Mentari tidak berangkat bersama adiknya Vero.walupun mereka searah tetapi mereka tetap tidak di izin kan sang ibu untuk berangkat atau pulang sekolah bersama.Mentari selalu berangkat di antar oleh kang Ucup ataupun kang Asep yang merupakan tukang kebun di rumahnya.
Mentari berdiri di depan gerbang sekolah barunya itu sambil menatap lekat gedung putih yang megah dengan perasaan yang campur aduk antara rasa takut,malu dan juga harapan baru menjadi satu.ia menarik napas dalam-dalam sembari menggenggam tas yang ia sandang dengan erat-erat dan tersenyum pada dirinya sendiri.
"Selamat datang ke jenjang yang lebih tinggi,selamat datang ke dunia yang baru",Katanya pada dirinya sendiri.
Baru menginjakan kaki di halaman sekolah barunya itu,ia sedikit tertegun melihat ramainya siswa-siswi baru.Melihat semangat yang membara di mata mereka membuat Mentari pun ikut bersemangat juga.
sesampainya di sekolah Mentari pun melakukan ospek seperti anak baru pada umumnya.anak baru yang sama seperti Mentari semuanya berbaris dengan rapi sambil menunggu kelas mana yang mereka dapat dan siapa wali kelas mereka.setelah itupun mereka masuk ke kelas yang telah di tentukan.
Tapi sebelum mereka masuk kedalam kelas mereka di berikan sedikit kata sambutan dan motivasi dari pihak sekolah.
"Selamat datang, siswa-siswi baru!Kami semua sangat senang menyambut kalian di sekolah kami yang tercinta ini.Hari ini adalah hari di mana kalian akan berjuang dan memulai perjalanan baru yang penuh tantangan dan juga peluang yang nantinya sebagi pondasi untuk kalian tumbuh lebih jauh lagi",Ucapnya memberi motivasi
"Disini,kami para guru berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, efektif dan juga mendukung dan membangun karakter kalian semua agar bertumbuh kembang dengan baik.karena kami percaya bahwa siswa-siswi kami memiliki potensi yang akan berguna untuk mereka di masa depan yang akan mendatang.
"Jadi kalian semua Jagan ragu dan malu untuk sekedar bertanya,anggap saja kami seperti orang tua kalian di rumah",Ucapnya lagi berpidato
"Kalau guru sama kayak orang tua kita di rumah,berarti boleh dong kita minta uang jajan",Ucap seseorang di dalam barisan yang hanya dapat di dengar oleh teman-teman di dekatnya
"Sekali lagi saya ucapkan selamat datang dan selamat bergabung di sekolah kita yang tercinta ini",Teriaknya antusias dan menggelegar.
Para siswa-siswi pun bersorak kegirangan dan bertepuk tangan yang meriah di akhir pidato tersebut sebelum mereka masuk kedalam kelas mereka.
"Hai,nama aku Riska",sapanya dengan ramah kepada Mentari dan duduk di bangku kosong sebelahnya sambil mengulurkan tangan.
"Hai,aku Mentari,"balasnya tak kalah ramah dengan senyum ulas dengan mata berbinar menyambut tangan yang terulur di hadapannya
"Hai Mentari,aku Rindi"
"Kalau aku Nabila",sapa mereka saut-sautan di belakang sana
Mentari yang mendengar sapaan itupun menoleh kebelakang tempat duduknya dan tersenyum kepada mereka yang menyapanya barusan dengan sedikit canggung diantara mereka
Riska yang melihat kecanggungan,raut bingung dari wajah Mentari pun mencoba untuk menjelaskan lebih detail bahwa Rindi dan Nabila adalah temannya semasa SMP nya dahulu dan sekarang akan menjadi teman SMAnya juga.Mentari yang mendapatkan teman baru itupun bahagia bukan main karena di hari pertama sekolah saja ia udah mendapatkan teman. karena bersekolah di sini mentari hanya sendiri dan tidak ada satupun teman SMP-nya disini karena ini SMA negri sedangan teman-temannya memutuskan untuk melanjutkan bersekolah di sekolah swasta ketimbang negeri seperti sebelumnya
Ricuh riuh Sura anak baru mulai terdengar,sedikit kegaduhan saat memilih tempat duduk sering kali terjadi.perkenalan antar sesama teman dan guru pun di lakukan agar saat pelajaran di mulai seperti biasa anak-anak tidak kebingungan.
Peraturan-peraturan sekolah pun di beritahukan SE-dini mungkin agar kelak siswa-siswi tidak melakukan apapun yang akan merugikan diri mereka sendiri nantinya.jadwal pelajaran mulai di berikan dan pemilihan ketua dan wakil ketua,serta kandidat lainya pun juga di laksanakan di hari yang sama
Suasana siswa-siswi sang terasa di hari ini,rasa menjadi seorang remaja sudah mulai mendekati mereka,rasa cinta,kasih sayang,tanggung jawab semuanya akan benar-benar mereka rasakan nantinya.
Satu persatu siswa-siswi mulai menelusuri halaman-halaman sekolah, guru-guru mulai terlihat sibuk keluar masuk ruangan sembari membawa perlengkapan mereka.
Suasana kantin yang ramai juga menjadi langganan bagi mereka,antrian panjang yang sesak,suara riuh rendah para siswa yang mengantri dan suara jeritan terdengar di mana-mana.
Begitulah suasana pertamakali menjadi siswa-siswi yang beru pertama kali mencoba untuk menyesuaikan diri mereka dengan suasana baru di tempat yang baru.
...----------------...
Kalian gitu juga gak?saat jadi siswa ataupun siswi di sekolah baru?kalau author dulu waktu masuk SMP nangis gara-gara gak punya teman yang di kenal terus gak punya temen juga🙃
Jagan lupa like dan follow ya
Ig:@godomiba,Jagan lupa di follow agar kalian tau kapan author update dan kalian juga bisa melihat visual dari pemeran yang ada di cerita ini😊😊
Terimakasih,lov you guys
Setelah hampir 2 Minggu Mentari bersekolah di sekolah barunya itu sedikitpun tidak terlintas di pikirannya akan di perlakukan buruk oleh sebagian orang.orang yang memperlakukannya dengan buruk adalah orang yang telah mengetahui sebagian cerita dari hidup Mentari yaitu Mentari terlahir dari keluarga yang lumayan berada.tak sedikit orang beranggapan bahwa ia bersekolah di sini hanya untuk menghina mereka yang bersekolah negeri.
Padahal kenyataannya tidak seperti yang mereka pikirkan.Mentari memutuskan untuk tidak mengambil pusing akan hal itu karena baginya mereka hanya mengetahui sebagian cerita dalam hidupnya,tetapi mereka tidak mengetahui kebenaran dari cerita itu.
"Enak ya jadi anak orang kaya.sekolah di sini hanya untuk pamer harta",sindirnya yang sedang melewati meja Mentari.tapi tidak di kubris oleh Mentari dan itu membuat sang empu seperti cacing yang kepanasan.
Riuh piuk sura anak-anak beristirahat di kantin sekolah yang memecahkan suasana kantin kini menjadi sunyi bak di kuburan yang sepi.suasana yang tadinya riuh kini menjadi sangat mencengkram bagi mereka yang berada di sana.
"Gue udah berusaha untuk diam tapi dengan tidak tau dirinya Lo selalu menganggu",ucap Mentari sambil menahan diri untuk tidak terbawa emosi.
tadinya ia berniat untuk tidak tersulut emosi tetapi nenek lampir satu ini makin menjadi-jadi dan membuat dirinya semakin tak bisa hanya berdiam diri saja
"Perasaan gue gak ganggu siapapun sedari tadi", ucapnya mulai bersuara sambil makan, makanan siangnya
"Uhhhh takut banget. Ada tuan putri yang mengamuk",teriaknya dengan mengebrak meja dengan nada mengejek.
"Ahahahhahahah", Teman-teman tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan yang ia lontarkan barusan ke pada musuh di hadapannya itu.
"Lo emang gak ganggu siapapun,tapi gue yang ke ganggu dengan adanya Lo disini",timpalnya sambil menunjuk-nunjuk setelah mengejek Mentari.
"Kenapa? Lo ke ganggu sama keberadaan gue?atau Lo kalah saing sama gue?", tanyanya dengan nada sedikit nyolot dan semakin menghidupkan api yang telah terkobar makin mengobar bak api yang menyala tapi malah di sirami bensin.
"Atau jangan-jangan Lo iri ya sama gue,setarakan gue cantik,kaya,pintar lagi.makanya Lo iri, makanya Lo kepanasan",cecer nya lagi dengan nada yang sombong mengejek.
Mentari emang terkenal sebagai anak yang baik dan ceria tetapi jika ada yang menyenggolnya atau mencari masalah dengan dirinya dia tidak akan tinggal diam.karena kalau di diamkan anak-anak seperti mereka akan menindas dan terus menindas jika lawannya tidak membalas.
"Ahahahhahahhahahhahah.gue iri dengan Lo",ucapnya sinis sambil melihat lawan bicaranya itu dari atas sampai bawah berulangkali
Mentari yang mendapatkan tatapan mengejek seperti itupun tidak tinggal diam.
"Emang kenyataan kok.kalau Lo gak iri sama gue ngapain Lo nyinyir-nyinyir Mulu tentang kehidupan gue"
"Orang kalau nyinyirin hidup orang lain itu tandanya iri dan lo salah satunya",ucap nya lagi sambil menutup mulut dengan maksud salah ngomong tapi kenyataannya tidak dan dia juga melirik lawan bicaranya dari atas ke bawah seperti meniru hal yang tadi dilakukan oleh nya
si nenek lampir yang mendengar ucapan dari Mentari barusan itupun semakin emosi dan lantas menyiram Mentari dengan air orange yang berada di tangannya.Mentari yang mendapatkan serangan mendadak itupun makin tersulut emosi dan menjadi-jadi
"Anjing",teriaknya dengan penuh emosi dan membalas siraman yang sama dengan yang ia dapatkan beberapa detik yang lalau.karena tidak ada satu orang pun yang berani melerai kedua belah pihak,akhirnya perkelahian pun terjadi,jeritan para penonton makin membuat heboh suasana yang ada.ada yang memanas-manasi keadaan,ada yang teriak kegirangan.
Jambak menjambak pun terjadi antara kedua pihak,tidak ada yang mau mengalah semua mengandalkan Ego mereka masing-masing.emosi membara tanpa memikirkan akibat yang akan mereka dapatkan nantinya.
"KALIAN BERDUA BERHENTI",Teriak seorang guru laki-laki yang tak lain tak bukan adalah kepala sekolah mereka
Setelah hampir 5 menit drama perkelahian terjadi baru munculah penengah di antara mereka sebagai pelerai. Kehadiran kepala sekolah dapat menghentikan keributan yang terjadi beberapa saat yang lalu dan mereka berdua pun di mintai untuk memberi keterangan di ruang kepala sekolah.
"Kalian berdua ikut saya", perintah nya tanpa ada yang bisa membantah
"YANG LAIN BUBAR!!!",titahnya memberi perintah
dengan keadaan yang berantakan,rambut yang sudah tidak tertata rapi,baju yang lusuh dan compang camping mereka berdua di bawa ke ruang kepala sekolah dan di lihat oleh seluruh siswa-siswi yang ada.
Bisikan-bisikan mencemooh dari mereka mulai terdengar,tatapan tidak mengenakan pun dikontrakkan untuk mereka berdua
Berjalan sambil menundukkan kepala,tidak berani melihat ke depan ataupun sedikit bersuara hanya untuk membela diri mereka,mereka cukup takut berhadapan dengan orang yang sangat di takuti di sekolah ini,orang yang terkenal tidak memiliki belas kasih itu kini sedang berada di hadapan mereka berdua dengan tatapan yang sulit di artikan
Namun Di sisi lain saat waktu perkelahian sedang berlangsung ada satu orang yang menonton perkelahian itu dengan intens sambil tersenyum dan berkata....
" Benar-benar wanita yang hebat",ucapnya dan berlalu pergi meninggalkan tempat yang acak-acakan akibat ulah ke gaduhan dua orang itu.
Kantin sekolah sangat kacau dan porak poranda di buat mereka.meja dan kursi terbalik,makan dan minuman berserakan di lantai,sampah berserakan di mana-mana.
"Ahhh",Keluh seseorang gusar di sana
"Adik kelas zaman sekarang emang agak lain,sok keras semua.heran",Ucap seseorang melihat kantin yang porak-poranda dan mereka tau penyebabnya.
"Kalau kita dulu gak bakal berani kayak gini",Sahut seseorang.
"Soak keras, sekalinya di gas pada sesak nafas",Ujar seseorang sambil bercekak pinggang.
"Semuanya ayo bantu bereskan",Teriak OSIS memberi arahan
"Yang buat ulah siapa,yang di suruh beresin siapa",Ucapnya tak terima
"Woi OSIS sok keren,Suruh noh budak-budak yang sok keras itu yang bereskan.bukan malah nyuruh kami", Teriaknya
"Atau gak,Lo pada aja yang beresin.gue mah ogah",Katanya sambil memandang botol plastik yang ada di hadapannya dengan gusar
"Najis banget liat orang-orang yang sok iya ini",Ucapnya di depan OSIS dan berlalu meninggalkan tempat yang berserakan itu bersama gengnya
Ketua OSIS yang berada di sana mau tak mau tidak bisa menghalangi mereka.karena apa yang mereka katakan semuanya benar belaka.
"Emang benar sih,harusnya yang bikin onar yang beresin bukan kita",Kata salah satu OSIS cewek di sana
"Mau gimana lagi,kita kan babu sekolah tapa di gaji",Sahut seseorang
"Kalau gue tau jadi OSIS kayak gini, ogah gue mah",Ujarnya membanting sampah yang ada di tangannya dengan keras.
...----------------...
Hello Jagan lupa follow Ig @godomiba
Dan jangan lupa like,komen di cerita ku ini ya.terimaksih lov you guys ☺️🥰
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!