NovelToon NovelToon

Pemain Cinta

Episode 1

Cinta bagi sebagian orang dianggap sebagai obat dan sebagian orang menganggapnya racun.

Bagi ku semua itu tidak ada bedanya. Sebagai pemain cinta aku menikmati setiap hubungan yang terjalin.

Sejak aku duduk di SMA, entah sudah berapa puluh orang yang telah menjalin hubungan dengan ku. Begitu banyak jenis pria yang menjalani hubungan dengan ku.

Mereka ada yang mengetahui aku sebagai pemain cinta dan mereka tetap ingin menjalin hubungan dengan ku. Ada juga yang menjadikan ku cinta pertama mereka. Ada juga yang menjadikan ku pengobat cinta mereka.

Aku yang tidak pernah pandang bulu dengan senang hati menerima mereka dan dengan begitu sadis membuang mereka.

Hanya seminggu atau bahkan kurang dari seminggu saja mereka bermain dengan cinta ku. Setelah itu kami berpisah entah karena aku bosan, entah karena aku ingin menjalin hubungan dengan pria lain atau bahkan entah aku yang tidak menginginkan mereka lagi. Begitulah cinta berperan dalam hidup ku.

Awal mula aku menjadi pemain cinta karena cinta yang tulus itu tidak ada. Aku selalu melihat ibu ku menangis karena telah dipermainkan olah cinta.

Aku tidak ingin menjadi seperti ibu ku, dibodohkan bahkan diperbudak oleh cinta. Dan itu alasan ku menjadi seorang pemain cinta. Mereka berhak menjalani hubungan dengan ku dan aku juga berhak memutuskan hubungan itu kapanpun aku mau.

Kini aku telah duduk di bangku universitas.

Meskipun begitu desas desus mengenai diriku yang seorang pemain cinta telah menyebar di seluruh kampus ku. Tetap saja ada yang mengajakku menjadi kekasih mereka. Mungkin karena wajah ku yang bisa di bilang cantik. Atau aku di jadikan bahan taruhan mereka.

Aku ikuti saja permainan mereka. Toh mereka akan berakhir mengenaskan di tangan ku. Di buai oleh manis nya cinta dan di bunuh tanpa berdarah oleh buaian cinta mereka sendiri.

"Karina..!" Seorang pria memanggil ku dengan penuh cinta.

Aku tengah berada di sebuah kafe bersama seorang pria yang tidak lain adalah pacar ku. Kami baru menjalin hubungan 3 hari.

Aku berdiri dari duduk ku

"Sudahlah, Aku sudah bosan kita akhiri saja" kata ku dengan nada dingin.

"Apa?" tanya pria itu kaget

"Kita akhiri saja hubungan kita sampai disini." kataku dan melangkah pergi meninggalkannya. Tapi dengan cepat dia memegang tangan ku menahan ku untuk pergi.

 Aku menatapnya tajam

"Kenapa baru saja 3 hari?" tanya nya

"Tiga hari saja sudah cukup, benar-benar membosankan." kataku

"Tapi Karina aku..."

Tiba-tiba saja seorang pria menepis tangan pria itu dari tangan ku.

"Menjauh dari nya. Sekarang, Dia sedang menjalani hubungan dengan ku." kata pria itu dan menarik ku keluar.

"Kau datang tepat waktu Vincent. Sekarang kamu lebih mahir dan mendalami peran mu " kata ku senang melihatnya datang.

"Sampai kapan kamu akan seperti ini?" tanya nya sambil melepaskan tangan ku.

Aku menatapnya.

Vincent adalah sahabat satu-satunya yang ku miliki. Dia yang paling tahu keadaan terburuk ku. Jadi aku memutuskan untuk menjadi sahabatnya bukan menjadikanya mangsa ku. Dan lagi aku kesulitan menjalin persahabatan dengan wanita manapun karena aku di benci di kalangan wanita.

"Sudahlah jangan dibahas lagi." kataku

"Apa kamu belum bosan? Bagaimana kalau aku tidak disini lagi?" tanya nya

"Apa kamu sudah putuskan untuk pergi bersekolah ke luar negri? Yah... Mau bagaimana lagi? Doa terbaik untuk mu. " senyum ku

"hah... Kau ini." kata Vincent sambil menghela nafas berat.

"jadi kapan kamu berangkat?" tanya ku penasaran.

Tapi Vincent diam saja.

"yah... Kamu mengabaikan ku?"

Tapi dia tetap saja diam.

"Sudahlah,tidak usah pedulikan aku." jawab Vincent kesal.

"Kita harus mengadakan pesta perpisahan dulu, yah. Janji ,yah..." pinta ku

"Kenapa kamu begitu senang aku akan pergi? kamu tidak ingin menahan ku pergi?" tanya nya. Aku menatapnya bingung

"Maksud ku, jika aku pergi siapa yang akan menggantikan peran ku?"

"ah... Aku tidak bisa menahan mu karena hal sepele itu " kataku sambil tersenyum

"ah ... Hal sepele yah!" kata Vincent lagi

Aku menatapnya bingung. Hari ini dia bertingkah aneh.

episode 2

Selama perjalanan pulang, kami hanya diam saja. Suasana malam hari begitu hening, Yang terdengar hanya langkah kaki kami.

Vincent berjalan lebih dulu.

Rumah kami berdekatan jadi aku berjalan mengikutinya dari belakang.

"yah...!" kata Vincent sambil berhenti melangkah dan menatap ku.

"iya..?" jawab ku sambil menatapnya

"Padahal kamu sudah jadi mahasiswa sekarang. Pikirkan masa depan mu. Dan berhenti menyia-nyiakan waktu mu dengan hal yang tidak berguna." kata Vincent

"ah..maksud mu berkencan? Karena aku bosan saja."

"yah...berhentilah main-main dengan hidup mu." katanya lagi

"Kamu ini cerewet sekali. Aku tidak akan merepotkan mu lagi." kata ku dan berjalan melewatinya

"memang kau ini keras kepala." kesal Vincent dan menjitak kepalaku.

"aduh..." kata ku kesakitan dan mengelus kepala ku

"Kau ini menyebalkan sekali." kesal ku.

"Masuk lah..." suruh Vincent

Bari ku sadari aku telah berada di halaman depan rumah ku. Rumah yang terlihat gelap itu.

"Baiklah.. terimakasih untuk hari ini." kataku dan melangkah menuju pintu masuk rumah.

Sebelum aku membuka pintu rumah aku menghela nafas dan aku menarik gagang pintu

"Aku pulang." kata ku

"pulang malam lagi." jawab ibu aku lihat dia sedang bersama pria. Dan pria itu akan pulang

Tanpa menjawab aku melangkah melewati mereka. Dan aku dengar pria itu pamit pulang dan mereka berciuman. Menjengkelkan sekali mendengarnya.

Pria itu pergi.

"Ibu berkencan dengan pria yang berbeda dengan yang kemarin?" tanya ku.

"jaga bicara mu, bagaimana kalau dia mendengarnya." kesal ibu

"Sudahlah kamu masuk kamar saja." kata ibu.

Dan dia pergi menuju kamarnya.

Aku hanya berharap bisa keluar dari rumah ini. Tapi aku tidak punya tempat lain lagi. Sangat menyebalkan melihat ibu ku membawa pria berbeda-beda ke rumah ini. Semua salah ayah ku. Ibu ku menerima terlalu banyak cinta darinya, pada akhirnya cinta ayah ku penyebab dari kegilaannya ini. Meskipun ibu selalu mengatakan kalau dia belum menemukan pria yang tepat. Padahal pada akhirnya dia akan dipatahkan lagi oleh kenyataan. Aku tidak ingin seperti itu.

Keesokan harinya.

Seperti biasa aku menunggu Vincent di depan rumah ku.

"Ayo..."kata Vincent

"Selamat pagi." sapa ku dan berjalan bersamaan dengannya.

Kami selalu berangkat dan pulang bersama. Meskipun dia terkenal di kalangan wanita di kampus kita. Tapi dia sama sekali tidak tertarik dengan wanita manapun. Mungkin dia pecinta lelaki, aku juga tidak tahu banyak tentang Asmaranya. Aku mengenalnya saat duduk di kelas 3 SMA. Dia menolak cinta banyak wanita saat itu. Pertama kali bertemu, saat aku mengalami hal yang sama ketika kemarin. Dia tiba-tiba saja membantu ku, berpura-pura menjadi pacar ku. Aku tidak tahu kenapa dia melakukan hal itu. Saat ku tanya pun dia hanya diam saja. Sejak saat itu aku mendekatinya dan kami bersahabat meskipun dia tidak mengakuinya. Bukan hanya itu alasan aku ingin bersahabat dengannya, dia pria yang tidak punya perasaan apalagi cinta. Aku rasa itu persamaan diantara kami. Dia berbeda dengan pria yang ku kenal. Dia Tidak punya perasaan atau berhati dingin.

Tak terasa kami sudah sampai kampus. Kami pun berpisah karena kami tidak mengambil jurusan yang sama.

Aku melangkah menuju kelas ku, tapi tiba-tiba

"Karina..." seseorang memanggilku. Dia kakak kelas ku, dia juga selalu mendekatiku. namanya Tio.

Aku menatap nya

" Ada apa?" tanya ku

"Meskipun aku tahu kamu wanita berhati dingin, apa kamu mau mencoba dekat dengan mu?" tanya nya.

"ah.. Lagi. " gumam ku.

Mungkin dia tahu aku telah putus, toh mereka satu kelas.

"Aku sedang tidak ingin berhubungan dengan siapapun." kata ku menolaknya. Lagian aku tidak ingin berurusan dengannya. Dia pria yang berbahaya dan obsesinya pada cinta terlalu besar.

"Yah....padahal aku sudah menyatakan cinta sebelum dia." kesalnya.

"Itu terserah padaku mau menerima siapapun ." kataku kesal.

"Baiklah aku tidak akan menyerah." katanya dan pergi.

Dia benar-benar pantang menyerah. Aku menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkahnya. Berhubungan dengan pria seperti itu akan merepotkan. Baru ku sadari mahasiswa yang lain sudah menonton kami. Aku lihat mereka berbisik-bisik membicarakan aku.

tanpa ku pedulikan, aku segera masuk ke kelas ku.

Episode 3

Tanpa terasa kelas telah usai.

Aku merapihkan bukuku dan memasukannya ke dalam tas ku. Kemudian aku melangkah keluar dari kelas ku.

Tiba-tiba

"Karina..." seseorang memanggilku

Seorang pria yang baru ku lihat dia membawa setangkai bunga.

Aku memandang pria itu.

"Nama ku Edward, panggil saja Eddy hari ini aku melihat mu di gerbang depan kampus dan langsung terpikat. Maukah kamu menjadi kekasih ku?" katanya

"Aku baru saja putus kemarin, apa tidak masalah?" jawab ku

"wah...kebetulan sekali." katanya

"Aku akan menerima mu tapi dengan syarat aku bisa mengakhiri hubungan ini kapanpun aku mau." kata ku menatapnya dingin.

"Baiklah..." jawabnya.

Aku menerima bunganya dan kami pergi berkencan. Tanpa aku ketahui Vincent melihat adegan itu. Dia hanya bisa menarik nafas kesal.

Hari ketiga berkencan dengan Edward

Kami sedang bersama di taman bermain.

Dan lagi aku mengakhiri hubungan ku dengannya.

Dia juga menyetujuinya. Begitu mudah mengakhiri hubungan dengannya. Setelah Dia pergi, tiba-tiba saja aku tertawa keras.

"hah...kamu seperti orang gila tertawa sendirian." kata Vincent

"hahahaha.....kamu sudah datang. Ini lucu sekali aku tidak usah bersusah payah mengakhiri hubungan dengannya."kata ku

"Aku pikir dia belum datang, ternyata sudah berakhir." kata Vincent

"Aku sudah mulai bosan." kata ku

"Apa?" tanya Vincent

"Bosan berpacaran, dan menyia-nyiakan waktu ku." kata ku

"Apa kamu sudah makan sesuatu?" tanya Vincent tidak percaya dengan perkataan ku.

"Seperti biasa aku makan sushi." kata ku sambil tertawa.

"Lalu kamu mau apa setelah ini?" tanya Vincent

"Karena berpacaran tidak seru lagi, maka kalau aku menjadi perebut pria orang mungkin itu lebih seru." kata ku tertawa

"yah... Apa kau gila.." bentak Vincent

"Kamu sudah diluar kendali." katanya lagi

"Terimakasih sudah mampir. Aku pergi." kata ku

"yah..kamu mau kemana lagi? Apa kamu tidak akan pulang?" tanya Vincent

"Ini belum malam aku ingin main dulu. Kamu pulang saja." jawab ku dan pergi meninggalkan Vincent.

"yah..." teriak Vincent tapi aku mengacuhkannya.

Aku pergi ke Bar

Aku masih ingin bersenang-senang. Aku mencari mangsa.

"ketemu.." gumam ku

Aku melihat seorang pria dia lebih tua dari ku. Dia sedang bersama kekasihnya. Tapi dari tampangnya dia itu pria berengsek karena sedari tadi dia terus bermain ponsel. Aku berjalan ke arah mereka dan melihat sekilas apa yang sedang dia lakukan dengan ponselnya. Aku lihat dia sedang asyik chat dengan wanita lain. Aku tersenyum sinis melihatnya.

Aku dengar saat sang wanita menyuruh kepada pria itu untuk menyimpan ponselnya, pria itu menolak dengan alasan sedang chatting dengan kliennya. Dia berbohong. Aku mengambil cocktail ku, dan berjalan ke arah nya.

Tiba-tiba

kaki ku tersandung dan cocktail yang kupegang jatuh membasahi celananya. Dia terlihat terkejut apa lagi pacarnya.

"ah.. Maaf.." kata ku dan segera mengeluarkan tisu dari dalam tas ku.

"Kau ini apa-apaan?" kesalnya dan segera berdiri menepuk-nepuk celananya yang basah.

Aku melihat ponselnya berada di atas meja.Tanpa sepengetahuan pria itu, aku menggeser ponsel pria itu ke depan sang wanita itu. Dan dia terbelalak kaget, saat melihat chat sang kekasih nya itu. Kemarahannya meledak begitu saja. Dan aku diam-diam pergi dari hadapan mereka yang sedang beradu mulut.

Diluar Bar, aku terkekeh.

"kamu berulah apa lagi?" kata Vincent mengejutkanku. Aku lihat dia sedang bersandar di dinding.

"Kamu sedang apa?"tanya ku heran

"hah....ayo kita pulang saja." ajaknya.

Dia berjalan mendahuluiku dan aku segera menyusulnya.

"wah... apa kamu sengaja mengikuti ku?" tanya ku

"Ternyata orang berhati dingin bisa bersikap seperti ini." ledek ku

"Berisik...." kesal Vincent

"Aku barusan memergoki seorang pria. Padahal dia sedang bersama kekasihnya tapi dia asyik chating an dengan wanita lain." kata ku

"Kenapa kamu mencampuri urusan mereka?" kesal Vincent

"Aku sudah putuskan, Mulai sekarang target ku pria dewasa." kataku penuh keyakinan

"Bodoh.." kesal Vincent

Aku diam saja mengacuhkannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!