NovelToon NovelToon

Sweet Revenge

Bab 1 Hari Pernikahan

Mentari pagi yang cerah, menyusup masuk melalui gorden kamar hotel bintang lima, seorang wanita dengan tubuh yang masih polos terbangun di sebelah pria yang bertubuh atletis, lalu ia memencet sebuah tombol disamping ranjang hotel, secara otomatis gorden kamar terbuka, sendiri. Ia tersenyum puas lalu merentangkan kedua tangannya ke atas, segera ia mendekati prianya yang masih tertidur lelap.

"Pak Jim..., bangun dong...~." ucapnya dengan nada lembut menggoda di telinga pria yang ia layani semalam.

"Eemmm...." gumamnya dengan kedua mata yang masih tertutup.

"Anda harus bersiap-siap loh, ingat ini hari pernikahan adik anda...~." serunya, sambil tersenyum manis dan menggoda, ia pun turun dari atas ranjang. Lalu memakai dalamannya yang tergeletak di lantai dengan gaya goyangan yang menggoda iman...

"Oohh sh*t...!!" umpat Jeremy, miliknya dibuat berdiri lagi oleh godaan tubuh yang bagaikan gitar spanyol itu, dengan tidak sabar ia pun menarik kembali wanitanya untuk memuaskan hasratnya di pagi hari.

Jeremy Haven Ganendra, anak pertama dari salah satu keluarga konglomerat terpandang se-Indonesia yaitu keluarga Ganendra, selain terkenal dengan perusahaan yang bergerak di bidang real estate dan entertainment. Ganendra grup juga memiliki banyak yayasan bantuan sosial hampir di seluruh pelosok Indonesia hingga di pulau-pulau terpencil. Wajah tampan dan harta berlimpah yang Jeremy miliknya mampu menaklukkan semua wanita yang ia inginkan, sifatnya yang playboy suka berganti-ganti pacar membuat dirinya sulit menikah hingga umur yang ke 26 tahun.

.

.

.

Setelah puas bercinta Jeremy memberikan bonus yang besar, sampai wanita itu melompat kesenangan. "Pak Jim..., kalau butuh goyanganku lagi, menghubungi aku kapan saja..." bisiknya mengedipkan sebelah mata, lalu keluar dari kamar hotel Jeremy.

"Blam..." Pintu ditutup, Jeremy segera berlari ke kamar mandi untuk bersiap-siap di acara pernikahan adik perempuan dan sahabatnya.

.

.

.

"Tok..tok..tok.." tiba-tiba muncul suara ketukan pintu.

"Jeremy...Jeremy..." panggil suara seorang wanita pada putra tertuanya.

"Ceklek..." Jeremy membuka pintu

"Ya bu...??" sapa Jeremy yang baru saja selesai memakai kemeja dan celana. Ia melihat sang bunda yang sedang nampak kebingungan.

"Tolong bantu bunda cari Charty..., tadi sehabis bunda selesai berdandan, bunda meninggalkan dia sebentar ke toilet, tapi waktu bunda kembali anak itu sudah tidak ada..." ujar Charlotte sang bunda, yang kini berusia 45 tahun, namun kecantikan alaminya tetaplah terjaga. Tidak kalah dengan para gadis muda yang baru memasuki umur 30-an.

"Aaakkhh jangan bilang dia....!!" umpat Jeremy, adik perempuannya memang paling susah di atur dan suka berbuat seenaknya.

"Ibu tenang saja, biar Jeremy yang cari Charty, sebaiknya ibu dan ayah bersiap untuk memasuki ruangan acara, jangan sampai membuat keluarga Karim merasa curiga pada keluarga kita." ujar Jeremy buru-buru berlari keluar dari kamar menuju lift.

Sembari lift turun, Jeremy membetulkan penampilannya, hanya dengan sapuan tangan ia tetap terlihat tampan, belum lagi mata biru terang yang ia miliki selalu membuat para wanita klepek-klepek.

"Jarvis...Javier....!!" teriak Jeremy pada kedua adiknya yang kembarnya itu, kebetulan mereka sedang duduk di lobby sambil sibuk main game di hp.

"Apa sih kak, ganggu kita aja yang lagi asik main..." protes Jarvis.

"Kenapa kak Jimmy kok ngos-ngosan gitu..." mata Javier mendelik melihat kakaknya yang tampak sedang terburu-buru.

"Ini lebih penting...!!, Kak Charty menghilang..., lebih baik kalian bantu kakak mencarinya, segera hubungi kakak kalau kalian melihat dia..." perintah Jeremy pada si kembar.

"Idih..., males banget." keluh Jarvis.

"Kak Charty selalu saja bikin ulah..., gimana bunda dan ayah gak ingin cepat-cepat dia menikah..." keluh Javier.

"Hei...!! sudah..sudah.., cepat cari kakak perempuan kalian..." perintah Jeremy.

Dengan buru-buru ia menemui manager hotel, lalu meminta ijin untuk melihat cctv hotel, guna mencari keberadaan adiknya perempuannya.

_________

Di tempat lain, di Hotel yang sama. Seorang pria muda dan tampan sedang memakai tuxedo warna hitam. Ia bercermin, tersenyum memandangi dirinya yang akan segera menikah, namun wajahnya tampak suram dan kurang bersemangat.

"Ada apa nak..., kenapa wajahmu terlihat tidak bahagia seperti saat hari tunangan...??" tanya sang ibu pada putranya.

"Hmm..., entahlah ma..., Stefan cuma merasa kalau ada yang berubah dari Chartiana..." seru Stefan sambil menghela nafas panjang.

"Berubah gimana maksud kamu...?? Mama lihat kalian baik-baik saja..." ujar Stella sang ibu, yang kini berusia 46 tahun. Namun wajahnya terlihat lebih muda dari usianya.

"Akhir-akhir ini aku merasa ragu. Aku merasa Charty tidak benar-benar mencintaiku..." keluhnya sambil menatap sendu kepada sang ibu.

"Loh bukannya dia yang ajak kamu pacaran terus minta dinikahi..." seru Stella sambil berkacak pinggang, aneh sekali putranya bisa tiba-tiba meragukan perasaan cinta calon istrinya.

"Aku merasa ada yang salah dengannya." Stefan menggaruk tekuk yang tak gatal, sembari mengingat lagi awal hubungan dirinya dengan sang calon istri.

Chartiana Haven Ganendra calon istri Stefanus Danken Karim, berita undangan pernikahan mereka sangatlah menghebohkan jagat Raya. Putra pertama dari perusahaan Karim Grup meminang Putri satu-satunya Perusahaan Ganendra Grup, semua kalangan masyarakat pun amat tercengang, bersatunya kedua keluarga konglomerat ini pastinya akan menghasilkan sesuatu yang besar di masa depan.

Chartiana juga merupakan adik perempuan sahabatnya Jeremy. Jadi Stefan sudah mengenal calon istrinya sejak kecil. Awalnya ia sendiri tidak pernah tertarik dengan adik sahabatnya itu, karena ia tahu persis sifat Charty yang buruk. Wanita egois dan sangat arogan, ia suka menindas siapapun yang tidak mau menuruti keinginannya. Wajahnya memang sangat cantik jelita, memiliki garis wajah dari ayahnya yang blesteran, juga mata cantik seperti boneka dari sang ibu yang memiliki garis keturunan Belanda. Belum lagi harta berlimpah dan pendidikan yang tinggi seorang Chartiana, membuat semua orang jadi bertekuk lutut padanya. Kecuali Stefan yang tidak segan-segan selalu memarahi Charty yang suka berbuat seenaknya sampai-sampai sering sekali merepotkan kakaknya Jeremy.

Kalau dipikir-pikir Stefan dan Chartiana mengawali hubungan mereka dengan tidak baik. Namun entah mengapa selama satu tahun, sikap Chartiana jadi berubah drastis padanya, tiba-tiba saja gadis itu menyatakan cinta dan ingin berpacaran dengan Stefan. Ya.. memang gadis itu suka bertingkah seenaknya, pikiran dan tindakannya sangat sulit di tebak oleh Stefan. Namun sikap manis dan malu-malu yang Charty perlihatkan pada Stefan. Telah menaklukkan hatinya, sampai-sampai terbuai dengan godaan adik sahabatnya itu.

Merasa ada yang aneh, ada yang tidak beres dari calon istrinya. Namun yang pasti, pernikahan heboh ini tidak mungkin dibatalkan begitu saja, mengingat tamu-tamu yang datang adalah orang-orang penting dari kalangan artis, pejabat, mentri, dan bahkan presiden pun turut hadir di acara malam nanti. Membatalkan segalanya, hanya akan membuat nama keluarganya Karim tercemar, begitu pun keluarga Ganendra.

"Apapun yang terjadi hari pernikahan ini tidak boleh batal..." batin Stefan, menepis segala kecurigaan pada calon istrinya.

__________

Di halaman belakang hotel, seorang wanita muda berlarian dengan gaun pengantinnya, lalu ada pemuda tinggi yang tampan memakai setelan jas lengkap, terus mengejar hingga mempelai wanita itu tersudutkan di jalan buntu.

"Charity...!! Stop...!!" teriak Jeremy menghentikan sang adik yang hendak kabur di hari pernikahannya.

"Aku gak mau menikah dengannya kak...!! kenapa sih harus terus memaksaku menikah dengan kak Stefan...!!" Chartiana merajuk.

"Apapun alasanmu..., kalian harus tetap menikah..." paksa Jeremy, sembari mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

"Hiks...hiks...hiks..." Air mata Chartiana sudah tidak terbendung lagi, ia menatap sendu ke arah pria yang benar-benar ia cintai.

"Semua gara-gara kak Jimmy..!! kalau bukan karena kakak...., aku dan kak Stefan gak akan sampai tunangan dan menikah...!! tega sekali kakak berbuat begini padaku...hiks...hiks...hiks...", sakit teramat sakit hati Chartiana saat ini, dirinya harus menikah dengan pria yang tidak ia cintai, tapi ini semua bukan kemauan kedua orang tuanya tapi kemauan Jeremy kakak tirinya sekaligus pria yang ia cintai sejak ia kecil hingga dewasa sekarang.

"Charity sayang tolong..., mengerti lah...., pernikahan ini tidak mungkin batal, kamu sudah melangkah bersamanya sampai ke tahap ini, tidak mungkin mundur lagi, kalau kamu membatalkannya secara sepihak sekarang, pikirkan beban berat yang harus bunda dan ayah kita tanggung karena tindakan egoismu ini..." Jeremy berkata dengan tegas, ia terus membujuk adiknya yang akan segera menikah dengan sahabat masa kecilnya.

"Tapi kak...., aku....aku...." suara Charty seakan tertahan dengan rasa sakit dihatinya, ingin sekali ia mengatakan kalau dirinya teramat mencintai kakak tirinya ini bahkan lebih baik mati daripada menikahi pria lain.

"Sssttt..., Charty aku paham perasaanmu padaku adikku, tapi maaf kakak tidak bisa bersamamu, kamu tahu itu..., tolong kabulkan lah permintaan kakakmu ini. Aku yakin Stefan akan menjadi suami yang baik untuk kamu, kakak tahu persis sifatnya ia tidak akan tega menyakiti kamu, lagian kakak juga gak ingin mengecewakan ayah dan bunda..." Jeremy memohon dengan sangat, ia tersenyum sembari mengelus sayang kepala adiknya.

Chartiana terus memperhatikan Senyuman menawan kakak tirinya, memang senyuman itu selalu saja membuat Chartiana berdebar-debar, rasanya makin tidak ingin menikahi orang lain selain kakaknya ini.

"Kakak..." ujar Chartiana, kedua jemari meraih wajah Jeremy.

Lalu...

Dengan paksa Chartiana mencium bibir kakaknya, memberikan ciuman panas yang sudah ia pelajari dari pengalamannya bersama Stefan.

"Oh...sh*t...!!!" umpat Jeremy dalam hati, apakah dirinya akan sanggup melawan godaan adik tirinya ini.

Bersambung~

...****************...

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️

Jangan lupa memberikan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘

Novel ini menceritakan kisah cinta anak-anak yang lahir di dua novel sebelumnya, sembari menunggu update novel ini, silahkan membaca kisah cinta orangtua mereka, pastinya cerita romantis, lucu, bikin tegang, plus sedih menguras air mata...🥹🥹🥹

Bab 2 Kepulangan Charty

(Flashback.)

Satu tahun yang lalu sebelum hari pernikahan heboh terjadi.

Chartiana baru saja menyelesaikan kuliahnya di UK. "Grek..Grek..Grek...Grek...." suara Roda koper yang dibawa seorang wanita muda yang cantik nan elegan, ia berjalan melewati gate kedatangan internasional, selama ia terus berjalan di dalam bandara, ada banyak sekali mata yang memandanginya, mereka kagum akan paras cantik yang dimiliki wanita muda ini.

"Itu model...atau artis ya..." bisik-bisik orang yang terkagum-kagum pada paras cantiknya. Matanya lentik dan tajam, bentuk wajah oval sempurna, bibir merekah menambah kesan yang seksi, rambut panjang hitam terurai begitu halus, ditambah bentuk tubuhnya yang seksi seperti model majalah playboy.

"Tiana...~." panggil seorang wanita berambut pirang tapi bukan bule.

"Vivian....~." sapa Charty, ia langsung berjalan cepat dan memeluk sepupunya.

"Oow...gua kangen banget sama lu Tiana...." seru Vivian memeluk erat sepupu yang sudah seperti saudara kandung baginya.

"Gua juga Vi..., di UK gak ada teman curhat yang nyebelin kayak lu tauk..." seru Charty sembari cipika cipiki.

"Gua memang nyebelin tapi rela bolos kerja demi jemput lu..." ujarnya sambil mengedipkan satu mata.

"Iya lu memang sepupu langka gua...~." Charty terkekeh, melihat tingkah centil Vivian.

Sambil saling rangkul mereka berjalan bersama menuju parkiran mobil. "Widih...mobil sport warna ungu" Charty terkagum melihat mobil keren milik sepupunya.

Segera mereka masuk kedalamnya dan berkendara ke rumah orangtua Chartiana. "Mobil ini hadiah kelulusan dari daddy gua tahun lalu..." ujarnya dengan wajah bangga.

"Murah hati sekali paman Johan..., seandainya ayahku gak pelit." cebik Charty, ayahnya Jonathan tidak pernah mengijinkan Charty untuk menyetir, karena sang ayah merasa putrinya belum bisa bertanggung jawab kalau diberikan banyak kebebasan.

"Btw gimana pacar bule lu yang di Australia itu, ngelamar lo...??" tanya Charty penasaran dengan hubungan asmara Vivian sewaktu kuliah di Australia.

"Sayangnya gua terpaksa break up sama dia..., gua gak bisa ikut dia tinggal disana, dia juga sama gak mau pindah jadi warga sini, percuma kalau aku paksakan gak akan menikah juga sama dia..." seru Vivian, raut wajahnya tampak sedih.

"Gua turut prihatin sama lu..., untungnya sih gua masih jomblo jadi masih bisa nemenin lu hehehe..." Charty terkekeh.

"Astaga Charty..., betah banget sih jomblo, padahal lu tuh lebih cantik dari gua, jangan bilang lu masih mengharapkan cinta dari kakak tiri lu yang playboy itu..." Vivian memicingkan matanya, sejak dulu ia sangat tau Charty yang cinta setengah mati dengan kakak tirinya Jeremy. Mereka memang tidak sedarah, tapi tetap saja Vivian tidak suka kalau mereka jadian, akan sangat mencoreng nama keluarga besar Ganendra, karena yang semua orang tahu kalau Jeremy adalah anak kandung paman Jonathan dan bibi Charlotte.

"Habis belum ada pria manapun yang bisa membuatku berdebar-debar hebat seperti kak Jeremy..." ujarnya sambil mengerucutkan bibir, membayangkan wajah tampan kakak tirinya, belum lagi suara dan sikapnya yang selalu lembut pada Charty.

"Kak Stefan...?? Bukannya lu selalu berdebar-debar sama dia..." Vivian tertawa jahil.

"Iiihhss..!! Jangan sebut nama orang menyebalkan itu...!!, Kalau sama dia bukan berdebar-debar namanya, tapi bikin emosi...!!" umpat Charty melipat tangan, dan memasang wajah bete.

"Cie...cie...~ hati-hati loh terlalu kalau terlalu benci nanti malah cinta...~." Vivian menggoda sepupunya kalau sudah membicarakan kak Stefanus Karim sahabat kak Jeremy.

"Btw gua denger lu kerja di kantor bokap lu..., enak gak...??" tanya Charty sengaja mengalihkan pembicaraan.

"Iihh..., gak enak banget.., banyak yang sirik sama gua tau..., terutama senior di kantor, belum lagi karena gua anak pertama dari Daddy dan mommy, jadi banyak yang berharap gua jadi penerus perusahaan mereka." keluh Vivian, masih muda namun sudah banyak beban tanggungan di kantor.

"Masa sih..., bukannya enak ya..., lu gak perlu kerja capek-capek udah naik jabatan duluan."

"Iya sih..., tapi tetap saja gua dipandang sebelah mata kalau belum paham soal perusahaan..." Vivian mencebik mengingat dirinya sangat malu kalau tidak paham soal SOP perusahaan ayahnya.

"Uuhh ngeri juga ya, ngebayangin itu..." Charty jadi merasa merinding, ia sendiri yang baru lulus kuliah juga akan segera bekerja di perusahaan ayahnya. Jadi takut membayangkan bekerja disana.

"Kalau lu sih enak, ada kak Jeremy yang meneruskan peran ayahmu di perusahaan..., setidaknya beban lu gak akan sebesar beban yang gua tanggung lah..." ujar Vivian sejak dulu selalu merasa iri pada Charty yang memiliki kakak laki-laki seperti kak Jeremy.

"Ya...dong, kak Jeremy memang yang terbaik..~." ujarnya menyeringai, tidak sabar ingin segera bertemu dengan sang kakak tercinta.

_________

Gedung perusahaan Ganendra grup. Gedung perkantorannya begitu menjulang tinggi, terlihat langit sudah mulai gelap, lampu-lampu kendaraan pun menyala di bawah sana, terlihat seperti kunang-kunang yang bergerak menghiasi sekeliling kota. Kini suasana kantor di lantai 12 mulai sunyi, banyak karyawan sudah pulang, namun hanya ada sedikit cahaya dari ruangan direktur yang pintunya sedikit terbuka.

Didalamnya terlihat seorang wanita dengan pose seksi duduk diatas meja kerja sang direktur, ia hanya menggunakan kemeja kerja yang terbuka dan baju dalam berenda merah.

"Coba angkat satu kakimu." ujar Jeremy, matanya menelusuri tubuh wanita yang berkerja menjadi seorang model disalah satu iklan perusahaan.

"Hmm~ baiklah~." ujarnya dengan wajah berseri-seri, senang sekali bisa melayani anak konglomerat yang terkenal tampan dan murah hati.

Sambil bertumpu dengan kedua tangan, wanita itu mengangkat satu kakinya, memperlihatkan cel a na d a la m n ya. "Begini sudah ok boss ?" tanyanya dengan wajah tersipu malu.

"Perfect..!!" Jeremy mulai bergairah, ia pun membuka dasi dan kemejanya.

"Ah..~ boss..~." serunya dengan nada manja ketika kedua tangannya diikat dengan dasi.

Permainan panas pun di mulai, sudah lama sekali wanita ini mengincar di boss yang terkenal playboy. Jeremy pun tidak menolak ajakan nakalnya.

"Tok...tok..." Pintu di ketuk.

"Astaga..!!, dasar boss mesum..!!" umpat Stefan, baru saja datang untuk menjemput sahabatnya, malah di suguhi pemandangan tidak senonoh. Spontan Stefan terperanjat dari pijakannya, lalu keluar sambil menutup kedua matanya.

"Ya ampun bro....!! Bikin kaget gua aja lu..., kasih gua waktu 10 menit, udah tanggung nih..." Jeremy tidak mau melewatkan keasikan dengan wanita barunya.

"Hadeh..." Stefan memutar kedua bola matanya malas, Jeremy temannya memang suka sekali bermain dengan banyak wanita.

"Bruk..." dengan perasaan kesal Stefan menghempaskan bokongnya di sofa depan ruangan kerja Jeremy. Ia melihat jam tangannya menghitung waktu sembari mendengarkan suara-suara lakn*t dibalik pintu ruangan kerja sahabatnya itu.

Lima belas menit telah berlalu....

"Cekrek...~" Pintu terbuka, si wanita seksi keluar sambil mengancingkan kemejanya.

"Kalau mau lagi, hubungi aku ya boss...~" ujarnya dengan gaya centil, lalu berjalan tertatih-tatih ke arah lift.

Stefan yang melihat hanya geleng-geleng kepala, sejak kuliah di Jerman Jeremy memang berubah jadi liar sekali. Awalnya gonta ganti pacar namun lama kelamaan malah gonta ganti wanita.

Stefan memasuki ruangan kerja Jeremy, terlihat kawannya sedang sibuk mengancingkan kemeja, "Mau sampai kapan kamu seperti ini terus, gak merasa bosan??" tanya Stefan dengan wajah datar.

"Apa tuh bosan, ketagihan malah iya..." Jeremy terkekeh.

"Lu gak takut kena penyakit apa...?? Gimana kalau kamu sampai salah pilih perempuan, tau-tau ternyata dia istri orang gimana, mau viral sejagat maya...." seperti biasa Stefan selalu saja menasehati Jeremy sambil berkacak pinggang, layaknya seperti seorang emak-emak menasehati anaknya yang main kotor-kotoran.

"Epan...Epan...~, berkali-kali sudah kubilang, aku ini gak se murah-an yang kamu pikirkan, gini-gini gua masih menyeleksi wanita-wanita yang mau tidur sama gua kok..." seru Jeremy dengan gaya santai.

"Idih..., tetap aja itu dosa..dosa...!! tau gak...!!" pekik Stefan, sejak kecil Stefan memang di didik keras kalau soal s*ks oleh kedua orangtuanya, terutama oleh para neneknya, berbeda sekali dengan Jeremy yang ayahnya seorang mantan playboy. Ditambah lagi saat berkuliah di Jerman, Jeremy tinggal bersama paman Nicholas. Seorang playboy kelas kakap dan belum tobat juga walaupun sudah berusia 45 tahun.

"Ssstt...sssttt....ssstt....sudah sudah..." Jeremy buru-buru menutup mulut Stefan yang suka sekali memarahinya, apalagi kalau ceramah persoalan moral.

"Udah yuk bro..., kita berangkat sekarang, aku takut bunda marah-marah kalau kita datang telat pas makan malam..." ujar Jeremy menarik lengan Stefan.

"Tumben tiba-tiba lu maksa gua makan malam bareng keluarga lu...?? Ada acara spesial ya..?? tanya Stefan sembari mengikuti kawannya yang sedang berjalan menuju lift.

"Chartiana tau kan...."

"Oh..si adik perempuan kesayangan mu itu, kenapa lagi dia..??" tanya Stefan dengan wajah datar, adik perempuan Jeremy lebih liar dari kakaknya.

"Hari ini dia baru pulang dari UK..., makanya aku mau kamu ikut makan malam bareng keluarga, pasti lu kangen banget sama adek gua kan...~." Jeremy tersenyum jahil.

"Iiihhss...!! Justru gua berharap dia gak akan pulang lagi ke indonesia, tapi yah...mana ada juga bule yang mau sama dia yang kelakuannya bar bar..., pasti dia yang sekarang jauh lebih liar setelah tinggal di UK..." cebik Stefan, sangat tidak suka dengan Chartiana yang sifatnya sangat egois dan suka seenaknya.

Namun sebagai sahabat yang baik, dan juga sudah kenal lama dengan keluarga Jeremy. Stefan pun bersedia ikut makan malam untuk menyambut kepulangan Chartiana dari UK.

Bersambung~

...****************...

#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️

Jangan lupa memberikan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘

Novel ini menceritakan kisah cinta anak-anak yang lahir di dua novel sebelumnya, sembari menunggu update novel ini, silahkan membaca kisah cinta orangtua mereka, pastinya cerita romantis, lucu, bikin tegang, plus sedih menguras air mata...🥹🥹🥹

Bab 3 Makan Malam Spesial

(Flashback.)

Rumah kediaman Jonathan dan Charlotte.

"Charty sayang...~." sambut Charlotte pada putrinya yang baru saja kembali pulang ke Indonesia.

"Putri kecil ayah akhirnya pulang.." seru Jonathan menyambut.

"Ibu....Ayah, Charty kangen sekali..." ujar Chartiana sambil berderai air mata, setelah dua tahun berpisah akhirnya bisa tinggal bersama keluarganya lagi.

"Kak Charty udah pulang, ramai lagi deh rumah ini..." seru Jarvis.

"Iya kak Charty gak ada suasana rumah jadi sunyi..." ujar Javier.

"Jarvis....Javier..., kakak kangen juga sama kalian..." Chartiana memeluk erat kedua adik kembarnya, walaupun lahir bersamaan namun wajah mereka berbeda, Jarvis sangat mirip dengan ayah Jonathan, sedangkan Javier lebih mirip bunda Charlotte.

"Halo Om Tante..." sapa Vivian.

"Terimakasih banyak kamu sudah mau repot-repot jemput Chartiana ke bandara."

"Gak repot kok Tante, Vivi juga udah kangen berat sama Tiana..." ujar Vivian.

"Jangan langsung pulang makan malam dulu bersama kami..." ajak Jonathan kepada keponakannya.

"Iya om.., Vivi udah laper nih..." ujarnya dengan riang.

"Ayah Ibu..., kak Jeremy kok gak ada..." tanya Charty sambil melihat sekeliling rumah, tidak menemukan keberadaan kakak kesayangannya.

"Mungkin sedang dalam perjalan dari kantor kemari..." ujar Jonathan.

"Oo gitu..." Charty nampak kecewa orang yang sangat ia rindukan tidak ada di rumah saat dirinya baru pulang.

"Sambil menunggu kakakmu pulang, bereskan dulu saja semua barang mu itu..." ujar Charlotte menunjuk pada koper dan kardus-kardus yang dibawa Charty dari UK.

"Oke Bu..." ujar Chartiana, sambil berjalan menuju lift.

"Gua ikut dong..." Vivian menyusul.

Tidak lama para pelayan rumah, membawa semua barang Charty ke kamarnya.

__________

"Brrmmm....brrmmm...." sebuah mobil sport mewah terparkir di depan pintu masuk rumah keluarga Ganendra.

"Gilee...., senam jantung gua numpang sama lu..." keluh Jeremy membasuh keringatnya, Stefan memang tidak main-main kalau sudah ngebut di jalan tol.

"Siapa suruh numpang di mobil gua..." Stefan menyeringai melihat wajah pucat sahabat.

Mereka berdua melangkah berbarengan. "KAKAK....!!!" teriak suara gadis dari lantai atas. Membuat keempat netra pria tampan, langsung mengadah ke arah suara cempreng itu.

"Oohh.. astaga...." gumam Stefan dan Jeremy secara bersamaan, saat melihat penampilan terbaru Chartiana yang baru saja pulang kuliah dari UK. Kecantikan Chartiana semakin bersinar. Gaya penampilannya seperti wanita yang sangat dewasa, belum lagi tubuhnya semakin berisi.

Dengan tidak sabar Charty berlari menuruni tangga rumah, matanya berkaca-kaca melihat sosok pria yang sangat ia rindukan selama dua tahun ini. Mata Jeremy membulat, terpesona oleh adik perempuannya yang semakin cantik dibandingkan dua tahun yang lalu.

"Kakak....~." seru Chartiana memeluk erat Jeremy, hingga pay udaranya menempel tanpa jeda.

"Aagghh...!! Sh*t....!!" pekik Jeremy, Dengan terpaksa segera melepaskan pelukan adik tirinya. Charty pun langsung cemberut, tubuhnya dijauhkan oleh sang kakak.

Tanpa disadari dari tadi Stefan berdiri mematung dengan mata terbuka lebar tanpa berkedip, secara tidak sadar matanya menyapu penampilan Chartiana yang jauh berbeda dari terakhir kali ia melihatnya 2 tahun yang lalu, lekuk tubuhnya sempurna pasti mampu membuat pria manapun tergiur, apalagi buah dadanya jauh lebih besar dari pada saat dulu.

"Heii...!! Charty jangan lupakan sahabat kakakmu dong, kak Stefan sengaja datang kesini untuk menyambut kedatangan kamu loh...~" tanpa aba-aba Jeremy mendorong Stefan maju mendekat sedikit pada adiknya.

Dengan mata mengerenyit Charty menatap Stefan teman main kakaknya, yang sudah ia kenal sejak kecil.

"Ha...halo Charty apa kabar...." ujar Stefan dengan gelagapan, tatapan mata Charty yang tajam sungguh mampu membuat hatinya berdebar-debar saat ini.

"Kak Stefan gak berubah tetap saja tampan dan jutek, tapi tentu saja kak Jeremy lah yang lebih tampan~." batin Chartiana, sembari bergantian menatap kedua pria yang ada dihadapannya.

"Walah...Stefan kamu datang juga rupanya..." sapa Charlotte pada sahabat putranya yang sudah ia kenal sejak mereka bersekolah.

"Malam tante..., maaf datang mendadak, tiba-tiba Jeremy mengajakku makan malam disini..." Stefan menyapa.

"Stefan mau menyambut kepulangan Charty juga, bunda..." ujar Jeremy menambahkan.

"Hahaha... bagus dong...., Charty pasti senang sekali ada banyak yang menyambut kepulangannya..." seru Charlotte tertawa kecil, senang rasanya rumah ini kembali ramai seperti dulu.

....

Setelah menunggu beberapa saat, acara makan malam pun dimulai, semua duduk di kursi meja makan. Sebelum menyantap makan malam, tiba-tiba Jonathan berdiri dan mengangkat gelas wine, ia mengajak seluruh anggota keluarga, berserta Stefan dan Vivian, untuk melakukan toast bersama.

"Ayah sangat bersyukur kamu kembali pulang putriku....., Selamat juga atas kelulusanmu, ayah dan ibu sangat bangga padamu..." seru Jonathan tersenyum bahagia, sembari memandangi putrinya yang kini sudah menyelesaikan semua jenjang pendidikan hingga keluar negeri.

Bersama-sama mereka semua minum, lalu mulai menyantap makan malam yang tersaji dengan limpah. "Ya ampun aku kangen banget dengan sate dan nasi goreng..." seru Charty melahap semua makanan kesukaannya.

"Ibu senang sekali selera kamu gak berubah..." ujar Charlotte, lalu menambahkan sate di piring Charty.

"Disana gak ada yang seenak ini bu..." ujarnya, sembari menambahkan nasi ke atas piring.

"Bar bar sekali..." batin Stefan, memerhatikan Charty yang sedang duduk persis di depannya.

"Terpesona sama Charty yang makin dewasa ya bro..." bisik Jeremy pada Stefan.

"Iihhh....!!" pekik Stefan terperanjat kaget, dengan bisikan yang tiba-tiba datang.

"Pfftt hahaha...." Jeremy tertawa puas melihat wajah merona sahabatnya itu.

"Jimmy..., jangan bercanda kalau sedang makan..." ujar Charlotte tegas, tidak suka kalau ada yang usil disaat sedang makan.

"Iya...maaf bunda..." ujar Jeremy dengan santai lalu lanjut makan.

"Stefan saat ini kamu sedang sibuk apa di perusahaan ayahmu...??" tanya Jonathan.

"Baru mau mulai mengerjakan proyek baru om, kebetulan papa suruh aku bantu bibi Adelia untuk mengembangkan produk kecantikan pertama perusahaan kami..." ujar Stefan.

"Ooh ya..., Karim Grup mulai masuk ke jalur kecantikan rupanya..." seru Jonathan terkesima.

"Iya om..., makanya Stefan sendiri masih bingung, karena dalam sejarah perusahaan papa, belum pernah masuk ke dalam bisnis produk-produk kecil seperti skincare."

"Wah... kebetulan sekali..." seru Jeremy tiba-tiba.

"Kebetulan apa...??" tanya Stefan penasaran.

"Charty bisa jadi solusi buat proyek baru perusahaanmu..." ujar Jeremy sambil tersenyum smirk.

"Eeehhh...!!" Stefan terkejut.

"Uhuk...uhuk...uhuk....!!" Charty langsung batuk-batuk, mana sudi dirinya bekerja sama dengan pria yang menurutnya sangat menyebalkan.

"Wah ide bagus..." seru Charlotte dengan mata berbinar-binar.

"Tunggu...!! kak...!! aku justru mau bekerja di perusahaan ayah untuk membantumu kak...!!" protes Charty.

"Kamu mana cocok sih kerja di perusahaan ayah yang bergerak di bidang entertainment dan real estate..., jurusan yang kamu ambil kan lebih cocok untuk pengembangan produk.." seru Jeremy.

"Tapi kak...!!" Charty merajuk, padahal sudah lama ia mendambakan bekerja satu kantor dengan sang kakak tiri, tapi kenapa semuanya malah jadi kacau begini...!! tidak sesuai keinginannya.

"Kakakmu benar Chartiana..., ada bagusnya kamu bekerja di perusahaan lain, belajar dari nol, ayah juga dulu begitu, sebelum jadi CEO..." seru Jonathan.

"Ibu juga setuju, bekerja langsung di perusahaan ayah pasti tidak mudah buat kamu yang baru lulus, lagian sudah ada kak Jeremy juga. Jadi lebih baik kamu coba saja bekerja di perusahaan kak Stefan..." Charlotte sependapat dengan suami dan anak tertuanya.

"Uugghh tapi...kan...aku...mau...." serunya, sambil menunduk, rasanya percuma kalau ketiga orang di keluarganya sudah sependapat.

"Eh...bentar...??" ucap Stefan dalam hati, dengan dahi mengkerut.

"Loh...kok gak ada yang tanya pendapat gua...!! kan gua yang punya proyek itu di perusahaan...!!" batin Stefan, dirinya terbengong-bengong, harusnya mereka semua meminta pendapatnya, hanya dia yang bisa memutuskan apakah mau menerima Charty sebagai karyawannya atau tidak, bukan mereka..!!!

Bersambung~

...****************...

#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️

Jangan lupa memberikan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘

Novel ini menceritakan kisah cinta anak-anak yang lahir di dua novel sebelumnya, sembari menunggu update novel ini, silahkan membaca kisah cinta orangtua mereka, pastinya cerita romantis, lucu, bikin tegang, plus sedih menguras air mata...🥹🥹🥹

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!