NovelToon NovelToon

My Wife My Enemy

Tak bisa disatukan

Rapat agenda kemah untuk mahasiswa baru tahun ini baru saja selesai dan beberapa anggota BEM pun berbondong-bondong pergi kekantin untuk mengisi perut mereka.

Sama halnya dengan Kinan dan beberapa teman-temannya

"Gue heran, apa hebatnya si Bintang sampe bisa dipilih jadi gubernur BEM? Kaya gak ada orang lain aja." Gerutu Kinan, dia merupakan sekertaris BEM.

Ia benar-benar sebal dengan makhluk bernama Bintang. Bagaimana tidak, setiap melakukan rapat kegiatan atau apapun itu, sebagai sesama anggota BEM Universitas Adi jaya,  selalu saja tidak ada kecocokan antara mereka.

Tidak lengkap rasanya jika tidak berdebat entah itu masalah sepele ataupun sepala. Dan semua orang juga tau, hanya Kinan lah yang seolah terang-terangan menolak pesona Bintang.

"Udahlah Kin, ngalah aja. Mau gimana lagi emang dia ketuanya, kita bisa apa?" sahut Nala

dia bertugas sebagai seksi kesehatan.

"Dia tu kalo bikin keputusan suka seenaknya,  emangnya lo setuju gitu kalo kegiatan camping mahasiswa baru mau diada in di Jogja lagi?" gerutu Kinan kepada teman-temannya.

Pasalnya tahun kemarin, camping juga dilakukan di jogja, dan biasanya setiap tahun akan mencari kota lain. Namun Kinan dan yang lain tak bisa berharap lebih, karena memang banyak sekali pendukung-pendukung Bintang yang begitu setuju dengan keputusan Bintang.

Dan ketika voting pemilihan ketua bem tahun ini pun, dari ketiga calon, nama Bintang lah yang paling banyak memenangkan suara pemilih. Dan memang mayoritas adalah cewek-cewek pengagum ketampanan Bintang. Kinan sangat sebal mengetahui hal itu, karena memang hobi nya Bintang dan teman-temannya yang memang suka tebar pesona, walaupun tak dipungkiri memang mereka memiliki wajah yang tampan.

"Iya sih, tapi gue udah tau modus si Bintang. Pasti karna dia kangen tuh ama bokap nyokap nya,  kan sekalian tuh bisa ketemu kalo ke Jogja." sahut Dara

Universitas Adi jaya adalah salah satu universitas favorit yang ada di ibu kota, dan Bintang memang berkuliah disini karena ingin menemani neneknya yang memang tinggal seorang diri disini.

"Huft, males banget gue." ucap Kinan malas

Mereka pun akhirnya memutuskan ke kantin untuk makan siang karena memang sudah jam 12 an.

Tak disangka disana sudah ada Bintang dan teman-temannya.

Dan jangan lupakan pacar Bintang, Eva, turut ada disana.

Eva adalah mahasiswa fakultas kedokteran, yang merupakan kekasih Bintang. Mereka menjalin hubungan baru sekitar 3 bulan yang lalu.

Eva terkenal anak yang pintar, baik, ramah,  cantik, namun dia tidak aktif mengikuti kegiatan luar campus layaknya Bintang dan yang lain.

Dia sama sekali tidak tertarik dengan kegiatan-kegiatan luar campus seperti itu, karena memang dia merupakan anak yang bisa dibilang agak pendiam dan pemalu.

Kinan pun mengedarkan pandangan untuk mencari tempat duduk yang masih kosong.

Dan sialnya hanya ada meja disamping meja Bintang cs lah yang masih kosong.

"Ya Ampun, dunia sempit banget sih. Males banget ketemu dia " gerutu Kinan  yang berdiri didepan etalase kantin untuk mengantri beli makanan.

Bintang yang menyadari kehadiran Kinan dan yang lainnya pun menoleh kearah mereka sebentar, dan melanjutkan obrolannya dengan teman-teman nya.

"Sayang, udah selesai makannya. Aku balik dulu ya, 10 menit lagi aku ada kelas nih." Ucap Eva dengan setengah berbisik kearah Bintang. Namun masih bisa didengar teman-teman Bintang.

Bintang pun tersenyum

"Aku anterin." Ucap Bintang sembari tersenyum manis.

"Bentar ya, mau nganterin masa depan dulu." Ucap Bintang yang membuat Eva tersipu.

Teman-teman Bintang pun bersiul menggoda keduanya, Bintang pun menatap Eva dan sedetik kemudian menggandeng tangan Eva.

Mereka pun berjalan beriringan menuju kelas Eva.

Sedangkan di meja Kinan, Seli yang baru saja selesai kelas pun ikut bergabung.

"Ganteng sih, cuman udah ada yang punya." Ucap Seli sambil menopang dagu menatap kepergian Bintang yang mengantar Eva.

"Lo suka sama Bintang?" tanya Kinan.

"Lo kaya gak tau Seli aja Kin, dia kan asal cowok ganteng, pasti dia suka." jawab Nala

"Jangan bilang lo suka sama semua temen-temannya bintang itu?!!" tanya Dara

Seli pun terkikik.

"Emang suka. Tapi yang paling nomer 1 kegantengannya ya si Bintang." Jawab seli membuat mereka yang ada disana pun geleng-geleng kepala.

Seli pun terkikik lagi menyadari betapa absurd nya dirinya itu.

Sedangkan didepan fakultas kedokteran, Bintang dan Eva  saling menatap satu sama lain

"Aku masuk dulu ya." Ucap Eva kalem.

Bintang mengangguk sembari mengelus pelan pucuk rambut Eva

"Semangat ya sayang !" Ucap Bintang sambil tersenyum manis.

Eva  pun masuk kelas dan tidak menyadari betapa banyak sekali teman-temannya yang baper akan perlakuan Bintang

Bintang berjalan ke arah kantin lagi untuk bergabung bersama teman-temannya lagi.

Saat melewati meja Kinan dan teman-temannya, tidak sengaja bertepatan dengan Kinan yang berdiri dan berbalik kebelakang hendak kedalam kelas sambil membawa es teh.

Alhasil tubuh mereka pun saling bertubrukan satu sama lain.

Es teh milik Kinan pun berhasil membasahi kaos kilik Bintang.

Semua orang yang ada dikantin menyaksikan apa yang akan terjadi pada dua musuh bebuyutan ini.

Kinan meratapi betapa sialnya dia bisa bertubrukan dengan tubuh Bintang.

"Maaf gak sengaja." Ucap Kinan meminta maaf yang entah kenapa terdengar tidak tulus ditelinga Bintang.

Kinan hendak berlalu tapi Bintang mencekal pelan pergelangan Kinan.

"Gue maafin. Tapi masa seorang sekertaris BEM udah bikin kesalahan gak ada tanggungjawab nya? Minimal bantu lap in kek, atau keringin gitu?" Ucap bintang sembari menatap Kinan dengan senyum jail nya.

"Ngarep banget ! Bersihin aja sendiri ! Sengaja kan lo ngerjain gue !" Ucap Kinan ketus kemudian berlalu pergi.

Bintang pun hanya mengelus dada sembari berjalan kearah teman-temannya.

"Ada ya, cewek sejudes Kinan. Heran gue !" Ucap Bintang sambil mengibas-ngibaskan kaosnya yang basah.

"Lo pernah denger gak bin, cerita tentang musuh yang jadi kekasih?" Tanya Darren sembari mengulum senyum.

"Maksud lo gue sama Kinan? "

Darren mengangguk sembari menyemburkan tawanya.

"Buat lo aja deh, cewe sinting kayak gitu !" Ucap Bintang kesal membuat teman-temannya semakin tergelak.

"Tapi gue heran ya, diantara cewek-cewek dikampus ini yang paling susah di takluk in cuma Kinan deh, iya kan?" Tanya Edo kepada teman-temannya.

"Masa sih?" Ucap Bintang tak percaya.

"Gue  udah pernah nembak Kinan, tapi ditolak mentah-mentah." Ucap Edo sembari menyeruput es kopi nya.

Darren dan Bintang pun terkekeh karena wajah sedih Edo.

"Do .. do ... Sekelas Bintang aja di judes in mulu, apalagi elo !" Ucap Darren membuat Edo semakin kesal.

"Ck, udah yuk masuk kelas aja. Gak penting banget bahas Kinan lama-lama." Ucap Bintang dan mereka pun berjalan menuju kelas mereka setelah selesai membayar makanan dan minuman mereka.

Makasih Bintang? Ah males banget

Pagi ini adalah jadwal kegiatan olahraga di Fakultas Managemen Bisnis. Itu artinya kelas Bintang dan kelas Kinan akan berkegiatan bersama.

Walaupun sama-sama fakultas managemen bisnis,  tetapi karena peminatnya banyak, alhasil Fakultas inipun dijadikan 2 ruang.

"Oke ... ini cowok dulu yang tanding, habis itu baru tim cewek." Ucap Pak Faris dan para cewek pun berseru senang.

Pertandingan pun dimulai, suara riuh cewek-ceweklah yang memenuhi lapangan saat ini.

Mereka saling mendukung cowok dari kelas masing-masing. Tak jarang juga cewek dari kelas Kinan yang malah terang-terangan mendukung kelas lawan alias kelas Bintang.

Mereka dibuat kagum dengan kelincahan cowok-cowok bermain basket, itu terlihat sangat keren dimata mereka.

Sedangkan di sudut lapangan, Kinan cs malah terlihat masih enggan untuk berteriak-teriak seperti yang lainnya, terkecuali si Seli yang memang pengagum ketampanan mereka.

"Haaaooohh....! Masih ngantuk nih gue, habis maraton drakor tadi malem." Dara menguap sembari menelungkupkan kedua tangan ke wajahnya.

"Iya ya... Kalau olahraga pagi tu kenapa ya masih suka ngantuk." Sahut Nala sembari menopang dagu.

"Hadeh kalian ini gimana sih, ada pemandangan indah banget di depan mata kok bisa-bisanya ngantuk. Tuh lihat tuh, ya ampun Darren sama Bintang keren banget sumpah!"

Seli berucap dengan penuh semangat membuat Kinan cs memutar bola mata malas.

"Ya ampun lihat itu, Bintang lincah banget Kin" Ucap seli sambil menepuk pelan lengan Kinan berharap Kinan mau ikut menonton.

Karena Kinan tak merespon Seli pun menoleh ke arah Kinan, dan ternyata wajah Kinan terlihat agak pucat.

"Ya ampun Kinan, lo sakit ?" ucap Seli yang sontak membuat Dara dan Nala menoleh juga kepadanya.

"Kin lo pucat." Ucap Nala sembari menempelkan punggung tangannya ke dahi Kinan.

Dara mengambil minum yang tadi ia bawa dan menyodorkannya kepada Kinan, dan Kinan pun meminumnya sedikit.

"Guys, sebenernya gue tuh dari tadi pagi sakit perut." Ucap Kinan sembari mengelus perutnya.

"Yaudah kita ke UKK aja yuk, tiduran Kin." Ajak Seli yang diangguki Dara dan Nala.

(UKK : Unit Kesehatan Kampus).

Tapi Kinan menolaknya.

"Udah santai aja, gue gak papa kok. Palingan habis ini sakitnya udahan"

"Beneran ?" tanya Seli  memastikan dan Kinan mengangguk.

"Gue mau ke toilet dulu deh,  cuci muka sama mau pake liptint bentar, biar gak keliatan pucat" ucap Kinan.

"Gue temenin ya?" ucap Nala tapi Kinan menolaknya.

"Udah lo disini aja, gue bentar doang kok."

Kinan pun berlari kecil kearah toilet.

Pertandingan sementara kelas Bintang lebih unggul, membuat tim lawan semakin gencar mengejar skor.

Mereka men dribble bola dengan sangat bersemangat hingga salah satu cowok dari kelas Kinan yang bernama  Angga pun tak sengaja menabrak tubuh Bintang hingga tersungkur.

Terlihat siku Bintang yang terluka dan mengeluarkan sedikit darah segar.

"Eh gak sengaja, maaf ya Bin." ucap Angga sembari menolong Bintang untuk bangun

Semua fokus pun tertuju pada Bintang dan Angga

"Santai lah, udah biasa." ucap Bintang

"Lo udahan dulu aja bro." ucap  Darren yang diangguki oleh teman-teman nya.

"Gue obatin dulu yuk?" tawar Angga membuat Bintang tertawa pelan.

"Gak mau lah, kayak apa aja gue diobatin sesama cowo. Udah kalian lanjutin aja, gue mau ke toilet dulu bersihin ini." tunjuk Bintang pada sikunya.

Semua pun mengangguk setuju dan melanjutkan pertandingannya.

Ketika hendak memasuki toilet khusus cowo, Bintang melihat Kinan yang baru saja keluar dari area toilet cewek.

Bintang menatap Kinan sambil memegang sikunya yang terluka.

"Apa liat-liat !" ucap Kinan sengit

"Dih, pd banget !!" balas Bintang tak kalah sengit.

Kinan pun berlalu kearah kantin hendak membeli pembalut karena baru saja tamu bulanannya datang.

"Kinan !" teriak Bintang yang tak dihiraukan Kinan.

"Kin, belakang lo !" ucapan Bintang kali ini berhasil menghentikan langkah Kinan.

Kinan pun menengok kearah belakang celana nya. Kinan pun tersentak kaget.

Bintang mendekati Kinan.

"Udah lo tunggu sini aja, biar gue beliin."

"Tapi...-" Kinan pun pasrah, dia kembali berjalan ke toilet lagi sembari menunggu Bintang.

Beberapa saat kemudian kemudian Bintang kembali dengan membawa sebuah kresek.

"Nih." Bintang menyerahkan kantong kresek itu kepada Kinan.

"Berapa?"

"Gak usah." jawab Bintang kemudian berlalu masuk ke toilet cowok.

Didalam toilet Kinan masih berpikir kenapa Bintang mau membantunya, padahal Kinan selalu berkata kasar padanya.

Kinan merasa sedikit tersentuh dengan perlakuan Bintang.

Tapi sedetik kemudian dia baru sadar betapa bodohnya mengagumi seorang Bintang yang notabene setiap hari membuatnya kesal.

"Ah bodoh... Bodoh bodoh " Kinan bermonolog sembari mengetuk ngetuk kepalanya pelan.

Kinan keluar dari toilet dan melihat Bintang yang sedang bersender di sebuah pilar.

"Bintang !" panggil Kinan ragu

"Apa ?" jawab Bintang tanpa menoleh. Dia masih meniupi luka di sikunya perlahan.

"Makasih." ucap Kinan malas.

"Hmm." gumam Bintang tak terlalu menanggapi.

Kinan pun menghela nafas, melihat luka di siku Bintang membuat hati kecil nya ingin membalas kebaikan Bintang tadi.

"Ikut gue, gue obatin luka lo."

"Hah...?" ucap Bintang tak percaya tapi tetap mengekori Kinan yang berjalan menuju UKK.

Bintang mensejajarkan langkahnya dengan Kinan.

"Kesambet apa lo? kok tiba-tiba baik?" ucap Bintang sembari menahan senyumnya.

"Rese banget sih, gue cuman mau bales kebaikan lo aja yang tadi, gausah mikir aneh-aneh" jawab Kinan membuat Bintang mangut-mangut mengerti.

"Ternyata masih punya hati juga." ucap Bintang sembari mendudukkan bokongnya disebuah kursi.

"Bisa diem gak!" ucap Kinan membuat Bintang tertawa lepas bisa menggoda Kinan.

Kinan mendekat dan mengoleskan betadine di luka Bintang.

"Aduuh..!! Pelan-pelan dong, gue juga manusia kalik, sakit kalau caranya kayak gitu !" gerutu Bintang karena kebar bar an Kinan mengobati lukanya.

Kinan tertawa renyah, dia menempelkan perban dan hansaplast ke luka Bintang.

"Yang gentle dong, masa gitu doang sakit " ejek Kinan membuat darah Bintang hampir mendidih

"Cewek sinting !!" kesal Bintang dan Kinan pun menjulurkan lidahnya.

Eva datang bertepatan dengan Kinan yang selesai menempelkan hansaplast di luka Bintang.

"Sayang kamu kenapa?" tanya Eva dengan wajah khawatirnya.

Bintang pun mencium punggung tangan Eva sambil tersenyum manis membuat Kinan pun serasa mau muntah melihat pasangan ini.

"Aku gapapa kok, cuma dikit ini." ucap Bintang sembari menunjukkan sikunya yang sudah diperban rapi oleh Kinan.

Kinan berdehem pelan.

"Gue keluar dulu."

"Buruan kek dari tadi !" sahut Bintang membuat Kinan mengepalkan tinju ke arah Bintang.

"Kamu kok bisa berduaan sama dia?" tanya Eva dengan nada cemburu nya.

"Mana ada berduaan, dia cuman bantuin aku merban luka doang kok." jawab Bintang namun Eva masih saja terlihat kesal.

"Dari sekian banyak orang yang ada di kampus ini, kenapa harus Kinan sih?"

Bintang pun menghela nafas.

"Yaudah iya iya aku emang salah, aku minta maaf, kamu jangan ngambek dong." ucap Bintang sambil mengenggam tangan Eva.

"Aku gak suka kamu deket sama cewek lain, aku beneran sayang sama kamu Bintang. Aku takut kamu berpaling dadi aku." Eva berkata pelan dan Bintang pun mengangguk.

"Iya iya, tenang aja sayang. I'm yours." Bisik Bintang sembari mengecup lagi tangan Eva.

See u

I'll be back❤❤❤

Gagal Cium

Seli datang sambil menenteng sebuah paper bag dan meletakkannya di meja Kinan.

"Guys, ini gue bawain es buah buatan mami." ucap Seli

"Woah... pas banget nih seger-seger." ucap Dara dan segera merapat ke meja Kinan begitu juga dengan Nala.

"Bilangin makasih ya buat tante Arum." ucap Kinan yang diangguki Seli.

Kinan, Dara, dan Nala pun menyantap es buah yang dibawakan Seli.

"Lo gak mau ikut besok kemah maba, Sel?" tanya Nala membuat Seli yang sedang memainkan ponselnya pun menoleh.

"Gak dulu deh, lagi banyak makalah yang harus gue kerjain soalnya."

"Beneran? Gak nyesel lo disana banyak cowok-cowok favorit lo itu." ucap Dara membuat mereka semua tergelak.

"Gue gak ikut  kemah maba juga tiap hari bisa liat dikampus juga kan" ucap Seli sambil terkekeh.

Saat es buah yang mereka santap tinggal sedikit, tak sengaja Kinan menyenggol wadah nya hingga es buah pun tumpah di lantai.

"Yah...Kinan...Ah padahal seger banget, masih mau lagi !" ucap Dara membuat Kinan terkekeh.

"Maaf maaf ga sengaja." ucap Kinan sembari menampilkan deretan gigi putihnya.

"Halah besok biar mami gue buatin lagi, santai." ucap Seli

"Bentar guys gue ambil pel-pel an dulu"

Sementara itu, Bintang yang juga baru saja selesai kelas pun menuruni tangga lantai dua, dan menghampiri Eva yang ternyata sedang belajar dibawah pohon beringin dekat lapangan Basket.

"Sayang !" panggil Bintang

"Oh hai... Kamu baru selesai kelas?" tanya Eva dan Bintang pun mengangguk.

"Istirahat dulu lah, belajar mulu. Gak capek apa?" ucap Bintang membuat Eva tersenyum.

"Nanti kalau udah capek ya aku istirahat sayang." jawab Eva  pelan.

"Makan bareng yuk, Oma aku bawain bekal nih hari ini." ucap Bintang sembari mengeluarkan bekal nasi yang disiapkan oleh neneknya.

"Wah... apa itu yang?" Eva pun menutup dulu buku tebalnya.

"Ini nasi goreng pake rendang, enak banget sih pasti." ucap Bintang kemudian memberikan suapan pertamanya untuk Eva.

Eva pun menerimanya dengan senang hati.

"Enak?" tanya Bintang dan Eva pun mengangguk sambil tersenyum.

"Sekarang tiap hari aku di masakin Oma, ntar kalau udah nikah, kamu loh yang harus masakin aku selalu." ucap Bintang membuat Eva menunduk sambil tersenyum malu.

"Mau gak masakin calon suami kamu ini?" goda Bintang lagi, Eva pun menatap Bintang sembari mengangguk manis.

Bintang pun terkekeh gemas kepada Eva.

Dia meletakkan tangan kirinya di tengkuk Eva dan menatapnya dengan lekat, mereka pun saling mendekatkan wajah mereka hingga tak ada jarak yang mengikis keduanya.

Bertepatan dengan itu, Kinan yang baru saja menyelesaikan kegiatan ngepel lantai pun iseng melihat kearah bawah dan kaget melihat adegan tak senonoh itu.

"Astaga mau ngapain tuh mereka." gumam Kinan.

Karena kebetulan dia sedang membawa air bekas pel, dia pun jadi memiliki ide untuk menggagalkan tindakan mesum Bintang kepada Eva.

Kinan berlari kecil mendekati posisi mereka saat ini, dan mengguyurkan air itu tepat dikepala Bintang.

"Aaahhhhh...!!!" jerit mereka berdua terlonjak kaget, sedangkan Kinan bersembunyi dibalik pilar yang sayangnya Bintang masih bisa melihatnya.

"Kinaaaannn!!!" geram Bintang.

Dengan wajah kesal Bintang pun berlari naik ke lantai dua meninggalkan Eva begitu saja.

Bintang pun menarik lengan Kinan sampai Kinan terkaget.

"Apa-apa an sih lo ! Kalo iri sama gue yang punya pacar, bilang dong.. Jangan kayak gitu ! "

"Dih... Maaf ya mas Bintang yang sok kecakepan tebar pesona sana sini, saya cuman mau selamatin mas Bintang dari dosa loh, kok malah marah-marah."

"Maksud lo?"

"Ck, Emangnya lo belum pernah ngaji ya? Orang kalau mau ciuman harus muhrim dulu, nikah woy nikah ... Jangan main cium anak orang !"

Bintang menatap Kinan dengan sengit. Kinan pun sama.

"Bintang, Kinan ... Kalian ngapain berduaan di balik pilar !" ucap salah satu dosen yang sedang lewat membuat beberapa mahasiswa pun melihat keluar kelas, tidak terkecuali Nala, Dara, dan Seli.

Kinan pun mendorong dada Bintang yang berada tepat di hadapannya.

"Ini pak Bintang mau hmmmp-...." Bintang membekap mulut Kinan dengan tangan kanannya dan tangan kirinya memegang lengan Kinan.

"Kalian ini tidak jelas sekali, awas ya kalau sampai berbuat mesum di area kampus !"

Kinan melotot mendengar kata-kata dosen itu, ia serasa sedang difitnah melakukan hal mesum dengan Bintang. Padahal dia ingin memberi pelajaran pada Bintang malah dia terkena imbasnya juga.

Mahasiswa yang melihat kejadian saat ini pun riuh menyaksikan itu, mereka merasa baper dengan posisi Kinan dan Bintang saat ini.

Darren dan Edo pun tampak ikut meyaksikan hal itu.

"Si Bintang ngapain tuh sama Kinan?" gumam Edo.

Darren terkekeh.

"Kayaknya udah mulai ada benih-benih cinta diantara mereka berdua deh."

"Bisa jadi sih. Lah kalo emang bener, ya gue nyerah aja deh kalo saingannya Bintang."

Darren pun merangkul bahu sobat nya itu.

"Bagus deh kalo lo udah bisa sadar diri." sahut Darren membuat Edo mendecak pelan.

Kinan melepas kasar tangan Bintang yang bertengger indah di bibir nya.

"Minggirin tangan lo yang bau itu..!" ucap Kinan kemudian berlalu pergi.

"Sialan, dikatain bau lagi tangan gue ! Woy Kinan... ! urusan kita belum selesai, woy !" teriak Bintang yang tak dihiraukan Kinan.

Kinan pun men duduk kan diri dikursi nya dengan jengkel.

"Huh... Apes ... Apes !!" gerutu Kinan yang mendapat gelak tawa dari teman-teman nya.

"Kenapa sih lo, bisa-bisa nya berduaan sama Bintang disana !" tanya Nala dengan wajah penasaran nya.

"Ngaco  banget berduaan. Tadi tuh gue guyur dia pake air bekas ngepel es buah pas dia mau ciuman sama si Eva."

"Apa...!!!" pekik mereka bertiga bersamaan.

"Ya itu namanya emang lo cari masalah sama Bintang!" ucap Dara sembari menepuk-nepuk punggung Kinan sambil terkekeh.

"Gue cuman mau gagal in kelakuan mesumnya dia kok, ya kali gue cari masalah sama dia, kayak gak ada kerjaan aja."

"Eh tapi lo beruntung banget sih Kin." ucap Seli

"Emang kenapa?"

"Gue aja yang emang suka sama Bintang belum pernah sedeket itu sama dia. Lah elo, malah bisa deket banget gitu, sampek dia pegang tangan lo tadi, ih romantisnya... Nih jujur ya, gue cemburu sama elo Kin." lanjut Seli membuat Kinan cs pun memutar bola mata malas.

"Terserah elo dah Sel Sel ...!" ucap Kinan yang membuaat Seli pun terkikik geli kemudian.

"Tapi saran gue  nih ya Kin, lo jangan terlalu benci deh sama Bintang. Takutnya kualat." ucap Dara pelan

"Hah? Kenapa tuh?"

"Orang kalo terlalu benci biasanya lama-lama jadi jodohnya." sambung Dara sembari menahan senyum.

"Bintang? Jodoh gue? Haduh Ya Allah kalo bisa jangan dia deh !" sahut Kinan membuat mereka pun tergelak kembali.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!