"Anak.. anak.. sebelum di mulai harus apa dulu??" ucap seorang gadis berjilbab dengan suara ramah, yang tengah mengajar anak SD kelas 3.
Mendengar ucapan sang guru semua anak-anak menjawab secara serentak "Berdo'a Bu Guru!!" Gadis itu tersenyum melihat semangat murid-murid.
Tentunya tidak ada seorang guru yang tidak senang ketika melihat muridnya semangat. Karena melihat semua murid semangat yang mengajar pun ikut semangat.
"Oke dari kalian siapa yang mau memimpin do'a?" ucapnya lagi. Semua murid terdiam, beberapa murid menatap temannya seakan menyuruh untuk mengajukan dirinya namun di balas dengan gelengan. Gadis itu lagi-lagi tersenyum "Ayo, siapa yang mau? harus berani dong murid-murid ibu," meskipun dengan ucapan seperti itu belum berhasil mendorong keberanian seorang murid.
"Siapa yang berani ibu berikan hadiah loh.." akhirnya salah satu murid mengangkat tangannya kemudian memulai do'a dengan baik.
Setelah Berdo'a gadis itu pun memulai untuk mengajar, tak lupa memberikan hadiah sesuai yang ia janjikan.
Tak terasa waktu berlalu dan terdengar suara bel istirahat berbunyi, gadis bernama Khyra itu menutup pembelajaran.
Anak-anak satu persatu maju dan mengajukan tangannya untuk bersalaman. "Ingat, jajan yang sehat ya!" ucap Khyra mengingatkan "Baik Bu guru cantik" balas salah seorang murid laki-laki paling aktif. Mendengar itu Khyra hanya tersenyum manis.
"Ibu guru Naila mau bertanya dong," ucap Naila yang sedari tadi tidak berhenti menatap gurunya itu, Khyra hanya mengangkat alisnya menunggu pertanyaan Naila. "Cara agar cantik seperti ibu gimana? Apa harus tersenyum terus biar cantik?" lagi-lagi Khyra tersenyum membuat anak-anak yang masih tersisa meleleh dengan senyum manis sang guru.
"Iya harus banyak tersenyum, karena senyuman adalah sedekah." pinta Khyra sambil mengelus kepala Naila.
"Tapi ibu sedekahnya berlebihan, kan kita jadi gakuat.." goda Novan murid paling aktif, dimana dia langsung lari setelah mengucapkan kalimat gombalan itu. Khyra yang mendengarnya hanya bisa menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Emang gombalan anak yang masi pure polos paling bisa membuat salting gak ketolong.
Khyra berjalan menyusuri koridor-koridor sekolah, setiap murid-murid yang melihatnya baik dari kelas 1-6 tidak ada yang tidak menyapanya padahal Khyra hanya mengajar di kelas 3 dan 5. Tapi dengan kecantikannya membuat semua murid mengenalnya apalagi dengan senyuman manisnya.
Khyra dengan nama lengkap Az-Khyra Kirana yang berusia 24 tahun dan juga fresh graduate S1 dengan titel S,pd. Memutuskan untuk mengajar di salah satu sekolah yang terbilang cukup terkenal, tepatnya sekolah elite. Dia satu-satunya guru yang mengenakan jilbab tapi meskipun begitu semua style yang Khyra gunakan sesuai dengan zamannya. Khyra juga selalu memerhatikan apakah pakaian yang di gunakan ketat atau lekukan tubuhnya tampil. Dia selalu memerhatikan itu karena ia tak ingin lekukannya terlihat.
Setiba Khyra di kantor Khyra tidak lupa mengetuk pelan pintu kantor dan mengucapkan salam dan yang mendengarnya langsung menjawab. Saat Khyra masuk melihat semua guru-guru sudah berkumpul.
"Guru populer kita sudah istirahat nih.." goda salah satu guru membuat beberapa guru tertawa kecil, tapi ketawa bukan meledek hanya senang melihat Khyra malu, tetapi ada juga beberapa guru yang tidak senang dengan Khyra karena kepopulerannya apalagi dengan kecantikannya.
"Bagaimana Khyra ngajarnya lancar?" belum Khyra menjawab salah satu guru membalas "Pastinya lancar, tidak dengar suara anak kelas tiga keras sekali pas menjawab salam, Khyra juga kan salah satu guru paling favorit di tiap kelas jadi tentunya semua lancar." Mendengar itu tentunya membuat Khyra sedikit tidak nyaman, "Ibu Lely bisa aja." ucap Khyra yang tidak tau ingin membalas apa tiap godaan yang ada.
Khyra yang duduk di mejanya sambil melihat apakah masi ada jadwalnya hari ini, ternyata jadwalnya hanya satu, Khyra ingin segera pulang tapi tidak enak dengan semua guru. Namun, Khyra mengingat bahwa dia ada jadwal siang ini bersama sahabatnya. Sahabatnya Sakinah akan bertunangan, Sakinah meminta Khyra untuk menemaninya mencari dress untuk di pakai di acara pertunangannya.
"Ada apa Khyra? Kok tampak gelisah?" tanya istri kepala sekolah yang kebetulan lewat dan melihat Khyra yang tampak banyak pikir. Istri kepala sekolah Ibu Nia juga adalah salah satu guru dan juga PNS.
"Gapapa Bu'" jawab Khyra membuat semua guru menatapnya menunggu ucapan jujur darinya. Khyra selalu menjadi bahan perhatian semua orang, apapun yang dia lakukan selalu membuat semua orang penasaran. Yang membuat Khyra selalu tidak nyaman.
"Mau pulang ya?" tanya Bu Nia lagi mencoba menebak. Khyra tersenyum sambil menunduk karena tebakan Bu Nia tepat sekali.
"Yasudah sana pulang, jadwal kamu satu ajakan hari ini?" tanya Bu Nia sambil membereskan beberapa barang di mejanya. Dan juga bersiap-siap untuk masuk mengajar karena tidak lama lagi bel masuk akan berbunyi.
"Iya Bu, apakah tidak apa-apa?"
"Pulang aja Khyra, orang cantik mah.. jalannya selalu mulus kok," ucap salah satu guru yang tidak suka dengan Khyra sejak dia mendaftar di sekolah ini. Guru yang berada di samping menepuk pelan karena mendengar ucapannya. "Ibu Tuti ini, Khyra kamu tidak usah dengar omongannya dia cuman bercanda, atau cuman iri. Kamu juga pasti ada janji jadi bersiaplah pulang."
"Baik Bu, kalau begitu saya pamit duluan. Assalamualaikum," ucap Khyra yang beranjak keluar meninggalkan ruangan.
"Waalaikum'salam," balas beberapa orang.
***
Saat di parkiran Khyra tak lupa mengirim pesan ke Sakinah bertanya untuk bertemu dimana. Tidak perlu menunggu lama Sahabatnya itu sudah mengirimkan lokasinya.
"Eh.. Ibu Khyra.." mendengar itu Khyra berbalik untuk melihat sumber suara. Ia melihat seorang laki-laki menggunakan seragam putih abu-abu, yang pastinya salah satu siswa SMA dari sekolah ini. Sekolah yang tidak hanya menyediakan untuk SD saja tapi juga SMP dan SMA, tapi tiap gedung SMP maupun SMA sangat berjauhan, dan kebetulan parkiran guru sama dengan parkiran anak SMA.
Khyra berpikir mengapa anak SMA bisa mengenalnya padahal dia tidak pernah ke area SMA meskipun ada kegiatan yang di adakan dimana semua guru baik guru SD maupun SMP di undang.
"Udah mau pulang Bu? Mau aku antar?" Khyra kaget karena ini belum jam pulang anak SMA. Pastinya siswa itu ingin bolos.
"Tidak usah nak, ibu ada kendaraan sendiri," ucap Khyra sengaja menyisihkan kata 'Nak agar siswa itu sadar bahwa dia bukan seumur yang bisa siswa itu gombal.
"Ibu mau bawa motor di siang bolong begini? Cantik ibu nanti hilang loh.." gombalnya yang memutar kuncil mobilnya di jari telunjuknya dengan sengaja agar Khyra melihat kalau dia punya mobil, yang lebih nyaman dari motor.
"Makasih Nak, ibu buru-buru, kamu pasti mau bolos kan? Sebelum ibu melapor sebaiknya kamu kembali ke kelas mu." tanpa mendengar jawaban siswa itu Khyra sudah menyalahkan mesin motornya dan melaju pergi.
"Yah.. padahal aku masi ingin menggombal ibu guru itu, kok bisa ya? Ada orang secantik itu, mana teman-teman kelas ku tidak ada yang cantiknya seperti ibu Khyra. Pokonya menurutku, di sekolah ini hanya dia yang paling cantik. Andai dia mengajar di kelas ku juga," gumam siswa itu yang membatalkan niatnya untuk membolos, ia ingin mendengar dengan patuh ucapan Khyra.
Saat menatap jalan yang di penuhi kendaraan, Khyra berusaha agar tetap fokus tapi pikirannya selalu terganggu dengan yang terjadi di sekolah, ia kepikiran dengan semua ucapan maupun gombalan. "Masya Allah.. Masya Allah.." gumam Khyra sambil membaca salah satu do'a agar terhindar dari penyakit Ain.
Ternyata Baik TK sampai Kuliah bahkan jadi Guru pun dia tetap jadi pusat perhatian semua orang. Ia selalu merasa tidak nyaman dan tenang. Selalu ada kejadian yang tidak di inginkan menimpanya.
Di tengah ramainya kendaraan berlalu lalang mata Khyra kebetulan tertuju pada salah satu anak yang berdiri di tiang lampu merah, awalnya Khyra mengira dia hanya menunggu giliran pejalan kaki lewat. Tapi saat Khyra mulai sedikit dekat, ia melihat anak itu terus menggosok matanya dengan penuh air mata. Tentunya melihat pemandangan tersebut membuat hati mungilnya tersentuh dan memutuskan untuk menghampiri anak kecil yang sedang menangis itu.
Bahkan sebelum Khyra turun dari motor anak itu menatap Khyra yang dipenuhi air mata.
"Mamahh.." ucap anak kecil yang berusia lima tahun dengan wajah sembab dan juga air mata yang terus mengalir, anak kecil itu berlari menghampiri Khyra yang sudah turun dari motor dan langsung memeluknya dengan sangat erat.
Mendengar dirinya di panggil 'Mama membuat dirinya shok, apa lagi dengan pelukan anak itu sangat erat seolah anak itu sudah lama menunggunya.
"Astagah, bisa-bisanya dia membiarkan anaknya menangis di tengah jalan selama 3 jam, memang anak mudah jaman sekarang taunya hanya merawat dirinya, tapi membiarkan anaknya terlantar." ucap salah satu wanita langsiah yang sedang menjual di salah satu Box.
Khyra hanya tersenyum canggung dan juga kaget karena ternyata anak ini sudah menangis selama tiga jam, dan tak ada seorang pun yang mengamankannya. Khyra berjongkok agar dapat mengimbangi anak kecil itu.
"Nak.. orang tua mu dimana?" tanya Khyra dengan lembut sambil mengusap air mata gadis kecil itu.
Gadis kecil itu hanya terdiam dan terus menatap Khyra dengan mata berbinar, seolah mengatakan kamu ibuku. Khyra yang kebingungan melihat tatapan gadis kecil itu, ia tidak tau harus bagaimana. Tiba-tiba saja ada anak kecil yang memanggilnya mama dan anak kecil itu tidak mengatakan sesuatu yang memberikannya petunjuk.
Drrtt.., ponsel Khyra berdering, ia segera mengambil hpnya di tas, ternyata telpon dari sahabatnya. Saat ia menekan tombol penghubung suara Sakinah yang lumayan keras terdengar, "Kamu dimana beb? Kok belum sampai juga, udah satu jam loh ini," gerutu Sakinah kesal akibat Khyra yang membuatnya menunggu lama.
"Maaf ya, sesuatu terjadi sehingga membuatku terlambat," ucap Khyra yang tangannya masih memegang pipi gadis kecil itu.
"Aku tunggu dalam 20 menit kalau belum juga sampai aku marah," ucap Sakinah.
"Iya.. iya," kemudian Sakinah menutup telfonnya dengan ucapan salam dan di balas oleh Khyra. Ia pun kembali menyimpan hpnya ke dalam tas.
"Aku mau ikut Mama, aku takut sendirian hikss..," ucap gadis kecil itu tiba-tiba, padahal dari yang Khyra lihat anak ini tidak seperti anak terlantar melihat pakaian yang di gunakan dan juga beberapa aksesoris yang terlihat mahal. Salah satu yang dapat ia syukuri anak itu tidak di ganggu oleh orang jahat. Karena dengan berdirinya dia di tiang lampu merah dengan semua yang dia pakai bisa mengundang niat jahat.
Tidak banyak berpikir lagi Khyra akhirnya memutuskan untuk membawa anak itu bersamanya, nanti setelah gadis kecil itu tenang baru dia akan mencari tau siapa anak ini dan mengembalikan ke orang tuannya.
Untungnya motor Khyra adalah motor Matic jadi anak itu duduk di bagian depan, gadis kecil itu tampak sangat bahagia.
***
Setibanya di salah satu kafe dimana seperti lokasi yang di berikan Sahabatnya, Khyra turun dari motor dengan pelan kemudian menggendong gadis kecil imut itu.
Semua pandangan yang berada di kafe itu tertuju pada Khyra yang menggunakan setelan seragam guru yang juga di tutupi dengan kardigan, juga menggunakan jilbab lilit yang menutupi dada. Sakinah yang melihat gadis kecil yang berada di gendongan sahabatnya menimbulkan pertanyaan.
"Anak siapa itu kamu bawa lari," ucap Sakinah melihat Khyra yang duduk tepat di depannya dan menyimpan gadis kecil itu di sampingnya dengan hati-hati. Perlakuan Khyra seolah gadis kecil itu adalah anaknya.
"Aku juga tidak tahu, aku melihat anak ini menangis di jalan dengan berdiri sendiri di lampu merah, jadinya aku menghampirinya, dan kagetnya anak ini memanggilku Mama," jelas Khyra, kemudian melihat daftar menu untuk memilih minuman yang cocok dengan anak kecil dan beberapa cemilan.
"Serius?! Makanya itu yang membuat mu lama, dan akhirnya kamu membawa anak itu bersama mu?" ucap Sakinah begitu kaget dan Khyra menjawab nya dengan anggukan lelah.
Sakinah memegang keningnya rasanya kepalanya mau pecah, pertama karena sahabatnya itu membuatnya menunggu lama dan kedua dia membawa gadis kecil yang tidak ia ketahui asal usulnya, apa lagi janji temu hari ini itu berencana untuk mencari dress. Tapi melihat kondisi sekarang itu tidak mungkin, agak melelahkan membawa anak kecil berkeliling apa lagi Khyra baru selesai pulang dari kerja.
Sakinah terus menatap gadis kecil itu seolah pernah melihatnya, mata Sakinah menyelidiki tiap yang menempel di tubuh anak itu, dari baju, kalung, cincin, anting, semuanya bermerek dan juga tubuh anak kecil itu sangat bersih seperti di rawat dengan baik.
"Aku kayak pernah melihat anak ini deh? Tapi dimana ya," Sakinah berpikir dan berusaha untuk mengingat, tapi alhasil dia tidak dapat mengingatnya.
"Sudahlah, biarkan dia makan dulu, kata salah satu ibu yang ada di pinggir jalan itu anak ini sudah menangis selama tiga jam, coba bayangkan." ucap Khyra lagi-lagi membuat Sakinah kaget.
"Untungnya dia baik-baik saja," balas Sakinah.
"Alhamdulillah, itu karena Allah menyayanginya makanya dia berikan perlindungan."
Tak lama kemudian pesanan Khyra datang.
"Ayo sayang di makan cemilannya," ucap Khyra sangat lembut, tapi anak itu hanya terdiam dan memikirkan sesuatu.
"Ada apa? Apa tidak suka dengan cemilannya?" anak itu menjawabnya dengan gelengan.
"Kata Ayah, Lea tidak boleh makan sembarangan," ucapnya dengan bibir mungilnya, dan juga mata yang berbinar yang dimana sangat ingin memakan cemilan itu.
"Jadi nama mu Lea, Lea.. Kamu bisa makan ini karena kakak memilih cemilan yang tidak mengandung banyak gula dan ini bagus kok untuk Lea, jadi tidak perlu khawatir." jelas Khyra menahan diri untuk bertanya ke anak itu agar menyebutkan nama ayahnya, karena ia akan menunggu anak itu kenyang dulu.
"Mama, apakah setelah Lea makan ini, Lea bisa makan yang Lea inginkan?"
"Tentu saja, memangnya Lea mau makan apa?"
Interaksi kedua orang itu hanya dapat di tonton oleh Sakinah, keberadaannya seperti tidak di anggap lagi. Dan Khyra yang masih menatap Lea menunggu jawabannya.
"Lea ingin sekali makan Burger dan Ayam dengan puas, kata teman Lea katanya itu sangat enak, tapi Ayah tidak memberikan Lea memakannya." jelasnya yang masih menyantap cemilannya
Khyra memperhatikan cara makan anak itu sangat anggun, tidak seperti anak-anak lainnya, anak itu terlihat seperti anak bangsawan. Sama dengan Sakinah diapun berpikir begitu. Entah siapa anak ini, mengapa bisa ada di pinggir jalan.
Setelah Khyra mendengar ucapan anak itu yang ingin makan Burger dan Ayam dengan puas, Khyra sadar kalau anak ini sangat di jaga dengan ketat. Dan penjagaan itu adalah penjagaan yang sangat baik, memikirkan dari segala segi.
"Baik, setelah Lea makan cemilan Lea, nanti Kaka belikan, tapi dengan syarat Lea harus beritahu Kaka nama Ayah Lea ya," ucap Khyra sambil tersenyum.
Dan lagi-lagi gadis kecil itu hanya terdiam, Khyra dan juga Sakinah menunggu dengan tatapan penuh harap agar anak itu menyebut nama ayahnya, tapi setelah 15 menit anak itu terdiam sambil memakan cemilannya membuat Khyra dan Sakinah menyerah.
"Lea tidak butuh Ayah, Lea hanya ingin bersama Mama," hanya itu yang di ucapkan gadis kecil itu, Khyra menahan Sakinah yang seakan ingin mengamuk dan memberikan isyarat untuk tetap sabar karena yang di hadapinya sekarang ini anak berusia 5 tahun.
"Oke, kalau Lea tidak butuh Ayah, terus Mama Lea dimana, dan namanya siapa?" tanya Khyra lagi dan berharap gadis kecil itu menjawabnya.
Lea menunjuk Khyra dengan penuh semangat, yang artinya Mama Lea adalah Khyra, Sakinah hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Lea, kakak bukan Mama Lea, kita baru bertemu kan hari ini, yang berarti saya bukan Mama Lea, tentunya Lea pasti memiliki Mama paling hebat di dunia ini."
"Tidak!! Kamu Mama ku, Kamu Mama Lea, Mama jahat.. Hiks.." seketika tangisan anak itu pecah membuat pandangan orang-orang teralihkan ke arah meja mereka.
"Duhh.. Khyra gimana ini, udahlah kamu anggap saja dia anak mu, sambil pelan-pelan cari tahu orang tuanya, aku pasti bantu kok," ucap Sakinah yang sudah sangat pasrah.
Khyra tidak menjawab ucapan Sakinah dan hanya sibuk mendiamkan Lea.
"Oke Kaka minta maaf ya, Lea jangan nangis dong.." ucap Khyra.
"BUKAN KAKAK!! TAPI MAMA! KAMU MAMA LEA! HIKS." ucap Lea dengan suara keras dan tangisnya semakin pecah.
"Maaf, Mama minta maaf ya," Khyra yang berusaha mendiamkan Lea, dan pemandangan itu sedikit membuat Sakinah tertawa karena akhirnya dia memanggil dirinya Mama anak itu.
"Udah cocok kamu jadi ibu," canda Sakinah sedikit mencairkan suasana. "Padahal aku baru mau tunangan kamu udah punya anak sebesar ini, haha.." lanjutnya, membuat Khyra menatapnya dengan sinis.
"Awas ya kamu, bercanda di situasi seperti ini, pokonya kamu harus bantu aku cari tahu orang tua anak ini!"
"Iya! Mana mungkin aku enggak bantu, jadi, gimana sekarang mau lanjut cari dress atau ubah waktunya aja? Aku juga tidak terlalu terburu-buru kok, dan juga keburu mood ku udah hilang."
"Ubah waktunya aja, aku sangat lelah, aku ingin segera tau orang tua anak ini." ucap Khyra yang memang terlihat sangat lelah. Sakinah yang melihatnya pun dapat mengerti, apa lagi dia tau kalau temannya itu sangat populer pasti banyak hal yang terjadi padanya.
"Jadi mau pulang sekarang?" tanya Sakinah, Khyra mengangguk dan melihat cemilan Lea sudah habis.
"Baiklah, aku bayar dulu di kasir kita barengan keluarnya," kemudian Sakinah beranjak pergi menuju kasir, dan tak lama ia kembali.
"Ayo, ayo Lea Tante gendong," ucap Sakinah sambil menawarkan tangannya kepada Lea yang siap untuk menggendongnya. Tetapi Lea menolak dan malah meminta gendong pada Khyra. Mau tidak mau Khyra harus menggendongnya.
***
"Astagahhh Khyraaaa.. Jadi kamu naik motor!!? Ngapain kamu naik motor, mana mobil yang aku berikan? Jangan-jangan kamu cuman jadikan hiasan ya?" ucap Sakinah setiba di parkiran dan melihat Khyra yang cuman menggunakan motor.
"Aku lebih nyaman naik motor Kina.." jawab Khyra sambil menyimpan Lea di bagian depan. Yang di mana bersiap untuk pergi.
"Tapi naik motor itu bahaya, aku sengaja berikan hadiah graduate kamu mobil, agar kamu tidak kenapa-kenapa, kamu tidak lupakan dengan kejadian yang sudah menimpa mu!" ucap Sakinah yang begitu khawatir.
"Aku tidak lupa Kina, Insya Allah, aku akan selalu hati-hati kok."
Sakinah sudah tidak tau apa-apa lagi, dia benar-benar mengkhawatirkan sahabatnya, karena selalu saja sesuatu yang tidak diinginkan terjadi padanya saat kuliah, dan tentunya faktor yang membuat musibah itu karena kepopulerannya dan kecantikannya. Apa lagi saat Khyra belum menggunakan pakaian tertutup, tidak se sholehah sekarang ini. Sakinah benar-benar tidak ingin mengingatnya.
"Tidak.. Tidak, pokonya kamu harus pakai mobil yang aku berikan, aku tidak mau kamu kenapa-napa!" ucap Sakinah dengan mata yang penuh permohonan agar Khyra mendengarnya.
"Iyaa, aku akan mulai pakai, dan juga terima kasih selalu mengkhawatirkan ku," ucap Khyra sambil memegang tangan Sakinah.
"Kamu itu sudah seperti Saudara ku tau.." ucap Sakinah dan Khyra hanya tersenyum manis.
Kemudian kedua orang itu saling berpamitan dan kembali kerumahnya masing-masing.
Khyra tiba di halaman rumahnya yang sederhana dimana terlihat mobil yang di berikan Sakinah terus terparkir di garasi tanpa pernah di ganggu. Khyra memarkirkan motornya dan menggendong Lea untuk masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum.."
"Waalaikum'salam, kamu udah balik Nak," ucap Papa Ahmad yang sedang menikmati kopinya sambil membaca buku. Khyra langsung menghampiri beliau dan mencium punggung tangannya.
"Siapa anak itu Khyra?" tanya Papa Ahmad melihat gadis kecil yang berdiri di samping Khyra sambil memegang erat tangan kirinya. Khyra duduk di samping Papanya.
"Khyra juga tidak tau Pa," ucap Khyra sambil melepas kardigan nya. Dan menarik Lea ke dalam pangkuannya.
"Loh? Terus kenapa ada sama kamu?"
Khyra menjelaskan semua kejadian mulai dari pertama hingga akhir, juga mengatakan kalau Sakinah akan membantunya mencari tau orang tua Lea. Dan untuk sekarang dia akan memperlakukan Lea seperti anaknya sendiri dan Khyra meminta kerja sama orang tuanya.
Mendengar penjelasan Khyra, membuatnya terdiam sambil melihat gadis imut dan juga cantik yang berada di pangkuan Khyra. Sebagai seorang pria yang lemah dengan anak perempuan lucu dan Lea mengingatkan seperti saat Khyra masi berusia lima tahun, dia hanya bisa menerima Lea.
"Kemari nak Lea," ucap Papa Ahmad sambil memberikan tangannya ingin juga memangku Lea. Mereka terkejut melihat Lea yang langsung menerimanya dan duduk di pangkuannya.
"Kakek?" ucap Lea dengan bibir kecilnya dan itu membuat mereka gemas terhadap Lea. Ahmad yang merasa senang mendengar Lea memanggilnya Kakek, karen akhirnya dia bisa merasakan bagaimana jika dia punya cucu.
"Oh iya Pa, Mama mana ya?" tanya Khyra yang tidak melihat kehadiran sang Mama.
"Mama mu lagi arisan, tidak lama lagi dia kembali."
"Oh.., semoga arisan Mama naik," ucap Khyra dan di aamiin kan oleh Papanya.
"Pa, Khyra mau mandi dulu ya, aku tinggal Lea bersama Papa," ucap Khyra sambil mengambil kardigan nya. Dan di jawab anggukan oleh ayahnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!