NovelToon NovelToon

Satu Malam Panas Bersama Mu

Bertemu kembali

Aku berjalan menyusuri indahnya pantai kuta di sore ini, baru tadi siang rombongan kami sampai di Pulau Bali.

Keberhasilan proyek besar kali ini membuat aku berinisiatif untuk mengapresiasi kerja keras karyawan-karyawanku, dengan mengajak mereka berlibur di Pulau Bali selama beberapa hari.

Beberapa dari mereka juga mengajak istri dan anak mereka masing-masing, sedangkan aku, tentu saja aku sendiri karena memang aku belum menikah.

Aku menghela nafas, kembali kupandangi indahnya senja di pantai ini, beberapa anak tampak berlarian dan kejar-kejaran, ada juga para orang tua yang duduk bersama pasangan mereka sembari memandangi anak mereka.

Aku hampir saja terjungkal kedepan, ketika tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang kutaksir berumur sekitar 4 atau 5 tahunan menabrak bagian belakang tubuhku.

Sehingga 2 cup es krim yang dia bawa pun ikut tumpah berceceran, aku pun membantunya untuk berdiri sambil ku usap beberapa pasir pantai yang menempel di baju dan celana pendek nya.

"Are you okay?" Tanyaku yang membuat dia mendongak menatapku.

Aku terpaku sesaat. Tuhan, kenapa aku tak asing dengan wajahnya, Kenapa aku seperti melihat diriku sendiri.

"Maaf ya om, Gala tidak sengaja menabrak om."

Aku pun tersenyum. Lucu sekali anak ini, kecil-kecil sudah pandai minta maaf.

"Om ga papa kok, hmm itu es krim beli dimana, biar om belikan lagi. Sudah tumpah semua juga kan." Ucapku tapi dia menggeleng.

"Kenapa gak mau hmm?" Tanyaku dengan masih kupegang kedua tangannya.

Dia nampak menoleh ke arah sebrangku seperti mencari seseorang.

"Kamu mencari orang tua kamu?" Tanyaku pelan.

"Iya om, Gala balik dulu ya, takutnya kelamaan bunda pasti nyariin." Ucapnya pelan, aku pun mengelus rambut nya sambil tersenyum.

"Udah ayok beli dulu es krim nya, nanti Om anterin ke bunda kamu deh habis ini, memangnya kamu sudah gak pengen makan es krim lagi? " tanyaku.

"Hmm pengen sih Om, tapi bunda bilang tidak boleh di belikan jajan oleh orang yang gak kenal." jawabnya polos membuat aku terkekeh.

"Kamu tenang aja Om ini bukan orang jahat kok, Om janji habis ini Om anter kamu ke bunda kamu." Mendengar ucapanku, dia pun nampak berfikir dan akhirnya mengangguk.

Dia pun menunjukkan dimana tadi dia membeli es krim, dan kami menghampirinya.

"Gala !!" Suara perempuan yang cukup keras membuat Gala yang sedang aku gendong dengan sebelah tanganku pun menoleh, dan beringsut ingin turun.

"Bunda !" Jawab Gala, dan aku menurunkannya dengan hati-hati.

Aku membiarkannya berlari ke arah bundanya, sedangkan aku menunggu si abang menyelesaikan 2 es krim buatannya.

Samar-samar aku mendengar percakapan mereka berdua.

"Gala kenapa lama sekali, bunda jadi khawatir kamu belum balik-balik." Ucap perempuan itu dengan nada yang sangat khawatir.

"Maafin Gala ya bunda, tadi es krimnya tumpah karena Gala berlari dan menabrak Om itu." Jawab Gala yang sepertinya sedang menunjuk ke arah ku.

Setelah membayar kedua es krim itu, aku pun lantas berbalik hendak menyerahkan 2 es krim itu kepada mereka.

"Ini es kri-..." Ucapan ku terpotong, betapa terkejutnya aku melihat perempuan yang Gala panggil bunda itu.

"De...siii..." Ucapku terbata, aku begitu tak percaya bisa bertemu dengannya lagi.

Desi pun tidak kalah terkejut melihat aku.

Gala mengambil kedua cup es krim yang aku pegang.

"Terimakasih om." Ucapnya girang.

"Ah iya. Sama sama little boy." Ucapku sambil mengacak rambut nya pelan.

"Terima kasih " Ucap desi tanpa mau menatap wajahku, dia hendak berlalu pergi namun aku menghentikannya.

"Des !" Panggilku, desi menghentikan langkahnya, menatapku sejenak kemudian segera membuang pandangan.

"Aku mencari kamu selama ini." Ucapku sendu, aku tidak bisa menutupi rasa yang membuncah di dada ku ketika aku bisa bertemu lagi dengannya.

"Terimakasih kak es krim nya, kami pergi dulu. " Desi mengucapkan itu sambil menggandeng tangan Gala menjauh.

Aku menyambar pelan lengan putihnya.

"Des kita perlu bicara ." Ucapku sambil menatap nya lekat.

"Maaf kak !" Ucapnya sembari berusaha melepaskan cekalan tanganku.

Aku meredam emosiku perlahan, desi yang sekarang tampak terlihat lebih dewasa dan eksotis, auranya selalu membuat aku terpesona.

Shit, bikini yang ia kenakan berhasil membangunkan hasrat diriku.

Des, aku tak bisa membiarkan kamu pergi lagi.

Tanpa aba-aba, aku langsung menggendong desi ala bridal style, membuat desi memekik kaget.

"Aw... kak !!!!" Pekiknya sambil sebelah tangannya berpegangan pada pundak ku.

Darahku berdesir ketika tubuhku yang shirtless bersentuhan dengan kulit nya yang mulus.

Desi masih berusaha memberontak turun dengan pipinya yang merah merona, ia menunduk tak berani menatap wajahku.

"Kak lepasin aku !" Pintanya pelan. Aku mencium singkat pipi kiri nya membuat matanya membola kaget.

"Kak...!!" pekiknya.

"Aku turunin tapi kita bicara !" Ucapku membuat desi menghela nafas.

"Oke , fine !" Ucapnya pasrah membuat aku tersenyum menang. Aku pun menurunkannya dengan hati-hati.

"Ayuk sayang ! " Ajaknya pada Gala sembari pergi meninggalkan ku dengan wajahnya yang cemberut, namun kenapa malah terlihat menggemaskan dimataku.

Aku pun terkekeh pelan dan mengekori mereka.

"Finally , i found you baby "

√√√

Disini lah kami sekarang, sebuah resto sederhana dengan nuansa outdoor yang dihias dengan pernak-pernik khas bali, Gala telah dititipkan di penitipan anak yang berada tak jauh dari tempat kami berada saat ini.

"Bagaimana kabar kamu Des?"

"Baik" Jawab desi sambil mengaduk-aduk jus alpukatnya, aku mencoba tenang menghadapi sikap juteknya.

"Jadi, apakah Gala itu anakku?" Tanyaku to the point. Sungguh aku tak bisa menahan rasa penasaranku.

Desi tertawa mengejek.

"Apa tidak ada pertanyaan selain itu kak?"

"Des aku serius !" Ucapku sambil menatapnya lekat.

Desi lalu membuang muka dan tak mau menatapku.

"Atas dasar apa kakak mengklaim jika Gala adalah anak kakak? Tentu saja dia anakku dan suamiku lah !"

"Benarkah? Lalu kenapa wajahnya begitu sama denganku? Aku menyadari itu des, tolong katakan sebenar-benarnya "

Desi menggeleng kemudian menatapku sendu.

"Maaf kak, lupakan saja, itu hanya masa lalu kita." Jawab desi yang membuat aku terhenyak.

"Kamu tau des, sampai sekarang aku memilih untuk melajang, itu karena aku menunggu kamu, aku masih berharap akan bertemu kamu dan memiliki kamu seutuhnya, hanya kamu yang bisa membangkitkan hasrat di jiwaku des, i love you so much"

Desi tampak shock dengan apa yang ku katakan barusan.

"Berhentilah mengharapkan desi kak, desi sudah bersuami dan mempunyai anak." Ucap desi membuat aku tersenyum getir

"Oke , mungkin aku kalah cepat dengan pria yang berhasil mendapatkan hati mu, katakan des, siapa pria itu, dan apa yang aku tidak punya dari dia, sehingga kamu lebih memilih dia daripada aku"

Ucapanku membuat desi melongo tak percaya

°°°

Bonus cast Desi

Masa lalu Daffa Desi

Desi POV

Rasanya tidak percaya bisa bertemu lagi dengan kak daffa.

Bahagia tentu saja, tapi aku juga tidak bisa kembali lagi dengan orang-orang di masa lalu ku.

Karena aku sudah berjanji untuk memulai hidup baru, aku rasa memiliki Gala sudah cukup untuk aku merasakan bahagia.

Di dalam Gala, aku bisa merasakan sosok orang yang sangat aku cintai, dan itu sudah cukup tanpa aku harus memiliki nya.

Tapi tidak aku pungkiri, penampilan kak daffa jauh berbeda dari pada dulu, tentunya sekarang dia lebih terlihat menawan, bahkan almost perfect.

Rahangnya yang tegas dan cambang-cambang yang seolah mengintip mengitari area dagunya, menambah ketampanannya berkali-kali lipat.

Tubuhnya yang begitu atletis, apalagi saat tadi aku bisa merasakan langsung bersentuhan dengannya.

Tubuhku serasa menegang, sungguh aku tak bisa meredam betapa cepatnya detak jantungku, aku yakin tadi pasti wajahku merona bak kepiting rebus.

Dan hanya 1 hal yang tidak berubah dari kak daffa, yaitu membuat aku selalu tak bisa menolak dalam memenuhi permintaannya.

Seperti kesalahan satu malam yang telah terjadi dimasa lalu.

Flashback On

Saat ini aku sedang mengerjakan tugas sekolah di rumah Erika. Sebenarnya tugas sudah selesai, namun hujan yang mengguyur Kota Jakarta sejak tadi jam 4 sore, sampai sekarang habis isya, masih belum juga menemukan titik terang.

Erika adalah adiknya kak Daffa, aku sudah sering main ke rumah nya, karena memang kami bisa dibilang adalah teman dekat.

Jadi aku sudah sangat kenal dengan semua anggota rumah itu. Kedua orang tua Erika, kak Dafa , bahkan kepada art nya pun aku juga akrab.

Kak daffa sendiri adalah seorang mahasiswa di salah satu universitas di ibu kota.

"Please ya des, kali ini aja nginep. Lagian juga papi mami lagi keluar kota, kak Daffa belum balik, aku dirumah sendirian dong kalo kamu pulang."

"Sendiri apa, orang ada bi Siti kok." Jawabku tapi Erika masih saja membujuk agar aku menginap dirumahnya.

Akhirnya aku mengalah, karena sebenarnya aku juga malas jika harus hujan-hujanan. Apalagi benar kata Erika, suara petir sangat keras membuat suasana malam ini semakin mencekam.

Erika pun mengajakku menonton drakor di laptopnya, tapi baru beberapa menit Erika sudah memejamkan matanya sambil kudengar suara dengkurannya yang halus.

Akupun akhirnya ikut memejamkan mata.

Tengah malamnya aku terbangun dan melihat jam ternyata pukul 1 dini hari. Tiba-tiba aku dilanda rasa haus yang tak tertahankan.

Akupun bangkit dan keluar kamar menuruni tangga untuk menuju ke dapur, saat itu aku mendengar deru mesin mobil yang memasuki pagar.

"Apa kak daffa baru saja pulang?" Aku bermonolog. Kemudian aku berjalan mengintip lewat jendela ruang tamu.

Dan ternyata benar, kak Daffa keluar dari mobil dengan berjalan sempoyongan ke arah teras, tiba-tiba kak daffa terjatuh di tangga teras.

"Kak daffa !!" Pekik ku, kemudian aku segera membuka kunci rumah dan menghampiri nya.

"Kak.. kak Daffa kenapa ?" Ucapku sambil berusaha membangunkannya.

Matanya yang sayu itu mulai terbuka sedikit, dia memicingkan mata menatapku.

"Dess-sii... kamu kah itu?" Tanya nya sambil membelai pipi ku.

Bau alkohol tercium jelas masuk ke indra penciumanku.

"Ya ampun, kak Daffa mabuk ya ... Ayok aku antar ke kamar kakak " ucapku sambil mengalungkan sebelah tangan kekarnya ke leherku, aku berusaha memapahnya dengan perlahan.

Kak Daffa meracau tak jelas, mungkin efek dari alkohol itu.

Beruntungnya kamar kak daffa berada di lantai 1, jadi aku tak perlu bersusah payah menaiki tangga sambil memapahnya.

Aku pun merebahkan tubuhnya di kasur king size miliknya, dia sudah memejamkan matanya.

Perlahan aku membuka simpul tali sepatunya, dan aku melepasnya, aku menaikkan kakinya yang tadi menjuntai, ke atas kasur.

Ketika aku hendak menyelimutinya, tiba-tiba saja kak Daffa batuk dan memuntahkan alkohol yang bau nya sangat menyengat.

"Ya ampun kak Daffa !!" gumamku pelan.

Setelah kak Daffa terlihat tenang dan memejamkan matanya lagi, aku menaikkan selimutnya.

Akupun berbalik keluar kamarnya, tapi dia menghentikan langkahku.

"Dess... !!" Panggilnya, dan akupun menoleh.

"Tolong lepaskan kemejaku des, basah !" Pinta nya membuat aku terkejut

Aku takut, aku tak berani melakukannya, aku hanya diam di tempat namun dia membuka matanya perlahan.

"Cepet des... !!" Pintanya dengan mata yang semakin sayu.

Aku meyakinkan diriku kalau kak Daffa pasti akan terlelap setelah ini. Akupun mendekat dan duduk di sampingnya.

Dengan tangan yang gemetar aku membuka kancing kemeja kak Daffa yang paling atas, kemudian bawahnya, dan bawahnya lagi.

Perasaan hatiku sudah tidak karuan. Gugup, takut, grogi, tapi aku tetap melakukannya sekuat tenaga sambil aku mencoba untuk meredam cepatnya detak jantungku.

Tiba-tiba saja kak Daffa bangkit dari tidurnya membuat aku memekik kaget, dia melepas kasar kemejanya, dan meletakkan tanganku di dada bidangnya.

Aku memejamkan mataku , kak Daffa menuntun tanganku hingga menyentuh perutnya.

Akupun memberontak berusaha melepaskan tanganku dari pegangannya, tapi dia semakin mengeratkan pegangannya.

"Kamu cantik sekali malam ini des , bolehkah aku memiliki mu...?" Pintanya membuat aku semakin takut di buatnya, aku pun menitihkan air mata.

" Kak ..!!" Pekikku tertahan.

Dia semakin menggerayangi tubuhku, mencium setiap jengkal dari tubuhku.

Tapi kak daffa tiba-tiba terbatuk batuk dan memuntahkan alkoholnya lagi, sehingga pegangannya di lenganku terlepas.

Aku berlari kecil kepojok kamar masih dengan tangisku.

"Kak... desi mencintai kakak.Tapi kita tidak boleh melakukannya kak !!" Lirihku sambil melihatnya yang masih mengatur nafas.

"Des ... kemarilah, i need you." Pintanya dengan suara seraknya.

"Desss... kemarilah sayangg...!"

Kak Daffa semakin meracau, memintaku untuk mendekat ke arahnya.

Tapi ternyata aku begitu bodoh, karena aku terlalu mencintainya.

Seharusnya aku bisa lari keluar dan meninggalkan kamarnya, tapi aku malah menutup pintu dan menguncinya.

Aku memeluk kak Daffa sambil masih menitihkan air mata.

"Aku mencintaimu kak... Desi milik kakak seutuhnya malam ini."

Kak Daffa balas memelukku tak kalah erat.

"Kamu milikku des...!!!"

Dan kak Daffa melakukannya kepadaku.

Aku dengan suka rela menyerahkan tubuhku layaknya seorang pela**r, aku gila, aku bodoh.

Ya, itu julukan yang tepat untukku. Tapi biarlah.

Biarlah aku menjadi orang bodoh, sehingga aku bisa memiliki kak Daffa untuk seutuhnya walaupun hanya untuk malam ini.

Aku pun berusaha memindahkan tangan kekar kak Daffa yang masih memeluk perutku, dengan pelan dan perlahan aku bangun dari tidur ku.

Tubuhku rasanya remuk, sekujur area kewanitaanku terasa ngilu.

Dengan pelan aku mendekat ke wajah kak Daffa, dan mencium setiap inchi dari wajahnya.

"Terimakasih ya kak, Desi seneng banget kakak menjadi yang pertama untuk Desi. Desi pergi dulu, semoga kakak selalu sukses dan bahagia."

Aku pun bangkit dan memunguti seluruh bajuku, dan memakainya.

Dan aku segera pergi meninggalkan rumah yang penuh kenangan itu.

Flashback end

Segera pergi

"Des...!" panggilku yang membuyarkan lamunannya.

Aku meremas kedua tangannya sambil menatapnya lekat, dan ternyata dia baru sadar, dari tadi aku menggenggam tangannya.

Desi berusaha melepasnya, tapi aku semakin mengeratkan pegangan nya

"Kasih tau dulu kenapa kamu menghilang saat itu." ucapku tegas

Desi tampak menghela nafas.

"Gak perlu kakak tau tentang semua itu, toh apa guna nya untuk kakak." ucap Desi membuat aku geram.

"Kamu gak tau Des, betapa hancurnya aku saat itu, aku sampai kayak orang gila nyari kamu kemana-mana. Dan dengan santainya kamu bilang gak ada gunanya buat aku ! "

"Aku gak akan segila itu kalau malam itu kita tidak melakukannya, aku telah merusakmu Des, aku mencarimu karena aku mencintaimu dan aku ingin bertanggung jawab!!" jelasku membuat Desi nampak tertegun.

Flashback on

Aku menatap nanar bercak merah yang tercetak jelas di sprei putih ku ,Ya tuhan Apa yang telah aku lakukan pada gadis sebaik dan sepolos Desi

Aku ingat semua yang terjadi semalam, sehabis aku pulang dari pesta ulang tahun Raka. Aku masih sadar dan bisa mengendarai mobil pulang ke rumah.

Tapi aku lupa kenapa Desi bisa ada di kamarku, yang aku ingat hanya bayangan pergulatan panas semalam bersama Desi.

Oh god, desi sangat nikmat .

Aku bahkan tak sempat memakai pengaman saat melakukannya, tapi aku janji aku akan menemui Desi.

Aku akan bertanggung jawab bila terjadi sesuatu kepadanya.

Aku memijit pelipisku yang masih pusing, dan gegas menjalankan ritual mandi ku untuk menyegarkan badan.

Aku meluncur ke sekolah adikku untuk menemui Desi, ku harap Desi mau menemuiku saat ini.

Akupun mengirim pesan kepada Erika

[ Panggilin Desi suruh ke gerbang depan sekolah bentar bisa gak dek ?]

Selang beberapa saat balasan dari Erika pun masuk

[ Desi ga sekolah kak, Katanya masuk angin. Sampek tadi pagi aja dia gak pamit loh pas pulang, dia nginep dirumah kita kak. Katanya gak keburu.]

Balasan Erika membuat aku semakin khawatir dan merasa bersalah.

Ya...aku tau. Pasti ini sangat menyakitkan untuk Desi karena ini yang pertama untuk nya.

Des... Maafin aku ...

Setelah aku bertanya alamat Desi kepada adikku, segera aku meluncur ke alamat itu tanpa mempedulikan Erika yang masih bertanya-tanya kenapa aku begitu bersikukuh  mencari Desi.

Sesampainya dirumah yang sesuai dengan arahan yang Erika berikan, aku segera menepikan mobilku.

Ku ketuk pintu rumah bernomor 9 itu. Kemudian keluarlah seorang wanita paruhbaya,  kupikir itu mungkin ibunya Desi.

"Permisi, apa benar ini rumah Desi bu?"

"Iya benar. Ada perlu apa ya?"

"Saya ada kepentingan sebentar dengan Desi, apakah saya bisa bertemu dengannya ?" Aku harap cemas menanti jawaban dari si ibu.

"Sebenarnya boleh-boleh saja. Tapi Desi tidak ada di rumah. Sekarang dia sedang menginap dirumah temannya, sejak kemarin belum pulang nak."

Hatiku mencelos mendengar jawaban ibu.

Kemana kamu Des...

"Kamu temannya desi ?"

"Ah iya bu, begini saja, ini nomor saya kalau Desi sudah pulang tolong hubungi saya ya buk." Pintaku dan ibu itupun mengangguk.

Aku pergi dengan rasa sedih yang mendalam, belum lagi setelah beberapa hari kemudian, Erika bercerita bahwa Desi sudah keluar dari sekolah itu.

Nomor Desi pun sudah tidak aktif sejak hari itu, berkali-kali aku mendatangi kembali rumah Desi berharap aku bisa bertemu dengannya,  namun lagi-lagi si ibu bilang bahwa Desi belum pulang semenjak hati itu.

Ibu itu bilang, Desi hanya mengirimkan satu surat yang berisi bahwa Desi pergi menyusul ibu kandungnya ,yang sayangnya si ibu tidak tahu dimana alamat nya.

Aku pun mulai sejak itu sudah pasrah, sudah tidak ada lagi semangat hidup saat itu, aku juga tidak berani menceritakan tentang aku dan Desi kepada Erika maupun mami.

Mereka pasti akan sangat kecewa kalau tahu Desi menghilang dan pergi gara-gara aku.

Flashback end.

"Maafin Desi udah bikin kalian semua bingung atas menghilangnya Desi. Tapi Desi mohon lupakan semua itu kak, itu hanya masa lalu kita, dan Desi juga sudah memulai hidup Desi dengan suami dan anak Desi"

Aku meraup wajahku kasar.

"Jadi kamu benar-benar sudah menikah Des?" tanyaku sendu, Desi mengangguk sambil melepas tangannya dari peganganku.

"Maaf kak, sebaiknya kita tidak usah bertemu lagi. Karena kita sudah menjalani hidup masing-masing." Ucapnya kemudian beranjak.

"Des.. " Aku memegang pergelangan tangannya lagi.

"Izinkan aku tau siapa laki-laki beruntung yang berhasil memiliki hatimu Des. Aku ingin bertemu dengannya." Ucapku pelan

Masih ada sedikit keraguan dihatiku kalau Gala itu adalah anak Desi bersama suaminya. Aku yakin dia adalah darah dagingku.

Karena aku bisa melihat ada kemiripan di wajah Gala ketika dia berbicara dan tertawa, aku seperti melihat diriku sendiri.

Desi menggeleng.

"Gak perlu kak." ucapnya kemudian benar-benar berlalu pergi.

"Aku tak akan melepaskan mu begitu saja Des"

***

Desi memasuki lobby hotel tempatnya menginap sambil menggendong Gala yang sedang terlelap tidur. Sesampainya dikamar, Desi pun merebahkan tubuh mungil Gala dengan pelan.

Desi ikut berbaring disebelahnya dan menghela nafas.

"Kenapa harus bertemu dia lagi, ini hanya akan membuka luka lama ku Tuhan." Desi berucap sembari memijit pelipisnya perlahan.

"Sebaiknya aku harus segera pergi dari sini, sebelum kak Daffa menemukanku." gumam Desi sambil membuka layar hp nya dan mencari tiket untuk kembali ke Bandung.

Ya , sejak kejadian di malam itu, Desi memutuskan untuk meninggalkan Kota Jakarta. Dia pergi menyusul ibu kandungnya yang tinggal seorang diri di Bandung. Sedangkan ayah Desi menikah lagi dengan ibu tiri Desi dan mereka masih menetap di Jakarta.

Ketika saat itu ibu kandung Desi tahu kalau Desi telah hamil, Desi benar-benar kacau, tak tau tujuan hidup, Desi takut tidak ada orang yang mau menemaninya. Namun ibunya dengan lapang dada tetap mau menerima Desi dengan sepenuh hati, walau sebenarnya dia sangat marah akan hal itu, terlebih lagi terhadap laki-laki yang telah melakukannya kepada  Desi.

Ibu desi kecewa namun mengesampingkan itu, dan tetap menyayangi Desi beserta anaknya. Bagaimanapun juga Desi adalah anaknya sendiri dan Gala juga bagian dari dia.

Desi memilih diam, tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada ibunya.

Desi cukup sadar, ibunya pasti akan lebih kecewa jika tahu Desi sendiri lah yang menyerahkan dirinya kepada Daffa.

Namun dibalik semua itu, Desi sangat bersyukur mempunyai ibu kandung seperti ibunya. Dan mulai saat itulah Desi bekerja keras demi membiayai hidupnya dan Gala, ia tidak mau dirinya dan Gala menjadi beban bagi ibunya.

Desi pun mengelus rambut Gala dengan sayang.

"Be mine always and forever"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!