NovelToon NovelToon

Possessive Brothers

bab 1

Di salah satu Mansion yang berada di salah satu kota besar di negara I, tengah berkumpul beberapa orang paruh baya.Mereka yang tengah berkumpul ini merupakan keluarga triliuner nomor 1 di dunia. Keluarga tersebut terdiri dari Arnawama Pratama sang kepala keluarga Pratama, Aryan Pratama anak sulung dari keluarga Pratama, Mahendra Pratama anak bungsu dalam keluarga Pratama. Kedua putra Arnawama sendiri di dampingi oleh istri mereka sebagaimana Priscillia merupakan istri dari Aryan Pratama dan Zailine adalah istri dari Mahendra.

"Bagaimana yah?? Apakah sudah ada informasi tentang keberadaan Queen??" tanya Mahendra kepada sang ayah yang duduk di seberangnya.

"Maafkan ayah son, informasi yang didapatkan oleh detektif yang kita sewa belum banyak son. Namun mereka telah mempunyai foto anak perempuan yang dicurigai sebagai Queen."Arnawama menjawab dengan sendu menatap ke arah putra bungsunya tersebut.

" A--ap--apakah ayah memiliki foto anak perempuan tersebut??"Zailine bertanya dengan nada bergetar menahan tangis.

Arnawama mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan menantunya dan segera menyuruh sang asisten pribadinya untuk mengambilkan di dalam ruang kerjanya. Tak berapa lama sang asisten tersebut datang dengan membawa selembar foto langsung menyerahkan kepada Arnawama.

"Ini nak foto anak perempuan tersebut" Arnawama mengangsurkan sebuah foto ke depan Zailine. Dengan tangan gemetar Zailine menerima foto tersebut, begitu melihat foto matanya membelalak.

"Mas....anak ini.... " Zailine tak sanggup melanjutkan ucapannya karena begitu kaget melihat wajah yang terpampang di dalam foto tersebut sangat mirip dirinya ketika masih remaja.

"Oh my God, Aline dia sangat mirip kamu saat remaja" Priscillia pun sama terkejut saat dirinya melihat wajah anak perempuan di dalam foto tersebut. Zailine setuju dengan ucapan kakak iparnya itu, " mas pasti betul anak ini anak kita Queen kita mas"ujar Zailine dengan isak tangis.

"Iya sayang dia sangat mirip dengan kamu. Bak pinang di belah dua"Mahendra mengelus pelan foto yang di pegang istrinya tersebut dan beralih menatap ayahnya.

" kapan kita akan menemui anak ini yah?? Hendra sangat yakin kalau anak ini adalah Queen kita yang hilang. Dia sangat mirip dengan Aline. "

"Ayah sudah mengatur semuanya, besok siang kita akan menjemputnya. Persiapkan semua kebutuhan yang di perlukan, ayah serahkan kepadamu Priscillia. "

"Serahkan semua ke Priscill dan Aline yah, kita akan menyiapkan semua dengan sempurna. Betulkan dek?? "

Zailinepun mengangguk sebagai jawabannya.

Sementara itu di sisi lain, seorang anak remaja perempuan tengah berjalan sendirian di sebuah gang yang sepi. Anak remaja perempuan tersebut baru saja pulang dari kerja paruh waktu di sebuah kafe yang di jalani setelah waktu pulang sekolah. Ya anak perempuan tersebut adalah Florentina Queensha P, yang dipanggil oleh orang terdekatnya dengan Queen. Di tengah perjalanan Queen pulang menuju panti asuhan dimana dirinya di besarkan selama ini, beberapa preman berjalan mendekati Queen dan menghadang langkahnya.

"Ka... Kalian mau apa??" tanya Queen memberanikan diri.

"Jangan takut neng kita cuma mau senang senang saja dengan si neng cantik ini" ujar salah satu preman yang memandang Queen dengan penuh nikmat.

"Jangan macam macam kalian, Queen bakal teriak" Queen dengan lantang.

"Heheheh teriak saja neng, enggak bakalan ada yang dengar suara neng saat ini karena di jalan ini jarang ada orang yang lewat sini."preman lainnya menanggapi perkataan Queen dengan nada mencemooh.

'Ya Tuhan apa yang harus Queen lakukan sekarang?? Apa Queen bakal selamat kalau kabur dari para preman ini?? Tapi mau tidak mau Queen harus kabur dari mereka kalau tidak Queen yang bakal celaka. Bisa aja sih Queen lawan mereka tapi kondisi badanku tidak memungkinkan.'batin Queen dengan resah.

Tanpa Queen sadari dua preman sudah berdiri di depannya bersiap untuk memegang dirinya, sontak dengan gerakan reflek Queen menendang ke arah selangkangan salah satu preman dan mencoba berlari kabur ke arah jalan raya terdekat dari gang tersebut. Namun naas karena terburu buru Queen tidak memperhatikan jalan dimana muncul sebuah mobil dari arah berlawanan dan menabrak dirinya.

Brakkk.....

Kembali ke Mansion Pratama

Zailine tiba tiba merasakan jantungnya berdebar kencang seakan bakal terjadi sesuatu hal di dalam keluarganya.

'Kenapa perasaanku tidak tenang ya?? Apa akan terjadi suatu hal menimpa keluargaku?? Ya Tuhan selalu lindung keselamatan seluruh keluargaku' batin Zailine dengan memegang dadanya.

Kecemasan Zailine tentu di lihat jelas oleh sang suami, "kamu kenapa sayang?? Wajahmu pucat sekali."tanya Mahendra kepada sang istri saat melihat wajah cemasnya.

" aku tidak tahu mas tiba tiba merasa cemas seakan akan terjadi sesuatu hal di keluarga kita. Aku mencemaskan anak anak mas"kata Zailine dengan cemas

"Anak anak pasti aman, sekarang kamu istirahat ya sayang seharian ini kamu dan mbak Priscillia sibuk menyiapkan segala kebutuhan Queen."ucap Mahendra sambil menarik pelan Zailine naik ke atas tempat tidur agar segera istirahat. Mahendra mencemaskan kondisi kesehatan sang istri yang masih lemah beberapa tahun belakangan ini. Kehilangan putri bungsunya sungguh sangat menimbulkan efek luar biasa yang di alami oleh keluarga besar mereka terutama Zailine sang istri. Informasi tentang kemungkinan di temukannya Queen sungguh memberikan dorongan semangat kembali kepada Zailine, sepanjang hari tadi senyuman sang istri terpancar setiap saat. Mahendra berharap bahwa informasi yang didapatkan tersebut benar-benar menemukan putri bungsunya. Karena putri bungsunya tersebut merupakan sumber kebahagiaan di keluarga besar mereka.

Brakkk.....

"Astaga!!! " seru kaget seorang anak laki-laki laki yang berada di balik kemudi setelah mobil yang di bawanya menabrak seseorang

"Keluar, kita lihat kondisi korban yang kita tabrak!! " perintah seorang pemuda yang berada di samping kemudian tersebut.

Keempat orang yang berada di dalam mobil tersebut segera keluar dari mobil dan menuju ke arah orang yang telah mereka tabrak.

Salah satu dari mereka memeriksa nafas dan jadi di tangan korban tersebut

"Masih hidup bang, lebih baik cepat kita bawa ke rumah sakit, darah yang keluar dari kaki dan kepalanya banyak sekali" ucap salah satu anak laki laki yang tadi memeriksa nafas dan jadi tersebut.

Pemuda tersebut mengangguk dan segera menggendong korban yang mereka tabrak tersebut dengan segera.

Beruntung di jalan yang sedang mereka lalui cukup sepi jadi tak banyak orang dan kendaraan yang berlalu lalang.

Saat menggendong anak perempuan yang menjadi korban tabrakan mereka tak sengaja pemuda tersebut melihat sebuah kalung yang cukup familiar yang melingkar di leher anak perempuan itu.

Deg...

Pemuda tersebut menggeleng menolak percaya apa yang dirinya lihat.

'Kalung itu....kalung princess...' Tanpa pemuda itu sadari air matanya menetes dalam diam dan mempercepat langkahnya menuju mobil

"KEN!!! KENZIE!! KENNARD CEPAT MASUK!! KITA HARUS CEPAT BAWA ANAK PEREMPUAN INI KE RUMAH SAKIT!!! "teriak pemuda tersebut dengan panik setelah melihat kalung yang melingkar di leher Queen. Ya anak perempuan yang di tabrak tersebut adalah Florentina Queensha P yang tadi tengah berlari kabur dari kejaran preman preman.

bab 2

Di depan IGD lebih tepatnya di ruang tunggu, seorang pemuda menunggu dengan hati bercampur aduk antara takut, khawatir, sedih, senang semua bercampur menjadi satu. Pemuda tersebut sangat cemas dengan keadaan gadis yang tengah di tangani oleh dokter, karena dia tadi melihat sebuah kalung yang sangat familiar yang sangat diingatnya. Kalung yang di pasangkan ke leher kecil sang adik oleh dirinya, kalung yang khusus di pesan oleh keluarganya. Pemuda terus merapalkan doa pada Tuhan agar gadis itu baik baik saja, pemuda tersebut adalah William Orlando Pratama. Air mata terus menetes tanpa disadari oleh William sendiri, tentunya membuat ketiga orang remaja yang baru saja tiba di ruang tunggu bingung dan shock karena melihat abang sulung mereka sedang menangis. Dimana hal tersebut terakhir terjadi saat kejadian adik perempuan mereka satu satunya di keluarganya menghilang diculik oleh pesaing bisnis keluarga mereka. Ketiga remaja tersebut hanya berdiam saja melihat keadaan abang mereka itu karena tidak tahu harus beraksi seperti apa.

2 jam sudah berlalu tapi dokter yang menangani Queen belum juga keluar, Will bahkan sedari tadi mondar mandir tak jelas di depan pintu IGD.

Padahal hanya seorang gadis yang baru William temui bahkan tak dikenalnya tapi mengapa William merasakan ikatan dengan gadis tersebut.

Segala tingkah laku William di perhatikan oleh ketiga remaja yang duduk tak jauh dari tempat William berdiri.

"bang Will kenapa ya bang?? sepertinya khawatir banget dengan gadis tadi" tanya salah satu remaja laki laki yang bernama Kennard Reksa Pratama kepada seseorang yang duduk di sebelah yang tak lain adalah Kennedy Abraham Pratama.

Kennedy hanya mengangkat bahu tanda tak tahu namun dirinya tetap penasaran dan tak pernah lepas memperhatikan tingkah laku abang sulungnya itu.

"tapi bang kalau di perhatikan lebih dekat mata bang Will kayak habis nangis itu" ujar salah satu remaja yang bernama Kenzie Aksa Pratama. Kennedy dan Kennard mengangguk membenarkan ucapan saudaranya itu,sehingga Kennedy memberanikan diri untuk mendekat ke abang sulungnya berdiri untuk bertanya tentang gadis yang tak sengaja mereka tabrak tadi.

"Bang..." panggil Kennedy kepada abang sulungnya yang membuat William menoleh ke arahnya, belum sempat dirinya melanjutkan perkataan pintu IGD didepan mereka terbuka dan keluar seorang dokter yang menangani Queen tadi. William yang melihat dokter tersebut keluar setelah berada di dalam selama hampir 2 jam lebih segera berjalan ke arah dokter tersebut dan bertanya.

"Bagaimana keadaannya dok?? "tanya William kepada dokter yang menangani Queen.

"anda siapanya pasien??" bukan menjawab dokter tersebut balik bertanya.

"saya pengemudi yang tidak sengaja menabraknya dok, jadi bagaimana dengan keadaan gadis tersebut dok?" William menjelaskan tentang siapa dirinya.

"pasien mengalami pendarahan yang cukup parah dan ada sedikit keretakan pada tulang tengkoraknya juga pasien kekurangan darah dimana stock darah yang sama dengan pasien saat ini di rumah sakit tidak ada karena golongan darah pasien sangat langka."dokter menjelaskan secara detail kondisi gadis tersebut yang tak lain adalah Queen.

"apakah kondisinya buruk dan gadis tersebut memiliki golongan darah apa dok siapa tahu golongan darah saya sama dengan gadis tersebut?" tanya runtut William dengan raut wajah panik.

"saya tidak bisa memastikan sebelum gadis tersebut mendapatkan donor darah. Semoga saja pasien malam ini dapat melewati masa kritisnya. Dan untuk golongan darah gadis tersebut adalah Rh-null (Rhesus-null) atau biasa disebut golden blood, dimana seseorang yang memiliki golongan darah tersebut dapat mendonorkan darahnya kepada siapa saja dengan golongan darah Rh negatif.

deg...

William dan Kennedy terdiam mendengar jawaban dari dokter tersebut, karena di keluarga mereka yang memiliki golongan darah tersebut hanya sang papa dan kedua kembar adik bungsu mereka dimana salah satu diantara menghilang sejak kecil.

"Rh-null dok???" tanya serempak dua orang yang tak sengaja mendengar informasi yang baru di dengarnya dimana tak lain adalah Kenzie dan Kennard.

"betul pasien mempunyai golongan darah Rh-null. apakah di antara kalian ada yang memiliki golongan darah tersebut karena pasien sangat membutuhkan donor darah tersebut secepatnya"ucap dokter tersebut kembali.

"bang ini maksudnya apa?? kenapa gadis itu memiliki golongan darah yang sama dengan papah Hendra, Aldino dan 'dia' ?" tanya Kenzie dengan menuntut kepada abangnya tersebut.

William yang sudah tersadar dari kagetnya bukan menjawab pertanyaan Kenzie namun dirinya segera mengambil Hp, berjalan sedikit menjauh dan mencoba menghubungi seseorang yang memiliki golongan darah yang sama dengan gadis tersebut.

"halo pah"

"........."

"bisa datang ke rumah sakit keluarga kita sekarang?"

"........"

"bukan pah, William tidak bisa menjelaskan lewat telepon saat ini. nanti William jelaskan setelah papah datang ke rumah sakit."

"........"

"iya pah William tunggu"

William mengakhiri panggilan teleponnya, berjalan mendekat kembali ke arah dokter dan juga ketiga adiknya berada.

"abang kenapa telepon papah?? siapa gadis itu bang??? kenapa golongan darah gadis itu sama dengan milik 'dia' bang" Kenzie membombandir pertanyaan kepada sang kakak sulung dimana pertanyaan tersebut mewakili pertanyaan saudaranya yang lain.

William tidak langsung menjawab pertanyaan Kenzie namun langsung berbicara ke dokter yang menangani Queen meminta sesuatu hal untuk membuktikan sebuah dugaan yang sedang dia pikirkan.

"saya sudah menghubungi keluarga saya yang memiliki golongan darah yang sama dengan gadis di dalam dok. Namun sebelumnya saya ingin minta tes DNA ke gadis itu bisa dok dengan adik saya ini" pinta William kepada dokter sambil menunjuk ke arah Kennedy

ucapan dari William tersebut semakin membuat ketiga remaja yang berdiri di sebelah bertambah penasaran juga khawatir akan fakta yang bakal terungkap mungkin sebentar lagi.

"bang, apakah gadis di dalam adalah 'dia' " ujar lirih Kennedy

"abang tidak tahu dan tidak yakin Ken sebelum kita tes DNA kepada gadis itu untuk menguatkan dugaan abang" William menjawab pertanyaan Ken tersebut.

.................................................

sementara itu di mansion Pratama terutama di sebuah kamar

Mahendra baru saja menerima panggilan telepon dari William putra sulung dari kakaknya Aryan yang memintanya untuk datang ke rumah sakit milik keluarga mereka. Meskipun merasa bingung dengan permintaan sang ponakan tersebut tak urung dirinya bersiap berganti pakaian juga. Zailine yang melihat sang suami berganti pakaian kembali cukup bingung lalu menengok ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 11 malam. mau kemana suaminya keluar jam segini batin Zailine yang tengah memperhatikan Mahendra.

"mau kemana mas??" ucap Zailine mengagetkan Mahendra yang tengah bersiap di depan meja rias.

"lho sayang kamu bangun, ini masih malam sayang lebih baik kamu istirahat lagi ya" Mahendra berjalan mendekat ke arah tempat tidur dimana Zailine masih berbaring.

Zailine menggeleng

"jangan mengalihkan mas, kamu mau kemana malam malam gini" Zailine kembali bertanya kepada Mahendra dengan penuh selidik.

Mahendra menghela nafas, dirinya tahu bahwa saat ini dirinya tidak bisa membohongi sang istri maka dengan sabar Mahendra menjelaskan tentang William yang meneleponnya dan meminta untuk datang ke rumah sakit Pratama. Mendengar penjelasan sang suami Zailine tentunya memaksa untuk ikut pergi juga dan pada akhirnya mereka memutuskan untuk pergi bersama.

bab 3

Tap...tap....tap...

Beberapa langkah kaki terdengar berjalan dengan tergesa gesa di sebuah lorong rumah sakit sedang menuju sebuah ruangan setelah mendapatkan panggilan telepon dari salah satu anak laki-laki mereka.

Ya beberapa orang yang berjalan itu adalah Mahendra, Aryan, Zailine dan Priscillia. Tadi saat Mahendra dan istrinya akan berangkat menuju rumah sakit, sang kakak Aryan dan Prisscillia istrinya sedang bersantai di ruang keluarga menghentikan langkah mereka dan menanyakan kepada mereka hendak kemana malam-malam keluar, sehingga Mahendra pun menjelaskan semuanya.

Dan disinilah mereka semua sekarang, berjalan menuju sebuah ruangan yang telah disebutkan lewat telepon oleh William anak sulung dari Aryan Pratama .Di dalam benak mereka semua penuh dengan pertanyaan mengapa  William menyuruh sang papah untuk datang ke rumah sakit dengan segera, atau apakah salah anak mereka ada yang terluka

Rombongan tersebut melihat keempat putra mereka sedang berdiri di depan IGD, tentu membuat para tetua keluarga Pratama bingung. Jika keempat putra mereka ada disana lalu siapa yang terluka berada di dalam IGD tersebut.

"William...." panggil Mahendra kepada salah satu keponakannya.

"pah, ayo ikut william dulu" William menarik lengan papah Mahendra yang sudah berdiri di depannya.

"tapi nak..."

"Kita gak punya banyak waktu pah" William mencoba menarik tangan papah Mahendra.

"Okey papah ikut kamu, tapi setelah ini kamu ceritakan semua kepada kami tanpa alasan apapun." William mengangguk tanda mengerti.

Segera setelah papah Mahendra dan William masuk ke dalam UGD dimana Queen sedang di tangani oleh tim dokter yang tengah memeriksa keadaan. Sekilas papah Mahendra melihat kearah tempat dimana Queen sedang terbaring dengan tubuh penuh dengan luka dan darah. Papah Mahendra kaget melihat seorang anak perempuan yang sangat mirip dengan rupa sang istri saat muda dan menoleh cepat ke arah William dimana saat ini sedang berdiri berhadapan dengan seorang dokter.

William menyadari tatapan papah Mahendra kepada dirinya saat dirinya sudah mendekat

"William tahu apa yang mau papah tanyakan. Nanti William akan jelaskan semua dihadapan semua orang."

"Papah tunggu penjelasan kamu nak"

***

Sementara itu di luar UGD, menunggu dengan gelisah karena anak kedua serta cucu sulung keluarga Pratama tersebut masih belum keluar juga.

"Sebenarnya ada apa ini Ken?? Kenapa papah kamu dan kakak kamu masuk ke dalam sana??" tanya mamah Zailine kepada sang putra sulungnya sambil menunjuk ruangan di depannya.

"Ken sendiri tidak mengerti mah, tadi sewaktu kita dalam perjalanan pulang ke mansion, bang William secara tidak sengaja menabrak seorang anak perempuan dan ternyata anak perempuan tersebut terluka parah sehingga kehilangan banyak darah sedangkan darah yang di butuhkan oleh anak perempuan itu darah yang cukup langka seperti darah yang dimiliki sebagian besar anggota keluarga kita terkhususnya papah" terang Ken kepada mamah Zailine yang saat itu terduduk lemas mendengar penjelasan dari sang anak.

"Ja....jadi di dalam ada anak perempuan yang membutuhkan tranfusi darah yang sama seperti golongan darah milik papah kamu Ken??"

Ken mengangguk membenarkan pertanyaan dari sang mamah. Mama Zailine sangat ingat jelas jika yang memiliki golongan darah yang sama dengan sang suami hanya si kembar bungsu mereka dimana salah satunya masih menghilang hingga detik ini.

Mamah Zailine menggeleng tanda tidak mempercayai dan menoleh ke arah Priscilla sang kakak ipar yang berdiri di samping mamah Zailine sambil menggenggam erat tangannya seakan-akan memberikan kekuatan kepadanya.

"Kita berdoa sama-sama ya Aline semoga anak perempuan yang di dalam sana bukan Queen seperti yang ada di pikiran kita saat ini." hibur mamih Priscillia kepada mamah Zailine yang sangat gelisah setelah mendengar penjelasan dari Ken tadi. Sebisa mungkin mamih Priscillia menenangkan mamah Zailine agar kesehatannya tidak drop seperti yang terjadi selama hampir belasan tahun akibat dari diculiknya permata keluarga mereka.

"ta...tapi mbak...." belum selesai mamah Zailine berbicara terdengar suara pintu terbuka

Kreeek...

Papah Mahendra dan William keluar dari dalam ruangan UGD di ikuti oleh tim dokter yang berjalan di belakangnya.

"Saya harap permintaan tes DNA  tadi  di laksanakan. Dan segera kabari kami hasil testnya secepatnya." pinta papah Mahendra kepada salah dokter tersebut.

"Baik Tuan Hendra, akan kami lakukan secepatnya mungkin hasil test DNA bisa keluar dalam 48jam kedepan" ucap dokter Eshwar selaku kepala rumah sakit Medika Pratama yang langsung turun tangan langsung begitu mengetahui sang pemilik rumah sakit berada di UGD tadi.

"Apa hasil test tersebut tidak bisa di percepat dok?" tanya William kepada dokter Eshwar agar mempercepat proses test DNA antara papah Mahendra dengan anak perempuan yang di perkirakan adalah anak bungsu di keluarga mereka.

Dokter Eshwar menggeleng " Maaf tuan William 48 jam adalah prosedur tercepat yang kami usahakan agar hasil test DNA tersebut cepat keluar."

papah Mahendra menepuk bahu William dan bersuara sendu " Tidak apa son, kita ikuti saja prosedur yang ada sambil menunggu anak perempuan itu sadar. papah yakin sekali kalau anak tersebut adalah princess kita yang hilang"

Dokter Eshwar pamit masuk ke dalam UGD untuk kembali mengawasi proses penanganan anak perempuan yang di perkirakan adalah anak bungsu dari pemilik rumah sakit tempat dirinya mengabdi saat ini.

Sedangkan keluarga Pratama lain yang mendengar ucapan papah Mahendra kepada kepala rumah sakit mereka cukup bingung dengan apa yang di maksud. Namun tidak dengan mamah Zailine yang memiliki firasat tentang hal yang akan di sampaikan oleh sang suami kepada mereka nanti berhubungan dengan keberadaan permata hati mereka yang sudah menghilang selama 13 tahun.

Papah Mahendra dan William berjalan mendekat ke tempat dimana seluruh keluarga Pratama berkumpul.

"ada apa sebenarnya son?? Ayah tadi mendengar kamu meminta dokter Eshwar untuk melakukan test DNA. Kamu hendak melakukan test DNA kepada siapa son??" cecar kakek Arnawama Pratama sang kepala keluarga Pratama kepada anak bungsunya.

Huft.... papah Mahendra membuang nafas perlahan saat menyampaikan sebuah kabar yang akan membuat keluarganya bahagia dan sedih sekaligus. Kabar bahagia dimana kemungkinan permata yang mereka cari selama ini telah di temukan dan kabar sedih karena permata mereka dalam keadaan kritis akibat dari kecelakaan yang di alaminya.

"Jadi Hendra punya dua kabar untuk kita semua yah."

"Kabar apa Hen?? jangan buat kami penasaran! cepat beritahu" potong papih Aryan tak sabar dengan ucapan yang di ucapkan oleh adiknya itu.

"sabar Aryan biarkan adikmu memberitahu dulu dua kabar itu" kakek Arnawama menenangkan anak sulungnya yang terkadang suka tidak sabaran.

"kabar yang pertama kemungkinan princess kita sudah ketemu yah"

deg...deg...

seluruh anggota keluarga Pratama kaget mendengar ucapan papah Mahendra yang mengatakan permata kesayangan mereka ada kemungkinan telah ditemukan

setelah sekian lama mereka mencari, tetapi tidak dengan mamah Zailine yang sudah menduga hal yang akan disampaikan sang suami sama seperti perkiraanya tadi. Namun dirinya semakin takut akan hal kedua yang akan di sampaikan oleh sang suami berkaitan dengan kecelakaan yang dialami sang keponakan dimana menabrak seorang anak perempuan.

"Mas jangan bilang kabar kedua yang mau kamu sampaikan itu berkaitan dengan anak perempuan yang membutuhkan donor darah dari kamu tadi" mamah Zailine mencengkram erat lengan sang suami.

Papah Mahendra mengangguk pelan dan menatap sendu sang istri

"iya sayang kemungkinan anak perempuan itu princess kita. Untuk memastikan tadi aku sudah meminta dokter Eshwar untuk melakukan tes DNA."

badan mamah Zailine melemas

Bruk!

"MAMAHHH...."

"SAYANGGGG...."

"YA TUHAN ALINE...."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!