Budak Cinta Tuan Playboy
Bab 1
Albert
Tolong hentikan segala kekacauan ini Tuan!
// Bersujud //
Hendrik
Aku sudah cukup bersabar selama ini Albert, tapi kamu terus saja mempermainkan aku.
Hendrik
// Menghancurkan barang barang diruang tamu milik Albert //
Laura
Tuan, kami pasti akan membayar semua hutang hutang kami. Tolong jangan hancurkan rumah kami.
// Memelas //
Hendrik
Kapan kalian akan membayarnya? Dua tahun berlalu, bunga pun sudah meninggi.
Laura
// Melirik kearah Albert //
Albert
// Menatap Bingung //
Laura
Bagaimana kalau kami membayar hutang hutang kami dengan seorang anak gadis? Aku dengar Tuan senang mengoleksi banyak gadis penghibur.
Albert
Laura, apa maksudmu?
// Menatap tajam //
Laura
Iya, anak gadis kami. Namanya Areta, umurnya 20 tahun. Dia cantik dan juga masih perawan.
Hendrik
Apa kalian bisa menjaminnya?
Laura
Tentu saja bisa. Anak kami itu anak baik baik, dia berteman dengan orang baik baik pula. Kelakuannya baik, dia jauh dari dunia malam dan sebagainya.
// Gugup //
Albert
Laura, apa kamu gila? Kamu ingin menjadikan Areta sebagai penebus hutang?
// Marah //
Laura
Iya, aku sudah gila. Aku gila karena terus diteror oleh orang orang yang menagih hutangmu. Aku terpaksa melakukan ini, aku ingin hutang kita segera lunas.
// Membela diri //
Hendrik
Dimana gadis itu sekarang?
// Mencari cari //
Laura
Dia sedang bekerja, sebentar lagi juga pulang.
Hendrik
Baik, aku akan menunggu sampai dia pulang. Kalau dia sesuai dengan seleraku maka hutang kalian akan dianggap lunas.
// Senyum menyeringai //
Laura
// Memapah Albert untuk bangkit //
Albert
Kamu benar benar keterlaluan Laura!
Laura
Apa kamu punya cara lain untuk melunasi hutang? Kalau tidak, tutup saja mulutmu!
// Kesal //
Areta pulang dari tempat kerja dan membuka pintu rumah.
Areta
// Memperhatikan ruang tamu yang berantakan seperti kapal pecah //
Hendrik
Cantik.
// Bergumam //
Areta
Ayah, Ibu. Apa yang terjadi dengan rumah ini?
Albert
// Menundukkan wajah //
Hendrik
Hai, gadis. Mulai detik ini kamu akan menjadi milikku.
// Senyum mematikan //
Areta
Milikmu?
// Bingung //
Laura
Kemasi barangmu dan ikut dengan Tuan Hendrik.
Areta
Tidak, aku tidak mau. Aku bahkan tidak mengenalnya. Bagaimana bisa aku ikut dengannya?
Areta
Ayah, sebenarnya apa yang telah terjadi?
// Bingung //
Hendrik
Mereka berdua telah menjual mu padaku sebagai penebus hutang.
Bab 2
Hendrik usia 35 tahun, adalah pria terkaya no. 5 di kota X. Dia memiliki tambang batu bara, memiliki hotel bintang 5 yang tersebar dibeberapa kota, juga memiliki pabrik garmen.
Hendrik anak satu satunya dari pasangan Arnold dan Malika. Mereka bertiga dan sering bertengkar karena perilaku Hendrik yang bar bar dan sering gonta ganti pacar.
Hendrik
Ini rumahku, mulai saat ini kamu akan tinggal dirumah ini bersama keluarga kami.
Areta
Apa anda berniat menjadikan saya sebagai pelayan Tuan?
Hendrik
Ide bagus. Aku memang perlu pelayan pribadi.
Areta
Maaf, saya tidak bisa melakukan apapun selain merangkai bunga. Memperkerjakan saya sebagai pelayan adalah ide buruk. Tolong lepaskan saya Tuan!
// Merengek //
Hendrik
Melepaskan mu? Tidak akan pernah.
// Senyum mengerikan //
Hendrik
// Menyeret Areta dan membawanya masuk kedalam rumah //
Malika
Hendrik, siapa gadis itu? Kenapa kamu membawanya pulang dan menyeretnya seperti binatang?
Hendrik
Dia pacar baruku Bu. Kenalkan, namanya Areta.
// Melirik kearah Areta //
Areta
Nyonya, tolong saya. Saya dijual oleh orangtua saya kepada anak Nyonya untuk menjadi pelunas hutang.
// Memelas //
Malika
Ya... Tuhan. Hendrik, kamu benar benar keterlaluan!
// Meninggi suara //
Arnold
// Keluar dari arah dapur //
Arnold
Ada apa ini ribut ribut?
Malika
Anakmu pulang membawa paksa seorang gadis pulang kerumah.
Arnold
// Menatap Areta //
Arnold
Dia muda, cantik. Sepertinya juga anak baik baik. Sekalian saja kita nikahkan mereka berdua, siapa tau Hendrik bisa berhenti jadi playboy cap gayung.
Hendrik
Terserah kalian berdua mau bicara apa, aku tidak peduli!
Hendrik
// Menyeret Areta dan membawanya naik ke lantai dua //
Areta
Lepaskan saya Tuan!
// Berontak //
Seorang pria bertubuh tinggi besar berdiri didepan pintu sebuah kamar.
Pintu kamar terbuka, sebuah ruangan indah nan luas terpampang didepan mata.
Hendrik
Ini kamarmu, istirahatlah. Besok kamu mulai bekerja untukku.
Areta
Hiks... Hiks...
// Menangis //
Hendrik
Tidak akan ada yang peduli dengan tangisanmu disini. Jadi, berhentilah menangis.
Areta
Tolong lepaskan saya Tuan, saya ingin pulang kerumah.
Hendrik
Kamu sudah tidak punya rumah, mereka telah menjual mu padaku. Mereka tidak menyayangimu, sadarlah.
Areta
Hiks... Hiks... Ayah, Ibu, kenapa kalian jahat sekali padaku.
Bab 3
Hendrik
Bangun tukang tidur!
// Duduk ditepi ranjang //
Areta
// Melompat dari tempat tidur //
Hendrik
Aku mau makan, cepat buatkan sesuatu!
Areta
Tapi saya tidak bisa memasak Tuan!
Hendrik
Coba saja dulu. Cuma buat roti panggang isi telur dan segelas susu saja masa tidak bisa.
Hendrik membawa Areta ke dapur.
Areta memanggang dua buat roti, juga membuat satu gelas susu. Dalam hitungan menit, sarapan tersedia.
Hendrik
Ini apa? Kamu bisa masak kan? Hanya saja kamu tidak mau aku suruh suruh.
Areta
// Memutar bola matanya //
Hendrik
Pergi ke kamarku, siapkan air hangat. Aku ingin mandi!
Areta
Kenapa harus saya yang menyiapkannya?
Seorang pelayan cantik lain muncul.
Sha-Sha
Tuan, kalau dia tidak mau jangan dipaksa. Saya bisa menggantikannya melayani Tuan.
// Senyum //
Hendrik
Maaf, tapi aku tidak mau dilayani wanita ganjen seperti kamu.
Hendrik
Areta, cepat laksanakan tugasmu.
Areta
Tapi saya tidak tau dimana kamar anda Tuan.
Hendrik
Kamarku ada di sebrang kamarmu. Disana hanya ada satu kamar yaitu kamarku.
Areta mendengus kesal, bagaimana bisa dia menjadi pelayan pribadi pria dewasa yang berkelakuan seperti bayi? Benar-benar merepotkan.
Areta
Astaga, aku suka dengan ranjangnya. Besar dan juga keren.
// Bergumam //
Areta
Dimana kamar mandinya?
// Mencari cari //
Areta
Apanya yang perlu disiapkan? Semuanya sudah siap.
Areta
Jangan jangan dia menipuku?
// Menduga duga //
Hendrik
Tolong bantu aku melepas pakaian.
// Muncul tiba tiba //
Areta
// Melompat kaget //
Areta
Saya... Saya tidak mau. Lepas saja sendiri.
Hendrik
Apa kamu mau aku cium?
Hendrik
Kalau begitu patuh lah padaku.
Areta
// Melepas pakaian Hendrik sambil tutup mata //
Hendrik
Kamu lucu sekali...
// Berbisik //
Hendrik masuk kedalam bath tube dengan tubuh polosnya.
Hendrik
Sekarang cepat gosok punggungku!
Areta
Ancaman anda benar benar tidak bermutu!
// Kesal //
Dengan amat sangat terpaksa, Areta menemani Hendrik mandi. Dari awal sampai akhir, Areta banyak menutup mata dan hanya sesekali mengintip saat diperintah untuk mengambil sesuatu.
Areta
// Jika terus begini aku takut khilaf //
Hendrik
// Dia sangat menggemaskan //
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!