Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi dan calon mempelai pria masih belum datang juga
Bilqis Humaira selaku calon mempelai wanita merasa khawatir karena calon suaminya yang bernama Reyhan Alfiansyah masih juga belum datang
Paman Bilqis yang bernama Barkah meminta Bilqis untuk menghubungi Reyhan
Tetapi Ponsel Reyhan tidak bisa dihubungi dan membuat Paman Barkah menjadi gusar
"Pak Barkah, apakah pernikahan ini dibatalkan saja?" Tanya Pak penghulu
Paman Barkah mengacak-acak rambutnya dan ia langsung melihat Arsya yang baru saja datang
"Arsya, apakah Paman bisa bicara sebentar?" Tanya Paman Barkah
Kemudian Arsya mengikuti Paman Barkah ke dalam kamar
"Ada apa Paman? Kenapa Paman seperti orang kebingungan?" Tanya Arsya
"Maukah kamu menikah dengan Bilqis? Om tidak mau BIlqis malu karena Reyhan yang masih belum datang"
Bilqis yang mendengar permintaan Paman Barkah langsung masuk ke kamar
Bilqis menolak mentah-mentah saat Paman Barkah memberikan saran kepada Bilqis untuk menikah dengan Arsya
"Paman tidak ingin kamu malu nduk" ucap Paman Barkah yang sekaligus pengganti orang tua Bilqis yang telah lama meninggal
Melihat raut wajah Paman Barkah yang sedih, akhirnya Bilqis mau menikah dengan Arsya yang merupakan sahabat dari mantan kekasih Bilqis yang sudah meninggal dunia
Arsya mengganti pakaiannya dan setelah itu dia mengajak Bilqis untuk keluar dari kamar
Paman Bilqis meminta Arsya dan Bilqis untuk duduk di depan Pak penghulu
"Apakah kalian sudah siap?" Tanya Pak penghulu
Arsya menganggukkan kepalanya dan langsung menjabat tangan Pak penghulu
Saya terima nikah dan kawinnya Bilqis Humaira binti Alm Setyanto dengan mas kawin tersebut dibayar tunai
"Bagaimana saksi?"
"Sah"
Dan hanya dalam beberapa detik, mereka berdua telah sah menjadi suami istri
Bilqis menahan air matanya agar tidak jatuh karena rasa sakit hatinya kepada Reyhan
Pak penghulu memberikan beberapa nasehat kepada mereka tentang pernikahan
Dan setelah itu Pak penghulu dan para tamu berpamitan kepada Paman Barkah, Arsya dan Bilqis
Rumah menjadi sepi lagi setelah semuanya telah pulang
"Kalian berdua masuklah ke dalam kamar dan istirahat" ucap Paman Barkah
Bilqis dan Arsya saling pandang karena bagaimana mungkin mereka masuk ke dalam kamar yang sama
"Kalian sudah menikah jadi jangan saling pandang" Paman Barkah langsung masuk ke dalam kamarnya
Bilqis masuk ke dalam kamar dan setelah itu disusul oleh Arsya
"Mandilah dulu biar segar" ucap Arsya
Bilqis menganggukkan kepalanya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi
Sambil menunggu Bilqis mandi, Arsya mengambil ponselnya dan memberitahukan kepada keluarga besar kalau dirinya sudah menikah dengan Bilqis
"BIlqis Humaira, mantan dari Yanuar Tristian?" Tanya Mama
Arsya menganggukkan kepalanya dan Mama langsung tersenyum kepada Arsya
Mama Ara bisa bernafas lega karena akhirnya Arsya menikah dengan wanita yang dari dulu dia cintai
"Setelah tujuh hari, keluarga kita harus mengadakan acara ngunduh mantu" ucap Mama Ara
Arsya meminta Mama yang mengurus semuanya dan setelah itu Arsya menutup ponselnya
Bilqis keluar dari kamar mandi dan meminta Arsya untuk mandi
"Mas Arsya apakah aku bisa bicara sebentar? Tapi nanti saja setelah Mas mandi" ucap Bilqis
Arsya masuk ke kamar mandi dan lekas mengguyur tubuhnya dengan air dingin
Tak lama kemudian Arsya telah selesai mandi dan melihat Bilqis yang sudah duduk di atas tempat tidur
"Ada apa Dik?" Tanya Arsya
"Aku minta maaf karena tidak bisa menemani Mas tidur di tempat tidur yang sama. Aku nanti tidur di bawah saja Mas" ucap Bilqis dengan mata berkaca-kaca
Arsya tersenyum dan ia meminta BIlqis untuk tidur di tempat tidur
Arsya memahami betul dengan perasaan yang dihadapi Bilqis sekarang
"B-baiklah kalau begitu aku tidur dulu"
Bilqis langsung mengambil selimut dan menutup seluruh tubuhnya
Arsya mengambil bantal dan tidur di bawah yang sudah ia beri tikar
Bilqis langsung menangis sejadi-jadinya dibalik selimut dan Arsy mencoba berpura-pura menutup mata dan telinganya
Arsy merasakan pasti sangat sakit jika dirinya yang menjadi Bilqis
Jam menunjukkan pukul empat pagi dan Arsya membuka matanya perlahan lahan
Arsya duduk dan melihat Bilqis masih menutup tubuhnya dengan selimut
Entah sampai jam berapa Bilqis berhenti menangis karena kecewa dengan Reyhan yang tidak datang di acara pernikahannya
Arsya langsung berdiri dan berjalan menuju kamar mandi
Mendengar suara pintu kamar mandi yang ditutup, Bilqis membuka matanya
Bilqis mengambil ponselnya untuk melihat jam berapa sekarang
"Sudah jam empat pagi" gumam Bilqis
Disaat Bilqis akan membuka selimutnya tiba-tiba mendengar suara pintu kamar mandi yang dibuka oleh Arsya
Biliqs menutup separuh selimutnya dan berpura-pura tidur
"Alhamdulillah segar sekali" ucap Arsy sambil akan melepas handuknya
Mata Bilqis melihat tubuh suaminya yang sangat atletis dan disana Bilqis melihat si mungil yang terpampang jelas
"ARGGHH!! Mas Arsy kenapa tidak pakai baju?!"
Melihat teriakan istrinya, Arsy langsung mengambil handuk dan menutup si mungil
"Kamu kenapa juga pura-pura tidur?" Tanya Arsy
Bilqis yang malu langsung bangkit dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi
Di dalam kamar mandi, Bilqis menggelengkan kepalanya saat si mungil masih ada dipikirannya
"Kamu mikir apa Bilqis?" ucap Bilqis yang langsung bergegas mandi
Beberapa menit kemudian Bilqis keluar dari kamar mandi
"Ayo kita lekas sholat subuh" ajak Arsya yang sudah menunggunya dari tadi
Bilqis langsung segera memakai mukenanya dan setelah itu mereka berdua melakukan sholat subuh berjamaah
Setelah selesai sholat, Arsya meminta Bilqis untuk tidak beranjak dari duduknya
"Bolehkah Mas mencium keningmu?" Tanya Arsya
Mendapatkan pertanyaan dari suaminya yang seperti itu, Bilqis langsung menundukkan kepalanya
"Kalau kamu belum siap tidak apa-apa" ucap Arsya yang tidak ingin memaksa Bilqis
"Aku memperbolehkan Mas Arsya untuk mencium keningku"
Mendapatkan ijin dari sang istri, Arsya langsung mencium kening Bilqis sambil membaca doa agar pernikahannya selalu samawa
Dan setelah itu BIlqis melepaskan mukenanya dan segera membuat kopi untuk suaminya
"Selamat pagi pengantin baru" ucap Paman Barkah yang melihat Bilqis keluar dari kamarnya
"Selamat pagi Paman"
Bilqis segera mengisi air ke dalam teko dan menaruhkan di atas kompor
"Mas Arsya suka kopi pahit apa manis ya?" ucap Bilqis yang kebingungan
"Aku suka kopi setengah manis" Jawab Arsy yang saat ini sudah ada di dapur bersama Bilqis
Bilqis mengambil satu setengah sendok gula dan memasukkannya ke dalam gelas
Bilqis meminta suaminya untuk menunggu di ruang tamu bersama Paman Barkah
Setelah airnya matang, Bilqis membawa dua cangkir kopi untuk Paman dan suaminya
"Bilqis duduklah di sini, Om akan memberitahukan sesuatu" ucap Paman Barkah
Bilqis langsung duduk di samping Arsya dan setelah itu mereka siap untuk mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Paman Barkah
"Paman akan bekerja lagi di luar negeri dan Paman harap kalian selalu akur" ucap Paman Barkah
Paman Barkah kembali bekerja di luar karena pimpinan Paman Barkah tidak ingin jika Paman berhenti
Mendengar pernyataan Paman Barkah, Bilqis bangkit dari duduknya dan langsung memeluk erat tubuh Paman Barkah
"Jangan tinggalkan Bilqis sendirian disini"
Pama Barkah tertawa terbahak-bahak melihat tingkah keponakannya yang seperti anak kecil
"Bukankah sudah ada Arsya suamimu nduk" Jawab Paman Barkah
"Mungkin Bilqis lupa kalau sudah punya suami" ledek Arsya
Bilqis yang malu langsung bersembunyi di balik punggungnya Paman Barkah
Pama Barkah meminta mereka untuk rukun dan jika ada pertengkaran atau yang lain. Paman meminta mereka untuk segera menyelesaikannya
"Selalu percaya dengan pasangan kita dan selalu komunikasi"
Nasehat yang Paman Barkah berikan langsung masuk kedalam telinga mereka berdua
Kemudian Arsya juga memberitahukan kepada Paman Barkah dan Bilqis kalau Mamanya ingin mengadakan acara ngunduh mantu
Paman Barkah meminta Arsya untuk melakukan sekarang karena malam nanti Paman akan berangkat ke luar negeri
Arsya mengambil ponselnya dan memberitahukan semuanya kepada Mama
Dan akhirnya Mama setuju tetapi bukan ngunduh mantu melainkan syukuran atas pernikahan Arsya dan BIlqis.
Paman Barkah sangat menyetujui apa yang dilakukan oleh Mama Arsya
Reyhan membuka matanya setelah dirinya pingsan karena melakukan pesta mi**s bersama Ryan yang merupakan kaki tangannya
Reyhan tidak menyadari kalau dirinya selama satu hari tidak sadarkan diri
Dan sekarang Reyhan masuk ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke rumah Bilqis
Reyhan meninggalkan Ryan yang tidak bangun juga setelah beberapa kali Reyhan membangunkannya
Reyhan mulai melajukan mobilnya menuju rumah Bilqis
Sesampainya di rumah Bilqis, Reyhan melihat tidak ada tamu yang hadir dan suara musik yang seharusnya menggema di pernikahannya
Reyhan turun tanpa melihat ada keanehan yang terjadi pada dirinya
"Mas cari siapa? Kenapa berpakaian seperti pengantin?" Tanya tetangga Bilqis yang belum mengenal Reyhan
"Saya calon suaminya Bilqis dan hari ini kami akan menikah" Jawab Reyhan dengan santainya
Tetangga Bilqis langsung tertawa melihat Reyhan yang seperti orang tidak waras
"Kenapa anda tertawa? Apakah ada hal lucu?"
"Jelas saya tertawa, ternyata kamu mempelai pria yang tidak datang kemarin"
Reyhan yang kebingungan akhirnya bertanya kembali kepada tetangga Bilqis
"Mas sekarang hari kamis dan pernikahan Bilqis kemarin hari Rabu"
Reyhan langsung mengambil ponselnya dan benar kalau hari ini hari Kamis
"Lalu dimana Bilqis dan Pama Barkah? Kenapa rumahnya sepi?"
"Mereka sekarang sedang berada di rumah Arsya suami Bilqis "
Reyhan membelalakkan matanya saat mendengar perkataan tentangga Bilqis yang bernama Pak Hamid
Pak Hamid juga mengatakan kalau sekarang mereka mengadakan syukuran pernikahan Bilqis dan Arsy
"Syukuran pernikahan?"
Reyhan melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam mobil dengan tatapan kosong
"TIDAK!! KENAPA KAMU TIDAK MAU MENUNGGUKU MALAH MENIKAH DENGAN ORANG LAIN?!" Teriak Reyhan sambil memukul-mukul setirnya
Hubungan yang telah dijalin selama tujuh tahun harus hancur seketika
"Hahaha, aku seperti orang bodoh!!"
Reyhan mengambil ponselnya dan segera menghubungi BIlqis
Bilqis tidak mendengar jika ponselnya berdering karena saat ini dirinya sedang berada di ruang tamu dengan keluarga Arsya
"Masya Allah, kamu masih cantik seperti waktu itu" ucap Mama yang memuji Bilqis
Sudah beberapa tahun Mama memang tidak pernah bertemu dengan Bilqis
Mereka terakhir bertemu di pemakaman mantan kekasih Bilqis
"Saya selaku wali dari Alm orang tua Bilqis ingin mengucapkan terima kasih dan saya juga ingin menitipkan Bilqis"
Om Barkah juga memberitahukan kepada Mama kalau malam nanti dirinya akan kembali bekerja di luar negeri
"Saya akan menjaganya seperti putri saya sendiri" ucap Mama
Setelah acara selesai, Om Barkah berpamitan kepada BIlqis dan semua anggota keluarga Arsya
"Om..." Bilqis memeluk Om Barkah dengan air mata yang mengalir
Om Barkah meminta selalu menjaga dirinya dan suaminya
Bilqis menganggukkan kepalanya dan setelah itu Om Barkah berangkat ke Bandara
"Ayo kita istirahat" ajak Arsya yang langsung menggandeng tangan istrinya
Sebelum masuk kamar, Mama memanggil Bilqis dan membisikkan sesuatu yang membuat jantung Bilqis berdetak kencang
"Cucu?"
"Iya sayang, lekas berikan Mama cucu yang cantik" ucap Mama
Bilqis menundukkan wajahnya dan meminta ijin kepada Mama untuk masuk ke kamar
"Dasar pengantin baru masih malu-malu, paling kalau sudah tahu rasanya malah minta terus' ucap Tante Dina yang merupakan adik Mama
Mama mencubit lengan Tante Dian agar diam dan tidak ingin membuat malu Bilqis.
Bilqis masuk ke kamar dan melihat suaminya yang sudah membentangkan selimut di lantai
"Mas Arsya, tidurlah di atas, nanti kita kasih pembatas guling" ucap Bilqis yang tidak tega melihat wajah suaminya
"Kamu yakin?" Tanya Arsya
Bilqis menganggukkan kepalanya dan ia langsung mengambil guling untuk dijadikan pembatas
"Selamat istirahat Bilqis"
"I-iya Mas"
Mereka berdua mencoba memejamkan mata dengan detak jantung yang berdetak kencang
Bilqis dan Arsya tidak berani ada yang bergerak dan tiba-tiba tidak sengaja kaki Arsya menyenggol kaki Bilqis
"M-maaf..."
Bilqis pura-pura tidur agar Arsya tidak malu ketika kakinya menyenggolnya
Arsya mencoba memejamkan matanya dan mencoba untuk tidur
Hanya dalam hitungan detik Bilqis telah tertidur pulas dan guling untuk dijadikan pembatas telah hilang kemana
Arsy yang belum bisa tidur bisa merasakan kalau Bilqis saat ini sedang memeluknya
"Jangan berdiri dulu si mungil, belum waktunya kamu tampil" ucap Arsya dalam hati
Sebagai lelaki normal yang mendapatkan pelukan dari istrinya, si mungil pasti akan bangkit dari tidurnya
Arsya mencoba melepaskan tangan Bilqis agar tidak memeluknya tetapi Bilqis malah memeluk erat tubuhnya
Arsya hanya bisa berdoa untuk tidak tergoda dengan istrinya yang sangat cantik sekali
"Si mungil tolong di tahan dulu ya" ucap Arsya sambil menggelengkan kepalanya
Arsya yang mengantuk akhirnya tertidur juga dengan posisi yang sama
Keesokan paginya dimana jam menunjukkan pukul empat pagi
BIlqis membuka matanya dan melihat hidung suaminya yang sangat mancung sekali
"Tampan sekali kamu Mas" ucap Bilqis yang belum sadar kalau tangannya sedang memeluk tubuh suaminya
"Apakah sudah puas menatapku sayang dan sekarang tolong lepaskan tanganmu"
Bilqis langsung terkejut dan melepaskan pelukannya dan ia segera masuk ke kamar mandi
Jantung Bilqis berdetak kencang dan ia melihat pipinya yang memerah seperti udang rebus
"Aduh memalukan sekali aku ini, dimana guling semalam?"
Bilqis segera mandi dan setelah itu ia keluar dari kamar mandi
"M-mas mandi dulu" ucap BIlqis yang masih menundukkan kepalanya
Arsya menahan tawanya ketika melihat istrinya yang masih menundukkan kepalanya
BIlqis lekas memakai mukenanya dan menunggu suaminya yang masih mandi
Setelah selesai mandi mereka berdua lekas melaksanakan sholat subuh berjamaah
"Bilqis, Mas mau bicara sebentar"
"Ada apa Mas?" Tanya Bilqis dengan wajah cemas
Bilqis takut jika semalam dirinya melakukan hal aneh yang membuat Arsya marah
"Jangan menunduk terus, pandang wajah Mas"
"I-iya Mas " Bilqis mengangkat kepalanya perlahan lahan
Arsy memandang wajah istrinya yang sangat cantik sekali
"Masya Allah, cantik sekali kamu"
"Terima kasih Mas, Mas ingin bicara apa?"
Kemudian Arsya menanyakan tentang kegiatan apa yang biasanya Bilqis lakukan dan ada pertanyaan yang membuat Arys resah tetapi dia harus mengatakan kepada Bilqis soal nafkah batin
"Bilqis biasanya jualan kue di pasar dan soal itu..."
"Sudah jangan diteruskan, aku akan menunggumu sampai kamu siap" ucap Arsya yang langsung berdiri dan keluar dari kamarnya
Bilqis merasa tidak enak hati dengan Arsya yang jelas-jelas telah menjadi suaminya
"Aku akan memberikan hak kamu mas setelah aku bertemu dengan Reyhan" ucap Bilqis dalam hati
Bilqis ingin mengetahui apa alasan Reyhan tidak datang ke pernikahannya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!