Aku mulai meneteskan air mata ku, saat Aku melangkahkan kaki ku menuju mobil travel Rasanya begitu lunglai saat ku tinggalkan adik ku yang masih membutuhkan kasih sayang.
sejak ibu meninggal dan bapak nikah lagi, keluarga kami jadi hancur berantakan. karna Ulah perempuan itu! bapak jadi menelantarkan kami.
lambaian tangan. adik ku dan simbah putri dan mbah akung membuat ku haru.
jujur memang perih
Tapi adik ku juga butuh pendidikan yang layak. jadi sebisa mungkin aku yang akan menggantikan posisi ayah mencari nafkah tulang punggung keluarga.
semoga saja nanti di kota aku bisa sukses dan membahagiakan adik ku dan simbah,
mobil melaju menembus jalan raya. gemerlap merli lampu ibu kota mulai terlihat, tandanya aku sudah hampir sampai.
beruntung aku dapat kerjaan dari teman SMP ku dulu, tawaran pekerjaan sebagai tukang setrika mungkin namanya laundry kalau tidak salah?
kebetulan ini juga pengalaman pertama ku.
" de..de ini sudah sampai yah, ini bukan tempatnya? "
" oh iyah pak.." Aku membuka mata dan mencari ponsel ku untuk menelfon diana.
setelah aku membayar ongkos travel diana mengajak ku masku dan beristirahat.
diana langsung menyuruh ku beristirahat karna hari masih terlalu pagi dini jam 02.30
tak terasa aku langsung terlelap tidur, mungkin karna rasa kantuk yang mendera sebaba tidur dalam travel membuat ku sangatlah tidak nyaman.
alarm ponsel Diana berdering jam menunjukan pukul 07.00.
" kok Diana bangunnya siang banget." gumam ku dalam hati.
" huammm..aku mandi dulu yah Ratna." ucapnya sambil ngeloyor pergi.
Aku fikir bekerja disini bangun jam 4/5 pagi.
seperti cerita-cerita, sepupu ku yang bekerja sebagai ART.
" hey kok bengong kenapa? " ucap diana saat kembali.
" kamu apa. ini bangun tidak kesiangan? " tanyaku heran.
" ngak lah, biasanya juga aku bangun jam delapan, ini karna ada kamu saja jadi aku bangun lebih cepat biar kita bisa sarapan." ucap diana santai.
setelah Aku selesai mandi ia juga langsung turun kebawah menemui bos nya.
" permisi bu. ini teman saya yang dari kampung." ucap diana.
" iyah duk ayo duduk." ucap bu bos.
" sudah pernah kerja sebelumya? " sambung bu lina
" belum bu saya, belum pengalaman. " jawab ku lugu.
" owalah..yah wis kamu tak kasih jadi kasir saja di Cempaka 2, hari ini kamu bisa langsung kerja ya..nanti di Temani bang aldi tenang aja di senior disini kok.." jelasnya
" iyah..tadi siap nama kamu nduk? "
" Ayu Ratna.." jawab ku lembut..
" alhamdulilah akhirnya perjuangan ku tidak sia-sia. aku langsung di terima kerja." batin ku.
setelah aku dan karyawan yang lainya selesai sarapan bang aldi langsung mengajak ku untuk berangkat ke cempaka 2.
Rasanya risih sekali berboncengan dengan laki-laki ternya..
benar saja kata ibu! bang aldi sepanjang jalan mengajak ku ngobrol tiada henti. bersyukurnya juga ternyat dia amat sabar mengajari ku saat mengunakan sistem laundry.
Dari kami berangkat hinga menjelang sore tiada sepi pengunjung. tumpukan pakaian kotor semakin pengap membuat ku tak henti mengucap syukur..
iyah? bersyukur masih di beri pekerjaan...
Tidak lupa juga, aku izin pada bang aldi untuk menjalan kewajiban sebagi wanita muslim.
" bang saya izin shalat dulu yah. " ucap ku.
" iyah ratna.." bang aldi masih sibuk mengumpulkan rekapan hari ini..
hingga lampu jalan mulai di menyalahkan Tandanya sudah hampir menjelang magrib.
dari pengambilan barang sampai pemasukan barang setiap harinya omset yang di Tarsir mencapai dua juta lebih..
" Alhamdulilah..." batin ku.
setelah jam menunjukan pukul 22.00 kios di tutup.
" kita pulang sekarang yuk." ucap bang aldi.
aku langsung naik ke'atas motor nya.
" kamu asli orang mana Yu.." ucap nya. memecahkan keheningan
" aku Asli jawa bang.." ucap ku.
" aku juga jawa yu.."
" jawanya. mana abang? " ucap ku
" jawaban dari Doa'doa mu..kikiku." ucap aldi spontan aku menahan tawa.
" Abang baru kenal udah gombal aja..."
" Aku ngak gombal Ayu..aku serius dari jawa barat." ucapnya kali ini serius
" iyah.. iyah..percaya deh."
" aku manggil kamu Ayu aja ngak papa kan? "
aku mengangguk, kulihat ia mengarahkan kaca spion ke arah ku. dan tersenyum seolah salah tingkah.
aku menunduk malas!..karena jika aku terus meladeni nya,
sesampainya di depan gerbang mes, aku langsung masuk dan menyerahkan uang hasil barang Hari ini.kebetulan rumah ibu terletak di bawah dan lantai atas. di buat untuk kos kosan yang hanya enam pintu. serta separuh nya tempat tingal kami para karyawan khusus perempuan.
" ibu..." aku mengetuk pintu Rumah ibu.
" iyah masuk, "
aku masuk dan menyerahkan uang hasil hari ini..
setelah itu aku langsung naik ke mes dan beristirahat, baru saja ku injakan kaki ku ke tangga,
di arah kamar tempat ku beristirahat sudah ada para penghuni kosan, yang sedang duduk di sofa depan..
" Aduh..mana cowok semua lagi.." gumam ku,
Aku yang cukup lelah akhirnya memberanikan diri melewati mereka yang sedang duduk karna kantuk yang semakin nyata di mata ku.
" permisi bang..." ucap ku.
mereka menjawab seksama. namun kulihat pria yang sedang bermain gitar, dan bernyanyi lagu barat yang tak ku ketahui. ia duduk menyendiri di sudut, memperhatikan ku. sejak dari aku datang tadi pagi.
entahlah? apa mungkin aku saja yang ke ge'eran.
sesampainya di kamar aku langsung membaringkan diriku ke kasur.
" sungguh aku lelah sekali hari ini.."
Lelah yang mendera mata ku langsung terpejam tampa aku membersihkan diriku terlebih dahulu..
🌷🌷🌷
alarm ponsel ku berdering. jam menunjukan pukul 08.00
aku terbangun dengan langkah sempoyongan, ku ambil handuk yang tergantung di pinggir pintu.
dan langsung bergegas mandi..
saat sampai di depan kamar mandi, ternyat kamar mandi sedang di gunakan semua, aku yang malas akhirnya terduduk di sofa..
hinga tidak sadar aku mungkin tertidur di sofa...
" mba mau mandi.." ucap laki-laki yang sontak membuat ku kaget.
" astaghfirullah, " aku kaget dan mata ku membulat dengan sempurna.
ia tersenyum menatap ku. dan aku langsung berlari kecil menuju kamar mandi.
selesai mandi aku langsung sarapan, dan seperti biasa aku langsung bekerja. di antar Oleh bang aldi.
kulihat har ini bang aldi rapih, dan bau harum sekali,
aku langsung naik ke motor bang aldi, dan motor pun langsung melaju..
sesampainya disana aku dan bang aldi langsung membuka kios. sudah ada yang menunggu mengambil pakaian yang di masukan laundry..
" mba aku ambil laundrynya, " ucap seorang perempuan muda.
" iyah kak..tunggu yah.. Atas nama siap? " ucap ku.
" atas nama Nurul.." ucapnya..
aku langsung mencari barang dan langsung menyerahkan padanya...
Aku langsung merapihkan kios dan menyapu halaman ya..
bang aldi kebetulan langsung sigap membantu ku..
ku amati bang aldi yang perawakan'nya seperti bapak..
aku sebenarnya rindu jika mengingat bapak, namun aku juga benci pada bapak saat ibu sedang sakit bapak malah kepergok sedang berduaan dengan perempuan itu. dan bapak lebih memilihnya, dan malah meninggalkan ku dan rara.
" kamu kenapa yu.kok bengong? " bang aldi mengagetkan ku, yang terbengong karna sedang memandang kosong.
" ehh- engak bang aku ngak apa.." ucap ku lemas.
Happy reading..!!💐💐💐
jangan lupa like and vote dan tinggalin jejaknya juga yah say...
waktu yang menghapus luka perih di hati kini berganti menjadi kebahagiaan yang hampir sempurna aku sudah menginjak satu bulan di tempat loudry bang aldi yang sudah tidak lagi mengantar jemput ku seperti biasa. karna aku sudah di tugaskan bekerja sendirian tampa kawalan bang aldi.
" keras banget yah hidup." celoteh ku sambil menutup kios.
tiba-tiba saja hujan yang tidak di sambut datang tampa menunjukan tanda tandanya.
" waduh kok bisa hujan. " aku kebingungan sebab kios sekeliling sudah sepi.
ku ambil ponsel yang sedari Tadi. berada pada tas mungil yang setia menemani ku.
" ibu Ratna nunggu hujan redah yah di kapten hujan tiba-tiba deras tampa aba aba. "
tulis ku pada pesan WA.
aku menunggu sambil melirik sekeliling tidak ada angkutan umum apa lagi Grab mangkal. Rasanya ingin memasan ojol memori ponsel yang kadung penuh tidak bisa mengunduh aplikasi baru.
" ya allah mau beli ponsel baru saja harus nunggu ada rejeki lagi. " batin ku melamun sambil mengigit jari.
pesan masuk dari bu bos. membangunkan lamunan ku.
" ibu sudah memesankan kamu Grab, kamu siap siap." tulis ibu.
" baik bu siap."
kumatikan lagi ponsel ku setelah berbalas singkat, untung saja bu bos memang sangatlah pengertian pada ku.
aku kembali berdiri sambil menunggu jemputan datang.
beberapa menit akhirnya mobil menjemput aku langsung masuk kedalam karna hujan yang semakin turun deras.
" sesuai tujuan yah mba."
" iyah mas."
mobil melaju menerjang derasnya hujan hatiku gemetar karna kilat mulai mengeluarkan cahayanya di langit gelap pekat.
lima belas menit akhirnya mobil berhenti di depan gerbang mes. aku langsung turun dari mobil menuju rumah ibu menyerahkan hasil rekapan hari ini.
" bu ini buku rekapnya aku langsung istirahat yah bu." ucap ku.
ibu yang sedang fokus nonton Drakor hanya mengangguk kepala. dan aku langsung bergegas naik ke tempat istirahat.
" aduh ada mas itu lagi." batin ku.
terpaksa aku menahan debar berjalan di depannya. entah aku gugup apa sedang kecapean tiba-tiba aku terpeleset percikan air ke lantai hingga aku terpeleset.
Dobrak...
" aduh.." pekik ku.
ia langsung menolong ku, aku malu sekali Gus gugup, karna perta kalinya kami berpandangan sedekat ini, biasanya aku hanya bisa kepo lirak-lirik kini kami malah sedekat ini.
" kamu ngak papa? " ucap nya.
suaranya selembut sutra. membuat rasanya aku ingin menghentikan waktu.
" kamu ngak papa? " ucapnya lagi, aku tidak sadar ia membantu ku berdiri.
" ehhh..ia aku ngak papa " ucap ku menahan debar.
" makasih mas." ucap ku lirih dan langsung pergi.
jujur aku ingin berlama lama menatapnya. karna sejak awal bertemu dengan. nya aku sudah menaruh hati.
" ya allah apa ini.." aku tersenyum sendiri melihat diriku yang semakin semrawut senyum senyum sendiri.
aku mendekap guling sambil tersenyum simpul. mengingat kejadian yang baru saja aku alami.
" nama dia fir apa yah? kok anak kost pada pangilnya fir.." batin ku tersenyum kikuk.
aku langsung memejamkan mata karna hari sudah larut malam. dan juga hujan belum redah.
pagi menjelang terdengar suara riuh dian tertawa entah sedang menertawakan apa?
" aduh brisik banget diana ini.." aku membuka mata ku dan melihat ponsel ternyat hari ini aku libur.
" alhamdulillah " batin ku.
aku merapihkan lagi posisi ku berniat ingin terpejam kembali, diana malah mengetuk pintu kamar ku.
" na..Ratna.." ucapnya.
aku membuka pintu dengan langkah sempoyongan.
" ada apa yan? "
" pinjam kerudung mu dong.."
" ambil aja di jemuran belakang, dari kemarin belum ku angkat jemuran nya." jelas ku.
dian mengangguk dan langsung meningkatkan ku yang masih mematung.
ku tutup pintu dan langsung ku berbaring lagi. tubuh ku di kasur. Rasanya tulang tulang ku bunyi semua ternya terlalu banyak bergadang. pada malam hari membuat. tidak baik untuk kesahatan.
" aku laper hmmm.." perut ku mulai keroncongan dan dibawa tidur lagi pun tidak nyama..
terpaksa aku harus membuka mata ku lagi, karna perut ku semakin perih.
" aku mandi dulu saja lah, setelah mandi kayanya makan mie ayam ujung jalan sana enak." gumam ku.
dan langsung menarik handuk yang tergantung di pintu.
setelah selesai mandi aku langsung memesan mie ayam langganan bang aldi.
" pak mie ayam satu, di bungkus yah " ucap ku.
" siap pakai pangsit basah neng? " ujar pak ujang.
" iyah pak biasa " cicit ku
pak ujang dengan cekatan langsung membuatkan pesanan mie ku,
" ini neng mie nya."
" berapa pak? "
" biasa dua belas ribu aja neng "
aku menyerahkan uang pada pak ujang.
dan langsung pulang menuju mes, terlihat pria yang di kenal dengan sebutan fir sedang berdebat dengan wanita paruh baya.
" pokoknya kamu harus pulang fir, mamih ngak mau kamu kaya gini " ucap ibu itu sambil langusng masuk kedalam mobilnya
Aku pura-pura tidak mendengar dan langsung berjalan di belakang fir.
terlihat sofa tempat nongkrong anak kosan sepi, aku langsung duduk disana sambil menikmati mie ku.
ku dengar suara langkah kaki menuju sofa.
" itu pasti fir " batin ku sambil mencuri pandang.
Tidak terduga langkahnya mulai mendekat pada ku. " apa dia mau kesini "
sialnya aku tersedak oleh pangsit yang ku masukan ke mulut ku semua.
uhhukkk...
" kamu kenapa? " ucapnya.
aku menatapnya sambil membungkam mulut ku, kurasa. wajahnya memandang ku panik.
bukan hanya rasa panas sambal dan juga perih di tenggorokan namun jadi satu karna rasa grogi yang semakin membuat hati berdebar.
aku langsung berlari kecil ke kamar mandi, meninggalkan ia yang masih mematung menatap ku.
saat aku kembali ternya ia sekarang malah duduk di sofa di samping mie ku.
" ya allah, mimpi apa semalam " batin ku.
aku berusaha melupakan mie ku, dan berniat ingin kembali ke kamar.
" tunggu kamu mau kemana? " suaranya sama lembut seperti tadi malam saat menolong ku jatuh.
aku menoleh sambil tersenyum.
" ini mie kamu, kok mau di tingal mubazir buang makan " ucapnya.
" masyaallah..Ternya bukan cuman tampan dia juga tau agama." batin ku.
dengan menhan debar aku mendekatinya dan mengambil mie yang ada di samping nya, ia menyuruh ku duduk dan menghabiskan mie ku, terlihat ia mengusap usap, kening nya. seperti sedang banyak beban hidup.
" kamu mau? " ucap ku memberanikan diri.
ia menggeleng sambil tersenyum.
hatiku langsung berbunga-bunga, senyumnya candu membuat aku terngiang. mungkin saja bisa terbawa mimpi sampai malam.
" ya allah ratna kamu ini mikirin. apa sih? " aku menggerutu dalam hati karna otak ku yang semakin ngaco.
" kita belum kenalan kan? aku safir " cicitnya tampa mengulurkan tangan.
" iyah saya Ratna. " ucap ku.
baru saja kulihat safir hendak bertanya anak kos. yang suka menggangu ku datang membawa kan aku martabak, sungguh merusak moment.
" Ratna saya bawakan kamu martabak kamu ini " ia menyerahkan plastik berisi martabak.
" coklat kesukaan kamu." sambungnya lagi.
" iyah mas anam makasih." ucap ku.
namun kulihat safir memalingkan wajahnya saat aku mengambil martabat dari tangan anam.
happy reading....🍁🍁🍁
jangan lupa like komen and subcribe 🤗🤗
entah kenapa dari tadi siang perasaan ku tidak enak! aku menyapu halaman kios dengan perasaan gelisah,
" aku kepikiran kampung terus yah.."
bang ade mengantarkan aku jatah makan siang. seperti biasa sambil menunggu pelanggan mengambil baju laundry, aku menyempatkan untuk mengisi perut ku yang memang sedari pagi belum sarapan.
aku menyuap nasi dan sayur ke mulut ku, sambil ku buka media sosial yang memang sudah lama tidak ku buka. Data ku aktifkan namun aku terkejut saat aku membaca pesan dari bude laksmi.
" mulih oh, nduk keluargamu niki " tulisnya. pada jam 02.33 dini hari.
aku membaca penuh Tanda tanya? apa yang terjadi di kampung. aku membalas pesannya Wa nya ceklis.
aku mencari sosial media sepupu ku najma, karna aku tidak punya nomer wa nya. namun aku melihat video potongan longsor dari akun media tetangga kampung ku, aku syok, panik, dan bingung. bagai mana keadaan keluarga ku di kampung!.
aku yang panik langsung tak berselera makan, dengan tubuh gemetar terpaksa aku langsung menelfon bude ku. namun juga tidak di angkat.
aku menunggu balasan dari aku medsos ku sampai kesal, karna ia memosting. namun tidak membalas komentar.
aku kesal, lemas, marah, gemetar jadi satu. hingga sampai jam tuju malam juga belum ada kabar?
hingga nomer tanpa nama menelfon, aku langsung buru-buru mengangkat.
" hallo assalamualaikum "
" Waalaikumsalam. ini siapa? " ujar ku.
" saya pak wiyono, kamu sudah dengar kabar tanah longsor di kampung tegalsari? " ujar nya.
" iyah pak." aku menjawab dengan nada gemetar.
" kamu yang tabah yah nok," ucap pak wiyono terbata.
" pak keluarga saya bagai mana pak? " aku yang penasaran langsung bertanya keadaan keluarga ku.
" keluarga kamu, tidak ada yang selamat nok. makanya kami baru memberi tahu, karna saya kira keluarga mu pas kejadian pergi menyelamatkan diri. ternyat time evakuasi menemukan si mbah putri, mbah akung, dan adik rara, dalam keadan tidak. bernyawa. " pak wiyono menjelaskan dengan nada gemetar.
aku diam syok, lemas, dan langsung pingsan...
dan tidak mengingat apa pun! yang aku tahu aku sudah di mes, dan diana memberikan hidung ku minyak aroma terapi. disitu aku baru sadar. diana langsung memeluk ku dengan erat.
" sing sabar.."
aku menangis tidak menghiraukan karyawan lain yang menatap ku, aku marah, kesal, kecewa, hingga sampai ibu bos datang menenangkan ku.
" Ratna kamu yang sabar nduk, semua takdir dari gusti allah." ibu mengusap kepala ku yang berbalut kerudung.
" aku mau pulang bu..mau pulang sekarang " ucap ku dengan nada sesenggukan.
" sudah larut begini nduk, tadi ibu juga dapet kabar dari bude kamu. keluarga kamu sudah di makamkan. "
" ini ngak mungkin! bude pasti bohong. bude pasti bohong saya." aku menangis lagi,
lemas sudah pasti. rasanya hatiku hancur berkeping-keping! baru saja satu bulan aku tingal merantau mereka malah meninggalkan aku untuk selamanya.
aku menangis meronta tetap ingin pulang, diana bang aldi, bang ade, dan karyawan lainya membujuk ku namun aku tetap kekah ingin pulang melihat makam keluarga ku.
hingga suara dari tangga, yang berhasil menghentikan tangisan ku. dan sukses membuat mereka semua saling tatap!.
" saya yang akan mengantar Ratna." ucapnya tegas.
" heh..bang Safir luh yakin udah malam begini? " bang aldi meyakinkan.
" saya yakin. saya akan menyuruh orang saya, untuk membawa mobil kesini dan mengantarkan kamu pulang Ratna." ucapnya ia langsung mengambil ponsel dari saku celananya.
" wis toh, ayo kita siap-siap, kamu yang tegar " ucap diana membantu ku berdiri.
aku menarik nafas panjang, dan beranjak rasanya hampir ambruk. untung saja diana sigap menolong ku.
beberapa menit kemudian, mobil sampai di depan, aku berpamitan pada ibu diana, dan lainya. ibu memeluk ku erat sekali, menyuruh ku agar tetap tabah.
" kalau urusan sudah selesai kamu bisa balik lagi kesini nduk, ibu dan yang lainya bakalan selalu ada buat kamu." ujar ibu.
aku hanya menangguk sambil membalas pelukan ibu. rasanya sakit di ulu hati begitu mencekik,
aku memasuki mobil kulihat safir sedang mengobrol dengan si pengatar mobil nya.
" kalau mamih tanya, bilang saja saya ada reuni ke bogor dan mungkin akan ada pekerjaan disana juga. "
" siap pak."
saat memasuki mobil Terlihat ia tersenyum pada ku, dan menatap ku penuh iba.
" alamatnya mana? biar kita bisa cari di GPS "
" tegal sari, jawa tengah, kecamatan jatinegara." ujar ku.
ia langsung mengetik alamat, dan mobil langsung melaju. karna sudah jam. sebelas malam. sepanjang perjalan kami terdiam membisu ia fokus menyetir. aku masih menangis lirih. bayangan mbah dan rara masih melintas di fikiran ku, aku merindukan mereka. jika saja ini bukan kehendak dari allah mungkin waktu itu aku memilih mengajak mereka ke kota,
" kamu kalo ngantuk tidur aja na." ujarnya sekilas melirik ku.
aku menggeleng. sambil kuhapus air mata ku, dengan ujung jilbab.
" heemmm..ini ada tisu kamu pakai aja yah, kamu juga harusnya istirahat dulu, biar sampai sana kamu bisa tenang. yah setidaknya biar ngak oleng "
aku menarik tisu yang ia berikan. ku hapus lagi air mata yang sedari Tadi ku cegah namun tetap jatuh.
hingga tak ku sadari, mungkin aku terlelap soalnya saat aku membuka mata mega sudah muncul kan warnanya.
kulihat safir yang masih fokus melihat ke depan. sungguh ia pria yang baik hati, bukan hanya tampan tapi juga hatinya sangat penolong.
" kita berhenti di rest area dulu, kita makan isi perut biar ada tenaga, " ucapnya tanpa menoleh.
hingga mobil berhenti di parkiran, ia turun dan membukan pintu mobil untuk ku, kami berjalan berdamping, tapi tetap menjaga jarak. hingga sampai dimeja makan.
" silahkan mba, mas mau pesan apa? " ucap pelayan.
" teh hangat, sama soto babat, kamu -apa Na?"
" samain aja mba." ucap ku.
setelah pelayan membuatkan pesanan kami, aku berniat ingin pergi ke toilet untuk mencuci wajah ku yang mungkin sudah kucel.
" Mas. saya mau ke Toilet sebentar yah."
" iyah.." ucapnya.
aku langsung berlalu dan memasuki toilet disana aku membasuh wajah ku, terlihat mata ku sembab, hidung ku memerah, dan muka pucat,
aku merapihkan diri dan kembali ke tempat awal.
" sudah, cepat banget? "
" iyah." jawab ku lirih.
kulihat pesanan kami sudah ada di meja, mas safir menyuruh ku langsung makan, ia pun langsung menyuapkan soto babat kedalam mulutnya. aku mengikuti nya, dan setelah habis ia membayar dan langsung mengajak ku kembali ke mobil.
mobil kembali melaju. kini sudah hampir jam enam. dan jalan tol sudah kami lewati.
" kira-kira kita akan sampai setengah jam lagi Na, kamu siap-siap." ucapnya.
aku langsung menegakan duduk ku, karna aku harus bersiap menghadapi Takdir yang nyata! aku harus bisa harus siap melihat makam keluarga ku,
" apa aku bisa! " batin ku.
karna aku tidak yakin akan bisa tegar, karna ini adalah momen terhancur didalam hidup ku..
" kamu yang tenang yah, Bismillah yang kuat yang tegar. " ucapnya sambil memberikan senyuman termanis.
aku bingung dan tidak menyangka. tenyata, laki-laki, yang aku kagumi sampai bisa menggantar kan ku pulang ke kampung halaman.
waktu itu aku berkhayal. mengajak mas safir pulang menjadi suamiku. namun ternyat belum menjadi suami dia sudah ku ajak pulang.
happy reading...!!! 🌷🌷🌷🌷
jangan lupa like and vote dong biar aku makin semangat 🤗🤗
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!