NovelToon NovelToon

MY BLOOD: Lycoris Radiata

Prolog

Queen Of The Night—KanoeRana

00:08 ————————————— • ——————01:06

⏭ ▶ ⏮

“Aku di sini untuk membayar semua dosa-dosaku. Inilah alasanku berada di sini, bukankah begitu?” —Yukijima Athanoe.

Jika waktu bisa terulang kembali ...

♣♪

Jepang, 2-03-???

Langit kala itu menampilkan warna jingga, senja. Mata gadis itu terus menatap keluar jendela. Rambutnya yang pendek namun di ikat setengah dan tusuk rambut cantik yang bertengger di ikatan rambutnya berayun pelan karena angin. Cantik namun juga tampan. Sampai dering ponsel terdengar memecah kesunyian

“Moshi moshi?” ucap gadis itu memulai pembicaraan.

“Noe!? Hiro hilang lagi!?” Suara laki-laki terdengar dari ponsel.

“Hm? Etto ... Mungkin dia berada di toko permen.”

“Sudah kucari tidak ada! Astaga, anak itu benar-benar suka menghilang.”

“Itu tanggung jawabmu sebagai partner nya, cari sampai ketemu. Aku akan ke sana ...”

“Hah!? Noe, tunggu dulu—”

Telepon di matikan oleh gadis itu, “Sudah masuk Chapter satu ternyata.”

Flashback on

Bandung Indonesia, 23-05-2024

Ketika kau merasakan bahwa dosa milikmu telah menumpuk, apakah akan seperti gadis ini? Merasakan dosanya ketika akhir dirinya. “Aku di sini untuk membayar semua dosaku.” Gadis berambut hitam pendek yang di ikat setengah. Cantik namun tampan di saat bersamaan.

“Noe, kamu suka novel romance?" tanya teman sekelasnya kala itu—Adelia.

Gadis berambut pendek yang merasa terpanggil sedikit menoleh, “Ah, enggak, aku lebih suka misteri.” jawabnya, lalu kembali membaca buku novelnya.

“Oh, termasuk buku yang kau baca? Buku novel apa itu?” tanya Adel lagi.

“Hanya tentang Dektektif.”

Lakeswara Athanoe, gadis berkebangsaan Indonesia yang biasa. Penyuka makanan manis dan ketenangan. Tapi di balik semua itu, ia memiliki rahasia terbesar dalam hidupnya. Kata 'dosa' menjadi saksi bisu atas semua rahasianya.

“Assalamualaikum, aku pulang.” ucap Noe sambil dirinya masuk ke dalam rumah. Ya, sekolahnya sudah selesai.

“Kenapa pulang? Harusnya tidak usah pulang. Dasar pembunuh ...” ucap wanita paruh baya yang ia kenal —Ibunya.

Noe hanya diam tak bergeming, ia hanya langsung masuk ke kamarnya di lantai dua. Inilah rahasianya, dia seorang pembunuh. Bukan, pembawa sial. Adiknya mati karena dirinya, tertabrak truk kala itu. Ia juga tidak tahu, kenapa dia di lahirkan.

“Harusnya aku tidak di lahirkan ...”

Gadis yang tidak tahu apapun, bahkan harus menahan sakit hati, ia tidak tahu bahwa ia menjadi sasaran malaikat maut.

.

.

.

.

Klik!

Televisi berputar dan menampilkan berita, “Berita terkini, gadis berumur 16 tahun dari keluarga Lakeswara, tewas karena di bunuh oleh ibunya sendiri. Di ketahui ibunya depresi karena kematian anak keduanya.”

.

.

.

.

“Reinkarnasi? Apakah reinkarnasi kali ini untuk membayar semua dosa ku? Apakah benar begitu?” —Lakeswara Athanoe.

“Jika kau menganggap reinkarnasi mu bahwa sebagai pembayar dosa mu, maka aku tidak akan melarang. Apa permintaanmu Renkarnator?” — ???

“Aku ingin Reinkarnasi ke dalam buku. Buku yang ku baca ... Blue Rose.”

“Deal,”

.

.

.

.

Mata Noe terbuka, angin lembut menerpa wajahnya. Ia mencoba bangun dan melihat sekeliling. Matanya langsung membulat seketika. Ini bukanlah dunianya. Langit biru yang terbentang luas, latar tempat sekarang adalah ia berada di pinggir hilir sungai. Jembatan yang ia lihat berbeda jauh dari jembatan di dunia nya. Ia berhasil masuk ke dalam buku?

Mata gadis itu melihat ke sekeliling, sampai ia melihat sesosok laki-laki berumur 30 tahun sedang berjalan-jalan. Sosok itu memiliki rambut berwarna hitam dengan mata emerald nya yang tajam. Memakai kimono dengan katana di pinggang nya. Noe tau persis siapa sosok itu. Ketua dari organisasi Dektektif SevenSix.

“Yukijima Inoue, tapi terlihat sedikit muda? apakah Aku bereinkarnarnasi sebelum adanya Organisasi SevenSix?” gumam Noe.

Noe bangkit dari duduknya lalu berjalan cepat ke arah sosok yang ia kenali sebagai tokoh dalam bukunya. Yukijima yang mendengar langkah kaki Noe dari belakangnya dengan cepat menarik katana nya. Ujung katana itu hampir mengenai leher Noe.

“Katana asli ...” gumam Noe.

“Anak kecil?” gumam Yukijima, lalu ia menyarungkan kembali katana nya. “Sedang apa anak-anak di sini? Pulang lah, nak," lanjut Yukijima.

Noe sedikit terkejut karena mendengar penuturan itu. Yang ia dengar adalah ucapan bahasa Jepang, namun anehnya ia mengerti. Selama hidup ia tidak pernah belajar bahasa Jepang. Kecuali dari anime.

“Saya tidak tahu harus ke mana, saya tidak punya rumah,” ucap Noe tiba-tiba tanpa ia sadari.

Noe langsung menutup mulut nya sendiri karena terkejut. Bahkan, ia bisa bicara bahasa Jepang?

'Ini bahasa Jepang? Gila! Keren banget!'

Yukijima yang mendengar itu sedikit kasihan, ya, hanya sedikit. Yukijima berpikir, mungkin Noe baru saja di buang. Melihat dari penampilan Noe yang masih sedikit lebih baik tidak seperti anak buangan lainnya. Bahkan wajah nya masih terawat.

'Kasihan sekali ...' batin Yukijima.

“Nak, apa kau mau makan siang bersamaku?” ucap Yukijima, membuat Noe menatapnya berbinar.

“Boleh!? Sungguh?” tanya Noe dengan latar bunga-bunga.

“Ya, tentu saja. Ikutlah denganku ...” Yukijima memimpin jalan, membiarkan Noe ikut dengannya. Ini awal yang bagus untuk Noe.

***

Kini Noe pundung, ia menatap buku menu dengan tatapan ... Entahlah. Ia dan Yukijima berada di rumah makan tradisional Jepang. Noe memang mengerti apa yang di katakan orang-orang dalam bahasa Jepang, tapi sekarang? Ia tidak bisa membaca apa yang ada di buku menu.

'kenapa gak sepaket sekalian, sih? Bisa ngerti yang di omongin orang-orang tapi gak bisa baca tulisan Jepang!' batin nya yang sudah depresi. Yukijima yang menatap Noe menaikkan sebelah alisnya bingung.

“Ano ... Sumimasen, anda saja yang memilih. Saya bisa makan apa saja,” ucap Noe sambil menyerahkan buku menu dan sedikit menunduk malu.

“Etto ... Saya tidak bisa membaca.” lanjutnya sambil bersemu malu.

Yukijima menghela nafas lelah, lalu mengambil buku menu dari Noe dan memesan beberapa makanan. Ketika makanan telah di sajikan, Noe memakan nya dengan lahap. Seperti sudah tidak makan beberapa hari?

“Siapa namamu?"

“Athanoe, saya tidak punya marga. Anda bisa memanggil saya Noe.” Noe menjawabnya setelah ia menghabiskan makanannya.

Bukan tidak punya marga, dia hanya tidak ingin mendengar marga nya. Karena ibunya yang membuatnya merasakan kematian.

Yukijima tertegun, “Kau serius?”

“Ya, benar. Aku tiba-tiba ada di sini, tidak ingat apapun kecuali namaku. Aku berada dalam kebingungan ...”

Entahlah, ia juga tidak tahu. Reinkarnasi, dia sudah bereinkarnasi. Ucapan nya setengah berbohong dan setengah jujur. Dia memang bingung, dia tiba-tiba berada di sini dengan sendirinya. Yang Noe tahu, Noe berada di sini karena 'dia' membuat Noe bereinkarnasi.

“Kau tidak berbohong, kan?” tanya Yukijima dengan nada sedikit di tekan.

“Tidak,” jawab Noe sekenanya.

KYAAAAAAA!?

Teriakan itu menggema, membuat semua orang di sana heboh dan segera menuju ke lokasi adanya teriakan. Yukijima yang juga mendengar itu berdiri namun tangannya di tahan oleh Noe.

“Sebaiknya kita melihat situasinya terlebih dahulu.” ucap Noe dengan tenang.

Yukijima yang mendengar saran bocah itu mengangguk pelan, lalu berjalan menuju lokasi teriakan dengan tenang. Noe mengikutinya dari belakang tanpa banyak tanya. Yukijima sedikit heran dengan bocah itu, dia bukan bocah biasa.

***

Ternyata di temukan mayat seorang wanita berumur 24 tahun tergeletak di belakang rumah makan dengan perut bagian rahim yang telah di bedah. Korban di duga hamil dan janin ternyata sudah di ambil. Polisi dan Dektektif telah berkumpul di sana untuk menangani kasus.

“Ah, Dektektif Kubayashi, ternyata anda di sini juga.” ucap Yukijima yang baru datang pada seorang Dektektif, Kubayashi Arata.

"Hm, ku rasa kasus ini sulit, sebenarnya kasus seperti ini sudah terjadi lima kali.” jawab Kubayashi.

“Oh, ternyata begitu,”

Noe hanya mendengarkan percakapan mereka, lalu ia menatap ke arah mayat korban dan menatap ke arah pergelangan tangan nya. Ada bekas jam tangan di pergelangan tangan korban. Noe memasang pose berfikir, lalu ia bertanya-tanya dalam benaknya. Jika berhubungan dengan rahim, mungkin pelaku adalah wanita.

“Polisi pusat sudah bekerja keras untuk menyelesaikan kasus ini, tapi tidak ada yang berhasil,” ucap Kubayashi lagi.

Yukijima mengerutkan kening, “Aku ingin lihat, lokasi-lokasi korban sebelumnya,”

“Ya, boleh saja,” Kubayashi lalu menyerahkan peta berisi lokasi-lokasi korban sebelumnya di temukan.

Noe sedikit mengintip ke arah peta, namun karena ia lebih pendek dari Yukijima ia harus sedikit menjinjit.

“Semua lokasinya ternyata acak?” gumam Yukijima lalu melirik ke arah Noe yang kesusahan berjinjit.

“Kau ingin melihatnya Noe?” tanya Yukijima dan Noe hanya mengangguk.

Peta itu kini beralih ke tangan Noe. Noe sekarang senang dengan latar bunga-bunga, ya, Yukijima mungkin tipe bapak yang lembut?

Noe melihat semua lokasi di peta itu, “Lokasinya dekat dengan salah satu rumah sakit ...” gumamnya yang tidak terdengar siapapun.

Noe lalu beralih menatap Korban, “Pakaian nya terlihat modis, apa wanita ini orang kaya? Bahkan jam nya juga hilang, hanya ada bekas nya.” gumamnya lagi.

“Kasus ini tidak terpecahkan selama tiga bulan. Jika ada yang bisa memecahkan nya, mungkin orang itu adalah orang hebat.” ucap Kubayashi membuat telinga Noe terangkat.

'Orang hebat?'

“Aku bisa menyelesaikan kasus ini.” celetuk Noe membuat Yukijima dan Kubayashi memandang ke arahnya.

“Jangan main-main bocah!” gertak Kubayashi.

Sedangkan Yukijima mengerutkan kening, “Tidak, biarkan dia beraksi.”

'Bocah ini, dia tidak main-main. Aku sudah merasakan nya, dia jenius.' batin nya.

“Akan ku tunjukkan.” ucap Noe dengan kilatan tajam dan dingin.

Info ...

Your Caracter ⤵

Name ≈ “Yukijima Athanoe”

Age ≈ “28th”

Work ≈ “Dektektive Swasta”

Private ≈ “Reinkarnator”

»Yes No

Terbentuk nya: Yukijima Athanoe.

Namae Wo Yobu Yo—LuckLife

00:08 ————————————— • ——————01:06

⏭ ▶ ⏮

“Jika kau ingin tahu apa itu kebahagiaan. Kau harus merasakan nya terlebih dahulu sebelum memutuskan apa itu.” —Yukijima Athanoe.

♠♪

Noe, Yukijima, Kubayashi dan beberapa polisi lainnya kini berada di sebuah Rumah sakit yang dekat dengan lokasi para korban. Semua ini keinginan Noe sendiri. Bahkan para dokter yang bekerja terkumpul di aula Rumah sakit. Bukan, hanya dokter kandungan dan dokter bedah.

“Semuanya sudah sesuai dengan keinginanmu bocah, sekarang mau apa?” ucap Kubayashi dengan nada meremehkan. Tentu, kenapa tidak? Noe hanya seorang anak berumur 16 tahun.

“Jangan terlalu sinis, dia masih anak-anak.” ucap Yukijima, namun, Ayolah ... Siapa yang mau percaya pada anak-anak?

Noe memasang pose berpikir, memandang dokter yang sudah di kumpulkan. Hanya ada 5 dokter. Dua dokter bedah dan tiga dokter kandungan.

Noe memandang ke arah pergelangan tangan para dokter, hanya satu dokter perempuan yang memakai jam tangan. Dokter itu memiliki rambut coklat dengan mata berwarna coklat yang sama dengan rambutnya. Jam tangan yang modis, harganya pasti mahal, apa dokter ini kaya?

“Berapa gaji kalian sebagai dokter?” tanya Noe pada para dokter.

Dokter-dokter itu kebingungan, tentu saja. Seorang anak kecil yang menanyakan gaji?

Kubayashi sedikit kesal, “Nak, kau ingin bermain atau menyelesaikan kasus?” gerutunya dan Noe tidak menggubris ucapan Kubayashi.

“Jawab Saja.” ucap Noe lagi.

“Eum, tidak banyak.” jawab dokter perempuan yang memakai jam tangan.

Noe manggut-manggut lalu melirik jam tangan dokter itu lagi. Noe lalu tersenyum tipis dan mendekati dokter perempuan itu.

“Siapa nama anda?” tanya Noe pada dokter itu.

“Arimata Rika ...” jawab dokter itu sedikit keheranan—Arimata.

Noe menaikkan sebelah alisnya, “Ah, Arimata-San, apa anda sudah punya anak?”

Semua orang yang mendengar pertanyaan itu terkejut, itu adalah privasi. Noe hanya tersenyum polos, ia berakting seperti anak kecil lainnya. Toh, dia hanya bertanya.

“Oi! Bocah! Apa yang kau tanyakan!” tegas Kubayashi dengan tampang marah.

“Ah, Iie, Daijobou desu ... Itu ... Aku belum punya anak. Suamiku meninggal satu tahun lalu.” ucap Arimata dengan tampang sedih.

“Oh, begitu ... Aku turut berduka cita.” ucap Noe.

Noe memasang pose berpikir. Bagaikan ada lampu yang menyala di kepalanya, sebuah deduksi muncul di otak kecilnya.

Noe mengangguk pelan, “Begitu ...”

“Hah? Apa maksudmu? Kau mau bilang pelaku nya sudah berhasil kau tebak?” tanya Kubayashi dengan nada sinis sedangkan Yukijima diam-diam tersenyum tipis.

“Benar,”

Semua orang yang ada di sana terkejut. Bagaimana bisa bocah berumur 16 tahun menyelesaikan kasus ini? Ayolah, siapa yang tahu kalau jiwanya itu seorang Reinkarnator?

“Pelakunya adalah wanita, karena berhubungan dengan rahim. Aku yakin, ia melakukan pembunuhan itu karena iri,”

Arimata yang melihat itu sedikit gemetar karena takut, “Sampai di ambil janinnya? Kejam sekali.” celetuknya dengan suara bergetar.

Noe yang mendengar itu mengangkat tangan nya lalu menunjuk ke arah Arimata, “Tentu saja kejam, karena pelakunya adalah kau, Arimata Rika.”

Semua orang terkejut kembali mendengar penuturan Noe. Kilatan tajam dan dingin ada di mata nya, membuat Arimata semakin bergetar.

“Apa maksudmu bocah? Apa deduksimu!” tegas Kubayashi.

“Noe, jangan main-main,” ucap Yukijima dengan kerutan di keningnya.

“Hah? Maaf, nak. Apa kau bercanda? Aku tidak mengerti apa yang kau katakan. Bahkan aku setiap hari berada di rumah dan rumah sakit.” ucap Arimata dengan suara bergetar menahan tangis.

Noe memasang senyum miring, “Biar ku ucapkan deduksiku—

—Semua lokasi korban dekat dengan rumah sakit ini. Semua korban adalah orang yang mampu, terbukti dari pakaian-pakaian korban yang modis. Mayat korban adalah ibu hamil yang janin nya di ambil. Bukan hanya itu, pelaku juga mengambil barang-barang mahal milik korban. Seperti korban ke-lima yaitu jam tangan. Apakah ada dokter yang memiliki gaji sedikit tapi mempunyai jam tangan mahal? Bahkan jam tangan itu sama dengan bekas yang ada di tubuh korban ke-lima.” Noe melirik ke arah jam tangan Arimata, sukses membuat semua pasang mata menatap ke arah jam tangan itu.

“Kau berkata: Sampai di ambil janin nya? Kejam sekali—

Sadarlah bahwa berita tentang pengambilan janin korban belum ada di berita manapun. Tapi, kau? Bagaimana kau tau?—

Seorang wanita yang di tinggal mati suaminya, depresi karena tidak mempunyai anak, lalu meluapkan depresinya dengan melakukan hal keji? Jahat sekali~” lanjut Noe dengan smirk nya.

Arimata sudah menangis, ia tidak bisa mengelak lagi sampai borgol sudah berada di pergelangan tangan nya.

“Anda di tahan karena telah melakukan hal ini,” ucap polisi yang memborgol tangan nya.

Namun Arimata terus memberontak, “Tidak!? Tidak!? Bukan aku!? Bukan!?”

DOR!

Mata Noe membulat sempurna ketika peluru pistol berada tepat meluncur ke arahnya. Tidak, ini bukan akhirnya.

'KEMATIAN KEMATIAN KEMATIAN KEMATIAN KEMATIAN KEMATIAN KEMATIAN KEMATIAN KEMATIAN.'

'tidak! Aku tidak ingin merasakannya lagi!'

Mata Noe tertutup, ia tidak ingin merasakan rasa sakit itu. Ia hanya ingin hidup, tapi kenapa dunia seperti tidak menginginkan nya? Apakah dosa nya terlalu besar? Dia hanya ingin membayar dosanya di sini.

“Nak! Apa kau tidak apa-apa!?” tegas suara yang sangat Noe kenal.

Noe membuka matanya dan yang ia lihat adalah peluru pistol yang berhenti hampir mengenai nya. Yukijima membawa Noe ke dalam pelukan nya. Itu adalah kekuatan Yukijima, Mengendalikan benda logam.

Noe memeluk Yukijima erat, “Apa itu ...” ucapnya dengan nada bergetar.

“Itu Bleid, ku. Apa kau baik-baik saja? gomen ...” ucap Yukijima sambil mengeratkan pelukan nya.

Noe sudah tau, itu kekuatan nya. Di dunia ini, dunia buku ini. Orang-orang tertentu memiliki Bleid. Bleid: kekuatan yang tidak di miliki manusia biasa.

Kubayashi yang melihat itu menghampiri mereka, “Apa kalian baik-baik saja?”

Yukijima menoleh ke arah Kubayashi, “Ya, Daijobou desu. Aku menghentikan pelurunya menggunakan Bleid, ku.”

“Syukurlah ... Aku tidak tahu jika Arimata punya pistol.” Kubayashi menghela nafas pelan.

Noe melepaskan pelukan nya, ia sudah sedikit tenang. Kubayashi mendekatinya lalu menyetarakan tingginya dengan Noe.

“Siapa namamu? aku berterimakasih padamu karena kau kasus ini selesai.” ucap Kubayashi dengan tersenyum. “Aku juga minta maaf telah membentakmu.” lanjutnya.

Noe tersenyum tipis, “Iie, namaku Atha—”

“Namanya Yukijima Athanoe.” ucap Yukijima memotong perkataan Noe.

Kubayashi yang mendengar itu sedikit terkejut dan begitu juga Noe, “Anak angkat, mu?”

“Ya, sebentar lagi,” jawab Yukijima dengan senyum tipis.

Noe yang mendengar itu loading, “He?—

HEEEEEEEE!?”

Flashback of

♥♪

... Aku tidak ingin kembali ke dunia asalku lagi.

Chapter 1: Untuk dirimu sendiri (1)

Shinunoga E-waa—FujiKaze

00:08 ————————————— • ——————01:06

⏭ ▶ ⏮

“Manusia baik, pasti akan melakukan kebaikan tanpa ia sadari, entah cepat atau lambat.” —Yukijima Athanoe.

Saat kau berkata 'Kau orang yang baik' ...

♦♪

??? POV

Aku tidak tahu harus bagaimana, aku kelaparan. Sudah tiga hari aku tidak makan, huhu, perutku keroncongan. Pinggir sungai menjadi saksi bisuku. Aku di usir dari rumah, entah apa kesalahanku.

'Kau anak yang tidak berguna!'

'Cepat pergi sana!'

'Kalau kau seperti ini, di masa depan kau mau jadi seperti apa?'

“Urusai!?”

“URUSAI!?”

“URUSAI YO!?”

Gubrak!?

Aku sudah tidak tahan lagi, kepalaku pusing dan perutku sakit. Kata-kata kedua orang tuaku masih terus menghantui kepalaku. Aku tidak mengerti apapun, sungguh.

Aku hanya bisa tergeletak di pinggir sungai ini. Aku harap akan ada yang mau membantuku. Setidaknya memberiku minum, atau sedikit makanan?

“Hey, Nak. Sedang apa kau tiduran di sini?” terdengar suara seorang laki-laki yang asing di telingaku.

Suaranya tegas dan aku mencoba mendongak untuk melihatnya. Penglihatanku sedikit memburam, aku tidak bisa melihatnya.

Gadis berambut pendek itu terus berjalan menelusuri jalanan Yokohama yang terlihat ramai. Yukijima Athanoe, ia melangkahkan kakinya menuju tempat pertemuan nya dengan partnernya.

Matanya menyapu bersih semua yang di lihatnya. Banyak stan makanan, namun jika ia terlambat, partner perfeksionis nya pasti akan mengamuk. Sudah 28 tahun setelah ia bertemu Yukijima Inoue. Banyak yang terjadi, sama seperti di buku yang ia baca.

Ia juga bergabung ke Organisasi Dektektif SevenSix buatan Yukijima, bahkan ia menjadi anggota pertama. Seharusnya bukan dia, di cerita aslinya harusnya 'Dektektif maniak manisan' lah yang menjadi anggota pertama.

Kakinya berhenti di depan rumah makan tradisional Jepang, ia mengangkat sebelah alisnya.

“Sama seperti di buku.” gumamnya pelan.

Noe memasuki rumah makan itu, lalu matanya melihat sekeliling. Sampai dia melihat sosok laki-laki berambut blonde dan memakai kacamata. Mata lelaki itu seperti menatap malas lelaki berambut perak yang makan di depan nya dengan lahap.

Noe berjalan ke arah mereka berdua, “Di sini kau rupanya, Akami-Kun,”

Kedua orang itu menatap ke arah Noe, laki-laki berambut perak yang sedang memakan makanannya memiringkan kepala bingung. Sedangkan Laki-laki memakai kacamata dengan manik biru langitnya—Haruka Akami. Menatap Noe dengan pandangan kesalnya.

“Kau lama sekali Noe-San! Kau tahu, Fuji hilang lagi, entah di mana dia sekarang. Kau lihat sekarang? Aku harus memberi makan bocah yang kelaparan! Harusnya aku menyelesaikan kasus pada jam 11 siang. Tapi? Ini sudah lewat jam 11!?” ceramah Akami yang membuat Noe menatapnya malas.

Noe lalu duduk di sebelah Akami yang terlihat kosong, “Jangan terus mengoceh Akami-Kun, kau membuatku malu.”

Ah, yang benar saja, semua orang di rumah makan itu menatap ke arah mereka. Bukan, ke arah Akami yang mengoceh.

Akami menghela nafas pelan, “Baiklah, karena kau di sini, aku sedikit lega.”

Noe tidak menggubris Akami, ia beralih menatap ke arah laki-laki bersurai perak dengan manik madu. Laki-laki itu masih sibuk menepuk perutnya yang membuncit karena makan terlalu banyak.

Itu dia, sang tokoh utama dalam buku. Noe menatap ke arah piring yang menumpuk seperti gunung di meja mereka.

'Kuat sekali dia memakan sebanyak ini ...'

“Siapa namamu?” tanya Noe sambil menatap laki-laki itu.

laki-laki itu langsung membenarkan postur duduknya dan menatap Noe, “Ah, Namae wa Hashira Gumi desu. Salam kenal ...” —Hashira Gumi.

“Ah, salam kenal Hashira-San, Namae wa Yukijima Athanoe desu. Panggil saja Noe ...” ucap Noe dengan senyum tipisnya.

Hashira sedikit terkejut dengan ucapan Noe, “Langsung nama depan? Etto ...”

“Iie, Daijobou ... Yukijima ada dua ...”

Hashira memiringkan kepala bingung dengan penuturan Noe, tapi ia hanya menganggukan kepala saja.

Akami yang diam memperhatikan hanya memasang wajah sebal, “Harusnya aku tidak membantunya agar tepat waktu.” gerutunya.

Noe hanya tersenyum, “Kau pasti belum mengenalnya, kan? Namanya Haruka Akami.” ucapnya memperkenalkan Akami.

“Ah, ya, salam kenal Haru—”

“Akami, panggil aku Akami.” ucap Akami memotong ucapan Hashira. “Aku tidak suka di panggil marga.” lanjutnya.

Noe hanya terkekeh kecil, “Maaf, ya? Dia memang seperti itu. Turuti saja kemauan nya.” ucap Noe.

“Daijobou, Noe-San. Aku juga berterimakasih pada Akami-San karena telah mentraktirku makan.” ucap Hashira dengan pipi sedikit bersemu merah.

Noe hanya tersenyum dan mengangguk pelan sebagai jawaban. Ia hanya sudah tau itu. Orang yang menyelamatkan Hashira di pinggir sungai adalah Akami.

Akami yang mendengar terimakasih Hashira hanya mendecih pelan. Noe tersenyum canggung, karena ia tahu Akami masih marah. Panggil Akami si maniak perfeksionis sekarang.

***

Noe, Hashira, dan Akami sedang berjalan-jalan. Ah, bukan, mencari partner mereka yang hilang. Bocah satu itu memang suka menghilang. Terkadang mampir ke toko permen atau buku, setelah itu lupa jalan pulang. Satu detik saja mengalihkan tatapan, bocah itu pasti menghilang seketika.

Terkadang Noe heran, entah terbuat dari apa kaki bocah itu.

Kenapa Hashira ikut mencari? Akami punya ide akan mencarikan Hashira pekerjaan setelah kasus ini selesai. Maka dari itu Hashira di bawa. Daripada Hashira luntang-luntung tidak punya uang.

Noe menatap sekelilingnya, sampai dia melihat laki-laki yang tingginya sedikit lebih pendek darinya, bersurai pink dengan mata zamrud indah sedang mengantri di stan es krim. Katakanlah Noe itu tipe cewek yang tinggi, bahkan tingginya hanya sedikit lebih pendek dari Akami.

Noe menepuk bahu Akami, membuat sang empu menoleh padannya. Tatapan Akami seperti mengatakan: ada apa?

Noe hanya menunjuk ke arah laki-laki bersurai pink itu. Tanda kemarahan tercetak di pelipis Akami. Noe mundur agar tidak ikut terkena getah kemarahan Akami. Hashira hanya menatap mereka bingung.

“Oi! Di sana kau rupanya kampret!?” teriak Akami berjalan ke arah Laki-laki bersurai pink itu, di ikuti Noe dan Hashira.

Si surai pink menoleh dengan senyuman jahilnya, “Oh, Akami-Kun! Woah, sugoii! Bahkan ada Noe-Chan juga!”

Ctak!💢

Tanda kemarahan tercetak di pelipis Noe dan tatapan nya menatap kesal si surai Pink, “Haaah!?”

Bletak!?

“Sugoii apaan! Kau membuat kami mencarimu, sialan! Gara-gara kau juga aku tidak bisa menyelesaikan kasus nya di jam 11!” oceh Akami setelah memukul laki-laki itu dengan kencang.

“Akh— tapi, luar biasa kalian bisa menemukanku.” ucap laki-laki itu sambil meringis dan tersenyum tanpa dosa.

Noe dan Akami yang tidak tahan dengan pria ini mencekik lehernya dan menggoyangkan nya, “Luar biasa apa, dasar sialan! Pergi saja sana!” teriak Noe dan Akami bersamaan.

“Nanti— kalian— tidak bisa— melihat wajah— tampan ku, loh— akh— hey—” ucap si surai pink dengan terbata-bata karena di cekik dan di goyangkan ke depan dan ke belakang.

“Najis!?” teriak Noe dan Akami lagi.

Hashira hanya menatap bingung mereka dengan senyum canggung. Tentu saja, mereka menjadi bahan tontonan sekarang. Noe jadi tertular virus gila dari keduanya. Seperti kucing, anjing, dan tikus.

Mereka berempat sekarang berada di mobil milik Organisasi. Seperti yang di bilang, Hashira juga ikut.

“Namae wa Hiro Ashimura, salam kenal!” ucap Hiro pada Hashira dengan senyuman khasnya yang menyebalkan//bagi Noe dan Akami.

Hashira tersenyum tipis, “Namae wa Hashira Gumi desu.”

“Nah, Hashira-Kun, kenapa kau ikut bersama kami menangani kasus?” tanya laki-laki itu—Hiro Ashimura.

Noe yang berada di sebelah kursi pengemudi melirik Hiro sinis.

'-Kun? Sok akrab sekali dia.' batinnya malas.

Akami yang berada di kursi pengemudi hanya menghela nafas, “Dia di usir oleh keluarga nya, dia ikut karena setelah kasus ini berakhir aku akan mencarikan dia pekerjaan.”

“Woah! Sugoii! Kalau begitu, masukkan dia ke dalam Organisasi saja Akami-Kun!” ucap Hiro dengan latar bunga-bunga.

Akami yang sudah lelah dengan tingkahnya, langsung melilitkan sabuk pengaman ke sekujur tubuh Hiro, jadilah dia di ikat seperti mumi. Hanya menyisakan kedua matanya saja.

Noe menahan tawa saat melihat teman nya, “Baiklah tuan mumi, diam saja, oke?” tanya Noe bergurau.

“Mmhn—” ucap Hiro tertahan karena mulutnya tertambal sabuk pengaman sambil mencoba membuka ikatan sabuk itu.

Akami kembali duduk tenang, lalu mengemudi mobil menuju ke tempat yang di tuju. Noe juga kembali duduk dengan tenang, pikiran nya mulai ia gunakan karena ini sudah masuk ke dalam Chapter satu dalam bukunya karena tokoh utama sudah berada di sini.

'Sudah sampai di Chapter ini, pengeboman. Harusnya aku bisa menghentikan nya.' batin nya.

“Etto, tentang kasus ini ... Maksudku, kasus apa yang kalian hadapi?” tanya Hashira sedikit gugup.

“Penculikan.” jawab Noe singkat.

Akami melirik sedikit ke arah Hashira yang ada di belakangnya, “Tentang penculikan yang baru-baru ini. Sudah ada enam korban yang hilang. Kami sedang menuju ke lokasi tempat si pelaku.” ucap nya panjang × lebar.

“Ah, begitu,”

Semuapun hening sampai Noe angkat bicara, “Apa kau punya Bleid Hashira-San?”

Semua atensi menatap ke arahnya, terutama Hashira yang namanya di panggil. Hashira menatap Noe bingung, dari tatapan nya: apa itu Bleid?

“Kau tahu, Bleid: kekuatan yang hanya di miliki orang-orang tertentu. Apa kau pernah mendengar tentang Organisasi SevenSix?” tanya Noe lagi.

Hashira tertegun, “Organisasi yang tunduk pada pemerintah? Jangan bilang, kalian adalah anggotanya.”

“Ya, tapi bukan hanya itu, Organisasi SevenSix di isi orang-orang yang memiliki Bleid. Seperti kami, kami bukan Dektektif biasa—

—jadi? Kau punya Bleid?”

Semua orang di sana, diam.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!