NovelToon NovelToon

Mendadak Jadi Istri Tuan Zephyr

Raga Yang Kotor

Aluna Astery Geordan menatap notebook miliknya, di sana tertulis beberapa kalimat yang menggambarkan bagaimana pemilik tubuh ini sebelumnya. Berbekal ingatan yang samar-samar akhirnya Aluna berniat menulis semua ingatan pemilik tubuh yang sekarang dia tempati.

Nama pemilik tubuh ini sama dengan namanya, bukankah itu hal tidak masuk akal? Bahkan anehnya lagi bagaimana bisa Aluna menempati tubuh lemah ini? Ayolah Aluna itu wanita yang kuat, Aluna bukanlah wanita yang lemah karena dia memang hidup penuh dengan kehidupan yang keras.

Samar-samar Aluna mengingat perilaku pemilik tubuh yang menurutnya sangat mencengangkan dan buat geleng-geleng kepala, bagaimana tidak! Aluna, gadis berusia 22 tahun itu menjebak seorang pria berusia 29 tahun.

Kejadian itu bermula saat Aluna yang menjadi seorang mahasiswi magang jatuh cinta dan terpesona pada pemilik perusahaan tempatnya magang, dengan rencana liciknya Aluna yang bertugas menjadi asisten magang sekretaris pemilik perusahaan mencampuri obat perangsang pada kopi pemilik perusahaan, rencananya pun berhasil dengan mulus hingga dirinya hamil dan menuntut pemilik perusahaan untuk menikahinya.

Keduanya menikah dengan pernikahan yang sangat sederhana, hanya disaksikan oleh penghulu dan beberapa saksi saja itupun kepercayaan pemilik perusahaan. Tidak hanya itu, Aluna juga menggunakan uang yang diberikan padanya dengan membeli barang yang tidak berguna, hanya untuk foya-foya saja. Hal itu membuat suaminya murka dan menarik semua kartu yang diberikan padanya, Aluna juga dilarang keluar dari mansion karena menganggap jika Aluna hanyalah sebuah bencana untuknya.

Sudah dua bulan lamanya Aluna di kurung di mansion, hal itu membuatnya frustasi dan depresi dan berakhir Aluna membenturkan kepalanya yang sangat pusing pada dinding, pada akhirnya kesadarannya hilang dan tubuhnya di ambil oleh Aluna yang sekarang.

"Ada-ada saja kelakuan Aluna, aneh banget!" ucapnya menekan keningnya yang sedikit pusing

"Setelah melakukan semua hal sinting tanpa merasa bersalah Aluna langsung pergi gitu aja? Gimana ceritanya aku harus jadi pengisi raga ini?" monolognya

"Pusing banget ya ampun" keluhnya

"Lagian ada-ada saja pake jebak pria yang usianya cukup jauh, anak-anak zaman sekarang emang banyak tingkah!" gerutu nya

Dulu saat dirinya kuliah Aluna tidak pernah melakukan hal aneh, dia kuliah dengan rajin hingga hanya 3 tahun saja Aluna sudah mendapatkan gelar sarjananya, rezekinya juga cukup bagus karena dirinya langsung diterima bekerja di tempatnya magang. Tetapi siapa sangka kehidupan bagusnya harus hilang karena dirinya tersengat listrik saat mem print proposal-nya, padahal proposal itu merupakan penentu dirinya naik jabatan atau tidak.

Tetapi meskipun usianya sudah memasuki 25 tahun nyatanya Aluna belum pernah memiliki kekasih, memang ada beberapa yang mendekati-nya atau mengajaknya untuk menikah tetapi Aluna menolaknya dengan alasan dirinya belum ada niatan untuk menjalin asmara, padahal kenyataannya Aluna tidak percaya cinta, dia besar dan tumbuh di keluarga yang tidak harmonis. Kedua orangtuanya sama-sama selingkuh dan berakhir meninggalkannya sendirian di panti asuhan, Aluna memiliki pengalaman buruk soal rumah tangga.

"Mana hamil 7 bulan lagi!" omelnya menatap perutnya yang membuncit

Aluna menatap jam yang menunjukkan pukul 7 malam, baru beberapa jam dirinya menempati tubuh ini tetapi Aluna sudah bosan, pergerakannya pun terbatas karena perut besarnya.

"Salah sendiri pake jebak pemilik perusahaan! Pasti Aluna cuma mau ngambil harta pria itu, biasanya cewek gatal emang gitu sih!" omelnya pada Aluna pemilik tubuh

"Harusnya kamu kuliah yang bener Aluna, ntar kerja yang bagus dan nikmati masa muda. Ini usia 22 tahun udah hamil 7 bulan!" lanjutnya lagi

Tok

Tok

Tok

"Nyonya, waktunya makan malam" ucap seseorang dari luar

Aluna menghela nafas panjang, sejujurnya Aluna memang lapar tetapi dirinya tidak ada selera untuk makan mengingat semua kelakuan pemilik tubuh, harusnya saat ini Aluna berbaring santai di kasurnya, entah bagaimana kondisi kontrakannya saat ini.

"Aku tidak lapar!" jawab Aluna berteriak

Bagaimana bisa dirinya selera makan jika beban pikirannya sangat banyak, melihat makanan saja rasanya muak.

Tidak terdengar jawaban lagi akhirnya Aluna memilih tidur karena keningnya yang masih meninggalkan benjolan biru keunguan akibat dirinya membenturkan kepalanya ke dinding.

                                   ***

Tidak tau sudah berapa lama Aluna tertidur hingga dirinya terbangun saat perutnya keroncongan, Aluna menatap jam yang menunjukkan pukul 12 malam. Wajar saja dirinya lapar setelah mengurung diri seharian di kamar.

Dengan terpaksa Aluna keluar dari kamar dan mencari dapur untuk mengisi perutnya, setelah berkeliling cukup lama akhirnya Aluna menemukan dapur.

"Cih! Rumah saja yang besar tapi isi kulkas cuma sayur dan telur!" cibir nya

"Makan apa ya?" tanyanya menatap isi kulkas

Aluna menatap sekitar hingga matanya tertuju pada rak mie, tiba-tiba Aluna ingin makan mie di tengah malam begini.

Dengan lihai Aluna memasak mie dengan beberapa sayur dan topping telur, ada juga tiga buah nugget yang dia goreng. Setelah matang akhirnya Aluna membawa nya ke meja makan, dengan lahap Aluna makan tanpa memperdulikan sekeliling.

"Apa yang kamu lakukan?!" tanya seseorang tiba-tiba membuat Aluna tersedak

Wajah putihnya begitu merah dan hidung serta kerongkongannya begitu sakit dan panas, air matanya bahkan keluar karena begitu sakit. Setelah minum dan batuk beberapa kali akhirnya Aluna mulai tenang.

Aluna membalikkan badannya dan menatap sosok pria tampan dengan wajah yang sangat sempurna, sejenak Aluna terpesona oleh sosok pria itu. Apa pria itu adalah suaminya? Jika iya, pantas saja Aluna terobsesi untuk menikah dengan pria itu.

"Apa kamu suamiku?" tanya Aluna polos

Pria itu memicingkan matanya mendengar pertanyaan Aluna, tanpa menjawabnya pria itu langsung pergi meninggalkan Aluna yang masih terpukau akan ketampanan pria itu.

"Tampan banget" guman Aluna

Aluna tersadar dari ucapannya dan menatap pria yang kini masuk ke sebuah lift, Aluna benar-benar kagum dengan interior mansion ini. Sangat mewah dan mengagumkan.

Aluna memilih menghabiskan mie buatannya dan setelah itu mencuci piringnya, setelah semuanya beres barulah Aluna memilih untuk naik ke kamarnya menggunakan lift yang tadi dipakai oleh pria yang Aluna pastikan suaminya.

Saat masuk ke dalam lift Aluna dibuat terkejut saat tidak mendapati angka pada dinding lift, hanya ada tombol naik dan turun, tombol pembuka dan penutup serta ada tombol emergency. Aluna berpikir jika lift itu memang di desain khusus untuk berhenti di setiap lantai.

Tetapi setelah menunggu beberapa menit liftnya belum berhenti, padahal seingatnya tadi saat menuruni tangga kamarnya berada di lantai dua. Aluna berdehem saat pintu lift terbuka, Aluna memilih keluar karena kurang suka dengan aroma lift yang cukup menyengat di hidungnya.

"Mual banget, apa jangan-jangan ini efek hamil? Pusing banget" keluhnya bersandar di dinding sambil menenangkan dirinya

💀💀💀

Kembali lagi dengan author yang suka ngaret ini, semoga kalian suka yaaa.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya guys, komen, like, vote dan subscribe. Jika berkenan silahkan mampir ke ig. Author.

@riri2.707

riri-can

Acuh!

Aluna masih bertahan di posisinya, rasa mual masih menderanya. Padahal usia kandungannya sudah 7 bulan tetapi masih belum bisa menahan aroma yang menyengat.

"Hueekkk!"

Aluna yang tadinya menahan muntahnya tidak bisa menahannya lagi, mie yang dia makan akhirnya keluar semua di depan lift. Badannya terasa lemas, Aluna menatap sekeliling dan matanya melihat sosok pria yang merupakan suaminya hanya menatapnya datar.

"Tolong" pinta Aluna memohon

Bukannya menolong tetapi pria itu malah pergi meninggalkan Aluna sendirian, tanpa terasa air matanya mengalir mendapatkan respon yang menurutnya sangat membuat sakit hati.

Aluna memilih duduk sambil bersandar, beberapa menit kemudian Aluna merasa lebih baik dan mengarahkan pandangannya ke semua arah, rupanya lantai ini bukan kamarnya. Dengan sekuat tenaga Aluna masuk kembali ke dalam lift, kali ini Aluna menutup hidungnya sehingga dirinya kesulitan bernafas, mengenai muntahannya Aluna mengabaikannya karena berpikir jika besok para pelayan akan membersihkannya.

Akhirnya Aluna memilih naik tangga karena masih bingung dimana lift menuju kamarnya, Aluna pun terlelap setelah berperang batin dengannya.

                                 ***

Jam sudah menunjukkan pukul 7 terlihat Aluna sudah rapi dengan seragam kantornya, menurut ingatannya hari ini dia sudah kembali melakukan magang setelah cuti 2 bulan akibat kandungannya lemah, padahal itu hanya alibi saja karena untuk menutupi dirinya yang sudah menikah dan Aluna adalah istri pemilik perusahaan, dia bahkan melakukan magang ulang setelah mendapatkan izin dari kampus.

Aluna menghela nafas berat saat melihat isi dompetnya yang hanya berisikan uang berwarna biru, itupun hanya satu lembar. Padahal dulu di kehidupan sebelumnya Aluna hidup dengan uang yang cukup untuk kehidupan sehari-hari nya.

Aluna pun keluar dari kamar, saat sampai di dapur Aluna melihat beberapa pelayan yang sudah menyediakan berbagai hidangan makanan. Aluna bingung karena semalam dia tidak melihat stok makanan atau dirinya yang tidak tau penyimpanan makanan.

"Masak apa mbak?" tanya Aluna ramah tetapi tidak mendapatkan sahutan dari pelayan yang dia sapa

Merasa diabaikan Aluna pun memilih abai juga, Aluna bukanlah orang yang mengulang kata-katanya, jika orang yang dia panggil tidak menyahut maka dia akan mengalah pada dirinya sendiri.

"Nyonya mau makan apa?" tanya seorang wanita berusia 50 tahun

"Apakah ada susu hamil bu?" tanya Aluna tersenyum manis

"Tidak ada nyonya, nyonya biasanya minum jus jeruk di pagi hari" jawab wanita itu sopan

Wanita itu bernama bi Laksmi, perempuan yang bekerja dengan keluarga Zephyr sejak 10 tahun yang lalu, perempuan itu bahkan di angkat jadi kepala pengurus.

"Jus jeruk?" tanya Aluna tidak percaya

"Benar nyonya, apa nyonya mau dibuatkan?" tanya bi Laksmi sopan

"Tidak perlu bi, apa ada makanan yang cocok untuk ibu hamil?" tanya Aluna sopan

"Sepertinya tidak ada nyonya, hanya ada oatmeal. Apa mau dibuatkan?" tanya bi Laksmi menatap Aluna yang diam saja kemudian mengangguk

Aluna duduk di kursi makan, nampak banyak berbagai hidangan mewah di depan matanya tetapi Aluna tidak ada selera untuk memakannya.

Ada beberapa pelayan yang berlalu lalang mengabaikannya, setahunya para pelayan itu tidak menyukainya karena Aluna yang menjebak tuan mereka, terlebih jika suaminya saat ini memiliki seorang tunangan. Aluna menekan keningnya yang pusing memikirkan perangai pemilik tubuhnya.

"Pantas saja mereka tidak suka, rupanya Aluna pelakor" ucapnya spontan

Tidak lama kemudian oatmeal milik Aluna sudah jadi, tanpa mengatakan apapun Aluna memakannya hingga tandas, ingatkan dirinya nanti sepulang kerja untuk membeli susu ibu hamil.

"Tapi uangku tidak akan cukup membelinya, hanya tinggal lima puluh ribu lagi" keluhnya

"Kalau aku pinjam uang suami pemilik tubuh ini di kasih nggak ya?" guman Aluna

"Tau ah, coba dulu deh" lanjutnya

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya terlihat pria tampan keluar dari lift, aroma parfum pria itu menguar di ruangan lebar itu, Aluna menghirupnya sangat dalam karena begitu menenangkan, biasanya kalau ada aroma yang menyengat membuatnya akan mual tetapi aroma parfum dari pria itu malah membuatnya ketagihan.

Aluna menatap pria itu dengan tatapan memohon tetapi ingatannya tertuju pada kejadian semalam saat dirinya muntah dan butuh pertolongan tetapi pria itu malah acuh dan pergi meninggalkan dirinya.

"Sepertinya mustahil" ucap Aluna pelan

Aluna bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah belakang membuat pria yang sekarang duduk menatapnya sejenak dan kembali melanjutkan makannya.

Samar-samar pria itu mendengar suara Aluna yang terdengar menyedihkan di matanya, tetapi pria itu memilih mengabaikannya.

"Bi, kumohon kali ini saja. Nanti jika aku sudah gajian akan ku ganti" mohon Aluna pada bi Laksmi

"Tapi nyonya, saya tidak berani meminjamkan uang kepada nyonya, tuan akan marah" ucap bi Laksmi sopan

"Ayolah bi, dia tidak akan memberikan uang padaku. Aku akan ganti nanti setelah gajian, ku dengar anak magang akan dapat gaji juga" mohon Aluna

"Maaf nyonya, sebaiknya nyonya meminta pada tuan saja" usul bi Laksmi membuat bahu Aluna merosot

Jujur saja Aluna tidak punya keberanian meminjam uang pada suaminya itu, melihat wajahnya saja sudah membuat Aluna takut.

"Aku tidak berani bi" jawab Aluna jujur

"Tuan adalah suaminya nyonya jadi tidak apa-apa nyonya" sahut bi Laksmi

"Tapi kan aku menikah dengannya karena aku yang menjebak dia, baiklah aku pergi dulu bi" pamit Aluna membuat bi Laksmi yang mendengar perkataan Aluna berdiam

Aluna berjalan dengan gontai saat melewati suaminya itu, hari ini Aluna sangat tidak bersemangat untuk magang.

Aluna juga merasa sedih karena para pelayan yang terkesan mengabaikannya dan seolah mencibirnya sebagai wanita tidak baik, tanpa sadar Aluna meneteskan air mata, sepertinya pemilik tubuh sedih diabaikan seperti itu.

"Aku mau pulang saja" ucap Aluna tanpa sadar

"Padahal aku tidak melakukan apapun tapi kenapa malah mendapatkan nasib buruk seperti ini" isaknya

Tangisannya membuat beberapa pelayan menghentikan pekerjaan mereka dan melihat Aluna yang menangis terisak di dekat pintu utama.

"Apa yang kamu lakukan?"

Aluna mengangkat kepalanya menatap pria yang berdiri di depannya, Aluna semakin terisak mengingat perlakuan pria itu semalam yang mengabaikannya saat muntah, padahal saat itu Aluna benar-benar butuh bantuan.

"Apa yang kamu lakukan?!" tanya pria itu kembali dengan nada suara yang dalam

"A...aku hanya sedih" isak Aluna jujur

"Aku mau magang tapi ga punya uang buat bayar ongkos taksi, aku juga pengen beli susu hamil, sedih banget jadi orang miskin" isaknya

Aluna tidak sadar jika sejak tadi dirinya menjadi bahan candaan para pelayan yang merasa gemas dengan kejujuran Aluna, biasanya Aluna hanya mengurung diri di kamar atau pergi keluar untuk berbelanja menghabiskan uang pemberian suaminya.

Aluna terus menangis tanpa suara tetapi badannya bergetar menahan isakan nya supaya tidak keluar, Aluna begitu merasa sakit saat ini karena semuanya seolah mengabaikannya.

💀💀💀

Semoga kalian suka yaa.

riri-can

Divisi Baru

"Apa kamu tidak malu menangis seperti ini?" tanya pria itu datar

"Abaikan saja aku, pergi saja sana! Dasar suami jahat!" omel Aluna menatap tajam pria yang melotot karena mendengar perkataan Aluna

"Aku lagi sedih karena tidak punya uang" isaknya kembali

Pria itu menghela nafas berat kemudian berjalan melewati Aluna yang semakin histeris, pria itu menghentikan langkahnya saat sebuah timpukan mengenai punggungnya, para pelayan yang melihat melotot dan membeku atas keberanian Aluna yang melemparkan sepatunya pada pria itu.

"Syukurin, salah sendiri mengabaikan aku!" cibir Aluna

"Semoga kamu banyak masalah hari ini karena mengabaikan ibu hamil!" sumpah Aluna

Pria itu berjalan ke arah Aluna dan menekan tangan Aluna kuat, hal itu tentunya membuat Aluna kesakitan dan kembali menangis.

"Sakit" adunya sambil menangis

"Lepasin" mohon Aluna

Melihat tatapan menyedihkan Aluna membuat pria itu berdehem kemudian melepaskan cekalan nya, pria itu juga mengeluarkan dompetnya dan membukanya kemudian memberikan salah satu kartu berwarna abu-abu pada Aluna, setelah itu pergi meninggalkan Aluna yang bengong.

"MAKASIH SUAMIII!" teriak Aluna bahagia setelah mendapatkan kartu

Para pelayan yang melihat kejadian itu hanya bisa menahan nafas, bukan kah tadi Aluna menangis sesenggukan karena tidak memiliki uang dan sekarang Aluna berteriak bahagia setelah mendapatkan kartu dari suaminya.

Bermodalkan uang lima puluh ribu di dompetnya akhirnya Aluna sampai di kantor tempatnya magang, ada perasaan ragu dan takut saat sampai di depan gedung tinggi dan besar itu.

Setelah menempelkan kartu akhirnya Aluna dapat masuk, untuk masuk ke kantor itu peraturannya sangat ketat, jika tidak menggunakan kartu identitas maka tidak akan bisa masuk. Yang boleh masuk dengan bebas juga banyak orang-orang tertentu saja.

Setahunya Aluna bekerja menjadi asisten magang dari sekretaris suaminya, bermodalkan ingatan akhirnya Aluna berhasil sampai di lantai paling tinggi yaitu lantai 50. Lantai yang menjadi ruangan pribadi untuk suaminya itu, Aluna melihat pria tampan yang baru keluar dari sebuah ruangan.

"Permisi" sapa Aluna menghentikan langkah pria itu

"Kamu?" pria itu menatap Aluna datar

"Ehemm... Akhirnya kamu datang juga, sekarang kamu ikut dengan saya. Mulai hari ini kamu akan di tempatkan di bagian pemasaran" ucap pria datar

Aluna fokus pada nama yang tertera di kartu identitas yang menggantung di lehernya, Ardan Fabio Asher itulah namanya dan merupakan sekretaris sekaligus asisten dari suaminya.

Melihat tatapan tidak suka Ardan dapat disimpulkan jika Ardan tidak menyukai dirinya, atau malah Ardan membencinya dan menaruh dendam padanya.

Aluna mengikuti langkah besar Ardan, Aluna mengeluh dalam hati saat memasuki lift, jujur saja tadi saat berada di lift Aluna menahan nafas dan sekarang Aluna harus melakukan itu lagi, wajah putihnya terlihat semakin pucat saat lift berjalan, Ardan melirik Aluna yang menutup hidungnya.

Aluna menghela nafas lega setelah lift terbuka, Ardan kembali berjalan menuju sebuah lorong paling belakang. Ardan membuka pintu membuat semua orang di dalam ruangan itu menghentikan pekerjaan mereka dan memberikan hormat pada Ardan.

"Selamat pagi, saya ke sini ingin mengantar Aluna. Mulai saat ini dia akan bergabung dengan tim G pemasaran, dia akan membantu kalian selama tiga bulan ke depan" jelas Ardan

Aluna membungkuk menyapa ketujuh orang di dalam, ada perasaan senang dalam diri Aluna saat dirinya masuk ke ruangan itu, ingatannya tertuju pada pekerjaannya dulu saat masih di kehidupan sebelumnya yang merupakan anggota pemasaran dan sekarang dirinya masuk ke dalam bagian pekerjaannya itu.

"Silahkan bekerja kembali" perintah Ardan

"Dan kamu, jangan coba-coba membuat ulah lagi!" ancam Ardan membuat Aluna takut

Wajar saja jika Ardan membencinya karena dirinya Ardan hampir kehilangan pekerjaannya, Aluna memang pantas di benci oleh Ardan.

"Halo, selamat pagi. Saya Aluna Astery Geordan, untuk tiga bulan ke depan mohon bantuannya, saya akan berusaha menjadi anggota yang baik buat kalian" sapa Aluna se ramah mungkin

"Anggota yang baik? Ku harap begitu, siapa tau kamu berniat menggoda salah satu di antara kami, seperti yang kamu lakukan pada Mr. Zephyr!" sindir seorang perempuan cantik bernama Mikayla

"Harusnya kamu langsung di binasakan saja!" lanjutnya membuat suasana tidak nyaman

"Sudah, hentikan! Aluna itu mejamu, dan kamu Mikayla sebaiknya kamu diam saja dan lanjutkan pekerjaan mu!" tegur pak Faiz yang merupakan kepala divisi pemasaran khusus pemasaran G

Aluna berjalan ke mejanya yang terpisah dari meja yang lain, terlihat jelas jika dirinya akan di kucilkan, apakah dirinya akan kuat selama tiga bulan kedepannya?. Pemilik tubuh ini meninggalkan banyak luka pada orang lain, entah bagaimana cara Aluna menghadapinya nanti.

Melihat tumpukan kertas dan map yang akan dia kerjakan membuat Aluna sedikit bersemangat, ada perasaan senang dalam dirinya karena bisa melihat tumpukan kertas lagi, dulu saat dirinya bekerja menginput data adalah pekerjaan yang melelahkan untuknya tetapi saat ini dia merindukannya, sedangkan 4 karyawan wanita tersenyum licik melihat Aluna yang hanya diam saja tanpa mau menyentuh tumpukan kertas itu.

Mereka sengaja ingin mengerjai Aluna, mereka tidak suka pada Aluna yang merupakan wanita yang licik dengan menjebak pemilik perusahaan supaya dirinya dinikahi.

Sebelum istirahat makan siang pekerjaan Aluna sudah selesai tetapi dia memilih menyibukkan diri dengan cara mencari lowongan pekerjaan menggunakan komputer kantor, tidak tau saja jika semua kegiatannya itu terekam semuanya, mulai saat ini Aluna berencana akan mencari pekerjaan sebelum dirinya di tendang dari mansion mewah itu.

Sebelum jam 12 siang Aluna sudah mengirimkan file miliknya pada pak Faiz dan setelah itu Aluna pamit untuk makan siang di kantin meninggalkan ke tujuh orang itu dengan tatapan aneh.

"Pak, emangnya tugas Aluna sudah selesai?" tanya Mikayla penasaran

"Sudah, dia mengerjakannya dengan benar" jawab pak Faiz

"Yakin pak? Bapak salah cek kali, masa iya anak magang bisa ngerjain itu tugas? Kami aja kelimpungan pak" sahut Nina tidak percaya

"Kalian berpikir jika saya tidak benar memeriksa tugasnya? Bukannya bagus jika dia bisa menyelesaikan tugas itu, harusnya kalian belajar dari anak magang seperti dirinya!" ucap pak Faiz langsung pergi meninggalkan ke empat wanita itu yang masih terdiam bengong

"Lain kali jangan melihat luar seseorang, terlihat kan anak magang itu lebih profesional dibandingkan kalian!" cibir Ilyas yang kursinya cukup dekat dengan Aluna

Keempatnya berdecak saat Ilyas mendukung Aluna, mereka berempat semakin tidak suka pada Aluna, mereka berjanji akan membuat Aluna tidak tahan di divisi mereka. Bagi mereka Aluna adalah seekor ular, pelakor seperti Aluna tidak boleh bahagia.

Di kantin Aluna duduk di kursi dengan satu mangkok salad di depannya, sejak tadi banyak sekali pasang mata yang menatapnya tajam, bahkan ada yang terang-terangan menyindirnya membuatnya tidak nyaman.

"Tidak mood makan lagi" ucapnya pelan

Aluna memilih meninggalkan ruangan kantin yang terasa menakutkan, entah kesalahan apa yang pemilik tubuh ini lakukan sebelumnya sehingga orang-orang menatapnya begitu.

Aluna teringat mengenai kartu yang diberikan oleh suaminya, dia belum tau pin kartu itu dan kebetulan Aluna melihat suaminya dan Ardan keluar dari lift menuju pintu keluar.

"Tunggu!" panggil Aluna cepat

Keadaan yang cukup sepi membuat Aluna berlari cepat menghampiri ke-dua pria tampan itu, setelah sampai nafas Aluna ngos-ngosan dan tidak mengetahui tatapan bengong dari kedua pria di depannya.

💀💀💀

Semoga kalian suka ya. Jangan lupa untuk tinggalkan jejak, vote, subscribe, komen dan like ya guys.

riri-can

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!