NovelToon NovelToon

The Love My Happiness

Eps 01

"Wah, kamu cantik sekali!" Ucap seorang gadis berambut panjang.

"Ara! Simpan gombalan kamu itu!" Balas Adinda.

Ara adalah sahabatnya sejak SMA. Adinda meminta Ara untuk membantunya menjaga Kenneth Alexander. Ara tidak memiliki keluarga setelah kecelakaan yang di alami olehnya saat ia duduk di bangku SMA. Kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan tunggal.

"Aku pergi dulu ya Ra!" Pamit Dinda.

"Semangat! Siapa tau nanti kamu bisa ketemu jodoh kaya raya!" Teriak Ara.

Dinda yang mengenakan dress panjang berwarna merah dan high heels yang elegan membuat dirinya terlihat semakin cantik. Ara menyetir sendiri kendaraannya. Sebuah mobil sport berwarna putih.

Sesampainya di tempat acara. Ia mencari keberadaan kedua orang tuanya. Karena mereka yang meminta Adinda untuk menghadiri launching produk terbaru.

Sebuah perkumpulan paruh baya. Mereka berbincang sambil memegang gelas dan juga sebuah camilan. Salah seorang wanita paruh baya melambaikan tangannya. Adinda pun menghampiri wanita tersebut.

"Perkenalkan ini adalah putri kami yang akan mewarisi Femmy Star. Adinda Maharani, kebetulan ia menuruni darah fashion mamanya dan Dinda kami ini suka sekali dengan fashion." Fernando membanggakan putrinya.

"Papa! Jangan berlebihan!" Bisik Dinda.

Acara di mulai, semua tamu undangan sudah berada di kursinya masing-masing. Begitu juga Dinda dan sang papa. Mereka menyaksikan penampilan fashion show dari talent yang sudah di pilih oleh Sandara.

Seorang artis yang sangat terkenal cukup membuat Dinda terkejut begitu melihatnya. Begitupun sang model tersebut. Begitu model berputar, Dinda sudah menghilang dari kursinya.

Model itu bernama Arga Alexander, Arga adalah penyanyi yang multi talenta. Selain memiliki suara yang bagus, postur tubuhnya juga sangat proporsional. Tak hanya kaum muda-mudi saja yang menyukai Arga. Banyak juga artis-artis lain menyukai dirinya.

Arga juga sering menjadi sorotan. Banyak gosip yang beredar ia tengah dekat dengan beberapa artis. Tapi Arga hanya diam dan tidak menyangkalnya. Kaum ibu-ibu juga menyukai sosok Arga. Arga bintang utama dalam sebuah drama romantis. Perannya membuat para ibu-ibu sangat menyukainya. Bahkan mereka sangat ingin suami mereka bisa seperti Arga di drama tersebut.

Seseorang menepuk pundak Dinda. Iya pun terkejut dan mematung. Dinda sudah keringat dingin. Dirinya benar-benar tidak ingin menoleh ke belakang.

"Dinda!"

"Eh mama." Mendengar suara orang yang menegurnya. Dinda langsung berbalik badan. Ia membasuh wajahnya yang berkeringat.

"Kamu kenapa disini?" Tanya Sandara.

"Tadi Ara menghubungi Dinda. Katanya susu Ken habis. Jadi sepertinya Dinda harus segera pulang. Khawatir swalayan pada tutup." Jawab Dinda.

Dinda langsung berpamitan pada Mamanya. Ia bergegas untuk pergi dari tempat tersebut agar tidak bertemu kembali dengan Arga. Sayangnya ia berpapasan dengan Arga yang hendak keluar ruangan. Mereka saling bertatapan satu sama lain di hadapan Sandara.

Sandara melangkah ke arah mereka. Melihat mamanya mendekat, Dinda langsung menghentikan tatapannya dan pergi. Sandara yang baru saja sampai di dekat Arga langsung menggelengkan kepalanya.

"Hem, anak itu selalu saja." Ucap Sandara. Arga pun permisi untuk ke toilet.

"Ma, Dinda kemana? Tadi papa melihat dia keluar." Tanya Fernando.

"Susu anaknya habis pa. Tadi Ara menelponnya. Makanya dia langsung pergi." Mendengar jawaban Sandara, Arga menghentikan langkahnya.

"Anak? Dinda punya anak? Dia sudah menikah?" Arga bertanya-tanya.

***

Di sebuah Apartemen mewah.

"Loh, katanya lama? Belum juga jam 10 malam." Tanya Ara.

Dinda menceritakan pertemuannya dengan Arga. Ara yang mendengarnya hanya tertawa. Walau ia tidak melihat secara langsung, tapi ia sudah tahu betul tingkah sahabatnya saat gugup.

"Wah kayaknya kamu bakal rajin bertemu dengannya." Canda Ara.

"Bakal CLBK nih! Wah kesayangan aunty bakal bertemu dengan papa." Ara berbicara pada Ken sambil mengangkatnya.

"Papa! Papa!" Ken membalas ucapan Ara.

Sangat sulit! Setelah memutuskan hubungannya dengan Arga. Dinda sudah menutup hatinya untuk siapapun. Dinda menghela nafas panjang dan menatap putranya.

***

Pagi hari disebuah apartemen mewah.

Suasana tenang dengan warna dinding yang maskulin. Terdengar suara pisau dan penggorengan yang memecahkan keheningan. Seperti biasa Arga selalu memasak untuk dirinya sendiri. Jarang sekali ia makan di luar.

Ia membuat roti bakar dengan sayur, telur dan irisan daging tipis. Apapun makanannya, Arga selalu minum air putih. Heningnya apartemen, membuat Arga mengingat dengan apa yang ia dengar kemarin.

Tak lama, manajernya datang dan duduk di hadapannya. Ia mengabarkan tentang surat kontraknya dengan Femmy Star. Tidak lupa ia mengabari jadwal Arga hari ini. Hari ini ada perayaan episode terakhir drama yang ia bintangi.

Siang hari, Arga pulang ke rumahnya atas permintaan sang ayah. Sebenarnya Arga tidak ingin pulang. Ayahnya selalu memaksanya untuk menggantikan posisi ayahnya. Sedangkan Arga lebih senang menjadi super star.

"Kakak? Tumben sekali pulang ke rumah. Gitu dong! Aku rindu sekali pada kakak." Ucap Ririn menyambut kakaknya.

"Dimana ayah?" Tanya Arga.

"Ayah sudah menunggu kakak di ruangannya." Jawabnya.

Ririn adalah adik satu-satunya Arga. Sejak kecil Ririn lebih senang saat berada di samping kakaknya. Arga pun juga sayang sekali dengan Ririn.

Suatu waktu, saat mereka berada di satu sekolah yang sama. Arga tidak pernah membiarkan siapapun menyakiti adiknya. Bahkan tersentuh sedikitpun, Arga pasti akan marah pada orang tersebut.

Arga pergi ke ruangan kerja ayahnya yang berada di lantai lima. Arga pergi menggunakan lift. Tak hanya tangga biasa, di rumah kediaman milik keluarga Alexander juga memiliki lift yang berakhir di ruangan kerja miliknya.

Di dalam ruangan hanya ada Arga dan ayahnya. Mereka cukup lama berada di ruangan tersebut. Setelah cukup lama Arga berada di ruangan, Arga dan ayahnya keluar bersama.

Mereka langsung menuju ruang makan. Sudah ada Tania dan Ririn yang menunggu mereka untuk makan siang bersama. Ririn langsung menyiapkan tempat untuk kakaknya.

"Kakak!" Ririn menarik kursinya untuk mempersilahkan Arga duduk.

"Terimakasih." Arga duduk di sebelah Ririn.

"Bagaimana rencana mu setelah lulus sekolah?" Tanya Arga.

"Aku akan menjadi ibu rumah tangga dan hidup bahagia dengan pasanganku!" Ucap Ririn.

"Dasar bodoh! Masa depan mu masih sangat panjang! Kamu bisa menggantikan kakak untuk melanjutkan usaha ayah." Jawab Arga.

"Tapi kak! Aku sangat menyayangi Rendy. Keluarganya pun juga baik pada Ririn." Ucap Ririn.

"Karena mereka tahu kamu orang kaya, Rin." Kata Arga.

"Tidak kak! Ayah, ibu, kakak. Ririn menyamar jadi murid beasiswa. Mereka hanya tahu Ririn tidak memiliki apapun." Ririn menjelaskan penyamarannya.

Tania dan Arga menatapnya sangat iba. Mereka tak percaya bahwa selama ini Ririn menyamar. Pantas saja, Ririn tidak pernah ingin di antar jemput oleh supir. Bahkan pakaian seragamnya yang baru saja tidak pernah ia gunakan.

Eps 02

Sebulan sudah Dinda menjadi CEO di Femmy Star menggantikan ayahnya. Meski begitu, Kedua orang tuanya tetap membantu Dinda dari balik layar. Fernando yakin bahwa Dinda sudah bisa menjalankan usahanya dengan baik. Hanya saja, Dinda masih belum memiliki kepercayaan pada dirinya.

Dinda akan mempersiapkan produk terbarunya untuk musim yang akan datang. Produk yang kemarin di tampilkan di acara kemarin sudah habis terjual. Banyak sekali orang yang menyukai pakaiannya.

Femmy Star sendiri adalah perusahaan fashion dari pakaian, tas, dompet dan juga sepatu. Brand Femmy Star sudah di kenal di seluruh dunia. Hanya kalangan atas yang menjadi incaran Femmy Star. Maka dari itu harga produk mereka sangat mahal. Bahan yang mereka gunakan juga tidak sembarang. Bahkan ada beberapa yang menggunakan bahan langka yang tak semua brand dapatkan.

"Permisi Bu, ini laporan dan berkas yang harus di tanda tangan." Ucap sang sekertaris.

"Dan ini adalah surat kerjasama kita dengan RG Entertainment." Tambahnya.

"RG Entertainment?" Tanya Dinda.

Ia meminta sekretarisnya untuk kembali ke mejanya. Dinda membaca semua berkas termasuk surat kerjasama. Tertulis nama Arga Alexander di surat tersebut sebagai CEO dan juga sebagai brand ambassador Femmy Star.

Dinda menepuk jidatnya. Ia tidak menyangka akan bekerja sama dengan Arga. Dengan kata lain ia juga akan di pertemukan kembali dengan Arga. Bahkan ia akan kerjasama dengan Arga.

"Permisi Bu, Tuan Arga ingin bertemu dengan Ibu." Ucap sekretaris Dinda.

Dinda hanya bisa tersenyum. Jantungnya berdetak sangat kencang. Ia pun langsung memegang dadanya. Tak lupa ia touch up make up nya agar terlihat lebih fresh.

Tok,, Tok,, Tok,,

"Masuk."

Arga membuka pintu dan diam mematung di depan pintu. Begitupun dengan Dinda yang juga terus menatap Arga. Seakan ia ingin berkata bahwa dirinya sangat merindukan Arga. Tapi ia memalingkan seluruh pikirannya.

Mereka membahas project mereka yang akan datang. Selayaknya rekan kerja mereka dengan santai saling bertukar pikiran. Dinda menjelaskan produk terbarunya dan Arga menentukan talent yang akan menjadi modelnya.

Arga membangun manajemen sendiri. Usai sukses menjadi artis papan atas, perlahan ia membangun manajemennya. Kini ia memiliki talent yang berdiri di bawah naungannya. Arga pun tetap bekerja di manajemennya sendiri.

"Kalau begitu sampai berjumpa lagi. Terimakasih atas waktunya nyonya Dinda." Ucap Arga sambil memberi hormat dengan membungkukkan tubuh sedikit.

"Kalau ada yang di tanyakan kamu bisa langsung hubungi sekretaris saya." Kata Dinda.

Arga dan manajernya keluar dari ruangan Dinda. Di luar sang manajer terus-menerus memuji kecantikan Dinda. Bahkan ia mengaku berkali-kali mencuri pandang menatap Dinda. Arga pun kesal mendengarnya. Bahkan ia mengancam untuk meninggalkan manajernya pulang sendiri.

Sampai di apartemen, Arga menatap foto kenangannya bersama Dinda. Ya, Arga masih menyimpan perasaan dengan Dinda. Tapi rasa sakitnya masih belum bisa di lupakan.

Arga masih mengingat bagaimana Dinda memutuskan hubungannya dan menghilang begitu saja. Padahal saat itu ia sangat mencintai Dinda. Ia berjanji akan menikahi Dinda setelah mereka lulus dari perguruan tinggi. Karena saat itu mereka masih duduk di bangku sekolah menengah atas.

***

Di Femmy Star

Dinda terus mengeluarkan ide-idenya. Karena kali ini ia akan bekerja sama dengan Arga, ia ingin sesempurna mungkin. Karena Arga adalah model utamanya yang akan bersamaan dengan pembuatan cover majalah. Dinda ingin melihat Arga tampil sempurna.

"Ini untuk yang cowok, yang cewek gimana Bu?" Tanya asisten pribadinya.

"Cewek? Siapa? Yang aku tahu hanya Arga." Dinda berbalik nanya.

"Model cover majalah Fashion yang akan datang adalah Pak Arga dan Farisya Liana." Jelas Gina.

Farisya atau yang akrab di panggil Asya. Ia adalah artis sinetron yang menjadi lawan mainnya dengan Arga. Mereka memiliki aura yang sangat sempurna. Itulah mengapa kali ini mereka menjadi model cover sebuah majalah. Tak hanya itu, majalah tersebut akan memuat kisah Arga dan Asya selama bermain drama tersebut.

"Oh, oke." Jawab Dinda.

Tok,, Tok,, Tok,,

"Permisi Bu, Ada Tuan Ray mencari." Ucap sekertaris Dinda.

Dinda malas sekali mendengarnya. Ia sangat tidak suka dengan Ray. Ray selalu mengejar Dinda. Walau sudah berkali-kali di tolak, Ray tidak pernah patah semangat. Setiap hari buket bunga selalu absen di ruang Dinda.

Orangtua Ray memiliki sedikit saham di Femmy Star. Ray juga pimpinan dari redaksi majalah yang akan bekerjasama dengan Femmy Star. Ray sudah jatuh cinta sejak pertama melihat Dinda. Tapi Dinda tidak pernah suka dengan Ray. Awal pertemuan nya dengan Ray saat Ray terlihat sedang menggoda para wanita.

"Sudahlah, jangan terlalu sibuk dengan pekerjaanmu." Ucap Ray sambil meraih tangan Dinda. Bukan Dinda jika tidak menarik kembali tangannya.

"Bagaimana jika kita jalan-jalan ke mall?" Ajak Ray.

Memang kebetulan Dinda juga ingin berkunjung ke mall miliknya. Tak lupa ia ingin mengontrol butiknya. Dinda bersiap mengambil tas dan merapikan mejanya.

***

Di Mall Mewah Milik Dinda.

Terlihat dari turun mobil, Dinda sudah di sambut sama para staff. Ray mengajaknya makan di resto ternama di mall tersebut. Lagi-lagi Dinda mendapat sambutan hangat dari staff resto.

Sambil memesan makanan, Dinda hanya fokus pada ponselnya. Ada beberapa tempat yang ingin ia kunjungi di mall tersebut. Salah satunya Femmy Star yang pastinya akan ada di mall manapun.

Selesai makan Dinda dan Ray menuju Femmy Star. Dinda memastikan penjualan produknya. Produk yang kemarin di tampilkan oleh Arga sudah habis terjual. Setelah menyelesaikan tugasnya, Dinda kembali berkeliling.

"Wah, Kak Adinda Maharani ya?" Ucap seorang gadis.

"Hehehe, iya." Dinda selalu bersikap ramah.

"Masih ingat tidak? Aku Ririn adik kelas kak Dinda dulu." Ririn mencoba agar Dinda mengingatnya.

"Oh, Ririn yang suka di bully sama teman-temannya itu? Eh, maaf." Hanya itu yang Dinda ingat. Karena pertemuannya dengan Ririn ketika Ririn di kunci di kamar mandi dengan pakaian yang basah kuyup.

"Romantis sekali kakak sama pacarnya. Jalan-jalan ke mall pakai, pakaian couple." kata Ririn. Dinda baru menyadari bahwa warna pakaiannya dengan Ray hampir sama.

"Gawat! Mertuaku pergi kemana? Bahaya nih kalau dia tidak melihatku di sampingnya. Bisa di pecat aku jadi menantu!" Ririn nampak celingak-celinguk.

"Bye kakak!" Ririn tergesa-gesa menghampiri mertuanya. Dengan tangan yang penuh dengan barang belanjaan. Ririn berlari menyusul.

Dinda melanjutkan kelilingnya. Dari ujung ia sudah melihat orang yang ia kenal. Orang yang sudah beberapa tahun hadir kembali ke hadapannya. Di samping itu, terdengar suara anak laki-laki yang memanggil Dinda dengan sebutan 'Mama'.

Dinda menoleh ke belakang dan menangkap putranya yang berlari ke arahnya. Dari belakang anak tersebut ada Ara yang berlari mengejar Ken.

Eps 3

"Mama!" Teriak Ken sambil memeluk Dinda.

Arga benar-benar melihat seorang anak laki-laki dengan wajah yang tertutup topi memanggil Dinda dengan sebutan 'Mama'. Ia juga melihat keakraban mereka bertiga. Sesaat Arga langsung merasakan sesak.

Ia berbalik badan dan segera pergi dari tempatnya. Ia yang hendak mengikuti adiknya terpaksa menyudahinya. Arga kembali ke mobilnya dan menenangkan dirinya sesaat.

***

"Halo Boy!" Sapa Ray pada Ken. Ken tak menjawab dan malah membuang wajahnya. Ken tidak pernah suka dengan Ray.

"Mama! Ken mau ke Fun Game tapi gak di kasih sama aunty Ara." Adu Ken dengan bibir yang maju ke depan.

Ken menarik tangan Dinda dan Ara. Arga merasa kesal dan memukul setir kemudi. Dia tetap menunggu adiknya di parkir basemen. Tak lama Ririn lewat dengan membawa banyak barang belanjaan. Ririn menggunakan pakaian yang jauh dari biasanya. Hanya menggunakan kaos kebesaran dan celana panjang yang juga kebesaran.

Arga menarik tangan Ririn dan bersembunyi di sebelah mobilnya. Ririn terkejut dan ia memastikan bahwa mertua dan adik iparnya tidak melihatnya. Arga melepaskan tangan Ririn lalu menatapnya dari atas sampai bawah.

"Kakak?! Kenapa disini? Aku tidak bisa lama. Khawatir mertuaku curiga." Ucap Ririn.

"Rin?!" Arga sedikit kecewa. Ia mengira bahwa adiknya akan di rawat dan di jaga.

"Kak! Aku harus pergi! sampaikan salam aku sama mama papa." Ririn berlari pergi.

***

Mertua dan adik ipar Ririn sudah menunggunya. Mereka kesal saat tidak melihat Ririn mengikuti mereka dari belakang. Saat sampai di mobil mertuanya, Ririn mendapatkan omelan dari mertuanya dan adik iparnya.

"Begitu saja lama sekali jalannya!" Ucap mertuanya.

"Jangan sampai ada yang rusak ya barang aku!" Perintah adik iparnya.

Sejak Ririn berhubungan dengan Rendy, Hanya ayahnya Rendy yang menyayanginya. Bahkan sejak Rendy naik jabatan, ia menjadi lebih jarang pulang. Rendy selalu pulang larut malam.

Ririn tak mempermasalahkan hal itu. Karena ia mengerti sibuknya Rendy. Ririn juga tidak pernah menaruh curiga pada Rendy. Ia yakin dan percaya bahwa suaminya tidak akan mengkhianatinya.

Sampai di rumah, Ririn langsung bergegas menyiapkan makan malam untuk mereka. Ayah Rendy terkadang suka menemaninya di dapur. Penyakit stroke yang di alami ayah Rendy membuat ia tidak dapat bekerja lagi.

"Wah, wangi sekali masakan kamu Ririn! Ayah sudah tidak sabar untuk menyantapnya." Hartono selalu memuji masakan Ririn. Ririn memang suka sekali masak.

Disaat yang lainnya sedang menikmati makan malam, Ririn malah menunggu Rendy hingga larut. Perutnya sudah terdengar sedang bermain musik. Tapi Ririn tetap menunggu Rendy sampai akhirnya ia tertidur di sofa depan TV.

***

Pemotretan akan segera di mulai. Dinda terlihat sangat gugup. Ia khawatir hasilnya kali ini tidak memuaskan. Arga sudah bersiap di ruangan ganti. Sedangkan Asya, baru saja sampai di lokasi.

Setelah menunggu lama, Arga dan Asya sudah siap dengan kostumnya. Asya sangat menyukai pakaian yang ia kenakan. Terasa lembut dan sangat nyaman. Membuat dirinya terlihat lebih seksi dan cantik.

Chemistry yang mereka timbulkan cukup membuat Dinda cemburu. Hampir beberapa kali, Dinda ingin melarang atau menggagalkan pose mereka yang sangat dekat. Beberapa gaya yang terlihat sangat dekat selalu membuat Dinda maju mundur.

"Emang harus ya sedekat itu? Apa-apaan sih Arga pakai peluk segala?!" Dan lain sebagainya keluar dari mulut Dinda secara halus.

"Mama!" Di tengah pemotretan, Ken datang bersama Ara. Semua crew menatap Dinda yang sedang memeluk Ken.

Setelah iklan sesaat, pemotretan berjalan kembali. Dinda, Ken dan Ara masih berada di luar ruangan. Dinda masih bisa melihat sesi pemotretan melalui dinding kaca. Ara tertawa melihat ekspresi Dinda yang tidak terlihat santai.

Di samping itu, Arga pun juga tidak fokus. Ia lebih fokus melihat Ken yang sedang bermanja dengan Dinda. Usai pemotretan, Arga dan Asya keluar dan menghampiri Dinda. Ingin rasanya melihat Ken, tapi sayangnya Ken segera di bawa oleh Ara untuk ke ruangan Dinda.

Ken benar-benar mewarisi ayahnya. Rambut, mata, hidung dan garis bibirnya sangat mirip dengan ayahnya. Itulah mengapa Dinda selalu membiasakan Ken untuk menggunakan topi saat di luar.

Di ruangan Dinda, Ara dan Ken sudah menunggu sambil menikmati cemilan. Baru saja Dinda ingin membuka pintu, tangannya sudah ada yang mencengkram nya. Dinda berbalik dan melihat Arga yang berdiri tegak sambil menahan tangannya.

"Kamu sudah menikah? Apakah ini alasan kamu memutuskan hubungan kita?"

"Kamu?" Belum sempat selesai berbicara, pintu ruangan Dinda terbuka.

Arga terkesima melihat seorang anak laki-laki yang berdiri di pintu. Ken tersenyum padanya menunjukkan giginya. Dinda pun kaget mengapa Ken bisa membuka pintu tersebut disaat yang tidak pas.

"Papa!" Teriak Ken.

"Ken, ini teman mama. Kemana Aunty Ara?" Tanya Dinda.

"Aunty lagi di kamar mandi."

"Aunty Ara senang sekali melihat papa di televisi. Kata Aunty Ara dia papa Ken." Ucap Ken.

"Sebaiknya kamu pulang dan beristirahat."

"Ayo Ken, kita masuk."

Dinda menarik lengannya yang tertahan di genggaman Arga. Ia langsung masuk ke ruangannya dan menutup pintunya. Arga masih tidak percaya dirinya di panggil papa. Ia pun semakin bingung, bagaimana bisa anak tersebut tidak bisa membedakan mana ayahnya dan yang bukan.

Di ruangan, Ara terkejut melihat Dinda. Begitu juga dengan Dinda yang kaget begitu Ara keluar dari kamar mandi. Mereka saling terkejut, Ara terkejut melihat Dinda shock.

"Din? Kamu kenapa?" Tanya Ara.

"Ken tadi keluar di saat ada Arga." Jawab lirih Dinda.

"What?! Terus dia sadar kalo itu anaknya?" Tanya Ara.

Dinda mengajak Ken duduk kembali dan menyediakan cemilan. Lalu, ia menarik Ara untuk duduk di mejanya. Sedikit menjauh dari Ken karena Dinda tidak ingin Ken mendengarnya. Anak seusia Ken sudah bisa mengingat apa yang di katakan orang dewasa.

"Mulai kali ini kamu tidak boleh menonton tv dan membuka sosial media saat di dekat Ken!" Perintah Dinda.

"What?! Gak! Gak bisa! Kalau begitu aku lebih memilih menjadi sekertaris kamu saja!" Ara selalu menolak setiap Dinda memintanya untuk bekerja di Femmy Star.

"Bagus kalau gitu! Mulai besok kamu sudah bisa masuk!" Balas Dinda.

"Tidaaaaaaaak!" Teriak Ara.

"Aunty!" Ken menghampiri Ara.

"Tadi Ken melihat papa di luar! Tapi kata Mama dia bukan Papa Ken." Ken terlihat murung usai bersemangat cerita.

Disinilah Ara menyadari dengan perkataan Dinda. Tapi Ara tetap tidak ingin bekerja di perusahaan Keluarga Dinda. Lebih baik ia bekerja di luar daripada harus merepotkan sahabatnya.

Sampai di apartemen, Ara langsung mengajak Ken mandi begitupun dengan Dinda yang juga mandi setelah lama di luar.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!