Suasana riuh memenuhi sebuah rumah dengan cat berwarna putih itu, isak tangis menggema di seluruh ruangan, Sandra melihat Lisa tengah menangis pilu di samping jenazah suaminya, kedua anak perempuan Lisa yang masih kecil pun tak kalah merana melihat ibunya yang tak berhenti menangisi kepergian ayah mereka yang mendadak.
Sandra hanya terpaku melihat pemandangan pilu itu tak terbayangkan sakitnya melihat orang yang sangat dicintai pergi untuk selamanya. Sandra lalu menghampiri Lisa dengan langkah perlahan.
“Lis, yang sabar yah, “ ucap Sandra kepada Lisa yang masih menangis di samping jenazah suaminya itu.
“Iya San, makasih ya,” sahut Lisa dengan wajah sembab Sandra pun memeluk Lisa erat untuk menguatkan sahabat baiknya itu.
Mereka berdua sudah menjadi teman baik cukup lama berawal dari suami Lisa dan Sandra merupakan rekan kerja di satu perusahaan yang sama, mereka bertemu ketika perusahaan mengadakan family gathering dari situlah Sandra dan Lisa menjadi teman bahkan sahabat tempat berbagi cerita dan keluhan kesah.
Hari ini adalah hari yang kelam bagi Lisa karena ia harus kehilangan pilar hidup nya yaitu sang suami yang meninggal mendadak karena serangan jantung.
Sandra tidak pernah melihat Lisa sesedih ini sebelumnya karena Lisa di matanya adalah sosok yang ceria dan selalu bersemangat, yang bisa Sandra lakukan saat ini hanya menguatkan nya.
Setelah beberapa bulan kepergian suami Lisa kedua sahabat itu semakin dekat bak saudara kandung, Sandra senantiasa selalu ada ketika Lisa membutuhkan bantuan, tak hanya itu Lisa pun kini bekerja di butik milik Sandra sebagai pramuniaga toko untuk bisa menyambung kehidupan keluarga kecilnya dan kedua anak perempuan nya yang masing-masing berumur 12 tahun dan 9 tahun.
Kedua anak Lisa sudah dianggap sebagai anak sendiri oleh Sandra mereka cukup akrab dengan anak laki-laki sandra yang berumur 14 tahun mereka sering bermain bersama dan makan makanan yang sama. Lisa beruntung karena mempunyai teman yang tulus seperti Sandra.
“Selamat malam Mas Dirga,” sapa Lisa lembut kepada Dirga yang mampir ke butik untuk menjemput istri nya itu agar pulang bersama-sama.
“Malam juga Lis, kamu belum pulang? Ko tumben ini sudah malam loh, “ sahut Dirga sambil melirik jam tangannya.
“Iya Mas belum Alhamdulillah hari ini butik ramai jadi saya pulang agak malam,” jawab Lisa.
“Oh, kalau begitu kamu nanti pulang saya dan Sandra antar pulang saja khawatir sudah malam gini,” ucapnya.
“Baik Mas, Terima kasih,” Sahut Lisa sumringah.
Dirga lalu pergi meninggalkan Lisa dan menuju ke ruangan Sandra untuk menjemputnya.
“Sayang, udah selesai kerjaannya?” Tanya Dirga yang seraya mencium kening istrinya itu.
“Sudah Mas, yuk kita pulang,” ajak Sandra.
“Oh iya sayang tadi aku ngajak Lisa untuk pulang bareng, gak apa-apa kan kita nganterin dia pulang dulu kasian udah malam, “ Ucap Dirga
“Iya Mas gak apa-apa aku juga rencananya gitu sih tadi soalnya hari ini dia lembur kasian kalau pulang sendiri, “ balas Sandra.
Setelah menempuh perjalan sekitar 20 menit sampailah mereka di di rumah Lisa dan disambut oleh anaknya Intan si sulung. Yang setia menunggu ibunya pulang bekerja sedangkan adiknya sudah tertidur lelap di kasurnya.
“Assalamu'alaikum, “ sapa Lisa kepada Intan yang kemudian mencium tangan ibunya itu.
“Waalaikumsalam,” sahut gadis cantik kelas 6 SD itu meskipun masih terbilang anak kecil tetapi Intan sudah bisa mandiri dan bisa mengasuh adiknya ketika ibunya bekerja.
“Om, tante, “ sapa Intan yang kemudian mencium tangan keduanya.
“Kamu belum bobo sayang,” tanya Sandra sambil mengelus lembut rambut gadis kecil itu.
“Belum tante aku lagi nunggu ibu pulang dulu, “ jawabnya.
“Anak baik sekarang kamu tidur yah kan ibumu sudah pulang, “ Lanjut Dirga sambil mengepalkan sejumlah yang untuk Intan.
“Makasih om, “ jawab Intan sambil tersenyum senang.
“Mas, makasih yah lanjut Lisa yang melihat anaknya diberikan uang oleh Dirga.
“Sama-sama, kamu masuk sana sama Intan sudah malam, “ ucap Dirga.
“Iya mas sekali lagi makasih yah Sandra dan Mas Dirga,” ucap lisa kemudian mereka masuk ke rumah nya.
***
“Mah, Om Dirga baik banget yah sama kita, sering ngasih aku uang udah gitu perhatian bgt sama keluarga kita ngingetin aku sama papah, “ ucap Intan polos.
“hah! Papah i–iya sayang kamu bener Om Dirga baik bgt, “ balas Lisa yang tiba-tiba teringat kepada almarhum suaminya.
“Aku mau mah punya papah kaya om Dirga, “ ucap intan spontan.
“Papah! Kamu mau punya papah lagi sayang?” tanya Lisa.
“Mau banget Mah biar ada yang ngajakin main aku lagi sama adek ke taman udah lama bange aku gak jalan-jalan semenjak papah meninggal kita gak pernah jalan-jalan lagi, kan mamah sibuk kerja, “ Keluh Intan kepada ibunya dan membuat Lisa merasa bersalah.
“Maafkan mamah yah sayang mamah janji kalau mamah libur kita jalan-jalan yah, “
“Yey oke mah intan seneng banget mah, “ ucap Intan.
Keluhan sang anak kepada lisa rupanya menyadarkan ia akan pentingnya sosok ayah untuk anak-anak nya begitupun dirinya yang mulai kesepian tanpa adanya sosok suami di samping nya.
Pada suatu malam di rumah Lisa terjadi kepanikan, sang anak bungsu rupanya mengalami demam tinggi sehingga ia harus meminta bantuan, tanpa berpikir panjang tentu saja ia langsung teringat kepada Sandra sosok yang selalu membantu nya.
“Hallo San, tolongin aku San, bisa gak kamu anterin aku ke rumah sakit anakku yang kecil kejang karena badannya panas banget, “ Ucap Lisa panik.
“Astagfirullah Sekarang Lis tapi aku ada di luar sekarang,” jawab Sandra.
“Oh iya aku lupa sekarang kamu lagi meeting yah sama klien gimana yah San aku bingung banget harus minta tolong sama siapa lagi,” kata Lisa.
“Gini aja Lis aku telepon Mas Dirga yah biar dia yang nganterin kalian ke rumah sakit, “ ucap Sandra.
“Iya deh San, aku minta tolong banget yah soalnya aku khawatir sama Vina maaf yah San aku selalu ngerepotin kamu, “
“Enggak ko lis santai aja, iya sama-sama kamu hati-hati yah, “
Tidak beberapa lama kemudian Dirga datang dengan mobil hitam nya dan dengan sigap ia langsung mengantar Lisa dan Vina ke rumah sakit.
“Dari kapan Vina demam Lis,” tanya Dirga khawatir.
“Sore ini Mas, aku tadi di telepon Intan untuk pulang cepat karena adiknya demam dan benar saja dia demam tinggi dan tadi sempat kejang,” Jawab Lisa khawatir sambil menggendong Vina.
“Kamu kenapa tidak langsung ke rumah sakit, “ tanya Dirga.
“Tadi aku sudah memberi Vina obat penurun panas Mas tapi panasnya tidak turun malah semakin parah,” jawab Lisa
“Kita harus cepat ke rumah sakit Lis kasihan Vina seperti nya dia kesakitan,” timpal Dirga cemas
Lisa melirik ke arah Dirga ekspresi Dirga yang khawatir dan cemas akan keadaan Vina membuat Lisa terharu, rupanya hal itu menimbulkan percikan asmara terhadap Dirga sosok yang ia rindukan sebagai pelindung keluarga.
Setelah kejadian itu Lisa semakin sering mengirimi pesan singkat kepada Dirga untuk mendekati Dirga secara diam-diam dan tanpa merasa segan, ia bahkan mengirimi makan siang untuk Dirga ke kantornya, dengan alasan sebagai tanda Terima kasih karena Dirga telah mengantar Vina ke Rumah Sakit. Tentu saja Dirga menerima makan siang itu dengan baik apalagi Lisa membuatkan makanan kesukaan Dirga.
“Makasih yah Lis makanannya,” tulis Dirga lewat pesan singkat.
“Iya Mas sama-sama, gimana kamu suka sama makanannya?” Balas Lisa dengan antusias.
“Iya suka masakan kamu enak,” puji Dirga.
“Masa sih, nanti aku masakin buat kamu lagi yah Mas, “ rayu Lisa.
“Gak usah Lis nanti ngerepotin kamu biar nanti aku minta Sandra untuk masakin aku,” balas Dirga lagi.
Lisa merasa kesal dengan balasan Dirga karena telah menyebutkan nama sandra, ternyata sulit juga untuk mengambil hati kamu yah Mas, pikirnya.
Rupanya keharmonisan keluarga Sandra selama ini membuat Lisa iri, ketampanan dan kemapanan suami Sandra, telah membutakan mata hati Lisa. Kebaikan dan ketulusan Sandra selami ini tidak cukup untuk menghentikan langkah Lisa untuk menghancurkan rumah tangga sahabatnya itu.
Karena seringnya ia bertemu dengan Dirga di butik maupun di rumah Sandra, hal itu perlahan membuat Lisa semakin ingin memiliki Dirga.
***
Malam hari di kediaman Sandra dan Dirga tampak sunyi, Dirga sedang duduk di ruang TV, sedangkan Fitra anaknya sudah tertidur lelap ia menunggu istrinya pulang bekerja dan tak berapa lama terdengar suara pintu terbuka yang tak lain adalah Sandra.
“Assalamu'alaikum Mas, kamu belum tidur?” tanya Sandra sambil mencium tangan suaminya itu.
“Belum sayang aku lagi nunggu kamu pulang, hari ini kamu pulang malam banget sayang?” tanya Dirga penasaran.
“Iya sayang maaf yah tadi aku ada meeting sama klien dia order baju custom untuk acara keluarga,” Jawab Sandra.
“Oh gitu, sayang tunggu! Ucap Dirga untuk menghentikan langkah istrinya itu lalu menghampirinya.
“Kenapa Mas?” Tanya Sandra.
“Sayang aku kangen banget sama kamu udah lama kita gak anu sayang… “ ucap Dirga yang kemudian memeluk istri nya itu sambil memberikan kode nakal kepada Sandra.
“Mas, lain kali yah aku capek bgt hari ini serius deh. Gak apa-apa yah aku pengen cepet istirahat,” Tolak Sandra yang kemudian pergi ke meninggalkan Dirga di ruang tamu.
“Selalu aja kaya gitu,” gerutu Dirga yang kesal akan sikap cuek istri nya itu.
Sementara itu Lisa semakin gencar dalam mendekati Dirga ia rajin mengirimkan pesan singkat kepada Dirga hanya untuk sekedar curhat, bahkan ia pun tak lupa mengirimkan makanan ke kantor Dirga secara diam-diam tanpa sepengetahuan Sandra. Dan hal itu terjadi berbulan-bulan yang kemudian lama-kelamaan menimbulkan percikan asmara di antara keduanya.
Sandra tentu saja tidak mengetahui hubungan dekat antara Lisa dan Dirga ia sibuk dengan bisnisnya Sandra menganggap semuanya baik-baik saja padahal di balik laut yang tenang akan ada badai yang akan menghantam seperti halnya rumah tangganya.
***
Pagi ini Sandra sedang ada di rumah ia sengaja cuti dari pekerjaannya untuk family time ia ingin memasak untuk keluarga kecilnya yaitu suami dan anaknya karena sudah lama ia tidak pernah melakukan hal itu karena kesibukan nya selama ini.
Dirga kebetulan sedang dinas keluar kota dan sekarang ia dalam perjalan pulang ke rumah. Suara klakson mobil berbunyi dari arah luar Sandra tahu betul kalau itu suara mobil suaminya pintu mobil terbuka lalu tertutup sosok yang dinantikan Sandra telah pulang ia kemudian bergegas ke luar rumah untuk menyambut kedatangan suaminya itu dengan senyuman.
Sandra menyambut kedatangan suaminya di depan pintu ia memberikan senyuman terbaiknya kepada Dirga.
“Mas, kamu udah pulang,” tanya Sandra sambil menyodorkan tangannya ke suaminya itu lalu mencium tangannya.
“Iya,” sahut Dirga singkat, lalu masuk ke dalam rumah mendahului istri nya tidak ada ciuman kening mesra yang dilakukan Dirga seperti biasanya, membuat Sandra teheran dibuatnya. Ia menangkap ada yang tidak beres dengan suaminya itu tapi Sandra berusaha bersikap biasa.
“Mas, kamu lapar aku sudah masakin makanan kesukaan kamu Mas mau makan sekarang?” Tawar Sandra lembut.
Entah kenapa Dirga begitu cemas ia tampak seperti orang yang sedang kebingungan, ia bahkan tidak merespon ucapan Sandra.
“Mas, kamu kenapa?” Tanya Sandra keheranan. Sambil menepuk bahu suaminya itu.
“Eh, iya San kenapa!” jawab Dirga terkejut.
“Kamu kenapa Mas, apa ada yang mau kamu katakan Mas,” tanya Sandra sekali lagi.
“Anu San…Aku mau membicarakan sesuatu, bisa kita bicara di kamar saja,” pintar Dirga pelan agar anaknya fitra yang sedang berada di ruang makan tidak mendengar ucapannya.
Sandra kemudian menuruti kemauan suaminya itu mereka berjalan menuju kamar lalu Sandra duduk di tepi ranjang.
“Kamu mau bicara apa Mas?” tanya Sandra penasaran ia menatap tajam wajah suaminya itu.
“Begini San.. Anu, “ mulut Dirga terasa kaku ia sulit untuk mengeluarkan kata-kata yang ingin ia sampaikan kepada Sandra.
“Ma—maaf kan aku San, aku telah berbuat curang kepada mu, “ ucap Dirga lirih dan mulai mengeluarkan air mata nya.
“Maksud kamu Mas?” Sandra tidak mengerti akan ucapan suaminya itu.
Dirga kemudian mengusap wajahnya dengan kasar , ia hanya menunduk lesu tidak berani melihat wajah Sandra yang ada di hadapannya itu.
“Dia hamil San, selama ini aku telah berselingkuh dengan Lisa, “ Dirga mengaku.
“Ma–maksud Mas lisa Sahabat ku?” tanya Sandra untuk memastikan.
Kemudian Dirga mengangguk kecil.
Deg! detik itu juga hati Sandra seakan di sambar petir di siang hari bolong, jantungnya seakan loncat dari tempat nya.
“Gak mungkin Ka---mu bercanda kan Mas? Bilang sama aku kalau kamu bercanda kan Mas!! teriak Sandra sambil menarik kerah baju suaminya itu dengan air mata yang keluar deras.
“Maafkan aku San, “ Dirga hanya tertunduk lesu ia tidak bisa membela dirinya sendiri karena sadar akan kesalahan nya.
“Tega-teganya kamu berzina dengan sahabat ku Mas,” isak Sandra lemas ia menjatuhkan dirinya ke lantai tubuhnya tidak sanggup lagi menopang, hatinya hancur berkeping-keping.
“Maafkan aku San, aku khilaf aku butuh istri yang selalu ada disampingku dan senantiasa selalu melayani ku dan itu tidak aku dapatkan di diri kamu San, kamu terlalu sibuk mengurusi bisnis mu sampai kamu melupakan kewajibanmu sebagai istri,” Dirga beralasan.
“Seharusnya kamu bilang kepada ku Mas kalau aku melakukan kesalahan bukannya kamu berzina!!” Sandra kemudian menyeka air matanya ia kemudian berdiri dan membulatkan keputusan nya.
“Perbuatan mu itu sungguh tidak bisa aku maafkan Mas, apapun alasannya aku tidak bisa menerima nya sekarang juga aku minta cerai Mas!! Ucap sandra yang tidak bisa menahan gejolak emosi di dadanya.
“Tentu saja aku tidak akan menceraikanmu San,aku masih sangat mencintai kamu, tapi San izinkan aku untuk menikahi Lisa, aku berjanji akan bersikap adil kepada kalian,” Ucap Dirga enteng tanpa memikirkan perasaan Sandra.
Mendengar ucapan Dirga air mata sandra kian mengalir deras ia tak percaya apa yang ia dengar dari mulut suaminya itu. Baginya terdengar seperti cacat logika bukan seperti Dirga yang ia kenal dulu.
“Apa kamu bilang Mas, maksudmu kamu mau berpoligami begitu! Sandra mencoba menelaah maksud Dirga.
“Iya San tapi Percayalah kamu akan tetap menjadi nomor satu bagiku San, tapi aku minta kamu Terima Lisa yah sebagai madumu, “ Mohon Dirga.
Lisa menginginkan posisi yang sama seperti kamu San, ia ingin menjadi istri sah dimata agama dan negara, jujur aku tidak bisa menolak permintaan nya karena dia tengah mengandung anak ku San, percayalah San semua nya kan sama seperti dulu aku akan bersikap adil, “ Bujuk Dirga.
Dirga berusaha meyakinkan Sandra agar menerima permintaan nya, tetapi wanita mana yang ingin di madu terlebih dengan sahabat baiknya sendiri, penghianatan yang dilakukan sahabat dan suaminya itu sudah meluluh lantahkan hatinya.
Mana bisa ia sanggup untuk menerima permintaan yang tidak masuk akal dari suaminya itu. Bagaimana bisa laki-laki yang ia kenal selama 13 tahun itu bisa berkata seperti itu seolah hatinya terbuat dari baja.
“Mas bagaimana bisa kamu bicara seperti itu! Kamu sama sekali tidak memikirkan perasaan ku! Aku ini manusia Mas, punya hati pengkhianatanmu dengan Lisa saja sudah cukup membuat hati ku sakit. Sekarang dengan entengnya kamu meminta aku untuk menerima Lisa sebagai madu ku? Apa kamu sudah gak waras Mas!! Mata Sandra membelalak dan tubuhnya bergetar.
“Apa kamu bilang! Maksudmu aku sudah gila begitu kurang ajar kamu San, “ bentak Dirga sambil mengayunkan tangannya dan menampar pipi mulus Sandra.
“Aw…” teriak Sandra ia menangis sejadinya. “Pukul lagi Mas pukul biar kamu puas, mentalku sudah kamu hancurkan sekarang kamu mau menghancurkan fisik ku begitu silahkan Mas, jika itu membuatmu merasa puas!! teriak Sanda dengan berderai air mata.
Dirga rupanya sudah berani menyakiti wanita yang sudah ia nikahi selama 15 tahun itu, akhirnya Dirga pergi meninggalkan rumah itu dengan perasaan emosi, mencoba untuk menenangkan diri dan meninggalkan Sandra yang masih menangis terisak.
Sedangkan Sandra masih termenung di dalam kamarnya, kepercayaan dirinya hilang begitu saja ia merasa menjadi istri yang gagal. Sandra berpikir keras sebenarnya sejak kapan mereka menjalani hubungan terlarang itu bagaimana bisa ia sampai bisa terkecoh oleh keduanya bahkan ia sampai tidak bisa mencium bau-bau pengkhianatan dari keduanya, mereka yang pintar atau aku yang terlalu bodoh,” Pikirnya.
Sandra terus bertanya-tanya ia sungguh tidak habis pikir kenapa ini bisa terjadi. Sahabatnya yang ia sudah anggap sebagai saudara itu tega mengkhianati nya. Bulir air mata terus mengalir di pipinya ia tidak bisa berhenti memikirkan kemalangan yang menimpanya yang tiada pernah sedikit pun terlintas di pikirannya.
Pintu kamar Sandra perlahan terbuka putranya Fitra menghampiri Sandra dengan perlahan. Sandra yang melihat putranya itu dengan cepat langsung menghapus air matanya dan berusaha bersikap senormal mungkin.
“Ada apa nak?” tanya Sandra sambil berusaha tersenyum didepan anak semata wayangnya itu. Tetapi senyuman getir Sandra itu tertangkap basah oleh Fitra.
“Mamah nangis?” Tanyanya singkat.
“Nggak Nak, mamah cuma lagi flu aja,” kilah Sandra.
“Mamah gak usah bohong mah, aku bukan anak kecil lagi. Aku udah ngerti ko mamah dan papah lagi ada masalah,” jawabanya.
Sandra terdiam sejenak untuk memikirkan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan Fitra ia menyadari kalau anaknya itu sudah tidak bisa dibohongi lagi layaknya anak kecil.
“Iya sayang, maafkan mamah yah mamah sama papah lagi ada masalah tapi insya Allah masalahnya cepat selesai, kamu jangan khawatir yah sekarang kamu tidur aja susah malam, “ pinta Sandra.
Fitra langsung menuruti permintaan ibunya tersebut ia hanya ingin memastikan keadaan ibunya itu baik-baik saja karena ia tahu sedang ada masalah diantara kedua orang tuanya itu.
***
“Mas, gimana? Kamu sudah minta izin kan ke Sandra untuk menikahi ku secara sah? Aku tidak bisa menunggu lama Mas, aku malu kalau sampai orang-orang tahu kalau aku hamil Mas,” cecar Lisa kepada Dirga yang terduduk di sofa apartemen nya.
“Sabar yah Lis, aku sedang berusaha membujuk Sandra, “ sahut Dirga memelas.
Ada perasaan bersalah di benaknya karena telah menampar Sandra tadi.
“Maksud kamu, kamu gagal gitu Mas, untuk membujuk Sandra! ko bisa sih Mas apa kamu gak bilang kalau aku sedang hamil anak kamu hah! Aku gak mau tahu kamu pokoknya harus berhasil membujuk Sandra kalau tidak bisa juga aku minta kamu ceraikan saja dia!! Dengkus Lisa sambil menatap tajam wajah Dirga.
“I---iya sayang aku mengerti,” sahut Dirga cepat seperti orang sedang ketakutan. Dirga seperti orang yang sedang tersihir oleh Lisa ia hanya bisa pasrah dan mengangguki keinginan Lisa.
“Sudah malam Mas, kamu mau disini kan gak pulang ke rumah Sandra?” Tanya Lisa ketus.
“Aku seperti nya mah pulang ke rumah Sandra, aku mau melihat keadaan nya kasian dia tadi aku tinggal dalam keadaan menangis, “ jawab Dirga.
“Oh jadi kamu masih peduli rupanya Mas sama dia! “ Sindir lisa.
“Tentu saja aku peduli dia masih menjadi istri sahku!” timpal Dirga.
“Apakah kamu lebih mencintai dia Mas, daripada aku?” Tanya Lisa penasaran.
Dirga terdiam ia tidak bisa menjawab pertanyaannya Lisa dengan cepat.
“Kenapa kamu diam Mas, rupanya kamu lebih mencintai Sandra yah Mas daripada aku, aku kira cinta kamu kini hanya untuk aku rupanya aku salah,” Lisa tiba-tiba mengeluarkan air mata buayanya untuk mendapatkan perhatian lebih dari Dirga
“Nggak sayang cinta ku lebih besar untuk kamu. Percaya lah! Sahut Dirga untuk meyakinkan Lisa sambil menggenggam tangan Lisa erat.
“Kalau begitu hari ini kamu di sini yah Mas temenin aku Mas, aku kangen mas sama kamu aku pengen di peluk sama kamu Mas,” rayu Lisa.
“Iya sayang aku juga kangen sama kamu aku kangen dibelai kamu,” balas Dirga.
Oh iya Mas, aku ambilin kamu minum dulu yah kasian kamu pasti kehausan,” tawar Lisa
“Iya sayang kebetulan memang aku sedang haus aku belum sempat minum dari tadi, “ ucap Dirga.
“Kalau begitu tunggu sebentar yah Mas aku ambilkan air dulu du dapur, “ sahut Lisa.
Lisa kemudian mengambilkan segelas air putih untuk Dirga tak lupa ia memberikan mantra yang ia i dapatkan dari dukunnya. Iya benar yang sebenarnya terjadi adalah Dirga terkena pelet oleh Lisa dengan memberikan mantra kepada minuman dan makanan yang makan oleh Dirga sehingga Dirga menjadi nurut dengan apa saja yang dikatakan Lisa, dan lebih welas asih kepadanya.
Hal ini lisa lakukanlah karena ia sudah gelap mata keinginan yang membuncah untuk mendapatkan Dirga dan kedengkian nya kepada kebahagiaan Sandra yang mendorong Lisa untuk berbuat nekat seperti itu.
keinginannya secara perlahan mulai tercapai ia sudah mendapatkan hati Dirga kini hanya tinggal menantikan kehancuran Sandra yang sangat ia nantikan.
Setelah memberikan minuman kepada Dirga keduanya lalu menghabiskan malam penuh gairah bersama di apartemen itu. Apartemen yang dibeli Dirga tanpa sepengetahuan Sandra. Apartemen itu lah yang mereka jadikan sebagai markas perzinahan.
Tak cukup hanya dengan hati Dirga yang telah Lisa kuasi tapi kartu ATM beserta isinya pun sudah dikuasainya. Perempuan berhati iblis itu nyatanya ada di dunia ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!