NovelToon NovelToon

Behind The Idol Mask

The Mysterious Client

Seorang Wanita muda meraba tali pengikat anjing yang terikat di lehernya.

“Kenapa harus begini sih?" gerutu seorang perempuan muda.

Kliennya kali ini memang punya permintaan khusus. Tapi karena uang akan yang di dapat sangatlah besar, permintaan se-aneh apapun, dia pasti sanggupi.

“Untuk hidup mewah sebulan, itu tak masalah harus berkostum seperti ini” batin Perempuan muda tersebut tersenyum dan berusaha memposisikan rumbai-rumbai yang menutupi dadanya walaupun sia-sia. Dada besarnya menyembul diantara rumbai gemerlap.

100 juta dalam sekali sesi celup untuk seorang milyarder yang misterius adalah lebih dari yang biasa dia terima sebulan.

Biasanya pelanggannya adalah mahasiswa miskin yang bergaya sok elit atau dosen-dosen tua yang kesepian. Paling banyak 1 – 2 juta dalam 1 bulan. Itupun tidak lama. Mereka cepat keluarnya. Tidak bisa memuaskan apa yang ada di dirinya.

Menurut asisten Milyarder misterius itu, dia tinggal duduk manis di mobil yang diantar jemput, menghafal dialog, memakai lingerie dan Sepatu stiletto alas warna merah mahal yang dikirimkan serta memakai tali anjing di lehernya.

Dialognya cuma beberapa deret kalimat “Tuan, aku memujamu”, “Nikmat, Tuan memang sangat perkasa” dan diawal pertemuan dia cuma harus bilang” Jangan sentuh aku. Aku masih p*rawan”, “Aku budakmu, anjingmu..Mohon bercintalah denganku.”

Note: Jangan lupa menangis, melenguh dan berteriak sering-sering.

Angel tertawa geli, Pria cupu macam apa ini? Sejelek apakah bentuknya hingga menyuruh asistennya mengirimkan draft dialog menjijikkan seperti ini?? Mungkin tidak ada yang mau bercinta dengan dia, sehingga terpaksa menyewa seorang p*lacur!

Angel tersenyum kecil. Dia berfikir kalau untuk kliennya kali ini dia hanya berharap uang berjumlah banyak yang akan diterima.

Kalau berharap pasangan yang mampu mengimbangi hypernya, dia tidak terlalu berharap.

Mobil yang membawanya melaju ke pinggiran kota. Kemudian memasuki hutan di kaki gunung.

Sepanjang jalan kecil berbatu-batu itu, Kanan kiri pepohonan besar-besar yang sudah tua. Cahaya bulan menyeruak di sela-sela tajuk yang rimbun. Di Seberang jalan, danau hitam yang luas dan tenang memantulkan Cahaya bulan sabit.

Angel merapatkan tubuhnya yang hanya berbalut lingerie. Uh, kenapa nggak boleh pake jaket sih? AC di mobil sangat dingin. Jaketnya yang panjang memang harus dilepas ketika memasuki mobil itu.

“Nona Angel, sudah hafal dialognya kan?” ujar asisten dari kliennya tersebut menyentak lamunannya.

Dari kaca mobil depan, Bram (sang asisten) menatapnya dari kaca atas dengan tatapan menyelidik memperhatikan dari atas sampai bawah memastikan semua permintaan tuannya dipenuhi.

"Mmm iya. Siapa tuan aku malam ini?” katanya sambil mengerling dan mendesah. “Apakah setelahnya kau juga ingin menung**gangiku?” Aku bisa memberimu diskon.” sambil sedikit membuka kedua pahanya yang hanya terlindungi hiasan renda.

Lingerie khusus ini hanya berupa rumbai-rumbai. Bibir merah menyala digigitnya. Karena suhu yang dingin, nafsu dia sudah naik, apalagi sentuhan rumbai-rumbai itu menggelitik tubuhnya.

Ahh belum apa-apa saja dia sudah merasa basah. Persetan bentuk kliennya malam ini.

Bram tersenyum miring. “Anda nanti akan tau sendiri. Tentu saja tidak Nona, saya hanya bertugas mengantarkan saja. Malam ini Nona hanya melayani Tuan.”

“Apakah dia orang yang terkenal?” tanya Angel mencoba peruntungannya. Kenapa kliennya begitu misterius dan royal.

“Mmm saya tidak berhak memberitahu, Nona. Tapi yang jelas, nona pasti kenal!” Bram tersenyum.

Angel mengerucutkan bibirnya. Sok misterius bener sih..

Kenapa dada ini berdebar-debar.. Apakah ada hal yang buruk menimpanya? Kenapa seorang milyarder mau menyewanya? Seorang ayam kampus murah. Kenapa tidak menyewa pelacur elit saja? Cepat-cepat ditepiskan perasaan itu.

“Mungkin di foto itu, tubuhku terlihat menggairahkan.” Kata Angel dengan penuh percaya diri dalam hati. “Tidak salah aku menyewa fotografer dengan mahal hanya untuk iklan. ” Tambahnya sambil menggigit bibirnya.

Mobil melaju cepat masuk lebih dalam hutan hingga sampai di sebuah gerbang rumah sederhana.

Mobil itu masuk ke dalam.

"Aaah apakah kliennya ini sebegitu tertutup dan pemalu. Tempat ini jauh dari mana-mana. Yaa walaupun aku bisa bereksplorasi teriak-teriak palsu untuk menimbulkan Hasrat si miliarder ini." pikir Angel dalam hati.

Sebuah rumah tidak terlalu besar berada di ujung jalan tersebut. Rumah itu tidak terlalu mencolok kecuali memang rumah itu adalah satu-satunya.

Sejumlah orang berbaju hitam rapi bermasker berdiri di depan pintu.

“Nona, sampai disini aku mengantarmu. Mmm..saran saya, berdoalah benar-benar supaya kita bertemu lagi.” Bram membuka pintu penumpang dan kemudian meninggalkan Angel, kembali melajukan mobilnya.

Dari kaca spion dia memperhatikan Angel.. Sayang, dia masih muda sekali. Masa depan masih panjang, Namun tuan telah memilihnya.

Bram berhenti sebentar di danau hitam dan membaca berkas tamu yang diantarnya. Foto Angel terklip diatasnya, wajah penuh kehidupan dan ceria:

Angel atau Amira adalah seorang mahasiswi tahun pertama di suatu universitas pinggiran yang kurang terkenal. Dia juga tidak berminat untuk belajar apapun. Tubuh se-xy, serta wajahnya yang khas timur tengah. Angel menyukai barang branded dan agak hyper (sumber: klien). Ibunya adalah pemilik warung dekat sungai, sementara ayahnya entah ada Dimana. Menurut gossip yang beredar, ayahnya adalah salah satu bekas majikan ibunya Ketika ibunya masih bekerja menjadi pembantu rumah tangga, seorang ekspatriat yang sudah beristri, saat masih bekerja di kota Y.

Drrrt drrt drrrrt

Sejumlah uang masuk ke rekeningnya. 100 juta. Bram mengusap wajahnya dengan kasar dan Kembali melajukan mobilnya menuju kota.

“Malam ini aku ingin ke diskotek dan mencoba beberapa kesenangan..” gumam Bram segera memacu mobil tuannya menuju ke kota Metropolis.

Sementara Angel yang ditinggal di depan rumah itu telah dipersilakan pengawal berbaju hitam bermasker itu memasuki rumah tersebut.

“Nona, nanti anda masuk ke ruang dengan pintu bercat merah ya. Pintu itu menuju ke ruang bawah. Tuan sedang menunggu anda disana sekarang juga” instruksinya lambat-lambat seakan lawan bicaranya masih anak kecil.

“OK!” jawab Angel angkuh dan kemudian berjalan mengayunkan kakinya. Rumbai-rumbai itu berkeriap sesuai dengan gerakan Angel.

Angel masuk ke rumah tersebut sambil tersenyum sombong. “Buat apa Pendidikan tinggi-tinggi jika hasilnya kalah hanya dengan mengangkang saja?” gumamnya.

Setelah Angel masuk, Pengawal langsung menutup pintu dari luar.

“Pintu merah.. ah itu dia..” Angel bergegas membuka dan menuruni tangga yang cukup curam ke lantai bawah.

Ruangan di dalamnya ternyata cukup besar, mewah dan ditengahnya ada ranjang yang besar pula dengan sprei warna merah tua. Makanan kecil dan buah-buahan berada di sudut ranjang.

Penerangan temaram menjadikan ruangan lebih eksotis dan mewah. Sejumlah pintu di sisi lainnya tersamarkan dengan tirai-tirai berwarna gelap.

Seorang pria berbadan tegap menghadap jendela membelakanginya.

Angel bergegas menyapa

“Tuan, saya sudah datang..”

Pria itu tersenyum dan berbalik dan bertitah “Puaskan aku..”

Dan Angel terkejut dan menutup mulutnya dengan tangan.. “Ah tuan adalah….”

Meet: Keisha

Brakkk..!!

Keisha membanting pintu kamarnya. Rambutnya yang sepundak itu diremas-remasnya.

“Aaaarghh!” Menyebalkan!!”

“Kok pulang siang-siang?.. Gimana Key? Hari ini sukseskah?” Tanya Anita yang seperti tidak terganggu menonton TV sambil makan kuaci.

Di meja depannya terhampar semangkuk kuaci, sepiring gorengan dan segelas es teh.

Sejumlah laki-laki menari, meloncat dan menyanyi di layar itu. Entah bagaimana awalnya mereka kemudian terbang membentuk love. Dan penonton di dalam studio memekik kegirangan. Termasuk Anita yang ada di depan TV.

Keisha keluar dari kamar setelah berganti baju daster favoritnya dan mencangklong handuk.

“Aku ngga merasa kuat bertahan di dunia ini, Ma. Trus aku pamit pulang cepat. Maa.. Kenapa pimpinan Keisha itu adalah Yang Mulia Pramono? Susaaah banget dipuaskan! Selalu tidak puas! Padahal Keisha kan anak baruu. Nyari brita yang booming itu bukan hal yang mudah.."keluh Keisha sambil menengadahkan tangannya keatas.

Keisha kemudian meletakkan kepalanya di pangkuan ibunya. Capek fisik n mental hari ini.

“Lah, gimana dong Key.. Kan kamu yang mau jadi wartawan terkenal. Padahal mama kan dah nyaranin jadi PNS aja. Ngga banyak drama. Kerjanya ya secukupnya. Kalau keputusanmu begitu, ya sudah, nikmatin ajaaa konsekuensinya.. Lagian, siapa suruh nantangin atasanmu sendiri. Gini kan jadinya.. Cobaa kemaren usulan bos kamu itu kamu terima. Kan sekarang kamu dah santai-santai, Nerima uang artikel” ujar Anita Panjang lebar kali tinggi.

Keisha mengerucutkan bibirnya.

“Iya sih.. Kemaren saran beliau untuk nulis tentang penemuan seblak coet aku nggak ambil. Masalahnya tu, perkulineran semacamnya itu bukan passion aku. Nggak menantang!” jelas Keisha mencoba membela diri.

“Memang harusnya itu yang ringan-ringan dulu. Daripada gak punya berita, Key. Itung-itung latian” Sahut mama kembali beralih menguyah gorengan.

“Nanti lama-lama pasti kepikiran mau nulis apa trus gimana caranya.” Sambung Mamanya Keisha sambil tersenyum tersipu melihat para member boys band berakting sok cute di layer kaca.

Keisha memonyongkan bibirnya. Dalam hati dia mengakui yang diucapkan Mamanya itu benar. Dia tidak bisa menilai dirinya sendiri.

Terlalu percaya diri.

“Nonton apaan c Ma? Album kenangan lagi yah?” tanya Keisha mengalihkan pembicaraan.

Dia malu kalau harus mengakui yang dikatakan mamanya itu benar. Untungnya Mamanya tidak mau berlama lama mempermasalahkan itu.

“The indigooo, Key. The Indigo. Tadi tuuu beritanya, 2 bulan lagi mereka mau konser ke kota ini.” Jawab Mamanya dengan bahagia.

“Oh, grup idolnya mama itu ya..Ma, sekarang itu mereka dah tua-tua. Nggak bakal jejingkrakan kaya gitu lagi. Paling-paling nanti kena encok kalo jejingkrakan kaya di TV itu.”

“Issshh, kamu itu. Mereka itu gaya hidupnya sehat. Selain nge-dance, suara mereka itu bagus Key. Itu tuh, yang pake vest itu yang Mama suka. Cakep ya Key!” kata Anita dan kemudian memekik mekik.

“Lebih cakepan Almarhum Papa, Ma!” tukas Keisha kemudian mengambil kuaci bunga matahari dan mulai mengunyah.

“Itu bedalah, Key! Almarhum Papa selalu ada di ruang hati Mama.”

“Lah, kalau yang ini?”

“Fahreza ada di ruang satunya, Key. Nggak bisa disamain!”

“Heyehh!”

“Makan malam dulu sana! Ganggu aja deeeh!” usir Anita sambil cemberut. “Ayam cuma dua potong. Jangan maruk!” sambungnya sambil masih menatap layer TV.

Ah, Bu Satya harus tau ini.” Anita berjengit ingat sesuatu kemudian beringsut dengan hanya menggeser pantatnya untuk mengambil HP di meja.

“Jeng, Udah tau kan? Iya, 2 bulan lagi. Tiket? Aah bisa diatur. Kabarin Jeng Ika, Jeng Tantri sama Jeng Anin yaa!”

Keisha geleng-geleng melihat Mamanya menjadi lincah seperti itu. Yah sesekali ngga papa lah..

Semenjak papa dinyatakan meninggal dalam tugas, Mama menjadi tulang punggung keluarga. Mamanya bekerja keras menjadi bagian admin di supermarket Jaiko, supermarket terbesar di kota itu.

Di rumah ini hanyalah mama dan Keisha. Karena saking akrabnya karena hanya tinggal mereka berdua, mereka seperti kakak beradik.

Rumah mereka sedikit berantakan walaupun masih enak dilihat. Di ruang depan tergantung foto keluarga mereka. Papa, Mama dan Keisha. Beberapa hiasan makrame serta sejumlah foto BoysBand Indigo (berikut nama mereka).

Mama penggemar berat Boysband Indigo sejak remaja bersama teman-temannya. Almarhum papanya tidak pernah

mempermasalahkan hal itu.

"Liat Key, si Arthur. Dia paling lincah kalo nari lho.. Trus Ivan, Roy truuuss ituuu yang baru aja terjun. Aaaahhhh Rezaaaaa!!!" Mama tiba-tiba berteriak histeris kegirangan

"Klo si Reza ngapain Ma?" tanya Keisha ngga minat. Sebenernya dia paling anti yang beginian. Tapi demi Mamanya, dia tetep berusaha stay di depan TV.

"Reza suaranya paling bagus. Dia paling ganteng..Dia itu Leadernya!" jawab Mamanya menjelaskan yang entah kesekian kalinya.

"Heyeeehhh Cuma ganteng doang. Itu juga duluuu. Sekarang dah jadi om om. Trus tiap hari jadi bau minyak angin. Suara masih standar. B ajah" ujar Keisha jail.

Dia paling seneng liat Mamanya gemes-gemes gitu. Yah itung-itung ngurangin kesebelan di hatinya.

“Eh, jangan salah, keluarga dia itu yang punya PT SilverSpoon. Perusahaan yang memproduksi coklat kesukaanmu ituuuu!”

“Hah, masa c? Baiklah, besok jangan beli coklat itu lagi” goda Keisha ke Mamanya.

“Besok-besok beli roti gandum aja ya! Itu roti gandum Sari Raya lebih enak. Lebih sehat. Trus dalemnya dikasi sosis the Imperial. Suuurrgaaa..” kata Keisha yang berakting lebay mengerjap-ngerjapkan matanya.

Mamanya tersenyum menghardik: “Heh Nona, Roti Gandum Sari Raya itu juga salah satu produksi dari perusahaannya Beverly Food! Trus Sosis the imperial itu satu Perusahaan ma The Silverspoon. Kemana kamu akan berlari hai anak muda??” Huahahahahahah akting Anita memang tidak pernah gagal membuat Keisha tertawa.

“Kita bikin lahan pertanian ajalah Ma. Ngapain ngasih duit ke orang kaya?” jawab Keisha merasa terpojok. “Enak bener hidupnya ya Ma. Lahir ceprot dah dapat banyak fasilitas. Nggak pernah susah. Apa sih yang menjadi masalah para orang-orang kaya itu Ma?” Lanjutnya lagi sambil mengunyah sepiring nasi dan ayam gorengnya.

“Mmm masalah apa ya? gimana ya? Reza itu belum menikah, Key. Apa dia nggak minat ma Wanita ya? Ah bodo amat! Yang penting cakep.” Kata Anita. “Eh, kamu juga nggak minat ngenalin mama ke siapaa gitu?” lanjut Anita.

“Siapa emangnya Ma?”

“Calon menantu!”

“Malas ah, ditanya itu mulu.. Nggak kreatif ah.” Keisha jadi keselek.

“Kei, Riski, partnermu itu, dia anak baek loh.” Usul Anita. “Kenapa nggak sama dia saja sih?”

“Riski ituuu playboy cap gorengan, Mama sayang. Bulan kemaren dia sama Yuni, seminggu ini dia sama Saskia anak keuangan, Eh tadi siang dia udah maen mata Vera sekretaris pak Pramono.” Terang Keisha yang kemudian ngeluyur ke kamarnya. Takut pembicaraan Mamanya melebar.

“Wah, mama ngga nyangka, anak itu ternyata laku ya Kei? Cobaa kamu atur rambutmu atau makeupan dikitlah. Itu hadiah ulang tahun kamu yang kemaren dari mama nggak pernah dipake. Trus pake baju yang cantikan dikit. Ngga pake baju kemeja mulu."usul Mamanya demi mendapatkan menantu.

“Iyaaa… besok Kei pikirin dulu ya Ma!” sambil nutup pintu kamar mandi.

"Ikutan ngga Ma? Ngga ada temen jalan ni.. !"

"Riski kemana memangnya?

"Tauk! Tadi bilangnya lagi sibuk. Nyari novel lanjutan terbaru di toko buku Granada yuk Ma nanti sekalian beli martabak depan Mall Metronia!"

"Males ah.. tadi Mama cuti pura-pura sakit. Nanti ketauan kalo bohong! Berangkat sendiri sana. Martabaknya yang super. Kalau biasa dagingnya dikit!

"Ish!

Keisha memacu motornya ke Mall Metronia. Mall tersebut penuh dengan tenant antara lain toko buku Granada. Setelah menitipkan tas ranselnya, Keisha bergegas ke tempat rak buku baru. Ternyata kelanjutan novel yang diinginkannya sudah habis dan beralih ke sistem PO.

Keisha keluar dari toko buku Granada. Menurutnya (dan menurut author juga c..) tidak baik di toko buku lama-lama karena pasti bakalan banyak judul buku yang tiba-tiba menarik untuk dibawa pulang.

Karena panggilan alam, Keisha masuk ke toilet di seberang toko buku.

Keadaan di Mall yang biasa relatif teratur, mulai terjadi kehebohan. Seorang laki-laki bermasker berusaha menghindar menjauhi kerumunan sekelompok orang yang menginginkan dipeluk dan di salami olehnya.

Akhirnya keadaan menjadi chaos dan lelaki itu cepat melarikan diri dan akhirnya masuk ke sebuah ruangan dan langsung menutup erat. Dia segera membuka baju dan menggantinya dengan baju yang lain.

Di tengah usahanya tersebut, Keisha yang berada di dalam keluar.

"Aaargh.. Pria Mesum!!"

"Ma Maaf, mbak. Mbak salah sangka!"

"Mau lari kemana kamu?? Manusia seperti kamu bikin wanita baik-baik selalu ketakutan!" seru Keisha sambil melumpuhkan Lelaki ini.

"Tolong! Pak Satpam ada pria mesum!!"jerit Keisha. Ibu-ibu yang di luar langsung berteriak memanggil satpam yang sedang berjalan setelah mengatasi kerusuhan tadi.

"Tolong amanin dia Pak! Jangan sampe lepas ya'" kata Keisha yang menyerahkan Lelaki itu.

Sampai di kantor, Reza menjelaskan permasalahannya. Rheinald membawa bukti-bukti yang langsung bikin Keisha kicep dan langsung meminta maaf. Reza dan Rheinald yang malas untuk memperpanjang perkara langsung pergi.

"Hari ini begitu seru."pikir Keisha yang kemudian berjalan ke tempat parkir. Untuung tidak dituntut balik Artis bermasker itu.

Begitu sampe rumah, Keisha merebahkan dirinya. dia sudah lumayan puas melampiaskan kemarahannya dengan menghabiskan setengah bungkus martabak super.

Keisha meraih HP yang ada di nakasnya. Dia berniat menghubungi Riski. Mungkin sahabat sejak kecil itu tau apa yang akan ditulis Keisha demi memenuhi tantangan Pak Pramono tadi pagi.

“Halo Ki, aku masih puyeng ma tantangannya Pak Pramono ni. Ada ide nggak?” tanya Keish langsung nyerocos begitu HP diangkat.

“Keh Kei.. kenapa telpon malam.. Aaahhh…kamu nikmat sekali” Riski menjawab meracau sementara latar belakangnya teriak “Faster Beibb.. Hai Khhheiii…”

“Kamu lagi ma siapa Ki? Sibuk ya?” Keisha terkejut dengan suara-suara aneh yang mendesah. Sepertinya sahabatnya sedang bercocok tanam dengan Perempuan yang entah siapa.

“Ve..ra. O K. Maaf ya…Besok aku hubungi laa gii..” jawab Riski yang seperti abis lari marathon.

“Tadi nggak usah diangkat! Gila Lu!” umpat Keisha yang langsung nutup telponnya.

“iiisssh merinding..”gumam Keisha sambil memeluk gulingnya.

Walaupun hal seperti itu sudah hal yang biasa dan lumrah di negara ini. Tapi Keisha belum mau untuk melakukannya karena prinsipnya. Sementara untuk teman-temannya hal yang seperti itu sudah biasa dan tidak mencampuri urusan masing-masing.

Keisha merebahkan dirinya. Ada rasa kecewa yang menyakitkan mendengar desahan Perempuan itu di HPnya.

Entah dari kapan dia memiliki rasa dengan Riski. Setiap hari selalu bersama. Bahkan Ketika Mamanya tidak bisa datang di acara pensi, Riski selalu siap sedia menjadi supporter nomer satunya.

Tapi Keisha takut hubungan cinta merusak pertemanan yang sudah terjalin sejak lama.

‘ Lagian, mana mau Riski ma aku? Cewek fashionabel juga bukan.

"Eh, Reza idolanya Mama juga nggak kekurangan apapun juga masih jomblo. Haaahhh yang keren aja belum laku apalagi aku?”Keisha membenarkan posisinya yang menjomblo dari orok.

Kakak2, mohon koreksiannya. ini karya pertamanya author. Halu dikiit. Mohon supportnyaa. Makasiiih

Ketika mimpi berakhir..

Malam beranjak pagi ketika dua orang menyudahi hasratnya.

Angel terbaring lemas dan puas. “Klien kali ini memuaskan..Bahkan jika aku tidak dibayar pun aku bersedia jika ternyata memuaskan begini.”ujar Angel dalam hati.

Berkali-kali dia mendapatkan pelepasan yang luar biasa. Belum pernah rasanya selama hidup dia diperlakukan seperti ini. Dia tersenyum bahagia ketika memikirkan bahwa akan ada tambahan uang yang akan diperoleh.. Benar-benar hobi yang menjadi pekerjaan. Menyenangkan!

Dalam hati Angel berharap dia menjadi pasangan pria disampingnya itu selama 1 minggupun dia tidak akan merasa keberatan.

Pahanya saja masih terus bergetar.

Sang pria dengan cepat beranjak dari sebelahnya dan berdiri sambil meraih piyamanya yang dibuang sembarangan. Sosis beruratnya kelihatan jelas.

Oh, Angel masih menginginkannya…

Pria itu tersenyum dan menyipitkan matanya. “Masih ingin lagi? Masih ingat yang aku ucapkan tadi, hai Perempuan?”

Angel mengerlingkan matanya dan menjawab "Tuan begitu perkasa. mungkin jika tidak berkeberatan, nanti siang.."

Sebentar..Angel mengingat-ingat perkataan pria tersebut sebelum menjamah tubuhnya. Ingatan kabur-kabur dan berusaha dia dapatkan kembali.

"Apakah ini tentang pembayaran, Tuan? "tanyanya.

"Wanita bodoh.. "kata pria tersebut sambil mengelus kepala Angel.

Flashback on

“Aku adalah pria yang adil. Aku selalu berbuat adil walaupun dengan ja*lang sekalipun.. Aku akan memberikan kesenangan untukmu, oleh karena itu kamu harus memberikan kesenangan untuk aku juga. Aku menagihnya setelah engkau puas.” Kata pria tersebut sambil duduk di tepi ranjang.

“Kemarilah..berbuatlah sepuasnya atas diriku..”

Angel mendekat ke ranjang penuh nafsu dan berkata sesuai dengan draft yang dikirimkannya

” Jangan sentuh aku, Tuan. Aku masih perawan”, Maennya pelan-pelan saja ya…Aku budakmu, anjingmu..Mohon bercintalah denganku."ujarnya dengan cepat. Dia tidak mau membuang-buang waktu dengan mengucapkan kata-kata yang sudah hafal di luar kepala itu.

“Persetan dengan kata-kata murahan itu. Betapa tersanjungnya aku jika dia berada di dalamku.. dan lebih membahagiakan lagi, cuuuannn..” lanjut Angel dalam hati.

Flash back off

“Iya tuan. Tuan mau apa? Apakah mau lagi?” tanya Angel sambil menggeser badannya ke sisi tempat tidur dan mencoba meraba sesuatu yang masih mengeras pada pria tersebut.

Pria tersebut menepisnya.. "Aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini.. "desah pria tersebut sambil menjauh sambil tersenyum menyeringai dan menekan tombol di samping pintu.

“Waktunya pembalasan” kata pria tersebut dengan suara berat dan kemudian menghilang dari pintu. Pintu berat itu tertutup pelan.

Angel yang masih lemah karena pertempuran semalam suntuk itu tergagap Ketika menyadari bahwa lehernya ternyata telah terikat di tiang besi ranjang. Panik dan dada berdebar keras.

Seketika cahaya lampu begitu terang menyilaukan. Terlihat jelas ruang yang ditempatinya seperti sebuah teater pertunjukan tertutup. Dibagian atas terdapat kursi singgasana. Dan pria itu sudah duduk disana. Pria itu tersenyum mengerikan.

“Saatnya kau memuaskan aku, Jalang.. Kalian sama saja. Sama-sama rendah di hadapanku., Kalian mendekatiku hanya untuk melempar kotoran di mukaku. Sekarang aku akan membalasmu dengan memberikan yang seharusnya kamu terima. Sesuatu yang sederajad denganmu!” Nikmatilah dan mengemislah kematian segera datang!" ujar pria itu dingin. Setiap kata yang diucapkan seperti setajam silet.

Pintu yang berada di balik tirai terbuka, dan sesosok besar binatang menyerupai manusia menyerbu ke dalam.

Teriakan Angel tenggelam di dinding kedap suara.. Makin lama teriakan itupun menghilang menyisakan kamar yang porak poranda.

Sang pria tiba-tiba menangis tergugu.. "Seharusnya kau dulu mengerti aku, Andrea.." ucap pria itu sambil memandang foto seorang wanita dan pria dengan latar belakang alam luas.

"Bersihkan tempat ini dan segera atur penghormatan untuk wanita mulia itu."titah pria itu meninggalkan singgasananya.

Terimakasih untuk yang sudah meluangkan baca. Maaf jika belum konsisten n pasaran

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!