NovelToon NovelToon

Muara Cinta

Episode 1 Penyesalan

Laki-laki itu buru-buru memasuki pelantaran rumahnya setelah turun dari mobil. Andrian menyadari bahwa dia sudah terlambat, dengan perasaan bersalah Andri melewati pintu rumah itu dengan langkah lebar, bisa melihat jika istrinya sudah menunggu dan dia hanya bisa tersenyum canggung karena merasa bersalah.

"Maaf, aku telat!" sesalnya.

Andara tersenyum. Wanita itu mengangguk ringan.

"Tidak masalah Mas aku tahu jalannya pasti macet." ucapnya penuh pengertian seperti biasa.

Andri membalas senyum Andara melihat senyum tulus itu rasa bersalah sedikit hinggap di hati kecilnya.

Sebenarnya dia telat bukan karena macet tapi ada hal yang tidak bisa membuatnya pulang tepat waktu.

Andara dan Andri menikah 8 tahun yang lalu.

Kehidupan rumah tangga mereka sangat harmonis Andri sangat mencintai istrinya. Sama halnya dengan Andara yang sangat mencintai Andri bahkan wanita itu rela meninggalkan keluarganya demi bisa hidup bersama laki-laki yang dicintainya itu.

Kini sudah 8 tahun berlalu rumah tangga mereka masih dalam limpahan kebahagiaan. Andara sangat mengerti Andri memahami kesibukan suaminya dan tidak terlalu banyak menuntut membuat Andri merasa sangat bersyukur memiliki istri yang pengertian.

Mereka juga sangat jarang sekali cekcok segala permasalahan yang terjadi selalu bisa mereka selesaikan dengan kepala dingin.

Andara melepaskan kepergian suaminya masuk ke kamar mandi, bersama hilangnya tubuh itu senyum di bibir Andara pun ikut menghilang.

Beberapa saat, Andara meraih ponselnya yang berkedip.

[Mbak Ara.. nanti kita teleponan ya!! Suami ku sudah pulang ke rumah istri pertamanya.]

Sebuah pesan masuk di ponsel milik Andara ia tidak lantas membalas pesan tersebut hanya membaca sekilas dan meletakkan kembali ponselnya di tempat semula.

Andara menunggu Andri untuk makan malam bersama, Andara sudah memasak menu spesial untuk Andri, semua yang terhidang adalah masakan kesukaan Andri. Laki-laki itu menikmatinya dengan khusyuk suapan besar berkali-kali masuk ke dalam mulut Andri sangat menikmati masakan istrinya. Semua terasa pas di lidah.

Usai makan malam mereka tidur, malam ini Andara terlelap lebih dulu baru kemudian Andri menyusulnya, saat mata Andri terpejam mata Andara terbuka.

Air mata meleleh dari mata Andara membasahi bantal tempatnya berbaring, dengan cepat Andara menghapus air matanya perlahan bangun untuk meraih ponselnya yang diletakkan di atas nakas.

[Maaf Gia tadi aku ketiduran.]

Andara mengirim pesan itu pada perempuan yang mengirimkan pesan sebelumnya sengaja Andara tidak langsung membalas karena dia butuh menenangkan hati dari gemuruh kekecewaan yang telah ia rasakan.

Tak butuh waktu lama ada panggilan masuk di ponsel Andara dan itu adalah panggilan dari Gia, teman yang selama ini begitu akrab dengannya.

"Mbak kapan kita bisa bertemu lagi? Aku mau banyak curhat sama mbak!"

Begitu panggilan diangkat langsung terdengar suara dari sebrang sana suara perempuan yang begitu renyah.

"Belum tidur kamu Gia?" sapa Andara ramah.

"Ih.. Ya belum lah Mbak kalau aku sudah tidur terus yang ngangkat telepon siapa dong Mbak Ara ada-ada aja."

Andara tersenyum kecil membayangkan bibir kecil Gia yang mencang-mencong ketika menjawab pertanyaannya.

Andara merasa gila di beberapa minggu terakhir ini kadang dia merasa terhibur dengan tingkah Gia yang polos, kadang dia merasa iri serta marah pada wanita itu.

Hingga hari ini Andara sendiri masih belum tahu apa langkah yang akan diambil selanjutnya. Andara hanya ingin lebih menyiapkan diri untuk menghadapi hari-hari mendatang.

Andara terus berbicara pada Gia melalui panggilan telepon namun mata Andara tak pernah lepas dari wajah lelap suaminya.

"Tidurlah Gia, kita lanjut lain waktu oke."

...****************...

Seorang pria mengenakan setelan kantor memasuki sebuah rumah berlantai 2.

Pria itu menghampiri wanita yang tengah duduk sembari membaca majalah. Karena Wanita itu tidak mengetahui kehadiran sang pria dia sedikit tersentak karena kemunculan pria itu.

"Mas..." pekiknya hampir teriak.

"Aku datang untuk memberi tahu kalau tiga hari kedepan akan pergi keluar kota." ujar si pria dengan tubuh membungkuk mencium hidung sang wanita.

"Sendiri?" wanita itu bertanya, matanya memicing seperti curiga.

"Ini perjalanan bisnis, kamu jangan berpikir bahwa aku akan berlibur." jawab si pria dengan jemari mencubit pipi mulus wanita di depannya.

"Tidak ingin mengajakku?"

"Tidak!"

Raut kecewa tak bisa wanita itu sembunyikan.

"Aku tidak mengajak salah satu dari kalian, meski aku ingin mengajak kalian berdua tapi kamu tahu itu sangat tidak mungkinkan."

Bukan sangat tidak mungkin hanya saja lelaki itu belum siap jika harus menyakiti hati istri pertamanya.

"Kapan aku bisa menemui istri Mas?"

"Kamu tahu itu tidak akan pernah terjadi dalam waktu dekat!"

"Tapi jika kita punya anak kita tidak bisa..."

"Aku datang tidak untuk berdebat!" potong sang pria tegas.

Mata wanita itu berkaca-kaca, sudah hampir 1 tahun dia menjadi istri pria tersebut tapi hingga hari ini statusnya masih istri siri pria itu. Setiap kali ia ingin bertemu dengan istri pertama sang suami, lelaki itu tidak pernah mengizinkan. Alasannya karena laki-laki itu belum siap untuk menyakiti hati istri pertamanya.

Tapi Bukankah sekarang dia juga istrinya?

Saat air mata hendak luruh pria itu merangkumnya dengan lembut. Pelukan yang dapat menahan segala amarah yang hendak meluap.

Lantas ucapan maaf mengalun indah dari bibir pria itu. Bukan yang pertama. Tetapi si wanita juga tidak bisa melakukan apa-apa wanita sudah sangat mencintai pria ini dan takut jika dia melanggar dia akan ditinggalkan oleh suaminya.

Entah bagaimana sosok istri pertama suaminya hingga suaminya ini sangat mencintai perempuan itu.

"Kamu jaga diri baik-baik" pesannya setelah istrinya tenang.

Wanita itu hanya bisa mengangguk. Helaan nafas terdengar berat sebelum permintaan itu terdengar.

"Apa dengan menjadi istriku, diterima ditengah keluargaku, itu masih kurang bagimu? Tolong kamu harus ngerti posisiku sudah berapa kali aku katakan jika aku belum siap, pasti jika hati ini nanti telah siap aku akan membawamu menemui istri pertamaku."

Selalu seperti itu, dan ini pun kesekian kalinya wanita itu hanya bisa mengangguk pasrah dengan keterpaksaan.

"Mas mau ku siapkan keperluan sebelum pergi?"

Anggukan kepala pria itu menerbitkan senyum di bibir sang wanita.

...****************...

Andara duduk di ruang kerja suaminya dengan tangan memegang secarik kertas. Kertas itu berisi nomor telepon orang tuanya yang sudah 8 tahun hilang dari kontak ponselnya.

Kerinduan yang selama ini coba di tepis hadir bersama dengan penyesalan yang mendalam. Andara sudah menjadi anak pembangkang hanya demi cinta.

Kini rasa bersalah itu menghantuinya setiap saat, seperti sebuah kutukan hidupnya menjadi seperti ini.

######

Assalamualaikum...

Selamat datang di cerita baru author

Mohon dukungannya ya,

Happy reading, jangan lupa jejak cintanya.

Sepenggal kenangan

"Sudah kamu pikirkan betul-betul?" itu suara bundanya yang memberi nasehat. "Kamu paham bagaimana Ayahmu."

Meski berulang kali bundanya mengatakan hal itu namun Andara tetap tidak perduli. Dia seolah tuli yang ingin Andara lakukan adalah memperjuangkan cintanya.

"Dewa," merasa tak berhasil membujuk sang putri, Melati meminta bantuan putra sulungnya. Diselipkan tangannya ke lengan sang putra.

"Setidaknya tunggu sampai kuliahmu selesai, Ara." kini Dewa yang berbicara.

"Apa Abang bisa menjamin jika aku sudah menyelesaikan kuliahku, Ayah akan memberi restu pada hubungan kami?" cecar Andara pada sang kakak.

Dewa kicep. Karena dia sendiri tidak yakin jika ayahnya akan merestui hubungan Andara dan kekasihnya itu, menurut sang ayah laki-laki itu tidak cocok dengan putrinya.

"Apa kamu akan tetap pergi meskipun Ayah tidak merestui Andara?" kini suara sang ayah yang terdengar.

Ketiga orang itu gegas menoleh ke sumber suara di sana telah berdiri laki-laki yang tetap gagah di usia tuanya yaitu Ezaz ayah Andara.

"Ayah, kami saling mencintai." bantah Andara. Cinta berkobar pada masa itu, membuat Andara tidak menyadari seburuk apa keputusannya.

"Kehidupan berumah tangga tidak melulu tentang cinta Andara, di luar sana banyak orang yang awalnya saling mencintai hubungannya berakhir di tengah jalan." Ezaz tetap enggan memberi restu pada putrinya itu. Ayah dua anak itu tetap pada pendiriannya.

"Kamu masih sangat muda nak, jangan gegabah, kadang-kadang perkenalan itu penting dalam sebuah hubungan kalian baru dekat beberapa bulan rasanya terlalu cepat untuk melangkah ke jenjang berikutnya."

Hari itu percekcokan tidak bisa dielakkan, Andara dengan keras kepalanya, Ezaz dengan pendirinya yang tidak membeli Restu jika putrinya Andara menikah di usia yang sangat muda.

Maka di hari itu pula Andara meninggalkan rumah beserta orang-orang yang menyayangi nya demi hidup bersama laki-laki pujaan hatinya. Ternyata Restu itu tidak hanya tidak didapatkan Andara dari keluarganya saja, di keluarga Andri mereka juga tidak diterima.

Kini Andara hanya bisa menangis tanpa suara, segala kenangan masa lalu hanya bisa ia sesali. Air matanya tumpah meskipun tak terdengar sedikitpun isak tangis.

Tidak terasa Andara terlelap di tengah penyesalan yang menguras energi dan emosi wanita itu sampai tidak menyadari jika kini tubuhnya sudah di pindahkan oleh Andri ke kamar tidur mereka.

Andri masih bisa melihat bekas air mata di wajah cantik sang istri, hati lelaki itu seperti ter-cubit saat melihat istrinya diam-diam merindukan orang tuanya. Dan Andri tahu sang istri kehilangan segalanya karena memilih dirinya dan seandainya Andara tahu jika kini wanita itu bukan satu-satunya Andri tidak sanggup membayangkan sakit yang akan Andara rasakan. Tapi semua sudah terjadi Andri tidak bisa melakukan apa-apa, kini yang bisa Andri lakukan hanya terus bersikap seperti biasa agar Andara tidak curiga dan merasa sakit untuk kesekian kalinya. Yang Andri tidak ketahui, bahwa insting seorang istri begitu kuatnya.

"Mas..." mata itu terbuka, tampak memerah dan sembab. "Kapan datang?"

"Baru saja, kamu istirahat saja sayang, mas temani." ujar Andri ikut merebahkan tubuhnya di samping Andara.

Didekapnya wanita yang telah menemaninya 8 tahun itu, mengapa dia begitu pengecut, sekedar mengakui kesalahannya saja tidak berani.

"Tumben mas pulang cepat?" ucap Andara di pelukan Andri.

"Besok mas ada perjalanan ke Ternate." Andara tidak berkomentar, perjalanan bisnis yang suaminya ucapkan itu bisa saja benar bisa saja juga hanya sebuah alasan Andri untuk bisa menemui perempuan yang jadi simpanan Andri.

Yang paling menyakitkan untuk Andara adalah ketika dia tahu bahwa wanita baru suaminya itu mendapat tempat di keluarga Andri, sementara dia yang istri sah..

Terbawa perasaan Andara tidak menyadari ketika dia tiba-tiba mendorong tubuh Andri untuk menjauh.

"Yank..." terlihat Andri terkejut.

"Maaf mas aku lupa harus menyiapkan keperluanmu, astaghfirullah.." Andara pura-pura panik.

"Tidak usah sayang." ucap Andri .

Apa maksudnya tidak usah?

Melihat wajah bingung istrinya Andri buru-buru menjelaskan. "Maksudku tidak usah buru-buru sayang, besok mas juga berangkat agak siang kok." dalihnya.

...****************...

Andara mengantar Andri sampai pintu gerbang. Jika biasanya Andara selalu melepas kepergian suaminya dengan rentetan do'a, kini hanya pandangan kosong yang menyertai kepergian Andrian.

Andara melihat bayangannya di cermin, setelah mengantar kepergian Andrian tiba-tiba Gia mengajaknya bertemu.

Entah apa yang ingin Gia bicarakan dengannya, tapi karena Andara sedang bosan di rumah, maka dia bersedia menemui wanita itu.

"Aku bingung Mba, Papa mendesak untuk membawa suamiku ke Bali, sementara aku sadar hari penting itu bertepatan dengan hari suamiku dengan istri pertamanya." keluh Gia.

Gia memang tidak pernah berharap banyak kepada suaminya, karena dia sadar posisi. Selama ini sang suami masih belum meresmikan hubungan mereka secara hukum, Gia takut suaminya akan murka.

"Kenapa tidak coba bicara saja sama suamimu?" Andara memberi saran.

"Aku takut mba, bagaimana jika suamiku malah marah karena aku terlalu banyak menuntut." wajah Gia begitu murung.

"Katakan padanya ini mendesak." Andara mengamati wajah frustasi wanita cantik di depannya.

"Bagi suamiku, menjaga perasaan istri pertamanya itu yang paling penting mba," ujar Gia dengan bibir bergetar. Wanita itu tertawa, namun air matanya mengalir. "Mengapa cinta mengubahku menjadi wanita bodoh?" tanyanya pada diri sendiri yang membuat Andara bersimpati.

Andara pernah diposisi itu, dibutakan oleh cinta.

"Kali ini tidak hanya Papa, Gavin juga mengancam ku jika kali ini suamiku kembali mangkir."

Demi apapun Andara hanya mampu mendengarkan, masalahnya sendiri sebetulnya sudah terlalu memenuhi pikirannya sehingga Andara tidak bisa memikirkan masalah orang lain dia datang hanya untuk menghargai ajakan temannya ini.

"Ke mana sekarang suamimu? Ke rumah istri pertamanya?"

Gia menggeleng ia meraih tisu untuk mengelap air matanya dan juga hidungnya.

"Dia sedang perjalanan bisnis." jawabnya kemudian.

...****************...

Pulang dari menemui Gia, Andara menyibukkan diri dengan mendesain sebuah gaun-gaun yang terbesit di angannya. Sejak Sekolah Menengah Pertama Andra memiliki cita-cita menjadi seorang desainer, sayang cita-cita itu harus kandas karena dia memilih menikah muda dan mengabdikan hidupnya pada suami tercinta. Kini cita-cita itu seolah kembali berkobar memberinya semangat entah bermula dari mana namun cukup untuk Andara sejenak melupakan masalah rumah tangganya.

[Mbak Ara sejak aku menceritakan tentang Mbak pada Gavin Entah mengapa tiba-tiba Kakak galak ku itu ingin bertemu dengan mbak.]

Sebuah pesan dari Gia masuk.

Andara tahu cerita Gavin dari Gia, konon laki-laki itu tidak pernah merestui sang adik menikah dengan laki-laki yang sudah beristri kata Gia Gavin takut adiknya dicap buruk oleh orang karena secara tidak langsung posisi istri kedua sangat tidak disukai di masyarakat umum, Gia mengatakan jika Gavin tidak mau Gia disebut pelakor.

Gia yang membahas Gavin mengingatkan Andara pada sosok kakaknya Dewa. Bagaimana kabar cinta keduanya itu? Selain Kedua orang tuanya Andara juga sangat merindukan kakak lelakinya itu.

"Aku kangen kalian." lirihnya bersama dengan cairan bening yang jatuh dari pelupuk mata.

#####

Minta penyemangat biar updatenya lancar ya.

Happy reading

Kemelut hati.

Gia Batavia adalah adik bungsu pemilik perusahaan sebuah maskapai penerbangan terbesar di Indonesia, tak cukup dengan itu, Gia amat cantik jelita setiap lelaki mendambakannya dan bermimpi bisa menikahinya, bisa dikatakan laki-laki yang menjadi suaminya sangat beruntung mendapatkan gadis itu, tidak ada yang tahu wanita incaran banyak pria itu ternyata hanya menjadi istri siri seseorang.

 Gia Batavia adalah nama gadis cantik tidak beruntung itu, ia anak perempuan satu-satunya dari keluarga Batavia, gadis cantik berusia 22 tahun itu adalah adik bungsu dari Gavin Batavia Wijaya pemilik maskapai penerbangan dan supermarket yang dapat ditemui di sepanjang Pulau Jawa.

Dia adalah sosok impian yang selayaknya dipinang lewat sayembara demi menyeleksi laki-laki terbaik dari seluruh negeri agar dapat mempersunting sang gadis. Gadis baik-baik tak cukup mendefinisikan seorang Gia, dia sempurna karena hidup dengan bergelimang harta.

Di pesta keluarga kali ini Davin sebagai sulung menggandeng sang adik, Gavin adalah Ayah sekaligus Ibu bagi sang bungsu yang tak sempat merasakan kasih sayang orang tua, di keluarga Batavia menyisakan Gavin dan Gia, kedua orang tua dan saudara mereka tewas dalam perjalanan bisnis di Nepal.

Gia belum genap usia 6 tahun saat peristiwa itu terjadi dan saat ini laki-laki yang perempuan itu sebut Ayah adalah adik kandung mendiang ayah kandungnya.

Ini pertama kalinya Gavin meminta suami dari adik kesayangannya itu hadir. Bukan Tanpa alasan, pesta ini diperuntukkan untuk semua anggota keluarga. Biar bagaimanapun meskipun istri siri Gia tetap dinikahi pria itu bukan?

Pernikahan itu memang seharusnya tidak terjadi, tapi bukankah semua itu sudah takdir.

Tepatnya kurang lebih 1 tahun yang lalu. Seorang Pria beristri tiba-tiba masuk ke dalam keluarga mereka. Terjebak dalam kehidupan seorang Gia. Konspirasi menjadikan mereka sebagai aktor. Laki-laki asing yang datang untuk perjalanan bisnis, di pagi harinya menemukan dirinya tidur di atas ranjang hotel tanpa busana. Bukti terenggut nya mahkota juga terpampang nyata, hal itu langsung diendus media. Andai keluarga Batavia tak berpengaruh, berita tentang keduanya jelas sudah mencuat di publik, laki-laki yang Gia panggil ayah itu menuntut si pria bersedia menikahi putrinya, sedangkan sang laki-laki yang merasa bersalah dan sadar telah merenggut masa depan gadis itu hanya bisa setuju. Namun pria itu tak ingin ada dusta, dia berkata jujur mengatakan kebenaran bahwa dia sudah beristri. Siapa sangka kejujuran nya menyentuh hati gadis cantik kesayangan Gavin, kejujuran pria itu menumbuhkan perasaan cinta si gadis. Cinta yang sederhana tapi sayang pada orang yang tidak seharusnya.

"Maaf." cicit Gia tidak berani menatap wajah kakaknya.

"Aku harus memberinya pelajaran untuk kali ini." Geram Gavin. Seorang kakak mana yang tidak marah melihat adiknya yang seperti diabaikan? Gavin tahu Gia adalah istri siri lelaki itu, tapi tidak bisakah laki-laki itu menaruh rasa hormat sedikit saja pada keluarganya?

"Istri pertama suamiku masuk rumah sakit, itu sebabnya dia nggak bisa hadir, Kak."

Gavin tidak menjawab, hanya memalingkan muka dan mendengus pelan mendengar jawaban itu.

Jika ada seseorang yang paling mencintai Gia di dunia ini, dia adalah Gavin. Laki-laki itu yang membesarkan Gia dengan kedua tangannya sendiri.

Gavin tahu adiknya berbohong, tadi malam lelaki itu tidak sengaja mendengar percakapan adiknya bersama seseorang yang entah siapa yang mampu membuat Gia nyaman untuk berkeluh kesah tanpa canggung, sekilas yang Gavin tahu. Sejak menikah Gia tidak mau bergaul dengan teman-temannya lagi, tapi beberapa bulan terakhir Gia kerap kali bercerita tentang seseorang yang katanya menjadi sahabat dan teman berbagi kisah. Sekilas yang Gavin dengar nama wanita itu ...

Sementara di tempat yang berbeda. Seorang wanita tengah sibuk menyiapkan makan malam untuk suaminya. Sudah dua hari sejak pulang dari perjalanan bisnis Adri tidak meninggalkan rumah mereka, sudah dua hari pula laki-laki itu bekerja dari rumah. Andara tidak tahu apa yang membuat Andri seperti itu, bahkan suaminya tidak mengaktifkan ponsel.

Tadi malam saat Andri berada di ruang kerja, Andara mendapatkan panggilan telepon dari Gia, wanita itu menangis melupakan kesedihannya pada Andara, Gia kecewa karena sang suami tidak memenuhi keinginannya, bahkan saat Gia memohon laki-laki itu justru mematikan panggilannya.

Disela aktivitas mengaduk kaldu yang di masak, Andara melihat kearah Andri yang sibuk membaca majalah.

Entah apa yang dipikirkan oleh Andri saat ini, apa lelaki itu pikir dengan dia bersikap seperti ini Andara tidak akan tahu rahasia yang disembunyikan pria itu?

Nyatanya semua sudah Andara ketahui. Yang Andara sesalkan orang yang membocorkan informasi tentang pernikahan kedua suaminya adalah keluarga Andri sendiri.

Dengan bangganya Ibu lelaki itu menyodorkan foto pernikahan sang suami beserta video akad nikahnya. Hati istri mana yang tidak hancur kala terang-terangan ibu mertuanya mengatakan wanita yang dinikahi Andri kali kedua ini jauh lebih bermartabat dari pada dirinya yang nekad menikah tanpa restu dan bodoh meninggalkan keluarganya tanpa rasa malu.

Terlebih ketika Andara mengetahui siapa jati diri istri kedua Andrian dan latar belakang keluarganya. Andara sadar, dia tidak sebanding dengan mereka. Dan untuk memperjuangkan hak nya Andara tidak ingin lagi. Bukan tidak bisa, tapi Andara tidak mau.

"Yank.." spatula di tangannya di raih oleh Andri.

Andara tidak sadar sudah melamun. Dia terkesiap saat Andri mengecup tengkuknya.

"Mas, Aku punya sahabat dia adik dari laki-laki yang kalau tidak salah punya bisnis di bidang maskapai penerbangan, namanya..."

Tidak-tidak!!!

Andri menelan ludah entah bagaimana Andara yang setiap hari ada di rumah keluar hanya belanja tiba-tiba memiliki sahabat seorang berpengaruh. Lingkup kehidupan sosial pertemanan istrinya tak mungkin membuat perempuan ini mengenal keluarga istri sirinya kan. Andara bahkan tidak pernah sekedar berkunjung ke perusahaan yang ia dirikan.

Andri memindai wajah Andara yang berbinar-binar saat menceritakan tentang sahabatnya, tanpa sadar memandang dalam-dalam mata istrinya. Dia membayangkan akan se-kecewa apa wanita itu jika tahu ia telah berselingkuh? Apakah Andara akan membencinya atau justru.... tidak-tidak!! Andrian tidak sanggup sekedar membayangkannya.

Andri disini untuk Andara. Meskipun disisi lain ada juga keluarga yang lain, yang harus Andri temui dan curi hatinya. Namun, Andri tidak mau membuat Andara curiga, meskipun kecurigaan itu berdasar.

Andri sengaja mematikan ponselnya agar istrinya yang lain tidak terus mengirimkan pesan dan bisa dibaca Andara saat sewaktu-waktu ia lengah. Tidak mungkin tiba-tiba Andri memakai password karena itu akan membuat Andara curiga.

Andri masih ingin hidup tentram bersama Andara, dia takut ada pertengkaran jika Andara mengetahui jika ia lelaki brengsek.

Pesan terakhir yang Andri baca dari istri keduanya adalah permohonan wanita itu untuk datang menghadiri acara keluarga.

Jika serumit ini memiliki istri dua, rasanya Andri ingin mengulang waktu, dan kembali ke masa dimana dia akan membatalkan pertemuannya bersama rekan bisnis di hotel berbintang setahun lalu.

######

Tolong dukung author ya, biar semangat updatenya. Dukungan lancar, insyaallah update lancar.

Happy reading....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!