NovelToon NovelToon

BAD : Michael Dan Sherlyna

Part 1. Annastasia Sherlyna Veronica.

[Annastasia Sherlyna Veronica.]

Gue membuka pintu rumah dengan hati-hati, rumah sudah gelap, lampu lampu sudah pada di matikan. Ya maklum lah ini sudah larut malam, tepatnya jam dua dini hari.

Gue kembali menutup pintu dari dalam dan tidak lupa juga kembali menguncinya. Dengan langkah malas gue menjalankan kaki gue mulai menaiki anak tangga satu per satu hingga sampai di lantai atas.

Sesampainya di kamar, gue langsung menghempaskan diri begitu saja ke arah ranjang, tanpa melepas sepatu dan tas yang gue pake. Kepala gue terasa sedikit pusing akibat kebanyakan minum tadi di pesta ulang tahun salah satu temen gue yang acaranya di adakan di club malem.

Saat mata gue mulai terpejam gue merasa seperti ada yang membuka sepatu gue dan mengambil tas gue, tidak lupa setelah itu juga sebuah selimut menyelimuti gue. Gue udah tau siapa dia, karena mata gue terlalu ngantuk akhirnya pun gue memutuskan untuk tidak membuka mata gue.

'Kamu itu sudah dewasa Anna, tapi kelakuan kamu masih kayak anak tk, selalu tidur tanpa melepas sepatu sama tas...

Selamat tidur sayang, semoga mimpi indah.'

Setelah berkata demikian ia pun keluar dari kamar gue dan gue pun juga langsung tertidur lelap.

Author pov.

"Kak bangun!"

"Kak Sherlyna bangun."

"Dasar kebo."

"Bangun woy."

Dua anak laki-laki itu sibuk membangunkan kakak perempuan nya yang sangat susah di bangunin saat hari libur. Padahal ini sudah jam satu siang, tapi perempuan itu tidak bergeming sama sekali walau kedua adik laki-lakinya sudah berteriak dan menarik selimut yang kakak perempuan mereka pakai.

"Ram kayaknya kakak kita mati deh" celetuk adik tertua Sherlyna asal karena kesal.

"Bego lo, nyumpahin kakak sendiri kayak gitu." ucap adik bungsu Sherlyna.

"Gue bukanya nyumpahin Ram, tapi liat deh.... Kita udah bangunin kak Sherlyna dengan cara apapun tapi tetap aja dia nggak bangun." ucap adik tertua Sherlyna dengan wajah kusut, ia menunjuk Sherlyna yang masih memejamkan matanya alias sedang tidur nyenyak.

"Ramma, Ferry... Apa yang kalian lakukan?"

"Eh ayah, ini yah kami lagi bangunin kak Sherlyna yang udah kayak manusia mati nggak bangun bangun." jawab Ferry.

"Oh..."

"Cuma oh." ucap Ramma dan Ferry serempak dengan kesal membuat pria paruh baya itu tertawa kecil.

Ramma dan Ferry menatap pria paruh baya yang tidak lain adalah ayahnya itu dengan takjub. Sudah lama mereka tidak melihat ayahnya tertawa dan hari ini mereka berdua melihat tawa itu lagi.

"Kenapa? Kakakmu memang gitu kan? Dia nggak akan bangun walau ada gempa sekaligus." ucap ayah mereka menatap anak perempuan nya yang memang sangat susah di bangunin jika bukan kemauannya sendiri.

"Tapi yah, kita kan mau menunjukkan sesuatu sama kakak." ucap Ramma.

"Iya, gimana kita mau nunjukin ke kakak kalau dia nggak bangun bangun." timpal Ferry.

"Biarkan kakak kalian tidur, tadi malam dia pulang sangat larut jadi mungkin dia masih ngantuk... Memang kalian mau nunjukin apa?"

Ramma dan Ferry mendesah kecewa lalu berjalan mendekati sanga ayah. "Kami hanya ingin menunjukkan ini, kakak sudah berjanji pada kami jika kami mendapatkan nilai terbaik di sekolah kami maka kami boleh memilih masuk sekolah manapun." ucap Ramma panjang lebar seraya menyerahkan piala.

"Kalian mendapatkan juara satu di sekolah kalian." ucap Ayah mereka saat melihat piala yang kedua anak laki-laki nya itu berikan.

"Iya." ucap keduanya serempak.

Ayah mereka tersenyum, namun mereka jika ada kesedihan di balik senyuman itu.

"Ya sudah kalau begitu kita keluar dulu ayah."

Ramma dan Ferry keluar kamar Sherlyna dan membiarkan piala yang mereka dapat masih di tangan ayahnya.

"Sherlyna bangun sayang."

Ayah Sherlyna duduk di pinggir ranjang, tangannya mengusap kelapa Sherlyna penuh dengan kasih sayang.

"Sherlyna bangun sayang, ini sudah siang."

Sherlyna mulai membuka matanya secara perlahan saat merasakan usapan lembut di puncak kepalanya. "Ayah." bisiknya purau.

Ayahnya tersenyum. "Masih ngantuk?"

Sherlyna mengangguk pelan, dia memang masih ngantuk. "Maaf sudah menganggu tidurmu... Ayah cuma mau ngasih ini, kedua adikmu menitipkannya pada ayah." ucap ayah Sherlyna

Setelah berkata seperti itu, ayah Sherlyna langsung keluar kamar Sherlyna.

Sherlyna melihat benda yang ayahnya berikan, lalu bibirnya tersenyum lebar saat melihat bahwa itu adalah sebuah piala yang kedua adiknya dapatkan.

Senyuman Sherlyna pudar saat ia sadar, bagaimana sekarang, kedua adiknya pasti ingin masuk kesekolah impian mereka dan itu pasti membutuhkan biaya yang sangat besar. Sedangkan Sherlyna tidak punya cukup banyak uang untuk mendaftarkan mereka, tapi Sherlyna sudah berjanji pada kedua adiknya dan dia tidak mau mengecewakan adik adik yang sangat disayanginya.

Seharusnya Sherlyna tidak harus memikirkan hal seberat itu jika saja ayahnya tidak seperti sekarang ini. Tapi Sherlyna tidak akan menyalahkan Ayahnya karena ia sangat menyayangi Ayahnya atau lebih tepatnya Sherlyna sangat menyayangi keluarga kecilnya.

Keesokan harinya Sherlyna sudah berada di tempatnya bekerja, dengan tidak yakin ia berusaha meminjam kembali uang dari perusahaan tempatnya bekerja. Walau Sherlyna tahu jika semua itu tidak mudah mengingat bahwa dia masih memiliki hutang di perusahaan tempatnya bekerja. Tapi Sherlyna harus mendapatkan uang itu demi kedua adiknya.

"Sherlyna lo di panggil ke ruangan bos besar." ucap salah satu karyawan yang kebetulan satu devisi dengan Sherlyna.

Sherlyna mengangguk lalu tersenyum kemudian beranjak pergi keruangan sang bos besar, sudah dua tahun Sherlyna bekerja di perusahaan ini tapi belum pernah sekalipun ia masuk kedalam ruangan bos besar perusahaan tempatnya bekerja.

Sherlyna tersenyum kepada sekertaris yang berada di depan ruangan bos besarnya. "Hmm tadi teman saya bilang saya di panggil bos besar."

"Oh iya kamu sudah di tunggu sama bos besar di dalam, masuk saja langsung."

Sherlyna mengangguk, lalu dengan langkah pelan dia mengetuk pintu ruangan bos besarnya.

"Masuk."

Sherlyna membuka pintu saat mendengar suara dari dalam menyuruhnya masuk, Sherlyna berjalan kearah meja sang bos dengan menunduk takut.

"Duduk."

Sherlyna masih duduk dengan kepala menunduk dan tangan yang saling bertautan. Keringat dingin mulai membasi pelipisnya.

"Jadi kamu yang tidak tau diri nya mau meminjam uang pada perusahaan padahal kamu masih mempunyai hutang?" tanya sang bos membuat Sherlyna mau tidak mau mengangguk takut takut.

"Apa kamu tidak bisa berbicara?."

"Iya saya memang berniat meminjam uang lagi pak, karena saya memang sedang sangat membutuhkan nya." ucap Sherlyna memberanikan berbicara walau masih dengan kepala tertunduk.

"Kalau bicara itu liat orangnya jangan menunduk kayak begitu, tidak sopan."

Sherlyna langsung mendongakkan kepalanya dan matanya sukses langsung terbelalak saat melihat siapa yang menjadi sang bos.

"Loh lo kan cewek songong yang semalem."

Sherlyna tersenyum tipis karena tidak menyangka orang yang semalam mengajaknya berkenalan di club adalah sang bos besarnya. Sherlyna ingin mengurungkan niatnya untuk meminjam uang, tapi jika ia melakukan itu, bagaimana dengan nasib adik-adiknya?

...

an : cerita ini pindahan dari wattpad @Relaxaaa_, semoga kalian suka.

Part 2. Pacar Boongan.

[Author]

"Jadi gimana?"

Sherlyna menatap kearah pria yang ada di hadapannya itu dengan tatapan kesal, bagaimana tidak? Pria yang tak lain adalah bosnya itu telah meminta hal yang tidak mungkin baginya.

"Tapi kalau lo nggak mau sih ya udah gue juga nggak jadi pinjemin lo uang sebanyak itu,"

"Lagi pula buat apa sih lo uang sebanyak itu? Buat minum minum di club kayak semalam?"

Sherlyna hanya diam mendengar pertanyaan sang bos, karena ia tidak mungkin mengatakan bahwa ia membutuhkan untuk biaya kedua adiknya yang baru saja akan masuk sekolah SMP dan SMA. Sherlyna membiarkan bosnya memikirkan apapun tentangnya ia tidak peduli.

"Kenapa lo cuma diem aja?"

"Kalau saya jadi pacar pura-pura bapak, apa bapak yakin mau meminjamkan uang kepada saya?" tanya Sherlyna pada akhirnya buka suara juga.

"Gue akan ngasih berapa pun yang lo mau dan berapapun uang yang lo butuhin asal lo mau pura pura jadi pacar gue di depan nyokap gue."

"Tapi kenapa harus Saya pak?"

"Karena gue rasa lo cocok buat jadi pacar gue." ucapnya asal.

"Oke, baiklah saya bersedia jadi pacar pura-puranya bapak." ucap Sherlyna karena jika ia tidak melakukan hal yang menurutnya gila ini ia tidak akan bisa mendapatkan uang dengan mudah. Biarlah dia di anggap cewek mantre, asalkan kedua adiknya bisa bersekolah di tempat yang mereka inginkan.

"Oke deal."

"Deal."

Sherlyna beranjak dari duduknya karena ingin kembali ke tempat kerjanya. "Kalau begitu saya permisi dulu pak."

"Et mau kemana lo?"

"Ya mau kembali bekerja lah pak, emangnya mau apa lagi?"

"Mulai hari ini lo nggak akan kerja lagi."

Sherlyna membelalakkan matanya terkejut mendengar perkataan bosnya. "Maksudnya bapak apa? Saya di pecat dari kantor ini?"

"Ya. Maksud gue lo kan sekarang kerja jadi pacar boongan gue, jadi lo nggak perlu kerja yang lainnya lagi."

"Tapi pak, bagaimana sama pekerjaan saya---

"Lo nggak perlu khawatir soal itu." potong nya.

Sherlyna mengangguk pasrah. "Jadi saya harus apa?" tanya Sherlyna ragu, karena tidak tau apa yang harus dia lalukan selama menjadi pacar boongan sang bos.

"Lo duduk dulu."

Dan Sherlyna pun langsung kembali duduk.

"Pertama jangan panggil gue bapak karena gue bukan bapak bapak."

"Tapi bapak kan atasan saya." gumam Sherlyna lirih.

"Tapi mulai sekarang lo pacar gue--"

"Pacar boongan" potong Sherlyna.

"Oke."

"Lagian saya kan tidak tau siapa nama bapak."

"Kalau begitu perkenalkan nama gue Michael Verrali Blackwell dan lo harus panggil gue Michael." ucap Michael dengan tangan terulur kearah Sherlyna.

"Nama saya Sherlyna Veronica." ucap Sherlyna membalas jabatan tangan Michael, ia juga sengaja tidak menyebutkan nama depannya.

"Oke, Sherlyna Veronica. Mulai sekarang jangan bicara dengan nada sekaku itu sama gue, karena itu akan terdengar aneh nantinya saat ada nyokap gue."

"Tapi kan saat ini sedang tidak ada ibu bapak."

"Ya pokoknya lo nggak boleh bicara kayak gitu lagi sama gue. Biar nanti lo terbiasa di depan nyokap gue." ucap Michael.

Sherlyna mendengus kesal. "Terserah apa kata lo aja deh."

"Nah kalau gitu kan jadi kedengaran lebih bagus, tapi kalau di depan nyokap gue jangan pake kata lo-gue ya tapi aku-kamu." ucap Michael.

Sherlyna memutar matanya sebal karena banyaknya peraturan dari sang bos. "Terus gue disini cuma diem aja kek sapi ompong gini?" tanya Sherlyna kesal.

Michael malah tersenyum melihat Sherlyna yang pipinya memerah karena sedang menahan amarah itu, di matanya Sherlyna malah terlihat sangat cut dan menggemaskan.

"Lo duduk santai aja di sofa itu, gue mau urus pekerjaan lo yang sebelumnya dan lo siapin diri aja karena nyokap gue bentar lagi dateng."

[ Anastasia Sherlyna Veronica. ]

Gue menghembuskan nafas kesal, sudah dua jam gue cuma duduk diam di sofa tanpa melakukan apapun. Sejak menerima tawaran bos gue yang akan memberikan berapapun uang yang gue mau, asal gue mau jadi pacar boongannya. Gue jadi terperangkap menjadi satu ruangan bersamanya.

Gue nggak peduli kalau dia beranggapan gue ini cewek matre yang gila duit.

Brak!!

Gue jergengkik kaget dari sofa karena suara pintu yang terbuka dengan kasar dari luar. Seorang perempuan paruh baya berjalan masuk dengan mata yang tidak lepas dari gue.

"Mama kalau buka pintu bisa nggak sih santai dikit." ucap Michael. ya mulai sekarang gue harus memanggilnya dengan nama depannya Michael.

"Hehe Maaf nggak sengaja tadi." ucap perempuan itu dan Michael pun langsung menyalami beliau.

"Siapa dia Michael?" tanya Mama Michael seraya menunjuk kearah gue.

Gue cuma pasang senyum terbaik gue karena nggak tau harus ngapain. Michael menatap gue lalu tersenyum dan berjalan kearah gue. Michael pun langsung menarik tangan gue kearah Mamanya.

"Kenalin Ma, dia pacar aku... Cewek yang semalem aku bilang itu loh." ucap Michael.

"Saya Sherlyna tante pacar Michael." ucap gue, tapi cuma boongan' lanjut gue dalam hati.

Mama Michael menatap gue dari atas sampai bawah lalu kembali lagi keatas membuat gue jadi gugup.

"Ma jangan liatin Sherlyna kayak gitu dong, kan kasian pacar aku jadi gugup nih." ucap Michael dan dengan santainya ia merangkul pinggang gue.

"Sejak kapan kalian pacaran."

"Seminggu."

"Sebulan."

"Maksud kalian?"

Gue menatap Michael yang juga menatap gue, sebelumnya kan dia nggak bilang kalau di tanya seperti ini harus jawab apa.

"Maksud saya kami sudah pacaran satu bulan lebih satu minggu, tante." ucap gue berbicara sesopan mungkin.

"Nah iya, itu maksud Michael Ma."

Mama-nya pun langsung tersenyum dan dengan secara tiba-tiba beliau memeluk gue. Membuat pelukan Michael pada pinggang gue terlepas.

"Mama seneng banget." ucap Mama Michael setelah melepaskan pelukannya dari gue.

"Nggak gitu juga kali Ma, malu-maluin tau nggak." ucap Michael sambil mendengus kesal.

"Kenapa sih kamu sirik banget! Nggak bisa liat orang lagi seneng dikit apa?!" ucap Mama Michael menatap Michael kesal.

Lah ini pada kenapa? Kok aneh gini?

Gue cuma bisa garuk garuk hidung gue karena nggak tau harus ngapain dan bersikap kayak gimana?

"Ya tapi kan nggak harus gitu banget kali." ucap Michael.

"Diem deh, Mama tuh lagi seneng banget karena ternyata anak Mama itu masih normal karena akhirnya bisa kenalin pacar perempuan ke Mama." ucap Mama Michael.

"Lah kan dari dulu pacar Michael itu perempuan Mama!"

"Tapi selama ini yang kamu bawa pulang kerumah itu laki semua."

"Masyaallah Ma, itu kan temen Michael bukan pacar Michael."

Gue nggak ngerti sama pembicaraan mereka yang amburadul itu.

"Terserah kamu aja deh.... Mama pinjem Sherlyna dulu ya bye."

Gue cuma bisa pasrah saat Mama Michael narik tangan gue keluar ruangan Michael dan entah mau bawa gue kemana.

Part 3. Kue Kacang.

[Annatasia Sherlyna Veronica.]

"Tante suka bikin kue ya?" tanya gue basa basi.

Tante Siska-nama mamanya Michael- menghentikan kegiatannya mengaduk tepung dan menatap gue lalu tersenyum.

"Sebenarnya dulu nggak, tapi karena Michael itu suka kue kacang, tante jadi sering buat kue ini." ucap beliau sambil tertawa.

Gue ikut tersenyum. Gue pikir tadi beliau mau mengajak gue kemana, ternyata tante Siska tadi cuma ngajak gue belanja bahan bahan untuk membuat kue.

"Tolong kamu tuangkan kacang itu kedalam adonan tante." pinta tante Siska.

Gue mengangguk patuh. "Semua tante?" tanya gue.

"Iya semua, sekalian tolong kamu pecahin 5 telur dan masukin juga kesini, ahh sekalian itu minyak gorengnya di masukin sini juga." ucap Tante Siska dan gue pun melakukan apa yang beliau suruh.

"Duh maaf ya tante jadi ngerepotin kamu, padahal kita baru kenal tapi kamu udah tante buat repot kayak gini... Eh tapi nggak apa-apa lah ya kan sekalian buat kamu belajar nanti kalau jadi istri nya Michael kan jadi bisa buat kue yang Michael suka." ucap tante Siska panjang lebar.

Ini orang napasnya kuat banget ya, ngomong tanpa jeda gitu?

Dan gue cuma bisa pasang senyum buat bales ucapan tante Siska karena jujur pake banget gue nggak tau harus bilang apa. Gue ngerasa bersalah banget deh jadinya udah boongin tante Siska yang baik banget gini. Gue kan cuma pacar boongannya Michael, gimana nanti reaksi tante Siksa kalau tau gue ini bukan pacar beberannya Michael?

"Sherlyna kenapa kamu bengong?"

Gue mengerjapkan mata beberapa kali waktu tante Siska melambaikan tangan kearah gue. "Ma-maaf tante." ucap gue gugup.

"Ahh nggak apa-apa kok, sini kamu bantuin tante bentuk kue... Ini kamu pake sarung tangan dulu." ucap tante Siska.

"Jangan kaku begitu, Sherlyna. Anggap aja aku ini Mama kamu." Lanjut tante Siska.

Bunda...

Mendenger tante Siska ngomong gitu kok gue jadi kangen sama bunda ya... Hah... Diam diam gue menghela nafas panjang lalu memakai sarung tangan yang diberi tante Siska. serelah itu gue duduk di dekat tante Siska, ia beliau emang membuatnya di lantai dengan alasan tikar plastik.

Gue memperhatikan tante Siska yang serius banget bentuk kue kacang ini jadi kecil kecil, berbentuk hati. Dan gue pun mulai mengikuti tante Siska yang mengajari gue membentuk kue ini dengan baik.

tante Siska pun memasukan kue kacang yang telah berbentuk hati ke dalam oven, sembari menunggu kue kacang itu matang, kami kembali membentuk bahan kue kacang.

Ternyata nggak sulit, hanya butuh kesabaran yang ekstra untuk membentuk kue ini sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Setelah entah berapa jam akhirnya semua kue kacang buatan kami telah jadi dan tinggal menyusun di toples saja.

"Tante kok buatnya banyak banget? Emang mau ada acara keluarga ya?" tanya gue basa basi sambil menyusun kue ke dalam toples.

"Acara keluarga? Ahh nggak juga... Ini juga palingan juga satu minggu udah abis di makan Michael sama Papanya, mereka itu doyan banget sama kue kayak gini." ucap Tante Siska di akhiri dengan kekehan kecil.

Eh buset deh ya kali kue sebanyak ini bisa habis dalam waktu satu minggu.

Benar benar amazing deh, bayangin aja seberapa banyak kue kacang yang tante Siska buat dengan bahan dua kilo tepung segitiga biru dan satu kilo kacang? Buanyak banget pokoknya.

"Kenapa? Kamu kaget ya?" tanya tante Siska.

"Oh iya kamu kenal Michael sudah berapa lama?" tanya tante Siska lagi.

"baru aja tadi kenal sama anak tante."

Nggak kok, gue nggak bilang gitu. Itu cuma berani gue ucapin dalem hati doang.

"Baru sekitar enam bulan tante." ucap gue dengan senyum, semoga tante Siska ngak curiga kalau gue boong.

"Oh iya."

"I-iya tante."

"Udah lumayan lama juga ya, ahh kenapa baru hari ini Michael ngenalin kamu ke tante sih." ucap tante Siska dengan wajah kesal.

"Mungkin karena kami juga harus saling mengenal dulu tante." ucap gue asal.

"Omong-omong kamu punya beberapa saudara?" tante Siska kembali bertanya dengan nada yang sudah ceria lagi.

Duh lama lama kok kayak bunglon ya, sebentar kesal, sebentar ceria lagi.

"Punya dua adik laki-laki tante." balas gue.

"Wah jadi kamu anak pertama dong ya? Kayak Michael juga anak pertama dan terakhir juga sih hihi." ucap tante Siska lalu terkikik geli.

Tante Siska ini adalah tipe orang yang mudah tertawa dan humoris, juga sepertinya sangat penyayang. Jika saja Bunda bisa seperti tante Siska?

Duh gue nggak boleh bicara kayak gitu, gue nggak boleh bandingin tante Siska sama Bunda. Karena mereka adalah dua orang yang berbeda.

"Mama!"

"Di sini."

Gue mengeryitkan dahi saat mendengar seseorang pria berteriak dan tante Siska pun balas berteriak. Nggak lama muncullah Michael dengan wajah kusut, seperti baju belum di setrika.

"Mama kemana aja sih? Tadi Michael nyariin Mama tau." ucapnya kesal.

"Nyariin Mama atau nyariin yang Mama bawa." goda Tante Siska.

Michael nggak membalas ucapan tante Siska dan langsung berjalan kearah kami. "Mama lagi buat apa?"

"Bukan Mama yang buat loh, tapi calon istri kamu." ucap tante Siska.

"Dih emang cewek model kayak dia bisa buat kue Ma." ucap Michael melirikku sinis.

Gue mendelik kesal, kalau nggak ada tante Siska udah gue cabein tuh mulutnya! Pedes banget ngomongnya, kek habis makan sambalado.

"Kamu jangan bicara kayak gitu, bilang aja kalau kamu mau bilang 'Sherlyna itu adalah calon istri idaman kamu' tapi kamu nya aja gensi." ucap Tante Siska sambil tersenyum.

"Dih calon istri idaman, ogah banget Ma." ucap Michael kesal.

Gue mendelik, siapa juga yang mau jadi istri dia!

Kalau bukan karena gue butuh uang untuk ke dua adik gue, nggak bakalan gue juga mau jadi pacar walau cuma boongannya dia.

"Dih mulutnya mah bilang ogah, tapi dalem hati mah aslinya bilang 'iya banget ma'."

Asli kok gue nggak ngerti ya sama gue manusia ini, anak dan mama tapi saling bicara sinis?

"Cobain deh, enak banget loh."

"Nggak ahh, Michael mau mandi aja... Nggak doyan Michael sama kue buatan dia." ucapnya lalu beranjak pergi.

Tante Siska menatap gue dengan senyum manisnya. "Kamu harus sabar ya kalau pacaran sama Michael, dia mah orangnya emang gitu kok. Bilangnya enggak tapi hatinya bilang iya.... Lagi pula tante udah setuju sama hubungan kalian ini."

Lagi lagi gue cuma bisa tersenyum untuk membalas ucapan tante Siska.

"Tante ini sudah sore jadi Sherlyna pamit pulang dulu ya, kan kue nya juga udah selesai." ucap gue.

"Oh iya ini udah sore ya... Nggak sekalian makan malem di sini aja?"

"Nggak ahh tante, lain kali aja ya."

"Oh oke... Ini buat adik adik kamu nanti dirumah." tante Siska menyodorkan satu toples yang berukuran besar kearah gue.

"Duh tante itu kebanyakan deh."

"Nggak apa-apa kok, ini kan juga masih banyak. Nggak boleh di tolak ya.... Kamu tunggu di ruang tamu dulu ya, tante panggilin Michael buat nganter kamu pulang."

"Nggak perlu tante, Sherlyna bisa pulang sendiri kok."

"Naik apa? Tadi kan kamu sama tante?"

Baru saja gue mau membuka suara, tante Siska susah duluan berbicara lagi.

"Pokoknya kamu harus di antar pulang sama Michael."

Author pov.

"Nyusahin banget sih lo jadi orang."

"Gue nggak minta lo buat nganterin gue ya."

Michael mendengus kesal lalu mulai menjalankan mobilnya meninggalkan parkiran rumahnya.

"Gue jadiin lo pacar bohongan gue bukan malah buat gue jadi supir lo." ucap Michael.

Sherlyna mendelik... "Lagian buat apa sih lo jadiin gue pacar boongan lo, tapi sikap lo ke gue juga sinis gitu di depan nyokap lo."

"Biar nyokap gue nggak bawel mau jodohin gue sama cewek pilihannya." ucap Michael santai.

"Heh di jodohin? Kayak nggak laku aja lo, padahal mah tiap hari gonta ganti cewek, kek ganti kolor." cibir Sherlyna.

"Mama gue nggak tau soal itu dan dia ngiranya gue ini homo karena nggak pernah pacaran." ucap Michael malas.

"Lah kenapa lo nggak pacaran aja sama salah satu cewek temen tidur lo itu?" tanya Sherlyna.

"Mama gue nggak bakalan percaya kalau gue kenalin mereka." ucap Michael.

"Aneh juga sih kalau tante Siska bisa nyangka lo itu homo karena nggak pernah bawa pacar ke rumah, kan aslinya lo itu bajingan." celetuk Sherlyna.

"Diem lo! Gue udah transfer sejumlah uang ke rekening lo." ucap Michael.

"Thanks, dan sampai kapan gue jadi pacar boongan lo?" tanya Sherlyna.

"Kapan pun gue mau." balas Michael santai.

"Gila lo!"

"Bodo!

"Gue nggak mau!"

"Yaudah lo harus balikin uang yang gue transfer dan juga lo harus bayar semua hutang lo ke perusahaan gue." Ucap Michael.

Sherlyna mendengus, ia tidak mungkin melakukan itu semua. Dia memilih memalingkan wajahnya dan menatap jalanan dari kaca sampingnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!