NovelToon NovelToon

Cewek Galak Itu Milikku

BAB 1 | Pertemuan

"hai cantik,bagi duitnya dong" Ucap seseorang yang menghentikan langkah Naura.

Naura menatap sinis murid laki-laki yang berada di hadapannya, pandangannya memindai penampilan murid itu dari ujung kaki sampai ujung kepala. Berpenampilan semrawut jauh dari kata rapi, wajahnya bisa di bilang tampan. Mata Naura berhenti memandang tepat di dada sebelah cowok itu, Andre Sebastian,nama yang terjahit di sana.

"Gak!! Gue bukan emak loo." Jawab Naura ketus

"Wah parah ni bos, minta duit aja gak di kasih"

Andre berdecak, dia memainkan tangkai permen di mulutnya. Sosok yang Andre panggil bos hanya tertawa tipis,kemudian sibuk dengan cewek di sebelahnya.

"Lo baru boleh jalan kalau Lo ngasih gue uang limapuluh ribu," kata Andre. Tangannya sudah mengadah menunggu Naura memberikan uang yang dia minta.

Naura berdecak, dia menatap tajam mata Andre,tidak terbesit ketakutan dihatinya melawan cowok seperti Andre. "Lo kira ini jalan punya nenek lo hahh!?mana minta limapuluh ribu lagi, meskipun Lo minta lima ratus perak gak bakal gue kasih!!"

"Kayaknya dia gak tau kita nih." Teman Andre yang dari tadi hanya diam mengamati kini melangkah mendekati menuju Naura. Namanya Aldo Sanjaya, anak-anak sekolah sering memanggilnya Aldo.

"Gue emang gak tau kalian siapa. Palingan juga preman sekolah yang suka malakin murid di sekolah ini. Sorry ya gue gak bakal ngasih uang ke kalian semua, gue bukan emak kalian!!" Bentak Naura tanpa takut.

"Lo yakin nih gak takut sama kita-kita?yakin gak bakal nyesel?" tanya Aldo seolah mengejek posisi Naura sekarang.

"yakin lah,kenapa gue harus gak yakin sama pilihan gue,lagian gue gak takut sama kalian. Gue bakal laporin kalian ke BK, karena udah malak gue." Emosinya berapi api tidak terima dirinya di palak oleh murid disekolah ini.

"Udahlahh, do!" Arga berdiri menghampiri, tatapannya menggoda."

"Lo anak baru ya?" tanya Arga,tidak pernah melihat Naura sebelumnya.

"Kalau iya kenapa?gue emang anak baru disekolah ini, tapi bukan seenak jidat kalian malakin guee!" Naura menggebu,dia paling benci penindasan dan pemerasan seperti ini.

Arga terpengarah,terkejut melihat respon Naura seperti itu. Diluar dugaannya. Dia kira Naura akan terpesona, seperti wanita-wanita lainnya. Ternyata malah dirinya yang kena semprot. Arga adalah ketua dari geng Valkyrie ,siapa yang tak suka dengan dia. Wajahnya yang paling tampan dari ketiga temannya itu,tubuhnya tinggi dan berbadan kekar.

"santai dong..."ucap Arga

"gak! gak bisa. Bilangin ya sama temen temen Lo itu gak usah malak malak lagi,dan ajarin deh temen Lo itu yang bener! jangan punya mental pengemis." Naura menaikkan nada suaranya.,membuat seluruh murid yang mendengarnya merasa kaget.

"wahh kelewatan nih cewek," ucap Andre tidak terima. Dia melangkah mendekati Naura,mungkin Naura harus diberi gertakan sedikit agar takut.

"Nauraa...." Teriak seseorang

Mengalihkan perhatian murid-murid yang berada disana.

Feni berlari mendekati Naura, dia mengeluarkan uang dari saku bajunya dan memberi uang kepada Andre.

"Nih buat lo, jangan ganggu Naura. Dia murid baru disini, dia gak kenal sama kalian" Ucap Feni, kemudian menarik Naura pergi.

"ehh, lo mau bawa gue kemana? ngapain lo ngasih uang ke mereka?" Tanya Naura seakan tak terima karena Feni memberikan uang kepada Andre.

Andre mencebik, dia menatap uang limapuluh ribu yang berada di tangannya. Sengaja dia tidak menahan Feni membawa Naura pergi, setelah Andre tau kalau Naura murid baru. Semua murid di sekolah tidak ada yang berani melawan dan selalu memberi uang ketika Andre memintanya.

"Gue rasa lo punya uang banyak deh, dre. Hobi banget lo minta duit ke anak orang" Celetuk Arga. Dia tidak suka dengan sifat Andre seperti itu,tapi dia juga tidak mau repot-repot melarang Andre untuk melakukan kebiasannya itu.

"ahh,kayak gak tau Andre aja lo. si Andree kan doyan gratisan, gak mau tuh ngeluarin duitnya sendiri" ucap Rafi

"pantes ya dre duit lo gak abis abis" Timpal Arga

Andre hanya senyum tipis,dia mengipas uang limapuluh ribu di hadapan Rafi. "lumayan buat jajan cilok" kata Andre.

"saran gue yaa, lo kurang kurangin deh kayak gitu,dre. Gak baik, siapa tau yang lo palak lagi gak ada duit. Contohnya cewek tadi," Saran Arga

Andre menghiraukan,dia mendudukkan diri disebelah Arga. Tidak peduli dengan saran yang diberikan arga, karena Andre masih nyaman dengan kebiasaan buruknya itu.

**

"Lo apa-apaan sih, fen. Ngapain juga Lo ngasih uang sama tuh cowok?" tanya Naura

Naura melepaskan cengkraman Feni sesampainya mereka di dalam kelas. Sebelum menjawab pertanyaan Naura Feni mengatur nafasnya yang sesak. Untung saja Feni mengetahui kalau jalan Naura di cegat dengan Andre dan teman temannya. Kalau Feni telat mungkin Naura akan menjadi bulan-bulanan anak Valkyrie.

"Lo itu anak baru, Naura! Bisa gak sih jadi anak yang anteng? Lo belum tahu apa-apa tentang sekolah ini," kata Feni.

Naura menggeleng pelan, tidak mengerti maksud Feni. Dia mendudukkan diri di bangku, kemudian disusul oleh Feni. Satu-satunya teman yang Naura punya di sekolah barunya hanyalah Feni. Seharusnya dia bersyukur punya teman se-care Feni.

"Tadi lo itu berhadapan sama anggota inti Geng Valkyrie, geng paling berkuasa di sekolah ini. Yang minta uang lo tadi itu namanya Andre, dia memang terkenal suka malak anak orang. Lo tadi tanyakan kenapa gue ngasih uang ke dia? Ya biar lo selamat, Nauu! Sekalinya lo berurusan sama tuh manusia... udah bakal tamat riwayat lo," jelas Feni menggebu-gebu. Berharap Naura tidak lagi berurusan dengan mereka.

Naura mendengus, tidak percaya di sekolah barunya terdapat spesies manusia seperti mereka. Dia kira siswa nakal seperti itu hanya ada di film atau novel-novel remaja. Namun, sekarang dia mengalami langsung berhadapan dengan geng paling berkuasa di sekolah.

"Seharusnya tadi lo narik gue aja, Feni. Ngapain sih ngasih uang sama mereka, sama aja lo ngajarin mereka buat melakukan hal yang sama berulang kali. Sumpah gue nggak ikhlas banget," gerutu Naura.

"Perasaan yang ngasih duit tadi gue deh, kenapa lo yang gak ikhlas?" tanya Feni, sedikit tercengang dengan pernyataan Naura.

"Bodo amat deh duit siapa yang penting gue gak ikhlas. Jaman sekarang cari duit itu susah, Fen. Tangan lo malah ringan banget ngasih ke manusia kayak gitu," sungut Naura.

"Gue ngasih duit ke mereka buat nyelametin lo, Nauraa! Sekarang malah nyalahin gue, udah ah gue capek debat sama lo. Yang penting sekarang lo harus dengerin kata gue kalau lo mau selamat," ujar Feni. Dia memegang kedua pundak Naura, memaksa teman barunya untuk menatap matanya.

"Dengerin apa?" tanya Naura.

"Lo harus menghindar dari Andre atau anak Valkyrie lainnya, ini wajib!" perintah Feni penuh penekanan.

"Iya deh iya, karena lo udah baik jadi gue bakal ngabulin permintaan lo." ucap Naura

***

Naura mengeluarkan uang koin dari saku seragamnya, berniat menggunakan uang tersebut untuk jajan cilok di dekat sekolah. Kini dia sibuk menghitung hasil jerih payahnya mengumpulkan uang koin yang berserakan di rumah neneknya. Saking sibuknya dia tidak mempedulikan kemana kakinya melangkah.

"Lima ratus... seribu... seribu lima ratus... dua rib... eh, eh, uang gue!"

Naura panik, uang yang sedang dia hitung terjatuh dan menggelinding menjauhinya. Tidak rela kehilangan uang seperak pun Naura berniat untuk mengejar uang koin, dia heboh sendiri melihat uang koinnya akan masuk ke dalam selokan.

Bruk... bruk... bruk suara motor berjatuhan secara beruntun mengalihkan banyak atensi murid yang ada di sekitar parkiran. Tanpa sengaja Naura menjatuhkan deretan motor keren, saat mencoba mencegah uang koinnya jatuh ke dalam selokan. Tubuh Naura langsung menegang, menatap kosong lima motor sport yang telah jatuh menimpa satu sama lain.

"Mampus gue," ucap Naura lirih. G-gue harus cabut nih."

Naura memandangi sekelilingnya, banyak murid yang berbisik-bisik membicarakan kejadian yang barusan terjadi. Naura menggigit bibirnya, bingung harus apa karena dia sadar telah melakukan kesalahan yang fatal. Tidak mau ambil resiko Naura memutuskan untuk kabur dari lokasi.

"Woi mau kemana lo!" teriak Aldo yang baru saja mendapatkan kabar kalau motornya dijatuhkan oleh seseorang.

"Babe gue," jerit Andre melihat motornya ditimpa oleh motor-motor sahabatnya. Karena motor Andre berada di paling ujung dan paling terakhir terjatuh.

"Bngst, gue gak rela motor gue lecet," ucap Rafi. Dia mengusap kasar wajahnya, frustasi melihat motornya yang terjatuh.

Arga datang paling akhir, dia menatap lekat motor anak inti Geng Valkyrie yang terjatuh. Satu-satunya diantara mereka yang bersikap paling santai. Meskipun terlihat santai Arga juga tidak terima motor kesayangannya berakhir tragis seperti itu.

"Siapa pelakunya?" tanya Arga tanpa ekspresi.

"Cewek, gue gak sempat lihat wajahnya," kata Aldo.

Arga berdecak kesal, pandangannya menyapu sekelilingnya. " Gue gak mau tau kalian semua harus seret tuh cewek ke hadapan gue sekarang!" perintah Arga dengan suara lantang.

Semua murid yang ada di sana langsung heboh, mereka tahu apa yang terjadi kalau perintah Arga tidak dituruti. Kebanyakan mereka tidak mengenal siapa pelakunya karena Naura merupakan murid baru, bahkan ini menjadi hari pertama Naura menginjakan kaki di SMA Nusa Bangsa. Arga meludah sembarangan tempat, kemudian dia pergi meninggalkan parkiran.

"Lo harus minta ganti rugi. Gue gak terima Babe gue sampai lecet," ucap Andre.

"Lo cari dulu orangnya, gimana gue mau minta ganti rugi kalau gue gak tahu dia siapa," sungut Arga. Dia tidak percaya ada siswi yang berani melakukan kesalahan fatal itu, karena selama ini tidak ada seorang pun di sekolah mereka yang berani menyentuh motor milik anggota Valkyrie.

*

*

BAB 2 | Pilihan

Disisi lain seorang gadis tampak ketakutan, dia bersembunyi di bawah kolong meja. Kelakuan Naura berhasil membuat teman sebangkunya keheranan. Feni mengernyit, perasaannya mulai tidak enak. Apa lagi yang Naura lakukan di hari pertamanya masuk sekolah.

"Lo ngapain sih di bawah meja Nau?" tanya Feni.

"Ssssttt," ucap Naura meletakkan jari telunjuknya di tengah-tengah bibir yang mengatup. Dia meminta Feni untuk diam.

Feni membungkukkan tubuhnya. Firasat gue gak enak nih," ucapnya lirih.

"Apa lagi gue!" timpal Naura lirih.

Suasana kelas yang tadinya sepi mendadak heboh. Feni menarik tubuhnya menjauh dari kolong meja,dia dibuat heran melihat anak Valkyrie berbondong-bondong masuk ke dalam kelas. Wajah sangar mereka membuat anak kelas takut.

"Apa jangan-jangan Naura bikin masalah sama mereka ya," batin Feni, perasaannya mulai tidak karuan. Kalau begini dia tidak punya kuasa untuk membantu teman barunya itu.

"SIAPA YANG NAMANYA NAURA DISINI!?" tanya seseorang dengan suara lantang, berhasil membuat siswa-siswi di kelas terkesiap termasuk Feni.

Di dalam hati Feni bersumpah, firasat buruknya ternyata benar. Bisa-bisanya Naura melakukan kesalahan besar di hari pertama masuk, parahnya Naura malah berurusan dengan geng paling berkuasa di sekolah. Feni hanya bisa menunduk, pura-pura membaca buku. Dia tidak mau ditanya oleh anak-anak Valkyrie, takut kalau tergagap ketika ditanya lalu Naura ditangkap. Sampai detik ini semua anak kelas yang ditanya menjawab tidak tahu dimana keberadaan Naura, bukannya mereka berbohong tapi memang tidak tahu.

"Oh ini teman satu bangkunya Naura," kata Aldo. "Mana teman lo itu!?" tanya dengan bentakan.

Feni terdiam, tenggorokannya terasa tercekat saat ingin menjawab pertanyaan Aldo. Tatapan yang Aldo berikan sangat mengintimidasi, membuat lawan bicara tidak berkutik. Aldo berdecak kesal, Feni terlalu lama menjawab pertanyaan Aldo.

"Gue yakin nih cewek tahu diaman Naura," kata Rafi.

"Ck, lo mau gue seret ketemu Arga?" tanya Aldo pada Feni.

Feni menggeleng cepat, ingin rasanya dia bersuara tetapi dia sangat takut.

"Yaudah jawab mana teman lo! Gue hitung sampai tiga, kalau lo gak jawab berarti lo yang harus tanggung jawab atas perbuatan temen lo," desak Aldo.

Feni menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskan napasnya secara perlahan. Sekarang dia berada di situasi yang amat sulit.

"Satu, dua... tig-"

"Gue di sini!" Suara itu berasal dari kolong meja. Aldo dan Rafi langsung mencari keberadaan suara itu dan langsung memeriksa kolong meja di sebelah Feni, mendapati orang yang dia cari.

"Ck, ternyata dari tadi lo di sini. Keluar lo! Lo harus anggung jawab atas kelakuan yang udah lo perbuat!" bentak Aldo.

Naura memutar malas manik matanya, dia menepis tangan Rafi yang ingin menarik dirinya. "gak usah pegang-pegang! Gue bisa sendiri."

"loo yang salah lo juga yang galak, dasar cewek !" sungut Rafi.

Dengan amat terpaksa Naura harus mengikuti langkah Aldo dan teman-temannya menuju suatu tempat yang tidak diketahui. Jantungnya berdebar tak karuan, menebak-nebak apa yang akan terjadi pada dirinya nanti. Banyak pasang mata yang melihat Naura berjalan di antara anak Valkyrie, mereka juga mengkhawatirkan nasib siswi baru yang malang itu.

"Masuk lo!" titah Aldo.

Kening Naura berkerut, dia disuruh masuk ke dalam ruangan. Ruangan tersebut berada di paling belakang gedung sekolah mereka, sebagai cewek dia juga was-was dengan keselamatan dirinya.

"Gak! Gue gak mau masuk," tolak Naura.

Aldo menggertakan gerahamnya, kesal dengan sikap Naura. Kalau gue suruh masuk, ya masuk! Apa perlu loo gue seret hah!?"

"Ngapain gue harus masuk kalau di bisa ngobrol disini," kata Naura. Dia menantang manik mata Aldo, menunjukan dirinya tidak takut.

"Lo bukan berurusan sama gue, tapi sama orang yang berhak menghakimi kelakuan lo!"

"Yaudah suruh aja dia keluar, gue gak mau masuk ke dalam ruangan sama orang yang gak gue kenal. Lo pikir gue cewek apaan," tantang Naura.

"Udah lama seret aja sihh," kata Rafi yang mulai geregetan dengan sikap Naura.

"Gue gak mauu! Lepasin gue," teriak Naura saat tangannya ditarik oleh Aldo.

"Apaan sih ribut-ribut?" Cowok berparas tampan dengan tatapan dingin keluar dari ruangan yang Aldo maksud. Dia meneliti penampilan Naura dari ujung kaki sampai ujung kepala. Seringaian dia persembahkan untuk Naura, berhasil membuat bulu tengkuk Naura berdiri.

"Nih cewek yang berani nyentuh dan jatuhin motor anak Valkyrie," kata Aldo.

"Lepasin dia!" perintahnya.

"Lo yakin? Nih cewek agak bar-bar, gue takut dia malah kabur," kata Aldo.

"Lakuin apa yang gue suruh!" ucapnya.

Aldo melepaskan tangan Naura yang dia tahan. Naura meringis pelan, menatap pergelangan tangannya yang merah karena cengkraman Aldo. Naura terkejut mendengar Arga berdeham.

"ekhm..."

"Kalian semua cabut dari sini, Nih cewek biar jadi urusan gue!" katanya dengan ekspresi datar.

Semua anak Valkyrie pergi mengosongkan tempat, termasuk yang berada di dalam ruangan. Naura jadi bingung kenapa semua orang meninggalkannya. Atmosfer juga terasa sangat mencekam ketika mereka tinggal berdua.

"Hebat lo." Satu kata penuh arti.

Naura mencebik, kemudian mengangguk. "Ya, bisa dibilang begitu. Gue selalu juara kelas dari kelas satu SD. Thanks atas pujiannya."

Tampaknya Naura tidak bisa membaca situasi, tidak menyadari kalau di depannya adalah cowok yang paling ditakuti di sekolah. Bukannya menyesal karena telah melakukan kesalahan, Naura malah berlagak acuh tak acuh. Sikap Naura berhasil memuat lawan bicaranya makin kesal.

"Lo gak tahu siapa gue hah!?" bentaknya.

Naura memicingkan matanya agar bisa melihat dengan jelas name tag yang berada di dada kanan cowok yang berada dihadapannya. "Arga Setyawan Putra" jawab Naura membaca name tag Arga.

Arga Setyawan Putra, ketua Geng Valkyrie dan termasuk salah satu cowok yang paling ditakuti di sekolah. Meskipun masih kelas sebelas tetapi dia bisa menguasai sekolah. Selain unggul dalam membuat masalah, Arga juga unggul dibidang akademik, otaknya yang cerdas membuat guru berpikir dua kali untuk mengusiknya. Arga punya paras tampan yang bisa menghipnotis para siswi untuk mengaguminya. Tapi, sepertinya kelebihan Arga itu tidak menarik minat Naura.

"Lo harus ganti rugi Lima ratus juta," kata Arga.

Naura melebarkan matanya. "Apaan yang lima ratus juta?" tanya Naura syok.

"Kesalahan lo udah fatal.... Naura!" Arga membaca name tag di dada kanan Naura.

"Tenang aja biaya itu udah gue diskon karena lo anak baru disekolah ini," sambungnya.

Badan Naura terasa lemas, dari mana dia bisa dapat uang lima ratus juta. Jangankan lima ratus juta, jajan cilok saja dia harus mengumpulkan uang yang terselip di rumah neneknya.

"Gila lo yaa, mana ada gue uang segitu. Lagian motor Lo sama temen-temen lo pasti baik-baik aja, masa harganya mahal,jatuh dikit palingan lecet dikit." Naura menolak memberi uang ganti rugi. Sungguh dia tidak sanggup memberi uang ganti rugi sebanyak itu.

Arga menyeringai, dia melangkah mendekati Naura. "Apa jatuh dikit lo bilang? Mata lo buta atau katarak hah? Gue gak mau tau lo harus ganti rugi sama gue dan temen-temen gue atau hidup lo sengsara selama Lo sekolah disini!"

Naura tertegun, dia mulai resah tapi masih berusaha untuk terlihat tenang. Gue gak mau, lagian bukan salah gue juga. Ngapain lo parkir di sana."

"Apa bukan salah Lo?jelas jelas itu salah loo!" Bentaknya sambil menggebrak meja.

Jawaban Naura selalu diluar tebakan Arga, cewek itu malah menyalahkan anak Valkyrie karena salah pilih tempat untuk parkir sepeda mereka. Arga makin mendekat, membuat Naura harus terus melangkah mundur untuk menjauh. Naura meringis pelan saat punggungnya menyentuh tembok. Seringain Arga berhasil membuat Naura ketakutan, kedua tangan Arga mengurung tubuhnya Naura. Tidak ada celah untuk Naura pergi dari situ.

"Kayaknya lo emang mau main-main ya sama gue," ucap Arga dingin tapi penuh penekanan.

Jantung Naura berdebar kencang, wajahnya hanya berjarak sejengkal dengan Arga. Matanya menantang manik mata Arga seolah tidak ada ketakutan di dalam diri Naura. Dia mencoba mendorong tubuh Arga agar menjauh dari hadapannya. Namun, usaha Naura sia-sia karena badan Arga yang kuat menjadi tidak bergeser sedikit pun.

"Gue gak punya uang sebanyak itu," kata Naura.

"Gue gak peduli lo punya atau enggak, intinya lo harus bayar detik ini juga! paham!"

Selama hidup baru kali ini Arga bertemu dengan gadis yang berani menatap nyalang manik matanya, tidak hanya sesaat tapi bermenit-menit. Dia akui kalau gadis di hadapannya punya nyali besar. Arga menjilati bibirnya saat nafas naura mulai menyapu wajahnya.

"Gue mohon sama lo, jangan minta ganti rugi dengan jumlah sebanyak itu. Gue gak punya apa-apa," pinta Naura, sedikit menurunkan egonya karena sadar kesalahannya sendiri.

Arga mencebik, dia menggeleng. "Karna dari awal lo udah banyak nyolot dan gue gak mau tau lo harus bayar uang ganti rugi! Atau hidup lo gak akan pernah tenang Naura!"

Naura menghela nafas,Naura bingung bagaimana cara mencari uang sebanyak itu. Dia memalingkan wajahnya ke sisi kiri, sudah tidak sanggup memandangi wajah tampan Arga. Dihari pertamanya masuk sekolah malah mendapatkan sial.

"Gak ada cara lain gitu buat nebus kesalahan gue? Tolong dong kasihani gue,gue gak punya uang sebanyak itu" kata Raya

Arga menjauhkan dirinya dari Naura, tentu membuat Naura bernafas dengan lega. Mata Arga memindai penampilan Naura, dia kurang yakin kalau gadis di hadapannya itu tidak memiliki uang. Kalau Naura tidak mempunyai uang tidak mungkin Naura menggunakan jam tangan seharga puluhan juta.

"Please," pinta Naura memohon.

Arga berdecak, sebentar lagi istirahat kedua selesai. Tidak punya banyak waktu untuk mengurus Naura karena dia mempunyai janji bersama wanita wanitanya.

"Yaudah lo harus ikutin apa yang gue perintah selama 5 bulan," kata Arga.

"Hah ngikutin perintah lo?"

"Gak! Enak aja, lo pikir gue babu lo apa? No!" Naura menentang keras.

Arga menaruh tanganya di pinggannya dan memejamkan matanya sekejap, mencoba untuk sabar menghadapi tingkah Naura. "Terus mau lo apa, Naura? Uang 500 juta atau ikutin perintah gue selama 5 bulan? Cuman ada dua pilihan! pilih salah satu."

"Gue gak yakin deh kerugiannya sebanyak 500 juta, paling cuman lecet doang. Gak mau ah, 5 bulan itu lamaa," tolak Naura.

"Yaudah 4 bulan," ucap Arga yang sudah muak.

"Gak,gue gak mau! Sebulan aja."

"Udah gila ya lo dari 4 bulan ke 1 bulan, udah ngelebihin tawar menawar emak-emak di pasar aja. 4 bulan atau lo ganti rugi 500 juta. Kalau lo masih gak terima siap-siap aja hidup lo bakalan gue buat gak tenang!"

"Ck, bodo amat deh, gue gak mau! Kalau lo emang orang kaya ngapain pakai minta ganti rugi segala," ujar Naura. Dia melangkah meninggalkan Arga, Naura sudah lelah berdebat dengan cowok most wanted itu.

"Mau kemana lo!" bentak Arga. Dia menarik tangan Naura, punggung Naura terhempas ke dinding. Membuat mereka betatapan beberapa detik, Tatapan tajam Angkasa berubah jadi mengerikan. Arga mencengkram rahang bawah Naura.

"L-lepasin gue," pinta Naura. Wajah Naura memerah karena kesulitan bernapas.

"Jawab dulu pertanyaan gue 500 juta atau lo ikutin perintah gue selama 4 bulan? Lo kira gue main-main, hah!" suara Arga meninggi, tidak ada lagi sabar untuk menghadapi perempuan keras kepala seperti Naura.

Nagas Naura tersengal-sengal karena cengkraman di rahang bawahnya. Mau tidak mau dia harus segera menentukan pilihan dari dua pilihan yang Arga berikan tadi.

"I-iya gue b-bakalan ikutin a-apa perintah Lo selama 4 b-bulan," ucap Naura terbata-bata.

Arga menyeringai, dia segera menyingkirkan tangannya dari leher Naura. Ditatapnya Naura yang sedang mengatur nafasnya, wajah gadis itu berangsur normal.

"Mulai besok lo harus ikutin apa perintah gue, sambut gue di parkiran, bawa tas gue, dan lo harus stand by setiap kali gue perlu lo ngeriti lo!"

Naura hanya menganggukkan kepalanya mendengar perintah Arga.

"Kalau sampai lo berani ngelawan, awas aja hidup lo bakalan gue buat berantakan!" Arga beranjak meninggalkan Naura, hari ini Naura masih dibebas tugaskan. Tidak sabar menunggu hari esok, hari dimana dia dilayani bak raja oleh gadis angkuh seperti Naura.

"Kenapa siiih hari ini gue sial banget arghh ," gerutu Naura.

*

*

BAB 3 | Terpaksa mengikuti perintah

Suara deruman motor sport memecah keheningan SMA Nusa Bangsa, siapa yang tidak tahu pemilik suara itu, anggota dari Geng Valkyrie. Arga tersenyum tipis melihat Naura berdiri di dekat parkiran, tatapan Naura seolah menyatakan ketidaksukaannya. Namun, Arga tidak peduli dengan itu.Arga dan teman-temannya turun dari sepeda motor mereka masing-masing.

"Nih bawa ke kelas gue," kata Arga dengan melemparkan tasnya ke wajah Naura.

Naura terkesiap, wajahnya terasa sakit karena lemparan tas Arga. "Lo bisa gak lebih sopan sedikit aja?" bentak Naura, tidak terima dengan perlakuan Arga.

"Wow baru kali ini ada cewek yang berani bentak Arga," kata Aldo.

Rafi ikut memberikan tasnya pada Naura dengan sopan,"nih sekalian punya gue."

"Gue juga nitip yaa," ucap Andre.

"Heh, kalian kira gue apaan hah? Seenak jidat lo pada nyuruh-nyuruh gue!" Naura tidak terima, dia harus membawa semua tas anak Geng Valkyrie.

"Udah gak usah banyak bacot lo," tukas Rafi.

"Ck, nyebelin banget sihh!"

Arga hanya sekilas melirik Naura, kemudian melangkah pergi meninggalkan parkiran. Tidak peduli jika Naura ngedumel sendiri. Begitupula dengan ketiga sahabat Arga, mereka juga mengabaikan Naura .

"Apa istimewanya sih tuh manusia, tampang standar tapi banyak gaya. Dikira gue cewek apaan bawa tas sebanyak ini," sungut Naura. Mau tidak mau dia harus pergi menyusul anak Valkyrie,karena Naura tidak tau dimana kelas mereka.

"Sumpah yaa gue nyesel banget pindah sekolah," batin Naura.

Banyak siswa-siswi yang memperhatikan Naura,hanya Naura satu-satunya perempuan yang berani berjalan tepat di belakang anggota Valkyrie. Hingga saat ini Naura tidak mengerti kenapa Arga dan teman-temannya bisa menguasai sekolah dan semua orang takut pada mereka. Tidak sengaja pandangan Naura tertuju pada Feni, teman barunya yang berdiri di depan pintu kelas. Feni tidak bisa membantu apa-apa kalau sudah berurusan dengan anak Valkyrie.

"Mana meja lo?" tanya Naura jutek sesaat melangkahkan kakinya masuk kelas XI IPA 1. Naura tidak percaya kalau seluruh anggota Valkyrie berada di kelas unggul.

"Meja siapa?" tanya Rafi.

"Ya meja kalian bertiga lah,masa meja gue" jawab Naura seraya memutar malas manik matanya. Hanya Aldo yang membawa tasnya sendiri, tidak mau tasnya terkontaminasi kuman dari Naura.

Rafi menunjuk meja barisan paling belakang di sudut kiri kelas tepat di dekat jendela, mereka duduk berjajar. Naura langsung menuju meja mereka bertiga, meletakan tas Rafi, Arga, dan Andre secara acak di atas meja. Otak Naura belum mampu mengingat dengan tepat tas mana milik Arga.

Naura memandang jijik Arga yang dikelilingi banyak perempuan, padahal mereka baru sampai di kelas. Dia tidak habis pikir dengan siswi-siswi itu, apa istimewanya coba Arga sampai harus dipuja-puja seperti itu. Melihat Arga sibuk dengan wanita-wanitanya,terbesit satu ide di pikiran Naura, peluang besar baginya untuk melarikan diri.

"Do, tahan tuh anak jangan sampai kabur!" perintah Arga.

Aldo langsung berlari menuju pintu kelas untuk menutup pintunya, memblokade jalan Naura. Nyaris saja wajah Naura bertabrakan dengan dada Aldo. Naura berdecak kesal, dia langsung balik badan untuk melihat Arga.

"Bentar ya sayang," kata Arga pada cewek-cewek yang mengelilinginya.

Arga menyeringai, dia melangkah mendekati Naura. Lagi-lagi tidak ditemukan ketakutan dari sorot mata Naura.

"Mau lo apa lagi sih? Gue udah anterin tas kalian, tugas gue berarti selesai!"

"Sangar juga ya nih cewek," bisik Andre pada Rafi.

Rafi mengangguk setuju. "yaa emang agak beda dari yang lain," timpalnya.

"lo lupa sama apa yang gue bilang kemarin?" tanya Arga. Dia memainkan lidahnya di dalam mulut, tatapan sinis yang dia berikan seolah mengejek ketidakberdayaan Naura.

Naura menghela nafas berat, mencoba menenangkan dirinya yang sangat mudah meledak. "Terus gue harus ngapain lagi?"

"Kalian bertiga mau apa?" tanya Arga pada ketiga sahabatnya.

"Emmm gue haus nihh," jawab Andre seraya mengusap pelan lehernya.

"Gue laper juga sih," sahut Rafi.

"tenggorokan gue juga kering banget nih, butuh yang basah-basah," ucap Aldo.

Salah satu sudut bibir Angkasa terangkat mendengar jawaban dari tiga sahabatnya, lalu menoleh ke arah Naura . "Lo dengarkan sahabat gue butuh apa,pasti tau lah mereka butuh apa?"

"Gue cuma ada janji sama lo,bukan sama mereka!" Naura menolak untuk mengikuti perintah sahabat-sahabat Arga. Merasa hanya berurusan dengan Arga.

"Lho, kata siapa? Motor yang lo jatuhin bukan punya gue doang tapi punya seluruh anggota Valkyrie, berarti lo punya kewajiban yang sama buat mereka," jelas Arga.

Naura membuka lebar matanya, lalu menggeleng cepat. "Gak! Gue gak mau ya ikutin perintah kalian semua. Lagian tadi gue lihat motor kalian baik-baik aja. Gak usah berlebihan deh."

"Parah nih,Lo gak liat Babe gue lecet kayak gitu?dibilang baik-baik aja lagi," kata Andre tidak terima.

"Sejak kapan gue ngelecetin bapak lo hah!" Naura melotot ke arah Andre.

"Bapak gue udah ditanam, emang lo mau ngikut juga?" balas Andre tidak mau kalah.

Rafi terkekeh pelan mendengar ucapan Naura, dikira Babe itu papanya Andre. Padahal setiap motor di Valkyrie mempunyai namanya tersendiri. Babe nama untuk motor Andre, Queen nama untuk motor Arga, Arta nama motor Aldo, dan Victor nama motor Rafi.

"Udah deh lo gak usah banyak bacot. Sekarang lo beli semua yang mereka mau." titah Arga

Naura menghentakkan kakinya ke lantai, kesal dengan perlakuan mereka. Dia langsung berbalik badan dan membuka pintu kelas. Ingin berniat untuk langsung pergi tanpa kembali lagi ke kelas mereka.

"Naura kalau lo gak balik, handphone lo bakal gue buang!" ucap Arga.

Naura meraba saku seragamnya, tiba-tiba handphonenya menghilang. Dia berdecak melihat handphonenya sudah di tangan Aldo. Entah kapan cowok itu merebutnya, sepertinya dia sangat handal mengambil barang orang lain.

"Sabar Nauu, sabar." Naura mengelus pelan dadanya, menenangkan dirinya yang siap untuk meledak. Dengan amat terpaksa Naura pergi dari kelas XI IPA 1, dia harus kembali membawa pesanan untuk mereka semua.

"Yakin tuh cewek miskin? liat handphonenya aja keluaran terbaru, casenya juga merk barang branded." Aldo mencebik, dia sibuk meneliti handphone Naura yang dia ambil tanpa sepengetahuan Naura.

Arga merebut ponsel Naura dari tangan Aldo, penasaran apa isi handphone gadis itu. Foto Naura bersama cowok menyambut pandangan Arga saat mencoba menghidupkan ponsel tersebut. Arga mengernyit, dia menatap panjang sosok cowok yang memeluk leher Naura, mereka berdua seperti sepasang kekasih yang saling mencintai.

"Lo cari tahu tentang cowok ini," kata Arga pada Aldo.

"Buat apa nyari cowo itu?" Aldo keheranan.

Arga melayangkan tatapan tajam. "gak usah banyak tanya!"

***

Mulut Naura tidak berhenti komat-kamit seperti mbah dukun yang sedang membaca matra. Naura harus bolak-balik kantin untuk menyesuaikan pesanan Rafi, Aldo, dan Andre. Mereka terlalu banyak mau dan sepertinya memang sengaja ingin mengerjai Naura. Untunglah bel masuk berbunyi, Naura bisa bebas dan kembali ke kelasnya.

"Kenapa lo bisa kejebak sama mereka anak Valkyrie?" tanya Feni. Siapa pun akan sulit keluar kalau sudah berurusan dengan anak Valkyrie.

Naura mendudukkan dirinya ke kursi kayu, menatap sekilas Feni, kemudian menatap lurus ke depan. Sebelum menjawab pertanyaan Feni dia perlu mengatur nafasnya yang memburu, menenangkan amarah yang ingin meledak tapi terus ditahannya. Naura ingin pindah sekolah saja.

"Emang setan mereka itu. Tiga kali gue udah bolak-balik ke kantin gara-gara mereka,yang banyak permintaannya. Kenapa sih sial banget gue masuk sekolah ini," gerutu Naura yang kesal.

"Gue sampai gak bisa berkata-kata lho, Nauu. Kenapa bisa semua ini terjadi, anak Valkyrie itu berandal semua, suka tawuran, hobi balapan liar. Parahnya teman baru gue terjebak sama mereka." Feni frustasi memikirkan bagaimana caranya agar Naura lepas dari Arga dan teman-temannya itu

"Gue nggak sengaja jatuhin motor mereka berempat,terus gue dipaksa ganti rugi sebanyak 500 juta. Bayangin ajaa dari mana gue dapat uang sebanyak itu, terus si Arga Arga itu ngasih pilihan dan gue disuruh ngikutin perintah dia selama 4 bulan. Sumpah yaa kalau bisa pindah sekolah mending gue pindah sekolah sekarang," sungut Naura.

Feni terkaget, dia kasihan melihat teman barunya itu. Salah Naura juga,kenapa menjatuhkan motor mereka, bahkan satu sekolah memilih memarkirkan kendaraan mereka jauh dari tempat parkir anak Valkyrie demi mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Feni yakin hidup Naura akan seperti neraka kalau sudah berurusan dengan anak Valkyrie.

***

"Lo ini bego banget ya jadi orang. Bisa-bisanya lo jawab soal beginian masih salah," cerca Arga seraya melemparkan bukunya ke wajah Naura.

Naura terkesiap, tidak percaya Arga mempermalukan dirinya di depan teman-temannya. Kemarin Arga meminta Naura untuk menyelesaikan tugas rumahnya, tentu dengan amat terpaksa Naura melakukan apa yang Arga perintahkan kepadanya. Naura memang lemah dimata pelajaran Kimia dan sialnya dia harus membuat tugas Kimia milik Arga.

Seluruh murid yang ada di koridor tertuju pada Arga dan Naura. Lagi-lagi Arga menunjukan kekuasaannya di sekolah. Wajah Naura memerah, dia marah sekaligus malu. Dipungutnya buku yang Arga lemparkan tadi, menatap lekat hasil tulisannya di sana. Naura harus begadang demi menyelesaikan tugas yang Arga berikan.

"Bego banget sih jadi cewek, soal begituan aja Lo gak bisa!"

Sreek! Naura merobek buku tugas Arga menjadi beberapa bagian. Arga melotot, tidak percaya Naura melakukan itu. Berani sekali gadis itu.

Praak! Naura melemparkan kembali buku tugas ke pemiliknya, sama seperti yang Arga lakukan padanya.

"Mentang-mentang lo punya kuasa terus lo berhak ngerendahin harga diri gue iya?hah?" bentak Naura. Dadanya naik turun menahan emosi.

"Kalau gue cewek bego ngapain lo nyuruh gue buat ngerjain tugas lo itu!"

Kedua tangan Arga mengepal, tersulut emosi karena perlakuan Naura. Mereka berdua saling menatap penuh kebencian, sama-sama menyimpan amarah yang sebentar lagi akan meledak.

"Udah, gaa!" Andre menarik Arga menjauh dari Naura, jangan sampai emosi Arga tidak terkendali dan melakukan kekerasan pada gadis itu.

"Lo pikir gue gak punya hati apa hahh"ucap Naura dengan kesal

"beraninya loo ngelawan guee NAURAA!" bentaknya

"gaa udah ga,dia cewek" ucap Andre yang terus menarik badan Arga

"Nauraa!" Feni berlari kecil menghampiri Naura, dia juga menarik tangan Naura dan membawa pergi dari koridor. Lagi-lagi Naura membuat kerusuhan di hari ketiganya bersekolah di SMA Nusa Bangsa.

*

*

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!