CATATAN: Silakan lihat bab PEMBAGIAN RANAH DAN KULTIVASI lebih dulu pada bab ke 64.
...----------------...
BERDIRI di ambang pintu rumah, seorang wanita berkemeja putih itu menyipitkan matanya. Dia memakai rok rimpel hitam dengan rambut panjang diikat ekor kuda, sedikit mengerutkan kening.
Ia menatap seorang pria dengan warna pakaian yang sama. Bahkan model bajunya pun hampir sama. Pria itu tampan dan tinggi, dia memandang wanita cantik itu dengan sedikit sentuhan permintaan maaf.
“Kita sudah lama putus hubungan. Apa yang membuatmu berpikir aku akan kembali padamu?”
“Fu Chan Yin, biarkan kita memulai hubungan ini dengan serius?” tanya pria itu dengan tatapan memohon.
“Tidak mungkin. Hubungan kita selalu seperti ini. Kita hanya memiliki hubungan sebagai partner kerja di organisasi. Jangan paksa aku. Aku akui, aku suka padamu, tapi untuk hubungan yang lain ... aku tidak bisa. Maaf.” Wanita bernama Fu Chan Yin itu menggelengkan kepalanya dan segera menutup pintu.
Pria di luar hanya menghela napas tidak berdaya dan menggelengkan kepalanya. “Bahkan setelah sekian lama ...” Dia hanya bisa pergi dari tempat itu.
Sedangkan Fu Chan Yin sedikit linglung ketika berada di kamarnya. Dia tahu pria itu cukup baik, tapi entah kenapa, hatinya tidak bisa
bersamanya.
Ia hanya mendengus kesal dan berpikir jika saat ini mungkin terlalu lelah akibat menyelesaikan tugas organisasi khusus. Dia memilih untuk tidur siang.
Di saat dia sedang tidur siang, sebuah cahaya menyelimuti tubuhnya. Fu Chan Yin masih tidak sadar akan hal itu dan dirinya langsung menghilang dari kamar. Gorden kamar berkibar lembut sebelum akhirnya suasana menjadi tenang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ribuan tahun di zaman kuno.
Hutan yang dikelilingi oleh tujuh pagoda terlihat cukup mencekam. Ada beberapa raungan binatang buas yang agak mengerikan untuk didengar.
Sebuah cahaya menyilaukan muncul dari langit dan melesat ke hutan tersebut. Sosok seorang gadis muncul di salah satu dahan pohon dan tertidur.
Gadis itu mengerutkan keningnya dan membuka mata. Merasa bahwa suasana di sekitarnya tidak benar. Saat pandangannya menjadi jelas, gadis yang diperkirakan berusia tiga belas tahun itu membelalakkan matanya.
“Di mana aku? Kenapa ada di hutan?” gumamnya.
Tiba-tiba saja seekor singa setinggi dirinya melintas di bawah pohon. Singa itu berwarna keemasan dengan taring panjang dan bulu yang sedikit aneh. Jantungnya berdegup kencang. Apa-apaan ini?
Singa sebesar itu?
Apakah ini mimpi?
Mengetahui jika tubuhnya menjadi kecil, gadis itu berteriak kaget. Mengejutkan singa besar yang ada di bawah. Fu Chan Yin, tentu saja, dia
ingat tidur di kamar. Hanya saat ini tubuhnya menyusut. Tapi bagaimana bisa ada di hutan aneh ini?
“Tubuhku? Apakah ini tubuhku? Di mana ini?” gumamnya semakin bingung.
Sialnya singa besar di bawah sudah menargetkan dia sebagai mangsa. Fu Chan Yin tertegun dan mendapati jika dirinya tidak memiliki senjata apapun.
“Sial!” gumamnya lagi.
Ketika singa itu hendak menyerang, tiba-tiba saja hawa panas muncul dari arah depan Fu Chan Yin.
Singa yang memasang ekspresi garang pun kini menciutkan lehernya dan melarikan diri. Manusia itu tidak dibutuhkan lagi, pikir sang singa.
Fu Chan Yin tidak mengerti apa yang sedang terjadi di sini. Dia menyipitkan matanya saat sebuah gerbang raksasa muncul. Membuat dia heran.
Bagaimana bisa tiba-tiba gerbang seperti itu muncul?
Belum lagi seperti sihir. Apakah dia
benar-benar sedang bermimpi?
“Tempat apa ini sebenarnya?” Dia bergumam lagi.
Ketika gerbang itu muncul, Fu Chan Yin merasa sesak napas. Tubuhnya juga agak panas saat pintu gerbang dibuka perlahan. Derit mulai terdengar disertai dengan asap putih yang muncul.
Fu Chan Yin terus memperhatikan.
Tak berapa lama setelah pintu gerbang terbuka, Fu Chan Yin merasa tarikan yang kuat. Dedaunan kering dan ranting patah pun terisap ke dalam pintu gerbang.
Fu Chan Yin menahan diri untuk tidak ikut terisap. Tapi tubuhnya yang lemah atau mungkin karena tarikan yang kuat, dia akhirnya terbawa masuk.
“Ahhh!!” Dia berteriak saat benar-benar masuk ke pintu gerbang begitu saja.
Setelah itu, pintu gerbang tertutup dan menghilang dengan sendirinya.
Ketika Fu Chan Yin terbawa masuk, tubuhnya langsung jatuh bebas dari langit yang gelap. Gadis itu merasakan suhu di sekitarnya semakin panas dan melihat ke bawah. Ada kobaran api jingga keemasan di bawah sana.
Dia langsung berkeringat dingin dan membelalakkan matanya.
Tidak! Ini berakhir. Dia akan mati. Ia memejamkan matanya hingga tubuhnya jauh ke lautan api jingga keemasan itu. Dan pada saat itulah, rasa sakit mulai dia rasakan. Amat menyakitkan hingga dia ingin mati lebih cepat.
Sial!
Apa ini semua? Jika itu hanya mimpi, maka cepat bangunkanlah dia.
Sayup-sayup, dia bisa mendengar suara seorang pria berkata dengan nada yang lembut.
“Pewaris esensi delapan dewa-dewi dan calon penguasa Dunia Pagoda Neraka, selamat menikmati penyucian jiwa dan raga dan jadilah
kuat.”
Fu chan Yin tidak tahu itu suara apa, tapi yang jelas, dia melihat seekor siluman buaya berdiri di tepi tebing. Kesadarannya mulai
menghilang dan suara-suara lain mulai mengganggunya.
Terimalah takdir.
Jadilah penguasa.
Dan ... jadilah yang terkuat.
Entah berapa lama waktu berlalu tapi yang pasti, Fu Chan Yin memiliki banyak pengalaman mengerikan di tempat tersebut ...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Waktu telah berlalu begitu cepat ... Satu tahun kemudian.
Di Hutan Tujuh Pagoda Neraka.
"Buah ini terlalu pahit! Apakah di zaman kuno, sama sekali tidak ada buah yang benar-benar bisa dimakan dengan bebas? Rasanya aku merindukan kehidupan dunia modern."
Seorang gadis berkemeja putih dengan rok rimpel hitam melemparkan buah liar aneh yang baru saja digigitnya. Dan itu sangat tidak enak.
Menggerutu sepanjang perjalanan, dia penuh dengan keluhan.
Gadis itu, tentu saja Fu Chan Yin yang telah menjalani banyak pengalaman aneh sebelumnya, pergi ke bagian sisi hutan lain untuk mencari buah yang bisa dimakan.
Rambut hitam panjang berponinya diikat ekor kuda. Dan wajah cantiknya yang akan tumbuh sebagai wanita luar biasa di masa depan, terlihat mengerutkan kening.
Dia menemukan buah liar lain yang lebih enak di makan. Duduk di salah satu dahan yang cukup kokoh sambil menikmati buah liar, gadis itu merasa bosan.
Dia sudah lama di hutan ini. Bisakah dia keluar?
Ketika dia memikirkan ini, perasaan tidak nyaman di tubuhnya muncul. Rasa kantuk tiba-tiba menyerang. Setelah menghabiskan gigitan terakhir, dia mengerucutkan bibirnya.
Gadis berkemeja putih itu segera mencari dahan yang kokoh untuk tidur siang. Ada sedikit energi spiritual yang mendekat ke arah sini. Tapi dia tidak peduli. Bukan tidak mau memeriksanya, hanya saja dia terlalu mengantuk.
"Semoga saja orang-orang itu tidak mengganggu tidurku," gumamnya seraya memejamkan mata perlahan, benar-benar tertidur pulas.
Adapun kini tak jauh dari keberadaan Fu Chan Yin yang tengah tertidur siang, ada pertarungan yang tengah terjadi ....
Huang Fu Yan, seorang pangeran kedua Kekaisaran Langit, tidak bisa menahan diri untuk mengangkat pedang dan membunuh banyak pembunuh bayaran yang bermunculan.
"Sial! Pembunuhan bayaran ini mengejar kita hingga ke sini!" katanya.
Para pembunuh bayaran yang berhasil mengejar mereka ke pedalaman Hutan Tujuh Pagoda pun mencibir di balik masker hitamnya. "Jangan berharap untuk lari dari kami!"
"Cepat! Gunakan bola ledakan spiritual!" seru pembunuh bayaran yang lain, bahkan lebih kejam.
Keempat orang yang mereka incar untuk dibunuh sebenarnya cukup kuat. Para pembunuh bayaran sedikit tidak berdaya. Karena itu, ledakan bola energi spiritual sangat cocok untuk situasi mengecoh lawan agar lebih lemah.
"Jangan lengah! Awas ledakan!" Pangeran Pertama Kekaisaran Langit, Huang Fu Jung pun segera menghindar.
Ledakan keras berasal dari Hutan Tujuh Pagoda, menciptakan embusan angin disertai asap hitam yang pekat. Keempat orang melompat keluar dari asap tersebut dan mendarat sempurna pada dahan-dahan kokoh.
Huang Fu Jung, pria berhanfu putih itu mengayunkan pedang untuk memblokir serangan yang melesat ke arahnya. Zaoshan hitamnya sedikit berkibar.
...----------------...
NOTE: *Z**aoshan**, semacam jubah belah yang selalu dipakai setelah memakai hanfu. Kebanyakan dipakai oleh laki-laki***.
...----------------...
Dentangan pedang saling beradu sangat cepat. Sekelompok pembunuh bayaran berbaju hitam terus menyerang tanpa henti. Mereka memakai masker penutup identitas, tapi suara tawa mengejek terus terdengar.
Untuk yang ke sekian kali, embusan angin dan asap hasil ledakan bergulir. Pembunuh bayaran yang jumlahnya hampir tiga puluh itu membabi buta melawan empat orang.
"Kakak Fu Jung, berhati-hatilah. Mereka semua berbakat! Kak Fu Yan, Pangeran Yilan," ujar seorang wanita seraya memegang tongkat besi.
"Kami tahu. Pembunuh bayaran ini mungkin dikirim seseorang untuk membunuh Kakak! Fu Lin, dampingi Kakak. Aku dan Pangeran Yilan akan urus sisanya!" Huang Fu Yan yang ada di samping wanita itu mengeratkan cengkeramannya pada pedang, bersiap menyerang.
"Aku mengerti."
Huang Fu Lin, wanita yang memiliki rambut panjang tertata rapi dengan hiasan jepit indah langsung berada di sisi Huang Fu Jung. Ia memutar tongkat dengan sangat cepat hingga pusaran angin terbentuk. Angin itu mendorong para pembunuh bayaran hingga menghantam pepohonan di sekitar.
"Merepotkan!" gumam Yun Yilan jengkel dan terus mengayunkan pedang untuk memblokir serangan.
Huang Fu Jung tengah memasang ekspresi dingin dan menatap tajam pada sekelompok pembunuh bayaran. "Mereka memiliki kultivasi ilmu hitam. Tidak mudah dihadapi."
"Kakak Pertama, apa yang harus kita lakukan?" tanya Huang Fu Lin sedikit frustasi.
"Tetap pertahankan posisi perlindungan. Cari titik lemahnya," sahut Huang Fu Jung.
"Baik!" Ketiganya serempak mengangguk.
Para pembunuh bayaran tak langsung menyerah. Mereka mengeluarkan jurus-jurus mematikan yang bisa membuat keempatnya tercengang. Selain gerakan yang lincah dan bertenaga, para pembunuh bayaran juga memiliki teknik pelumpuh tubuh.
"Kalian semua, enyahlah!"
Salah satu dari mereka memegang dua pedang. Cahaya hitam mengalir dari pedang, menyelimuti. Kemudian dia segera maju dan menargetkan Huang Fu Jung.
Pria itu sendiri menggertakkan giginya dan mengalirkan energi pada pedang yang dipegang. Langsung memblokir dua pedang yang terselimuti energi kegelapan.
Kekuatan energi spiritual tidak bekerja di hutan tujuh pagoda. Tapi energi spiritual murni bawaan lahir bisa digunakan.
Huang Fu Jung dan Huang Fu Yan secara alami memiliki energi spiritual bawaan. Sedangkan Huang Fu Lin dan Yun Yilan tidak. Sejak memasuki Hutan Tujuh Pagoda, mereka telah merasakan ada seseorang yang mengikuti.
Keempatnya kewalahan. Sekelompok pembunuh bayaran memiliki kemampuan bertarung di atas rata-rata. Dengan bantuan kultivasi kegelapan, para pembunuh tidak bisa langsung terbunuh. Tubuh mereka seolah-olah sembuh kembali ketika mendapat luka serius.
"Ini buruk!!" gumam Huang Fu Jung.
"Kakak, mereka terlihat aneh!"
Huang Fu Lin terus mengayunkan tongkat besinya dan membuat pusaran angin berulang kali. Jika energi spiritualnya bekerja, ia pasti sudah menggunakan elemen api abadi untuk membakar mereka.
Huang Fu Yan dan Yun Yilan bekerja sama dalam bentuk tim. Tapi tetap saja tidak bisa melumpuhkan para pembunuh bayaran.
"Kalian ... Apa tujuan kalian membunuh kakakku, Pangeran Langit??!" teriak Huang Fu Yan geram. Sebagai adik pertama Huang Fu Jung, secara otomatis dia menjadi marah.
Para pembunuh bayaran yang bertengger di dahan-dahan pohon terkikik diam-diam. Salah satu di antara mereka berdecih.
"Tentu saja karena seorang wanita!"
"Wanita? Apa maksud kalian??"
Yun Yilan mengerutkan kening. "Setahuku, Pangeran Langit selalu menjaga jarak dengan wanita manapun. Selama ini, tidak pernah ada wanita yang memasuki istananya!"
"Hmph! Kalau begitu renungkanlah!" timpal salah satu dari pembunuh bayaran.
Tidak perlu menunggu lama, para pembunuh bayaran maju bersamaan. Ketiga pangeran dan seorang putri saling membelakangi, siap dengan senjata masing-masing.
Kali ini, mereka benar-benar harus berjuang hingga bisa keluar dari hutan. Tapi para pembunuh bayaran tiba-tiba terjatuh dan batuk darah. Cahaya hitam yang menyelimuti pedang mereka lenyap.
Bagaimana ini bisa terjadi? Pikir mereka semua, tak terkecuali keempatnya.
Kekuatan dari kultivasi ilmu hitam yang dipakai para pembunuh bayaran menghilang begitu saja. Hal tersebut membuat pemakainya batuk darah dan dantian mereka seakan mau segera meledak.
"Apa yang terjadi?" tanya Huang Fu Lin pelan.
"Aku tidak tahu." Pangeran Yun Yilan menjawab.
"Kakak Pertama, apa kau baik-baik saja?"
"Ya."
...****************...
DI LUAR TOPIK: Welcome kepada pembaca baru. Semoga betah dengan cerita ini. Novel ini akan direvisi perlahan. Banyak kalimat yang mungkin gak nyambung atau kurang dimengerti 🙏🏻🙏🏻🙏🏻. Beberapa typo mungkin masih bertebaran. Jangan lupa dukungannya. PERINGATAN, ada beberapa adegan yang tidak cocok untuk pembaca di bawah umur. Harap BIJAK!
PARA pembunuh bayaran kehabisan tenaga untuk berdiri. Mereka semua mencari penyebab dari serangan diam-diam itu.
Jelas bukan dari Huang Fu Jung, Yun Yilan, Huang Fu Yan apalagi wanita itu. Ketua Pembunuh Bayaran berdecih dan segera membaca mantra, memanggil kekuatan kultivasi ilmu hitam.
Seketika, angin kencang bertiup disertai asap hitam keunguan. Huang Fu Jung dan yang lainnya berjaga-jaga. Rambut panjang mereka sedikit berkibar. Mengaktifkan kultivasi ilmu hitam membutuhkan waktu beberapa saat sebelum seseorang yang memberikan mantra menyetujui.
Saat angin berasap hitam keunguan menyatu membentuk pusaran, awan di langit menjadi gelap. Petir saling menyambar keras.
Dan lagi-lagi, semua itu sia-sia.
"Coba gunakan mantra lain!" saran salah satu dari pembunuh bayaran.
"Bos, kami mencoba tapi tidak bisa," kata yang lain.
"Bos, apa yang harus kita lakukan?!"
Salah satu pembunuh yang dipanggil Bos seketika menjitak kepala anak buahnya. Bodoh. Anak buahnya benar-benar terlihat seperti bandit yang gagal setelah ketahuan mencuri.
"Tentu saja. Gunakan artefak yang diberikan oleh Tuan!!" katanya berhasil menenangkan mereka. Namun percakapan itu terdengar jelas oleh keempat mangsanya.
Huang Fu Jung mendengus tapi tubuhnya kelelahan. "Sudahkah kalian berdiskusi?"
Para pembunuh itu baru menyadarinya dan menyerang mereka kembali. Sementara orang yang dipanggil Bos mengeluarkan bola hitam seukuran bola kasti.
"Kali ini kalian akan mati!!" katanya.
Keempatnya kembali bertarung. Meski pedang tidak lagi mengeluarkan cahaya hitam, tapi gerakannya masih gesit. Sepanjang pertarungan, mereka seolah-olah diperhatikan oleh sesuatu yang tersembunyi. Namun hal itu tidak tahu apa.
Para pembunuh bersiaga saat sang bos melemparkan bola hitam itu ke arah keempat mangsanya. Hal pertama yang menyadari bahaya adalah Huang Fu Jung.
"Awas!! ledakan!!" teriaknya segera menghindar.
Saat bola hitam yang dikatakan artefak itu jatuh ke tanah, tak ada yang berubah. Mereka semua diam untuk sementara, terfokus pada bola. Kemudian pusaran angin besar muncul, tidak lebih berbeda dari serangan sebelumnya. Petir dan awan gelap muncul.
Tapi sekali lagi mereka semua tercengang. Pusaran angin serta asap perlahan menghilang. Langit gelap memudar dan petir tak lagi menyambar.
"....."
Suasana yang sempat menegang kini tenang kembali. Ketua Pembunuh Bayaran lebih lagi terkejut. Dia bangkit dan mengepalkan tangan, menatap keempat orang yang berada di tengah mereka.
"Ini ... Apalagi ini?" Bos pembunuh bayaran benar-benar tidak memiliki kata untuk semua ini.
"Kekuatan kalian hanya ini-ini saja? Bukankah itu artefak? Artefak Raja Kegelapan tidak berfungsi di Hutan Tujuh Pagoda, membuka mata kami!" Yun Yilan sedikit mengejek.
"Pangeran Langit, ini pasti ulahmu!" geram Ketua Pembunuh Bayaran.
"Aku hanya pangeran langit, bukan Dewa Langit. Bagaimana mungkin aku melakukannya? Terlebih lagi kultivasi kami di sini menghilang!" Huang Fu Jung mengontrol emosinya.
Itu memang bukan ulahnya. Meski ini adalah dunia atas dan semua orang di dalamnya kekal, tapi bagaimanapun juga dia hanya pangeran langit—anak Kaisar Langit. Dia tak ada hubungannya dengan dewa-dewi.
"Mungkin hutan ini yang menggagalkannya?!" Yun Yilan mencibir. Sejenak tadi dia merasa akan mati dengan cepat.
"Omong kosong!!" Ketua Pembunuh Bayaran membantah.
Mereka semua tidak mempercayai hal-hal mistis selain kekuatan mereka sendiri. Di Hutan Tujuh Pagoda, siapa yang tidak tahu apa saja misterinya. Bahkan array misterius membuat kultivasi orang-orang yang memasukinya menurun, bahkan hilang.
Para pembunuh bayaran kembali bingung. Pertama, kultivasi hitam mereka redup. Kedua, pusaran angin gagal. Dan kini artefak bola hitam dari milik Raja Kegelapan juga tidak berfungsi seolah-olah hanya tipuan. Tuan mereka tidak mungkin salah dalam memberi barang.
Mungkinkah jika hutan ini memang memiliki susun array aneh yang membuat kultivasi seseorang menurun drastis.
Para pembunuh bayaran masih optimis. Dibanding dengan kelompok kecil Huang Fu Jung, jumlah mereka sangat banyak. Sisanya bahkan masih bersembunyi di kegelapan, berjaga-jaga jikalau gelombang pertama tidak berhasil.
Seseorang pasti baru saja menggagalkan semua usaha para pembunuh bayaran. Hutan Tujuh Pagoda cukup sensitif dengan energi spiritual kegelapan. Mengaktifkan kekuatan kultivasi ilmu hitam akan sangat berpengaruh besar. Tapi sekarang semuanya gagal bahkan setelah dicoba berulang kali.
"Kenapa gagal? Bagaimana bisa? Ini jelas sudah benar!" Ketua Pembunuh Bayaran hampir frustasi dan terus membaca mantra. Tapi saat cahaya hitam keunguan keluar sedikit dari telapak tangannya, pasti segera menghilang.
"Ketua, mungkinkah Raja Kegelapan memberi mantra yang salah?"
"Tidak mungkin 'kan? Tadi Ketua hampir berhasil. Mantranya pasti tidak salah!"
"Lalu kenapa bisa gagal? Mungkinkah ada energi spiritual yang lebih kuat di sekitar kita?"
"Jangan-jangan Hutan Tujuh Pagoda ini sudah semakin mengerikan!"
Para anggota pembunuh bayaran terus berspekulasi dan saling mengaitkannya dengan banyak hal. Ketua Pembunuh Bayaran menggerakkan gigi dan mencoba mantra kultivasi ilmu hitam cadangan.
Keempat orang di tengah saling berpandangan. Apa yang terjadi? Pikir mereka.
Huang Fu Lin mendekati Yun Yilan dan berbisik, "Bisakah kamu merasakan ada sesuatu yang benar-benar salah?"
"Aku merasa begitu. Tapi tidak tahu apa. Mungkinkah ada yang melihat semua ini dari kegelapan?" bisiknya sambil memperhatikan sekitar, tapi Yun Yilan tidak merasakan hal aneh yang mencurigakan.
Di sampingnya lagi, Huang Fu Yan yang memegang pedangnya dengan erat, matanya penuh pembunuhan pada kelompok berpakaian hitam itu.
"Huh, apapun itu ... kita diuntungkan saat ini."
Ketiganya setuju dengan perkataan Huang Fu Yan. Meski lelah dan menguras tenaga, mereka tetap harus membunuh semua pembunuh bayaran ini. Jika tidak, mereka berempat hanya akan menjadi daging cincang.
Meski ketua pembunuh bayaran telah mencoba mantra kultivasi ilmu hitam cadangan, tapi itu tetap gagal. Ia hampir frustasi hingga salah satu dahan pohon terdekat mereka sedikit bergoyang, menciptakan bunyi gemersik lembut.
Seorang gadis berbaring menyamping sambil menopang kepala. Dia menguap dan mengucek matanya berulang kali. Kenapa orang-orang di bawah berisik sekali? Pikirnya langsung cemberut.
Tidak salah lagi, dia adalah Fu Chan Yin yang sejak awal makan buah dan tertidur akibat efek air penidur. Tanpa diduga, kebisingan itu menggangunya. Ternyata, benar ... ada pertarungan di sekitar tempatnya tidur. Membuatnya terjaga.
Gadis itu segera mencibir, "Hei, kalian ... Mengganggu tidur siangku saja. Apakah kalian semua sudah selesai bertarung?"
Suara merdunya mengagetkan orang-orang di bawah. Ia melihat mereka menengadah dan menatapnya dengan keterkejutan.
"Siapa kamu?" Ketua pembunuh bayaran bertanya dengan nada tajam.
"Seorang anak yang masih bau susu, berani memasuki hutan sendirian. Tidak takut binatang roh memakanmu?!" ejeknya sambil menakuti-nakuti. Hanya seorang gadis kecil, apa yang perlu ditakutkan?
"...."
Fu Chan Yin menatap si pembicara dengan malas. Dimakan binatang roh? Hah ... Dia mungkin akan berpikir binatang roh itu sendiri yang melarikan diri darinya.
Jika tidak, bagaimana sekarang seekor ular roh seukuran pergelangan tangannya akan meringkuk di salah satu dahan, gemetar karena ketakutan?
Binatang roh ular hanya berharap, gadis itu segera pergi. Dia bahkan tidak berani bergerak sedikit pun, khawatir kulitnya akan dikupas untuk dijadikan kerajinan. Semua binatang roh level sepuluh di hutan ini tahu bahwa gadis ini adalah predator sebenarnya.
"Mereka tidak tertarik padaku," jawab gadis itu santai seraya menggaruk kepalanya.
Apakah mereka benar-benar tidak menyadari kehadirannya sejak awal?
Gadis yang diperkirakan baru berusia tiga belas tahun itu menatap tak acuh. Pakaiannya yang berbeda dari mereka semakin menambah daya penasaran.
Fu Chan Yin memang memakai kemeja putih berdasi hitam, sarung tangan pendek berwarna dengan warna serupa. Rok rimpel juga setengah paha.
Dipadukan dengan kaus kaki hitam sepanjang paha serta sepatu pantofel. Dia benar-benar berpakaian serba hitam, sangat misterius dan modern.
Rambut panjang Fu Chan Yin jatuh ke pundak. Ia mengabaikan semua tatapan terkejut orang-orang di bawah sana dan tak mau beranjak dari dahan pohon.
Terjebak di zaman kuno ini sungguh sial baginya. Sebelum bertransmigrasi, gadis itu sebenarnya sudah beranjak usia kepala dua dan akan mewakili perusahaan keluarga yang turun temurun. Belum lagi, seorang agen yang hebat.
Namun entah apa yang terjadi, ketika dia terbangun ... tempatnya sudah berubah drastis. Ada banyak binatang aneh dan sesekali melihat orang-orang berpakaian Cina kuno melintas.
Awalnya dia pikir sedang ada di lokasi syuting film kekaisaran, ternyata bukan. Kenyataannya, ia telah membunuh banyak binatang buas aneh selama setahun terakhir ini.
Yang lebih mencengangkan, ia mempunyai akses ke dalam ruang spiritual. Sebuah ruang ajaib yang bisa menyimpan segala jenis barang dan drinya sendiri. Saat pertama kali ia tiba di dunia kuno ini, kepalanya mendadak sakit dan gambaran seperti film muncul.
Pada akhirnya ia dapat mengerti tentang artinya kultivasi, energi spiritual, binatang dan tanaman roh, sejarah dan lain sebagainya. Di dalam ruang spiritualnya, Fu Chan Yin memiliki buku kuno aneh yang isinya menyangkut obat-obatan, kultivasi, bela diri dan masih banyak lagi. Seolah-olah, dia memegang kendali atas dunia.
Entah apa tujuannya mendatangi zaman ini, tapi gadis itu yakin satu hal ... Ia bisa mengubah hal-hal di sekitarnya menjadi lebih menarik. Dia tidak perlu berkultivasi seperti orang lain, itu sangat aneh. Tapi dirinya mendadak kuat dan pintar, tubuhnya saja bahkan menjadi anak-anak sekarang.
"Siapa kamu? Sejak kapan ada di sana?" tanya Ketua pembunuh bayaran.
"Kamu, pak tua berkumis putih, tak pantas mengetahui namaku! Sejak awal aku di sini. Tidak bisakah kalian merasakan kehadiranku? Berhentilah berisik dan biarkan aku tidur siang dengan benar!" Gadis itu mencibir dan memainkan poni sampingnya.
Wajah Ketua Pembunuh Bayaran menjadi gelap. Bagaimana gadis kecil yang tak takut mati itu tahu dirinya punya kumis tipis? Semua pembunuh bayaran memakai masker hitam, termasuk dirinya. Ia mengepalkan tangan dan mulai menatap serius pada keberadaan gadis itu.
Semua orang memang tidak merasakan kehadirannya. Bahkan ketiga saudara Huang dan Yun Yilan benar-benar kebingungan dalam hati mereka.
Tapi ekspresi Huang Fu Jung sedikit aneh, tidak seperti biasanya. Ia merasakan sedikit getaran di hatinya ketika melihat gadis kecil itu. Ini ... Mungkinkah takdir sang phoenix?
Takdir Raja Neraka, Xiu Jichen? Bisakah itu?
"Gadis Kecil, apakah kamu yang membuat kultivasi ilmu hitam kami hilang?" Ketua Pembunuh Bayaran mulai merasa curiga.
"Oh, maksudmu cahaya hitam keunguan pada pedang kalian dan pusaran angin berasap tadi?" Gadis itu menebak dan berpikir sejenak. Awan berpetir di langit beberapa saat lalu itu sangat mengganggu tidur siangnya.
"Memang aku yang melakukannya. Itu terlalu berisik dan aku kedinginan. Jadi aku meminta pada siapapun yang memiliki kultivasi ilmu hitam tadi untuk menarik energi spiritualnya kembali. Lagi pula kalian mengganggu tidurku!" Dia berkata jujur tapi terkesan dibuat-buat.
"..." Para pembunuh bayaran merasa tidak percaya.
"Dan juga artefak aneh yang kalian sebutkan itu," Imbuh gadis itu lagi, tanpa dosa.
"..." Kini para pembunuh bayaran merasa otaknya kosong untuk sesaat.
Mustahil bagi seorang gadis kecil yang bahkan tidak memiliki level kultivasi, bisa meminta pada Raja Kegelapan untuk menarik semua energi spiritualnya dari tangan Ketua Pembunuh Bayaran.
Merasa konyol, sebagian dari pembunuh bayaran tertawa mengejek, tak terkecuali ketuanya. "Seorang gadis kecil bermulut besar!"
Sementara untuk keempat orang di tengah menganggap ini serius. Huang Fu Yan merasa ada sesuatu yang besar tertanam dalam diri gadis itu.
Huang Fu Jung sendiri memiliki mata batin yang dalam, bisa melihat aliran energi spiritual emas dari dantian gadis berkemeja putih. Lautan spiritualnya juga sangat melimpah. Jadi dipastikan kalau dia bukan kultivator biasa.
"Kultivator dengan dantian emas?" gumamnya agak terkejut.
Dantian sendiri merupakan kolam energi spiritual yang ada di bawah pusar. Setiap kultivator memilikinya. Semakin luas kolam dantian, maka semakin besar juga kekuatannya. Huang Fu Jung merasa tidak terduga akan bertemu dengan pemilik dantian emas yang langka.
MESKI BEGITU, Huang Fu Jung tidak bisa memikirkan apapun lagi saat ini. Tentang dantian emas ini, ia bisa bertanya lain waktu. Selain fokus pada pertarungan lebih dulu.
"Luar biasa. Kamu sangat hebat! Kalau kamu berani, turun dan lawan kami!" tantang Ketua Pembunuh Bayaran.
Yun Yilan segera menyela, "Dia masih terlalu muda. Kenapa kalian menantang gadis kecil seperti dia? Jika mau, lawan saja kami berempat!"
"Itu benar. Jangan bilang jika kalian takut kalah karena mantra ilmu hitam tidak dapat dijalankan." Huang Fu Lin mendukung. "Katanya pembunuh bayaran ... tapi kenyataannya hanya sampah," cibirnya.
"Huh! Aku hanya ingin tahu seberapa kuatnya gadis bau susu itu karena telah mengaku menghentikan mantra ilmu hitam milik Raja Kegelapan."
Mendengar suara argumen itu, Fu Chan Yin yang berada di dahan pohon mengangkat sebelah alisnya dengan heran, "Melawanku? Kalian yakin?" tanyanya enggan.
"Kamu takut dan menyerahlah. Kami tidak membunuh anak kecil. Selama kamu tidak ikut campur urusan orang dewasa, kami mengampuninya," kata Ketua Pembunuh Bayaran dengan bangga. Wajahnya tertutupi masker, kepalanya terbungkus kain dan hanya mata yang berkedip.
Di mata gadis itu, sosok si pembunuh terlihat jelas—seperti ditelanjangi. Ia tersenyum miring tapi terlihat menggemaskan.
"Takut? Aku khawatir hari-hari baik kalian telah berakhir!"
Fu Chan Yin yang masih berbaring menyamping itu akhirnya kehilangan seleranya untuk tidur. Ia bangun dan turun dari pohon dengan sempurna. Sosok rampingnya kini terlihat jelas serta memiliki ekspresi lebih serius. Padahal kepalanya masih sedikit sakit akibat kurang tidur. Bibirnya yang terpoles lipstik merah ceri agak pucat.
Dia melipat kedua tangan di dada dan menatap malas pada kelompok pembunuh bayaran berpakaian serba hitam. Sekali lagi Fu Chan Yin menguap dan menyentuh pelipisnya.
Huang Fu Lin melihat ekspresi gadis itu berubah dan kondisinya terlihat kurang baik. "Nona, kamu baik-baik saja? Jangan dengarkan mereka. Kamu terlihat tidak sehat."
Gadis itu meliriknya dan tersenyum datar. "Aku baik-baik saja."
Salah satu dari pembunuh bayaran mendengus dan menyeringai di balik maskernya. "Tentu saja dia akan sangat pucat saat menyadari siapa yang sedang dilawannya. Hah, gadis kecil, cepat berlutut dan minta pengampunan pada ketua kami."
"Belum terlambat untukmu untuk meminta maaf sekarang! Aku tidak pernah mau menyerang gadis kecil yang tidak memiliki kultivasi sepertimu."
Ketua Pembunuh Bayaran terlihat meremehkan dan tak mau memedulikan keberadaan keempat orang di belakang gadis itu.
"Anak buahku sangat peduli pada gadis cantik sepertimu. Menyerahlah dan berlutut sekarang. Mungkin aku akan mengampuni nyawamu. Lihatlah, kau sangat pucat seolah-olah darahmu terkuras."
Ekspresi gadis itu semakin jelek dan sangat jengkel. Ia menghela napas panjang dan memegangi kepalanya yang mulai berdenyut. Sial! Dia benar-benar butuh tidur sekarang.
"Kalian berisik sekali! Gara-gara kalian aku kurang tidur begini! Kalau mau berkelahi tidak perlu banyak bicara!" Dia sangat kesal dan mencoba menahan diri untuk tidak langsung membantai.
"Hei, keempat orang di sana. Kalian diam dan lihat saja. Aku akan menyelesaikannya kurang dari setengah menit!" Lalu ia memandang keempat orang yang berasa tak jauh di sampingnya.
"Tapi, Nona. Mereka adalah pembunuh bayaran Raja Kegelapan. Dan masih organisasi elit berpengaruh besar di Dunia Atas. Kamu tidak bisa mengalahkan mereka dengan mudah." Huang Fu Yan menasihati. Dia benar-benar khawatir. Gara-gara mereka, seorang gadis kecil akan terlibat. Ini sangat malu.
Huang Fu Lin adalah wanita yang bijak. Dia memandang gadis itu dengan iba. "Nona, biarkan kami membantumu. Ini masalah yang melibatkan kami, kamu tidak ada hubungannya."
Mereka ingin mengatakan sesuatu karena khawatir dengan kondisi gadis itu. Tapi mendengar nada bicaranya yang serius, akhirnya mereka memilih diam.
"Oh, yakinlah. Aku akan baik-baik saja. Mereka hanya udang yang siap untuk digoreng." Fu Chan Yin tertawa pelan dan berdiri sedikit lelah.
Ia tidak cukup tidur dan kebisingan di bawah tadi itu membuatnya kesal. Kali ini, Fu Chan Yin akan menutup mulut mereka selamanya. Biarkan menemui Raja Dunia Bawah untuk pencucian dosa.
"Sombong sekali! Kalau begitu jangan salahkan kami karena kasar, gadis kecil!" Ketua Pembunuh Bayaran mengangkat pedangnya dan menyuruh semua anak buahnya untuk menyerang.
Para pembunuh bayaran tanpa ragu maju dengan pedang menghunus ke arah gadis berkemeja putih. Fu Chan Yin mencibir. Ekspresinya tidak berubah. Ia mengambil sesuatu dari ruang spiritualnya, sebuah gulungan kecil. Ketika gulungan dibuka, cahaya keemasan muncul dan pedang terbentuk tiba-tiba.
"Pedang Ice Dragon, bersenang-senanglah!" ucapnya antusias.
Pedang biru seperti es yang dingin itu muncul, tampak hidup. Aura spiritual mengalir kuat darinya. Siapapun yang memiliki bakat bawaan pasti mampu menembus level pedang ini.
Ketiga saudara Huang dan Yun Yilan terkejut melihat gadis itu mengeluarkan pedang dari gulungan. Pedang itu sangat jernih dan mengilap, seolah-olah terbuat dari kualitas bahan terbaik. Gagangnya berwarna hitam, memiliki ukiran naga emas dan berbandul dua lonceng perak. Tapi mereka tidak tahu itu pedang apa.
Huang Fu Jung adalah orang pertama yang bergumam takjub. "Pedang yang sangat kuat. Benar-benar tidak bisa diremehkan," katanya pahit
Sosok gadis itu langsung menghilang dari pandangan ketika para pembunuh bayaran hampir mencapainya. Lalu dia muncul lagi di atas mereka sambil menyeringai. Dengan pedang itu, dia menyerang sangat cepat.
Para pembunuh bayaran membelalak, belum sempat berbalik sudah jatuh ke tanah dengan darah mengalir dari luka. Dalam sekejap, 30 pembunuh bayaran tewas.
"Udang-udang kecil, datangi gadis kecil ini dan ciumlah Ice Dragon-ku." Dia berkata tiba-tiba.
"Ka-kamu ..." Ketua pembunuh bayaran sangat tercengang dan mundur selangkah saat gadis berkemeja putih itu mendarat di tempat semula.
Huang Fu Yan menganga. Dalam hidupnya selama ratusan tahun, ini kali pertamanya melihat kelihaian seni pedang. Gerakan yang lincah dan halus. Teknik pedangnya benar-benar berbeda dari apa yang diajari oleh guru-gurunya.
Sekarang, gadis itu melihat pedangnya. Darah segar menetes dari ujung pedang dan dia segera mengibaskannya untuk membuang darah. Kurang dari setengah menit ia bisa membunuh mereka lalu kini hanya tersisa ketuanya.
Ia mengerucutkan bibirnya yang sedikit lebih pucat dan bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa, "Pak tua, mau sampai kapan kamu membiarkan anak buahmu yang tersisa itu bersembunyi? Aku sudah berbaik hati menyisakanmu untuk memanggil mereka semua."
Melihat gadis itu tersenyum misterius, wajah ketua pembunuh bayaran seolah-olah menjadi hijau. Tak ada setetes darah pun pada tubuh gadis itu, benar-benar bersih dan rapi seperti sebelumnya.
"Masih ada yang lain?" gumam Huang Fu Jung menyipitkan matanya, melihat sekitar.
Huang Fu Yan mengerang. "Tidak bisa dipercaya, kalian benar-benar berniat sekali!"
"Karena kalian sudah tahu, maka aku tidak akan sungkan lagi!" Ketua pembunuh bayaran meniup peluit dan seketika, puluhan orang berpakaian serba merah muncul—mengelilingi mereka semua. Ketua pembunuh bayaran tertawa puas dan menunjuk gadis itu. "Kita lihat, apakah kamu bisa mengatasi mereka!"
Ketiga saudara Huang dan Yun Yilan menggertakkan gigi. "Pakaian merah ini ... Pembunuh bayaran berdarah!"
Pembunuh bayaran berdarah?
Fu Chan Yin menaikkan sebelah alisnya dan memindai mereka semua. Yun Yilan memberi tahu informasi kasar tentang pembunuh bayaran berdarah. Mereka biasanya ditugaskan untuk melakukan pembantaian suatu klan, organisasi atau sekte. Kadang juga membunuh keluarga bangsawan atau kekaisaran.
"Mereka sangat hebat?" tanya Fu Chan Yin sembrono.
Yun Yilan mengangguk. "Mereka seperti bom yang siap meledak kapan saja. Berhati-hatilah ...."
Tapi hari ini puluhan pembunuh bayaran berdarah muncul hanya untuk membunuh Huang Fu Jung. Namun sekarang target mereka adalah gadis berkemeja putih. Tanpa diduga, Fu Chan Yin tertawa renyah dan menatap mereka semua dengan cibiran. Sebelum berbicara, ia mencoba menahan tawanya.
"Hanya mereka? Apa bedanya dengan yang tadi? Ayo kita selesaikan! Aku benar-benar butuh tidur sekarang!"
Gadis itu memutar pedangnya seolah-olah sangat ringan. Ternyata, pembunuh bayaran berpakaian serba merah itu memiliki kultivasi yang hampir sama. Heh? Ingin mengalahkannya? Mimpi apa mereka semalam? Pikirnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!