NovelToon NovelToon

Bintang Untuk Alvaro

Kedatangan Sahabat

Seorang lelaki tampan sedang sibuk mengerjakan pekerjaannya. Matanya masih fokus memeriksa dokumen-dokumen yang ada di hadapannya.

Tok.

Tok.

Tok.

" Masuk"

" Permisi Pak, diluar ada nona Sonya"

" Sonya?"

" Iya Pak"

" Persilakan dia masuk"

Setelah mendapatkan persetujuan dari bosnya, barulah sekretaris lelaki tampan itu mempersilakan tamunya masuk.

" Varo "

Lelaki tampan itu menghentikan sejenak pekerjaannya. " Kamu sudah kembali?"

" Ya, pekerjaan aku sudah selesai. Tapi kamu nggak jemput aku di bandara"

" Sorry, kamu bisa lihat sendiri pekerjaan aku banyak"

" Ck, dasar sok sibuk"

Wanita bernama Sonya itu menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang ada di ruang itu. Wanita cantik itu adalah teman kuliahnya Alvaro. Ia salah model terkenal di kota J.

Sonya sudah lama menyukai Alvaro, tapi lelaki tampan itu selalu menolaknya. Bahkan Sonya duluan lha yang menyatakan cintanya pada Alvaro.

Entah apa yang kurang pada dirinya sehingga lelaki tampan itu tidak mau meliriknya. Padahal diluar sana banyak yang sedang mengantre untuk mendapatkan cintanya. Tapi Sonya hanya menginginkan Alvaro untuk jadi kekasihnya.

" Apa fans mu tidak mengejar kamu sampai kesini?"

" Tidak, bagus kan penyamaran ku" kata Sonya sambil membuka rambut palsunya.

" Ya seperti biasanya"

Alvaro memang mengakui kalau sahabatnya itu memang bisa mengelabui fans-nya. Tapi tidak dengan dirinya. Mau berpakaian seperti apapun sahabatnya itu, ia pasti mengenalinya.

" Oh iya, ntar malam temenin aku ke acara manager ku ya"

" Tidak ada kamera kan?"

" Nggak kok, acaranya tertutup kok"

Alvaro memang tidak suka dengan kamera. Ia tidak ingin ada gosip nanti soal hubungannya dengan Sonya. Padahal ia hanya sahabatan dengan Sonya.

" Baiklah"

Sonya sangat senang, karena Alvaro tidak pernah menolak permintaannya. Walaupun sekarang ini lelaki tampan itu belum menerima cintanya. Ia yakin suatu saat nanti Alvaro akan menerima cintanya.

Sampai saat ini belum ada orang pun wanita yang bisa menaklukkan hati lelaki tampan itu. Bahkan wanita yang berada di sekelilingnya cantik-cantik dan juga dari kalangan keluarga kaya.

Sonya melihat pemandangan kota dari jendela ruangan Alvaro. Rumah-rumah yang ada di bawah terlihat kecil dari atas sini. Setelah puas melihat pemandangan gedung-gedung pencakar langit, Sonya duduk di sofa.

" Mau makan siang di sini atau mau keluar?"

" Terserah kamu aja" jawab Varo tanpa mengalihkan pandangan dari laptopnya.

" Makan siang di sini aja, biar aku yang pesankan"

" Hhmmm"

Ya seperti itulah lelaki tampan itu kalau bicara. Dia hanya bicara seperlunya saja. Jarang sekali ia mendengar Alvaro berbicara panjang sewaktu mengobrol dengannya. Tapi itulah yang membuat Sonya suka dengan lelaki tampan itu.

Sonya memesan makanan kesukaan Alvaro. Tak lupa juga ia memesan dessert. Setelah itu Sonya melihat media sosialnya. Ia ingin melihat, sudah berapa like dan juga komen di unggahan fotonya yang tadi.

Seulas senyum pun terbit di bibir Sonya kala melihat like dan juga komentar yang ada di fotonya. Semua fans memujinya kecantikannya. Bahkan ada beberapa komentar fansnya yang ingin mengajaknya menikah. Tapi ia tidak pernah menanggapinya. Sonya hanya ingin Alvaro lha yang menjadi pendamping hidupnya.

Tok.

Tok.

Tok.

" Masuk"

" Permisi Pak, ada pesanan untuk nona Sonya"

" Ah iya itu pesanan makan siang, bawa kesini"

Sekretaris Alvaro membawa makanan pesanan Sonya. Ia meletakkan pesanan itu di atas meja yang ada di sana. Setelah itu sekretaris itupun pamit undur diri.

" Tumben sekretaris kamu yang ini bisa bertahan lama"

" Kalau niatnya cuma bekerja, pasti bisa bertahan di perusahaan ku"

Sonya sangat tau bagaimana sifat Alvaro. Jadi kalau ingin bertahan lama bekerja di perusahaannya jangan sekali-kali punya niat untuk menggodanya.

Alvaro sangat tidak suka melihat wanita memakai rok di atas lutut. Bahkan laki-laki tampan itu menulis peraturan itu untuk semua karyawan wanita. Dan semua itu juga sudah tertulis di dalam kontrak kerja.

Para karyawan sangat menghormati CEO tampan itu. Bagi mereka walaupun Alvaro lelaki yang dingin. Tapi dia sangat menghargai seorang wanita.

" Al makan dulu, ntar lanjut lagi kerjanya"

" Bentar, aku selesai kan ini dulu"

" Udah jam makan siang lho, udah stop dulu"

" Nanggung banget nih"

Sonya menghela nafasnya, sahabatnya itu memang gila kerja. Padahal udah jam istirahat, tapi dia masih saja mengerjakan pekerjaannya. Sonya menghampiri meja Alvaro.

" Makan dulu, ntar lanjut lagi" ucap Sonya sambil menutup laptop milik Alvaro.

Mau tak mau Alvaro pun mengikuti keinginan sahabatnya itu. Ia duduk di sofa yang ada di sana.

" Aku sudah pesankan makanan kesukaan kamu"

" Makasih"

" Sama-sama"

Alvaro memang suka makanan yang berkuah seperti sup, soto. Dan makanan yang dipesankan sama Sonya untuknya soto Betawi. Salah satu makanan favoritnya adalah soto Betawi.

" Pakai kerupuk tambah enak nih" kata Alvaro.

" Kerupuknya ada kok. Kan sekalian aku pesan sama kerupuknya"

Sonya memang tau apa yang dia inginkan. Tapi entah kenapa ia tidak bisa mencintai wanita cantik yang ada di sampingnya ini.

Alvaro mulai menyantap soto Betawi yang ada di mangkoknya. Dan Sonya menyantap steak yang dia pesan tadi. Sonya memang suka makan steak.

" Jangan terlalu banyak makan daging "

" Iya Al, ini juga udah dikurangin kok"

" Makan yang manis-manis juga dikurangi. Jaga kesehatan kamu "

" Iya, kok kamu jadi bawel kayak gini. Lagipula aku makan steak nggak setiap hari"

Sonya sangat senang kalau mendengar Alvaro bicara seperti itu. Karena ia merasa diperhatikan sama lelaki tampan itu.

" Aku pengen coba soto kamu dong"

Alvaro pun menyuapi soto miliknya ke mulut Sonya. Sahabatnya itu memang selalu manja padanya.

" Gimana?"

" Enak, kamu cobain juga makanan aku" kata Sonya sambil menyodorkan daging steak ke mulut Alvaro.

Alvaro pun memasukkan steak itu kedalam mulutnya.

" Enak nggak?"

" Lumayan"

" Kok lumayan, padahal ini tuh enak banget lho"

" Iya tapi di lidah aku biasa aja"

" Nyebelin"

Sudut bibir Alvaro terangkat sedikit membentuk senyuman. Lelaki tampan itu senang melihat ekspresi sahabatnya yang kesal seperti itu.

Drrrttt.

Ponsel milik Sonya bergetar, wanita cantik itu pun segera melihat ponselnya. Ia melihat gambar bintang tertera di layar ponselnya. Ia segera menggeser tombol berwarna hijau itu.

" Hallo, kamu dimana?" terdengar suara seperti orang kesal dari seberang sana.

" Aku lagi di kantor Varo"

" Kenapa kamu nggak bilang sama aku kalau mau ke sana. Dan kamu juga tidak kasih kabar aku kalau sudah sampai di Indonesia"

" Sorry, aku lupa"

" Aku nggak mau tau, sekarang kamu harus datang ke apartemen aku"

" Emang kamu nggak kerja"

" Nggak, aku lagi nggak enak badan"

" Kamu sakit?"

" Iya, makanya kamu segera kesini. Aku kangen sama kamu"

" Sebentar lagi aku ke sana"

Sonya segera mematikan sambungan teleponnya. Ia menyimpan kembali ponselnya di dalam tasnya.

" Siapa?"

" Teman aku, katanya dia lagi sakit"

" Oh"

Alvaro segera menghabiskan sotonya. Ia harus melanjutkan kembali pekerjaannya. Karena kerjaannya masih banyak. Semua kerjaan itu harus selesai hari ini.

To be continue.

Hallo teman-teman, jumpa lagi di novel terbaru Feby. Jangan lupa tinggalkan jejak sayang kalian ya untuk karya receh Feby ini 🤗🤗

Happy reading 😚😚

Partner Ranjang

Sonya sudah sampai di apartemen seseorang yang menelponnya tadi. Ia memencet password dan pintu itupun terbuka.

" Akhirnya kamu datang juga sayang"

Laki-laki itu langsung memeluk Sonya dan mengecup sekilas bibir wanita cantik itu.

" Kamu sakit apa"

" Cuma pusing aja sayang"

" Makanya jangan sering bergadang"

" Nggak sayang"

Laki-laki itu bernama Arga Wijaya, dia seorang CEO perusahaan Wijaya group. Sekaligus kekasih Sonya. Mereka berhubungan secara diam-diam. Hubungan mereka sudah berjalan selama empat bulan.

" Kalau aku lagi bersama Varo, kamu jangan telpon aku"

" Kenapa?"

" Aku nggak suka "

" Kamu masih menunggu lelaki nggak normal seperti itu"

Arga kesal dengan kekasihnya itu. Dia selalu saja mementingkan laki-laki nggak normal itu. Padahal dialah yang selalu menghangatkan kekasihnya. Tapi selalu saja ia di nomor duakan.

" Nanti malam kamu jadi datang kan?"

" Jadi "

" Pergi sama aku ya"

" Aku datang sama Varo"

" Dia lagi!. Kenapa sih kamu selalu menomor duakan aku"

Sonya turun dari pangkuan kekasihnya itu. Ia sangat kesal dengan Arga. Entah kenapa lelaki itu sekarang banyak menuntut.

" Arga hubungan kita ini cuma hanya sebatas partner di atas ranjang. Jadi kamu jangan banyak menuntut"

Arga nggak kaget mendengar ucapan Sonya, karena apa yang dikatakan Sonya memang ada benarnya.

" Lagipula kamu juga mau tunangan, kan?"

" Aku nggak mencintai gadis kampung itu"

" Iya, tapi orang tua kamu sangat menyayangi gadis itu"

Arga di jodohkan sama sang mama dengan anak pelayan yang ada di rumahnya. Gadis kampungan yang sangat jauh dari kriterianya.

" Apa kamu bisa menolak keinginan mama mu?"

Sonya melirik Arga yang hanya diam membisu. Tanpa dijawab pun, sebenarnya Sonya sudah tau jawabannya. Kekasih penghangat ranjang itu tidak bisa menolak keinginan mamanya.

" Kamu nggak bisa jawab kan. Jadi jangan pernah campuri urusan aku lagi"

Arga memeluk kekasihnya. Saat ini ia membutuhkan Sonya. Karena hanya Sonya lha yang bisa menenangkannya saat ini.

" Jangan pergi, saat ini aku membutuhkan kamu sayang"

Arga mencium bibir yang merah bak Cherry itu. Sonya membalas ciuman kekasihnya. Jujur ia juga kangen dengan kekasihnya itu. Suara kecapan pun terdengar memenuhi ruangan itu.

Tanpa menunggu lama, Arga langsung menggendong Sonya ke dalam kamarnya. Ia sudah tidak tahan lagi. Sudah lama miliknya tidak bertemu dengan milik sang kekasih.

Arga membaringkan tubuh kekasihnya di atas kasur. Ia menyingkirkan penghalang yang ada ditubuh kekasihnya. Sekarang tubuh bagian atas sang kekasih terlihat sangat sempurna. Kulit putih dan halus tanpa cela.

" Kamu sangat indah sayang"

Wajah Sonya bersemu merah mendengar pujian dari kekasihnya. Arga memang selalu mengatakan itu setiap mereka akan melakukan permainan.

Arga memberikan sentuhan di tempat gundukan daging yang selalu membuatnya candu. Tangannya dengan lihai memainkan dua daging kenyal itu.

Suara-suara aneh pun keluar dari mulut sang kekasih. Suara itu membuat Arga tambah semangat untuk menyentuh bagian-bagian sensitif sang kekasih.

" M*nd*s*h lha sayang, aku sangat suka mendengarnya"

Arga menyingkirkan penghalang terakhir yang ada ditubuh kekasihnya. Sekarang tubuh sang kekasih sudah polos tanpa memakai sehelai benang pun.

Tangan Arga menyentuh bagian inti milik sang kekasih. Tangannya dengan lihai bermain di bawah sana. Tangan Arga sudah sangat profesional dalam hal menyenangkan sang kekasih.

Sonya tidak bisa lagi menahan sesuatu yang akan meledak dibawah sana. Kekasihnya memang sangat pandai menyenangkan miliknya. Itulah yang dia suka dari Arga.

" Aku udah nggak tahan"

" Lepaskan saja sayang"

Akhirnya Sonya mendapatkan pelepasannya. Tubuhnya terasa lemas karena permainan kekasihnya.

" Sekarang giliran aku sayang"

Arga memasukkan miliknya ke dalam gawang milik sang kekasih. Milik kekasihnya itu memang sangat indah. Arga pun memulai permainan yang akan membuatnya dan kekasih melayang.

Mulut Sonya tidak henti-hentinya mengeluarkan suara-suar aneh. Dan itu membuat Arga tambah semangat untuk menambah tempo permainannya.

Tubuh Arga menegang saat sesuatu keluar dari miliknya. Sedangkan Sonya segera mengambil obat yang ada di laci meja yang tidak jauh dari bed itu.

" Kamu itu selalu ceroboh"

" Maaf sayang"

Saat ini Sonya tidak ingin hamil. Apalagi hubungan dia dan Arga hanya sebatas partner di atas ranjang saja. Kalau ia hamil bagaimana dengan karirnya nanti.

" Sayang mau kemana?"

" Mandi, aku harus segera pulang"

" Kenapa harus pulang"

" Nanti malam Varo mau jemput aku"

" Dia lagi"

" Kenapa?, kamu cemburu?"

" Kalau iya kenapa?. Kamu itu pacar aku, jadi wajar kalau aku cemburu"

" Ck, kekanak-kanakan"

" Walaupun Alvaro itu seperti tidak tertarik sama kamu. Tapi tetap saja dia seorang laki-laki"

Sonya tidak menghiraukan ucapan Arga. Ia segera berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Karena ia harus segera pulang ke rumahnya.

***

Akhirnya semua kerjaan Alvaro selesai. Ia meregangkan jari-jarinya yang terasa kaku karena lama mengetik tadi. Jari-jari itupun berbunyi.

Alvaro melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Ia pun bersiap untuk pulang ke rumahnya.

Alvaro mengambil kunci mobilnya. Ia segera keluar dari ruangannya. Tiba diluar, ia melihat sekretarisnya juga bersiap untuk pulang. Alvaro segera masuk kedalam lift.

Ting.

Pintu lift terbuka. Alvaro langsung keluar dari benda berbentuk persegi empat itu. Seperti biasa Alvaro selalu menjadi pusat perhatian para karyawan, terutama karyawati.

Mata para karyawati itu tidak berkedip melihat ketampanan CEO mereka. Mereka terus menatap Alvaro sampai lelaki tampan itu menghilang di pintu.

Satpam memberikan hormat saat melihat bosnya keluar dan melewatinya. Setelah agak jauh barulah pak Satpam itu mengangkat kepalanya kembali.

Alvaro melajukan mobilnya meninggalkan perusahaannya. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Karena suasana jalan sore itu cukup padat.

Alvaro menghentikan mobilnya saat rambu lalu lintas berwarna merah menyala. Ia tidak ingin kena tilang hanya karena nggak mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Diikuti sama mobil yang ada di belakang.

Mata Alvaro tertuju pada seorang gadis yang sedang menawarkan tissue pada pengendara mobil dan juga motor. Ia seperti pernah melihat gadis itu, tapi di mana.

Tit.

Alvaro kaget mendengar klakson mobil yang berada dibelakang mobilnya. Ternyata lampu sudah berubah warna hijau, itu tandanya sudah boleh jalan. Alvaro pun melajukan mobilnya kembali menuju mansion orang tuanya.

Setelah mengendarai mobil selama sepuluh menit, Alvaro pun sampai di mansion mewah milik orang tuanya. Kedatangannya langsung di sambut sama mamanya.

Alvaro tersenyum pada wanita yang sangat berharga dalam hidupnya itu. Setiap hari mamanya selalu menyambutnya saat pulang dari kantor.

" Assalamualaikum, Abang pulang"

" Wa'alaikum salam, capek ya"

" Iya Ma, hari ini kerjaannya banyak"

Fira tersenyum mendengar jawaban putranya. Sekarang tubuh putranya lebih tinggi darinya. Bahkan tingginya hanya sebahu putranya.

" Mandi dulu, nanti kita makan malam bersama"

" Maaf Ma, malam ini Abang nggak ikut makan malam "

" Kenapa?"

" Nanti malam mau nemenin Sonya ke acara temannya"

" Ya udah nggak apa-apa. Sering-sering lha kalian pergi berdua"

" Mama jangan mulai "

Fira tertawa, entah kenapa putranya itu tidak suka saat dia bicara seperti itu. Padahal menurutnya Sonya itu wanita yang baik dan lemah lembut.

To be continue.

Jangan lupa tinggalkan jejak sayang kalian guys. Biar novel receh ini bisa naik🤗🤗

Happy reading 😚😚

Pergi ke pesta

Alvaro sudah bersiap untuk menjemput Sonya di rumahnya. Malam ini ia akan menemani sahabatnya itu ke acara temennya. Alvaro mengambil kunci mobilnya dan segera turun ke bawah.

Sampai di bawah ia berpapasan dengan papanya.

" Mau kemana Bang?"

" Keluar Pa"

" Putra kamu mau pergi ngedate sayang"

" Benarkah?"

" Nggak Pa, mau nemenin Sonya aja"

" Itu ngedate namanya"

" Beda lha Ma"

" Apanya yang beda, kan Abang perginya cuma berdua aja"

" Kalau ngedate itu ke tempat lain, bukan ke tempat acara yang rame begitu"

" Makanya Abang buruan cari pacar supaya nanti bisa ngedate"

" Abang jalan dulu Ma, Pa"

Setelah berpamitan dengan orang tuanya, Alvaro langsung pergi. Ia tidak ingin mamanya bicara soal pasangan lagi. Kalau memang Sonya jodoh yang dikirimkan Allah untuknya, maka mereka akan bersama. Tapi kalau wanita itu bukan jodohnya, maka akan bersahabat saja.

Alvaro melajukan mobilnya menuju apartemen Sonya. Ya wanita itu meminta untuk dijemput di apartemen saja. Karena lokasi acara dekat dari apartemennya.

Suasana jalan raya malam itu cukup ramai sama kendaraan. Alvaro melajukan mobilnya dengan santai. Ia inginnya menikmati pemandangan kota pada malam hari.

Setelah mengendarai mobil selama lima belas menit, akhirnya ia sampai di apartemen Sonya. Alvaro memarkirkan mobilnya di basemen apartemen.

Sebelum Alvaro keluar dari mobilnya ia menghubungi nomor Sonya dulu. Tak berselang lama, sambungan telepon terhubung.

" Hallo"

" Aku udah di basemen apartemen kamu. Aku tunggu disini aja ya"

" Iya, bentar lagi aku turun kok"

Alvaro mengurungkan niatnya untuk naik ke apartemen Sonya. Ia memilih menunggu wanita itu di dalam mobil saja. Di dalam mobilnya lebih aman.

Lima menit kemudian tampak lha seorang gadis cantik keluar dari dalam lift. Wanita cantik itu memakai gaun berwarna hitam. Dan itu sangat kontras dengan kulitnya yang berwarna putih.

Wanita cantik itu berjalan menghampiri mobil Alvaro.

" Sorry lama"

" It's ok"

Sonya terpesona dengan ketampanan Alvaro. Entah kapan laki-laki tampan itu terlihat jelek dimatanya. Sepertinya tidak akan pernah terlihat jelek.

" Udah siap berangkat?"

" Udah dong"

Alvaro melajukan mobilnya menuju tempat acara. Mata Alvaro fokus melihat jalanan. Sedangkan Sonya masih betah menatap wajah tampan Alvaro.

" Kenapa kamu liatin aku kayak gitu"

" Seperti biasa kamu selalu tampan"

" Ck, sejak kapan kamu pandai menggombal"

" Aku serius Al, kamu itu sangat tampan"

Sonya tidak akan sanggup melihat lelaki tampan dan mapan seperti Alvaro jatuh ke tangan wanita lain. Alvaro tipikal laki-laki idaman semua wanita. Bagaimana tidak, dia sangat baik dan juga sangat menghargai perempuan.

Sonya tidak akan membiarkan laki-laki tampan itu jatuh ke tangan orang lain. Hanya dialah yang pantas mendampingi Alvaro. Ia akan selalu menunggu Alvaro sampai kapanpun.

***

Mereka pun sampai di tempat acara. Alvaro memarkirkan mobilnya di parkiran yang ada di sana. Setelah itu Alvaro turun dari dalam mobilnya.

Sonya memperbaiki riasannya. Setelah selesai barulah ia turun dari mobil. Ia menggandeng tangan Alvaro masuk kedalam hotel. Ya acara teman Sonya memang diadakan di hotel.

Suasana di aula hotel itu sudah ramai. Para tamu yang datang banyak yang membawa pasangannya. Sedangkan yang tidak ada pasangan berbaur dengan yang sama-sama tidak membawa pasangan.

" Selamat datang Sonya?"

" Terima kasih"

" Wah siapa si tampan ini?" tanya salah satu teman Sonya.

" Alvaro sahabat aku"

" Boleh dong dicicipi dikit"

" Jangan macam-macam"

Sebenarnya Alvaro tidak tertarik dengan acara seperti ini. Acara dimana para wanita senang memamerkan harta mereka. Bahkan mereka sering membandingkan harga barang-barang yang mereka pakai.

Sonya masih sibuk mengobrol dengan teman-temannya. Sedangkan Alvaro pergi mencari tempat duduk. Ia malas mendengarkan obrolan wanita-wanita itu.

" Mau kemana?"

" Cari tempat duduk dulu"

" Kalau kamu sudah lapar, makan saja dulu"

" Hhhmmm"

Alvaro mencari tempat duduk. Ia memilih tempat duduk yang ada di pojokan. Di sana lebih nyaman dibandingkan di tengah.

Baru saja duduk, seorang pelayan menghampiri Alvaro. Pelayan itu membawa nampan yang berisi makanan appetizer.

" Permisi tuan, saya mau mengantarkan ini" kata pelayan itu sambil meletakkan salad di atas meja Alvaro. " Selamat menikmati tuan"

" Terima kasih"

Di acara itu memang sudah dibuat menu untuk tamu. Jadi untuk appetizer semuanya sama. Tamu tidak bisa memilih. Kalau untuk makanan utamanya barulah di kasih buku menu yang mana di sana sudah ada beberapa menu makanan.

Menu makanan di buku menu itu tidak banyak. Hanya tiga puluh menu. Jadi para tamu bisa memilih menu mana yang mereka ingin makan. Nanti koki akan membuatkannya.

Alvaro tidak tau teman Sonya yang mana yang mengadakan acara itu. Karena pas sampai ia belum melihat orang yang punya acara. Alvaro mulai menyantap salad yang ada di hadapannya. Kebetulan sekali ia juga pecinta salad.

" Permisi tuan, silakan pilih makanan mana yang ingin anda santap"

Pelayan itu kaget saat melihat siapa lelaki yang ada di hadapannya. Ia tidak akan pernah lupa wajah orang yang sudah membantunya. Apalagi lelaki itu sangat tampan.

" Ternyata tuan "

Alvaro mengeyitkan alisnya. Ia tidak mengerti apa maksud wanita yang ada dihadapannya itu. Padahal ia tidak kenal dengan wanita itu.

" Kamu kenal saya?"

" Tentu saja saya kenal. Saya tidak akan pernah lupa sama wajah orang yang sudah membantu saya"

" Membantu kamu?"

" Iya tuan, masa tuan lupa"

" Maaf, saya benar-benar tidak ingat"

" Kita pernah bertemu di acara hajatan"

" Hajatan?"

" Iya, acara wedding kata orang-orang jaman sekarang mah"

Alvaro tersenyum mendengar ucapan gadis itu. Gadis itu terlihat sangat lucu saat mengucapkan kata ' wedding' tadi.

" Apa tuan sudah ingat?"

" Belum"

Plak.

Alvaro kaget saat gadis itu menepuk jidatnya. Baru kali ini ada yang berani melakukan itu padanya.

" Kenapa kamu memukul saya"

" Saya pernah dengar dari orang ngomong, kalau ada orang yang lupa pukul aja kepalanya nanti dia akan ingat kembali"

" Siapa yang mengatakan itu sama kamu"

" Tetangga saya tuan"

" Berarti tetangga kamu bodoh"

" Bodoh?"

" Iya, dimana-mana kalau orang lupa itu tidak boleh dipukul kepalanya. Nanti dia bisa geger otak. Dan satu lagi, itu tidak sopan"

" Maaf tuan"

" Kali ini saya maafkan. Jadi dimana kita pernah bertemu"

" Tuan selain pelupa juga tuli. Kan saya udah bilang, kita bertemu di acara wedding"

Alvaro mengingat-ingat kapan dia bertemu dengan wanita aneh dan sedikit bar-bar itu. Tapi ia tidak bisa mengingatnya.

" Itu lho, waktu ada lomba menari"

" Menari?"

" Eh bukan, maksud saya dansa"

Sekarang Alvaro ingat siapa gadis bar-bar yang ada di hadapannya itu. Ia tidak menyangka akan bertemu lagi dengan gadis itu.

To be continue.

Yuk dukung lagi novel receh Feby 🤗🤗

Happy reading 😚😚

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!