NovelToon NovelToon

Mengandung Benih Kakak Ipar

Malam Kelam

"Tolong! Jangan lakukan itu, Mas!" Rintih seorang wanita yang saat itu tengah merasakan sesuatu yang menindih tubuhnya. Gadis itu berusaha untuk memberontak agar Wisnu tidak melakukan hal yang terlalu jauh terhadap dirinya.

Ayana, gadis itu berusaha untuk mendorong tubuh pria yang sedang mabuk itu. Iya, pria itu adalah Wisnu, suami dari sang kakak yang bernama Anna, mereka baru saja melangsungkan pernikahan pagi tadi dan malam ini adalah pesta resepsi pernikahan mereka. Sayangnya, malam itu Wisnu mabuk dan sengaja dikerjai oleh teman-temannya dengan memasukkan sedikit obat perangsang dalam minumannya.

Bagaimana pun caranya, Aya, panggilan akrab gadis itu melarikan diri dari cengkeraman sang kakak ipar. Ia tetap tidak bisa berbuat apa-apa karena pria itu dengan mudah melumpuhkan Aya. Apalah daya, ia hanya seorang wanita lemah dan tentunya kekuatannya tidak sebanding dengan Wisnu yang sudah dibutakan oleh nafsu.

Wanita itu pun akhirnya lemas dan pasrah. Ia terhempas di atas tumpukan karton yang ada di gudang rumahnya. Suasana cukup gelap di dalam gudang yang berukuran 5 kali 5 meter itu membuat Wisnu semakin gelap mata.

Kedua tangan Aya sudah terkunci dan Aya cuma bisa menangis. Gadis cantik yang berusia genap 22 tahun bertepatan dengan pernikahan sang kakak angkat, Anna. pada akhirnya ia mendapatkan kado yang teramat menyakitkan dan tentunya tidak akan pernah ia lupakan sepanjang hidupnya.

Tiba-tiba saja ia didorong oleh sang kakak ipar untuk masuk ke dalam gudang di rumah saat Aya hendak membawa nampan berisi minuman dari dapur. Wisnu terlihat dalam kondisi yang berbeda, setelah ia meminum segelas bir yang diberikan oleh teman-temannya saat merayakan pesta pernikahannya malam itu.

Pria itu menatap nanar wanita yang saat ini berada di atas penguasaannya. Dengan terampil, tangan besarnya melepaskan satu persatu pakaian Aya.

"Jangan, Mas! Aku mohon jangan lakukan itu!" Rengek Aya dengan air matanya yang sudah mengalir deras dari sudut matanya.

Wisnu tidak mendengar rengekan sang adik ipar, yang ada dalam pikirannya hanyalah ingin menuntaskan hasratnya yang tiba-tiba muncul. Akal sehat Wisnu sudah tertutup oleh pengaruh obat perangsang yang sengaja dicampur ke dalam bir itu.

"Ayolah, Anna! Malam ini adalah milik kita berdua!" Seru Wisnu yang secara tidak sadar menyebut nama istrinya sembari mencumbu leher Aya yang dikiranya adalah sang istri.

"Aku bukan Mbak Anna, aku Aya, adik iparmu, Mas!" Teriak Aya yang mencoba menjelaskan kepada sang kakak ipar. Sayangnya, Wisnu tidak mempedulikan teriakan gadis itu. Pria itu terus menuntut Aya untuk memenuhi hasratnya.

Wisnu kembali memberikan ciuman yang bertubi-tubi pada adik iparnya. Aya tidak bisa lagi memberontak, tubuhnya sudah lemas saat Wisnu telah membuat dunianya berubah. Entah sejak kapan, Aya merasa jika Wisnu sudah melepaskan kain yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Jangan, Mas! Jangan lakukan itu. Aku adik iparmu!" Lagi-lagi Aya berharap Wisnu mendengarkan rintihannya, karena saat itu ia merasakan ada sesuatu yang mulai melesak ke dalam tubuhnya.

Wisnu benar-benar tidak memperdulikan rengekan gadis itu. Pria itu pun sudah bertelanjang dada dan siap untuk melakukan sesuatu yang akan merubah hidup wanita yang saat itu ada di bawah kungkungannya.

Hanya beberapa detik saja, akhirnya gadis itu memekik tertahan ketika ia merasakan jika sang kakak ipar sudah mengambil apa yang menjadi mahkota kesuciannya secara paksa.

"Tidaakk!" Aya berteriak kesakitan, betapa pria yang ada di atasnya tidak memperdulikan keadaannya yang terhimpit oleh kebrutalannya. Ia berusaha untuk menahan rasa perih dan sakit yang tiba-tiba menghantam area intinya. Sampai akhirnya, cairan bening tiba-tiba keluar dari kedua mata Aya yang terpejam erat.

Air mata itu menetes dari ujung netra gadis itu, kedua tangannya mencengkram punggung Wisnu dengan kuat sehingga nampak bekas cakaran di punggung pria itu. Jiwanya terkoyak saat itu juga. Wisnu dengan buasnya mengambil sesuatu yang paling berharga dari gadis cantik itu. Aya tak bisa lepas dari cengkeraman sang kakak ipar yang saat ini sedang menikmati tubuhnya dengan buas.

"Kenapa? Kenapa kamu lakukan ini padaku, Mas?" Rintih Aya sambil menahan betapa hancur luluh perasaannya saat itu. Sedangkan Wisnu terus bergerak-gerak di atas tubuhnya tanpa terkendali seolah wanita yang sedang ia sentuh itu adalah istrinya sendiri.

***

Di saat Aya dan Wisnu berada di dalam gudang. Di luar kediaman keluarga Dharmawangsa, Anna, sang kakak sekaligus istri dari Wisnu. Wanita itu masih sibuk menemui teman-teman kantornya yang saat itu hadir dalam acara pernikahannya, semakin malam justru teman-temannya semakin banyak. Tanpa ia sadari jika suaminya sedang bersama adiknya di dalam gudang.

Malam itu adalah malam resepsi pernikahan Anna dan Wisnu yang digelar di kediaman mempelai putri. Banyak tamu yang hadir termasuk teman-teman dari kedua mempelai. Siapa sangka jika teman-teman Wisnu berniat mengerjai pengantin pria itu, dengan memberikan sedikit obat perangsang pada minuman Wisnu. Sehingga membuat kondisi pria itu berubah. Sadar jika ia merasakan hal yang aneh, Wisnu terpaksa pergi meninggalkan pesta.

Wisnu hanya pamit pergi ke kamar mandi kepada istrinya, dan Anna pun membiarkan sang suami pergi karena dirinya juga sedang sibuk menemani teman-temannya. Tubuh pria itu semakin aneh dan ia tiba-tiba merasakan panas di sekujur tubuhnya.

"Sial! Apa yang terjadi padaku!" Sadar jika dirinya sedang tidak baik-baik saja, Wisnu terus berjalan pergi dan berharap ia bisa mengatasinya sendiri.

Sampai akhirnya, ia pun merasakan jika gairahnya semakin meningkat. Pria itu berusaha untuk membuat tubuhnya lebih rileks dengan pergi ke kamar mandi. Setidaknya ia bisa menjauh dari keramaian untuk menenangkan dirinya yang saat itu sedang merasakan bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja. Nyatanya, Wisnu justru bertemu dengan Aya sang adik ipar yang saat itu baru saja keluar dari dapur.

Wisnu yang sudah dipengaruhi oleh obat setan itu. Pria itu pun mulai tidak bisa berpikiran jernih. Ia pun tidak memandang Aya sebagai adik iparnya karena dalam pandangan matanya ia berhalusinasi tentang wajah istrinya, Anna.

Tanpa basa-basi lagi, Wisnu langsung membawa sang adik ipar yang saat itu hendak keluar untuk membawa minuman untuk para tamu. Tentunya Aya sangat takut dan terkejut ketika Wisnu tiba-tiba memaksanya.

"Mas, kamu mau apa!" Teriak Aya saat tangannya ditarik oleh sang kakak ipar sehingga membuat gelas-gelas yang berada di atas nampan berjatuhan.

Wisnu masih bergeming dan terus membawa Aya ke sebuah tempat yang sepi. Tentu saja Aya tidak mau ikut begitu saja karena Wisnu sangat kasar kepadanya.

"Lepaskan aku, Mas! Kamu mau apa?" Teriak Aya sambil menarik tangannya. Sayangnya, tidak ada yang melihat Wisnu membawa Aya dengan paksa.

Semua orang masih asyik menikmati pesta pernikahan itu, bahkan para pelayan pun juga ikut menikmati hiburan yang diberikan oleh sang majikan, sehingga suasana di dalam rumah menjadi sepi karena hampir semua pelayan pergi menikmati pesta pernikahan sang majikan.

Sampai akhirnya Wisnu membawa Aya ke sebuah gudang di samping dapur. Dengan paksa, Wisnu mendorong tubuh Aya sehingga membuat gadis itu tersungkur. Setelah itu Wisnu menutup pintu dan segera menguncinya. Di sanalah, Aya kehilangan mahkota kesuciannya yang sudah ia jaga selama ini, keperawanannya terkoyak saat itu oleh seorang pria yang seharusnya ia hormati sebagai seorang kakak.

Di luar, pesta semakin meriah. Tak ada satupun yang ingat tentang pengantin pria yang menghilang. Bahkan Anna, pengantin wanita ia masih sibuk bersenang-senang dengan teman-temannya.

Sekitar lima belas menit, Wisnu terhempas di samping Aya yang saat itu sedang menangis sesenggukan. Tubuhnya terasa sangat sakit apalagi hatinya yang tentunya lebih sakit. Gadis itu melihat ke arah samping di mana sang kakak ipar terkulai dengan tubuh penuh keringat.

Tanpa pikir panjang, Aya segera pergi keluar dari gudang tersebut. Ia pergi begitu saja dan hanya memakai baju luarnya tanpa memakai lagi underwear miliknya yang saat itu hilang entah kemana.

Dengan langkah gontai dan mendekap perut bawah, Aya keluar dengan cepat dan ia segera pergi ke kamarnya.

Sekitar beberapa menit, Wisnu mulai tersadar, pria itu mendadak terkejut saat dirinya sedang tidur dalam keadaan setengah telanjang.

"Sial! Apa yang sudah terjadi?" Pikir pria itu sembari menaikkan celananya lagi. Di saat Wisnu sedang merapikan bajunya, pria itu sangat terkejut saat melihat bercak darah bercampur cairan cinta di atas tumpukan karton yang ada di sampingnya.

"Shit! Darah siapa ini? Apa yang sudah kulakukan?"

BERSAMBUNG

Ingin Bicara Denganmu

Wisnu bingung dengan noda darah yang tertinggal di atas karton itu. Pria itu pun segera bangkit lalu memakai lagi celananya yang sudah ia lepaskan. Ia pun sangat terkejut saat dirinya tersadar jika ia seolah baru saja melakukan sesuatu di luar kendalinya.

"Sialan! Apa yang baru saja aku lakukan? Apa yang terjadi denganku dan darah apa ini? Oh tidak, ini seperti darah ... darah ... Oh shiit! Tidak mungkin aku melakukannya?!" Wisnu pun akhirnya menyadari jika darah itu bercampur dengan sesuatu yang keluar dari tubuh laki-laki. Sesuatu yang keluar di saat pria sedang berada di puncak kenikmatan.

Pria itu semakin bingung. Bagaimana bisa dirinya berada di dalam gudang dan melakukan hal tak senonoh itu. Lalu? Dengan siapa dirinya bermain itu? Istrinya? Bukankah Anna masih berada di luar karena suara meriah pesta terdengar masih berlangsung. Lalu ia bermain dengan siapa? Pria itu belum menemukan jawabannya.

Panik, Wisnu segera beranjak pergi ke luar dan sebelum dirinya membuka pintu, pria itu dikejutkan dengan sebuah benda berwarna putih yang terjatuh di atas lantai di pojok ruangan.

"Apa itu?" Wisnu mendekati benda yang terlihat lunak itu dengan mengerutkan keningnya. Lalu, ia berjongkok dan mengambilnya. Benar saja, itu adalah benda milik seorang perempuan yang rupanya tertinggal di gudang itu.

"Celana d4l4m siapa ini? Apa mungkin ini celana wanita itu? Kalau diperhatikan celana ini bukan ukuran istriku. Ukuran Anna lebih besar tapi ini lebih kecil dan ideal. Lalu, siapa pemilik celana ini?!" Wisnu mulai berpikir keras.

Di rumah itu, wanita yang tinggal di sana hanya beberapa saja, ada lima wanita yang terdiri dari 2 asisten rumah tangga, ibu mertua termasuk Anna istrinya dan adiknya, dan semuanya hampir memiliki tubuh besar, dua pembantu rumah tangga yang juga memiliki tubuh gemuk, ibu mertuanya juga berbadan subur, kecuali adik Anna yang bernama Ayana. Aya masih gadis dan tubuhnya cenderung kecil.

"Ayana? Hanya dia yang pas dengan celana d4l4m ini! Tidak-tidak, itu tidak mungkin. Tidak mungkin ini milik gadis itu. Aku harus melakukan sesuatu, aku harus mencari tahu siapa pemilik sebenarnya celana ini!" gumam Wisnu yang langsung menyimpan celana itu di dalam saku bajunya. Lantas, ia pun segera pergi untuk membersihkan dirinya.

Sementara itu di tempat lain, Aya, gadis itu menangis di dalam kamarnya. Gadis itu sangat tersakiti dengan apa yang dilakukan oleh sang kakak ipar kepadanya. Ia mengucurkan air ke atas kepalanya sembari mengusap-usap tubuhnya seolah banyak sekali kotoran yang melekat dalam dirinya.

"Aku kotor! Aku benci sama kamu, Mas! Kenapa? Kenapa kamu lakukan ini padaku!!" air matanya lolos terus tanpa terkendali. Bukan cuma tubuhnya saja yang terluka tapi hatinya lebih terluka. Ia kehilangan masa depannya, apa yang akan dikatakannya kepada sang calon suami jika tahu dirinya sudah tidak suci lagi. Pasti calon suaminya akan terluka dan kecewa.

Di dalam kamar mandi, Aya membersihkan dirinya dari sesuatu yang ditinggalkan oleh Wisnu. Gadis itu membersikan area tersebut dan tidak ingin ada benih kakak iparnya yang masih berada di sana.

"Aku jijik! Jijik sekali! Awww ssshhh sakit ... perih sekali!" rintih Aya ketika membersikan area intinya dan merasakan betapa miliknya yang masih terasa perih lantaran baru saja ia pecah keperaw4nan.

Sementara itu, Wisnu juga bergegas pergi ke kamarnya. Ia juga segera membersihkan dirinya sebelum sang istri tahu apa yang sudah terjadi padanya. Pria itu menyimpan celana tersebut di sebuah tempat tersembunyi agar sang istri tidak mengetahuinya.

"Siapa! Siapa wanita yang sedang bersamaku tadi? Bagaimana aku tidak ingat sama sekali! Ini semua gara-gara minuman sialan itu, shiiit! Aku bukan pria brengsek! Aku harus menemukan wanita itu. Siapapun dia aku harus bertanggung jawab!" Tekad Wisnu sangat bulat. Ia memang seorang pria yang teguh dengan komitmennya. Dirinya sadar jika ia baru saja melakukan kesalahan besar yang mengakibatkan seorang gadis harus kehilangan kesuciannya.

Pesta belum berakhir. Aya keluar dari kamar mandi dan gadis itu langsung memakai pakaiannya kembali. Wajahnya terlihat sembab karena ia menangis tiada henti. Ia tidak memperdulikan dering telepon dari sang kekasih yang sedang menghubunginya.

"Maafkan aku, Mas. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita lagi! Aku tidak pantas untukmu. Aku kotor!" batin Aya menangis. Keputusannya kali ini tidak bisa diganggu gugat. Saat itu juga, ia telah memutuskan untuk berpisah dengan sang kekasih karena dirinya tidak ingin melukai pria yang dicintainya dengan kondisinya yang sudah tidak perawan lagi.

Cukup lama ia menangis di kamarnya. Aya merasa haus dan ingin minum. Sayangnya, air di kamarnya sudah habis. Terpaksa, gadis itu harus keluar dari kamar dan mengambil minum di dapur.

Aya membuka pintu kamar dan menengok ke sekeliling, berharap tidak ada orang yang melihatnya sedang dalam keadaan menangis. "Sepertinya tidak ada orang!" gumam gadis itu yang tanpa pikir panjang langsung pergi ke arah dapur.

Aya yang masih mengenakan piyama handuk, gadis itu berjalan sedikit berlari ke arah dapur dan berharap tidak ada yang melihatnya. Namun, di saat Aya masuk ke dalam dapur, dirinya dikejutkan dengan seseorang yang berdiri tegap di depannya dan menyebut nama gadis itu dengan suara paraunya.

"Aya!"

"Hah! Mas ... Mas Wisnu! Nga-ngapain ka-kamu di si-ni!" Aya tergagap dan terkejut setengah mati saat melihat wajah kakak ipar yang baru saja membuatnya kelimpungan. Gadis itu berusaha untuk sedikit menjauh karena khawatir Wisnu akan melakukan hal itu lagi kepadanya.

"Aya! Kenapa kamu terkejut seperti itu? Aku kakak iparmu bukan setan, Ay!" balas Wisnu yang juga bingung karena sang adik ipar melihatnya bak sedang melihat hantu.

"Jangan mendekat! Tetap di sana!" seru Aya ketus. Gadis itu meminta Wisnu untuk diam di tempatnya.

"Kamu ini kenapa sih, Ay? Aneh banget!" sahut Wisnu yang semakin bingung. Aya pun tidak mau berlama-lama berada di sana. Gadis itu langsung membalikkan badannya dan segera pergi meninggalkan Wisnu yang masih mempunyai tanda tanya besar terhadap adik iparnya itu.

"Dia kenapa sih? Aneh banget tuh anak. Kek ketakutan gitu lihat aku. Padahal biasanya dia selalu tersenyum ... tunggu-tunggu! Jangan-jangan dia takut karena aku ...," Wisnu tidak melanjutkan kata-katanya. Pria itu langsung mengusap wajahnya kasar ketika dirinya mulai merasakan kejanggalan dalam sikap Aya.

"Nggak mungkin! Ini nggak mungkin! Tidak mungkin gadis itu adalah Aya. Bagaimana bisa aku melakukan hal bodoh itu kepada adik istriku sendiri! Aaarrrgggghhhh! Aku harus tanya kepadanya. Aku harus memastikan jika itu bukan dirinya." Wisnu segera mengejar adik iparnya yang baru saja pergi.

"Aya, tunggu! Aku mau bicara denganmu!" seru Wisnu sembari terus berjalan di belakang Aya.

Aya menoleh ke belakang dan dirinya semakin mempercepat langkahnya saat Wisnu sedang berjalan mengikutinya.

"Enggak! Tolong jangan dekati aku lagi!" Aya terus berlari kecil menuju ke kamarnya. Ia ingin segera tiba di kamar dan mengunci dirinya di dalam agar ia tidak bertemu dengan Wisnu lagi. Sayangnya, langkahnya kalah cepat dengan Wisnu yang langsung memotong jalannya.

"Kamu tidak bisa pergi dulu, Ay! Aku ingin bicara denganmu sebentar, ini sangat penting!" ucap Wisnu sembari menatap wajah gadis itu dengan serius.

BERSAMBUNG

Bagaimana jika kamu hamil?

"Aku tidak mau bicara denganmu, Mas. Minggir! Aku mau pergi!" Aya berbicara tanpa menatap wajah Wisnu. Dirinya masih teringat jelas akan kejadian yang baru menimpanya bersama kakak ipar. Gadis itu pun terus menerobos masuk ke kamarnya, sayangnya Wisnu tidak tinggal diam. Pria itu langsung menahan tangan sang adik ipar dan memaksa Aya untuk tetap di tempatnya.

"Lepaskan aku, Mas! Kamu mau apa!" seru Aya yang berusaha untuk melepaskan tangannya. Wisnu menatap tajam pada sang adik ipar, ada sesuatu yang benar-benar membuat penasaran dengan sikap Aya saat itu.

"Kenapa kamu bersikap seperti itu padaku? Tidak biasanya kamu seperti ini, Aya! Apa yang kamu sembunyikan?" desak Wisnu dengan serius.

Aya langsung menatap tajam ke arah sang kakak ipar. Tiba-tiba saja air matanya mengalir dengan sendirinya seolah itu sebuah pertanda jika Aya sedang tidak baik-baik saja.

"Kamu menangis?!" Wisnu terkejut, apa mungkin ini berkaitan dengan dirinya. Aya langsung memalingkan wajahnya dan hal itu langsung dimengerti oleh Wisnu.

"Katakan padaku! Apa yang sudah terjadi, Aya? Jangan sembunyikan apapun dariku!" tutur Wisnu dengan suara beratnya. Tentu saja Aya tidak bisa berucap dengan jelas, hanya air mata yang mampu menjawab setiap pertanyaan Wisnu. Cukup lama tidak mendapatkan jawaban dari sang adik ipar, Wisnu pun memulai memberikan pertanyaan yang langsung menjurus ke inti masalah.

"Apa aku sudah menyakitimu?" pertanyaan itu sontak semakin membuat Aya menangis.

"Katakan, Aya! Apa aku sudah melukaimu? Apa kamu melakukan sesuatu di dalam gudang itu bersamaku? Katakan, Aya! Jangan diam saja! Apa kamu wanita yang sedang bersamaku tadi? Karena aku benar-benar tidak ingat!" Wisnu terus memaksa Aya untuk berterus terang karena bagaimanapun juga dirinya sudah membuat hati seorang perempuan terluka.

Aya tidak tahan ketika Wisnu berkata seperti itu. Gadis itu menjerit lirih dan mengiyakan apa yang dikatakan oleh kakak iparnya.

"Iya!!! Iya, kamu yang sudah membuat hidupku hancur, Mas! Kamu sudah men0d4iku di dalam gudang itu! Apa kamu tidak ingat, hah! Atau kamu pura-pura lupa! Kamu sudah merusak semuanya, harapanku, mimpiku untuk menikah dengan Mas Bima semuanya kandas. Aku sudah kotor! Aku sudah tidak suci lagi, aku benci kamu Mas Wisnu!" Aya benar-benar murka. Gadis itu memukuli dada Wisnu dan melampiaskan kekesalannya pada pria itu.

Wisnu terhenyak dan ia lemas seketika mendengar pengakuan dari adik iparnya. Ternyata benar, pemilik celana d4l4m itu adalah adik iparnya sendiri, Aya.

"Astaga! Ini tidak mungkin, ternyata benar, wanita yang sedang bersamaku tadi adalah Aya, adik istriku sendiri. Tuhan, betapa bodohnya aku, aku sangat bi4d4b sekali! Aku sudah menghancurkan hidup gadis yang tak berdosa ini! Bagaimana bisa aku tidak menyadarinya!" Wisnu merutuki dirinya sendiri yang sangat bodoh. Ia membiarkan Aya memukuli dirinya, hal itu tidak sebanding dengan rasa sakit yang dialami oleh gadis itu.

"Aku benci kamu, Mas. Aku benci! Aku sangat berdosa kepada Mbak Anna, dia pasti sangat kecewa dan membenciku jika dia tahu aku sudah melakukan hal gila itu dengan suaminya. Aku benci diriku sendiri, aku benci!" Aya merutuki dirinya sendiri sambil menangis tersedu-sedu.

Wisnu mengusap wajahnya kasar, pria itu pun menghela napas panjang dan bagaimana juga ini adalah kesalahannya. Ia mendekati Aya untuk menenangkan gadis itu.

"Ini bukan salahmu, Ay! Ini semua salahku! Tidak seharusnya ini terjadi padamu. Sungguh, aku tidak tahu jika kamu adalah wanita itu dan ...," Wisnu tidak melanjutkan kata-katanya karena Aya dengan tegas memotong pembicaraannya.

"Cukup, Mas! Kamu bilang tidak tahu? Apa aku kurang jelas mengatakannya? Aku memohon dan memintamu untuk melepaskan aku, tapi apa? Kamu terus memaksaku melakukannya dan ... dan semuanya akhirnya terjadi! Kamu sudah menghancurkan semuanya. Apa yang harus kukatakan kepada Mbak Anna, aku sangat menyesal!" ucap Aya dengan suaranya yang gemetar.

"Percayalah, Ay! Aku tidak berbohong! Aku benar-benar tidak tahu jika itu adalah kamu. Bahkan aku tidak tahu apa yang terjadi pada diriku sendiri! Tiba-tiba saja aku bangun dan melihat diriku dalam kondisi seperti itu, aku melihat bercak darah yang tidak aku mengerti dari mana asalnya, sekarang aku sadar ternyata itu adalah darah milikmu, juga menemukan celana d4l4m mu yang ketinggalan. Sekarang sudah jelas jika kita sudah melakukannya! Kamu tidak perlu khawatir, aku akan bertanggung jawab!" ungkap Wisnu.

Mendengar ucapan dari sang kakak ipar, Aya langsung membalasnya dengan tegas. "Bertanggung jawab? Bagaimana caranya kamu bertanggung jawab, Mas? Kamu akan menjadikan aku madu untuk kakakku?" sahut Aya dengan tatapan matanya yang tegas.

"Tidak ada cara lain! Bukankah itu adalah bentuk tanggung jawabku, aku yang sudah membuat hidupmu hancur maka aku juga yang harus memperbaikinya. Anna harus bisa terima!"

Rupanya, perkataan Wisnu tidak begitu saja disetujui oleh Aya.

"Tidak! Semudah itu kamu berkata seperti itu! Kamu akan menyakiti perasaan Mbak Anna, Mas! Aku tidak mau Mbak Anna tahu masalah kita. Aku tidak mau menyakitinya!" ucap Aya sembari menggelengkan kepalanya.

"Lalu apa maumu? Aku tidak mau menjadi laki-laki pengecut, Aya! Aku akan mengatakan kepada Anna jika aku ...,"

"Stop, Mas! Aku mohon jangan katakan itu pada Mbak Anna. Aku tidak mau dia menangis di hari bahagianya. Kalian baru saja menikah, harapan kalian masih sangat panjang. Dia sangat mencintaimu. Aku sangat menyayangi Mbak Anna meskipun dia bukan saudara kandungku. Dia sangat baik dan sangat menyayangiku. Sebaiknya, lupakan saja apa yang pernah terjadi pada kita! Anggap ini hanyalah mimpi buruk. Berjanjilah padaku, jangan katakan tentang hubungan kita kepada Mbak Anna! Aku pun berjanji tidak akan menuntut apapun dari kamu. Anggap semuanya sudah berakhir!" kalimat terakhir Aya.

Wisnu terdiam sesaat setelah Aya berkata seperti itu. Aya pun harus berbesar hati untuk melupakan kejadian yang sudah melibatkan dirinya dengan sang kakak ipar.

Suasana mendadak hening, Aya pun segera pamit untuk pergi ke kamarnya. "Sekarang, jangan pernah menyinggung tentang masalah kita lagi. Demi Mbak Anna, aku rela untuk memberikan kebahagiaanku padanya. Pergilah, aku mau istirahat!"

Aya mulai meninggalkan Wisnu yang masih berdiri di tempatnya. Hampir saja Aya membuka pintu kamar, tiba-tiba Wisnu mengatakan sesuatu yang membuat gadis itu menghentikan langkahnya secara tiba-tiba.

"Bagaimana jika kamu hamil?"

BERSAMBUNG

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!