Di sebuah taman yang begitu luas terlihat seorang gadis cantik sedang duduk sendirian menatap indahnya pemandangan di depannya, dia sangat menikmati setiap hembusan angin yang menerpanya.
Namun tiba-tiba dari arah belakang pundaknya di tepuk, dia langsung berbalik melihat siapa orang itu.
DEG.
" Ayah ibu ".
" Cahaya ".
Ya gadis itu adalah cahaya naomi rolan, dia langsung berdiri memeluk erat kedua orang tuanya yang sangat dia rindukan.
" Hiks Hiks, kenapa kalian meninggalkan aku sendirian ? Apa kalian memang tidak menyayangiku ? ".
Pertanyaan yang cahaya lontarkan pada kedua orang tuanya terdengar sangat menyakitkan tapi kedua orang tuanya malah tersenyum menanggapi pertanyaan dari sang putri.
" Siapa bilang ayah dan ibu tidak menyayangimu ? Buktinya sekarang kami menghampirimu, hmm ". Jawab sang ibu sambil mengusap lembut kepala cahaya dengan senyuman hangatnya.
Cahaya menatap ayahnya, senyuman juga terukir di bibir sang ayah yang langsung diiringi anggukan kepala membenarkan jawaban ibunya.
" Hiks, tapi ". Sambil menangis sesenggukan cahaya ingin mengatakan sesuatu.
" Tenangkan dirimu, ibu tau apa yang sedang kamu pikirkan juga yang ingin kamu katakan ".
" Kamu harus ingat, semua masalah bisa di atasi dengan pikiran tenang tapi bisa lebih rumit jika pikiranmu kacau, maka dari itu tenangkan pikiranmu karena ayah dan ibu akan selalu berada di sisimu, jadi sekarang bangunlah dan hadapi semuanya dengan tenang ".
Deg.
" Hah ".
Hembusan napas kasar keluar begitu saja seiring mata cahaya perlahan terbuka, dia akhirnya bangun dari tidurnya.
" Seperti biasa, mereka selalu datang disaat aku membutuhkan mereka ". Batin cahaya sangat sadar jika pertemuannya dengan kedua orang kesayangannya hanya sebatas mimpi saja.
Tidak ingin buang waktu, cahaya langsung pergi membersihkan dirinya karena 15 menit lagi dia akan mengunjungi markas dark shadows yang tak lain adalah markas dari kelompok mafia yang di kenal dunia bawah maupun semua orang di dunia.
CAHAYA NAOMI ROLAN, gadis yang misterius memiliki sejuta rahasia di balik watak dingin juga sifat kejamnya, tidak ada yang tau identitas asli cahaya kecuali ketiga tangan kanannya apalagi cahaya atau yang biasa di panggil caca jelas tidak memiliki teman juga tidak pandai bergaul, itu karena caca terlalu menutup diri dari siapapun.
Walaupun caca tidak mudah bergaul tapi dia di kenal dengan nama caca, hanya caca saja tidak dengan nama lengkapnya dan orang-orang hanya tau namanya saja tapi tidak dengan wajahnya selain anggota mafia DS.
Selain menjadi Queen di dark shadows yang dia dirikan, caca juga seorang CEO muda yang sangat sukses dan memiliki perusahan cabang di hampir di seluruh negara di dunia, semua orang di buat penasaran olehnya dan sekarang dia berusia 24 tahun.
#SKIP
" Queen ". Seorang wanita seumuran caca baru saja membungkuk memberi hormat ketika caca masuk ke dalam satu ruangan di markas DS.
Caca hanya menganggukkan pelan kepalanya lalu duduk di sofa berhadapan dengan wanita bernama rahel jennie salah satu tangan kanannya yang di percayakan caca untuk bertanggung jawab atas urusan mafianya, walaupun masih ada satu tangan kanannya lagi yang bisa memegang kendali mafianya selain rahel, namanya renata kanaya dan dia bisa memegang kendali perusahan juga mafia milik caca, namun renata hanya bekerja di belakang layar saja.
" Bagaimana situasinya ? ". Tanya singkat caca.
" Semua aman terkendali, sampai saat ini tidak ada yang mengusik kita ". Jawab rahel.
" Hmm ". Caca membalas dengan deheman saja.
Rahel menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sifat dingin Queen Nya memang sudah biasa dia hadapi tapi selalu saja dia merasa canggung.
" Ada satu hal yang harus kamu lakukan ".
" Apa itu Queen ? ".
" Selidiki orang ini ". Ucap caca sambil memperlihatkan satu foto seorang pria pada rahel.
Rahel sepertinya mengenal siapa pria di foto itu.
" Saya kenal pria ini Queen, dia jakson ernando palton, dia ceo perusahan Jep grup dan dia asli orang indonesia ". Jelas rahel yang cukup mengenal siapa pria yang ingin di cari tau oleh caca.
" Jep grup ? ".
" Iya Queen, dia pewaris tunggal setelah dia kehilangan seluruh keluarganya saat kecelakaan yang mereka alami sekitar tujuh tahun lalu dan hanya dia yang berhasil selamat dalam kecelakaan itu sedangkan yang lainnya meninggal ".
Caca menaikan satu alisnya sedikit penasaran dengan sosok jakson.
" Apa dia seorang ketua mafia ? ". Tanya caca dengan serius.
" Kalau soal itu saya yakin tidak, karena dari semua data identitas seluruh ketua mafia yang ada di tangan kita sangat jelas tidak ada data tentang tuan jakson dan tidak ada yang mencurigakan darinya ".
Caca mengangguk paham, tapi dia tiba-tiba berdiri dan langsung di ikuti rahel.
" Saya ingin pergi ke suatu tempat, tidak perlu ada pengawalan, saya ingin sendirian ".
" Baik Queen ".
Caca pun pergi meninggalkan markas DS, dia langsung melajukan mobilnya menuju tempat yang ingin dia kunjungi dan seperti yang dia inginkan, sekarang tidak ada pengawalan untuknya karena dia sangat benci di kawal.
Di perjalanan dia malah terjebak macet walaupun macetnya tidak begitu panjang, mau tidak mau dia harus menunggu sebentar saja sembari dia menikmati pemandangan taman yang terletak tepat di samping jalan raya itu.
Tiba-tiba kaca mobilnya di ketuk oleh seorang pria kecil, terlihat pria kecil itu sedang menjual suatu dagangan di tangannya, caca pun menurunkan kaca mobilnya.
" Kak gorengan kak ". pria kecil itu menawarkan gorengan yang dia jual pada caca.
" Berapa harganya ? ". Tanya caca dengan wajah datarnya yang ternyata membuat pria kecil itu sedikit ketakutan.
" Hah ". Caca menghembuskan napasnya dengan pelan.
" Ayo bungkus semua gorengan itu, saya beli semuanya ". Ucap caca masih dengan wajah datarnya.
Deg.
" Semuanya kak ? Beneran ? ". Pria kecil itu terkejut gorengannya mau di borong sama caca.
" Iya, bungkus saja semuanya ". Jawab caca berusaha berbicara lembut agar pria kecil yang imut itu tidak ketakutan.
" Yeaaayy makasih kak ".
Sambil menunggu macet juga pria kecil itu yang sedang membungkus semua gorengan yang caca beli, caca akhirnya keluar dari mobil dan ternyata bertepatan ada seorang pria dewasa yang sedang berlari ke arahnya dan sepertinya pria itu sedang di kejar oleh seorang gadis yang berlari di belakang sana.
" HENTIKAN COPET ITU !!! ".
Mendengar jelas bahwa pria itu seorang copet dengan cepat caca menggeser kaki kanannya di saat pria itu hendak berlari melewati caca.
BRUK.
Pria itu berakhir jatuh karena ulah caca, dengan cepat pria itu berdiri lalu berlari lagi namun tas yang sepertinya di copet oleh pria itu di tinggal pergi begitu saja.
" Hah Hah Hah ".
Gadis yang mengejar pencopet tadi tiba di hadapan caca dengan napas tersengal-sengal akibat berlari jauh, gadis itu langsung mengambil tas miliknya kemudian berdiri di hadapan caca lagi.
" Terima kasih kak udah tolong aku dari copet kurang kerjaan itu ".
" Kenalin namaku ghea ".
Gadis bernama ghea itu langsung menjulurkan tangannya berniat kenalan dengan caca, namun caca hanya menahan gadis itu dengan tatapan datar membuat gadis itu canggung dan langsung menarik kembali tangannya.
" Maaf ". Ucap ghea sedikit menahan malu.
" Tidak perlu minta maaf ". Caca akhirnya buka suara.
" Saya tidak terbiasa dengan hal seperti itu, tapi lain kali berhati-hatilah jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi ". Sambung caca.
Mendengarkan nasihat dari caca, ghea langsung mengembangkan senyumannya.
" Baik kak, aku akan lebih berhati-hati lagi kedepannya, sekali lagi terima kasih ".
" Tapi bolehkah aku tau nama kaka ? ". Sambung ghea ingin tau nama orang yang menolongnya.
" Caca ".
Ghea kembali tersenyum.
" Oke kak caca, kalau gitu aku pergi dan sekali lagi terima kasih ". Tak henti-hentinya ghea mengucapkan terima kasih pada caca dan akhirnya ghea pergi meninggalkan tempat itu.
Pria kecil tadi juga sudah selesai membungkus semua gorengannya, caca membayar dengan uang yang lebih yang harganya sebenarnya hanya 30 ribu tapi caca membayarnya 300 ribu sehingga pria kecil itu tak hentinya berterima kasih juga terlihat sangat bahagia.
Akhirnya caca pergi karena tidak macet lagi, sebenarnya caca jarang makan gorengan, dia membelinya karena kasihan sama pria kecil tadi dan dia berniat memberikan semua gorengan itu pada orang-orang yang bekerja di mansion nya nanti.
Caca pun melanjutkan perjalanannya .
"
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 35 menit akhirnya caca tiba di tempat tujuannya.
Seorang satpam mendekati mobil caca karena sekarang caca baru saja berhenti di depan gerbang masuk sebuah mansion mewah di dalam sana.
" Permisi, ada yang bisa saya bantu ? ". Tanya satpam itu pada caca setelah caca menurunkan kaca mobilnya usai di ketuk oleh satpam itu.
" Saya ingin bertemu ibu nova ". Jawab caca tanpa basa-basi.
" Ibu nova ? Apa orang yang anda maksud ibu Nova marta ? ".
" Ya ". Jawab singkat caca.
" Tumben ada yang nyari teh nova, siapa sebenarnya gadis ini ? ". Batin satpam itu penasaran.
" Mohon maaf nona, ibu nova art di-- ".
" Saya tau, tidak perlu di jelaskan ".
" Tolong panggilkan saja, saya tidak suka menunda waktu ". Sambung caca dengan tatapan dinginnya.
" Eeehh iya maaf, sebentar saya panggilkan dulu ".
Satpam itu langsung pergi, tak berselang lama akhirnya seorang wanita paruh baya terlihat berjalan mendekati mobil caca, seketika itu juga caca langsung keluar dari mobil.
DEG.
" Ka-kamu ".
Wanita paruh baya tersebut sangat kaget melihat sosok gadis yang sangat dia kenal sekarang berada di hadapannya setelah bertahun-tahun tidak ada kabar sama sekali.
Blusshh.
Wanita itu memeluk caca begitu erat diiringi tangisan.
" Ini beneran non caca kan ? Hiks, bibi nggak salah lihat kan ? ". Tangisan pun pecah.
Caca memejamkan matanya, tanpa mengatakan apapun dia perlahan membalas pelukan wanita paruh baya tersebut.
" Apa kabar bi ? ". Tanya caca.
Nova marta ternyata dulu adalah art yang bekerja di rumah keluarga rolan atau keluarga caca puluhan tahun lamanya hingga kejadian tragis yang menimpa keluarga caca terjadi dan bi nova harus mencari majikan baru.
Ini pertemuan pertama caca dan bi nova setelah hampir 7 tahun berpisah setelah kecelakaan yang menimpa keluarga rolan.
" Maafkan bibi non, bibi sangat menyesal harus meninggalkan non caca di panti asuhan waktu itu, tapi bibi juga tidak punya pilihan lain, maafkan bibi hiks ".
Caca menyunggingkan senyuman tipis mendengarkan hal itu.
" Masa lalu biarlah berlalu, aku tidak mempermasalahkan hal itu karena aku juga tau bibi harus menghidupi keluarga bibi ".
" Non ". Bibir bi nova bergetar hebat, dia tak menyangka gadis kecil manja yang dulu dia rawat sekarang telah tumbuh menjadi gadis dewasa yang bijaksana.
Pelukan di antara mereka terlepas, bi nova menatap caca dengan tatapan sendu.
" Apa majikan bibi yang sekarang bersikap baik pada bibi ? Apa bibi betah di tempat ini ? ".
Tak bisa di pungkiri, sedingin-dinginnya caca ternyata dia bisa bersikap perhatian juga, namun hal itu mungkin hanya berlaku untuk bi nova saja, dia sudah menganggap bi nova sama seperti orang tuannya karena bisa di bilang bi nova lah yang merawatnya sejak bayi.
" Iya non, majikan bibi baik kok ".
" Mereka memperlakukan bibi sama seperti tuan andre dan nyonya stela memperlakukan saya dulu, jadi non tidak perlu khawatir ". Jawab bi nova jujur.
Caca menganggukkan kepalanya, dia bisa tenang setelah tau bi nova baik-baik saja dan di perlakukan baik oleh majikannya.
" Ambil ini bi ". Caca menyodorkan kartu namanya pada bi nova.
Dengan senang hati bi nova mengambil kartu nama tersebut, semua terjadi begitu saja bahkan sampai saat ini dia tak menyangka bisa di pertemukan lagi dengan caca.
" Maaf bi, sepertinya aku tidak bisa berlama-lama disini, aku harus segera kembali dan mungkin kapan-kapan aku akan datang kesini lagi ngajak bibi jalan-jalan sambil cerita banyak sama bibi ".
" Baik non, nanti bibi telfon ke nomor ini yah biar nanti non bisa simpan nomor ponsel bibi ".
Caca tersenyum sembari mengangguk, sebelum pergi mereka berdua saling berpelukan lagi dan akhirnya caca meninggalkan tempat itu.
****
Sebelum pulang ke mansion nya caca mampir sebentar di salah satu restoran dengan pengunjung yang cukup ramai, dia yang anti keramaian mau tidak mau harus berbaur dengan banyak orang karena saat ini dia benar-benar sangat lapar.
Dia menyewa 1 meja yang bisa di tempati 4 orang kini hanya di gunakan olehnya, dia telah memesan makanan tapi tak berselang lama seorang gadis yang cukup tidak asing baginya muncul di hadapannya dengan senyuman.
" Hai kak caca, beruntung banget kita bisa ketemu lagi di sini ".
Wajah caca semakin datar, ternyata yang muncul adalah ghea si gadis yang tadi sore di copet.
" Hehe maaf kak, sepertinya aku terlalu bersemangat menyapamu ". Ucap ghea merasa canggung untuk kedua kalinya.
" Ada perlu apa ? ". Tanya caca tanpa menatap ghea.
" Hmm itu kak, aku ingin makan disini tapi semua mejanya penuh, terus pelayan bilang untuk meminta izin biar bisa duduk sama kaka karna kaka sewa 1 meja ini dan kaka duduk sendirian saja ". Jelas ghea seraya tersenyum canggung.
" Duduklah ". Tanpa basa-basi ternyata caca mengizinkan ghea duduk bersamanya.
" Sekali lagi terima kasih kak ".
Dengan senangnya ghea langsung duduk di kursi di hadapan caca, ghea diam saja tanpa berniat ngobrol sama caca, sepertinya ghea paham jika caca seorang introvert.
Sembari menunggu pesanan makanan mereka berdua, ghea mengeluarkan laptop juga ponselnya di atas meja. Caca diam saja melihat apa yang ghea lakukan, hingga dia melihat ada yang tidak beres di ponsel milik ghea.
" Ehh ". Ghea terkejut caca merebut ponselnya secara tiba-tiba.
" Kenapa kak ? ". Tanya ghea kebingungan apalagi melihat caca mulai melepaskan silikon ponselnya.
Caca tidak mengatakan apapun, silikon ponsel ghea telah terbuka dan ternyata benar dugaan caca kalau ponsel milik ghea telah di pasang alat pelacak.
" Alat pelacak ini ". Batin caca cukup terkejut.
" Kamu sedang di awasi, apa kau menyadarinya ? ". Ucap caca dingin.
Krek.
Alat pelacak itu langsung hancur di injak caca, sedangkan ghea langsung melotot matanya terkejut melihat hal itu.
" Darimana kaka bisa tau di ponselku ada alat pelacak ? Bahkan aku sengaja menutupnya dengan silikon ". Ucap ghea di luar dugaan.
Caca menautkan kedua alisnya sedikit terkejut.
" Kau tau alat itu terpasang di ponselmu ? ". Tanya caca dengan wajah datarnya tapi tatapannya penuh selidik.
" Hehe iya kak aku tau ". Jawab ghea jadi serba salah.
" Alat itu di pasang sama kakaku, katanya dia takut terjadi hal buruk padaku jadi dia pasang itu untuk berjaga-jaga jika ada yang berniat jahat seperti ingin menculik aku ". Sambung ghea mengatakan yang sebenarnya.
" Siapa sebenarnya gadis ini ? Aku sendiri yang merancang juga menciptakan alat pelacak itu, jelas aku tau cara kerja alat ini ". Batin caca mulai penasaran akan identitas asli ghea.
Ya, alat pelacak itu ciptaan caca dan alat itu tidak di jual belikan dimana pun karena alat ini dia ciptakan khusus untuk seluruh anggota DS saja.
Lalu kenapa bisa alat pelacak itu ada pada ghea ? Jelas-jelas ada kode di alat pelacak itu berupa angka yang hanya di ketahui oleh anggota DS, siapa sebenarnya kakanya ghea jika benar kakanya yang memasang alat itu di ponsel ghea ? Caca benar-benar penasaran.
" Siapa nama kakamu ? ". Tanya caca dengan tatapan dingin.
" Kenapa kak caca penasaran sama kakaku ? Memangnya ada apa dengan alat pelacak itu ? ". Ghea malah balik bertanya.
" Hah ". Caca menghembuskan napasnya dengan pelan.
" Tidak, lupakan saja ". Ucap caca malah membuat ghea bingung dan semakin penasaran.
" Tapi ".
" Permisi nona, ini pesanan kalian ".
Tiba-tiba pelayan datang membawakan pesanan makanan mereka berdua sehingga ghea memilih untuk menunda pertanyaannya walaupun dia sangat penasaran.
Mereka berdua makan dalam diam, namun tatapan caca tidak lepas dari caca juga sesekali melirik di arah sekitarnya mencoba melihat apakah ada hal yang mencurigakan, tapi dia tidak menemukan apapun yang mencurigakan di sekitar tempat itu.
Baru saja tiba di mansion, tanpa menunda waktu dia langsung menghubungi orang paling dia percaya, siapa lagi kalau bukan renata.
" Saya punya tugas untukmu ".
" Apa itu ? ". Tanya renata dalam panggilan telfon tersebut.
" Saya ingin kamu mencari tahu identitas seseorang, fotonya sudah saya kirim lewat email ".
Di seberang sana renata langsung cek email dari caca dan langsung melakukan perintah sang Queen saat ini juga.
Renata seorang hacker yang cukup di takuti oleh hacker lainnya walaupun keahlian renata jelas masih di bawah caca, sebenarnya caca bisa saja mencari tahu identitas ghea tanpa bantuan siapapun, hanya saja dia terlalu malas mengotak-atik laptopnya.
" Nama gadis ini Ghea tapi sebentar, ini sangat aneh ". Renata tiba-tiba berhenti sejenak.
" Kenapa ? ". Tanya caca dingin.
" Sepertinya identitas gadis ini cukup di sembunyikan walaupun pekerjaan juga riwayat sekolahnya tercantum di sini ".
" Aku sudah menduganya ". Batin caca selalu tepat dalam menduga.
" Baca saja apa yang ada dalam datanya, saya tidak peduli yang lainnya ". Ucap caca.
" Baik, namanya hanya tertulis ghea saja tanpa nama lengkap, dia berusia 23 tahun dan dia bekerja sebagai seorang penulis novel yang cukup terkenal di indonesia ".
" Nama sekolahnya sepertinya tidak perlu di sebutkan namun cukup elit, anggota keluarga juga marganya tidak di ketahui, tempat tinggalnya pun di sembunyikan ".
" Siapa gadis ini Queen ? Kenapa anda menyuruh saya cari tahu tentang dia ? ". Tanya renata penasaran.
" Entahlah, dia cukup menarik perhatianku saat ini ". Jawab caca seraya menyunggingkan seringai tipis.
Di tempat lain, di sebuah mansion mewah dua orang kakak beradik sedang tatap-tatapan dingin.
" Kenapa kamu hancurkan alat yang kaka kasih ke kamu ? ". Tanya seorang pria pada adik perempuannya dengan tatapan yang sulit di artikan.
" Jangan menatap aku kayak gitu, aku sama sekali tidak melakukan kesalahan ". Ujar ghea yang ternyata sedang di interogasi oleh kakaknya perkara alat pelacak yang tadi di hancurkan sama caca.
" Tidak melakukan kesalahan ? Lalu kenapa alat itu bisa rusak ? ". Tanya aslan nama dari kakaknya ghea.
" Tadi nggak sengaja teman aku sadar sama alat itu, dia pikir aku lagi di awasi sama orang jahat jadi dia langsung injak alat itu sebelum aku jelasin sama dia kalo itu dari kaka ". Jelas ghea jujur walaupun dia tidak memberitahu aslan soal caca.
Tidak percaya setelah mendengarkan penjelasan adiknya, aslan masih menatap penuh selidik ke arah ghea.
" Apaan sih kak, aku nggak bohong ". Ujar ghea sedikit merasa kesal.
" Baiklah, kali ini aku akan mempercayaimu tapi tidak untuk kedua kalinya ". Ucap aslan tidak ingin membesar-besarkan masalah ini.
" Ya udah, aku ke kamar dulu ".
Ghea pergi meninggalkan aslan, sedangkan aslan langsung berjalan masuk ke dalam kamarnya.
" Alat itu sulit sekali di dapatkan, aku harus mendapatkan alat itu lagi dari anggota DS ". Gumam aslan sedikit kesal karena dia susah payah harus mengalahkan satu anggota DS hanya demi mendapatkan alat pelacak yang dia berikan untuk ghea, namun sayangnya alat itu malah hancur.
****
Tiga hari kemudian.
Panggilan masuk baru saja berdering di ponsel caca, tak menunggu waktu lama caca pun menjawab panggilan yang ternyata dari rahel.
" Hmm, ada apa ? ".
" Maaf mengganggu waktu Queen sebentar, tapi masalah kali ini harus saya sampaikan secara langsung, apa saya bisa berkunjung ke mansion Queen ? ". Tanya rahel terdengar sangat serius.
" Datanglah ". Jawab singkat caca.
" Baik Queen, 5 menit lagi saya tiba ".
Panggilan telah berakhir, caca keluar dari kamarnya berniat menunggu kedatangan rahel di ruang santai.
Tak terasa lima menit telah berlalu, rahel baru saja berdiri di hadapan caca.
" Duduk ".
Rahel langsung menuruti perintah caca duduk di sofa yang berhadapan dengan caca, wajahnya terlihat sangat serius dan caca mengerti kalau masalah yang akan rahel bicarakan pasti sangat penting.
" Ada masalah apa ? ". Tanya caca dengan wajah datarnya.
" Sebenarnya masalah ini masih di selidiki oleh petinggi kita, tapi sedikit petunjuk yang bisa kita gunakan bisa mengungkap siapa pelakunya ".
" Masalahnya, beberapa anggota kita di serang oleh sekelompok orang tidak di kenal dan anggota yang di serang mengatakan kalau musuh tidak menyerang mereka secara brutal hanya saja tiga alat pelacak yang mereka gunakan di ambil, sepertinya musuh hanya mengincar alat pelacak itu dari anggota kita ".
Mendengarkan hal itu caca langsung menautkan kedua alisnya.
" Alat pelacak ? ". Batin caca.
" Lalu pentunjuk apa yang para petinggi temukan ? ". Tanya caca mulai menunjukkan tatapan dinginnya.
" Salah satu anggota mengatakan bahwa dia melihat tatto yang menyerupai gambar naga berwarna hitam, tapi itu juga masih tidak terlalu jelas karena dia hanya melihat tatto itu sekilas saja sebelum dia pingsan ".
" Cih ". Caca berdecih.
" Jadi kalian mencurigai black dragon ? ". Tanya caca semakin menggeluarkan aura dinginnya.
" Sampai saat ini kami masih mencurigai black dragon karena bukti tatto tersebut, tapi penyelidikan masih berlanjut dan masih banyak kemungkinan jika ada orang yang memanfaatkan nama black dragon dalam masalah ini ".
" Kembalilah, selidiki semuanya tanpa ada kesalahan, saya mau hasilnya besok ".
" Baik Queen ".
Rahel berdiri kemudian pamit pergi, caca memejamkan matanya mencoba menenangkan pikirannya, dia tidak boleh emosi sebelum tahu kebenarannya.
" Black dragon ? Cih ! Jika benar aku akan melenyapkan mereka tanpa ampun ".
Berusaha untuk tetap tenang, caca pergi mencari udara segar, dia pergi ke club miliknya yang di jaga oleh anggota DS.
" Nona, kenapa anda tidak memberitahu saya terlebih dahulu jika anda akan berkujung ? ". Tanya Sam petinggi mafia DS yang menjadi manajer di moonlight club.
" Jangan banyak bertanya, siapkan ruanganku sekarang juga ". Ucap caca dengan tatapan dingin.
Glek.
Sam menelan ludahnya dengan kasar, dia langsung menunduk lalu pergi melakukan perintah caca saat itu juga.
Seperti biasa jika di luar markas seluruh anggota mafia DS harus memanggil caca dengan panggilan nona dan sama sekali tidak boleh memanggilnya dengan sebutan Queen untuk menghindari musuh mengetahui identitas caca.
Saat caca masuk ke dalam club, dentuman musik begitu kuat namun itu biasa di pendengaran caca, dia berjalan masuk dan tak sengaja mendapati seorang pria yang sedang di goda oleh dua orang wanita berpakaian seksi.
" Yak ! Menjauhlah ! ".
Caca yang baru saja hampir melewati samping pria dan wanita itu seketika menghentikan langkah kakinya karena mendengarkan teriakan pria itu.
" Menjauhlah dari tuanku jika kalian berdua tidak ingin mendapatkan masalah ". Ucap pria lainnya.
" Maafkan kami tuan ".
Kedua wanita itu langsung pergi, caca berbalik menghadap ke arah kedua pria itu dan akhirnya caca melangkah mendekati pria-pria itu.
Kehadiran caca yang baru saja berdiri di hadapan kedua itu membuat pria-pria itu langsung menatap caca dengan tatapan dingin, namun caca terlihat tenang tidak takut sama sekali.
" Jakson ernando palton ". Caca menyebutkan nama lengkap salah satu pria di depannya yang ternyata adalah jakson.
Deg.
Pria bernama jakson tersebut langsung memicingkan matanya menatap caca dengan tatapan yang sulit di artikan.
" Siapa kamu ? ". Tanya jakson penuh selidik.
Caca mengangkat sudut bibirnya menyunggingkan seringai tipis, jakson menautkan kedua alisnya kebingungan.
Namun yang tak di sangka, caca mengeluarkan kartu namanya dari saku celananya kemudian menyodorkannya pada jakson.
" Ambil ini, hubungi saya besok ". Ucap caca dengan santainya.
" Cih ! Apa yang sedang kau pikirkan nona ? Apa kau pikir tuan saya tertarik pada anda ? ". Ucap pria bernama jordan tangan kanan jakson yang mengira caca ingin mencari perhatian jakson.
Caca malah menatap jordan dengan tatapan yang sulit di artikan kemudian kembali menatap jakson.
" Banyak hal yang ingin saya tanyakan tentang kecelakaan 7 tahun lalu kepada anda, jangan sia-siakan kesempatan yang saya berikan jika anda tidak ingin menyesal di kemudian hari ". Ujar caca.
Kartu namanya di letakkan di atas meja di hadapan jakson, caca langsung pergi begitu saja membuat jakson dan jordan terkejut karena baru kali ini ada wanita sedingin itu pada mereka, apalagi jakson yang sedikit kebingungan juga penasaran setelah caca mengingatkannya lagi akan kejadian buruk 7 tahun lalu yang sampai saat ini menghantuinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!