NovelToon NovelToon

Berkorban Demi Cinta

Pacar Yang Bebas Dari Penjara

Malam yang gelap menyelimuti langit, angin berhembus kencang, membuat dedaunan bergoyang seolah menari.

Di lantai teratas sebuah gedung tinggi, seorang gadis berdiri tegap dengan wajah penuh air mata. Tangannya yang mengenakan sarung tangan menggenggam erat pisau yang berlumuran darah segar. Sementara itu, seorang pria tampak terkapar di lantai dengan tangan menahan perut yang terluka parah akibat tikaman.

Pria itu, yang bernama Billy berusaha bangkit sambil menahan rasa sakit yang luar biasa. Darah terus mengucur deras dari luka di perutnya. Dengan mata yang sembab, ia menatap gadis itu dan berkata dengan suara yang sangat lemah, "Kelly Thompson, kalau aku mati, kakakku akan semakin membencimu."

Air mata Kelly tak terbendung lagi, mengalir deras membasahi wajahnya. Hatinya terasa sakit tidak tahu apa yang telah dia alami. Namun, ia tahu bahwa tak ada jalan lain selain mengakhiri hidup pria itu.

"Aku... akan menggunakan nyawaku untuk menebusnya," ujar Kelly dengan suara serak. "Setelah kau mati, aku akan menyusulmu. Dia sudah menikah, hidupku sudah tidak berguna."

Billy menatap Kelly dengan pandangan kosong, kehilangan kekuatan untuk berbicara. Sementara itu, Kelly merapatkan jemarinya pada pisau yang ia pegang.

"Kau gila, Kakakku sangat percaya padaku, Dia hanya akan menganggapmu sebagai pembunuh. Walau aku mati, kakakku juga tidak akan tahu apa yang telah aku lakukan padamu. di hatinya hanya ada adik yang baik dan Zoanna yang setia. Sama sekali tidak ada dirimu," ujar Billy.

"Aku tahu, karena dia lebih percaya padamu, Maka, aku sebelum aku mati aku ingin membunuhmu dengan tanganku sendiri. Kita akan mati bersama,"kata Kelly.

"Apa pun yang kau lakukan, Kau hanya akan dibenci oleh kakakku seumur hidup," ucap Billy sambil menahan sakit.

"Sudah tidak penting, dia adalah pria yang aku cintai. Aku tidak bisa membencinya atau melarangnya menikah dengan wanita lain. karena hutangku padanya tidak bisa kulunaskan sampai akhir hayatku," tangisan Kelly.

Tidak lama kemudian, langkah kaki terdengar mendekat, dan muncullah seorang pria tampan berpakaian baju pengantin pria. Wajahnya tampak cemas dan marah. "Kelly!" teriak pria itu, yang ternyata bernama Morgan, saat melihat keadaan Billy yang mengenaskan. Ia segera menghampiri adiknya yang terluka parah itu. "Billy," serunya dengan suara parau, "Bagaimana denganmu?"

"Kakak, dia...berniat membunuhku," ucap Billy sambil menahan sakit yang teramat sangat. Wajahnya pucat pasi, membuat Morgan semakin khawatir.

Morgan menoleh ke arah Kelly, matanya menyala penuh amarah. "Kelly, letakan pisaumu," bujuknya dengan nada yang tegas dan berwibawa. Ia berusaha untuk tetap tenang meski hatinya hancur melihat adiknya yang hampir meregang nyawa.

Kelly, yang sebelumnya terlihat tegar dan tanpa rasa sesal, kini mulai menunjukkan keguncangan. "Morgan, aku akan membayarnya dengan nyawaku. Aku tahu kamu membenciku, karena aku... kamu dipenjara," ungkapnya dengan suara bergetar.

Morgan mendengus, mencoba mengendalikan emosinya yang kacau balau. "Kelly, kita bisa bicara dengan tenang. Jangan lakukan sesuatu yang menyakitimu. Aku sudah tahu semuanya. Aku yang bersalah karena tidak menyelidikinya," ujarnya lembut, berharap Kelly mau menuruti perintahnya.

Kelly yang tertekan sama sekali tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Morgan," Sudah terlambat, Aku membunuh adikmu dan aku akan menebusnya dengan nyawa sendiri," ucap Kelly yang menikam bagian perutnya.

"Tidak...!" teriak Morgan tersentak dengan aksi gadis itu.

Kelly yang kesakitan hingga wajahnya menjadi pucat pasi, Bagian lukanya mengeluarkan banyak darah dan kemudian tumbang terkapar di sana.

Morgan mendekati gadis itu yang dalam kondisi kritis," Kelly, kamu harus bertahan." ujar Morgan sambil menahan bagian luka tikaman gadis itu.

Kelly mengeluarkan air matanya menatap pria itu," Kamu sangat tampan di saat mengenakan pakaian ini, Sayang sekali bukan untukku," ucapnya sambil menahan sakit.

Sementara Billy terkapar dan mengalami kesakitan yang luar biasa, ia langsung tidak sadarkan diri.

Di hari pernikahan Morgan dengan Zoanna, telah terjadi sesuatu di antara Kelly dan Billy. tidak tahu apa sebabnya sehingga gadis muda itu nekad menghabisi nyawa adik pacarnya.

6 bulan yang lalu.

Kelly, gadis cantik berambut panjang, sedang sibuk di dapur rumahnya, dengan lembut memotong ikan salmon yang segar. Daging ikan itu ia cincang halus dengan kecepatan dan ketekunan yang luar biasa.

Di wajahnya terlukis senyuman lebar yang mengungkapkan kebahagiaan hatinya. Dia sangat bersemangat untuk menyajikan makanan terbaik bagi seseorang. Terlihat kedua telapak tangannya mengenakan sarung tangan berbahan kain tipis.

Satu jam kemudian, Kelly berhasil menyelesaikan masakannya, dan dengan hati berdebar, ia berlari ke pintu rumah sambil membawa bekal yang telah dibungkus rapi dalam kotak makan siang.

Rambut panjangnya berkibar-kibar di belakangnya, dan mata indahnya terlihat berbinar penuh harap, menggambarkan betapa ia ingin menyenangkan Morgan dengan masakan buatannya.

Kawasan tempat tinggal Kelly sangat sederhana, dan sangat sulit mendapatkan taksi. Sehingga gadis itu harus cepat menuju ke terminal dan naik bus di siang itu.

Tidak lama kemudian Kelly turun ke suatu tempat yang tidak jauh dari penjara besar. Gadis itu berjalan menuju ke pintu gerbang yang terbuka dan terlihat seorang pria berpostur tinggi melangkah keluar dari sana. Ia telah ditunggu oleh seorang wanita cantik, Zoanna, sekretaris dan asistennya, Robby.

Di saat yang sama Kelly tiba dan berteriak," Morgan...." Dengan semangat gadis itu berlari menghampiri pacarnya dan langsung memeluknya dengan erat.

"Akhirnya aku masih sempat," ucap Kelly yang memeluk pria itu, bukannya bahagia dengan sambutan gadis itu, Morgan malah terlihat tidak beraksi sama sekali.

"Kelly, Tuan sudah lelah dan harus pulang!" Zoanna berusaha menghalang Kelly yang begitu dekat dengan Morgan.

Kelly kemudian melepaskan pelukannya, dan menatap Morgan yang hanya diam sejak tadi.

"Morgan, Aku membuatkan makanan kesukaanmu, Sushi Salmon," kata Kelly dengan senyum dan semangat.

"Aku lelah dan ingin tidur, Kamu pulanglah!" kata Morgan dengan dingin dan melangkah menuju ke arah mobilnya.

Kelly sedikit kecewa dengan sikap pria itu yang tiba-tiba berubah.

"Morgan, tunggu aku! Aku akan ikut denganmu!" seru Kelly yang mengikuti langkah pria itu.

"Tidak perlu, Ada Zoanna dan Robby yang menemaniku," jawab Morgan dingin, seolah mengabaikan perasaan Kelly.

"Tapi, aku sudah siapkan makanan kesukaanmu, setidaknya ambil saja untuk makan di rumah!" kata Kelly dengan mata berkaca-kaca, berusaha menawarkan bekal itu kepada Morgan.

"Kelly, kamu harus mengerti, Tuan sudah lelah. Sekali lagi, Tuan sama sekali tidak suka makan sushi salmon," ucap Zoanna, dengan nada sinis.

"A-apa, tidak suka?" tanya Kelly yang semakin terpukul mendengar ucapan itu dari Zoanna. Hatinya serasa ditusuk-tusuk, mengetahui bahwa pacarnya, bahkan tidak menyukai makanan yang telah ia siapkan dengan penuh cinta.

"Benar! Jadi lain kali tidak usah membuatnya lagi," jawab Zoanna dengan nada menyakitkan, seolah mengejek perasaan Kelly yang hancur.

Wajah Kelly memerah karena kekecewaan dan rasa malu, tetapi ia berusaha menahan air mata yang hendak jatuh. Dalam hatinya, ia merasa kehilangan tempat di hati pacarnya, diremehkan oleh orang lain yang dekat dengannya.

Tanpa kata-kata, Morgan masuk ke dalam mobilnya, sementara Zoanna masih berdiri di hadapan Kelly.

"Kelly, pengorbanan tuan untukmu sudah cukup, Jangan menganggunya lagi," kata Zoanna.

"Apakah karena aku Morgan di penjara, sehingga dia membenciku?" tanya Kelly dengan nada sedih.

"Iya, Jadi, tolonglah jaga jarakmu!" jawab Zoanna yang kemudian masuk ke dalam mobil. Tidak lama kemudian mobil itu pergi begitu saja dan meninggalkan.gadis itu di sana.

Kelly hanya bisa menatap kepergian mobil itu yang sudah semakin jauh. Sementara Morgan melihat gadis itu melalui spion mobil.

Kelly berdiri diam lama di sana dengan wajah sedih, ia melihat bekal yang dia buat susah payah akhirnya hanya mendapatkan penolakan.

"Sejak kapan Morgan tidak suka Sushi Salmon?" gumam Kelly.

Morgan dan Kelly dikenal sebagai pasangan mesra dan saling mencintai. Tidak tahu apa sebabnya Morgan mengabaikan pacarnya sendiri!

Perasaan Yang Hancur

Kelly melangkah gontai memasuki rumahnya, rasa kecewa melanda hatinya. Ia baru saja pulang dari bertemu dengan Morgan, sang pacar.

Duduk di meja makan, Kelly mengeluarkan bekal makanan yang telah disiapkannya untuk Morgan. Ia membuka penutup box dan memandangi susunan rapi dan cantik sushi salmon buatannya. Pikirannya melayang pada saat-saat indah ketika Morgan masih menikmati masakan buatannya dengan senyum lebar di wajahnya.

"Morgan dulu sangat menyukainya, kenapa sekarang tidak suka? Saat terakhir aku pergi mengunjunginya, dia masih tersenyum. Baru tiga bulan berlalu dia sudah berubah," gumam Kelly dengan lirih. Air mata mulai menggenang di sudut matanya, menatap sushi salmon yang kini terasa hambar.

Hatinya terasa remuk, kecewa, dan bingung dengan perubahan sikap Morgan yang tiba-tiba. Ingin rasanya menegur dan menanyakan apa yang salah, namun rasa takut akan kehilangan membuat Kelly enggan mengungkapkan isi hatinya.

"Bahkan Zoanna lebih memahaminya dari aku, Dia menjawab sudah ada Zoanna dan Robby yang menemaninya. Apakah itu berarti dia tidak membutuhkan aku?" gumam Kelly.

Kelly lalu, mengambil sushi tersebut dan makannya dengan lahap. Satu-persatu sushi dia masukkan ke dalam mulutnya dan mengunyah sambil menelannya. Rasa makanan buatannya terasa pahit sehingga ia mengeluarkan air mata.

"Kenapa pahit sekali, biasanya wangi dan enak?" gumam Kelly. Kelly masih makan tanpa berhenti sambil menangis. Ia meluapkan kesedihannya di siang itu.

Morgan melangkah masuk ke rumah mewahnya dengan langkah pasti, diikuti oleh dua karyawan setianya. Begitu pintu terbuka, ia disambut hangat oleh seorang pria muda yang memiliki raut wajah mirip dengannya. Pria tersebut tak lain adalah adiknya, Billy.

"Kakak, akhirnya kamu pulang!" seru Billy dengan wajah sumringah, segera memeluk Morgan dengan erat.

Morgan membalas pelukan itu, merasa lega melihat adiknya baik-baik saja. "Apakah selama aku tidak ada, kamu ada melakukan kesalahan?" tanya Morgan, menatap Billy dengan tatapan tajam dan penuh kekhawatiran. Ia tahu betul bagaimana adiknya yang satu ini sulit diatur dan seringkali membuat ulah.

"Aku sangat baik sehingga mendengar perintahmu, kalau tidak percaya tanya saja pada Robby dan Zoanna?" jawab Billy dengan senyum lebar, lantas melepaskan pelukannya.

Rasa bangga terpancar dari wajahnya, seolah ingin membuktikan bahwa ia telah berubah menjadi lebih baik.

Morgan menoleh ke arah Robby dan Zoanna, dua karyawan yang tadi mengikutinya. Mereka mengangguk pelan, membenarkan ucapan Billy.

Morgan menghela napas lega, senang mendengar kabar baik tersebut. Namun, ia tetap ingin memastikan segala sesuatu berjalan dengan baik di rumah dan perusahaannnya selama ia tidak ada.

"Aku akan periksa hasil kerja kalian semua," ucap Morgan dengan tegas, menunjukkan sisi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga dan pendiri perusahaan.

Malam itu, suasana hening menyelimuti ruang makan. Morgan dan adiknya, Billy, sedang menyantap hidangan yang telah disiapkan oleh koki mereka. Robby dan Zoanna telah meninggalkan tempat itu, meninggalkan Morgan dan Billy untuk berbincang-bincang sambil makan.

"Kakak, apakah Kelly tidak datang menjemputmu?" tanya Billy sambil menggigit potongan ayam goreng.

"Ada," jawab Morgan dengan cuek, tanpa mengangkat pandangannya dari piring yang penuh dengan lauk pauk.

Billy mengernyitkan dahinya, "Dia mulai banyak berubah dalam enam bulan ini, Bukankah selama enam bulan dia tidak datang mengunjungimu? Kenapa tiba-tiba saja dia bisa datang?" tanya Billy dengan nada penasaran.

Morgan menghela napas sejenak, lalu menjawab, "Aku tidak tahu, mungkin saja ada urusan yang penting hingga membuatnya sibuk."

"Kenapa raut wajahnya kakak tidak gembira?" tanya Billy, menangkap ekspresi muram yang terpancar dari wajah sang kakak.

Morgan tersenyum paksa, mencoba menutupi kegelisahan yang ada di dalam hatinya. "Tidak apa-apa, mungkin aku hanya sedikit lelah," jawabnya, berusaha meyakinkan adiknya bahwa semuanya baik-baik saja.

"Kakak, menurutku Zoanna paling setia, di saat Kakak di penjara, Dia yang mengurus perusahaan dan sering mengunjungimu. di mana ada wanita seperti dia yang begitu setia. Bukankah sama saja dia menunggu Kakak selama tiga tahun. Dia bahkan lebih memahami Kakak dari pada Kelly!" ujar Billy.

Malam telah larut, pukul 22.00 tepat. Morgan duduk di kamarnya yang remang-remang, ditemani sebotol minuman keras yang setengah habis. Ia menyesap isinya perlahan, merasakan panas yang menjalar di tenggorokan dan perutnya.

Pikirannya melayang pada kenangan yang terasa seperti baru kemarin terjadi. Morgan mengingat betapa Kelly datang kepadanya, menangis tersedu-sedu, lalu memeluknya erat. Wajah Kelly yang terluka dan penuh kekhawatiran membuat Morgan hampir menangis, namun ia harus tetap tegar untuk menenangkan gadis itu. Mereka berdua berdiri di ruang sidang, menunggu keputusan hakim yang akan menentukan nasib Morgan.

"Sidang ini memutuskan, terdakwa Morgan dihukum penjara selama tiga tahun," ucap hakim dengan suara lantang dan tegas.

Kelly menjerit pilu, lalu memeluk Morgan seolah tak ingin melepaskannya. Morgan menepuk punggung Kelly pelan, mencoba memberi semangat pada gadis yang ia cintai. "Berjanji padaku, Kamu harus tetap menjalani hidup dengan baik, dan menunggu aku bebas. Robby dan Zoanna akan membantumu kalau butuh bantuan atau apa saja!" kata Morgan saat itu, menatap mata Kelly yang sembab dan berkaca-kaca.

"Aku tidak ingin kamu di penjara, Seharusnya aku yang dihukum. Bukan kamu!" tangisan Kelly yang di dalam pelukan Morgan.

Morgan menepuk punggung Kelly dengan lembut sambil menenangkannya," Apakah kamu sudi menikah denganku? Setelah aku bebas, kita akan menikah!"

Kelly melepaskan pelukannya dan menatap pria itu," Kamu tidak membenciku?"

"Tidak, karena aku mencintaimu! Aku ingin kamu menjadi istriku," jawab Morgan.

"Apakah ini janjimu untuk menikahiku?" tanya Kelly.

"Iya, Pegang janjiku, Aku hanya akan menikahimu. Jadi, kamu harus menungguku!" jawab Morgan yang mengecup dahi gadis itu.

Morgan yang kembali mengingat kejadian tersebut, Ia menghabiskan minuman kerasnya lagi, merasakan perasaan hampa dan kesepian yang menghantui. Tidak tahu apa yang terjadi sehingga dirinya menjauh dari gadis yang paling dia cintai.

Di sisi lain, Kelly memegang ponselnya erat-erat, jemari lentiknya menahan diri untuk tidak menekan nomor kontak Morgan yang terpampang di layar. Dahi Kelly berkerut saat ia terus menatap layar ponselnya dengan ragu dan kebingungan.

"Morgan juga tidak menghubungiku, ada apa dengan dia? Tidak peduli dia marah atau tidak, aku akan tetap mencarinya. Aku akan membuatkan sarapan kesukaannya. Mie California yang paling dia suka. Aku akan membuatnya besok," gumam Kelly dengan nada penuh tekad.

Keesokan harinya, Kelly bangun lebih pagi dari biasanya. Ia mengenakan apron dan mulai memasak Mie California spesial untuk Morgan. Dengan penuh semangat, Kelly menyelesaikan masakannya dan menyimpannya di dalam kotak makan yang telah disiapkan. Setelah semuanya siap, Kelly berangkat menuju mansion Morgan dengan hati berdebar-debar.

Sesampainya di sana, ia melangkah masuk dengan hati-hati, membawa kotak makan berisi Mie California kesukaan Morgan. Namun, begitu Kelly memasuki ruang tamu mansion tersebut, ia terkesiap melihat sosok yang tak terduga. Di sana, Zoanna sedang duduk di sofa, tertawa lepas sambil berbicara dengan Morgan yang tampaknya juga menikmati kehadiran wanita itu.

Hatinya serasa tertusuk saat menyaksikan pemandangan tersebut. Namun, Kelly mencoba menahan rasa kecewanya dan mendekati mereka dengan senyuman yang dipaksakan. Ia menyerahkan kotak makan berisi Mie California kepada Morgan, berharap pria itu akan kembali bersikap lembut padanya.

"Morgan, Aku menyediakan Mie California untukmu, makanlah sebelum berangkat kerja!" kata Kelly yang duduk di sofa dan membukakan kotak makanan itu dan memberikan kepada Morgan.

Morgan yang sedang fokus pada file yang di tangannya, Sama sekali tidak peduli dengan tawaran gadis itu.

"Kelly, tuan baru siap sarapan, Mungkin lebih baik kamu bawa pulang saja!" ujar Zoanna.

Kelly terdiam dan kecewa dengan sikap Morgan yang lagi-lagi bersikap dingin padanya.

"Morgan, apakah aku melakukan kesalahan? Kenapa kamu diam saja setiap melihatku?" tanya Kelly.

"Tidak ada! Karena aku sedang lelah dan banyak urusan, Kamu pulanglah! Kalau ada waktu aku akan menghubungimu!" jawab Morgan yang bangkit dari sofa.

"Tuan, Robby sudah datang, Kita sudah bisa berangkat!" kata Zoanna.

"Baiklah, aku akan mengambil dokumen dulu," jawab Morgan yang menuju ke lantai dua.

"Kelly, kamu pulanglah! Tuan baru bebas dan sangat sibuk. Tolong jangan menganggunya!" ujar Zoanna.

Kelly yang menahan kecewa hanya bisa pergi dari rumah itu, Ia melangkah cepat sambil menahan air mata. Tidak lama kemudian mobil Morgan pun berangkat menuju ke perusahaan.

Sementara Kelly masih berdiri di balik pagar tembok yang membatasi rumah mewah itu. ia memandang ke arah halaman, dan melihat salah satu pelayan rumah itu membuang makanan yang disediakan oleh Kelly. Betapa hancur perasaan gadis itu melihat makanan buatannya dibuang begitu saja ke tong sampah.

Ada Apa Dengan Jari Kelly?

Dengan langkah perlahan, Kelly melangkah menghampiri pelayan itu yang sedang membuang mie California ke tempat sampah. Dengan perasaan hancur, ia menahan amarah dan bertanya dengan suara serak, "Bibi, kenapa makanannya dibuang?"

Pelayan itu menoleh dengan ekspresi bingung, lalu menjawab, "Tuan yang minta saya membuangnya."

Mendengar jawaban itu, Kelly merasa seperti ditikam, "Bukankah tuan sangat menyukai mie California? Ini adalah makanan kesukaannya," ujarnya sambil menatap box makanan yang telah kosong dengan air mata menggenang di matanya.

Pelayan itu menunduk, kemudian berkata dengan suara pelan, "Tuan mengatakan tidak akan makan makanan murahan dan tidak bersih," jawabnya yang kemudian melangkah masuk ke dalam rumah.

Kelly masih terpaku di sana, merasa hancur dan terhina. Tangannya gemetar, hatinya menjerit dalam duka. Ia tidak mengerti mengapa pacarnya begitu kejam padanya, padahal ia sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyenangkan hatinya.

"Kenapa Morgan berubah seperti ini, dia yang memberitahu aku Sushi Salmon dan Mie California adalah makanan yang paling dia suka. Dari dulu aku sering menyediakan semua makanan kesukaanya. Setiap melihatnya Morgan pasti tersenyum puas," gumam Kelly.

***

Kelly melangkah cepat kembali ke restoran tempat ia bekerja. Ia bekerja di bagian dapur, melayani pengunjung, mencuci piring, dan kadang-kadang juga membantu memasak saat restoran mengalami kesibukan. Gadis itu berusaha tegar dan melakukan tugasnya dengan cepat agar tidak mengecewakan koki dan rekan-rekannya.

"Kelly, siapkan bahan-bahan ikan!" perintah Koki yang sedang sibuk dengan masakannya. Koki tersebut adalah seorang pria paruh baya dengan kumis tebal dan ekspresi yang tegas.

"Iya, Paman," jawab Kelly yang bergerak lincah. Ia segera mengambil ikan dari lemari pendingin dan mulai membersihkannya dengan hati-hati. Tangannya yang selalu mengenakan sarung tangan berbahan kain tipis ia melapisi sarung tangan yang tebal saat memotong ikan. dan menghilangkan duri-duri ikan, sementara wajahnya tampak fokus dan tekun.

Di sisi lain, Morgan yang baru kembali ke perusahaan tempat ia bekerja disambut oleh karyawannya dengan ramah. Ia tersenyum tipis saat melihat wajah-wajah yang sudah dikenalnya.

Morgan merupakan seorang pria muda dengan postur tubuh yang tegap dan rambut hitam yang terawat. Ia mengenakan jas rapi dan celana panjang yang menambah kesan profesional dan percaya diri.

Setelah tiga tahun di penjara, kini ia harus periksa ulang keuangan dan semua data yang ada di komputer miliknya.

Robby dan Zoanna memberikan sejumlah file dan meletakan di atas meja.

Kembali ke dapur restoran, Kelly terus bekerja keras dengan semangat yang tinggi. Ia tahu bahwa hidupnya tidak mudah, tetapi gadis itu bertekad untuk tidak menyerah dan terus berjuang demi mencapai cita-cita dan kebahagiaan yang selama ini ia impikan.

Tak lama kemudian salah satu rekan Kelly, masuk ke dapur sambil berseru," Kelly, nanti tolong bersihkan meja di ruangan 1. Kita tidak cukup kaki tangan!"

"Iya, aku akan pergi sekarang juga," jawab Kelly yang mengambil kain lap untuk membersihkan meja dan mengumpulkan piring dan gelas kotor.

Salah satu koki di sana yang tampak lebih muda, bertanya pada koki yang berkumis," Paman, kenapa Kelly selalu saja mengenakan sarung tangan belakangan ini? Apakah jari-jarinya terluka?"

Koki yang memiliki kumis itu bernama, Alcos berkata," Tidak tahu, itu urusan dia!" jawabnya sambil sibuk dengan kualinya.

"Setelah kembali bekerja, Kelly lebih banyak diam dan tidak seceria dulu. Paman begitu dekat dengan gadis itu. Apakah dia tidak pernah cerita padamu?"

"Tidak pernah, Kelly tetap bekerja dengan giat seperti dulu. Hanya sifatnya sudah berubah. Mungkin ada masalah dalam keluarga atau percintaan," jawab Alcos.

Di sisi lain, Kelly sedang sibuk membersihkan meja makan di restoran tempat ia bekerja. Dengan lincah, ia mengangkat piring kotor bekas pakai para pengunjung dan menyusunnya di atas troli yang telah disediakan. Ia berniat untuk segera membawanya ke dapur untuk dicuci.

Tiba-tiba terdengar suara pria yang mengenalinya, "Rajin sekali," ucap pria itu, yang ternyata adalah Billy.

Wajah Kelly langsung memucat ketika menyadari siapa yang baru saja memanggilnya. Namun, ia berusaha untuk tetap tenang dan melanjutkan pekerjaannya.

"Kenapa tidak menyapaku? Apakah kamu pura-pura tidak mengenalku?" tanya Billy, semakin mendekati Kelly.

Dengan cepat, Kelly menoleh ke arahnya, matanya memancarkan kegelisahan yang tak bisa ia sembunyikan. "Silakan duduk, Tuan. Saya akan mencatat pesanan Anda!" jawab Kelly dengan suara bergetar, berusaha untuk menahan emosi yang mulai memuncak di dalam dadanya. Ia berusaha untuk tetap profesional dan menjaga jarak dengan pria itu.

Billy tersenyum sinis, menikmati kegelisahan Kelly yang mencoba keras untuk menjaga sikapnya. Ia duduk di salah satu kursi yang ada di dekat meja yang baru saja dibersihkan Kelly, menatapnya dengan tatapan yang menantang.

Sementara itu, Kelly berusaha mengumpulkan keberanian untuk menghadapinya dan mencatat pesanan yang akan ia sampaikan. Gadis itu mengeluarkan nota dan pulpen.

Billy menatap tajam ke arah tangan gadis itu yang dibalut sarung tangan tipis. "Apakah jari-jarimu sudah sembuh?" tanya Billy dengan tatapan sinis, mengejek gadis itu.

Gadis itu menundukkan kepalanya, menahan isak tangis yang terasa mencekik. Mendengar pertanyaan Billy, nota dan pulpen yang dipegangnya terlepas dan jatuh ke lantai dengan suara yang keras. Ia seolah terbayang kembali kenangan buruk yang pernah menimpanya, membuat tubuhnya gemetar ketakutan.

"Kakakku sudah bebas, kenapa kamu tidak menemuinya? Bukankah dulu kalian adalah pasangan yang tak terpisahkan?" ujar Billy, suaranya penuh dengan nada mencemooh. "Bahkan kakakku tidak peduli dengan kebebasannya sehingga demi dirimu, ia rela mendekam di penjara."

Gadis itu terisak, mencoba menutupi wajahnya yang memerah karena menahan tangis. Tubuhnya semakin gemetar, tak mampu lagi menjawab pertanyaan Billy. Hatinya terasa seperti dirobek, perih oleh kenangan masa lalu yang tak bisa terlupakan.

Kelly memberanikan diri menoleh pria itu dengan mata berkaca-kaca," Kenapa Morgan tidak peduli padaku? Apa yang kamu katakan padanya?"

Billy tersenyum mendengar pertanyaan gadis itu yang dia anggap bodoh," Kenapa kamu tidak bertanya padanya? Tiga tahun bukan waktu yang singkat. Seorang pemilik perusahaan rela berkorban demi gadis biasa yang tidak memiliki kelebihan apa-apa. Kamu hanyalah seorang pekerja biasa di restoran. Seharusnya kamu bisa ukur baju sendiri. Seberapa layak kamu dengan kakakku. Kamu lihat saja Zoanna! Dia adalah wanita hebat yang bisa membantu kakakku di saat kakakku di dalam penjara. Hampir setiap hari Zoanna keluar masuk mengunjunginya. Mengurus perusahaan dan mengantar makanan untuk kakakku. sedangkan dirimu apa yang kamu lakukan untuknya? Selain menimbulkan masalah," ujar Billy.

Mendengar ucapan Billy, Kelly semakin merasa terpojok dan diabaikan oleh Morgan. Rasa sakit tak terbayang setiap memikirkan Zoanna yang selalu di samping kekasihnya itu.

"Dua hari lagi kakakku ulang tahun, Zoanna sudah menyediakan pestanya, Kamu bisa pergi kalau mau. Kalau diabaikan jangan kecewa atau salahkan mereka. Justru kamu harus sadar diri!" kata Billy yang kemudian beranjak dari sana.

Setelah jam kerja usai, Kelly segera melepaskan apronnya dan berlari keluar dari restoran tempat ia bekerja. Keringat mengucur deras dari keningnya, napasnya terengah-engah. Tidak seperti biasanya, Dulu Morgan yang selalu menjemputnya. kini ia harus bisa pulang sendiri.

Kali ini ia harus mengejar bus menuju terminal agar tidak terlambat pulang ke rumah. Di kejauhan, tampak sosok Morgan mengawasi Kelly dari dalam mobilnya. Ia mengemudikan mobilnya sendiri, mengikuti pergerakan Kelly dari belakang tanpa sepengetahuan gadis itu.

"Hanya sisa lima menit, semoga aku sempat," gumam Kelly sambil terus berlari sekuat tenaga. Sesampainya di terminal, ia melihat bus yang akan ia tumpangi mulai menghidupkan mesinnya, menandakan akan segera berangkat. Dengan langkah terburu-buru, Kelly berusaha menghampiri bus sebelum pintu ditutup dan bus berangkat meninggalkan terminal.

"Tunggu aku...," teriak Kelly.

Bus tersebut berjalan dan tidak mendengarkan teriakan gadis itu.

"Jangan pergi!" teriak Kelly yang masih mengejar bus tersebut. Akibat kewalahan ia pun berhenti dan mengatur nafasnya. Ia hanya bisa menatap kepergian bus itu yang telah semakin kejauhan.

Sementara itu, Morgan yang menyaksikan dari jauh hanya diam dan memperhatikan gadis itu, meskipun ia selalu bersikap dingin pada kekasihnya. Namun, ia masih peduli padanya.

Tidak lama kemudian sebuah mobil mewah menghampiri Kelly yang berdiri di pinggir jalan. Pemilik mobil itu menurunkan kaca jendelanya.

Kelly yang bersikap waspada saat melihat pria yang tidak dia kenal itu tiba-tiba menghentikan mobilnya di sana.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!