Setelah si triple Z lahir, suasana rumah menjadi sangat berbeda. Lebih ramai dan lebih ceria.
Tangisan ketiganya membuat sibuk seisi rumah. Oma dan Daddy akhirnya dengan suka rela menginap di rumah Desta. Begitupun Ayah dan Ibu.
Karena rumah Desta hanya sepetak ( Kan sudah di pakai asrama putri pesantren ) Mereka diboyong ke rumah ayah dan ibu.
Jadilah Ayah, Ibu, Mommy dan Daddy saling berebut baby triple Z.
"Mommy, mereka bertiga biar tenang aku tidurin di kamar ya?" Pinta Aqeela.
"Husstt.. biarkan mereka bertiga di sini sama Oma dan Opanya. Qee... kamu bikin anak lagi sana giih." Ucap Mommy sekenanya.
"Mommy, Aqeela baru selese cesar. Mana bisa hamil dulu." Protes Desta.
"Makanya biarkan mereka bertiga di sini dulu." Pinta Mommy.
"Ya sudah deh. Biar mereka di sini. Nanti kalo mereka bangun panggil Aqeela ya Mi." Aqeela akhirnya mengalah membiarkan ketiga babynya dengan Mommy dan Daddy.
💗💗💗💗💗💗💗
"Mbak, biar baby Z sama aku semua." Pinta Mommy melihat Ibu sibuk dengan ketiga cucunya.
"Mbak Alesa kan sudah puas seharian denga. mereka kemarin. Hari ini aku dong Mbak." Ibu mdak mau kalah
"Ndak bisa Mbak Shakira." Cerocos Mommy
"Oeekk Oekk oek.."
Akhirnya ketiga baby z menangis dengan kerasnya.
Dengan tergopoh-gopoh Desta dan Aqeela segera menggendong bayinya.
"Mommy sama ibu kenapa?" Tanya Desta.
Ibu hanya menarik napas panjang.
Aqeela mengangkat tubuh Zafir dan Zafran bergantian.
"Sini, ibu bantu." Kata Ibu menggendong Zafran keluar ke ruang makan.
"Zafira, Mommy bawa." Sahut Mommy mengikuti langkah Ibu menuju dapur.
"Beb..?" Desta menatap Aqeela seakan istrinya itu tahu sesuatu.
"Entahlah Bae?" Jawab Aqeela sambl mengedikkan bahunya.
"Ya sudahlah... Biarkan Mommy sama Ibu. Mau apa mereka berdua?" Ucap Desta.
💗💗💗💗💗💗💗
"Beb, kita beli rumah yuuuk.. kasihan si triple Z kalo tinggal di tempat sempit kayak gitu." Pinta Desta hati-hati ke Aqeela sebelum keduanya istirahat malam.
"Mau beli rumah yang mana lagi, Buya?" Tanya Aqeela dengan tersenyum menatap suaminya dari cermin rias di depannya.
Aqeela bisa melihat kepanikan dan kecemasan tatkala Desta mengatakan ingin membeli rumah.
Mendengar kalimat Aqeela yang lembut, Desta langsung tersenyum. Bangkit dari kasur menuju ke meja rias dimana Aqeela berada.
Desta memeluk leher Aqeela dari belakang. Menciumi rambut Aqeela dengan penuh cinta.
"Sebelah asrama putra." Jawab Desta perlahan.
Aqeela menyentuh dan mengelus tangan Desta dengan lembut. Sesekali diciumnya tangan kekar yang sudah membuatnya jatuh cinya itu.
"Bae, aku gak akan menghalangi kamu untuk memberikan yang terbaik untuk baby triple kita. Karena entah suatu saat nanti akan ada baby-baby Z lainnya." Ucap Aqeela dengan lirih.
"Beb, kamu ingin nambah baby Z lagi?" Bisik Desta.
"Bukan sekarang, Bae...Mereka masih kecil-kecil." Elak Aqeela.
"Tapi, aku mau..." Bisik Desta mesra.
"Bikin adik si triple tapi jangan dijadiin yaa..". Aqeela berbalik menghadap Desta, memeluk suaminya lebih intens.
Desta melepas pelukannya, memindahkan bibirnya dengan lembut ke bibir Aqeela. Mengawali dengan yang lembut sampai keduanya meningkatan kecepatan menjadi lebih dalam dan semakin dalam.
Keduanya saling membagi kebahagian dalam puncak yang terindah. Membawa keduanya terbang ke awan menggapai pelangi cinta.
So, you knowlah.. mereka ngapain.
Mereka mah, udah tahu caranya kagak perlu diajarIn.
haa haa haa haa..
Kita ngumpet yuuk...
💗💗💗💗💗💗💗
Udah nungguin kan...
Yuuk aah.. kita awali dengan Bismillah
Aqeela sedang duduk di ruang tamu. Ia membuka lembaran-lembaran buku tebal untuk referensi tugas kuliahnya. Memberi beberapa tanda menggunakan lembaran kertas. Sembari menjaga ketiga buah hatinya.
Meskipun ada Bu Erna yang menjaga ketiganya. Tetap saja Aqeela merasa punya kewajiban untuk menjaga ketiganya.
Zafir, Zafran dan Zafirah sedang main lego dan puzzle. Di ruangan yang sama dengannya duduk bertiga dengan rukun, amabmn dan damai dia tas karpet motiv abstrak warna coklat.
Tiba-tiba Zafran mendekati Aqeela.
"Umma... " Panggil Zafran.
Membuat Aqeela langsung meletakkan buku dan penanya. Dipandanginya cowok mungil berusia tiga tahun itu dengan senyum.
"Iya Sayang. Ada apa?" Tanya Aqeela heran karena saudara-saudaranya masih bermain dengan tenang. Dan tidak ada perselisahan diantara ketiganya.
"Umma, Zafran boleh peluk Umma?" Pinta Zafram dengan puppy eyesnya.
"Bole.. sini." Aqeela langsung merentangkan kedua tangannya. Zafran kecil yang masih berusia tiga tahun itu langsung menghambur ke arah Ummanya.
"Horeee... akhirnya Umma cuma peluk aku." Teriak Zafran dengan girangnya.
Mendengar teriakan Zafran, auto memicu kedua kembar yang lain melihat ke arah Zafran yang memeluk Umma dengan nyaman tanpa ada gangguan dari kedua kembarnya.
"Ummmaaa...." Teriak Zafit dan Zafira kompak berlari ke arah Aqeela meninggalkan semua mainannya.
Mereka berdua langsung ndusel begitu saja, tidak menghiraukan Zafran yang sudah memiliki lebih banyak akses.
"Hei.. ini Umma bagaimana bisa memeluk kalian?" Ucap Aqeela sambil berpura-pura kesakitan karena Zafir yang mendekapnya di sebelah kanan dan Zafir sudah memeluk dan menciuminya di sebelah kiri.
Ketiga kembar menatap Aqeela sejenak tapi langsung menciumi Ummanya itu di pipi dan keningnya berkali-kali.
"Sudah...sudah.. hentikan Zafir, Zafran, Zafira." Aqeela sampai berteriak agar ketiga kembarnya menghentikan ciumannya.
Kompak ketiganya langsung menghentikan aktifitas menciumi Ummanya. Langsung mengambil posisi, ternyaman mereka.
Zafran masih dengan akses terbaiknya mendekap Umma dari depan. Zafir di peluk tangan kanan Umma. Zafira di peluk tangan kiri Umma.
"Umma, kenapa sih kita harus lahir bareng?" Tanya Zafran dengan bibir di monyongin.
"Eh, namanya juga kembar ya barenglah lahirnya." Oceh Zafir.
"Lhaa iyaa ini Zafran juga ada-ada saja." Zafirah mengiyakan jawaban Zafir.
"Maksudnya kenapa gak satu satu gitu... "
"Aduuh.. Zafraan.. Kamu mau aku cubit."
"Eh, Zafir.. sama saudara yang baik. Kasiyan Zafran kalo di cubit. Ntar kalo sakit siapa yang repot?"
"Umma.." Jawab si centil Zafira
"Naah, itu Zafirah tau."
"Tapi Zafir gemes, Umma.. Udah di kasi tau yang namanya kembar itu ya lahirnya bareng. Kalo lahirnya satu-satu bukan kembar." Aqeela tersenyum mendengar penjelasan panjang Zafir.
Usia bole tiga tahun, tapi kalau adu ngomong udah kayak orang dewasa aja. Bukan hanya Zafir. Tapi ketiga kembar Aqeela juga begitu. Hanya saja mereka memiliki porsi yang berbeda.
"Sini, Umma kasi cerita. Mau denger?" Kata Aqeela masih dengan senyumnya.
"Mau Umma..." Suara kompak dan nyaring ketiga hampir saja membuat telinga Aqeela sakit.
"Pelankan suaranya. Nanti ada syetan yang ganggu looo... Syetan kan suka sama anak yang teriak-teriak." Ucap Ica.
"Iihh.. takut Umma.. " Ketiganya langsung memegang erat gamis Aqeela dan menyembunyikan wajahnya di sana.
"Hee hee haa.. Nah, biar syetannya kabur. Kita baca istighfar yuuk..."
" استغفر الله العظيم...".
( Astaghfirulloh hal 'adhiim..)
Aqeela menuntun ketiga kembarnya membaca istighfar.
"Udah siap dengerin cerita Umma?" Tanya Aqeela masih dengan memeluk ketiganya.
"Siap Umma..." Kali ini mereka bersuara lembut dengan tersenyum.
"Setelah Nabi Adam dan Ibu Hawa di turunkan ke bumi oleh Allah. Allah memberi mereka sepasang bayi kembar namanya Qobil dan Iqlimah. Setelah Qobil dan iklimah besar Nabi Adam dan Ibu Hawa dianugerahi anak kembar lagi diberi nama Habil dan Labuda." Aqeela mengawali kisahnya.
"Terus Umma?" Tanya Zafir tidak sabar.
"Manusia yang lahir pertama kali di bumi adalah saudara kembar."
"Nah, berarti kembar itu anak spesial. Karena tidak semua ibu bisa memiliki anak kembar. Karena rahim ibu cuma satu."
"Artinya kita itu spesial ya Umma?"
"Kalian istimewa.."
"Beneran Umma?"
"Iyaa.. benar sekali. Sekarang mainannya dirapikan kita tidur siang. Nanti sore mengaji sama Ustadzah Adinda."
"Tante Dinda, Umma.." Kata Zafira menralat ucapan Ummanya.
"Haa haa haa.. husstt, panggil Ustadzah kalo di TPQ. Panggil Tante kalo tidak di TPQ." Aqeela mengingatkan anak-anaknya.
"Kita kan lupa Umma..."
"Umma, besok kita latihan karate kan?"
"Iya, tapi kalian harus setoran surat Al-Humazah dan Al-Asr." Syarat dan ketentuan ternyata masih berlaku ya gengs... Sama anakpun ternyata berlaku gengs.
Ya Alloh, Aqeela. ( Author sampe geleng-geleng kepala )
Ketiga serempak turun dan membereskan mainannya.
"Umma, kenapa sih kita harus tidur siang?"
"Iya Umma, kenapa? Kan kalo siang kita bisa main-main sepuasnya."
"Aduuhh Zafir, Zafira.. kita itu tidur siang biar cepet gede."
Mendengar perselisihan ketiganya, Aqeela terkekeh sejenak.
"Zafran betul. Tidur siang itu sehat, supaya ketika kalian mau mengaji tidak mengantuk. Jadi, bisa bikin cepet tinggi." Aqeela hanya menjelaskan dengan kata yang sederhana agar lebih mudah dipahami si triple.
Setelah rapi. Bu Erna menggulung karpet mengembalikan ke tempatnya. Triple Z menenteng mainannya masing-masing satu box kecil.
Setelah pamit ke Bu Erna, ketiganya langsung naik ke lantai dua. untuk tidur siang. Mereka tidur siang di satu ranjang di kamar Buya dan Ummanya.
Yaa.. khusus tidur siang ketiganya diizinkan tidur di kamar orang tuanya jika ada Aqeela atau Desta. Jika tidak ada mereka akan tidur di kamar masing-masing.
Aqeela mulai,mempuk-puk ketiga anaknya. Bahkan matanya sudah mulai terbawa arus hawa sejuk siang hari. Matany terpejam. Dan tertidur.
Sedangkan Zafir, Zafran dan Zafiran yang diajak tidur siang. Matanya masih saja terbuka.
Melihat Ummanya sudah tidur. Zafir mengajak kedua saudaranya turun ke lantai satu.
"Ngapain?" Tanya Zafran pelan
"Husstt.. diem.. ikut aku aja." Jawab Zafir sambil berbisik.
"Zafir.. aku takut."
"Husst... sini." Zafir langsung menggandeng Zafira.
Zafir mengajak saudara saudarinya itu ke halaman belakang.
"Sini..." Zafir mengeluarkan sebungkus plastik sekiloan berisi kelereng.
"Apaaan ini?"
"Permen?"
"Ini kelereng Zafira.. bukan permen."
"Mau ikut main, gak?"
"Ikuut..."
"Sini, aku ajari..."
Zafir membuat sebuah bentuk lingkaran dan meletakkan beberapa kelereng disana.
"Nee.. buat Zafran. Dan yang ini buat Zafira. Ini buat aku." Zafir membagi masing-masing saudaranya lima kelereng.
"Gini cara mainnya... " Zafir memperagakan gerakan menyentil berakses kelereng.
"Kita belajar menyentil saja dulu. Kalo sudah lancar, kita keluarin kelereng-kelereng ini dari dalam lingkaran." Zafir terus saja memberi petunjuk kepada kedua kembarnya.
Dan mereka bertiga mulai asyik bermain. Berteriak dan kegirangan. Lupa kalau tadi mereka kabur dari tidur siang.
"Zafiir.. Zafira.. Zafran..." Sebuah suara memanggil lembut tapi kencang ke arah ketiganya.
"Ummaaa..."
"Syuukuriin..."
💗💗💗💗💗💗💗💗
Ada yang pengakuan dosa gak yaa di sini?
Yang kecilnya suka kabur waktu tidur siang siapa hayyooo???
Kayaknya author dulu juga kayak mereka deeh...
( kelakuan zaman dulu )
Kira-kira diapain yaa tuuh mereka bertiga?
Next yuukk...
Komen..
like
Vote
Rate
ditungguin yaaa...
I Lop Yu pull
😘😘😘😘
"Zafiir.. Zafiraaa.. Zafraaan..." Sebuah suara memanggil lembut tapi kencang ke arah ketiganya.
"Ummaaa..." Ketiganya menoleh ke arah sumber suara yang memanggil ketiganya.
Ketiganya langsung berlari mendekat ke arah suara yang memanggilnya. Aqeela. Karena merasa bersalah, ketiganya menunduk.
"Umma cari sampai ke asrama putra, asrama putri. Gak taunya di sini?" Aqeela tepuk jidat.
"Besok lagi kalau mau main, pamit sama Umma. Umma udah capek nyariin kalian. Untung tadi Uncle Ian liat kalian."
"Iyaa.. Ummaa.. Maaf yaa."
"Maaf Umma."
"Umma , maaf."
Ketiga meminta maaf sambil terus menunduk.
Sini, Aqeela merentangkan kedua tangannya.
The triple langsung menghambur memeluk Ummanya.
"Sekarang cuci tangan, cuci kaki. Habis itu baca istighfar 20 kali." Aqeela menuntun ketiga ke kamar mandi.
"Ummaaa...." Auto kompak si triple mau protes. Tapi langsung di pelototin Aqeela, sebagai isyarat gak bole membantah.
Dengan lemas, ketiganya menuruti permintaan Ummanya.
"Syuukuriin..." Ledek Julian melihat ketiga keponakannya di kasi hadiah kejutan ala Umma Aqeela.
"Uncle.. jahat." Oceh Zafira
"Uncle nyebelin." Omel Zafran
Bug
Bogem kejam dari Zafir. Dibarengi pelototan sengit mata tajamnya. Tepat mengenai lengannya. Tidak sakit sih. Tapi tetap saja Julian meringis. Membuat seolah dirinya terluka karena ulah balita itu.
Dan si pembuat ulah dengan cueknya terus melangkah. Seakah tak punya dosa.
Komen ketiga kembar beruntun tadi, tak ayal membuat Julian tergelak. Apalagi momen pas melihat tingkah lucu ketiganya lagi marah.
Membuat tanga Julian gatel, pengen noel satu per satu pipi gembul ketiganya. Tapi gak mungkin yang ada ntar ketiga ngasih bogem seenak jidatnya. ( Haa haa haa... )
"Mereka itu kayak siapa siih, sebenarnya?" Julian masih terbengong melihat tingkah ketiga keponakananya yang unyu-unyu itu.
"Sekarang kalian mandi, setelah itu Umma antar ke masjid mengaji." Kata Aqeela lembut tapi tegas kepada ketiganya.
Setelah menyelesaikan punishment tentunya.
💗
"Kak, kok mereka iseng benget siih?" Tanya Julian saking keponya. Setelah ketiganya naik ke kamar atas.
"Yaa.. begitulah. Namanya juga anak kecil. Rasa ingin tahunya pasti besar." Kata Aqeela sambil mengacak rambut adik angkatnya itu.
"Kak.., diantara kak Aqeela sama Kak Desta yang suka usil siapa siih?" Julian menjajari langkah Aqeela yang masuk ke dapur.
Aqeela menghentikan langkahnya. Menatap lurus ke arah Julian.
"Ternyata, adik kakak ini sudah gede yaa..."
Aqeela menjadi gemas mendengar pertanyaan Julian.
"Kamu tahu Yan, dulu banget... ada seorang cowok iseng suka ngusilin seorang cewek. Pas bulan Ramadhan pula. Listrik sengaja dimatiin. Terus lagi asyiknya sholat dilempari ular dan kecoa."
"Terus setelah lebaran, cewek tadi malah gantungin ular, kecoa plus laba-laba di pintu kelas tuh cowok. Auto gempar dong seisi sekolah."
Aqeela bercerita salah satu momen spesialnya ke Julian sambil tertawa lebar.
"Jangan-jangan cowok tengil itu Kak Desta terus ceweknya Kak Aqeela." Tebak Julian.
"Yess.. 100 buat Julian. Udah pantes jadi detektif."
"Uuhh.. gak seru.."
"Terus kamu mau jadi apa?"
"Kayak Kak Desta aja."
"Yaa yaa apapun itu, yang penting inget sama Alloh." Kata Aqeela.
"Bentar Kakak liat si triple dulu. Ntar mereka bikin ulah lagi. Kan kasiyan Bu Erna." Pamit Aqeela pada Julian.
"Ternyata, orang tua mereka dulu usil. Pantesan. Turunan siih. Ya.. aku agak akan kaget." Gumam Julian dalam hati.
"Gak nyangka, seorang Kak Desta dan Kak Aqeela pasti dulunya mereka musuhan." Julian sampe senyum-senyum sendiri membayangkan model musuhannya kedua kakak angkatnya itu.
(Yang kepo baca, MENDADAK USTADZAH )
********
Julian sudah rapi dengan baju koko dan sarungnya. Sedangkan ketiga kembar juga sama sudah rapi dengan setelan baju muslim ala anak-anak yang comel.
"Yuuk, berangkat sama uncle.." Ajak Julian
"Enggak, kita bareng Umma saja."
"Iyaa kita sama Umma.."
"Ayoo Umma kita berangkat."
Tolak ketiganya dengan manyun.
"Iyaa.. ayo berangkat bareng. Kamu tuuh yaa Ian suka banget godain mereka."
"Abis, mereka lucu siih Kak. Pantes mommy, daddy, ibu dan ayah sampai berebut mereka bertiga." Komen Julian sambil tertawa riang.
"Zafir, Zafira, Zafran harus baik sama Uncle. Ingat Uncle itu gantinya Umma dan Buya." Jelas Aqeela.
"Iyaa Umma... Maafkan kita ya uncle." Kata ketiganya kompak.
"Iyaa... pasti uncle maafin." Kata Julian lembut sambil menggandeng Zafir. Karena Zafran dan Zafira udah sama Ummanya.
"Yuuk.. ah. keburu telat nee mereka." Seru Aqeela.
"Wkwkkk.. biar pernah kali Kak. Anak pemilik TPQ telat..." Ledek Julian.
"Gak lucu ah.."
"Liat Umma itu teman-teman Zafran. Zafran ke sana ya Umma.." Pamit Zafir buru-buru sambil cium tangan Umma.
"Fir, ikut gak?" Tanya Zafran.
"Enggak. Aku di situ aja. " Ucap Zafir sambil nunjuk ke tangga masjid.
"Ngapain di situ?" Tanya Zafran
"Jagain kalian." Jawab Zafir tenang
"Oohh.. mau jadi pak satpam gitu yaa?" Ledek Zafran.
"Serah..." Balas Zafir.
"Eh.. udah Zafran sana ke temannya dulu." Kata Aqeela karena beberapa orang memanggil namanya.
"Ustadzah Aqeela...." Teriak teman-teman Zafran menyapanya.
Aqeela hanya melambaikan tangannya.
"Umma.., Zafira ke Ustadzah Dinda dulu yaa.." Pamit Zafira sambil cium tangan Ummanya.
"Okay sayang." Aqeela mencium kedua pipi Zafira.
"Fir, masuk yuuk.." Ajak Zafira
Dengan enggan akhirnya Zafir mengikuti langkah saudari kembarnya itu.
"Kak, aku masuk kelas dulu ya." Pamit Julian.
"Iya, ngaji yang bener. Dengerin Ustadznya."
"Iya.. Kakak cantik." Goda Yulian sambil menoel pipi Aqeela.
"Hadeeeh... enggak anak, enggak suami enggak adik semuanya jahil banget."
"Apa Beb? Siapa yang jahil?" Sebuah suara membuatnya menoleh.
"Eh, Buya. Kok udah nyampe sini aja." Balas Aqeela sambil tersenyum malu.
"Kangen ama istri tercinta."
"Gak usah gombal."
"Eh, serius."
Desta menggenggam tangan Aqeela. Mengisyaratkan kalo dirinya serius.
"Kita balik yuuk, Bae.. ngobrol di rumah."
Desta mengangguk.
Keduanya berjalan beriringan menuju istananya. Istana yang mereka bangun atas nama cinta untuk syurga mereka kelak.
💗💗💗💗💗💗💗
Begitu sampai di rumah, Desta langsung masuk kamar. Aqeela minta izin ke dapur. Ia janji akan segera menyusul.
Aqeela masuk sambil menenteng sebotol air mineral dan gelas. Aqeela mendekat ke arah Desta yang tengah duduk di tepi ranjang.
"Minum dulu, Bae.." Kata Aqeela sambil menuangkan air di gelas.
Desta menerimanya, setelah membaca basmalah dengan perlahan ia meneguk air yang diberikan Aqeela.
Seteguk demi seteguk, seperti sunnah Nabi. Setelah habis Desta menyerahkan gelas kosongnya kepada Aqeela.
Aqeela meletakkan gelas dan botol airnya di nakas sebelah ranjang mereka.
"Sini Bae.." Aqeela memberi kecupan di kening suaminya.
Dipeluknya bahu Desta dari sisi kanan, tempatnya duduk.
"Ceritakan, ada apa?" Dengan lembut Aqeela mengusap kepala suaminya.
Desta merebahkan kepalanya dipangkuan Desta.
Aqeela kembali mengelus rambut suaminya dengan lembut.
"Beb, hari ini kita kalah tender..." Kata Desta lirih, seakan bebannya begitu berat.
"Istighfar Bae, ikhlasin. Pasti Allah tender itu bukan yang terbaik untuk kita. Ikhlasin Bae. Pasrah sama Gusti Alloh. Gak bole putus asa. Tetap ikhtiar."
"Beb, tendernya lumayan besarnya." Keluh Desta.
"Bae, segede apapun tender yang kamu menangin. Tapi kalo tidak barokah sama saja. Tapi sekecil apapun tender kalo barokah insya Alloh lebih berkah."
"Kamu gak marah sama aku."
"Kenapa harus marah?" Tanya Aqeela.
"Aku yakin kamu sudah melakukan yang terbaik. Tapi mungkin Allah sedang menguji kita atau Allah tahu yang terbaik buat hambaNya. Kita khuznudzon aja deh."
Desta bangkit dari rebahannya, seakan sudah ada tenaga di sana.
"Makasi Ya Beb... Kamu sudah memberiku kekuatan." Kata Desta.
"Sama-sama. Sudah tugasku untuk menjadi penguat kalian. Suatu saat jika aku down, aku yakin kalian akan memberiku yang terbaik."
Desta mengecup kening Aqeela. Menelangkupkan pipi wanita yang sudah memberinya tiga anak itu dengan lembut.
Perlahan Desta mencium pipi kanan dan kiri Aqeela. Lalu mendekapnya dengan cinta.
"Udah mandi dan sholat dulu, Bae.." Tegur Aqeela.
Desta hanya nyengir tanpa sahutan, ia malah menempelkan bibirnya tanpa izin ke bibir Aqeela.
"Masih saja manis..."
"Apanya.."
"Rahasia..." Sambil mengedipkan satu mata ke Aqeela.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!