NovelToon NovelToon

Anxienty!

Permulaan

Pagi hari yang cerah. Di era modern, dimana gedung-gedung pencakar tercipta. Kalimantan semakin maju mempesat dan di presiden-kan oleh Edy Damansyah. sekarang ini, kecanggihan teknologi sangat maju namun berbeda dengan diriku yang terpuruk ini...

"huh.... Kenapa harus aku gini?"

Berada dirumah kayu rusak, tidak memiliki aliran listrik yang hidup hanya seperti orang zaman dulu. Walaupun minim, tapi fasilitasnya memenuhi syarat dan kebutuhan. meskipun tidak sebagus yang dibayangkan.

"Aku adalah Celis, dan ini adalah rumahku dulunya sebelum Indonesia hancur."

Singkat cerita. tahun 2021 yang lalu, ada seseorang yang membawa unsur kesihiran di setiap desa, kota, dan pulau-pulau yang ada di Indonesia. sesosok misterius yang menggunakan jubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya dan menggunakan topeng-topeng yang berasal dari masing-masing suku terkenal yang ada di setiap pulau.

Mereka kemudian memberkahi penduduk Indonesia dan pada saat itulah masalah muncul, Indonesia tidak luput dari sifat sombong sehingga mereka yang diberkati sihir yang lebih kuat dari yang lain mulai memb*li dan beradu domba. Bahkan kekejaman bermunculan dimana-mana dan fitnah beredar luas di internet.

"Mereka yang memberikan kekuatan sihir kepada penduduk Indonesia pasti orang Indonesia dan berasal dari salahsatu dari 5 pulau besar, yaitu Kalimantan, Jawa, Sumatera, dan Papua"

Nusa tenggara Timur dan Barat menjadi satu pada pulau Jawa karena mereka hanya netral terhadap konflik yang terjadi. Sehingga Petinggi dan yang terkuat dari 5 pulau Indonesia memutuskan hubungan dengan pulau lain.

Mereka membuat dinding sihir yang khusus serta yang mengejutkannya lagi, 5 Pulau besar mengapung di udara sehingga keluar dari permukaan air.

Dan itulah awal mula semuanya.

...12 Mei 2023....

Celis berencana pergi berangkat ke sekolah SMA nya menikmati kehidupan santainya di kelas 2 dan berada di jurusan Swordmaster.

Sebelumnya, jurusan SMA adalah IPA DAN IPS, namun sekarang sudah berganti menjadi Swordmaster dan Wizards.

Kelas Celis paling ujung dan dangkal di sekolahannya karena terkenal kelas paling buruk, lemah dan miskin.

"aku benci kelas ini."

Ucapnya dalam hati, kelas hanya 4 orang dan Celis salahsatunya. Celis duduk di kursi paling ujung belakang karena wajar, isinya juga sampah masyarakat yang ketika berada diatas sedikit memb*li yang dibawah.

mereka adalah BSK, Geng yang lemah juga sombong, hanya memb*li yang lebih lemah dari mereka. kelompoknya terdiri dari

Eja, pria kurus tinggi pas-pasan namun memiliki power yang ngeri.

Yohan, pria kurus pendek dan rambut pirangnya. Dia hanyalah kroco namun memiliki pengetahuan stalker yang luar biasa.

Dan Rehan, pria gemuk bau badan yang terik. dia di manfaatkan karena kekayaannya saja.

Dan itulah isi dari kelas 2 Swordmaster paling buruk ini, hanya terdapat 4 orang bahkan guru saja gamau datang ke kelas ini saking buruknya.

Dan aku adalah paling terlemah diantara mereka karena gada potensial apapun.

"woi Celis, minta uang dong."

"Hahahaa, jangan gitu dong Rehan. lu tau kan dia tu anak yatim, hahahaa..."

"Kasian yatim, hahahaa"

Yah, begitulah keseharian Celis disekolah, hanya diam dikepurukannya. Dib*li oleh trio kroco dan dicaci-maki mereka.

Celis tersujud dan di injak-injak oleh Eja.

Apa aku terus-terusan gini? Wajar si. Aku yang terlemah.

Dalam keadaan terpojok ini, pikiran Celis jadi kosong sesaat.

"tolol, bajingan, kroco, lemah, weak, mati saja sana!!"

Mereka duduk tertawa melihat Eja memb*li Celis.

Yah, dia mengatakan fakta jadi aku tidak perlu melawannya.

pikirannya yang kosong tiba-tiba teringat Chattingan dengan seseorang dimasalalu.

Eja mundur perlahan dan Celis bangkit dari sujud.

"hoho, dah berani?"

"Kalian bertiga berisik, Dasar Kroco."

Celis mengatakan dengan sinis dan tersenyum jahat.

Mereka merasa terhina. Rehan dan Yohan berdiri dari duduknya dan menyinggahi Celis.

Di tiga arah Celis terkepung oleh mereka, Celis, Eja saling menatap.

Yohan datang mengunci leher Celis, Eja bertubi tubi menghajar muka Celis dan Rehan lagi mentransfer uang ke penjaga Cctv.

jika tidak melakukan penyuapan mereka bertiga akan dihukum karena tindakan bullying.

Di ruang Cctv, penjaga Cctv menonton Celis habis-habisan ditonjok oleh Eja. Hpnya bergetar dimeja, menandakan uang telah sampai pada tujuan.

"kalo semua kelas punya otak kopong kayak Rehan mungkin aku udah kaya, hahahaa."

Sesaat setelahnya bell pulang berbunyi.

"cih, gada perlawanan dek."

Celis babak belur dan ditinggalkan oleh mereka.

Celis seperti biasanya pulang selalu terakhiran, melihat jam dinding di lorong kelas.

16.27

"aku masih ada ga ya obat bengkak ini?"

Sambil pegang pipi bengkak dan matanya yang bengkak.

Sesaat kemudian, Celis sampai ke rumah. Dia mencari kotak P3K miliknya namun sudah habis.

"adoh, mana gada duit lgi buat belinya. Coba cari di kamar situ ah."

Saat didepan pintu, Celis membuka, dan terlihat keadaan kamarnya tersusun rapi dan bersih karena Celis menjaganya dengan baik.

"dimana ya, aku ga pernah si. Bongkar-bongkar dikamar orangtua angkatku."

Dia membongkarnya, dari laci meja dan lemari baju namun tidak ketemu apapun.

"doh, masa gada."

Seketika melihat ke kasur.

"mungkin disana ya."

Ketika Celis memasukkan tangannya kebaawah kasur, dia meraba-raba supaya merasakan sesuatu dan dia mendapatkannya.

"ha, dapat!"

Menariknya keluar.

Tapi ternyata bukan kotak P3K melainkan Peti panjang tersembunyi yang sangat berdebu sekali.

"apa ini?"

Celis sangat asing melihat benda itu, ketika membukanya ternyata itu adalah peti pedang katana dari jepang.

"Pedang Katana?"

Dia mengangkatnya mengira itu berat ternyata ringan sekali.

"ringan anjay, apa ini terbuat dari besi?"

Ketika menariknya dari sarung.

Kekhawatiran dan rasa takut yang intens yaitu penyakit Anxienty milik Celis kambuh.

Napas tersengal-sengal, berkeringat, dan merasa lelah. Celis tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, dia kebingungan Penyakitnya kambuh.

"gyah, penyakitku!"

disaat yang bersamaan seperti ada sesuatu di uluh hatinya, mengeluarkan cahaya putih disana. saat bersamaan juga pedangnya meresponnya, mengeluarkan Bayangan hitam pekat dibilah.

Menyerap cahaya putih tersebut dan melahapnya hingga menjadi Cahaya hitam. Cahaya hitam kemudian masuk lagi kedalam uluh hatinya Celis.

Celis berlutut, dan mengontrol napasnya.

"apa-apaan coba, apa itu tadi? Cahaya putih tadi itu apa?"

Celis menoleh ke kaca lemari, dia pulih.

"hah?!"

Celis berdiri dan mengembalikan Pedang ke sarung.

Menatap dirinya didepan kaca dengan rasa aneh namun bangga

Apa ini? aku sembuh tanpa sihir penyembuh? Ehehehehehe...Hahahahahaa... Apa ini Cok?!

ini diluar dugaan ku, bahkan ini diluar ekspektasi ku. hahaha, baiklah. Mari kita Review ketajamannya besok, bersama kroco BSK. HAHAHAA

Balas dendam

Jam 08.00 WITA.

Trio BSK terlambat seperti biasanya. Celis turun biasanya Jam 09.12 WITA karena dia malas ketemu mereka dan rela dihukum demi tidak bertemu dengan Trio BSK.

Mereka berada di lorong kelas.

Eja tertawa kecil mengingat Celis.

"Tu bocah turun ga ya?"

Rehan menghela napas dan mengangkat bahu dengan ekspresi merendahkan.

"Haha, mungkin dia dirumah sakit gara-gara kalian pukulin."

Tapi Yohan membantah mereka.

"Kalian ngomong apa? Aku yakin dia turun sekolah hari ini karna aku tau dia orangnya agak dongo."

Sampainya di Kelas, Mereka Melihat Celis Duduk menyilang di Kursi dan memegang Pedang Katananya di depan, ibarat seorang Raja yang tengah duduk di singgasana.

Celis menatap sinis mereka, dan menyapa mereka dengan nada meremehkan.

"Kalian lama sekali wahai Trio BSK."

Mereka merasa jengkel karena kesombongan diri Celis pada mereka.

"Kau...!! Heh.."

Eja menyadari sesuatu yang aneh, Celis sembuh total dari bengkak yang dia buat.

Amarah yang meluap, Yohan tak segan-segan mendatangi Celis. Dia mengangkat kerah baju Celis dan Rehan berada di sampingnya.

"Lu dah berani ya?!"

"Rehan, beri dia pelajaran biar tobat!"

Eja yang panik dibelakang melihat naif-an mereka sedangkan Celis yang tersenyum lebar juga ditangannya ada Pedang, mengeluarkan Aura gelap yang keluar disarungnya.

"Kalian berdua!!! Mundur G*bl*k..!!!"

Mereka berdua berekspresi acuh tak acuh terhadap teguran yang diberikan Eja.

"Hah!? Sejak kapan lu panik amat dengan kroco ini?!"

"Hahaha, Eja lawak banget!"

tiba-tiba tangan Yohan terpotong dan terjatuh kelantai.

Mereka terkejut dan panik.

"EH?"

Yohan berlutut kesakitan karena tangannya terpotong rapi.

"AARRRRRGGGGGGHHHHHHH...!!!!!!!"

Rehan tidak berdaya dan berlahan menjauh kebelakang, bilah pedang yang tajam muncul tepat di depan matanya.

Celis menodongkan pedangnya pertanda ancaman besar.

"Turuti perintahku atau..." Celis memotong kepala Yohan, ayunannya cepat sekali karena ringannya pedang tersebut seperti tidak memiliki bobot samasekali saat diayunkan. "...Kau akan bernasib sama?!"

Pandangan Celis teralihkan oleh langkah Eja. Celis memanggil Namanya dengan lembut tapi menyeramkan.

"Eja?"

Eja panik parah dan dia ingin muntah melihat d*r*h Yohan yang telah menjadi lautan.

"Y-y-ya?" argh! Orang gila! darimana dia mendapatkan pedang se-ringan itu?!

"Mau kemana?"

Eja mencoba tenang menanggapinya.

"Hahaha, aku mau kencing. Hehehe"

"Oh? ... Rehan, buka sandi HPmu!"

"Buka? Untung apa?"

Celis mendorong bilahnya dan ujungnya melukai dagunya.

"Y-y-ya, aku buka nih."

Setelah membukanya Rehan memberikannya pada Celis.

"Hmm, Hp yang bagus. Sekarang ini punyaku ya?"

"Jangan."

"Hmm?!"

"Kumohon jangan Cel, ayahku baru saja mentransfer 50juta rupiah padaku."

Celis tersenyum tipis dan menyimpannya ke kantong.

"Sudahku bilang bukan? ini milikku!"

Muka Celis tersenyum menyeramkan dipandangan Rehan layaknya Monster kegelapan.

Rehan tak berdaya dan berserah diri pada Celis dan Eja pun memilih tindakan yang sama.

Celis merasa kurang terhibur karena mereka menyerah, tapi dia mendapatkan ide yang bagus.

"Rehan, kau ingin hp ini kan?"

"yayaya, aku mau!"

"Coba telpon kakakmu, aku ingin bicara dengannya."

Sesaat kemudian, Kakak Rehan bernama Firman. Berada di loteng Gedung sekolah sendirian melamun dan tiba-tiba ditelpon adeknya.

"Rehan? Ada apa coba?"

Telponnya diangkat dan tidak ada mendengarkan suara apapun.

"Rehan?"

Tiba-tiba, Suara Rehan menjerit-jerit menangis meminta ampun.

"KAKAKK, TOLONGG!!!"

"Woi, ada apaa?!"

Tiba-tiba telpon dialihkan, diajak untuk Videocall.

"Uh, ada apa si!"

Disana diperlihatkan Rehan menggunakan pisau dan menghadap kawan-kawannya tergeletak digenangan d*r*h mereka.

"Kakak! Tolong aku! Bukan aku yang membunuh mereka!!!"

Dan Videocall nya dimatikan.

"sial aku harus kesana!"

Firman bergegas menuju ke kelas Rehan disaat yang bersamaan juga Pisau ditangan Rehan menjadi debu.

Rehan menangis dan Celis menepukkan tangannya sebagai apresiasi aktingnya.

Itu adalah kekuatan dari Celis supaya memancing Kakaknya untuk kesini, rencana Celis adalah menjadikan Rehan kambing hitamnya dari insiden pembunuhan ini.

Ketika Celis ingin keluar, Rencananya tidak sesuai dengan ke inginan.

Firman lebih cepat datang dari yang diduga Celis.

Celis cemberut sinis dan Firman menatap sombong merendahkan lawannya, melangkah perlahan dan saling menatap mata lawannya.

Celis VS Firman

"Apa maksud lu ganggu adek gua?"

"mana tau."

Jarak sedekat itu, Firman melancarkan tendangan sampingnya tapi Celis terdorong namun berhasil menahannya dengan menyilang tangannya. Tak dikasih waktu, Firman melayang di udara dengan kepalan tangannya dilapisi Api.

Celis berguling ke samping kanan menghindari serangan berbahaya itu.

Duarrrr, Suara nyaring dan suara pecahan-pecahan bata berjatuhan karena Serangannya meleset, menghancurkan dinding dengan mudah.

Rehan menjauh dan bersembunyi di belakang pintu.

Firman menghilang lagi dan muncul di samping Celis. Celis terkejut menghindar kesamping, namun Tendangan berlapis Api Firman lebih cepat daripadanya sehingga Celis terhantam keras ke tembok.

"Argh!!"

Celis muntah d*r*h karena menerima tendangannya.

Firman berjalan mendatangi Celis, membuka baju sekolahnya dan ototnya membesar secara pesat.

Firman memegang kerah baju Celis memukulinya secara brutal, tapi Celis terus meregenerasi lukanya.

Firman tersenyum tipis karena ini membuatnya semakin lama tersiksa.

"Regenerasi yang bagus."

"terserah lu bego."

Firman terbawa emosi dan melapisi tangannya dengan api hitam pekat sekali, itu adalah api neraka, api yang sangat menyakitkan dan terus hidup, takkan ada bisa memadamkannya kecuali penggunanya ingin menghentikannya sendiri.

Dan serangan itu kecepatannya tinggi sekali bahkan Celis tidak bisa melihatnya.

Tapi apa yang terjadi, diluar dugaan.

Pertarungan mereka dihentikan oleh seseorang.

Dia menahan pukulan Firman hanya menggunakan telunjuk jarinya.

Mereka berdua terkejut ada yang lebih cepat dari Firman.

Dia adalah Wali Guru Kelas 2 Swordmaster.

Mereka berdua mengatakan kalimat yang sama

"Bapak Guru George?!"

Firman melepaskan Celis dan mundur perlahan.

pak George melihat ke jarinya seperti ada yang membakarnya

"ini sangat panas sekali, bisakah kau memadamkannya?"

"Maafkan saya pak!"

Api hitam pekat padam.

"Pulanglah ke kelasmu Firman, ini sudah jam pelajaran."

"Iya pak, saya duluan."

"Jangan lupa bajunya masukkan."

Firman kembali ke kelasnya, dan tersisa mereka berdua.

"Celis, apa semuanya kau yang melakukannya?"

"Yah... Kurasa."

Celis menjawabnya sambil menggaruk kepalanya.

"Tenang saja, akan aku tutup kasus ini."

"Tapi... gimana caranya?"

"akan aku bicarakan nanti."

Keesokan harinya, Celis dipindahkan ke SMA Biru. Sekolah yang lumayan jauh dari rumah pak George.

Dan Celis berada di kelas yang sama yaitu Kelas 2 Swordmaster, tapi memiliki suasana yang jauh berbeda.

"Nama ku adalah Celis Von D'e. sebelumnya aku di sekolah SMA Merak, Salam kenal semuanya."

Seisi kelas menepukkan tangannya dan Celis duduk di bangku paling belakang.

Kemarin. Pak George melaporkan insiden tersebut ke polisi dan penjaga Cctv lah yang jadi kambing hitamnya. aku dan Rehan menjadi korban dari insiden.

Rehan dibawa ke rumah sakit jiwa karena mengalami syok berat dan aku dikeluarkan oleh pihak sekolah, makanya aku pindah ke sekolah SMA Biru.

yah, mendingan, dia jarang buli aku makanya ku buat gila doang. mereka yang lainlah yang sering buli aku, terutama Eja.

Eja ku buat takut dengan Aura gelap dari Pedang Katana, menekannya sehingga memenuhi ruangan. Dia bahkan tidak dapat bergerak sedikitpun, karena takut.

lalu aku membuat pisau dari kekuatan Cahaya hitamku untuk Rehan dan menyuruhnya menyiksa Eja untukku.

Lumayan sih untuk kroco, tapi kenapa pak George bertanya padaku?

di dalam mobil yang sedang di perjalanan.

"kenapa kau berani membunuh manusia?"

"apa yang lebih sakit dari luka fisik? jawabannya adalah hati, sakit hati dibalas kematian, bukankah itu setara?"

hmm, aku rasa ada alasannya dia menanyakan itu.

Hari sial

Jam 10.45 WITA, bel istirahat berbunyi. Celis duduk santai selalu melamun keluar. dia melihat ada seseorang yang sedang bermain handphone lalu Celis teringat dengan sesuatu.

"ah ya, hp si gendut bau itu."

Mengambil hp dari kantong dan melihat lihat hpnya, Celis senang dan tersenyum lebar.

"Hp ipon cuk, kameranya bagus bat gilak." ternyata hpnya terkunci, "yaelah gimana ni, kalau ga salah.." Celis mencoba mengingat sandinya namun salah.

Laki laki mendatangi Celis yang risih karena tidak tau pasword hpnya. dia terheran-heran melihat Celis dan bertanya.

"Apa kamu lupa passwordnya?"

Berambut hitam, rapi belah dua, memakai kacamata kotak, dan terkesan culun. tentu mengenakan seragam karena dia adalah teman sekelas.

"eee, ya aku lupa, siapa kamu?"

"Aku adalah Brand, sang dokter hp terkeren, terkenal, terhebat, jenius dan terganteng sepanjang sejarah, hahaha!!!" Brand terlalu banyak tingkah laku aneh, bocah yang selalu bersemangat.

Aku pikir dia wibu nolep yang sok asik. begitulah tanggapan Celis terhadap brand.

Celis menanggapi dengan datar membalas "ya." lalu menutup hpnya ke meja sambil melihat lagi keluar.

Brand terdiam, mencari ide supaya Celis bisa menghargainya.

"Kamu ga butuh bantuanku ya? apakah itu serius, ohh... mungkin saja, pacarmu akan merindukanmu karena kamu tidak bisa membalas pesannya karena kau terjebak di layar kunci, sungguh menyedihkan, pasti dia sedih, dia sangat sedih... lalu! setelah beberapa hari kemudian kamu ga balas chat dia, dia memblokir nomormu dan mencari pasangan lain, yang lebih ganteng, ga cuman ganteng tapi tajir, banyak uangnya, pacarmu akan nyaman dengan itu karena dia selalu dipenuhi keinginannya."

Celis terdiam sejenak, teringat dengan chattingannya sedang seseorang yang begitu mesra. Celis menghela napas lalu memberikan hpnya pada Brand.

Dia terpancing! Brand mengucap dalam hati dengan senang

"Jangan membuka yang lain selain membuka kuncinya!"

"Itulah tujuanku membantumu."

Setelah aku buka sandi hpnya, aku bisa melihat semua isinya tanpa membuka semua aplikasi yang ada di HP nya karena itu adalah teknik yang aku dapatkan oleh penyihir misterius saat itu.

Brand berhasil membuka, saat-saat layar utama terlihat dengan jelas, Brand sudah menggila.

Sedikit lagi! aku akan mengetahui semuanya, kalau ada saldonya akan aku curi.

Setelah layar utama terlihat, kumpulan data-data masuk kedalam matanya.

NJIRRR!!! 187juta SALDOOO!!!!

Brand mengembalikan hp Celis dan tersenyum lebar pergi keluar.

"Wibu aneh."

Celis mengganti semua data Rehan yang ada di hpnya dan merubahnya menjadi milik Celis sepenuhnya, termasuk mengganti semua pasword yang ada.

Lanjut, Jam 14.45 WITA, bell pulang berbunyi semua murid keluar dari kelas dan pulang kerumah.

Celis berniat ingin mengelilingi sekolah sementara sebelum sore. beberapa saat kemudian setelah berkeliling, Celis stop di belakang kelas 3 Wizards, melihat 2 berandalan laki laki berbadan besar dengan bajunya keluar dan 1 perempuan cantik berambut panjang di ikat satu sedang di jegat mereka.

"He Mitha! adakah 30ribu!?"

"Maafkan aku kak Seto, aku ga bawa uang hari ini."

Teman berandal menyambung.

"Apa lu lupa? lu kan udah janji kemarin mau ngasih kami 30ribu!!"

Mitha gemetar ketakutan.

"Tapi aku, harus nabung supaya bisa beli akun firefree."

Seto memerintah temannya.

"Bagas!"

Bagas bola energi yang mengurung Mitha dan lalu Seto membakarnya didalamnya. Mitha berteriak kesakitan.

"AAARRRHHGGG!!!!!"

Mereka berdua kesenangan namun hanya sementara, Celis datang menghampiri mereka dan berkata.

"Sepertinya menyenangkan sekali memb*li yang lemah, tapi aku penasaran apakah kalian begitu juga ketika aku memb*li kalian?"

Seto memadamkannya apinya, kondisi tubuh Mitha terluka bakar secara keseluruhan dan mukanya hampir ikut terbakar.

Mereka meladeni Celis.

"Lu siapa?"

"Aku? siapa? mana tau."

Mereka kesal karena ditanya ga dijawab, dengan percaya diri Seto melemparkan bola api kearah Celis namun dengan mudah Celis menghadapinya dengan menghempas ujung sarung ke bola api, bola apinya terbelah dua dan padam.

Mereka terkejut melihat respon Celis yang mustahil, menangkis bola api hanya dengan ujung sarung pedang.

"dia dengan santai merespon bola apiku!?"

Bagas tak hanya diam, mengurung Celis menggunakan lima lapis bola energi yang membuat Celis melayang di udara, tapi. Ayunan pedang yang diciptakan oleh keterampilan dan kecepatan tinggi yang tidak bisa ditangkap oleh mata manusia, lapisan bola energi pecah dan berhamburan seperti pasir.

Celis mendaratkan kakinya ketanah, memberi jari tengah kepada mereka sambil tersenyum tipis dan memandang arah lain, Celis sangat menyepelekan dan mengejek mereka.

"Astaga... masa cuma segini anak kelas 3 Wirazd?"

Njir, ni pedang ringan banget!

Mitha tersanjung karena teknik perpedangan yang sangat keren.

Kerennn.

Seto dan Bagas tak bisa bergerak sedikitpun dan terdiam.

Celis maju dengan percaya diri tinggi, dalam benaknya, mereka sama seperti trio kroco yang dia lawan padahal sebenarnya ini adalah jebakan.

Celis tidak dapat melangkah lagi, kakinya berat sekali.

"Apa-apaan nih?!"

"Ini adalah sihirku! Nrodje Ghlit"

Nrodje Ghlit adalah Sihir Bagas yang menciptakan jalan cahaya yang mengunci targetnya dan ketika menginjaknya maka kakinya akan terasa berat bahkan lebih berat dari bilangan ton.

Aku gabisa gerak, kalau gini mah...

Selanjutnya, Bagas dan Seto pergi meninggalkan Celis yang kakinya tergantung di pohon dengan sihir energi Bagas, kondisi Celis juga bonyok sudah menjelaskan bahwa dia kalah telak.

"Uhh... padahal udah mengkeren kenapa harus kalah?"

Mitha yang masih ada disana, melihat Celis yang tergantung.

Celis bingung ternyata dia masih ada disini.

"Lu ga pulang?"

"Bentaran, bantu kamu dulu."

"Bantu aku?"

"Noble."

Sihir yang meniadakan sihir. Celis terjatuh dari atas dengan kepalanya duluan mendarat.

Celis berdiri tegak membersihkan kotoran dibaju.

"Tadi itu sihir apa?"

"Nullfikasi atau meniadakan sihir."

"Anjay keren banget."

"Hah? keren? cuma meniadakan sihir doang."

"Keren itu njir, bayangin aja gua ada sihir type kayak lu behhh gilak. tanpa ragu maju paling depan, tanpa memikirkan sihir yang akan datang."

Mitha terdiam tidak enakan.

Mungkin dia gatau betapa sialnya ini sihir.

"Ohya, kamu kelas mana?"

"Kelas? kelas 1 Wirazd."

Celis membelah pohon disamping kiri, itu tidak terlihat oleh mata Mitha, dia hanya memasukkan pedang kesarungnya saja.

Celis mengeluarkan Aura gelap yang menakutkan.

Mitha terdiam sekali lagi, tapi dengan ketakutan yang intens, bercucuran peluh.

"kau, bodoh sekali!"

Celis menonjok kepala Mitha.

"Aduh."

"Semisalnya bisa pindah jurusan Wirazd ke Swordmaster, ku sarankan kamu pindah ke Swordmaster dan aku akan mengajarimu cara perpedangan dengan benar."

Celis pergi meninggalkan Mitha sendirian.

Mitha tersipu malu mendengar kalimat terakhirnya.

"Aww, aku akan mengajarimu cara perpedangan dengan benar." sambil memperagakan gaya keren-nya.

"Aku mau coba besok ngomong dengan wali guru."

Setelahnya, Jam 19.00 WITA. Celis duduk disofa rumah sendiri, karena menerima permintaan George, dia diberikan sedikit fasilitas dan biaya untuk hidup dirumah sendiri.

"Akhirnya, ada lampu hahaha, ohya aku hampir kelupaan."

10 menit kemudian, Celis men-charger HP lamanya.

"Wleowleo, aku akhirnya bisa main HP lagi, karena kematian orangtuaku aku jadi anak primitif. aku makan saja harus nyuri dulu baru bisa makan, aku hampir jadi tahanan gara-gara Cctv sialan."

HP lama menyala, baterai 1.

"Uwuwuwu, akhirnya aku bisa chattan dengan si anu!! bahahahaha!!"

Selesai menyalin foto, video, nomor, dan kartu hp ke hp yang baru.

Kemudian dia membuka WhatsApp, mencari seseorang di kontak dan ketemu.

"Ketemu!!!"

Kontak bernama Putri.

Putri adalah wanita yang Celis dianggap "ibu" karena dia selalu memberikan perhatian lebih dan perhatian itu seperti memanjakan anak kecil yang membuat Celis nyaman dengannya.

Pipi Celis memerah sambil mengetik "hai" dan saat dikirim Celis ada peringatan yang bertulisan.

"NOMOR TELEPON INI TELAH DIBATASI OLEH PEMERINTAH PUSAT."

Celis membatu, bersamaan berkata

"Ha?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!