NovelToon NovelToon

Find Love

Bab 1 Duka Leona

Sinar matahari nampak menerobos masuk ke sela sela lubang lubang yang ada di dinding.

Sebuah gubuk kecil berada di sebuah desa yang tidak jauh dari kota.

" Emmmm udah pagi " seorang gadis nampak mengeliat sambil mengerjapkan matanya.

"Jam setengah 7 " melirik jam weker yang berada di atas nakas.

" Astaga aku hari ini piket " gumamnya sambil lari terbirit-birit menuju kamar mandi tak lupa membawa seragam sekolahnya.

Setelah selesai bersiap siap langsung berlari keluar dari kamar dan segera berangkat ke sekolah.

" Bapak pasti dah berangkat " tanpa sarapan gadis itu langsung menaiki motor yang selalu di bawanya ke sekolah.

*******~~~~

Tiba di tempat parkir seorang gadis cantik itu langsung menuju gerbang yang mana terdapat 2 gerbang yang ada di sekolah tersebut, gerbang utama saat memasuki gedung sekolah dan gerbang ke 2 saat hendak memasuki area kelas. Saat sampai di gerbang ke 2 gadis tersebut terkejut dengan sesorang yang memanggil namanya.

"LEONA..........." teriak seorang gadis sebayanya.

LEONA GRACCIA

Ya, Yang di panggil adalah si pemeran utama seorang gadis cantik yang memiliki body ideal yang dikagumi seorang laki laki normal. Dengan mata hitam khas Wanita Asia.

Kania Valeria Rebecca

Sahabat si pemeran utama yang memiliki sifat biasa tetapi hidup dengan berbagai harta kekayaan keluarga. Cantik tentu saja itu adalah kata yang selalu melekat pada wanita, tinggi, dengan kecerdasan yang standar pada usia tingkatannya.

Kenan Putra Seregar

Tampan adalah kata yang tepat untuk menggambarkan seorang pria hidung mancung,bibir sexsi dengan alis yang tebal. Memiliki tinggi badan sekitar 172 cm dan postur tubuh atletisnya membuat kaum hawa tanpa kedip.

Lucas Aditya Miller

Setatus seperti layaknya Kania Valeria Rebecca yang memiliki darah keturunan dari 2 negara. Tetapi kecerdasan melebih gadis

cerewet itu. Memiliki paras tampan dengan wajah baby face, tinggi badan 170, di juluki si pintar atau si jenius karena memiliki IQ di atas rata-rata seperti Leona. Karena sebagai murid yang teladan, disiplin, dan dapat di percaya.

Lexi Kiara Zivanna

Gadis cantik,cuek, tomboy tapi jago masak. Memiliki sisi feminim yang tak di ketahui orang.

Tania Widia Astuti

Pemeran antagonis yang memiliki paras cantik, tinggi standard cewek pada umumnya.

Serril Andini

Sahabat pemeran antagonis yaitu Tania Widia Astuti.

Next

"Apaan?" Mengernyitkan dahi sambil melirik seorang gadis di sebelahnya.

" Heheh gak ada, cuma ingin jalan bareng aja" jawabnya sambil cengengesan.

"Tumben amat lho sudah sampai?"

"Tumben apaan, sudah jam 7 kurang 15 menit kali"

" Oh iya, lupa gue"

"Lupa?" Tanya heran Kania

"Iya kan gue mesti piket hari ini"

" Hey are you kidding me?, sejak kapan Lo perduli piket?" Sambil meletakkan punggung tangannya di dahi Leona

" Hish, gak jadilah, udah hampir masuk" menepis kasar tangan Kania

"Hahaha niat aja dari rumah sampai jalan udah kesambet setan"

"Yee,gue kan mau insaf, TOBAT" menekan kalimat terakhirnya

"Insaf apaan gak mungkin dah, Lo itu Tibot bukan tobat yang ada"

" Apaan itu tibot?"

"Tidak Berhenti bacot"

"Garing"

"Enak dong krispi hihihi"

Keduanya berjalan menuju kelas dengan bercakap cakap banyak hal sampai di depan kelas. Mereka langsung menuju tempat duduknya yang sebangku itu.

"Eh si sexsi, ini kelas sudah bersih aja " puji Kania sekaligus menyapa

"Heemmm" hanya dibahas deheman oleh sang lawan bicara karena tidak penting.

"Irit amat" kesal Kania

"Le Lo buang tu sampah di depan" perintah si Lexi

"Ok" sambil melangkah pergi keluar kelas

" Mbak Lo kenapa?"tanya Lexi heran mendekati Kania. Pasalnya dia tak pernah melihat Leona yang bersih bersih apalagi mau di perintah oleh siswa.

"Wah Lo bisa ngomong" binar mata Kania

"Eh Lo ngatain gue bisu?"

"Enggak, Lo kan irit kata"

"Leona kenapa? Nggak biasanya di perintah nurut macam anak a*****"

"Entahlah,kesambet kali"

Bel masuk pun berbunyi nyaring menandakan waktunya pembelajaran di mulai.

Tok tok tok

"Dari mana kalian" tanya guru yang berusia sekitar hampir kepala 4.

"Habis buang sampah Bu"ucap santai Leona

"Dan kamu?" Leona menoleh yang di tunjuk guru yang ada didepannya yang mengarah di belakangnya.

" Saya ikut juga Bu"jawab laki laki yang di tunjuk

"Benar begitu Leona?"tatap Bu guru yang bername tag Rahayu

"I-i-iya Bu Kenan tadi ikut hehehehe" menetralkan kegugupannya dengan cengengesan.

"Thank you cantik" bisik Kenan

"Ya sudah duduk di tempat kalian masing masing"

"Siap Bu" jawab serempak Kenan dan Leona

Pelajaran telah usai bel pun berbunyi nyaring menandakan istirahat bagi manusia di sekolah SMA Cahaya Petunjuk.

"Kantin kuy" ajak Leona

"Tumben amat Lo, nggak bawa bekal?"

"Iya nih belum sarapan juga"

"Yuuup capcuss" ucap si cuek tiba tiba melangkahkan kakinya

"Eh si sexsi kesambet apaan tuh" bisik Leona tapi masih kedengaran yang bersangkutan

"Tau tuh dari pagi setelah perintah Lo, orangnya juga gitu"

"Masa sih "

"Iya dia malah yang nanyain Lo kenapa? Eh taunya dia yang kesambet"

"Enak aja Lo pada ngatain gue kesambet" langkahnya terhenti saat mendengar gosipan tentang dirinya semakin menjadi jadi kemudian menoleh dan berbalik kebelakang.

"Hehehe enggak kok cuma kaget aja udah normal, iya nggak Le?"

"Heheheh iya ***"

"Ngapain Lo pada manggil gue *** sih jijik tau gak? Nih nama gue Lexi Kiara Zivanna not *** or sexsi panggilnya Kiara aja biar gak jijik" jelas Kiara panjang kali lebar

"Wowww tanggal berapa nih Le?"

"Ngapain nanyain tanggal Lo"

"Kali aja ini hari spesial seorang sexsi..... Eh maksudku Lexi ah iya Kiara, dia bicara panjang kali lebar gitu "

"Kenapa?"tanya Leona pada Kiara

"Enggak, cuma mau berteman dengan kalian,lebih dekat gitu"

Kania dan Leona hanya ber 'o' ria

Sesampai di kantin mereka duduk di dekat pohon yang rindang area luar kantin.

"Eh mau pesen apaan ?"

"Biasa samain punya Lo aja" jawab Leona pada Kania

"Lo Si?"

"Kiara, bukan si" jelas Kiara

"Ah iya, maksud gue itu"

"Samain"

Kemudian Kania pergi menuju ke penjual makanan di kantin dan kembali lagi membawa makanan. Dan di ikuti oleh dua cowok tampan yang bertubuh atletis.

"Eh, ciwi ciwi cantik pada makan ya?" Ucap Kenan langsung menggeser duduk Kania yang berada di samping Leona.

Sedangkan Lucas berada di samping Kiara dengan santainya.

"Hish mengganggu aja Lo" kesal Kania pada Kenan yang menggesernya.

"Eh, cantik tadi terima kasih ya bantuannya" ucap Kenan tulus

"Heemmm" dijawab deheman dari Leona yang mengunyah makanannya.

"Ini yang bayar nanti gue deh sebagai ucapan terima kasih"

Lucas beranjak dari kursi ingin memesan makanannya dan sang makhluk playboy itu. Suasana terasa hening di bangku Meraka karena masih khusu' makan sampai makanan habis masuk dalam lambung lambung mereka walaupun kantin nampak sangat ramai.

"Eh udah selesai nih,ayo balik kekelas" ucap Kania memecah keheningan

"Tunggu gue belum selesai nih, mau beli camilan dulu " Tanya Kiara

"Udah gak usah tuh ada nenek sihir" tunjuk Kania pada 2 orang siswi yang menghampiri mereka

"Ya udah, yuk Le" Kiara sambil menarik tangan Leona

"Tunggu kok gue ditinggal sih" Kenan hendak mengejar Leona dan temannya

" eh beb mau kemana? ayo duduk sini makan sama ayang Tania"

"hiii ayo le pergi aja ada nenek sihir" ucap Kenan sambil menarik lengan Leona

awas aja Lo ja**** sumpah serapah Tania dalam hati

*********~~~~~*********

Malam harinya nampak seorang pria paruh baya yang berjalan menuju sebuah kursi kayu tua namun terlihat masih kokoh. Si pria paruh baya itu duduk sambil mengatur nafas yang hampir habis, sesak itulah yang dirasakannya saat ini. Dan melihat sang gadis baru memasuki pintu dan memijakkan kaki ke dalam rumah yang jauh dari kata mewah.

"Bapak, Kenapa? Apakah kabuh lagi? Astaga ayo cepat pak kita ke dokter" kekhawatiran sang gadis sudah pada level puncak

"Ti - dak - us- sah - Ci, hufffth" ucap Wiji ayah Leona sambil mengatur nafas yang terlihat sangat sulit karena asma yang dideritanya.

" Ayo cepat pak kali ini mohon ikutlah saran Cia" tangis Leona yang sudah tidak dapat membendung air bening yang terus mengalir dari matanya.

Tanpa kata apapun keduanya menuju ke dokter.

*******~~~~~*****

"Ci kalau Bapak menyusul Ibu mu kamu bahagia ya disini, jaga diri baik-baik, udah besar harus rajin, yang pintar supaya bisa mencapai impian, kan impian Cia ingin jadi CEO, Presdir atau Investor ya sejenis itulah, kan itu juga harus memiliki otak yang cerdas, Nanti teman bapak akan memberi bantuan kepadamu Ci, nggak papa kan kalau kamu mesti sekolah sambil kerja?" Ucap pria paruh baya yang terbaring lemah disamping tabung oksigen dengan lembut bahkan sampai hampir hilang suaranya.

"Bapak jangan katakan seperti itu Cia mohon, Cia tidak punya siapa-siapa selain bapak saat ini, ok Cia akan sekolah sambil kerja dan bapak harus sembuh dan santai di rumah tapi jangan tinggalkan Cia sendiri, Ci-ci-ci-a nggak punya siapa-siapa lagi hiks hiks hiks hiks hiks hiks" pinta Leona sambil nangis sesenggukan.

" Jangan nangis dong, Cia kan anak yang kuat sudah dewasa lagi tidak malu hemmm" ucap Wiji disertai senyuman lemahnya

" Aku sayang Bapak, tetaplah disini sampai aku bisa membahagiakan bapak "

" Bapak juga sayang Cia, Bapak sudah bahagia jika melihat Cia bahagia, bapak ha- harus per-gi, ku -kuatlah da-dan baha-gi-gia se-la-lu....." Ucapan Wiji saat menghadapi sakaratul maut. Dan kemudian mengucapkan doa atau dua kalimat syahadat dan doa lainya yang tak bisa didengar Leona karena hanya terlihat gerakan bibir tanpa suara dan lebih keras suara tangisannya saat sakaratul maut sang bapak . Sampai tiba sebuah monitor berbunyi.

Tiiiiiiiiiit tiiiiiiiiiit tiiiiiiiiiiiiiiiiiiit

"Bapak bangun pak Cia mohonnnn jangan tinggalkan Cia sendiriiiii hiks hiks hiks" terik Leona dan kemudian para tenaga medis masuk dan mengecek denyut nadi pasien. Seketika pandangan Leona gelap dan jatuh pingsan

*********~~~*******

" Adek sudah bangun, apa ada yang sakit?"

Leona menggelengkan kepala dan dia sadar masih dirumah sakit tandanya jenazah bapaknya masih di rumah sakit

"Bapak bapak hiks hiks hiks hiks" tanpa menghiraukan pertanyaan sang dokter Leona bergegas menuju bapaknya yang terbaring dan kini sudah tidak bernyawa.

" Dek sebaiknya kamu meminta anggota keluarga mu yang lain untuk mengurus jenazah orang tuamu agar segera di makamkan"

"I-i-iya dok" jawabnya sambil sesenggukan

Kemudian Leona menelfon Kania karena hanya Kania yang masih ada untuk bisa diandalkan dalam situasi apapun.

" Bek,bek ka hiks hiks hiks "

"Ada apa Ci? Kenapa menangis?" terdengar suara Kania yang meninggi bukan marah tapi khawatir.

"Bapak ku hiks hiks mening - gal hiks hiks hiks"

"Astaga,turut berduka cita ya? Ok gue akan minta tolong bokap nyokap gue untuk mengurus proses pemakaman bapak Lo sesuai agama Lo ya, Lo harus kuat ok aku akan selalu ada buat Lo"

"Ma - ma - kasih bek Lo selalu ada buat gue hiks hiks hiks"

" Ok sudah ya Lo yang tenang gue akan ke rumah Lo ngurus semuanya"

"Iya bek gue akan bawa jenazah bapak gue hiks hiks hiks pulang hiks hiks"

Seketika saluran telepon putus Leona segera lari untuk mengurus proses pemulangan jenazah meskipun dia masih agak kebingungan syarat - syaratnya tapi dia berusaha memenuhinya dan membawa jenazah bapaknya pulang

**********~~~~*****

Sesampainya di rumah nampak sangat ramai karena warga berkumpul untuk melakukan beberapa proses yang harus dilakukan sebelum pemakaman. Jenazah di keluarkan dan di baringkan di sebuah dipan karena hari sudah gelap maka pemakaman dilakukan pagi hari sehingga malam ini hanya memandikan jenazah lalu membacakan doa-doa.

Matahari sudah bersinar dari arah timur tandanya sudah pagi dan prosesi pemakaman akan dilanjutkan serta menunggu tempat terakhir sang jenazah dibumi ini yaitu di bawah tanah telah selesai di buat.

Tangis Leona tidak henti-hentinya di pelukan sang sahabatnya karena kehilangan sosok ayah yang merangkap menjadi ibu beberapa tahun ini. Sesudah kehilangan sang nenek yang sangat di cintai lalu kehilangan ibunya dan kini kehilangan ayahnya, sungguh kenapa harus ada kematian? Kenapa harus ada kesedihan? Pikir Leona

" Bek kenapa semua orang meninggalkan gue hiks hiks hiks hiks apa Lo akan meninggalkan gue juga hiks hiks hiks, kenapa harus secepat ini bapak gue pergi bahkan gue merasa baru kemarin ibu gue pergi hiks hiks hiks mereka pergi selamanya bek gue sendirian di sini hiks hiks hiks lebih baik gue ikut mereka bek hiks hiks hiks"

" Tenang Ci mungkin Tuhan lebih sayang sama kedua orang tua Lo, dan ya Lo harus kuat seperti keinginan bapak Lo, Lo nggak sendiri Ci ada gue, mama gue,papa gue kami selalu ada buat Lo Ci"

"Makasih bek hanya Lo yang ada buat gue sekarang meskipun Lo berbeda sama gue hiks hiks hiks"

"Kita tidak berbeda kita sama saja kok jangan sungkan gitu sama gue,ok kita kan saudara"

Jenazah ditaruh di sebuah keranda dan di solati setelah itu memintakan permohonan maaf untuk jenazah selama hidupnya.

Leona kini tengah mengikuti proses terakhir dimana tempat terakhir sang bapaknya.

Pemakaman dilakukan sampai selesai.

" Bapak maafin Cia yang selalu membangkang,selalu berkata kasar, dan tidak bisa membahagiakan bapak, Cia akan bahagia kok sesuai keinginan bapak, dan semoga bapak tenang disana bersama ibu, Cia akan berusaha ikhlas"

" Ayo ci kita pulang ada teman bapak mu yang menunggumu di rumah"

" Ya sudah ayo"

Dengan langkah lesu dan menunduk, Leona berjalan menuju tempat parkir kendaraan.

****

"Assalamualaikum" salam Leona

" Leona saya Raharja teman bapak mu, bapak mu menitipkan kamu pada saya jadi saya mohon kamu mau untuk tinggal bersama saya" ucap bapak Raharja teman ayah Leona.

"Okh iya bapak saya juga sudah berpesan agar saya bekerja bersama pak Raharja tapi bapak saya tidak mengatakan bahwa saya harus tinggal bersama anda pak, jadi saya akan tetap tinggal di rumah saya sendiri, terimakasih atas tawarannya pak saya tidak mau merepotkan" tolak halus Leona dengan menjaga tutur katanya agar tidak menyinggung perasaan teman bapaknya.

" Ayolah Leona kamu akan kesepian disini sendiri" pinta ibu Tari istri dari bapak Raharja

"Nggak papa kok Bu terimakasih sekali lagi, tapi maaf saya ingin mengenang kenangan di rumah ini"

" Ok baiklah, kamu akan bekerja di cafe kami kapan kamu akan memulainya?"

"Mungkin sekitar seminggu lagi baru akan saya bisa, apakah boleh?"

" Tidak perlu sungkan nak,nanti Roy akan menjemputmu"

"Tidak perlu repot-repot pak"

"Tidak kok, ya sudah kita pulang dulu"

Setelah kepergian sepasang suami istri itu Kania Rebecca menghampiri sahabatnya yang masih dalam suasana duka.

"Are you ok sist? tanya Kania

"Gue baik kok, oh ya bokap nyokap Lo mana?"

"Udah pulang tadi nggak sempet pamit ke Lo jadi hanya nitip salam saja"

"Okh, kok Lo nggak ikut?"

"Gue akan menemani Lo"

" Makasih bek, gue sayang sama Lo deh" ucap Leona menghambur ke pelukan sahabatnya.

"Gue juga sayang Lo kok,jadi jangan merasa kalau Lo sendirian,ok"

"Ok"

"Ya udah yuk istirahat dari kemarin Lo belum istirahat" ajak Kania Rebecca dia tahu bahwa sahabatnya tidak bisa tidur kemarin dan saat ini mungkin lelah karena terus menerus menangis, akan lebih baik jika di Istirahatkan sejenak

Keduanya sudah menyusuri alam mimpi indah mereka masing-masing. Berbeda di kediaman Raharja yang nampak memikirkan sebuah cara untuk mengajak gadis cantik nan manis ke kediamannya.

" Bagaimana caranya agar Leona mau tinggal di sini ya ma?" Tanya binggung pak Raharja.

"Lebih baik jodohkan saja sama Roy pa" saran ibu Tari

"Tapi ma Roy kan sudah punya kekasih"

"Kekasihnya gak bener pa, lagi pula juga Roy gak pernah cinta sama wanita manapun"

"Terserah mama saja " kata pak Raharja pada sang istri dan dibalas dengan senyum puas yang terbit di wajah wanita yang berumur kepala 4 itu dan membayangkan hal hal yang menarik menurutnya.

Setelah Raharja tidak terlihat yang sudah masuk di kamar tidur miliknya dan sang istri kini terlihat pemuda tampan, berotot dan bertubuh atletis mengenakan celana selutut disertai kaos putih yang membentuk tubuh yang sempurna.

" Malam ma, kenapa senyum-senyum gitu" heran sang pemuda sambil duduk di sebrang ibunya dan meneguk segelas air putih.

" Kamu akan nikah dengan Leona" ucap to the points Tari

"Uhuk uhuk uhuk" Roy tersedak air minumnya.

"Biasa aja lah Roy,jangan mati dulu ya sebelum mama punya cucu"

" Hish mama apaan sih aku kan sudah punya pacar, lagian sudah gak jaman pakai jodoh jodohan kebanyakan menonton sinetron sama baca bole novel nih mama"

"Gak ada penolakan kamu harus putusin pacarmu itu"

" Astaga ma baru 3 bulan yang lalu aku jadian"

" Biarin lah lagian kan kamu nggak serius kan sama pacarmu itu"

" Kali ini aku serius ma sama dia, lagian aku gak kenal sama cewek yang mama sebut tadi"

"Kenalanlah,dia mau kerja di tempat kamu, kalau kamu serius sama pacar kamu kenapa nggak diajak kesini kenalin sama mama nanti mama akan nikahkan sekalian"

" Tuh kan main nikah aja, kita belum siap lagian sama-sama sibuk juga ma " melas Roy agar sang mama memahami raut wajahnya yang dibuat-buat itu

" Udah, gak ada penolakan" berjalan menuju kamarnya meninggalkan Roy yang masih syok

" Ya kali gue nikah, ah tau dah pusing"

Bab 2 lamaran pekerjaan

Seminggu berlalu setelah kematian bapaknya, hari pertama bagi Leona yang akan memulai kerja di cafe teman bapaknya.

"Ci Lo serius mau kerja di cafenya teman bapak Lo " tanya Kania sebenarnya dia tidak begitu tega membiarkan sahabatnya bekerja sedangkan anak di usianya masih pada menikmati uang orang tuanya termasuk dirinya.

" Iya be gue kan butuh makan" jawab santai Leona

" Ye makan kan di rumah gue juga bisa lagian Lo tinggal sama gue aja ngapa ?"

" Nggak deh nyusahin aja gue, kan gue juga sering main rumah Lo Be"

" tapi__-"

"Udah ah gue pergi dulu"

Kania menatap Leona perlahan menjauh yang menaiki motor metiknya, dia tidak habis pikir apakah sang sahabat mampu bekerja jika dipikir-pikir sahabatnya itu cukup malas seperti dirinya.

*********~~~**********

café cwn

setelah memarkirkan sepeda motornya Leona hendak masuk ke dalam tetapi dia belum berani antara malu disertai takut. Malu karenanya takut diusir sih sebenarnya.

Dengan membaca basmalah dia memantapkan langkah kakinya menuju sang pemilik tempat tersebut guna melamar pekerjaan.

"Assalamualaikum, mbak pak Roy nya ada?" Tanya sopan Leona pada kasir cafe

" Ada, bentar saya panggilkan silahkan duduk" jawab si wanita yang menduduki kursi kasir.

" Iya mbak"

5 menit

Saat kedatangan Roy terlihat, Leona berdiri, dan memandang Roy dari atas sampai bawah.

Lumayanlah, 7 untuk seumuran om om. Penilaian dalam hati Leona

" Eh silahkan duduk, kamu Leona kan ?" Kata Roy

"Iya" Jawab singkat

nih anak cantik juga, pantesan mama keukeh jadiin mantu

" Kata orang tuaku kamu akan bekerja setelah pulang sekolah sampai jam 8 malam, sebagai pelayan, dan gaji kamu sekitar 2 jutaan itu sudah bersih"

"Ok, kapan?"

"Apanya?"

"Mulai"

"Okh, sekarang juga bisa emmm terserah kamu sih karena kamu masukan dari orang tua ku "

"Ok, sekarang saja,saya harap anda memperlakukan semua sama" ucap datar Leona.

"Sil tolong atar Leona ganti pakaian" gila formal banget, emang gitu kali ya sopan santun nya anak SMA dasar labil, lagian siapa yang akan memperlakukan dia spesial sih pede amat perintahnya pada Sisil

"Siap bos, ayo mbak"

********~~***

setelah menunggu Leona, Sisil datang membawa satu setel seragam cafe lalu memberikan pada Leona. Lantas Leona segera ganti baju ke ruang ganti.

"Ok ini baju kamu, setelah ganti nanti saya akan perkenalkan pada yang lain"

"Ok terimakasih mbak"

5 minutes later

"Mbak udah selesai?,ayo " ajak Sisil

" Panggil Leona aja mbak, kayak nya tuaan mbak deh"

"Hehehe iya ya"

Selesai ganti pakan Leona Dan Sisil menuju sebuah ruangan agak kecil yang lumayan nyaman, tempat itu di rancang untuk rapat kecil bagi karyawan semacam briefing sekaligus sebagai tempat istirahat juga.

"Hai guys, mohon perhatiannya"

"Siapa itu sil?" Celetuk salah satu wanita pegawai cafe

" Anak baru, silahkan perkenalkan nama lo"

"Hai namaku Leona Graccia, umur 17 tahun mohon bimbingannya" ucap Leona dengan gugup dan membungkukkan badan.

Leona selalu gugup jika harus berada di tempat ramai atau yang bersifat umum, dia lebih berani kalau hanya beberapa orang walaupun tidak bisa beladiri setidaknya kalau melarikan diri kan harus memilih jalan yang mudah. Apalagi di hari pertama pasti akan ada orang yang tidak suka atau iri terhadapnya walaupun itu udah hal biasa tetapi itu menjadi ketakutan tersendiri yang selalu ada kala pertama kalinya memulai sesuatu.

" Wah masih sekolah ya ?" Tanya Sisil yang baru menyadari bahwa Leona masih SMA

" Hehehehe iya Mbak"

Cantik. Gumam laki laki diantara mereka

"Ya sudah silahkan lanjutkan kerja masing-masing"

" Le tugasmu memberikan pelayanan pada pelanggan di lantai 2 ya"

" Beda ya mbak?"

" Sedikit beda sih le, kamu di rekomendasikan langsung oleh bos jadi kamu di taruh di lantai 2, disana tempatnya sebagian VIP jadi lebih mudah"

"Okh gitu, terimakasih mbak"

***********~~~~~********

Hari mulai gelap dengan sinar rembulan yang remang dan lampu jalan menyorot wajah orang orang yang melintasi jalanan serta angin terasa dingin menusuk kulit tubuh gadis belia yang mengendarai motor metiknya. Dengan kecepatan sedang Leona menerjang jalan sambil melihat lihat pemandangan sekitar.

Sepasang mata Leona kini menatap sebuah gerobak bakso berwarna biru dengan penjual yang sudah tua, tampak kelelahan yang terlukis dari raut wajahnya. Mungkin baksonya belum habis kali ya atau sang penjual lagi nahan BAB pikir Leona.

Dengan perut yang keroncongan ditambah ingin makan makanan yang satu itu Leona segera menepi dari jalan dan memarkirkan motornya, lalu berjalan menghampiri sang penjual.

" Huh dingin, gak bawa jaket lagi, makan dulu deh" gerutu Leona di setiap perjalan

" Pak bakso sama es teh 1"

" Siap Neng"

Sambil menunggu Leona merogoh tasnya mengambil benda persegi panjang yang pipih, lalu membukanya dan mencari nama sahabatnya, kemudian menghubungkan panggilan bernama 'Bebe'

" Halo be, Lo ngapain?"

"Udah selesai kerja Lo dari tadi gue hubungi juga"

"Kenapa Lo, dirumah gue?

"No bukan gue tapi pangeran monyet Lo"

"Hah?"

"Iya si Kenan "

"Ngapai itu orang?"

Makasih pak" ucap Leona pada pedagang bakso disertai senyum dan anggukan yang dibalas hal sama oleh pedagang bakso.

"Dimana Lo ci sama bapak bapak Lo ya ?"

" Eh, gue lagi makan bakso Lo kesini gih"

"Ogah gue kerumah Lo langsung aja mau nginep"

"Ok gue akan pulang setelah ini, jangan lupa bawa camilan sama laptop Lo nanti kita nonton fast and furious"

"Idih mrintah aja Lo " kesal Kania langsung menutup panggilan sepihak

Setelah makan bakso Leona pulang, sampai di rumah belum melihat sang sahabat jadi Leona membersihkan diri dan sholat isya terlebih dahulu.

"Lah Lo dah pulang Ci?" Ucap Kania

" Kebiasaan deh Lo kalau kerumah orang nggak pakai permisi"

" Ye ini kan rumah Lo, hehehehe kan seperti rumah gue sendiri"

"Idih kata siapa ini rumah gue kali"

"Kan bapak Lo selalu bilang 'anggap aja rumah sendiri' ya gue anggap rumah gue lah"

"Udah ah yuk nonton" ajak Leona menuju kamarnya

sesampainya di tempat tidur Leona mereka menonton di laptop sambil rebahan, serta berceloteh ria.

"Eh, Be sumpah capek deh gue kerja seharian ini pijit dong" kata Leona memecahkan keheningan.

"Idih nggak mau gue, panggil tukang pijit sono"

" Nggak deh be nanti kakek kakek genit lagi hiiiii"

"Ye bilang aja nggak ada uang"

"Itu tau, be mending gue lebih baik jadi investor deh, gak usah kerja, tidur pun dapat uang"

"Yeeee emang Lo bisa, tidak semudah yang Lo bayangkan kali ci"

"Iya ya gue gak ada modal lagi" kata Leona

"Udah ah tidur aja yuk besok sekolah " lanjut Leona

" Bentar deh ci nanggung nih belum selesai"

"Tau ah gue tidur dulu"

Leona memposisikan tubuh hendak tidur tapi belum mengantuk.

" lah katanya mau tidur"

" nggak bisa be, belum ngantuk" Leona duduk kembali sambil menatap sang sahabat yang masih fokus pada layar laptopnya.

" be.." level pertama

" hemmm"

" be." level kedua

" hemmm"

"bebek" level ketiga sudah mencapai batas kesabaran paling puncak.

"apa sih panggilannya ih nggak banget"

"lagian cuma heemmm doang, nengok dong becca, mau curhat nih"

" apaan gue dengerin nih"

" be gue udah nggak tahan hidup kayaknya deh "

" jangan gila Lo, Lo mau bunuh diri" seketika Kania menoleh pada sang pembicara. Apakah sudah gila sahabatnya yang satu ini?pikir Kania

" enggak gue lelah aja hidup sendirian gak ada gunanya,banyak dosa pula kenapa tuhan nggak ambil gue aja dari pada bapak gue hiks hiks rasanya baru tadi bapak gue meninggal hiks hiks"

" sabar kan masih ada gue, mama, papa kami kan keluarga Lo, seharusnya Lo harus kuat buat memenuhi janji Lo pada bokap Lo kalau Lo bisa sukses ye kan, dah yuk tidur besok sekolah jangan sampai telat"

Bab 3 lamaran

Pagi harinya kedua gadis remaja sudah lengkap dengan seragam sekolah yang melekat ditubuh masing masing.

Berjalan menyusuri lorong lorong kelas yang berjejer bersama para murid lainnya.

" Ci, ayo ke kantin?"

" Enggak deh be gue diet hehehehe"

" Diet apaan tubuh Lo aja kayak ranting pohon"

" Diet uang hehehe"

"Udah gue yang bayar nanti, kan kita belum sarapan tadi"

" Gue nitip aja ya, bawa ke kelas, lagian udah hampir masuk nih bentar lagi"

" Iya ya, ya udah gak jadi deh hehehe"

" Hadeh, salah siapa bangunnya telat tadi"

Bel masuk berbunyi bertanda semua murid memulai pelajarannya di kelas masing-masing.

Tok tok tok

"Maaf pak terlambat" ucap remaja laki laki

" Kamu selalu saja terlambat, ya sudah sana duduk, besok kalau terlambat lebih dari 10 menit kamu tidak usah ikut pelajaran saya lagi" ujar pak Joko

Hufffth berarti kurang 5 menit dong, lebih baik gue tunggu 5 menit lagi tadi, biar gak usah ikut pelajaran gumam dalam hati si remaja laki-laki

" Eh, Ken Lo kurang 5 menit harusnya Lo itu nambah 5 menit lagi" kata si laki laki depan bangkunya saat sampai di tempat duduk.

" Yeee gue mana tau kali, kalo pak Joko bilang gitu" sesal Kenan

" Hust diam kalian, pak Joko bilang begitu tandanya Lo gak boleh ikut di jam pelajarannya terus menerus, jadi biar Lo gak naik kelas b***" lerai remaja laki laki berkacamata yang tidak lain adalah si Lucas sang sahabat Kenan.

" Gosip apa kalian " ucap pak Joko

" Hehehe gosok gosok makin sip pak" balas Kenan

Seketika tawa satu ruang tersebut pecah kecuali Leona yang jengah dengan tingkah temannya yang satu itu menurutnya sangat garing. Pelajaran dilanjut dengan serius sampai jam istirahat.

" Ayo ci ke kantin?" ajak Kania

" Ajak tu si sexsi "

" Huh jangan panggil gue sexsi udah berapa kali gue bilang" kesal Lexi

" Itu tu panggilan sayang tau"

" Idih ogah gue sayang sayangan sama Lo gue masih normal kali"

" Ah udah ah jadi kagak nih, Lo bayarin gue ya be" lerai Leona

" Hemm"

Kantin sekolah

" Biasa kan ci " tanya Kania

" Nggak, gue mau bakso, siomay, terus sate juga minumnya jus jeruk aja deh" pinta Leona

" Ogah gue, banyak amat" kesal Kania

" Sedikit kok, itu cuma bakso 1 mangkok terus siomaynya 1 bungkus terus satenya 5 tusuk, ya ya please" bujuk Leona dengan puppy eyes nya

" Bawanya ci yang gak bisa"

" His pakai plastik, kecuali bakso minumnya ganti teh botol aja kalau gitu"

" Idih gue berasa jadi pelayan, yuk si bantuin gue"

" Nanti minta Bu kantin anterin aja kali, Lo tinggal bilang "

"Hufffth iya deh nyerah, Lo apa si, mau ikut gue pesen?"

" Nitip aja deh, emmm gue mie ayam sama es teh, di pak Mamat ya?"

" Hehehehe thanks ya" cengir Leona

" dasar Lo berdua sama aja"

Kania pergi memesan makanannya ke penjual seperti yang mereka pesan, lalu kembali dengan makanan yang akan dia makan sendiri.

" Makanan gue mana?" Tanya Leona

" Itu baru dibawa sabar ngapa, Lo pada banyak bacot dari tadi, gue kutuk jadi batu Lo berdua"

" Yeeee lo itu bukan maknya Malin kundang tapi mak tirinya Cinderella"

" Terserah dah, selamat makan "

"Eh,Leona malam ini ada acara nggak?, Kencan yuk" tak diundang tak diantar si kenan sudah muncul dibelakang Leona sepaket dengan temanya Lucas yang nampak terus berjalan hendak memesan makanan.

" Uhuk uhuk uhuk" Lexi tersedak makanannya langsung meneguk minuman

" Hati hati kali si nggak ada yang minta kali" ucap Kania

" Hehehe " cengengesan Lexi

" Gimana le"

" Gue sibuk " jawab ketus Leona

" lagian ya, Lo kayak hantu tau gak sih, ngagetin aja" celetuk Kania

krik krik

yah di cuekin gue bodo amat dah lanjut

Setelah penolakan mentah yang didapat dari Leona, Kenan mengatupkan bibirnya rapat rapat dan suasananya nampak canggung, mereka melanjutkan makan sampai tiba Tania and serril datang hebohnya.

" Eh, ****** minggir sana" usir Tania pada Leona

" Lo kok ngusir sih" kesal Kania

" Lo juga awas jangan deket deket pacar gue" timpal serril

"Dih siapa pacar Lo?" heran Kania

" Bebeb Lucas,awas Lo" keukeh serril mengusir Kania yang duduk disamping Lucas yang sedari tadi diam sambil menikmati makanannya.

" Dan Lo jangan deket deket Kenan"

" Dih gue juga ogah kali, yuk be kita cabut Lo udah bayarkan"

" Udah ci"

"Hah dasar kinmis, pergi sono lo gak pantes makan beginian pantesnya lo itu makan sama garam doang hahahaha"

" Ayo luc "

" lah lah beb, kok pergi sih" heran Tania

Kenan pergi meninggalkan Tania dan serril disusul dengan Lucas yang mengekor di belakangya

Sekolah sudah selesai kini sang pemeran utama Leona Graccia saatnya bekerja di sebuah cafe yang baru berdiri 2 tahun lalu untuk menyambung hidupnya.

café cwn

" Le kamu di cari sama nyonya bos"

" Okh iya mbak sebentar"

" Dimana ya mbak?" Lanjut Leona pada mbak Sisil

" Di bangku dekat pohon"

" Ok mbak makasih"

Leona menghampiri Bu Tari ( mama Roy ) yang duduk sambil menikmati segelas jus avocado.

" Maaf Bu anda mencari saya?" tanya sopan Leona

" Duduklah Leona " kata Bu Tari

"Kamu apa kabar?" lanjut Bu Tari

" Kabar saya baik, maaf bisa ke intinya langsung Bu?

" Hahahaha saya suka kamu langsung to the points, gini kamu mau gak nikah sama Roy"

" Maaf Bu saya masih sekolah dan saya tidak berfikir sejauh itu, lagipula umur kami terpaut sangat jauh" tolak halus Leona

" Tidak masalah untuk umur Leona, kamu mau ya, ini adalah cara supaya kami bisa menjagamu seperti amanah bapak kamu, untuk pernikahnya kita adakan setelah kelulusan kalau kamu mau"

" Akan saya pikirkan lagi bu" saat Leona akan beranjak dari kursinya, kata kata Bu Tari serasa menahan kedua kakinya untuk tetap diam di tempat.

" Ku harap kamu mau Leona, kasihan saya sudah tua sakit sakitan saya takut tidak ada yang bisa mengurus Roy nanti, jika Roy sudah menikah dengan kamu saya rela jika harus pergi saat itu juga karena sudah ada yang merawat Roy dan suami saya dengan adanya kamu". melas bu Tari

" Kan masih ada banyak wanita bu yang lebih cantik dan lebih baik dari saya, kenapa harus saya ?" Leona berusaha untuk menolak karena dia cukup sadar bahwa takdir tidak seindah cerita novel,drama, sinetron dan sejenisnya.

" Suami saya ingin menepati janjinya dan tidak ada wanita sebaik, cantik dan pintar seperti kamu yang saya temui, ya sudah saya pamit dulu tolong dipikirkan ya Leona silahkan kamu lanjutkan pekerjaanmu"

Setelah kepergian Bu Tari Leona kembali ke dapur untuk mencuci piring.

Bagaimana ini aku belum mau menikah bapak aku harus gimana, apakah benar bapak berjanji sama pak Raharja, aduhhh pusing lama lama. isi pikiran Leona.

" Le, Leona" ucap seorang pria sambil menepuk pundak Leona

" Ah ya?" Seketika Leona tersadar dari lamunannya dan berbalik ke orang yang mengganggunya.

" Melamunin apa Le?, hati hati kesambet loh entar"

" saya permisi" jawab Leona cuek

Cuek mulu Lo le kapan lo terbuka sama gue, bahkan Lo gak tanya nama gue gerutu si pria

" Le anterin pesanan ini ya ke meja no 7 gue mau ke toilet bentar nih" pinta Sisil

" Oh, siap mbak "

Leona berjalan menuju meja no 7 dengan membawa pesan yang di berikan Sisil.

" Nah tu no 7"

" Eh si miskin Lo ternyata jadi pelayan disini ya" ejek wanita yang duduk dengan kaki menyilang, ya dia adalah Tania

Huh sial banget gue hari ini disuruh nikah, lah ini ketemu kuntilanak sosialita lagi, hufh sabar Leona Graccia sabar ucap Leona menenangkan dirinya sendiri di dalam hati

" Udah nggak ada lagi kan?,gue mau kembali"

" Eh tunggu,duduk Lo "

" Gak mau, gue mau kerja"

" Ya udah gue komplain aja biar Lo dipecat" ancam Tania

Sabar Leona jangan sampai Lo dipecat dulu cari kerjaan susah sekarang, minimal harus dapat uang untuk modal usaha dulu Leona sabar ujar Leona dalam hati

Seru nih kalau gue kerjain,hitung hitung awal pelajaran senang Tania dalam hati.

Kemudian Leona duduk di bangku sebrang Tania kini mereka duduk hanya dibatasi meja, Tania menuangkan jusnya ke dalam makanan, lalu mengaduk dengan rata dan menyodorkan ke Leona.

" Nih Makan sekarang" menyodorkan makanan yang sudah di campur minumannya itu.

" Ogah gue, makan aja sendiri kan Lo yang beli" tolak kasar Leona

" Makan atau gue suruh Lo di pecat"

" Gak mau"

Prangkkkkk

" Gila Lo ya, iya ya gue makan, maaf semua tadi gelasnya ter senggol" kata Leona saat menyadari pengunjung memperhatikan jika Tania memecahkan gelas dari jus yang sudah di tuangkan di makanannya.

Hiyek parah nih orang gak waras emang, gila gak enak banget ini uwekkkk uwekkkk mendingan gue gak usah makan 2 hari dari pada makan kaya ginian uwekkkk

" Habisin jangan di muntahin"

Tanpa di kunyah Leona menghabiskan semua sisa makanannya dengan cara langsung telan agar mengurangi sedikit rasa yang gak enak, dia melakukannya demi pekerjaannya, karena dia tahu hidup perlu uang walaupun hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Setelah habis Tania pergi dan memberikan uang seratus ribu di atas meja.

Duh uangnya kurang lagi katanya kaya, tapi uang aja kurang gue harus nambahin lagi,aduh ini kan buat gue makan nanti, syukur kalau tadi makannya enak eh ini malah kaya air kobokan dicampur nasi basi hiiiiek. kesal Leona dalam hati

"Eh, hai le. Nih makanan dari nyokap gue, dan okh iya Lo disuruh datang ntar malam ke rumah gue "

"Makasih" jawab singkat Leona

Yaelah gue udah panjang kali lebar ngoceh jawabnya cuma satu kata syukur deh asal nggak cuma hemm doang gumam Roy dalam hati

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!