"Hai... perkenalkan namaku Anisa Zahra. Aku suka di panggil Anisa oleh orang tua, sodara dan teman temanku. umurku sekarang sudah masuk 19 tahun. Dan sekarang aku kuliah di jurusan Bisnis. Aku adalah wanita yang ceria, pintar juga cantik. Aku sangat bangga dengan apa yang Tuhan kasih padaku. Karena menurutku, aku sangat sempurna. Dan satu lagi, aku tuh anaknya cepat akrab dan juga aktif. Aku punya orang tua yang baik juga kaya. Oh iya aku punya Abang yang masih melajang padahal usianya sudah masuk umur 32 tahun. Entahlah ada apa dengan abangku yang belum juga menikah. Mungkin Tuhan belum kasih jodoh kali ya. Karena Abang ku orang nya memang gila kerja. itulah data diriku. Sekarang aku mau ceritakan kisah hidup dan cintaku.
Anisa sudah tiga hari tidak masuk kuliah. Rupanya Anisa habis pergi liburan bersama orang tuanya ke Bali.
Hari ini Anisa sudah bersiap mau berangkat kuliah. Anisa langsung pergi ke tempat makan untuk sarapan.
"Pagi Pah. pagi Mah. Pagi Abang ku...."
Anisa lalu duduk dan langsung ambil piring.
"Pagi sayang," jawab orang tua Anisa. Sedang si Abang hanya diam saja.
"Abang sakit gigi ya? Apa sariawan sih. Kok diem aja, ngga jawab."
"Memangnya penting ya Dek?"
"Penting dong. Kalau kita menyapa orang, trus orang itu hanya diam saja, kita kan jadi sedih. Seperti di abaikan gitu Bang."
"Sudah makan jangan banyak bicara. kalau makan tuh diam."
"Siap Abang kuh...."
Ke empatnya makan bersama. selesai makan Papah dan Abang berangkat ke kantor bersama. Abang memang kerja di perusahaan Papah. Dan Abang lah nanti yang akan menggantikan Papah di kantor kalau Papah sudah tidak sanggup kerja lagi.
Sedang Anisa masih menikmati sarapannya yang belum selesai. Mamah kembali masuk ke ruang makan setelah mengantar Papah dan Abang sampai mobil.
"Mah, Anisa berangkat dulu ya."
"Iya sayang. Hati hati ya."
Anisa keluar dari rumah dan langsung masuk ke mobil nya. Anisa ke kampus sudah bawa mobil sendiri. Penampilan Anisa juga sangat modis.
Anisa membawa mobilnya dengan santai. Dan di jalan raya, mobil rupanya cukup padat. Saat Anisa sedang menyetir, tiba tiba dari samping kiri ada motor yang mau menyelip tapi posisi sempit. Motor membunyikan klakson dan membuat Anisa kaget. Anisa lalu reflek banting setir ke kanan dan gas cukup kencang. membuat Anisa menabrak mobil yang ada di depannya.
Brak...
Anisa kaget karena menabrak mobil depannya. Untung nya Anisa tidak panik dan langsung menginjak rem agar mobil berhenti.
Mobil depan nya yang tertabrak memberi kode pada Anisa untuk minggir di depan. Anisa yang tau salah, menurut dan meminggirkan mobilnya.
Setelah mobil berhenti, Anisa turun dari mobil duluan. Anisa melihat mobilnya yang penyok. Begitu juga mobil orang yang di tabrak nya. Anisa tepuk Jidat karena mobil yang di tabrak nya mobil mewah. pasti sangat mahal, pikir Anisa.
Saat Anisa sedang berjongkok melihat kerusakan mobilnya, Pemilik mobil yang di tabrak nya langsung bicara.
"Mba ini gimana sih. mobil bos saya jadi lecet gini. Saya bisa kena marah nih mba."
Anisa lalu bangun dan berdiri.
"Maaf kan saya ya Pak. Saya tadi kaget karena dengar suara klakson motor yang tiba tiba mau menyelip. Bapak tenang saja, saya akan ganti rugi. Mobil bapak silakan bawa ke bengkel, nanti saya yang akan bayar."
"Mba serius kan? Tapi saya kurang yakin. karena mobil gini pasti sangat mahal mba kalau di betulkan."
"Saya serius Pak."
Tapi ternyata bapak supir itu masih tetap kurang yakin pada Anisa. Anisa yang melihat jam dan ternyata sebentar lagi jam masuk kuliah.
"Gini aja deh Pak. Ini bapak silakan foto KTP saya. jadi kalau saya bohong, bapak bisa datengin rumah saya. Saya sudah mau telat kuliah ini pak. Tolong jangan bikin ribet saya."
"Sya tidak mau foto. Tapi saya ingin KTP mba. Biar saya bisa yakin dan percaya."
"Baiklah pak ini ambil saja."
Anisa yang ngga mau ribet akhirnya memberikan KTP nya pada si pak supir.
Keduanya juga sudah janjian nanti siang akan bertemu di bengkel. Setelah itu Anisa masuk mobil. Anisa membawa mobilnya cukup kencang karena sudah telat kuliah.
Sampai di kampus, Anisa buru buru masuk kelas. Dan benar saja, Dosen sudah ada di kelas.
"Mati Aku."
Anisa mengintip di pintu. Saat di lihat Dosen sedang menulis di papan tulis , Anisa masuk dan berjalan pelan. Tapi saat baru dua langkah, Anisa berhenti berjalan karena Dosen menegurnya.
"Setop. Kamu telat di kelas saya. Jadi sekarang silakan keluar."
Anisa lalu berbalik dan menghadap Dosen. Anisa menatap si dosen.
"Ya Tuhan. serius ini Dosen. Gila ganteng banget," Anisa bicara dalam hati sambil menatap si Dosen.
Sedang Dosen yang terus di tatap langsung berdehem.
"Gem...."
Anisa lalu sadar dan langsung tersenyum.
"Maaf ya Pak saya telat. tadi saya di jalan dapat musibah. mobil saya di tabrak mobil. Jadi saya harus."
Belum selesai Anisa bicara. Dosen sudah memotong perkataan Anisa.
"Saya tidak mau dengar alasan kamu. Sekarang silakan kamu keluar dari kelas saya."
"Tapi Pak."
"Silakan. Itu pintunya."
Anisa yang terus di suruh keluar, akhirnya keluar dari kelas. Anisa merasa sangat kesal. Teman Anisa memberi kode mata agar Anisa cepat keluar. Anisa akhirnya keluar dari kelas.
"Ih tuh Dosen nyebelin banget sih. Awas aja. Tampang ganteng tapi kalau orangnya ngga punya hati dan ngeselin, buat apa."
Anisa berjalan menuju kantin. Anisa akan menunggu kelas selesai di kantin.
Setelah satu jam lamanya menunggu, hp Anisa ada pesan masuk. Ternyata dari temanya dan bilang kalau kelas sudah selesai. Dosen sudah keluar dari dalam kelas. Anisa lalu pergi dari kantin dan menuju kelas.
Saat sedang berjalan menuju kelas, Anisa berpapasan dengan Dosen yang tadi. Anisa yang kesal berjalan saja tanpa menyapa nya. Tapi ternyata Dosen itu memanggilnya.
"Kamu yang tadi di kelas saya telat kan?"
"Iya Pak. Kenapa?"
"Kerjakan tugas yang saya kasih tadi di kelas. Kalau sampai besok kamu tidak menyelesaikan tugas itu, saya akan suruh kamu keluar dari kelas dan tidak boleh mengikuti mata kuliah saya. Ngerti!"
Si Dosen langsung pergi. Anisa yang lihat Dosin itu menyebalkan langsung tangan nya mengepal dan mulutnya bicara ngga jelas.
"Ih... Menyebalkan banget sih itu orang," Anisa terlihat sangat kesal.
Anisa lalu ke kelas dan langsung duduk di kursinya dengan perasaan kesal.
"Kamu tuh kenapa bisa telat sih? Bukanya kemarin habis liburan biar ngga jenuh kuliah terus."
"Aku tuh tadi pagi kena apes. Mobilku menabrak mobil orang. Kamu tau ngga mobil yang aku tabrak itu mobil apa!? Mobil mewah Nggi. Aku lagi pusing gara gara apes tadi pagi, eh ini ditambah Dosen yang rese banget. Itu Dosen baru ya Nggi?"
"Iya itu Dosen baru. Baru dua hari mengajar. Kamu kan habis liburan jadi ngga tau. Dia gantinya Pak Adi."
"Oh pantas. Namanya siapa?"
"Namanya Pak Benaya. Di panggil Pak Ben."
"Benaya. bagus juga namanya. Oh iya aku pinjam catatan tadi. Aku tadi ketemu sama Dosen nyebelin itu. Dan dia bilang aku harus kerjakan tugasnya. Kalau tidak besok aku suruh keluar lagi dari kelasnya."
"Iya ini aku kasih pinjam."
Anisa mengambil buku catatan temannya. Saat Anisa sedang melihat sambil membaca catatan, hp nya berbunyi.
"Siapa ya. No baru ini," Anisa lalu mengangkatnya.
"Halo."
"Halo Mba. Saya pak supir yang mobilnya mba tabrak."
"Oh iya pak. Ada apa?"
"Saya sudah di bengkel. dan kata orang bengkel biaya untuk memperbaiki mobil sebanyak 30 juta."
"Apa! 30 juta."
Hai Kaka semua... Semoga suka dengan cerita baruku ya.
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
"Apa!!! 30 juta." Anisa langsung kaget saat dengar 30 juta biaya memperbaiki mobil yang di tabrak nya.
Pak supir bilang pada Anisa agar membayarnya. Karena kalau tidak, Pak supir pasti yang akan kena marah Bos nya.
"Kenapa?" tanya teman Anisa setelah telfon mati.
"Mobil yang aku tabrak masuk bengkel. Dan biayanya 30 juta."
"Ya Tuhan 30 juta. Banyak juga yah. Emangnya parah?"
"Ya cuman penyok dikit gitu. Tapi itu mobil memang mobil mahal."
"Kalau kamu mah 30 juta ngga pusing. kamu tinggal bilang sama Papah mu pasti langsung di kasih itu uang 30 juta. Tapi kalau aku sudah pasti bingung."
"Aku juga ngga semudah itu. Papah ku juga ngga akan segampang itu memberikan uang 30 juta."
Siang hari setelah selesai kuliah, Anisa tidak langsung pulang. Tapi Anisa mau pergi ke kantor Papahnya untuk memberi tau kejadian tadi pagi yang menabrak mobil.
Sampai di kantor Anisa langsung naik ke atas menuju ruangan Papah nya. Saat masuk Lif, ternyata ada Kaka Anisa di dalamnya.
"Kamu ngapain kesini?"
"Eh Abang. Anisa mau ketemu Papah."
"Mau ngapain?"
"Ada deh," sambil senyum senyum ngga jelas.
"Abang dari mana?"
"Ada deh," si Kaka ngikutin omongan Anisa.
"Ih Abang."
Keduanya turun dari lif. Abang rupanya tidak pergi ke ruang kerjanya, tapi ikut masuk ke dalam ruang kerja Papah.
"Abang kok ke sini. Kenapa ngga ke ruang kerja Abang?"
"Suka suka Abang mau kemana."
Abang masuk ke dalam ruang kerja Papah. Anisa mengikutinya di belakang Abang.
"Siang Pah."
"Sayang. Kok tumben kamu kesini. Ada apa?"
Anisa tidak menjawab langsung. Tapi mendekati Papah dulu.
"Pah...." sambil memeluk Papah nya dari belakang kursi.
"Apa? ada masalah? ngomong aja. Kamu kalau sudah gini, Papah sudah tau, pasti ada maunya."
Abang yang dengar perkataan Papah tersenyum. Memang seperti itu adiknya. Kalau ada maunya pasti baik bikin Papah.
"Hehe... Iya Pah."
Anisa lalu duduk di kursi dekat Abangnya duduk.
"Tadi pagi saat Anisa berangkat kuliah nabrak mobil Pah. Anisa ngga sengaja. Tiba tiba dari samping mobil Anisa ada motor mau mendahului dan bunyikan klakson. Anisa kaget dan banting setir kanan. Ternyata di depan nya ada mobil. Jadi Anisa suruh anti rugi betulin mobil yang di tabrak."
"Kamu tapi ngga kenapa kenapa kan sayang?"
"Ngga Pah. Anisa baik baik saja. Mobil Anisa juga penyok dikit."
"Makanya pake supir aja Dek. Biar lebih aman."
"Ngga mau Bang... Anisa kan dah gede. Anisa pengin bawa mobil sendiri."
"Berapa yang harus di ganti rugi?"
"Tadi kata orangnya biaya masuk bengkel 30...."
Anisa berhenti bicara karena Papah dan Abangnya terus menatapnya, membuat Anisa was was takut di marahi.
"30 apa? 30 ribu apa berapa?" tanya Abang.
"Mobil yang Anis tabrak mobil mahal. Ngga mungkin cuman 30 ribu Abang...."
"Ya terus berapa?"
"Papah...." Anisa makin takut.
"Ngga papa katakan saja."
"30 juta," kata Anisa pelan.
Papah dan Abang diam. Karena ngga ada reaksi Anisa jadi takut.
"Pasti aku kena marah ini," dalam hati Anisa berkata.
"Oh 30 juta. Ya sudah kasih aja sana. Itu kan memang kamu yang salah. Yang penting kamu ngga kenapa kenapa," bibir Anisa langsung tersenyum saat dengar jawaban Papah.
"Tapi jangan senang dulu. Sebagai hukuman kamu harus bantu Papah."
"Bantu apa Pah?"
"Besok malam temani Papah di acara ulang tahun teman Papah."
"Kenapa ngga minta Mamah aja yang temani Papah."
"Mamah ngga bisa ikut. Soalnya Mamah besok malam mau ke rumah Tante Maya."
"Mau ngapain Mamah ke rumah Tante Maya Pah?"
"Tante Maya sedang sakit. Mamah mau jenguk sama teman teman sosialitanya."
"Oh gitu. Ya baiklah Pah, Anisa setuju."
Setelah itu Papah mentransfer uang 30 juta ke rekening Anisa. Anisa setelah dapat uang langsung pamit. Sebelum pamit Anisa mencium pipi Papah. Sedang Abang mau di cium sama Anisa tidak mau, karena kata Abang menjijikan.
Anisa membawa mobilnya menuju bengkel mobil di mana mobil yang di tabrak nya di betulkan. Anisa juga sudah menelfon pak supir kalau sudah OTW.
Sampai di bengkel, Anisa memberikan uang 30 juta melalui tranfer.
"Ini mba KTP nya. Terimakasih karena mba sudah bertanggung jawab. Kalau sampai mba ngga bertanggung jawab, saya sudah pasti langsung di marahi sama bos saya."
"Iya pak sama sama. Saya juga minta maaf karena sudah menabrak mobil yang bapak bawa."
Setelah itu Anisa lanjut pulang karena semua sudah selesai. Anisa sudah merasa capek hari ini. Sampai di rumah, Anisa minta mba bawakan makanan ke kamarnya.
"Kenapa ngga makan di tempat makan sayang?" tanya Mamah.
"Anisa ada tugas banyak dari Dosen Mah. Besok harus di serahkan. Jadi Anisa mau langsung kerjakan."
Anisa naik ke kamar, sedang Mba menyiapkan makanan buat Anisa.
Esok harinya Anisa sudah selesai mengerjakan tugas dari dosen. Hari ini Anisa sangat hati hati bawa mobil menuju kampus. Anisa tidak mau apes seperti kemarin.
Sampai di kampus Anisa langsung masuk kelas.
"Nis kamu sudah buat tugas belum?'
"Sudah dong."
"Mana? lihat dong aku."
"Buat apa?"
"Aku belum selesai mengerjakannya. Aku lihat ya punya kamu."
"Dasar males kamu. Ini buruan di kerjakan. keburu Dosen nyebelin itu datang lagi."
"Iya."
Teman Anisa langsung mengerjakannya. Tapi ternyata baru satu selesai, Dosen datang.
Pak Benaya datang dengan tampang juteknya.
"Ya Tuhan itu Dosen. Ganteng tapi tampangnya kenapa jutek gitu ya," kata Anisa sambil berbisik ke temanya.
"Iya. Tapi tetap aja walau tampangnya jutek enak di lihat kan?" Anisa hanya diam tidak menjawab.
Dosen mengabsen satu persatu mahasiswa nya. Saat nama Anisa, Pak Dosen melihat ke Anisa. Mata keduanya selintas bertemu. Lalu Pak Dosen lanjut mengabsen yang lainya.
Selesai itu Dosen meminta tugas yang kemarin di kumpulkan. Teman Anisa yang masih kurang dua merasa takut.
"Sudah antar saja. Yang penting kamu kan sudah mengerjakan," kata Anisa pelan.
Dosen melihat satu persatu tugas. Lalu Dosen memisahkan tugas tugas itu.
"Kenapa di pisah gitu ya Nis?"
"Mana aku tau. Lihat aja nanti."
Setelah selesai memisahkan, Dosen memanggil nama nama yang banyak salah mengerjakan. Nama teman Anisa pun terpanggil.
"Anggi. Mana yang namanya Anggi di sini?"
Anisa melihat ke temanya.
"Itu nama kamu di panggil."
"Iya Nis."
Anggi lalu berdiri. " Saya pak yang namanya Anggi."
"Silakan kamu keluar. Kamu tidak menyelesaikan tugas dari saya dengan selesai."
"Tapi pak, kan cuman ngga selesai dua saja."
"Keluar! Saya ngga suka melihat mahasiwa saya yang malas dan tidak rajin!"
Semua mahasiswa terlihat kaget dengar suara dosen yang cukup kencang.
Anggi menunduk tidak berani bicara lalu berjalan keluar.
"Pak jangan seperti itu dong. Anggi kan juga sudah mengerjakan," Anisa membela Anggi saat baru berjalan dua langkah.
"Kamu juga silakan ikut keluar!"
"Kok saya juga keluar pak?"
"Kamu membela teman kamu yang tidak disiplin. Jadi silakan kamu keluar juga!"
"Saya ngga mau Pak."
Brak...
Pak Ben membanting buku ke meja membuat semuanya kaget. Mata Pak Ben menatap ke Anisa.
"Kalau kamu tidak mau keluar, biar saya yang keluar! Dan hari ini kalian tidak belajar mata pelajaran dari Saya!"
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
Akhirnya Anisa keluar dari kelas bersama Anggi. Anisa tidak enak sama teman teman yang lainya karena mereka ingin belajar. Anisa dan Anggi pergi ke kantin. Anisa masih terlihat kesal dan marah pada Pak Ben.
"Itu Dosen benar benar nyebelin banget sih. Awas aja nanti akan aku balas dia," dengan sewot Anisa berkata.
"Memangnya kamu bisa balas apa? Dia itu dosen loh. Kamu jangan main main. Lagian kamu ngapain sih belain aku. Aku kan memang salah."
"Ih kamu tuh bukanya dukung aku malah remehkan aku sih. sudah aku belain juga."
"Ya bukanya ngga mau dukung. Tapi kalau kita melawan Dosen, takutnya kita yang justru kena masalah. Sudah ah jangan buat masalah lagi. Kita memang salah kok."
"Tapi itu orang ngga boleh semena mena. Kita di sini juga bayar, ngga gratis."
"Sudah jangan emosi terus. Nanti cantiknya ilang loh. Ini minum es jeruknya biar otak kamu segar."
Anisa lalu minum es jeruk yang Anggi kasih. Satu gelas penuh langsung habis di minum oleh Anisa.
Anisa dan Anggi mengikuti jam kuliah berikutnya. Anisa mood nya masih belum membaik. Sampai di kelas terlihat tidak konsentrasi.
"Nis kamu kenapa diam saja?" tanya Anggi pelan.
"Aku jadi malas nih Nggi."
"Ngga boleh gitu. Ayo semangat."
Anisa hanya buang nafas kasar. Lalu lanjut menulis.
Pulang kuliah Anisa langsung pulang ke rumah. Sampai di rumah Anisa bertemu Mamahnya yang mau pergi.
"Mamah mau ke mana?"
"Mamah mau pergi arisan. trus nanti pulang arisan Mamah mau pergi jenguk Tante Maya," Anisa hanya mengangguk. Anisa sudah terbiasa melihat Mamah nya yang sering pergi untuk Arisan dan pergi nongkrong bersama teman temanya.
"Oh iya sayang, tadi Papah telfon. Papah menyuruh Mamah untuk ingatkan kamu kalau nanti habis magrib jadi pergi ke acara teman Papah. Kamu suruh siap siap dan dandan yang cantik."
"Ya Tuhan Anisa lupa Mah. Anisa belum siapkan gaun lagi Mah. Gimana dong?"
"Gaun kamu kan banyak. Ngapain pusing. pake aja yang ada."
"Tapi kan semuanya sudah pernah di pakai Mah."
"Memangnya kenapa kalau sudah pernah di pakai. Mereka juga ngga pernah melihat kamu kan. Sudah jangan pusing pusing pakai yang ada. Mamah sudah telat ini, Mamah berangkat dulu ya."
Mamah lalu keluar dari rumah dan pergi. Anisa pergi ke kamarnya. Sampai kamar Anisa membuka lemari. Anisa memilih gaun mana yang mau di pakai.
"Kalau bukan karena kemarin udah janji sama Papah, aku malas sebenarnya pergi. Masa aku ikut acaranya orang dewasa sih. mana asik coba," Anisa bicara sendiri sambil cari gaun.
Anisa mengeluarkan empat gaun. Lalu di letakan di kasur. Anisa mau mencoba satu persatu lalu di foto. Rupanya Anisa mau menyuruh Papahnya yang memilih.
Setelah mencoba semua baju dan memfotonya, Anisa mengirim ke Papahnya.
"Pah. menurut Papah Anisa bagus pakai gaun yang mana?"
Tidak lama pesan Anisa di balas Papah. Papah memilih gaun yang berwarna hitam polos.
Gaun yang Papah pilih sangat pas di badan Anisa. Lengannya panjang, tapi bagian bawah ada belahannya sampai lutut.
Anisa mengikuti pilihan Papahnya. Setelah itu Anisa memutuskan tidur siang karena hari ini merasa lelah.
Sore hari Papah pulang dari kantor Mecari Anisa. Mba bilang kalau Anisa ada di kamar.
"Mba tolong bilang Anisa suruh bersiap."
"Baik Pak."
Mba pergi ke kamar Anisa. Sedang Papah pergi ke kamar untuk bersiap.
"Non. Non Anisa...." Mba sambil mengetuk pintu kamar Anisa.
Anisa membuka matanya saat dengar suara pintu di ketuk.
"Iya Mba. Ada apa?"
"Kata Bapak, non suruh siap siap "
"Papah sudah pulang?"
"Sudah non."
"Oh iya Mba. Makasih ya Mba."
"Iya non."
Mba pergi dari kamar Anisa. Anisa turun dari kasur lalu pergi ke kamar mandi. Anisa mandi tidak lama karena merasa dingin.
Selesai mandi, Anisa pakai gaun yang sudah di siapkan. Anisa memakai makeup tipis. Tapi Anisa terlihat sangat cantik. Anisa memakai kalung dan juga anting yang sepasang. Setelah rapi Anisa turun ke bawah.
Anisa menunggu Papah di ruang keluarga. setelah menunggu 10 menit, Papah sudah datang.
"Gimana penampilan Papah sayang?"
"Wah, Papah ganteng juga."
"Jelas dong. Ayo kita berangkat."
Anisa bangun dari duduknya dan langsung mengandeng tangan Papahnya keluar dari rumah.
"Kamu juga terlihat sangat cantik sayang," kata Papah sambil berjalan keluar menuju mobil.
"Jelas cantik dong. Papahnya aja tampan gini," keduanya lalu tersenyum.
Keduanya masuk mobil. Pak supir lalu membawa mobilnya meninggalkan rumah.
"Ini acara apa sih Pah?"
"Acara ulang tahun pernikahan teman bisnis Papah."
"Abang kenal dong?"
"Kenal. Abang nanti menyusul ke sana. Abang sedang beli kado dulu."
"Oh gitu. Nanti yang datang pasti orang tua semua ya Pah?"
"Kemungkinan iya."
"Ih bete dong nanti Anisa. Kenapa sih Papah ajak Anisa. Kan ada Abang yang bisa temani Papah?"
"Iya Papah ingin aja di temani kamu. Teman bisnis Papah mereka pergi sama pasangan mereka dan ada juga sama istrinya. Masa Papah pergi sendiri."
"Kan ada Abang."
"Ya beda sayang. Sudah jangan banyak protes. Kamu sudah janji kan."
"Iya baiklah Pah. Tapi nanti di sana jangan lama lama ya."
"Iya. Siap."
Mobil sudah masuk ke restoran mewah tempat acara. Saat mobil sudah berhenti, Papah dan Anisa turun dari mobil. Anisa mengandeng lengan Papah masuk ke dalam restoran.
Di restoran sudah banyak orang. Restoran sudah di booking. Jadi yang masuk ke dalam hanya tamu undangan.
Papah dan Anisa langsung menuju pasangan yang berulang tahun.
"Selamat ulang tahun pernikahan ya teman."
"Iya. terimakasih kamu sudah mau datang."
Papah berpelukan dengan temanya. Lalu Papah mengenalkan Anisa pada teman Papah yang berulang tahun.
"Ini putriku. Namanya Anisa."
"Malam om, Tante. Selamat ulang tahun pernikahan."
"Terimakasih. Wah anak kamu cantik sekali. Istrimu mana?"
"Istriku ngga ikut karena ada acara sendiri. Biasalah wanita sosialita . Makanya aku ajak anaku."
"Oh seperti itu. Ya sudah kamu duduklah. Silakan menikmati acara dan hidangan nya."
Papah dan Anisa lalu duduk. Saat Anisa sedang berjalan dengan Papah mencari tempat duduk, ternyata ada sepasang mata yang dari tadi menatap Anisa.
Anisa dan Papah duduk. Tidak lama Papah mau ambil makanan.
"Papah ambil aja dulu. Anisa nanti aja."
"Ya sudah, Papah ambil makanan dulu."
Papah pergi mengambil makanan. Sedang Anisa duduk sendiri sambil memainkan hp nya. Anisa sudah merasa jenuh karena orang orang di acara semua sudah tua dan ngga ada yang muda. Walau ada yang muda tapi sudah bawa gandengan.
"Dek."
Anisa menengok ke samping. Rupanya Abang datang. Anisa dan Abang cipika cipiki.
"Papah mana?"
"Lagi ambil makanan."
"Oh."
Abang lalu duduk dekat Anisa. Anisa duduk sedikit mepet ke Abang dan bicara pelan.
"Anisa sudah bosan Bang."
"Bosan gimana, orang acaranya saja baru mulai. Tunggu lah sampai acara selesai."
Sepasang mata yang dari tadi menatap Anisa hanya bisa geleng kepala.
"Ni cewe pintar juga cari mangsa. Orang yang berduit semua."
Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!