(Tandai Typo)
Sebelum mulai, perkenalkan Erickson Family.
Alexander Dominic Erickson.
Alexander atau biasa dipanggil Xander adalah lelaki tampan bak dewa Yunani bertubuh kekar, memiliki kekayaan yang tidak terhingga membuatnya sangat disegani oleh orang-orang. Tat kalah dia memilih seorang istri yang begitu cantik jelita. Apalagi dulu semasa kuliah, istrinya telah menjadi incaran para lelaki dikarenakan dia adalah primadona sekolah yang terkenal akan kecerdasan dan kecantikannya.
Bianca Liza Erickson.
Istri dari Alexander Erickson. Dia memiliki salon dan kosmetik kecantikan tersendiri yang sudah meraja lela sampai ke beberapa manca negara.
Xander dan Bianca memiliki seorang putri semata wayang yang sangat mereka sayangi. Mereka adalah tipe orang yang posesif dan protektif, terutama dalam hal makanan.
Elliza Alexandria Erickson.
Nama Elliza sendiri diambil dari nama Bianca, yaitu Liza dan jadilah Elliza, sedangkan Alexandria juga diambil dari nama Xander, yaitu Alexander. Jadi namanya kebagian antara nama ayah dan ibunya.
Bocah cantik jelita yang memiliki sifat kenakalan yang luar biasa, selain nakal, dia juga banyak tingkah dan sangat cengeng. Suka menjahili orang lain tapi tidak suka jika dijahili balik. Karena berstatus sebagai anak satu-satunya, dia selalu dimanja, apapun yang dia inginkan selalu dia dapatkan. Jadilah sifatnya menjadi sangat manja dan tidak suka dibantah. Namun dia sangatlah penurut dan anak yang baik-baik.
Awalnya Xander sekeluarga tinggal di Spanyol, akan tetapi mereka memilih untuk pindah ke Indonesia dan menetap di negara itu. Mereka memutuskan pindah pada saat Elliza baru saja berumur sekitar delapan bulan.
Sedangkan keluarga Xander dan Bianca tetap menetap di Spanyol dan sesekali datang berkunjung ke Indonesia hanya untuk menjenguk cucu kesayangan mereka itu.
Xander memutuskan pindah karena permintaan sang istri tercinta. Bianca yang notabenenya adalah campuran Indonesia-Spanyol memilih untuk menetap di Indonesia karena neneknya yang adalah asli orang Indonesia.
Bab Pertama.
"Haha kacian! Wlee! Wle!" ejek seorang bocah perempuan sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya kekanan dan kekiri.
Para pelayan yang menjaganya hanya bisa pasrah atas kelakuan anak majikan mereka itu.
"Ampun Nona, tolong lepaskan, kepala saya terasa sakit" ucap salah pelayan karena rambutnya sedang dijambak oleh anak majikannya yang nakal ini.
Bocah itu tak memperdulikannya "Wlee ndak mau, ndak mau, wlee. Haha kacian! Haha Lasain!".
Bianca yang baru saja datang hanya bisa menggelengkan kepalanya, hal ini sudah biasa baginya. Jadi jangan heran. Dia lalu menggendong tubuh mungil anaknya dan anaknya langsung anteng karena sudah diberikan botol dot.
"Kalian menyerah?" tanya Bianca pada pelayan itu.
Pelayan tersebut pun mengangguk "Mohon maaf Nyonya, saya tidak bermaksud lancang. Tapi saya benar-benar menyerah untuk menjaga anak anda, Nyonya. Nona benar-benar sangat nakal. Hari ini dia sudah sepuluh kali ganti pakaian, membuat isi kamar menjadi sangat berantakan, menganggu para chef memasak, serta merusak beberapa interior mansion seperti vas bunga" ucap pelayan itu. Pelayan itu sudah sangat berantakan, rambut yang acak-acakan, pakaian yang sudah lesuh dan kotor, serta beberapa bekas luka cakaran yang ditimbulkan oleh anak macan itu.
Bianca menghela nafas lelahnya, mengangguk paham "Baiklah, gajimu akan diberikan oleh Tata dan Vin akan mengantarkan mu ke rumah sakit untuk mengobati luka cakaran itu. Masalah biaya tenang saja, saya yang akan mengurusnya" ucapnya.
Tata dan Vin adalah asisten pribadi sekaligus orang kepercayaan Xander dan Bianca. Kedua lelaki itu sudah bekerja bersama Xander sebelum Xander menikah.
Pelayan itu mengangguk patuh "Terimakasih Nyonya. Sekali lagi saya minta maaf".
Bianca melemparkan senyuman khasnya "Tidak masalah, pergilah dan ganti pakaianmu" ucapnya.
Perlu ditahu, Elliza sudah memecahkan rekor mengganti pelayan terbanyak. Sudah hampir seratus lima puluh kali Bianca terus menggonta-ganti pelayan hanya untuk menjaga dan mengawasi putrinya, namun rata-rata dari mereka hanya menyerah dan memilih untuk berhenti bekerja karena kenakalan Elliza.
Setelah kepergian Tata, Vin dan pelayan lain. Bianca langsung membawa anaknya untuk duduk di atas karpet bulu yang ada di playroom milik Elliza.
Dilihatnya sang anak yang sudah tertidur pulas "Nakal sekali anak Mama ini".
Cup!
Bianca mengecup kening anaknya, lalu menyeka keringat yang ada dala dahi anaknya itu "Oke, mulai sekarang, Mama yang akan turun tangan untuk menjaga kamu anak nakal!" ucapnya sambil mencubit pelan pipi gembul sang anak.
To be continued...
(Hallo man-temannn hehe, gimana bab pertamanya? Seru gak? wkwk Jangan lupa like dan komen ya! Semoga aja rame kayak cerita author yang satunya hehe. Timakacih udah baca! Dadah!).
(Tandai Typo)
Elliza terbangun dari tidurnya dan langsung terduduk sambil mengucek sebelah matanya. Selanjutnya dia terduduk diam sambil bengong.
"Eungh, cudah padi yah?" dia lalu merentangkan kedua tangannya "Hoamm! Celamat padi dunia tipu-tipu xixi tipu-tipu?" Dia pun terkikik atas ucapannya sendiri.
Elliza atau kita panggil saja El turun dari ranjangnya dengan hati-hati. Maklum, kakinya pendek jadi dia mencari pijakan untuk bisa turun dari ranjang yang luar biasa tinggi itu. Setelahnya dia mulai berjalan keluar dari kamar dengan mulut yang setia menghisap pacifier dan tak lupa dengan diapers penuh yang masih dia pakai.
Cara jalannya yang sudah seperti bebek, mulai mencari-cari Mama-nya.
"Mama! Oh Mama! Mama! Mama! Whele ale you Mama! Yuhu! Mama" teriaknya mencari-cari sang Mama.
Bianca yang mendengar teriakan anaknya langsung bergegas ke lantai atas. Disana dia melihat sang anak yang setia berdiri didepan lift, menunggu kedatangannya.
"Mama, penuh Mama ndak namann" tunjuknya merengek pada diapers yang dia gunakan.
Bianca tersenyum, lalu menggendong buntalan lemak itu dan langsung membawanya masuk ke kamarnya.
Dalam kamar itu Bianca mulai memandikan anaknya, selesai mandi dia mulai menggunakan minyak telon, bedak bayi, dan berbagai skincare bayi. Setelahnya dia mulai memakaikan anaknya pakaian setelah dia memakaikan diapers dan kaos tanpa lengan.
"No-No Mama, El ndak mauuu El mau pate ni caja" rengeknya menolak ketika Bianca akan memakaikannya pakaian. Jadilah Bianca membiarkan sang anak yang saat ini hanya menggunakan diapers dan kaos tanpa lengan.
"Yasudah, kita sarapan oke?" ucap Bianca seraya menggendong anaknya. Sebelum dia berjalan keluar, anaknya sudah lebih dulu menghentikannya.
"Ini Mama! El mau inii!" ucapnya menepuk-nepuk dada Bianca.
Bianca tersenyum, lalu duduk dan mulai menyingkap t-shirt nya, lalu mengeluarkan buah dadanya dan mengarahkan nipple nya ke dalam mulut El yang sudah terbuka, menanti kedatangan sumber energinya.
Selanjutnya dia mulai mengulum nipple Bianca dengan lembut dengan satu tangan yang bermain di sebelah buah dada sang Mama.
Bianca melihat itu hanya bisa tersenyum. Sembari menunggu anaknya menyusu, Bianca memilih untuk memainkan ponselnya, mengecek email yang dikirim oleh Liora.
Liora adalah asisten sekaligus sahabatnya yang bekerja dengannya sebagai asisten dan managernya.
Drrt...drrt...drrt.
Bianca segera mengangkat sambungan telepon itu ketika melihat bahwa Liora lah yang menghubunginya.
📞:Woy! Lo gak masuk ini hari?!.
Bianca berdecak kesal. Selain kasar, sahabatnya ini juga tidak memiliki akhlak.
"Ck! Berisik Lo!".
📞:Hehe maap ye Bu boss. Ini, hari ini kita kedatangan customer spesial dari Korea.
"Siapa?" tanya Bianca.
📞:Miss Seo Ah.
Walaupun Liora tak melihatnya, tapi Bianca tetap mengangguk paham "Oke baiklah. Katakan saja, gue akan tiba nanti saat jam satu siang".
📞:Gak bisa, Nyonya Bianca yang terhormattt. Gini ya, dengerin gue, Miss Seo Ah meminta agar jam sepuluh pagi ini.
Bianca membelalak "Lo gila hah?! Gue mau ngurusin anak gue dulu! Lo tau kan anak gue gimana!".
📞: Gue sih terserah Lo aja ya. Kalau Lo mau kehilangan customer itu sih derita Lo.
Bianca pun berdecak kesal "Ck! Iya! Gua akan kesana".
📞:Oke Bu bo-...
Tutt.
Bianca langsung mematikan sambungan itu secara sepihak. Dia sudah menduga jika disana pasti sahabatnya itu sudah mengomelinya. Membayangkan saja sudah membuat Bianca geleng-geleng kepala.
Plop.
"Cudah Mama, ayo matan, El mau matan, lapel" ucap anak itu.
Bianca pun kembali merapikan t-shirt nya dan mulai berjalan keluar dari kamar dengan El yang berada digendongannya.
"Yey-Yey matan, El mau matan xixi" ucap anak itu.
Bianca terkekeh "El mau ikut gak sama Mama?".
"Hum?" El memiringkan kepalanya dang mengerjap polos "Mau temana?".
Muachh!.
"Gemesnya anak Mama! Mau ke salon Mama, mau?" gemas Bianca setelah mencium pipi berlemak milik anaknya itu.
"Ote! Yey! Abic itu dalan-dalan?" tanya dia polos.
Bianca tersenyum "Iya dong, kita jalan-jalan oke?".
Dengan senang El mengecup pipi Bianca "Holee! Telimakaci Mama! Caaayangg Mama! Xixi".
Bianca kembali tersenyum, dan membalas kecupan sang anak.
***
Kini mereka sudah tiba di salon milik Bianca dan langsung disambut heboh oleh Liora.
"Oh my God! Buntalan lemak kesayangan aunty!" Liora mencubit paha berlemak El dengan gemas. Sedang sang empu tengah sibuk dengan pacifier miliknya.
Plak!.
"Jangan cubit-cubit anak gue ya Lo!" sarkas Bianca setelah menggeplak tangan Liora.
Liora tak memperdulikannya, dia langsung mengambil alih El dari gendongan Bianca dan langsung pergi dari sana.
"Liora! Lo mau bawa kemana anak gue! Woy!" teriakan Bianca tak dihiraukan oleh Liora. Wanita itu terus berjalan memasuki sebuah ruangan khusus didesain untuk El.
"Ck! Sialan memang tu perempuan!" ucap Bianca menggerutu.
"Permisi Nyonya, customer sudah menunggu diruangan anda" ucap salah seorang pelayan.
Bianca mengangguk, lalu berjalan memasuki ruangan pribadinya. Disana dia melihat ada seorang wanita cantik dengan satu orang lelaki yang nampak sedikit...ah itulah pokoknya.
Bianca melempar senyumannya dan duduk di kursinya sambil berjabat tangan dengan wanita cantik tersebut.
"Thank you for your trust in our salon, Miss. (Terimakasih atas kepercayaan anda dengan salon kami Nona)" ucap Bianca.
Wanita itu membalas senyumannya "No need to overdo it, Miss. Your salon is also very famous. (Tidak perlu berlebihan, Nona. Salon anda juga sudah sangat terkenal)" balasnya.
Bianca tersenyum "Thankyouu, Miss. What do you want? I'm ready to help. (Apa yang anda inginkan? Saya siap membantu )".
"He is my personal assistant, his name is Jihoon" ucap wanita itu memperkenalkan seorang lelaki yang tengah berdiri disampingnya.
Lelaki itu membungkuk "Nice to meet you, Miss".
Bianca hanya membalasnya dengan senyumannya saja. Agak aneh memang dia bisa bertemu dengan seorang lelaki yang bergaya layaknya seorang perempuan?.
"My lady is going to hold a wedding, and she asked if you could help her. (Nona saya akan mengadakan pesta pernikahan, dan beliau meminta agar anda bisa membantunya)" ucap lelaki itu lagi.
Bianca mengangguk paham "You can discuss this with my assistant first. (Anda bisa membicarakan hal ini dengan asisten saya terlebih dahulu )".
Wanita cantik itu mengangguk paham "Thank you for your welcome. (Terimakasih atas sambutannya)" ucapnya tersenyum tulus. Dia berdiri dan mengulurkan tangannya.
Bianca pun berdiri dan menyambut uluran tangan wanita itu "You're welcome".
To be continued...
(Heloww, seperti biasa like dan komen ya! Hehe Timakacih udah baca! Dadah!).
(Tandai Typo)
Pagi ini Bianca dibuat uring-uringan oleh anaknya yang super aktif ini. Sudah sejak satu jam yang lalu dia terus mengejar anaknya yang tidak mau untuk dipakaikan pakaian dan jadilah anak itu terus lari-lari sampai ke lantai dasar.
"Sayang, ayo sini. Mama capek ih!" Bianca pun berhenti, dia sudah merasa kelelahan akibat mengejar si tuyul nakal itu.
"Ndak! Ndak mau!" El berteriak sambil terus berlari.
Bughh!.
Tanpa sadar El menyambar seseorang yang tengah berdiri dihadapannya.
Sambil mengelus keningnya dia mendongakkan kepalanya ke arah atas, sedetik kemudian dia tersenyum ketika melihat seseorang itu.
Orang itu langsung menggendong tubuh anaknya "Kenapa gak make pakaian, Hem?" Ucapnya lembut.
"Xixi Papa cudah pulan?".
Bianca menggeleng, lalu menepuk gemas bokong sang anak yang sudah tertutup diapers "Anak nakal! Mau dipakaikan pakaian malah lari-lari!" ucapnya dengan gemas.
Lelaki yang berdiri didepannya hanya tersenyum "Kenapa nakal sekali sih anak Papa ini?".
El tak menghiraukannya, dia langsung merentangkan tangannya pada Bianca "Ma dendon Mama".
Bianca tak langsung menggendong anaknya yang nakal ini "Loh? Tadi Mau mama gendong gak mau?".
"Dendonnn Mamaaa! Dendonn!" rengeknya.
"Tapi pake ini ya?" tanya Bianca.
El menjawabnya dengan anggukan dan Bianca langsung meraih tubuh anaknya itu.
"Kamu ini dari luar sudah main peluk-peluk El, kotor tauu! Banyak kuman!" Bianca mengomel. Dia ini sangat menjaga kebersihan dalam mansion ini, terlebih ketika suaminya yang baru saja pulang dari perusahaan dan langsung menggendong anaknya.
Lelaki itu tersenyum "Maaf, sayangkuu. Oke aku mandi dulu".
Lelaki itu adalah Xander, dia pun langsung pergi dari sana. Sedangkan Bianca mulai berjalan ke arah ruang tamu dan duduk disofa yang ada disana. Selanjutnya dia memakaikan pakaian pada sang anak.
Tanpa dia sangka, El mulai memasukkan kepalanya ke dalam t-shirt Bianca lewat celah bawah. Tentunya membuat Bianca menggeleng.
"Nakal ya kamu!" Bianca menyingkap t-shirt nya dan mengeluarkan satu buah dadanya, lalu mengarahkan nipple nya pada El.
El pun langsung mengulumnya, menghisapnya dengan kencang, membuat Bianca meringis.
"Pelan-pelan dong sayang" peringat Bianca.
El memelankan hisapannya dengan tangannya yang sudah bermain ditempat biasanya.
Tak lama setelah itu, datanglah Xander yang nampak sudah mandi. Lelaki itu langsung mencium pipi anaknya dan duduk di samping Bianca.
"Gemas sekali tuyul ini" Ucap Xander terkekeh.
Ucapannya itu mampu membuat Bianca menatapnya dengan tajam "Apa kamu bilang?!".
"Eh-ehh? Hehe Gak sayang, maksudnya lucu...iya lucu hehe" jawab Xander gelagapan.
Bianca memicingkan matanya, menatap Xander penuh curiga.
"Suer sayang, aku gak bohong, sumpah" Xander mengangkat kedua tangannya.
"Sana makan, aku akan menunggu dikamar" Bianca langsung berdiri dan berjalan ke arah lift dengan El yang masih senantiasa menyusu padanya.
Sesampainya disana, El pun melepaskan kulumaannya "Cudah! Ummm kenyang cekalii" ucapnya seraya mengelus perut buncitnya.
Melihat itu Bianca hanya bisa terkekeh, dia pun menurunkan El ke atas ranjang "Tidur ya? Sudah malam loh".
"Ihh! Ndak! El ndak nantuk!" protesnya.
"Tapi ini sudah malam, sayang. Sudah waktunya untuk tidur" balas Bianca.
El menggeleng "Ndak Mamaa! Ndak mauu! El mau main dulu!".
Bianca menghela nafas lelahnya "Yasudah, mau main apa?".
"Pinjam poncel Mama, El mau nonton" jawab El.
"Itu bukan main namanya, sayangg" ucap Bianca gemas. Dia lalu memberikan ponselnya pada anaknya itu "Waktunya 20 menit, setelah itu tidur" lanjutnya.
"Ihh Mama! Cama caja tauu!" El protes, menurutnya main dan nonton itu sama saja.
"Yasudah, terserah kamu saja. Mama mau mandi dulu" Bianca pun langsung berjalan ke arah kamar mandi, meninggalkan El yang sudah sibuk menonton.
Tak berselang lama, datanglah Xander. Lelaki itu langsung duduk disamping anaknya dan memperhatikan raut keseriusan dari anaknya.
Tangannya terangkat mencubit pipi berisi milik anaknya.
El yang merasa terganggu langsung menyingkirkan tangan Papa-nya itu.
"Ihh! Cana Papaaa! Janan dandu-dandu!" ucap anak itu.
Xander tersenyum dan terus mencubit pipi anaknya dengan gemas.
Tuk!.
El langsung memukul wajah Xander dengan keras, membuat sang empu meringis.
"Aduh! Sakit loh, sayangg" ucapnya sambil mengelus hidungnya.
"Bialin! Papa nakal! Not nice!" El kembali melanjutkan nontonnya. Dia ini tak mau menyia-nyiakan waktu yang Mama-nya berikan.
Tak lama setelah itu Bianca datang dan terlihat sudah menggunakan piyama tidurnya. Wanita itu langsung duduk disamping anaknya dan langsung meraih ponselnya, lalu meletakkannya di atas nakas.
"Sudah cukup, sekarang tidurlah" ucapnya sambil merebahkan tubuhnya.
El yang merasa tak terima langsung mendudukkan tubuhnya dengan kasar "Ihh! Mamaa! El macih mau nontonnn! Mau Nonntonn!" rengeknya.
Bianca tak menghiraukannya, dia langsung menarik anaknya ke dalam pelukannya sambil membuka tiga kancing piyamanya.
"Hiks Ndak! Ndak mau! El mau nonton Mamaa! Hiks Ndak! Mam-...".
Bianca langsung menyumpal mulut anaknya dengan nipple nya "Dah, tidur" titahnya.
El pun yang sudah berhadapan dengan ASI Bianca langsung melupakan segalanya dan fokus dengan sumber energinya itu.
Xander yang melihat itu tertawa terbahak-bahak "Pffttt! Haha! Lucunaaa Haha!".
"Diam kamu! Cepat tidur! Sudah malam!" sarkas Bianca.
Xander sontak menghentikan tawanya dan langsung tidur membelakangi Bianca setelah dia mencuri satu kecupan di bibir wanita itu.
Oke, tipe-tipe suami takut istri! Haha. Tapi kenyataannya seperti itu. Jika istrinya sudah marah ataupun kesal, maka tamatlah riwayatnya. Namun, dirinya sendiri tak kapok-kapoknya untuk menjahili anaknya itu, membuat Bianca semakin kesal padanya dan bisa saja Bianca akan mengamuk.
To be continued...
(Jangan lupa like dan komen ya! Timakacih udah baca! Dadah!).
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!