Bumi yang telah berusia jutaan tahun terdiri dari tiga lapisan alam yang masing-masing memiliki ras penghuninya sendiri.
Alam Langit yang berada di lapisan atas dihuni oleh para dewa dan pertapa yang telah menembus alam dewa. Alam Manusia yang berada di daratan dihuni oleh para manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan Alam Bawah dihuni oleh para iblis, siluman, asura, naga beserta mahluk-mahluk alam bawah lainnya.
Penghuni alam langit mendirikan kekaisaran langit yang memerintah di seluruh wilayah alam langit.
Alam manusia mendirikan tiga kekaisaran manusia yang membagi wilayah daratan menjadi tiga bagian dengan pemimpin kaisar dari masing-masing wilayah tersebut.
Sedangkan di alam bawah terdapat empat kerajaan alam bawah dengan masing-masing klan yang menguasai para mahluk alam bawah lainnya.
Selama ribuan tahun telah terjadi masa kegelapan yang disebut dengan era kekacauan alam. Pada era tersebut, perbatasan antara ketiga lapisan alam sangatlah tipis dan bisa diseberangi dengan mudah oleh para penghuninya masing-masing.
Pada era kekacauan alam ini sering terjadi peperangan di ketiga alam, namun di alam manusialah yang paling sering dilanda oleh peperangan karena alam manusia memiliki keindahan serta sumber daya sangat besar dan berlimpah yang selalu menjadi perebutan oleh penghuni ketiga alam.
Salah satu sumber daya yang sangat besar itu adalah energi spiritual. Energi spiritual ini mampu di olah oleh para pendekar bela diri untuk menjadi lebih kuat bahkan melebihi kekuatan para dewa alam langit.
Empat kerajaan alam bawah berebut menginginkan untuk menguasai sumber daya spiritual tersebut. Mereka ingin menguasai alam manusia bahkan alam langit. Hal ini menyebabkan keempat kerajaan alam bawah berperang dengan tiga kekaisaran manusia.
Kekaisaran Langit juga ingin mengatur ketiga alam dengan aturan langit yang sangat ketat dan kaku. Bangsa Dewa membuat aturan langit untuk ketiga alam dengan tujuan agar kehidupan ketiga alam berjalan harmonis. Namun aturan tersebut dirasakan tidak adil oleh penghuni alam manusia dan alam bawah.
Sementara itu ketiga kekaisaran manusia sendiri juga saling memperebutkan wilayah untuk bisa menguasai sumber daya yang dapat menjadikan mereka pertapa dan dewa. Bahkan ada pihak manusia yang bersekutu dengan penghuni alam bawah untuk mencapai tujuan mereka.
Peperangan yang selalu terjadi di ketiga alam ini menyebabkan perputaran roda reinkarnasi dan karma menjadi kacau. Hal itu berimbas pada kehidupan di ketiga alam tersebut.
Tidak jelas siapa kawan dan lawan di antara ketiga alam. Tidak ada keadilan bagi ketiga alam, hanya kekuatan yang menentukan keadilan di ketiga alam pada era kekacauan ini.
Era kekacauan alam menyebabkan rakyat menderita peperangan tiada henti di alam manusia.
Namun di tengah kekacauan alam, seorang manusia berhasil mendapatkan sumber daya yang besar dan menjadi seorang pendekar tanpa tanding yang kuat.
Dia dengan berani berdiri di depan rakyat untuk melawan aturan langit saat itu yang dianggapnya tidak adil bagi umat manusia. Dengan gagah berani dia memberantas para mahluk penghuni alam bawah yang mengacaukan kehidupan di alam manusia.
Dia juga berdiri untuk menentang ketiga kekaisaran manusia yang bertindak semena-mena pada rakyatnya.
Pendekar manusia yang tak terkalahkan itu bernama Shang Wudi. Dengan kekuatannya dia mendirikan Sekte Langit dan Bumi. Dia berjuang demi keadilan dan kebenaran untuk kehidupan yang lebih baik bagi umat manusia.
Kemudian dia membuat aturan sendiri yang adil untuk mengatur kehidupan anggota sektenya menjadi lebih baik. Hal ini menyebabkan pengikut Sekte Langit dan Bumi semakin bertambah banyak dan berkembang meluas di dataran tengah sehingga membuat para penghuni alam langit dan alam bawah merasa khawatir dengan hal itu.
Tiga kekaisaran manusia juga merasa cemas dengan ancaman meningkatnya pamor sekte Langit dan Bumi di mata rakyat mereka.
Keberadaan Sekte Langit dan Bumi yang semakin kuat membuat pemimpin sekte Shang Wudi semakin ditakuti oleh para pemimpin dari ketiga alam.
Kekuatan Shang Wudi mampu mengalahkan para dewa dan pertapa serta membunuh para raja penghuni alam bawah sehingga dia mendapat julukan Sang Penguasa Alam dari para pengikutnya.
Kekaisaran manusia tidak berani bertindak sembarangan terhadap keberadaan sekte Langit dan Bumi karena kekuatan Shang Wudi yang mampu menyamai kekuatan pada dewa.
Keberadaan Sekte Langit dan Bumi yang semakin kuat membuat para dewa bersekutu dengan para raja penghuni alam bawah untuk menyingkirkan Shang Wudi.
Meskipun mereka bersekutu tapi mereka tetap tidak mampu membunuh Shang Wudi karena kekuatannya yang sangat tinggi. Kemudian dengan menggunakan aturan langit mereka menjatuhkan kutukan langit untuk menangkap dan memenjarakannya di sebuah gua yang tersembunyi.
Shang Wudi yang telah mencapai keabadian diikat dengan menggunakan rantai yang tersegel di sekujur tubuhnya ke seluruh dinding gua tersembunyi.
Saat itu Shang Wudi berusia sekitar 65 tahun namun tubuhnya masih kuat dan energi spiritualnya sangat tinggi. Rantai dan gua itu hanya bisa menyegel tubuhnya, namun tidak bisa menyegel dan membunuh jiwanya. Hanya Shang Wudi yang bisa menentukan hidup dan mati atas dirinya sendiri.
“Shang Wudi, menyerahlah!”
“Terima dan patuhi aturan langit untuk kebaikan alam!”
Sebuah suara muncul di dalam gua tersembunyi tempat dipenjaranya Shang Wudi, pemimpin dari Sekte Langit dan Bumi.
RRRRRR...
Gua itu bergetar oleh gerakan tubuh Shang Wudi yang menarik rantai di dinding gua tersebut. Namun rantai yang telah dilengkapi formasi segel itu semakin kuat mengekang tubuh Shang Wudi.
“Kebaikan alam?”
“Hahaha... Aku selalu berprinsip pada kebenaran dan keadilan. Aku tidak akan pernah tunduk dan patuh pada aturan langit yang tidak adil,” sahut Shang Wudi sambil tertawa menatap ke langit gua dengan seringai di wajahnya.
“Kalian bisa mengurung tubuhku. Tapi kalian tidak bisa membunuh jiwaku yang abadi. Hahaha...”
“Hahahaha...”
RRRRRR...
Shang Wudi tertawa sambil menarik rantai itu kuat-kuat kembali hingga gua itu bergetar seakan-akan mau runtuh. Namun segel pada rantai itu kembali menguat dan mengekang tubuh Shang Wudi.
Suara itu pun menghilang setelah mendengar jawaban Shang Wudi yang masih tetap kukuh memegang prinsipnya menentang aturan langit yang dianggapnya tidak adil bagi umat manusia.
Setelah menghilangnya Shang Wudi pemimpin sekte Langit dan Bumi di alam manusia, pengaruh Sekte Langit dan Bumi pada umat manusia secara perlahan mulai menurun bahkan sering terjadi pertempuran di dalam tubuh sekte itu sendiri karena memperebutkan kepemimpinan.
Pihak ketiga kekaisaran manusia kemudian menyatakan sekte Langit dan Bumi sebagai sekte aliran hitam yang terlarang dan para pengikut mereka dikejar untuk ditangkap bahkan dibunuh oleh ketiga kekaisaran.
Sekte-sekte baru kemudian muncul di berbagai wilayah ketiga kekaisaran yang terbentuk dari perpecahan sekte Langit dan Bumi dan menyatakan diri tidak berhubungan dengan sekte langit dan bumi.
Semakin lama sekte Langit dan Bumi menjadi semakin tenggelam oleh kemunculan sekte-sekte baru tersebut dan juga oleh larangan dari pihak tiga kekaisaran.
Di dalam gua tersembunyi, Shang Wudi merasa bahwa hidupnya tidak akan lama lagi, namun dia tetap tidak menyerah karena dia sendiri yang mengatur takdir dan nasibnya.
Meskipun Shang Wudi tidak melihat sendiri apa yang terjadi pada sekte Langit dan Bumi yang ia dirikan, tapi dia bisa memastikan bahwa sektenya berada dalam keadaan hancur sejak dia dikurung di dalam gua tersebut.
“Hahaha... Tubuhku boleh musnah, tetapi jiwaku akan tetap hidup. Aku akan kembali membuat perhitungan!”
“Hahaha...”
JEGERR!
Teriakan dan tawa Shang Wudi yang lantang menggema dibarengi oleh suara petir yang menggelegar. Kemudian dari kening Shang Wudi menyala sebuah cahaya putih kekuningan yang terbang melayang ke atas langit-langit gua dan kemudian menghilang.
Shang Wudi yang perkasa telah meninggalkan jasadnya yang terkurung di dalam gua tersembunyi. Namun legenda perjalanan Sang Penguasa Alam baru saja akan dimulai.
Ribuan tahun berikutnya, di sebuah kota kecil di pesisir laut timur dataran tengah, seorang pemuda tiba-tiba tersentak kaget lalu terbangun dan duduk di atas ranjangnya.
“Dimana aku?” gumamnya dengan wajah tertegun dan nafas terengah-engah.
Seorang wanita cantik yang tidur disebelahnya terbangun oleh pemuda yang tiba-tiba duduk itu. Wanita itu terlihat tanpa mengenakan sehelai benang di tubuhnya kemudian menarik selimut sambil mengusap matanya.
“Siapa kamu?” Pemuda itu terkejut ketika mengetahui seorang wanita bersamanya di atas ranjang itu. Dia melihat dirinya yang juga polos tanpa mengenakan pakaian dan membuat wajahnya tiba-tiba berubah merah.
Pemuda itu kemudian melompat dari atas ranjang dan mencari pakaian lalu mengenakannya. Dengan wajah merah dia menunjuk ke arah wanita itu. “Siapa kamu? Apa yang kamu lakukan padaku?” teriaknya.
“Aku? Bukannya semalam kamu yang merayu dan mengajakku ke kamar ini?” Wanita itu terlihat sedikit kesal oleh sikap pemuda tersebut. Tapi kemudian wanita itu kembali tersenyum genit pada pemuda itu.
“Semalam kamu lebih ganas padaku, kenapa hari ini kamu ketakutan?” Wanita itu melihat pemuda itu sambil mengedipkan matanya.
Pemuda itu memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit. Dia tidak bisa mengingat kejadian semalam yang telah dia lakukan. “Ah, apa yang terjadi denganku?” pikirnya.
Dengan wajah kebingungan pemuda itu lalu pergi meninggalkan wanita tersebut di dalam kamar sebuah penginapan di kota kecil itu.
Kota Beihan adalah nama kota kecil yang merupakan kota pelabuhan yang terletak di sisi timur dataran tengah. Kota kecil itu tidak terlalu luas, namun mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan dan pedagang. Hanya sebagian kecil penduduk kota yang bekerja di ladang sebagai petani.
Pemuda yang keluar dari penginapan itu bernama Shang Xi, seorang anak petani yang berusia 18 tahun namun menyukai ilmu bela diri dan barang-barang antik. Dia memiliki sahabat bernama Zhao Min yang juga menyukai hal yang sama.
Kedua sahabat Shang Xi dan Zhao Min sering berpergian untuk menggali makam kuno demi mendapatkan barang-barang antik yang kemudian mereka koleksi atau dijual untuk menghasilkan uang.
\=====
Seminggu sebelumnya Shang Xi dan Zhao Min pergi ke sebuah daerah terpencil yang terdapat di kaki sebuah gunung dengan tebing yang curam untuk mencari sebuah makam kuno.
Shang Xi dan Zhao Min menggali tanah di tebing yang curam itu untuk menemukan makam kuno yang dipercaya oleh penduduk setempat sebagai makam para dewa.
Setelah menggali selama tiga hari tiga malam, mereka pun menemukan sebuah lorong gua yang panjang menuju ke bagian dalam gunung yang di dalamnya terdapat sebuah makam kuno. Kedua sahabat itu sangat gembira ketika menemukan makam kuno tersebut dan mengambil barang-barang berharga dari tempat itu.
Namun ketika mereka tengah mengambil beberapa barang, tanpa sengaja kaki Shang Xi menginjak tanah yang rapuh dan terperosok jatuh ke dalamnya lalu terguling hingga ke sebuah gua tersembunyi yang cukup luas.
“Shang Xi, apakah kamu baik-baik saja?” Teriak Zhao Min yang masih berada di atas lubang yang cukup tinggi kepada Shang Xi yang terjatuh ke dalam gua tersebut.
“A-Aku baik-baik saja. Tetapi kepalaku sedikit pusing.” sahut Shang Xi menyadari bahwa kepalanya terbentur dengan dinding lubang saat dirinya terperosok jatuh.
Di dalam gua itu, Shang Xi kemudian menyalakan obor yang selalu dibawa dalam tasnya untuk menerangi sekitar gua tersebut. Saat seluruh gua mulai terang mata Shang Xi terbelalak melihat sosok manusia yang dirantai pada sekujur tubuhnya dan terikat ke dinding gua.
Shang Xi kemudian mendekati sosok tersebut untuk memeriksanya. Kemudian dengan gemetar tangannya mencoba menyentuh sosok manusia itu.
Treekk... Teek... Treekk... Trekk!
Wusshh...
Rantai-rantai berjatuhan bersuara riuh saat terlepas dan sosok manusia itu berubah menjadi debu ketika Shang Xi menyentuh tubuhnya. Lalu dari atas langit-langit gua muncul cahaya terang putih kekuningan dan menghantam tubuh Shang Xi hingga terdorong ke dinding gua dan pingsan. Cahaya itu perlahan lenyap masuk ke dalam tubuhnya.
“Shang Xi, apa kamu baik-baik saja?” Tiba-tiba Shang Xi dibangunkan oleh suara sahabatnya Zhao Min yang telah turun ke dalam gua itu dan melihat Shang Xi yang dalam keadaan tidak sadarkan diri sebelumnya.
Shang Xi mengusap kepalanya yang masih terasa sakit. Tapi dia merasa sedikit aneh karena badannya tidak mengalami luka sedikitpun. Hanya dia merasa kepalanya yang sedikit pusing.
Karena melihat Shang Xi tidak apa-apa, Zhao Min pun berkeliling gua itu untuk melihat keadaan. Zhao Min kemudian menemukan sebuah gulungan kulit binatang usang di sela-sela tumpukan abu dan mengambilnya. Kemudian dia membaca bagian atas gulungan kulit itu yang bertuliskan “Rahasia Langit dan Bumi”. Matanya berbinar ketika menemukan tulisan pada kulit usang tersebut lalu menyimpan sendiri di balik saku pakaiannya.
Tidak ada banyak benda lain di dalam gua tersebut. Mereka kemudian pergi meninggalkan gua itu dengan memanjat naik melalui lubang tempat Shang Xi terjatuh.
Ketika meninggalkan gua bawah tersebut, tiba-tiba terdengar suara menggelegar dan dinding gua itu bergetar hendak runtuh. Shang Xi dan Zhou Min menjadi terburu-buru untuk keluar dari makam kuno yang juga turut bergetar karenanya seperti akan segera runtuh.
Beruntung Shang Xi dan Zhou Min bisa mencapai bagian luar gunung dengan tepat waktu karena setelah itu pintu masuk yang mereka gali telah runtuh dan menutupi jalan menuju makam kuno tersebut.
Kedua sahabat itu membaringkan tubuh mereka sambil mengatur nafas yang tersengal-sengal akibat berlarian keluar dari dalam gua.
“Ah, kita sungguh beruntung,” kata Zhao Min sambil tersenyum. Di dalam pikirannya merasa gembira karena berhasil menemukan sebuah gulungan kulit di dalam gua tersebut.
“Benar. Aku senang bisa keluar dari tempat itu.” sahut Shang Xi yang masih memegang kepalanya karena merasa pusing.
Sosok jasad manusia yang ditemukan oleh Shang Xi itu adalah sosok Shang Wudi yang telah terkurung di dalam gua tersembunyi itu selama ribuan tahun. Sedangkan gulungan kulit itu adalah catatan yang ditulis oleh Shang Wudi yang isinya merupakan tehnik untuk mendapatkan kekuatan spiritual tinggi.
Setelah kejadian itu, Zhao Min kemudian menutup diri di rumahnya untuk mempelajari tehnik pada gulungan kulit yang ia temukan dan membuatnya jarang bertemu dengan Shang Xi.
Lain halnya dengan Shang Xi yang menemukan cukup banyak barang-barang antik dari makam kuno dan segera menjualnya ke pedagang antik untuk mendapatkan uang.
Kemudian malam harinya dia pergi ke sebuah warung makan hingga mabuk dan bertemu dengan wanita cantik. Lalu mereka pun sepakat pergi ke sebuah penginapan untuk bermalam.
Itulah sebabnya keesokan harinya saat Shang Xi tersadar, dia lalu keluar dari penginapan dengan kepalanya yang masih terasa sakit. Dia benar-benar tidak mengingat kejadian yang dia alami semalam.
Shang Xi kemudian pergi ke rumah Zhao Min untuk bercerita pada sahabatnya itu. Namun dia tidak menemukan sahabatnya tersebut.
“Aneh, kemana dia pergi? Mengapa dia menghilang?” gumam Shang Xi ketika melihat rumah sahabatnya yang kosong.
Shang Xi merasa hal yang aneh karena tidak biasanya sahabatnya itu pergi tanpa berpamitan kepadanya. Zhao Min bahkan sering kali datang dan mengajaknya untuk pergi bersama. Tapi kali ini dia merasa sahabatnya itu telah pergi sendiri dan meninggalkan dirinya.
“Ah, mungkin dia pergi menjual barang-barang antiknya.” gumam Shang Xi berusaha menghibur diri atas kepergian sahabatnya itu.
Shang Xi pun kembali ke rumahnya untuk melanjutkan aktifitasnya seperti biasa. Beberapa hari terakhir Shang Xi terlihat selalu bersemangat. Tubuhnya seperti memiliki tenaga yang tiada habisnya dan terasa nyaman tanpa kelelahan.
Karena merasa tubuhnya memiliki tenaga yang penuh membuat Shang Xi menjadi sangat aktif beberapa hari ini dan membantu hampir semua orang di kota Beihan.
Ketika dia sedang membantu keluarga Mu yang bertani di ladang, tiba-tiba dua orang lelaki muda berlarian ke arahnya.
“Shang Xi, cepat temui temanmu. Dia sedang mengamuk di pinggir utara kota.” teriak salah seorang lelaki itu dengan nafas terengah-engah.
“Zhao Min? Apa yang telah terjadi?” tanya Shang Xi menghentikan kegiatannya di ladang dan menghampiri lelaki tersebut.
“Kami tidak tahu. Dia tiba-tiba muncul lalu mengamuk dan melukai semua orang yang ditemuinya,” sahut lelaki lain yang sudah mengatur nafasnya dengan keringat membanjiri pakaian karena habis berlarian mencari Shang Xi.
“Ayo kita lihat dia!” ajak Shang Xi kemudian.
Kedua lelaki muda itu pun mengantarkan Shang Xi pergi berlarian lagi menuju lokasi temannya Zhao Min yang mengamuk.
Saat berada di lokasi kejadian, tampak Zhao Min tengah di kepung oleh dua orang lelaki muda dan dua orang wanita muda lainnya. Mereka bertarung dengan sangat sengit, tetapi keempat orang yang mengeroyok Zhao Min tidak mampu mendekatinya.
Wajah Zhao Min tampak bengis dan matanya yang terlihat putih keseluruhan. Dia meraung sambil menyerang keempat orang yang mengepung itu dengan ganasnya.
Sementara itu di sekitar lokasi tersebut, banyak orang yang terluka karena diserang oleh Zhao Min yang mengamuk. Mereka sedang diobati oleh beberapa wanita muda yang sepertinya sealiran dengan keempat pengepung Zhao Min.
“Sekte Teratai Putih?”
Shang Xi mengenali pakaian dan juga gerakan dari keempat orang yang mengepung Zhao Min yang berasal dari sekte Teratai Putih. Sekte Teratai Putih berada di sebuah gunung yang disebut dengan Gunung Persik di sebelah utara kota Beihan. Dan kejadian ini tentu tak lepas dari pengamatan orang-orang sekte Teratai Putih yang berada di dekat wilayah itu.
Lima tahun yang lalu Shang Xi dan Zhao Min pernah mengikuti seleksi untuk masuk menjadi murid sekte Teratai Putih, namun mereka gagal dan tidak berhasil diterima menjadi anggota sekte. Itulah yang membuat Shang Xi mengenali pakaian dan gerakan mereka.
Melihat temannya yang dikeroyok oleh empat orang dari sekte Teratai Putih membuat hati Shang Xi menjadi geram. Dia pun masuk ke dalam pertempuran untuk membela Zhao Min dan bermaksud menghentikan mereka untuk menyerang temannya.
“Tolong hentikan menyerang temanku!” Teriak Shang Xi sambil berusaha menangkis serangan keempat orang itu pada Zhao Min.
Keempat orang sekte Teratai Putih itu terkejut melihat Shang Xi yang tiba-tiba masuk ke dalam pertempuran dan ingin menghentikan mereka. Salah satu wanita muda yang cantik menghentikan serangannya yang hampir saja melukai Shang Xi dan melompat mundur.
“Apa yang kamu lakukan?” Teriaknya dengan tatapan marah.
“Tolong hentikan serangan kalian, biarkan aku berbicara dengan temanku ini.” pinta Shang Xi dengan wajah memelas.
Ketika Shang Xi membalik badan untuk melihat Zhao Min, tiba-tiba telapak tangan kanan Zhao Min temannya telah menghantam dadanya.
“Akh!” Shang Xi terkejut saat menyadari sahabatnya Zhao Min telah menyerang dirinya.
Namun anehnya telapak tangan itu tidak melukai tubuh Shang Xi meskipun dihantam dengan keras oleh Zhao Min. Telapak tangan kanan Zhao Min masih menempel di tubuh Shang Xi dan tidak bisa ditarik olehnya. Kemudian Zhao Min memukulkan telapak tangan kiri ke dada Shang Xi untuk melepaskan dirinya.
Bugh!
Telapak tangan kiri Zhao Min menghantam keras dada Shang Xi namun tidak tampak kesakitan di wajah Shang Xi.
Shang Xi pun merasakan hal aneh dan kedua telapak tangan Zhao Min kini tidak bisa ditarik dari dada Shang Xi. Kedua telapak tangan Zhao Min seperti melekat erat ke dada Shang Xi.
Kemudian Shang Xi memegang kedua lengan Zhao Min. “Zhao Min, tenangkan dirimu!” pintanya.
Dan hal aneh lainnya kembali terjadi, Shang Xi merasakan aliran energi memasuki kedua telapak tangannya dari tubuh Zhao Min. Beberapa saat kemudian tubuh Zhao Min perlahan menjadi lemas kehabisan energi yang terserap oleh Shang Xi dan wajah serta matanya kembali seperti semula.
Zhao Min akhirnya terkulai dan tidak sadarkan diri setelah energinya habis diserap oleh Shang Xi. Kejadian itu tidak lepas dari pandangan wanita muda yang cantik di samping Shang Xi yang juga merasa terkejut melihat hal itu.
Wanita muda itu adalah Huang Shi, anak ketiga dari ketua sekte Teratai Putih Huang Zhou. Dia segera memerintahkan anggota sekte untuk memeriksa keadaan Zhao Min yang telah tidak sadarkan diri.
“Putri, tubuhnya lemah. Apa yang harus kita lakukan?” tanya wanita muda satunya yang memeriksa tubuh Zhao Min.
“Bawa dia ke kediaman sekte untuk diperiksa dan diobati. Jangan sampai kejadian ini terulang kembali.” sahut Putri Huang Shi dengan tegas.
Mata Shang Xi berkedut mendengar kata-kata Huang Shi. Dia berdiri hendak menghalangi orang-orang sekte Teratai Putih untuk membawa temannya.
“Kamu juga bisa ikut bersamanya ke kediaman sekte!” kata Huang Shi pada Shang Xi sebelum Shang Xi mengatakan sesuatu.
Huang Shi merasa ada sesuatu di antara Zhao Min dan Shang Xi, sehingga amukan Zhao Min yang karena kerasukan bisa diredakan oleh Shang Xi. Itulah sebabnya dia juga mengajak Shang Xi ke kediaman sekte Teratai Putih.
Di kediaman Teratai Putih, yang terletak di kawasan Gunung Persik yang sangat luas dan bangunan kediaman sekte yang megah. Pintu gerbang sekte pun sangat besar dan megah dengan beberapa penjaga yang berdiri di depannya.
Ketika melihat kedatangan Huang Shi dan rombongannya, para penjaga itu pun membungkukkan badan dan memberi hormat padanya. Huang Shi langsung mengajak rombongannya naik gunung dan pergi ke balai pengobatan untuk memeriksa keadaan Zhao Min.
“Akhirnya aku pun bisa memasuki sekte Teratai Putih ini bersama Zhao Min,” batin Shang Xi dengan mata berkilat karena merasa senang.
Menjadi anggota sekte Teratai Putih bagi anak-anak di kota Beihan merupakan sebuah impian. Demikian juga dengan Shang Xi dan Zhao Min yang sejak kecil mengimpikan bisa hidup menjadi murid sekte Teratai Putih. Namun sayang mereka tidak lolos dalam ujian seleksi masuk sekte lima tahun yang lalu.
Kini di usia mereka yang 18 tahun baru bisa memasuki kediaman sekte Teratai Putih yang megah itu. Meskipun hanya sebagai tamu tetapi membuat hati Shang Xi merasa cukup senang. Shang Xi bersemangat melihat sekeliling kediaman sekte yang dipenuhi oleh para murid yang sedang berlatih.
Di kediaman sekte Teratai Putih, para murid lelaki dan perempuan dipisahkan baik dari tempat tinggal maupun pelajaran kelas mereka. Namun pada usia remaja mereka akan bergabung dalam kelas sesuai tingkatan kekuatan kultivasi mereka.
Sekte Teratai Putih membagi murid mereka dalam dua divisi yang berbeda sesuai jalur kultivasinya. Ada Divisi Kultivasi Fisik dan ada Divisi Kultivasi Spiritual. Maring-masing murid remaja dimasukkan ke dalam divisi yang berbeda sesuai bakat yang muncul setelah melakukan pelatihan sejak usia dini.
Pelatihan jalur Kultivasi Fisik berbeda dengan jalur Kultivasi Spiritual, dan keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!