NovelToon NovelToon

Kehidupan Kedua

#AWAL

Manusia diciptakan dengan berbagai macam takdir hidupnya. Mau tidak mau, suka tidak suka mereka harus hidup dengan takdir mereka masing-masing. Mereka harus menerima dan menjalani kehidupannya sehancur apapun itu. Terdengar seperti paksaan untuk tetap hidup tapi begitulah kehidupan semua sudah ada yang mengaturnya.

Begitu pula dengan kehidupan yang kujalani. Hidup hanya seorang diri semua orang yang kucintai sudah pergi meninggalkan ku. Awal nya kehidupan ku bahagia, meskipun hidup kami bukan terbilang kaya, tapi kami bahagia, namun hal yang tidak diinginkan terjadi kepada Kedua orang tua ku. Mereka mengalami kecelakaan yang sampai saat ini tidak ada kejelasan tentang pelaku nya. Kini aku menghidupi kebutuhan ku sendiri. Bekerja banting tulang siang malam. Siang menjadi pelayan di mini market, malam nya menjadi pelayan kafe. Dengan gaji pas-pasan untuk kehidupan satu bulan.

Karena tidak punya sanak saudara tidak ada yang membantuku menemukan pelaku itu. Berasa begitu menyesakan, terasa sangat menyedihkan, dan terasa begitu berat beban yang dipikul tanpa ada siapapun di sampingku. Bahkan yang kuinginkan saat ini hanya ingin mati. Aku sudah kehilangan gairah untuk hidup. Tidak ada yang membuatku ingin bertahan hidup. Semua menyesakan.

Aku merasa mataku sudah dibanjiri air mataku. Aku sudah lelah dengan semua ini. Dan aku ingin menyudahi semua yang menyesakan ini.

Tanpa ku sadari, aku sudah berdiri dipinggir jalan. Angin menerpa rambutku yang tergerai.

Didepan ku, kendaraan begitu sibuk lalu lalang.

"maafkan aku ." kataku pilu sambil memejamkan mata

Aku meminta maaf pada diriku sendiri karna harus berakhir seperti ini.

Aku menghempaskan tubuhku saat truk besar melaju kencang.

Terdengar decitan rem. Tapi mobil itu tidak bisa berhenti dengan keras menghantam tubuh ku

"BbbRRUUG"

Terdengar sebuah jeritan. Suasana terdengar menjadi bising dan riuh.

Sekujur tubuh ku berasa sakit, tulangku berasa patah semua. Dan akhirnya aku tidak merasakan apapun juga, semua terasa mati rasa.

Dan kebisingan yg ku dengar kini begitu sunyi tenang dan semua beban kesedihan perlahan lahan menghilang. Ini akhir dari takdir ku.

hidup kembali

Di lain tempat terdapat seorang perempuan belia terbujur kaku di sebuah ruangan rawat inap. Dan tubuhnya dipasangi dengan peralatan dokter. Terdengar suara monitor detak jantung. Terlihat seorang pria tinggi semampai duduk disamping nya. Memandangi perempuan itu dengan sangat sedih. Entah kenapa dia terlihat seperti itu. Tak berapa lama tiba-tiba pintu terbuka. Seorang perempuan paruh baya sudah berdiri di depan pintu

"Sun Jae..!" sapa wanita itu

"selamat siang bi...! Sapanya lagi sambil tersenyum.

wanita paruh baya itu masuk dan berjalan ke arah laki-laki bernama Sun Jae serayan menepuk bahunya.

"semua akan baik-baik saja, sejauh ini Im Sol masih bertahan. Kita hanya bisa berdoa selanjutnya, kita serahkan semuanya pada Im Sol. " ujarnya

Sun Jae hanya mengangguk dia tidak bisa berkata-kata lagi.

" Apa waktu luang mu banyak?" tanya wanita itu

"Tidak bi, aku kemari mencuri waktu saja." jawabnya

" Im Sol pasti senang melihat mu begitu perhatian." senyum wanita paruh baya itu.

"seharusnya aku lebih perhatian pada dia, seharusnya saat itu aku."

"ssstt.. Sudah cukup jangan diungkit lagi. " kata wanita paruh baya itu memotong pembicaraan Sun Jae.

Tiba-tiba ponsel Sun Jae berdering.

" sepertinya aku harus kembali." kata Sun Jae dengan nada pilu.

wanita paruh baya itu mengangguk

" iya bibi mengerti, jangan terlalu memaksakan diri bibi tau pekerjaan mu sangat padat. Jaga kesehatan mu." ucap wanita paruh baya itu

Tanpa berkata lagi pria bernama Sun Jae bergegas pergi .

Setelah kepergian Sun Jae, bibi menatap perempuan belia itu, dia putrinya.

Sambil menghela nafas berat.

"ibu harap kamu melihat itu, Sun Jae benar-benar mencintai mu, Im Sol." kata ibu nya pelan.

" ahh... sudah berapa lama kamu berbaring disini, berhentilah menghukum Sun Jae. " kata nya lagi sambil mengambil wadah dan mengisi nya dengan air hangat. kemudian duduk disamping Im Sol dan menyeka wajah nya dengan kain.

Tiba-tiba terlihat kelopak matanya bergerak-gerak.

"Im Sol .. " panggil ibunya

matanya bergerak-gerak lagi.

Dengan cepat ibu Im Sol memanggil dokter.

Tak lama kemudian dokter datang dan segera memeriksanya. Dengan cemas ibu Im Sol berjaga diluar sambil sesekali mengintip ke arah jendela. Setelah lama menunggu pintu ruang rawat terbuka

"Bagaimana Dok?" cemas ibu Im Sol

"Kita bisa memastikannya bersama." ucap dokter sambil mempersilahkan ibu Im Sol masuk.

Dan terlihat Im Sol sudah duduk berdiri tapi tatapnya kosong.

"Im Sol... ?" panggil ibunya lirih

perlahan lahan tatapnya beralih kepada wanita yang memanggilnya.

"Im Sol..!" panggil ibunya lagi

Tapi yang dipanggil tetap diam

"Im Sol ini ibu, apa kamu ingat?" ujarnya lagi sambil menahan sedih melihat putrinya

" i..i..bu?" ucap nya dengan tatapan kosong.

Dengan cepat dokter berbisik dan mengajak ibunya keluar.

Sementara itu Im Sol tetap terduduk dengan tatapan kosong, dia berusaha mencerna sekelilingnya. Dia tidak bisa mengingat apapun semua terasa kosong. pikirannya kosong. Dia tidak tau siapa dia. Dia hanya tahu namanya setelah perempuan paruh baya itu memanggilnya Im Sol.

Tak berapa lama dokter membawa Im Sol ke ruangan CT scan. Dan memeriksa keadaanya.

setelah semua pemeriksaan berakhir, Im Sol kembali ke ruang rawatnya.

Dan ibu Im Sol pergi ke ruangan dokter yang memeriksanya.

"Menurut hasil pemeriksaan CT scan, putri anda mengalami hilang ingatan, mungkin karena shock yang diakibatkan kecelakaan tersebut. Tapi perlahan lahan ingatannya pasti akan kembali." ucap dokter menjelaskan apa yang terjadi dengan putrinya

Ibu Im Sol sangat terkejut, tapi melihat Im Sol sudah sadar kembali sudah membuatnya bahagia.

ibu Im Sol kembali ke ruangan tempat putrinya dirawat.

Dan terlihat Im Sol yang tidur terlentang dengan tatapan kosong menghadap ke jendela.

" Im Sol..! " panggil nya.

Im Sol menoleh

"Jangan khawatir semua akan baik-baik saja," senyumnya.

Im sol hanya diam saja

Tak berapa lama muncul dua orang pria. Meraka ayah dan Kakak laki-lakinya.

" Im Sol... !" seruan panjang memanggil nya kemudian memeluknya pelan.

"Aku sangat senang melihat mu baik-baik saja." ucapnya sambil menahan tangis

Tapi seketika kakaknya terlihat bingung melihat Im Sol yang diam saja.

Kakaknya menatap ibunya. mereka saling bertatapan kemudian mereka berjalan keluar. Ibu Im Sol menjelaskan yang terjadi.

Sementara itu aku yang mereka panggil Im Sol. Berusaha keras mengingat semuanya. Yang pasti aku tidak mengingat apapun dan aku bukan Im Sol. Aku tidak tau sebenarnya aku ini siapa, yang pasti aku bukan Im Sol.

Terdengar pintu di buka dan mereka bertiga masuk.

"kita hanya tinggal menunggu keputusan kapan Im Sol bisa pulang." kata ibu

"Ayah harap Im Sol segera pulang, bukankah disini sangat menyesakan?" tanya ayahnya

"aku bukan Im Sol." kata ku spontan. Dan semua bungkam mendengar itu.

"amm... Lalu menurut mu, kamu siapa?" Tanya kakak Im Sol bertanya.

Aku terdiam,

"Jangan khawatir mungkin ini membuat mu bingung, tapi lama-lama kamu juga akan ingat semuanya. " kata ibu menenangkan dengan senyuman di bibir nya.

Aku hanya diam dengan tatapan kosong.

kehidupan pertama

Setelah satu bulan lamanya, akhirnya aku di izinkan untuk pulang ke rumah. Aku masih mencerna semua yang terjadi menurut cerita kakak ku, aku ditemukan tenggelam. Tak tahu kenapa, tidak ada yang melihat kronologinya. Aku ditemukan tenggelam oleh seorang pejalan kaki. Untungnya aku masih bisa diselamatkan.

Sulit mengingat kejadian itu. Tapi mereka amat sangat baik. Tentu saja aku bagian dari keluarga mereka. Saat aku duduk di kamar ku sambil membaca novel pemberian kakak ku. Tiba-tiba pintu terbuka seseorang terengah-engah, seorang pria asing baru pertama kali aku melihatnya. Berdiri di depan pintu, kemudian berlari kearah ku kemudian memeluk ku erat.

"Im Sol..!" suaranya bergetar antara menahan sedih dan senang melihat ku. Tapi aku merasa tidak senang melihatnya.

"maaf aku baru datang, terimakasih sudah kembali. Aku benar-benar khawatir. Dan aku sangat merindukan mu. " ucap nya dan dia melepaskan pelukanya saat menyadari aku hanya diam saja.

" maaf.. Aku tidak mengenalmu." ucap ku langsung .

Sontak membuatnya terkejut.

"Sun Jae... !" panggil ibu .

Sun Jae menatap ibu ku bingung. Kemudian ibu menariknya keluar.

Aku hanya terdiam. Berusaha mengingat orang itu, tapi tetap saja tidak ada yang ku ingat.

"Im Sol...!" ibu mengetuk pintu dan membukanya.

"ini Sun Jae, dia...."

"Maaf mungkin aku membuat mu terkejut" ucapnya sengaja memotong pembicaraan ibu ku.

ibu tersenyum kemudian meninggalkan kami, aku merasa canggung, tapi aku tidak bisa memanggil ibu, karena dia pergi begitu saja.

"Iya.. Itu membuat ku sedikit terkejut. Semua orang juga pasti akan bertindak yang sama saat melihat ku." kata ku

"Apa kau benar-benar tidak mengingatku?" tanyanya, sambil duduk di samping ku.

"Untuk saat ini iya, dan bagi ku, aku tidak mengenal siapapun. Dan untuk saat ini aku bukan Im Sol." kataku

"Kamu tetap Im Sol apapun yang terjadi. Dulu maupun saat ini. Memang sulit tapi kamu harus ingat bahwa banyak orang yang mencintai mu." katanya

"Iya kamu benar. " kata ku singkat.

Dia menatap ku,

"Apa ada yang lain?" tanya ku seolah-olah dia masih ingin bicara banyak padaku.

"Sebenarnya banyak, tapi mungkin aku akan sering berkunjung." katanya

"Kenapa?" tanya ku bingung.

"Karena kita mempunyai hubungan yang lebih dari sekedar teman." ucapnya

"Pacar?" kata ku langsung

"Iya bisa di bilang begitu. Mungkin di ruangan ini menyimpan banyak kenangan. " katanya lagi

Aku mengernyitkan dahiku.

"maksud mu?" bingungku

"ahh... Jangan salah paham. Mak.. maksud ku mungkin kamu menyimpan photo kita atau biasanya perempuan membuat buku diary atau semacam itu." jelasnya

"oooh...seperti itu." kataku mengangguk

"Mungkin kita harus mulai dari awal lagi, aku tidak keberatan." katanya

"Entahlah, sebenarnya aku merasa tidak nyaman." kata ku blak blakan.

Dia menatap ku aneh,

"Iya tentu, makanya aku mengajakmu saling mengenal lagi. Karena aku tahu kamu bukan Im Sol yang dulu saat ini." katanya

"Aku juga tidak bisa memastikan, aku bisa kembali menjadi Im Sol yang dulu atau..."

"Aku tetap menyukai mu." potong Sun Jae.

Aku menatapnya tajam.

"Baiklah.. Nanti kita bercerita lebih banyak lagi. aku pamit pulang. Sebenarnya aku masih ingin tetap disni. Meskipun kamu bukan Im Sol yang dulu, perasaan ku masih tetap sama." ujarnya kemudian pamit pergi.

Meskipun perkataanya terdengar manis tapi tidak berarti apapun.

Setelah selama seminggu rehat dari semua aktifitas.

Akhirnya aku kembali ke rutinitas ku. Aku berkuliah di universitas hanyang mengambil jurusan sastra.

Kakak laki-laki ku bercerita banyak tentang ku. Meskipun amat sangat sulit melanjutkan kehidupan Im Sol dalam keadaan yang seperti ini. Tapi tidak ada pilihan lain, supaya aku bisa mengingat semuanya aku harus menjalani kehidupan ku saat ini.

Semua orang di kelas ku menatapku. Tatapan yang mengisyaratkan rasa iba atau semacam itu. Semua terasa asing. Tiba-tiba seorang perempuan berteriak

"Im Sol disini..!!" katanya mengacungkan tangan sambil melambai memintaku untuk duduk bersamanya.

Aku menghampirinya kemudian duduk disebelahnya.

"Im Sol senang bisa melihat mu lagi." sapanya sambil tersenyum

"ahh... Iya. " jawab ku dan membalas senyumannya.

"Sebenarnya kita tidak terlalu dekat, jadi aku tidak begitu tau tentang mu. Jangan khawatir teman-teman sudah mengetahui keadaan mu. Jadi tidak usah memaksakan diri " ucap nya lagi

"Aku rasa, aku tidak memaksakan diri untuk apapun. Hanya saja, aku sedikit bingung." jawab ku

"ahh .. aku paham. Tidak apa-apa ada aku. Kamu bisa tanyakan apapun padaku jangan sungkan." katanya sambil tersenyum lebar.

"Terimakasih, tunggu aku belum tahu namamu?" kataku.

"ahh... Kau benar aku belum sempat memberi tahu mu, aku Hyun Joo." senyumnya

Aku rasa, dia sangat ramah dari tadi dia terus tersenyum. Aku berharap dia orang baik.

Kelas pun di mulai, mata pelajaran dengan banyak penjelasan yang membuat ku terasa pusing. Meskipun aku dulu terbilang anak yang rajin, sepertinya aku yang sekarang tidak terbiasa dengan ini.

Akhirnya pelajaran pun berakhir

"ahh... Akhirnya ." ucapku spontan sambil menghela nafas berat.

Hyun Joo menatap ku

"am... Apa aku terlihat aneh?" tanya ku

"emmm... Iya. Boleh aku bicara jujur?" tanya nya

"Tentu boleh saja, kenapa tidak?"Jawab ku

"Aku rasa, aku lebih menyukai mu yang sekarang. Apa kamu tahu, kamu termasuk orang yang tidak bisa mengekspresikan apapun. Mungkin bisa di bilang kau memendam semuanya. " katanya

"ahh... Seperti itu." kata ku

"apa rencanamu setelah ini?" tanya nya

"tidak ada , aku tidak punya rencana lain."

"baiklah apa kamu mau makan siang bersamaku?" tanyanya penuh harap

"emmm... Boleh. " jawabku mengangguk

dia tersenyum senang.

Dan dia menggandeng ku pergi meninggalkan kelas. Kami pergi ke kedai ramen yang tidak jauh dari kampus.

Sepanjang perjalan dia tidak berhenti bicara. Apapun dia bicarakan soal diriku. Karakter ku saat di kelas. Tidak begitu suka bergaul. Dan termasuk orang yang tertutup.

Saat hidangan ramyeon tiba di hadapan kami. Dengan mata berbinar

"Wah ... Ini benar-benar terlihat sangat lezat."

"Aku rasa kamu benar-benar sangat cerewet."

"Iya aku hanya diam saat menyantap makanan saja, ayo kita makan." ucapnya dengan tidak sabar dia langsung melahap ramyeon yang panas itu.

Melihat dia yang kepanasan membuat ku terkekeh.

"Yah... Apa kamu menertawakan ku?" tanyanya menatap ku.

Dengan cepat aku berdehem dan mulai meniup ramyeon panas ku.

"Semua orang juga akan melalukan yang sama jika dia diposisi ku." jawab ku

"ahh... Kamu benar. Aku mulai merasa nyaman bicara dengan mu. Dulu aku sama sekali tidak menyukai mu. " ucap nya jujur

"Benarkah? Mungkin saat ini kamu menyukaiku karena merasa kasihan? Iya kan?" tanyaku

"emmm... Bisa di bilang begitu. Aku tidak tega melihat mu dengan tatapan kosong. Kau tahu, aku memperhatikan mu saat kau didepan kelas. Seperti ini ..." dia memperagakan ku, berdiri dan menatap berkeliling seperti orang kebingungan.

"Kau lihat, seperti itu. aku benar-benar kasihan melihatnya."

"Iya iya terimakasih sudah mengasihani ku ." tawaku pelan.

"Apa yang lucu?" tanya nya

tanpa ku sadari, aku terkekeh membayangkan dia memperagakan ku .

"yah??" kesalnya lagi

"Ekspresi mu benar-benar lucu, kamu itu berlebihan." tawa ku

Dia malah ikut tertawa mendengar itu.

"Aku hanya mengekspresikan situasi mu saat itu selebihnya yah, mungkin dilebih-lebihkan."

"Kau ini.. Benar-benar." kata ku perlahan-lahan tawaku memudar.

"Aku merasa nyaman dengan mu, apa boleh kita berteman?" tanya ku

"Aku rasa, semua orang boleh berteman dengan siapapun." jawabnya

"Benar." kata ku

"oh iyah rumah kita searah apa mau ku antar pulang?" tanya nya

"amm...sebenarnya kakak ku akan menjemput ku. "

" ahh... Aku lupa kamu punya kakak laki-laki kan?".

"Iya." jawab ku

"Lain kali saja yah," kata ku

tiba-tiba ponsel ku berdering.

ku tatap layar ponsel dan tertulis nama sunjae.

Aku mengernyitkan dahi ku. Dan membiarkan nya

"Kenapa?" tanya hyunjoo

"am.. tidak, aku tidak mengenalnya." jawabku.

setelah makanan kami habis.

Kami pun saling berpamitan dan dia pergi.

Aku bergegas menuju halte bis. Menunggu kakak ku

Tapi yang ditunggu tidak muncul juga. Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti dihadapan ku. Dia mengklakson ku. Tapi aku tetap diam. Akhirnya seorang laki laki tinggi keluar, dia berpakaian serba hitam dan memakai topi. Aku berusaha menghindar tapi sebelum aku beranjak pergi dia sudah memegang tangan ku.

"Ini aku." katanya sambil membuka topi kemudian memasangkannya kembali

Dengan cepat dia menarik ku ke dalam mobil.

Aku terheran-heran dengan perilakunya seolah olah dia seorang buronan.

"Apa kau berusaha menculik ku?" tanya ku

"Apa kau bercanda? Aku yang bertugas menjemput mu hari ini. Apa kakak mu tidak mengabari mu? " tanya nya

"Tidak, belum. Tapi apa begini cara mu? Apa kamu seorang buronan?" Tanya ku lagi

pertanyaan ku membuat nya terkekeh

"Yang benar saja, ah... Aku lupa memberitahu mu. Yah...apa kamu tau apa pekerjaan ku?" tanya nya

"Nama mu saja aku tidak tau, apa lagi pekerjaan mu?" kata ku.

"Yah... Kalau pun harus menebak-nebak nya, seperti yang ku katakan barusan, buronan? "

Lagi lagi perkataan ku membuatnya tertawa

"Selain kau suka bicara blak-blakan, kau juga terlalu jujur. Seperti yang kau lihat penampilan ku ini tampan bukan?" tanyanya sambil sedikit bergaya

"ah .. Tampan apanya?" kata ku dalam hati mengejek.

"Baiklah aku rasa ini tidak mempan, aku lumayan terkenal di kalangan wanita-wanita. Kalau mereka melihat ku, mereka akan mengejar-ngejar ku. Jangan kaget saat mendengar ini, aku seorang aktris." katanya

aku hanya diam saja.

"Kenapa diam? Apa kamu tidak kaget?" tanyanya

"Entah lah aku harus bersikap seperti apa saat mendengarnya. Tapi lain kali jangan seperti ini lagi, aku tidak mau membuatku dalam masalah." kataku

"ahh... Jangan khawatir aku bisa menangani nya." katanya.

"Sejujurnya aku tidak suka situasi ini. Kalau dipikir-pikir, kita terlihat seperti sedang berselingkuh. Benar bukan?" kata ku

"ahh... Aku hanya tidak ingin menyulitkan mu, kamu juga harus tahu aku orang yang setia." jelasnya

"ahh... Iya tentu." kata ku menyesali ucapan ku seolah olah sudah menilainya buruk.

"Ternyata im sol sudah menjalani hubungan yang sulit, iya kan?" Tanya ku

"Apa menurutmu ini sulit?" tanyanya lagi

"Yah... Menurutku, im sol dan dirimu harus saling menjaga satu sama lain."

"Kamu benar. Kita selalu melakukan hal itu, apa ini membuat mu lelah?" tanya nya

"Tunggu... Aku bukan im sol." tegas ku

"Ahh.. Aku lupa, kamu mungkin tidak akan mengatakan sesuatu yang membuat ku khawatir."

Aku menatap nya.

"Am... Ngomong-ngomong, bukankah ini bukan jalan menuju rumah ku?" tanya ku, saat aku menyadari bukan jalan yang biasa aku lewati.

"Aku hanya ingin mengajak mu mengobrol sebentar, apa tidak apa-apa?"

"Yah... Selagi aku tidak terikat dengan hubungan apapun." kataku

"Tentu." senyum nya

Akhirnya kita tiba disebuah hotel.

Sun Jae memarkir mobilnya dan deru mesin mobil pun berhenti.

" Yahhh...apa ini yang kamu maksud mengobrol? " kaget ku. Dan spontan bicara lantang setelah mengetahui tempat ini.

Aku tidak bergeming dari kursi ku

"Yah... Apa kamu memiliki pikiran kotor?" katanya sambil menyentil dahi ku pelan.

"A..apa maksud mu?" tanya ku gagap

"Jangan khawatir aku tidak akan melakukan apapun." katanya

Aku tetap diam

"Ahh... Yang benar saja. Apa kamu tidak sadar aku ini seorang aktor, harus menjaga martabat tidak mungkin aku melakukan sesuatu yang buruk jika tidak sama-sama menginginkannya." kata nya lagi dan membuat ku semakin kaget.

"Ahh... Maksud ku, kita butuh privasi untuk mengobrol. Kalau ditempat terbuka, apa kamu mau wajah mu terpampang di majalah besok? Sangat banyak paparazi. Selain itu andai kau mengingatnya ini sudah menjadi tempat kita berdua mengobrol." jelasnya lagi.

"Iya baiklah baiklah,aku mengerti." kataku dan beranjak keluar dari mobilnya.

Aku mengikutinya berjalan menuju sebuah bar.

Dan disana benar benar kosong seolah-olah tempat itu sudah disiapkan khusus untuknya. Kami pun duduk. Dia memesankan minuman. Sepertinya dia benar-benar sudah tahu minuman yang ku suka. Tentu saja pasangan memang harus begitu.

"Apa kamu tidak sibuk?" tanyaku memulai pembicaraan

"Seperti yang kamu lihat, meluangkan waktu itu tidak mudah. Tapi aku sangat merindukan mu " katanya sambil menatapku.

"Iya sepertinya kamu sangat merindukan gadis ini." kata ku

"Bukan gadis ini tapi im sol." tegasnya

"Iya im sol." kataku

"Ah... Kenapa kamu bicara seolah-olah kamu bukan im sol?" Tanyanya

"Aku tidak yakin im sol atau bukan. Aku sedang berusaha mengingat semuanya." jawab ku

"Jangan terlalu berharap padaku." kata ku lagi

"Aku tidak berharap apapun, melihat mu seperti ini aku sudah bahagia." ujarnya sambil menatap ku.

Minuman yang dipesan Sun Jae pun tiba.

Terlihat dua jus jeruk yang seger dihadapan kami.

"Jadi sebenarnya kamu ingin mengobrol apa?" tanya ku

"Ahh....yah.. mengobrol apa pun. Maksudku seperti sekarang kita mengobrol apa saja." kata Sun Jae

"oohhh...." jawab ku singkat

"Walau pun sebenarnya tidak ada topik pembicaraan. Tapi aku ingin berlama lama dengan mu." jelasnya

"Ahh.. Seperti itu. Tapi aku tidak bisa berlama-lama" kataku begitu saja

"Apa kamu merasa bosan? " tanya Sun Jae

"Tidak, aku hanya tidak terbiasa dengan ini." jawabku

Sun Jae terdiam

"Am...apa aku boleh minta pulang?" tanya ku

"tentu...maaf seharusnya aku meminta izin dulu sebelum mengajak mu kemari." jawab Sun Jae

Aku hanya diam saja.

Aku juga tidak begitu peduli dengan pendapatnya padaku.

Kami menghabiskan minuman kami.

Kami beranjak pergi dan Sun Jae mengantar ku pulang sepanjang perjalanan pulang kami hanya terdiam.

Tak berapa lama, kami sudah sampai di depan rumah ku. Kami saling mengucapkan kata perpisahan dan dia berkata akan menemui ku lagi. Dia juga meminta ku untuk mengangkat telponnya. Aku hanya mengangguk dan dia pun pergi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!