Mia terus memilih baju, sepatu dan keperluan lain yang ingin dibelinya. Meskipun tidak terlalu dibutuhkan namun sifat doyan belanja yang dimilikinya membuat dia ingin memborong semua yang ada di supermarket. Ibunya Mia yang memiliki hobi yang sama dengannya juga melakukan hal yang sama. Mungkin kebiasaan Mia yang suka belanja itu turun dari Ibunya.
" Mama sudah siap ? Aku ingin ke kasir untuk membayar semuanya" kata Mia pada Ibunya.
" Mia duluan saja, Ibu mau memilih beberapa lipstik di sana" kata Ibunya menunjuk ke arah SPG yang sedang menawarkan aneka kosmetik.
Ibu Mia menuju ke arah SPG cantik dan Mia sedang mengantri di kasir. Setelah beberapa lama Mia dan Ibunya siap membayar belanjaan mereka dan pulang dengan perasaan puas.
Mia mengantar Ibunya pulang ke rumah Ayahnya dan Mia sendiri pulang ke rumah suaminnya. Rumah Mia dan Ibunya tidak begitu jauh. Jaraknya sekitar 15 menit jika tidak macet.
Ayah Mia sangat tidak menyukai gaya hidup Ibunya yang super boros. Sering kali Ayah marah melihat Ibunya membawa tas belanjaan yang banyak. Ibu mengatakan bahwa Mia yang membayar semua belanjaan itu. Meskipun tidak percaya, kemarahan Ayah tetap mereda.
Mia meletakkan semua belanjaan nya di atas sofa ruang keluarga. Suaminya yang sedang main game di TV melihat belanjaan Mia dan sedikit marah.
" Belanja lagi kamu dek ? " tanya suaminya Mia yang bernama Robert.
" Memangnya kenapa sih mas ? apa kamu tidak ingin melihat istrimu bahagia ? " tanya Mia dengan nada sedikit kesal.
" Bukan begitu sayang, kemarin kan kamu sudah belanja. Harusnya uang nya kamu simpan atau beli yang diperlukan saja" kata Robert
" Udah, aku capek. Aku mau istirahat dulu" Mia meninggalkan suaminya yang sedang main game dan langsung masuk ke kamarnya.
Hampir setiap hari Mia pergi berbelanja, terkadang dia mengajak Ibunya namun kadang mengajak teman-temannya. Suami Mia merupakan anak bungsu dari keluarga terpandang. Dari sejak keci hidupnya selalu senang. Mia lahir darikeluarga berkecukupan, tidak kaya dan tidak miskin. Mia memiliki 2 saudara laki-laki yang masih SMA dan SMP.
Suatu hari suami Mia menyarankan Mia untuk berjualan. Robert memberikan Mia modal usaha untuk mengajari istrinya tentang sulitnya mencari uang. Mia mengikuti saran dari suaminya, Mia mulai berjualan baju bermerek. Usaha Mia timbul tenggelam, pelanggan yang tidak puas dengan harga yang di tawarkan membuat dagangan Mia jadi sepi. Mia menjual baju-baju dengan mengambil keuntungan 3x lipat dari harga dasar.
Setelah mencoba Usaha ini itu, akhirnya Mia memutuskan untuk tidak berjualan lagi. Dia hanya ingin jadi istri dan melayani suaminya. Gaya hidup Mia yang super boros membuat Robert harus bekerja lebih keras lagi. Robert yang dulunya hanya bekerja di sebuah kantor dari pagi hingga sore hari, sekarang harus bekerja hingga malam untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah.
" Dek,, mas sepertinya akan selalu pulang terlambat. Mas diajak sama kawan untuk membantu usahanya" kata Robert pada istrinya.
"Iya Mas.. cari uang yang banyak untuk istrimu. Kalau Mas banyak uang, aku kan bisa sering-sering belanja" kata Mia bahagia
Mia mendukung setiap usaha suaminya. Suami Mia jadi sering pulang terlambat. Kadang terjadi cek cok mulut dan kadang terlihat mesra. Tergantung dari apa yang di bawa pulang sama Robert. Usaha Robert dengan temannya mengalami kemajuan dan Robert memiliki banyak uang.
Lama kelamaan Robert tidak tahan dengan sikap Mia. Selama mereka mendapatkan uang yang berlimpah, Mia semakin jarang di rumah. Dia selalu belanja dan nongkrong di kafe dengan teman-temannya. Mia tidak mau memasak untuk suaminya. Saat Robert pulang kerja, Mia tidak pernah ada di rumah. Robert selalu mengingatkan Mia agar selalu pulang sebelum suaminya pulang. Robert tidak pernah marah jika istrinya tidak masak, yang membuat Robert marah adalah Mia tidak pernah ada di rumah. Dia selalu nongkrong dengan teman-temannya setiap hari.
" Kamu kemana tadi dek? kenapa tidak pernah ada di rumah saat mas pulang" kata Robert suatu hari
" Aku nongkrong sama kawan aku mas.Apa tidak boleh?" kata Mia dengan nada melawan
" Seharusnya kamu sudah di rumah sebelum Mas pulang" kata Robert lagi
" Kalau Mas lapar ya beli saja nasi. Mas tidak perlu menunggu aku yang belikan. Aku bukan pembantu Mas, aku istrimu yang harus kau bahagiakan" kata Mia dengan nada sombong
Mia tidak pernah merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya. Dia malah meminta suaminya untuk mengerti dengan semua rutinitas dia yang tidak penting itu. Suami Mia semakin kesal melihat tingkah laku Mia yang semakin menjadi-jadi.
Mia memiliki wajah yang India-Arab. Fostur tubuhnya tinggi dan sedikit gemuk. Mia sangat bangga dengan wajahnya yang cantik, dia selalu memamerkan kecantikannya dan semua harta yang dimilikinya. Dia juga tidak segan- segan untuk menghina orang yang lebih rendah darinya.
Mertua Mia tidak menyukai sifat Mia, Mertuanya sering meminta Robert untuk menasehati istrinya. Namun Mia tidak memperdulikannya. Robert jadi sering tidak pulang ke rumah. Awalnya Mia tidak menyadari perubahan sikap Robert, tapi akhirnya pertengkaranpun tidak terelakkan.
Robert ketahuan selingkuh dengan teman sekantornya. Mia jadi sering marah-marah bahkan sampai membanting HP Robert.
" Jadi ini kerjaanmu di kantor Mas? " tanya Mia dengan penuh amarah sambil membanting HP suaminya.
" Kamu yang membuatku seperti itu" kata Robert sambil berlalu masuk kamar.
Mia mengikuti Robert ke kamar dan memukul suaminya. Robert hanya diam saja dan membaringkan badan ke tempat tidur.
" Bangun kamu mas, siapa perempuan itu? " tanya Mia lagi
Robert tidak memperdulikan perkataan istrinya. Dia memejamkan mata dan berpura-pura tidak mendengar. Mia menangis sendiri, namun kejadian yang baru terjadi tidak membuatnya sadar akan kesalahannya.
Mia merasa suaminya harus dikasih pelajaran. Mia mencari cara agar bisa berselingkuh juga agar suaminya merasakan apa yang di rasakannya. Suami Mia mengetahui perihal perselingkuhan Mia dengan seorang laki-laki yang tidak dikenalnya. Robert mengancam akan menceraikan Mia jika Mia masih berhubungan dengan laki-laki itu.
" Harusnya kamu berubah dek, bukan malah membalas yang aku lakukan. Aku selingkuh karena aku ingin kamu sadar dan selalu di rumah saat aku pulang" kata Robert suatu malam saat akan tidur.
" Ya sudah, aku tidak akan selingkuh lagi jika kamu juga tidak selingkuh. Kamu juga harus belikan aku HP paling mahal agar aku bisa pamer sama kawan-kawan aku. Aku ingin mereka menganggap bahwa suami ku sangat mencintaiku" kata Mia
Robert menyetujui permintaan istrinya. Robert membelikan HP yang harganya 15 juta dan mengajak istrinya jalan-jalan ke luar negeri. Mia sangat bahagi dan membuat dia semakin sombong.
*
Suatu hari Mia bertemu dengan sepupunya Lili.
" Makin cantik dan kaya kau Mia" kata Lili senang
" Pasti donk... kalau kita cantik pasti akan dapat suami yang kaya. Kalau tampang pas-pasan ya akan dapat suami yang pas-pasan juga" Mia menyombongkan diri
Lili yang sadar dengan nada sombong yang di keluarkan sepupunya itu langsung pergi. Mia lagi-lagi tidak merasa bersalah sedikitpun.
Kehidupan seperti roda berputar, kadang di atas dan kadang di bawah. Suatu hari Robert di tangkap polisi karena menjual 5 kg sabu-sabu. Mia sangat shok dan frustasi.
Keluarga Mia yang mengetahui hal tersebut juga tidak menyangka bahwa Robert yang terlihat baik ternyata tertangkap dengan 5 kg sabu-sabu di tangannya.
Mia datang menjenguk Robert di kantor polisi, segala cara di lakukan agar suaminya bisa pulang. Hasil tes urine menunjukan bahwa Robert positif sebagai pemakai. Polisi menyatakan bahwa Robert harus di rehabilitasi. Mia sangat sedih dan frustasi, Orang tua Mia malu saat tahu suaminya penjual dan pemakai narkoba.
Mia masih ingat setahun yang lalu dia juga harus berurusan dengan polisi saat salah satu adiknya yang bernama Egi masuk penjara. Egi ditangkap polisis karena kedapatan mencuri HP dan Motor orang. Rasa malu saat itu masih bisa di tutupinya, namun sekarang suaminya yang mendekam di balik jeruji.
*
Saat terasa hidupnya susah atau mendapatkan masalah, Mia selalu ke rumah Lili untuk mencurahkan isi hatinya. Lili hanya bisa menasehatinya dengan penuh keikhlasan dan semua keputusan ada di tangan Mia
" Aku benar-benar stres dengan hidup ku" ucap Mia suatu hari saat berkunjung ke rumah Lili
" Stres kenapa?" tanya Lili yang tidak tahu apa-apa.
" Suamiku di tangkap, sekarang dia harus di rehab" kata Mia dengan ekspresi wajah sedih dan kesal.
" Apa ?!!!" Lili benar-benar kaget dengan berita yang baru saja di dengarnya. Lili hanya tahu bahwa Mia hidup bahagia dengan suaminya yang kaya dan selalu memanjakannya.
" Apa suamimu pemakai? " tanya Lili penasaran sambil memelototi matanya ke arah Mia menunggu jawaban dari Mia.
" Dia di tangkap saat sedang bertransaksi dengan pembeli sabu-sabu. Dia sudah sering menjual tapi kali ini pasti Robert di jebak sama kawannya" Ujar Mia dengan nada menuduh salah satu teman Robert.
" Yaa.. tapi Robert ternyata juga memakainya. Itu yang aku tidak tahu" kata Mia kecewa.
" Jadi kamu tahu kalau Robert menjual? " ujar Lili
" Kami selama ini bisa banyak uang itu dari mana kalau bukan menjual sabu-sabu. Mana ada usaha yang bisa menghasilkan uang banyak dalam waktu cepat" Mia berkata dengan nada yang tinggi yang membuat Lili keheranan.
Lili merupakan kaka sepupu Mia yang sudah menikah dan memiliki seorang anak. Lili adalah istri yang baik dan penuh lemah lembut.
" Ya sudah, jika kalian berani berbuat, jadi harus berani bertanggung jawab. Ini akibatnya jika bermain dengan barang haram" Lili menasehati Mia.
Selama suaminya di rehab, Mia selalu menjenguknya dan membawakan makanan untuknya. Robert harus di rehab dalam waktu yang lama. Polisi yang menangani Robert sering memberitahukan jadwal kunjungan dan menelfon Mia jika ada yang dibutuhkan oleh Robert. Polisi yang bernama Alan tersebut sangat baik terhadap Mia.
Seiring berjalannya waktu, Mia mulai kesulitan ekonomi. Jiwa doyan belanja Mia tidak bisa di hilangkan meskipun suaminya sedang di rehabilitas. Mia memaksa Robert untuk tetap mencari uang meski sedang di rehab. Robert yang sangat mencintai istrinya tetap menjalankan bisnis sabu demi memenuhi kebutuhan Mia.
" Mas!! meskipun kamu disini, aku tidak mau tahu gimana cara kamu mencari uang. Yang aku tahu kamu harus mencukupi semua kebutuhan aku. Aku tidak mau nanti kawan-kawan aku menganggap aku sudah miskin" ujar Mia suatu hari saat mengunjungi Robert di rehabilitas.
" Sabarlah dulu dek.. Mas pasti akan penuhi semua kebutuhanmu. Tunggu sampai Mas keluar, nanti kita cari jalan keluar sama-sama." Robert menenangkan istrinya.
Mia tidak sabar menunggu Robert keluar dari rehab, Mia merasa uang yang dimilikinya sudah menipis. Mia meminta uang dari Robert dan Robert belum bisa memberikannya. Robert meminta Mia untuk meminjam uang pada Rentenir, awalnya Mia tidak setuju, akhirnya Mia mengikuti saran suaminya.
Mia meminjam uang sebanyak 1,5 M pada rentenir, uang yang di pinjam tersebut atas nama Mia. Mia menggunakan uang itu untuk keperluan Robert selama setahun di rehab, untuk modal usaha dan untuk memenuhi hasrat Mia dalam berbelanja.
Setiap bulan Mia harus membayar sejumlah uang berikut bunganya pada rentenir. Mia membayar dengan uang hasil usahanya berjualan secara online. Terkadang usaha Mia tidak berjalan mulus sehingga Mia meminta bantuan dari Ayahnya.
Mia sering merasa tidak puas dengan apa yang di capainya. Meski sudah mendapatkan hasil dari usahanya, Mia tetap menuntut suaminya memberi yang lebih. Robert sering meminjam uang pada teman nya untuk di berikan pada Mia. Terkadang Mia mengambil uang pada Robert saat berkunjung ke rahabilitas, namun terkadang Mia mengambil di rumah temannya Robert yang bernama Erik.
" Apa usahamu lancar ? " kata Ibu Mia suatu hari
" Tidak begitu lancar Mi.." kata Mia sambil memposting beberapa gambar barang yang di jualnya di media sosial.
" Mami minta uang sedikit ada? " tanya Ibu Mia dengan wajah merayu.
" Aku lagi pusing dengan uang pinjaman dari rentenir, Mami malah minta uang. Mami minta saja sama Papi sana" Mia marah sama Ibunya karena terlalu sering meminta uang darinya.
Rumah dan mobil di jual sama Mia untuk nambah-nambah modal usaha. Pelanggan yang membeli rata-rata adalah teman-teman Mia sendiri. Harga Barang jualan Mia sangat Mahal sehingga membuat pelanggan yang lain pada kabur.
Mia tidak putus asa dalam berjualan, mengingat dia harus membayar uang berikut bunga tiap bulan pada rentenir. Hutang yang banyak membuat Mia sangat antusias dalam berjualan.
" Kak.!! ayo kawanin aku ke pasar. Aku mau belanja beberapa keperluanku" kata Mia pada Lili saat menelfon Lili di akhir pekan.
" Maaf kakak tidak bisa, hari libur itu jadwal kakak untuk suami" ujar Lili dengan lembut
" Aku sudah ingin sekali belanja, kalau kakak tidak mau ya sudah tidak apa-apa. Nanti aku ajak teman aku saja" kata Mia kesal.
Lili sebenarnya bisa saja menemani Mia sebentar untuk belanja, tapi Lili sering sekali merasa malu dengan sikap Mia. Mia sangat arogan dan selalu merasa cantik. Sikapnya membuat orang-orang kesal padanya.
Suatu hari Mia menceritakan pada Lili bahwa dia di sindir oleh seorang perempuan saat makan Mie ayam di sebuah kafe. Mia seketika marah dan melabrak perempuan itu. Kemudian terjadi percekcokan dan semua mata tertuju pada mereka.
Mia sekarang tinggal dengan orang tuanya. Mertua Mia sedikitpun tidak peduli dengan nasib anak mantunya. Mia sangat kecewa dengan sikap Ibu mertuanya yang suka mengatur.
**
Mia meletakkan belanjaannya di kamar miliknya di rumah orang tuanya. Ibu Mia yang melihat Mia berbelanja jadi iri dan berkata
" Katanya tidak punya uang?!" kata Ibu Mia
" Aku tidak punya uang untuk di bagi-bagi, kalau untuk aku sendiri sudah pasti ada Mami..." kata Mia dengan setengah kecapean setelah selesai berbelanja.
Mia jarang sekali bersikap manis pada orang tuanya. Dia selalu berbicara dengan suara tinggi dan nada menyombongkan diri. Mia tidak pernah membantu Ibunya di dapur, malah Ibunya yang selalu mencuci pakaiannya dan merapikan kamarnya.
Lili sangat tidak suka melihat sikap Mia. Sesekali Lili menasehati Mia meski Lili tahu Mia bukanlah orang yang bisa diajak berubah. Mia merasa apa yang dilakukannya sudah benar dan orang lain yang harus menyesuaikan.
Orang tua Mia mengalami kebangkrutan, sekarang Mia tidak hanya menghidupi diri dan suaminya tapi juga orang tua dan ke dua adik laki-lakinya. Mia merasa beban hidupnya sangat berat dan sering berkeluh kesah tentang hidupnya.
Selama 4 tahun menikah dengan Robert hingga saat ini Mia belum dikaruniai anak. Mia pernah berusaha dengan cara berobat kesana kemari namun tidak mendapatkan hasil. Terkadang Mia menyalahkan Robert yang tidak bisa memberikannya anak.
Mia mulai merasa kesepian selama Robert di penjara. Selain berjualan, Mia sering mengisi waktu luang dengan belanja, nongkrong atau bermain game yang saat ini lagi ngetrend. Sepanjang hari Mia hanya berada di kamar bermain game atau hanya sekedar mengotak katik HP.
" Jualan dah mulai sepi" gumam Mia.
Mia mulai berfikir bagaimana mencari usaha tambahan. Hutang yang harus dibayarnya tiap bulan, kebutuhan suaminya dan beban yang datang dari keluarganya membuat Mia ingin bekerja lebih.
Mia mengadukan perihal bangkrutnya usaha orang tuanya, jualan Mia yang mulai sepi dan kebutuhan Mia yang banyak membuat Mia ingin berteriak. Suami Mia yang sangat mencintai Mia meminjak uang lagi pada Erik agar kebutuhan istrinya terpenuhi.
Suatu hari Mia bertemu Erik dengan niat mengambil uang yang di pinjamkan suaminya. Robert memberikan nomor HP Erik agar lebih mudah untuk mereka bertemu. Erik terlalu sibuk hingga tidak bisa mengantarkan uang yang ingin di pinjam Robert ke tempat rehabilitas.
" Hallo..!! saya Mia istri Robert, saya berniat ingin mengambil uang yang sudah di janjikan sama suami saya" kata Mia pada Erik melalui telfon
" Oo iya,, tentu saja. Nanti sore kita bertemu di kafe ONE." ujar Erik
Sore hari Mia menemui Erik di kafe ONE. Mia yang tampil elegan dengan baju yang super ketat dan celana jeans yang sama ketatnya membuat bentuk badan Mia terlihat jelas. Mia tampil seperti istri Bos pemilik Batu bara.
Erik yang sudah menunggu Mia di kafe melihat kedatangan Mia. Mia yang baru mengenal Erik langsung berjabat tangan dan memperkenalkan diri.
" Aku Mia Istri Robert" Kata Mia dengan penuh pesona
" Aku Erik, silahkan duduk" kata Erik
Erik tampil dengan gayanya yang biasa, akan tetapi tidak bisa menutupi ketampanan wajahnya yang mirip laki-laki Persia. Badannya yang kekar dan berotot membuat Erik terlihat sebagai laki-laki yang sempurna.
Mia sekali-kali mencuri-curi pandang ke arah Erik, Mia sangat kagum melihat teman suaminya ini. Mereka berbicara panjang lebar sambil bersenda gurau, seakan mereka sudah lama kenal.
Erik sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Istri Erik bekerja pada sebuah butik milik mereka dan Erik punya beberapa swalayan. Erik termasuk laki-laki sempurna karena ketampanan yang dimilikinya dan harta yang tidak ada habisnya.
*
" Kenapa tidak Erik dulu yang aku kenal ya " kata Mia pada Lili suatu hari
" Gila kamu.. kau kan sudah punya suami jadi jangan berfikir yang tidak-tidak" ujar Lili menyadarkan
" Maunya aku lebih dulu kenal Erik dari pada kenal Robert" kata Mia menjelaskan
" Jodoh tidak akan tertukar" tegas Lili
**
Malam harinya Mia menghubungi Erik lewat WA. Mia mengirimkan beberapa pesan singkat untuk Erik.
Mia : lagi apa?
Erik : Main game
Mia : Mengganggu ni...
Erik : Tidak juga
Mia : Aku senang bisa mengenalmu
Erik : Iya,, gimana kabar suamimu ( Erik mengalihkan pembicaran)
Mia : Aku muak sama dia, Robert sudah membuatku kecewa
Mia sering sekali mengirimkan WA pada Erik. Erik menanggapi setiap chatingan dari istri sahabatnya itu. Mia juga menceritakan tentang permasalahan keluarga yang mereka hadapi. Masalah pribadi seperti masalah di ranjang juga di ceritakan pada Erik.
Lain Mia lain pula dengan Erik, Erik memiliki istri yang setia dan sayang menyayangi nya. Akan tetapi sifat Erik yang suka mengangu wanita lain membuat istrinya kecewa dan mendiamkannya. Erik sudah lama tidak bicara dengan istrinya. Jika ingin bicara hanya yang penting-penting saja. Mereka juga sudah tidak tidur satu kamar lagi.
Mia merasa ini sebuah peluang untuknya. Mia yang selama ini kesepian sangat mendambakan sosok laki-laki yang bisa memanjakannya dan mengajaknya jalan-jalan. Mia setiap hari mendekati Erik dan menggoda Erik dengan kata-kata manisnya.
Erik yang punya kebiasaan berselingkuh menganggap ini peluang baik untuknya. Erik tahu maksud Mia dan Erik tidak keberatan jika dia bisa menggantikan posisi Robert selama Robert di rehab.
" Aku sangat kesepian, Robert tidak ada di sini dan aku harus bekerja untuk menghidupi hidup kami" kata Mia pada Erik saat duduk di sebuah kafe di malam minggu, Mia curhat sambil menangis.
" Kamu tenang saja, aku akan membantumu. Apa itu masalah uang ? " tanya Erik
" Begitulah..." ucap Mia.
Mia menceritakan tentang hutang yang mereka pinjam pada Erik dan rentenir. Entah apa yang ada dalam hati Erik, Erik memberikan sejumlah uang setiap bulan pada Mia untuk menyenangkan hati Mia. Mia yang terlena dengan uang dan ketampanan Erik, semakin jatuh masuk terlalu dalam di kehidupan Erik. Setiap malam minggu Mia keluar dengan Erik ke kafe atau sekedar jalan-jalan. Mia sudah tidak mengingat suaminya lagi yang di tahan.
***
Robert merasa ada perubahan pada istrinya. Mia biasanya selalu menghubungi Robert di akhir pekan. Selama 2 bulan ini Mia sudah jarang menghubunginya. Mia juga sudah tidak menjenguk suaminya, dia baru datang jika suaminya yang meminta. Mia larut dalam perselingkuhannya.
Beberapa hari kemudian Mia datang mengunjungi Robert. Mia membawa makanan dan sejumlah uang untuk Robert. Robert menyambut istrinya dengan perasaan biasa saja. Robert terus memperhatikan istrinya dengan penuh curiga.
" Kamu kenapa dek ?" tanya Robert pada Mia
" Kenapa apanya ? " Mia balik bertanya
" Kamu sudah jarang datang, jarang menelfon dan sikapmu sangat dingin padaku" kata Robert
" Perasaan kamu saja.. aku biasa saja kok! " kata Mia santai
Meskipun istrinya mengelak untuk jujur, Hati Robert tahu jika istrinya sedikit berubah. Mia yang tidak ingin suaminya tahu tentang perselingkuhannya dengan sahabat Robert sendiri memasang wajah yang santai seakan tidak terjadi apa-apa.
****
Hari berlalu waktu berganti, Mia benar-benar lupa daratan. Mia tidak peduli dengan rumah tangga orang yang hancur karenanya dan juga tidak peduli dengan hati Robert. Mia mendengar isu dari teman Erik yang mengatakan bahwa Mia selingkuh selama Robert di tahan. Akan tetapi Robert belum tahu siapa selingkuhan istrinya tersebut.
Mia memendam rasa sedikit cemas jika Robert tahu dia berselingkuh. Mia takut Robert akan mengadukan perbuatan Mia pada orang tuanya.
" Gimana kalau Robert tahu kalau aku selingkuh denganmu ?" kata Mia pada Erik
" Aku tidak takut padanya " kata Erik.
" Aku takut dia akan mengadu sama Papi dan Papi akan memarahiku." ujar Mia penuh kecemasan.
" Kita hadapi bersama" kata Erik
Mia mulai cemas dengan hari esok yang akan di hadapinya jika sampai Robert tahu dan mengadukan perbuatan Mia pada keluarga besar Mia.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!