Langkah kaki Hana yang tengah menjauhi kerumunan bergerak semakin cepat, sambil membenarkan jaket yang dipakainya, ia semakin menjauh dari orang-orang yang tengah berkerumun di alun-alun kota untuk menyaksikan pertunjukan kembang api yang akan berlangsung dalam beberapa menit lagi,pertunjukan ini dilakukan satu kali dalam setahun untuk memperingati pergantian tahun.
Mina menatap bingung putrinya yang sudah pulang padahal kembang apinya belum di nyalakan, dan dirinya baru saja akan menyusul ke alun-alun.
" Hana ada apa? , apa kamu meninggalkan sesuatu?? " tanyanya pada putrinya yang terlihat tergesa-gesa menghampirinya.
Hana tak sempat menjawab pertanyaan ibunya dia buru-buru menarik ibunya untuk kembali masuk kedalam rumah.
Mina sungguh kebingungan dengan apa yang tengah terjadi, Hana yang kembali pulang setelah pamit untuk menonton festival kembang api kesukaannya dan juga wajah cemas gadis itu yang membuatnya semakin bertanya-tanya.
" Ada apa, apa yang terjadi?? ".
Hana diam menatap sekitar rumah kemudian memastikan pintu rumah telah di kunci.
" Bu, ini! " katanya sembari membuka jaketnya yang sedari tadi membungkus tubuhnya. Udara hangat dalam rumah karena penghangat ruangan tiba-tiba menjadi dingin, dinding juga mulai membeku dan muncul serpihan-serpihan es disana.
Mata Mina sontak melebar saat melihat tanda yang aneh di lengan putrinya dan suhu didalam rumah yang semakin turun.
" Apa ini,kenapa bisa jadi seperti ini?? " .
" Aku juga tidak tahu tapi tanda ini semakin menyebar dan semuanya jadi membeku sekarang?!! " panik Hana melihat lengannya kirinya yang sudah hampir seluruhnya berisi goresan-goresan yang terlihat seperti tumbuhan menjalar tapi berwarna hitam.
" Se... sebentar ibu akan ambilkan air hangat!! " dengan tergesa-gesa Mina segera menuju dapur dan mengambil air hangat.
Dia segera kembali keruang tamu dan menemui Hana yang berusaha menghapus tanda itu dari lengannya, tapi nihil justru tangannya yang memerah karena digosok terlalu kuat.
" Biar ibu lihat! " ujar Mina , Hana mengulurkan tangannya pada sang ibu.
Mina mengambil sebuah handuk kecil memasukkan nya kedalam air hangat yang ia ambil sebelumnya kembali meletakkannya di atas tangan Hana, tapi bukannya menghilang tanda itu berubah warna menjadi biru muda dan udara didalam rumah semakin dingin.
" Apa ini kenapa menjadi semakin buruk?? " bingung Mina menatap dinding-dinding rumahnya.
Tapi tidak lama setelahnya perlahan-lahan tanda di lengan Hana seakan bergerak dan berkumpul menjadi sebuah bentuk kristal dan semuanya kembali menjadi normal. Udaranya kembali seperti semula es yang tadinya memenuhi dinding perlahan-lahan menghilang.
" Bu apa yang terjadi padaku? " tanya Hana bingung kembali memperhatikan tanda ditangannya.
" Ibu... ibu juga tidak tahu nak, tapi apa kamu baik-baik saja kan tidak ada yang sakit?? "
" Aku baik bu!" , Hana mengangguk memang tidak ada yang ia rasakan selain lengannya yang terasa dingin.
Mina sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada putrinya, dan kenapa hal ini tiba-tiba terjadi.
Di tengah kebingungan keduanya dentingan suara jam terdengar dan dari luar tepatnya di dekat alun-alun yang tak jauh dari rumah mereka sorak sorai orang-orang terdengar meriah karena festival kembang api telah dimulai.
Rumah mereka yang berada tidak jauh dari alun-alun membuat Hana bisa mendengar dengan jelas suara orang-orang yang begitu bahagia melihat pemandangan kembang api.
Hana memilih menutupi kembali lengannya dengan jaket. Gadis yang sebentar lagi beranjak delapan belas tahun itu menghela napasnya,lalu ia memutuskan untuk berjalan ke arah jendela pemandangan kembang api yang berwarna-warni.
" Apa kamu tidak ingin melihatnya di alun-alun, kita bisa kesana jika kamu menutupinya! " kata Mina mendekati Hana dan berdiri di samping putrinya sembari ikut menatap ke langit.
" Tidak perlu bu, disini pun sudah cukup asalkan masih bisa melihatnya, lagi pula disini juga bisa terlihat jelas aku juga tidak mau orang-orang mengira aku makhluk aneh dan menjadi takut kalau tanda di tanganku kembali bereaksi seperti tadi! ".
Mina menganggukan kepalanya mengerti sesekali dia memandangi lengan Hana yang memang sudah terbungkus jaket.
" Maafkan ibu, kamu pasti kesulitan di tempat ini! " batin Mina kemudian merangkul Hana.
Hana menatap sang ibu kemudian tersenyum, Mina membalas senyuman itu kemudian mengelus rambut panjang putrinya.
Di tengah keasikan keduanya yang menikmati indahnya kembang api yang tengah menghiasi langit malam ini suara ketukan dari pintu membuat ibu dan anak itu sama-sama menoleh.
Mina berinisiatif sendiri untuk membuka pintu membiarkan Hana menikmati pemandangan kembang apinya.
Saat pintu terbuka seketika penampakan tak biasa Mina dapatkan membuat dia hampir berteriak ketika makhluk aneh berdiri di depan pintu rumahnya.
" HANA!!! " panggil Mina yang panik, mendengar suara sang ibu Hana bergegas datang,dan dirinya pun tak kalah terkejut.
" Gri... Griffin?? " sebut Hana melihat dengan ragu-ragu makhluk yang biasanya dia lihat di film atau buku dongeng.Makhluk itu kini benar-benar berdiri dihadapannya dan Hana semakin bingung apa sebenarnya yang tengah terjadi,lengannya yang tiba-tiba muncul tanda aneh yang membuat semuanya menjadi beku dan sekarang muncul pula hewan yang biasanya ada di cerita atau mitos.
Bukannya mengamuk atau menyeramkan justru terlihat tatapan ramah dari makhluk di depan pintu itu, ukurannya yang dua kali ukuran manusia membuat dia tidak bisa masuk kedalam rumah dengan pintu sempit itu.
" Maafkan kelancangan ku yang datang seperti ini, aaah dimana sopan santun ku! ".
Makhluk itu mengoceh sendiri, terlihat merutuki dirinya sendiri membuat Hana dan Mina yang tadinya teramat kaget sekarang saling menatap bingung.
" Ah iya sebentar! ".
Griffin itu berbalik dan berjalan beberapa langkah kehalaman menjauhi pintu, setelahnya dalam sekejap mata dirinya sudah berubah menjadi seorang laki-laki dengan seragam rapi dan rambut yang ditata sedemikian rupa.
Mina dan Hana kembali di buat kaget dengan apa yang baru saja mereka lihat, tapi makhluk itu terlihat dengan santainya berjalan ke arah mereka.
Melihat keterkejutan kedua orang di hadapannya, Griffin itu membungkukkan badan hormat dan dengan senyum ramah.
" Aku benar-benar minta maaf untuk yang tadi, ah sepertinya nyonya belum terbiasa ya maaf maaf!! " celoteh nya sembari memperbaiki kacamata nya.
" Kamu ini siapa?? " .
Akhirnya Hana memberanikan diri melihat tidak adanya tanda-tanda kejahatan dari orang atau apapun jenis yang ada di hadapan mereka itu.
" Sayang, bisa saja dia berbahaya! " bisik Mina pada Hana, dirinya benar-benar masih menatap laki-laki itu dengan wajah waspada.
" Agar tidak terjadi kesalahpahaman bukankah lebih baik kita mengobrol di dalam, karena ini sangat privasi dan sebaiknya hanya kita bertiga yang mendengarkan! ".
Hana dan Mina tidak langsung setuju dengan perkataan laki-laki Griffin itu, tapi setelah berpikir Hana menyetujuinya dia cukup penasaran dengan kedatangan makhluk yang ia tahu hanya mitos belaka.
" Baiklah, tapi awas saja jika kamu berani melukai aku dan ibuku kamu akan tanggung akibatnya! " ancam Hana mengambil sapu yang ada di samping pintu.
Laki-laki Griffin itu terkekeh melihat kewaspadaan Hana.
" Baiklah nona muda!".
Setelah mendapatkan izin untuk masuk ke dalam rumah, laki-laki Griffin itu langsung mendudukkan diri di sofa yang ada di ruang tamu rumah sederhana itu.
Dia menatap sekeliling, terlihat tidak mewah memang, tapi semuanya tertata dengan rapi dan indah dan begitulah senyumannya ikut mengembang melihatnya.
" Ternyata kamu menjaga putri dengan sangat baik nyonya Mina! " kata laki-laki Griffin itu tiba-tiba.
Mina yang tadinya masih sedikit ketakutan dan waspada dengan laki-laki yang berwujud awal hewan aneh itu seketika menatap bingung laki-laki dihadapannya,dan kemudian setelah memperhatikan lagi wajah pria itu akhirnya dia mengingatnya sekarang.
" Aaah sepertinya anda lupa dengan saya, saya adalah Lucas orang yang datang bersama ratu untuk menitipkan sang putri pada anda,dimana...saat itu hujan lebat tengah melanda kota ini ratu dan aku datang dengan bayi perempuan kecil dia ternyata... sudah dewasa sekarang! ".
Lucas menatap Hana yang datang dari dapur dengan dua gelas teh di tangannya. Mina ikut menatap Hana yang sepertinya tidak mendengar apa yang baru saja Lucas ucapkan.
Jelas sekali Mina mengingat saat itu, saat dimana dirinya yang seorang diri tengah duduk bermenung di dekat jendela saat hujan lebat dan petir serta guntur bergemuruh yang tengah menerjang kota.
Tiba-tiba pintu rumahnya di ketuk saat itu, saat dia membukanya ada dua orang disana berdiri dengan sebuah payung dari daun teratai besar yang mampu melindungi mereka dari air hujan.
Seorang perempuan yang cantik dengan gaun mewah menggendong seorang bayi kecil dan seorang laki-laki yang tengah memegangi payung dari daun teratai itu.
" Ini minum tehnya, dan ceritakan maksud kedatanganmu kerumah kami! " kata Hana ketus.
Mina kembali tersadar dari lamunannya saat Hana berujar sembari meletakkan teh yang ia buat di atas meja.
Lucas tersenyum kemudian mengangkat gelas teh yang baru saja Hana sajikan setelah menyeruput tehnya ia kembali meletakkan gelas teh diatas meja lalu ia mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya.
" Ini , saya akan langsung jelaskan untuk mempersingkat waktu! " katanya meletakkan sebuah amplop di atas meja.
Mina dan Hana langsung menatap amplop itu dengan tatapan bertanya.
" Ini adalah undangan untuk nona Hana di Elemental Central, nyonya Mina anda tidak lupa kan tentang janji anda dan ratu kami? ".
" Janji, ratu?? ".
Hana menatap Mina dengan tatapan penuh pertanyaan, Mina sendiri sudah menggigit bibir bawahnya ia bingung harus menjelaskan bagaimana pada Hana tentang apa yang tengah terjadi.
" Nona Hana, boleh saya lihat tanda di lengan anda? " tanya Lucas dengan senyum mengembang dan mata yang terlibat menyipit.
" Memangnya ada apa dengan tanda di tanganku? " Hana balik bertanya.
" Karena anda pasti penasaran bukan kenapa anda memiliki tanda dan kekuatan yang tiba-tiba muncul itu! " jawab Lucas membuat Hana terdiam dan setelah melirik sang ibu yang terlihat menganggukkan kepalanya akhirnya Hana setuju.
Ia menggulung lengan jaketnya dan memperlihatkan tanda yang sekarang sudah berbentuk kristal kecil dengan warna hitam. Lucas mengamati tanda itu dengan cermat kemudian dia hanya tersenyum membuat Hana dan Mina semakin kebingungan.
" Semua jawabnya ada di tempat ini, datanglah dan temukan sendiri jawabannya, baiklah kalau begitu saya harus pamit terimakasih untuk tehnya! ".
Setelah mengatakan itu Lucas langsung berdiri dari duduknya.
" Tunggu tapi apa maksudnya ini, hei ini tidak masuk akal?? " tanya Hana hendak menghentikan Lucas.
" Hana biar ibu jelaskan dulu! " ujar Mina menghentikan Hana yang hendak mengejar Lucas.
" Bu... ibu tahu sesuatu??" tanya Hana menatap sang ibu setelah melihat Lucas hilang entah kemana dari pintu.
Hana memegangi undangannya dengan sambil menatap tempat asing yang tengah ia jejaki ini.
Sedari tadi yang ia temukan hanya pepohonan dan sungai tidak ada tanda-tanda sebuah kota ataupun sekolah seperti yang di maksudkan.
" Bodoh, bagaimana aku bisa dengan mudahnya berada disini hanya karena cerita tidak masuk akal! ", gerutu Hana sambil terus mencari tempat yang di maksud.
‧͙⁺˚\*・༓☾ ☽༓・\*˚⁺‧͙
Flashback.
" Jadi ibu tahu kenapa aku tiba-tiba memiliki tanda ini?? " tanya Hana pada sang ibu.
Mina tak lantas menjawab tapi kemudian dia mengangguk perlahan, Hana yang melihat itu seketika itu langsung mendudukkan diri di samping ibunya.
" Bu tolong jelaskan padaku, apa ini dan bagaimana aku bisa punya kekuatan aneh seperti tadi!? " pinta Hana menggenggam tangan Mina.
" Mungkin kamu akan sangat terkejut mendengar hal ini, tapi ini sudah saatnya ibu mengatakan kebenarannya... "
Mina masih begitu enggan untuk mengatakan pada Hana jika dirinya bukanlah orang tua kandung dari Hana. Tapi bagaimanapun dirinya telah berjanji pada orang yang mengantarkan Hana padanya saat usia Hana telah menginjak 18 tahun maka Hana harus mengetahui semuanya dan sebentar lagi usia Hana akan segera 18 tahun.
" Bu... ada apa?? " tanya Hana menatap sang ibu yang matanya sudah berair.
Mina menatap wajah Hana, putrinya. Putri kecil yang telah ia rawat sejak bayi dan ia sayangi layaknya anak kandungnya.
" Hana... sebenarnya ibu bukanlah ibu...kandung mu nak!! ".
Deg
Seperti sebuah debuman keras saat Hana mendengar kalimat itu di ucapkan oleh ibunya, entah bagaimana tapi tiba-tiba napasnya menjadi lebih cepat,ia menggeleng keras.
" Bu kenapa bercanda seperti itu? " tanyanya dengan wajah tidak percaya.
Air mata Mina semakin deras ia langsung meraih Hana dalam dekapannya, dia tak sanggup menatap wajah gadis ini.
" Maafkan ibu, tapi ibu harus mengatakan kebenarannya maafkan ibu... " lirihnya sambil menangis.
Hana masih tertegun dengan apa yang baru saja dia dengar, tapi hal ini terlalu tiba-tiba untuknya selama ini dia begitu menyayangi ibunya begitu pula sebaliknya jadi dia tidak pernah berpikiran sejauh ini.
" Lalu dimana orang tau kandungku bu,kenapa...kenapa baru sekarang ibu membahas hal ini? " .
Akhirnya Hana memutuskan untuk menanyakan hal itu, jika Mina bukan orang tua kandungnya maka siapa orang tuanya yang asli dan bagaimana dirinya bisa bersama Mina.
Mina pun menceritakan semuanya yang terjadi 18 tahun lalu saat Hana di antar kerumahnya, antara percaya dan tidak Hana sama sekali tidak tahu tapi semuanya seakan seperti mimpi untuknya.
" Datanglah ke tempat itu disana kamu bisa menemukan jawaban untuk kekuatan itu! " ujar Mina menatap Hana yang sekarang masih duduk dengan pandangan kosong setelah mendengar seluruh cerita Mina.
" Ibu ini semua tidak masuk akal bagaimana mungkin ada tempat seperti itu, bisa saja ini hanya omong kosong pria tadi!! " .
Mina menggeleng, wajar Hana tidak percaya tapi memang begitulah adanya.
" Ini bukan omong kosong, kamu lihat sendiri kekuatan yang muncul saat tanda di lenganmu berubah bukan, Hana akan semakin banyak pertanyaan yang muncul jika kamu tidak segera menemukan jawabannya! ".
" Tapi bagaimana dengan ibu? ".
" Jangan khawatirkan ibu kamu berhak mencari tahu jati dirimu nak! ".
Hana terdiam kembali menatap lengannya dan mengingat hal yang terjadi sebelumnya, jujur dia sangat ingin tahu kenapa dia bisa memiliki benda ini dan bagaimana hal ini terjadi.
Flashback off.
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
" Dimana sih sebenarnya tempat itu kenapa tidak ada apa-apa disini, lagipula bagaimana mungkin ada griffin di dunia nyata?? " gerutu Hana yang sejak tadi berjalan namun tak kunjung mendapatkan petunjuk tempat yang tengah ia tuju.
Lima belas menit kemudian gadis itu masih belum juga menemukan apa-apa, Hana menghentikan langkahnya di sebuah batang pohon besar di tepi sungai yang sejak tadi dia lintasi.
" Dasar undangan pembohong katanya ada di tempat ini, tapi apa lihat tidak ada apa-apa, dasar buat orang lelah saja kenapa juga aku percaya pada hewan semalam jangan-jangan ibu membohongi aku dia pasti ingin membuat kejutan, aaah dasar ibu!! " .
Hana terus mengomel sambil menghentak-hentakkan kakinya di tanah, bagaimana bisa dia di bodohi seperti ini oleh seekor makhluk tidak di kenal. Bisa saja kan, ibunya itu sudah di hipnotis untuk mengatakan hal-hal itu padanya.
" Dasar makhluk jelek!! " maki Hana mengingat Lucas yang semalam datang kerumahnya dengan kesal.
" Dasar manusia tidak sabaran!! ".
Hana yang tadinya masih mengomel seketika terdiam, dia menatap ke sekeliling tapi tidak menemukan siapa-siapa disana.
" Siapa itu?? " tanya Hana dengan penuh kewaspadaan.
Semak-semak yang tadinya diam sekarang bergerak-gerak dan mengeluarkan suara langkah kaki, Hana semakin merapatkan diri ke pohon saat mendengar langkah yang semakin mendekat itu.
Matanya terus fokus untuk melihat makhluk seperti apa yang akan mendatangi nya di siang bolong seperti ini.
Satu detik
semakin mendekat, Hana menelan ludah kasar dan keringat dingin.
Dua detik
Ia siap-siap lari
Tiga detik
.........
" Wuss~~"
" AAAAaaaa!!!" .
Hana menjerit saat seseorang meniup telinganya tepat di sampingnya , suara pekikan gadis itu menggema di seluruh hutan. Bahkan para burung yang tadinya tengah berada di pepohonan langsung terbang ke udara.
Bugh
Sementara setelah berteriak kencang Hana jatuh pingsan karena ketakutan dan kaget.
" Bagaimana ini, dia pingsan?? "
" Salahmu sendiri sudah mengagetkannya! ".
" Di Elemental Central biasanya tidak ada yang terpengaruh hanya karena hal ini , tapi bagaimana dia bisa pingsan yaa? " .
Di tengah kebingungan dua orang laki-laki itu, seorang yang tak asing datang dari sebuah portal yang terletak tidak jauh dari tempat Hana pingsan.
" Astaga anak-anak nakal, bagaimana bisa kalian membuatnya pingsan seperti ini!? ".
Lucas menepuk keningnya melihat pemandangan yang ia dapati, dimana Hana yang tergeletak tak sadarkan diri di tanah.
Sementara itu dua orang yang lebih muda darinya itu hanya bisa menunduk sambil saling menyikut satu sama lain.
" Ini salahmu! ".
" Sudah kubilang tidak sengaja! ".
" Tetap saja salahmu! ".
" Diam!! " sentak Lucas menatap tajam keduanya, seketika dua orang itu langsung terdiam.
" Kita harus bawa dia ke Academy sekarang sebelum orang-orang berkumpul! " ujar Lucas yang diangguki oleh dua orang yang lebih muda.
Dua orang itu menggendong Hana dan membawanya melewati portal yang tadinya Lucas lewati untuk masuk ketempat ini.
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
Hana perlahan membuka matanya saat merasakan sebuah benda berhulu terus saja menyentuh wajahnya, ia mengedipkan matanya beberapa kali saat melihat tempat yang terlihat begitu asing ini.
"miaww~~"
Seekor kucing berada di sampingnya, sekarang Hana tahu benda apa yang sedari tadi mengusiknya.
" Dimana ini, tidak mungkin aku mati kan? " .
Hana menatap seisi ruangan yang tengah ia tempati itu, tempat ini terlihat mewah dan megah, padahal ingatan nya terakhir kali dia berada di bawah pohon besar bagaimana ia bisa berakhir di tempat seperti ini.
" Sudah bangun nona muda? ".
Lucas yang baru saja membuka pintu langsung tersenyum ramah sambil berjalan mendekat ke arah Hana.
" Lucas? " .
" Yap benar sekali aku adalah Lucas, sepertinya kamu tidak lupa begitu saja! " ujar Lucas masih dengan senyumannya.
" Bagaimana bisa aku lupa dengan seorang laki-laki yang bisa berubah menjadi Griffin dan datang kerumahku sambil membawa undangan bohong ini!! " jelas Hana dengan wajah yang masih kesal karena merasa di bohongi oleh Lucas.
" Wow tunggu dulu nona, bohong apa aku berkata jujur!! ".
" Jujur!? "
Hana menatap Lucas kemudian memutar bola mata malas.
" Mana? buktinya tidak ada tempat seperti yang ada di undangan itu semuanya hanya hutan dan air,aku datang jauh-jauh dari kota hanya untuk melihat hutan dan bukannya sekolah seperti yang di tulis di undangan benar-benar menghabiskan waktu! " kata Hana dengan ketus karena masih kesal.
Lucas yang akhirnya mengerti maksud Hana kemudian tersenyum maklum.
" Aaah begitu yaa, tapi bukankah anda belum melihat ke luar jendela nona , anda bisa tahu jika sudah melihat!! " ujar Lucas membuka tirai yang tadinya menutupi jendela.
Hana yang tadinya membuang muka acuh perlahan melirik pada jendela yang Lucas maksudkan.
" Mau aku bantu? " tawar Lucas pada Hana yang hendak berdiri tapi diacuhkan oleh Hana.
"Miaww~~ ".
Kucing yang tadinya berada di atas kasur ikut turun dan berdiri di sisi jendela kaca, Hana pun berjalan mendekat ke jendela besar itu.
Matanya melebar melihat pemandangan yang ada tepat jauh di depan sana, terlihat sebuah kota yang begitu besar dan juga banyak bangunan mewah, tempat itu terlihat seperti memiliki sebuah kubah yang melindungi nya tapi itu hanya bisa terlihat sekilas saat benar-benar memperhatikannya tepat di tengah-tengah kota itu terdapat sebuah menara yang menjulang tinggi dengan cahaya berwarna-warni yang berkelap kelip di atas sana.
" Itu adalah Elemental Central, bisa dibilang pusat kota di tempat ini. sementara tempat kita sekarang berada adalah Primordial Academy! " jelas Lucas memberitahukan tempat yang tengah mereka tempati sekarang.
" Pri... apa?? " tanya Hana yang tak begitu mendengar jelas ucapan Lucas karena sedari tadi masih mengagumi kota elit di depan sana.
" Primordial,atau sebut saja sekolah ,lihat undangannya nona!".
Hana pun mengeluarkan undangan yang dia letakkan di saku jaketnya kemudian kembali membaca kembali undangan itu, setelah membaca ulang Hana mengerutkan keningnya.
" Lucas kenapa disini dikatakan tempat ini adalah... tempat untuk para elementalis, maksudnya? " .
Hana menatap Lucas meminta penjelasan pria di hadapannya.
" Memang benar nona, ini adalah sekolah untuk para elementalis simpelnya para pemilik kekuatan elemental! ".
Mendengarkan penjelasan Lucas Hana semakin bingung.
" Lalu kenapa aku ada disini, hei aku manusia biasa memangnya hal seperti itu ada lalu bagaimana aku akan pergi dari tempat ini, heii aku hanya akan beberapa hari disini kan katakan,katakan Lucas ini mimpi kan benar-benar mimpi kan!!?? " tanya Hana tidak percaya.
Lucas hanya tersenyum tipis lalu menatap jam di tangannya kemudian berkata, " anggaplah seperti itu dan kamu akan segera melihat semua keajaiban yang terlewat kan karena berada di dunia manusia, tapi sepertinya anda harus segera bersiap-siap karena lima menit lagi semuanya harus berkumpul, ayo ayo nona!! " .
Lucas mendorong Hana untuk segera memasuki kamar mandi yang berada di dalam kamar dan memberikan seragam untuk Hana, Hana yang baru saja akan kembali bertanya apa yang terjadi tidak bisa karena Lucas mendesaknya untuk bergegas.
" Eeh tapi kan_"
" Tidak ada tapi nona anda harus bersiap!! "
Lucas menutup pintu kamar mandi itu kemudian tersenyum kecil, tugasnya yang pertama sudah selesai.
Lagi-lagi tanpa penjelasan pria itu sudah menghilang membuat Hana hanya bisa menahan kesal sambil memutar bola mata malas.
Saat Hana keluar dari kamar mandi dan selesai berganti pakaian dengan seragam yang diberikan Lucas, pria itu sudah tidak ada di dalam ruangan itu entah sudah kemana lagi perginya.
" Waah seragamnya sangat keren, berbeda sekali dengan seragam sekolahku! " ujar Hana menatap pantulan dirinya didepan cermin besar di ruangan itu.
" Ah benar juga bagaimana nasib sekolahku ya?? " ujar Hana mengingat tentang kehidupannya didunia manusia.
"Miaww~~"
Hana menatap kucing yang sedari tadi memang ada disana sejak ia terbangun, kucing itu seperti ingin menunjukkan sesuatu. Akhirnya Hana memutuskan untuk mengikutinya yang mengarah keluar ruangan.
" Hei tunggu aku kucing kecil!! "
Keduanya menyusuri lorong yang luas namun terlihat begitu sepi, Hana tidak melihat ada orang lain disini . Matanya terus bergerak menatap sekeliling yang ternyata benar-benar mewah bak berada di negeri dongeng, Hana tak bisa berhenti takjub dengan tempat ini.
Saking asiknya mengagumi tempat itu Hana sampai tidak sadar saat ia akan menuruni tangga saking indahnya tempat itu, bangunannya terlihat begitu elegan ada ukiran-ukiran cantik di dindingnya, sepanjang lorong terdapat lampu-lampu hias yang indah.
" Heii!! "
Otomatis Hana menghentikan langkahnya yang baru saja menapaki anak tangga.
Hana menoleh ke arah kiri tepat di sisi lain tangga.
" Perhatikan langkahmu jika ingin menuruni tangga! " katanya sambil melirik Hana dari atas hingga bawah.
Hana mengikuti arah gerakan mata laki-laki yang terlihat seumurannya itu, dia menatap laki-laki itu dengan sebelah alis terangkat.
" Ada apa?? " tanyanya dengan polos melihat pakaiannya apakah ada yang salah dengan seragam yang ia pakai.
" Kau ini dari ras mana ? " tanya laki-laki itu masih menatap Hana.
" Loh memangnya kamu ini hantu ya, ya jelas aku manusia mana ada ras ras?! " ujar Hana, laki-laki itu menatap aneh gadis di hadapan nya.
" Manusia?, hei mana mungkin manusia ada di tempat ini jangan mengada-ada, dasar gadis aneh! " ujar laki-laki dengan rambut pirang dan mata berwarna hijau seperti batu emerald yang indah, kulitnya putih dan tingginya tak jauh berbeda dari Hana,dia menuruni tangga, Hana yang bingung mengikuti langkah laki-laki itu.
" Eeh lalu kalau bukan manusia kamu hantu?, tapi kok punya kaki?? " tanya Hana menatap laki-laki yang juga mengenakan seragam yang sama dengan nya.
Laki-laki itu memutar bola matanya malas.
" Dasar payah, manusia tidak pernah datang ke tempat ini lagi pula bagaimana mungkin mereka punya kekuatan, jangan asal mengarang bodoh! " ujar laki-laki itu dengan wajah terlihat jengah.
Mendengar ucapan laki-laki itu Hana mengerutkan keningnya dengan mata menyipit.
" Jaga bicara mu tuan pintar, apa pantas menghina seperti itu lagi pula apa hebatnya dirimu sampai bisa menghina aku sembarangan?! " kata Hana dengan tatapan kesal dan ternyata berhasil membungkam laki-laki itu dengan kata-katanya.
Setelah mengatakan itu Hana berjalan lebih dulu dari tangga saking kesalnya dengan ucapan laki-laki yang menyebut 'dirinya bodoh' Hana mengomel tanpa memperhatikan jalan hingga tanpa sengaja ia menabrak orang yang ada di depannya.
Bughh
" Aduhhh keras sekaliii!! " lirih Hana mengusap keningnya yang ternyata bertabrakan dengan dada seseorang.
Hana menatap orang di hadapan nya dengan sedikit mendongak karena tinggi laki-laki itu yang jauh dari dirinya berbeda sekali dengan laki-laki barusan.
Laki-laki itu menatap nya tajam manik keabu-abuan miliknya membuat Hana seketika memundurkan langkahnya menjauh.
" Maaf aku tidak sengaja! " ujarnya menundukkan pandangan tak berani menatap mata laki-laki itu.
" Dasar bodoh! ".
Lagi-lagi, Hana mendengar kata-kata itu ia kemudian menatap laki-laki itu kali ini dengan tatapan berbeda. Laki-laki yang melihat tatapan Hana menatap gadis itu dengan sebelah alis terangkat.
" Hei apa maksud mu mengatakan aku bodoh hah, memangnya seberapa pintar dirimu, dasar laki-laki aneh!! " omel Hana geram menatap laki-laki dihadapannya.
Sementara laki-laki itu sedikit terkejut dengan apa yang baru saja dia dengar, untuk pertama kalinya ada yang berani mengomelinya dan itu adalah seorang gadis yang sepertinya bukan salah-satu dari putri ras manapun yang tandanya gadis dihadapannya hanya gadis biasa yang ceroboh dan sangat lancang.
Di sisi lain orang-orang mulai berdatangan dan melihat apa yang terjadi disana.
" Astaga gadis itu!! " .
Laki-laki yang ada di tangga tadi langsung bergegas menghampiri Hana yang masih mengomel pada laki-laki yang dia tabrak itu.
" Hei berhenti apa kau tidak tahu tengah bicara pada siapa?? " ujarnya menarik Hana menjauh.
Tapi setelah lumayan menjauh Hana menghempaskan tangan laki-laki yang menariknya dan beralih menatap laki-laki itu dengan kesal.
" Diam, kamu ini sama saja hanya bisa menghina saja! " tukas Hana membuat laki-laki itu menggaruk belakang lehernya mengingat kejadian di tangga tadi.
" Aaah soal itu aku minta maaf, tapi kamu tidak tahu kan siapa yang kamu omeli tadi! " ujarnya melirik ke arah laki-laki yang sekarang sudah melangkah pergi dari tempat tadi.
Hana menggelengkan kepala terlihat masih kesal dan dia juga terlihat tidak peduli siapa laki-laki itu.
" Dia adalah Donghyuck, prince demon! " .
" Prince demon pffhh haha kamu pikir aku akan percaya tidak akan!!" ujar Hana sambil menahan tawa mengingat ucapan laki-laki di depannya.
" Hei jaga sopan santun mu, demon itu terkenal dengan kekejamannya mereka tidak akan memberi ampun pada musuhnya jadi jika ada kesempatan sebaiknya minta maaf pada Donghyuck! " ujarnya sesekali masih melirik ke arah Donghyuck yang sudah tidak terlihat lagi di tempat itu.
Hana juga ikut melirik , memang terlihat tidak bersahabat pikir Hana dalam hati melihat bagaimana laki-laki itu berjalan tanpa ekspresi apapun tadi.
" Ah iya soal tadi maaf ya... perkenalkan aku Sunoo aku seorang fairy! " ujar Sunoo dengan senyum lebar berbeda sekali dengan Sunoo yang di tangga sebelumnya.
Tapi bukan perbedaan sikapnya yang membuat Hana terkejut tapi apa yang baru saja ia ucapkan.
" APA?? FAIRY HAhAhaha???"
Sunoo menutup telinganya mendengar suara kencang gadis di hadapannya bahkan beberapa orang sudah menatap ke arah mereka berdua,Sunoo menatap datar gadis dihadapannya.
" Heiii pelan kan suaramu ada banyak orang! " tegur Sunoo dengan nada datar, Hana menatap sekeliling kemudian tersenyum canggung kemudian berkata sambil cengengesan.
" Hahaha lihatlah setelah pangeran demon sekarang kamu juga mengaku sebagai fairy hahaha tempat apa ini benar-benar lucu ahaha aduh perut ku sakit" ucap Hana memegangi perutnya karena puas tertawa, tapi kemudian tiba-tiba tawanya hilang dan menatap laki-laki didepannya.
" Kamu jangan mengada-ada, mana ada makhluk seperti itu! " bisik Hana pada Sunoo.
" Kamu ini kehilangan ingatan atau bagaimana sejak tadi bilang semuanya tidak ada memangnya kamu dari ras mana dasar pay... " .
Ucapan nya terhenti saat melihat Hana yang menatapnya dengan tajam dan wajah datar.
" Ehehe maksud ku payung iya payung sudah jangan kesal begitu! " ujarnya tertawa canggung.
Hana memutar bola matanya kemudian kembali teringat dengan pembicaraan awal mereka.
" Lanjutkan tentang fairy itu lagi! " pinta Hana pada Sunoo.
" Jadi kamu ini benar-benar tidak tahu ya? " tanya Sunoo yang hanya di gelengi oleh Hana dengan tampang polosnya.
" Tunggu, jangan-jangan kamu benar-benar manusia?? " sambung Sunoo kembali bertanya dan kali ini dia menatap Hana serius.
" Iya aku manusia memang apa lagi, kamu sendiri yang aneh sepertinya sangat tertarik dengan dunia dongeng yaa! " ujar Hana dengan santainya, dia masih tidak tahu tempatnya sekarang berada karena yang dia tahu dia berada sekolah elemental hanya sebatas itu dia tidak tahu jika makhluk seperti yang Sunoo sebutkan itu ada di tempat ini.
Sunoo menatap kaget Hana kemudian dia memutari gadis itu dan melihat Hana dari atas hingga bawah.
" Jadi kamu benar-benar manusia, tidak ada sayap? " .
Hana menggeleng.
" Ekor?? "
Hana kembali menggeleng.
" Telinga elf? ".
Hana lagi-lagi menggeleng.
" Aah bagaimana dengan kekuatan atau berubah menjadi naga atau sihir kegelapan, ada tidak?? " tanya Sunoo memastikan.
" Tidaaaak, aku manusia dengar ma _nu _si _a manusia, tidak ada kekuatan seperti yang kamu sebutkan! " jelas Hana, tapi Sunoo masih menatap nya tidak percaya karena bagaimana seorang manusia biasa bisa ada di tempat ini pasti ada sesuatu.
" Hei apa kamu benar-benar tidak punya sayap seperti ini?? " tanya Sunoo yang tiba-tiba muncul sayap di punggungnya , sayap nya berkilau indah membuat Hana yang melihatnya kagum.
" Waaah ini benar-benar sayap?? " tanya Hana mendekati Sunoo dengan mata berbinar, saat tangannya hendak menyentuh sayap Sunoo sayap itu langsung menghilang.
" Tidak semudah itu, jangan sembarangan menyentuhnya! " ujar Sunoo, Hana yang merasa tidak adil menatap Sunoo dengan kesal.
" Cih padahal hanya ingin melihat! " kesal Hana.
" Sudahlah hilangkan wajah jelek itu, jadi kamu belum tahu tempat ini kan , baiklah aku akan menjelaskannya tempat ini adalah Primordial academy, tempat untuk melatih atau sekolah para elementalist! ".
Hana mengangguk paham karena sebelumnya Lucas sudah mengatakan hal itu.
" Dan para elementalist yang ada di tempat ini bukan manusia! " .
" Hah, lalu jika bukan manusia?? " tanya Hana kebingungan.
" Aduuh sama sekali belum tahu tempat ini ya, sepertinya akan ada banyak hal yang perlu di jelaskan padamu, tapi karena aku adalah fairy yang baik hati aku dengan senang hati akan menjelaskannya padamu! ", ujar Sunoo dengan senyum angkuh membuat Hana menatap laki-laki itu dengan malas.
" Ekhm baiklah, jadi di sebutkan bahwa Elemental central adalah pusat dari berbagai elemental dan juga klan atau bisa juga di sebut ras, untuk detailnya sendiri aku kurang tahu yang aku tahu hanya jika ada beberapa klan besar seperti fairy, demon, vampir, mermaid, siren, angel, elf , werewolf, dragon,dan Witch...hanya itu sih yang aku tahu!"
Hana yang mendengarkan penjelasan Sunoo sama sekali masih belum mengerti tapi dia hanya mengangguk-angguk saja seakan sudah paham tapi maksudnya dengan makhluk-makhluk yang biasanya Hana dengar di buku dongeng itu sama sekali terdengar tidak masuk akal di telinganya soal sayap Sunoo itu memang terlihat menakjubkan tapi apa benar itu asli pikir Hana sesekali menatap kembali pada Sunoo.
" Ada apa melihatku seperti itu??" tanya Sunoo menyadari Hana yang sejak tadi melirik dirinya, Hana pun langsung menggeleng sambil tersenyum lebar.
" Hehehe tidak papa, aku ingat sayapmu itu tadi luar biasa tapi....itu asli kan? " .
" Eeeeh enak saja bilang palsu jelas sekali asli lihat aku akan memperlihatkannya lagi padamu!! ".
Sunoo yang tidak terima sayapnya di kira palsu berbalik membelakangi Hana kemudian memunculkan kembali sayapnya secara ajaib, melihat itu Hana kaget sekaligus kagum bagaimana hal seperti ini benar-benar ada.
" Waaah luar biasa! " puji Hana sementara Sunoo sudah senyum-senyum bangga.
" Tapi tunggu kalau benar yang Sunoo katakan, berarti aku berada di dunia lain, hah?? lalu bagaimana nantinya nasibku di tempat ini?? " batin Hana panik menyadari dimana dirinya sekarang berada.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!