...Rei Yamazaki....
Nano Machine System atau disingkat Nanites merupakan sebuah teknologi masa depan yang dimana mengunakan microscopic machines atau robot berukuran mikro.
Teknologi ini memberikan berbagai kemampuan yang diluar nalar.
Mungkin bagi sebagian orang teknologi ini hanyalah khayalan semata tapi, siapa sangka teknologi itu berada didalam tubuh seorang pemuda yang tidak dianggap, Dia bernama Rei Yamazaki.
Rei Yamazaki atau dipanggil akrab dengan nama Rei.
Rei merupakan putra dari Gun Yamazaki seorang pemimpin Yakuza yang terkenal di Tokyo, Jepang,
...Klan 7 Naga....
Sekelompok Yakuza yang sangat amat disegani bahkan pemerintah Jepang sendiri berada dibawah naungan mereka.
Klan 7 Naga menguasai seluruh daerah Tokyo dan 80 persen dunia malam berada dibawah kendali nya.
Rei Yamazaki sendiri bukanlah anak resmi, dia lahir dari seorang hostess bernama Ayumi.
Meski begitu, Gun sangat mencintai Ayumi dibandingkan dengan kedua istrinya. Hal itu tentu membuat mereka cemburu dan mengusir Ayumi dan putra Rei jauh di luar Jepang.
Dan, Ayumi yang mengetahui itu. Mereka menyembunyikan identitas mereka dan tinggal di Indonesia dengan nama Ayu dan Bagas.
Selama 15 tahun, Ayumi dan Rei hidup dengan damai di Surabaya, Indonesia.
Tapi, disisi lain. Rei hidup sebagai pecundang yang tidak bisa berkelahi dan bodoh setiap mata pelajaran nya.
Salah satunya apa yang dihadapi oleh Rei saat ini.
Dibelakang sekolah terlihat Rei sedang berdiri tegap dan menutup mata bersama beberapa murid nakal.
"Hiyaaa!"
Sebuah pukulan melesat kearah wajah Rei dan membuat nya terpental oleh seorang pria besar.
Dia Mike, teman sekolah Rei yang selalu membully Rei. Mike dikenal sebagai anak nakal dan sosok preman sekolah yang disegani.
Mike pun tidak pernah sendiri, dia selalu bersama kelompok preman sekolah.
Rei pun meringis kesakitan seraya memegang pipinya yang merah. Walau begitu, Rei tidak marah dan menerima pukulan itu dengan sebuah alasan serta pesan dari ibunya untuk tidak tampil menonjol.
"Bangun, samsak! Apa Loe tidak ingin gua bayar?! Hah!" seru Mike.
Semua rekan-rekan Mike tertawa remeh melihat kondisi Rei yang menyedihkan. Pukulan itu sudah yang ketiga kali nya yang mana kedua mata Rei sudah memar.
Rei yang mendengar itu, dia sontak berdiri tegap kembali.
"Oke, sekarang pukulan terakhir. Senjata pamungkas Gua," ucap Mike seraya merenggangkan kedua tangan nya.
"Terima lah pukulan besi!" seru Mike seraya melepaskan tinju nya kearah perut.
Buk!
Pukulan keras tepat kearah perut yang membuat Rei mengeluarkan air liur disertai darah dan Rei pun terjatuh.
Lalu, Rei pun mengiris kesakitan sambil memegang perutnya di tanah.
"Hahaha ..."
"Lihat dia begitu menjijikan!"
"Hahahaha ..."
....
Semua rekan-rekan nya pun meledeknya dan Mike sendiri tersenyum bangga dengan apa yang dilakukan nya.
Setelah itu, Mike mengeluarkan dua lembar seratus ribu dan menjatuhkan nya didekat Rei yang masih meringis kesakitan.
"Nih, uang lu. Pengemis! Besok kita lanjutkan lagi!" ucap Mike dengan senyuman remeh.
"Hehehe ..." rekan-rekan nya Mike pun juga menertawakan Rei.
"Yuk, guys! Kita cabut. Gua udah laper nih!" ajak Mike.
Rekan-rekan nya Mike pun menyetujuinya dan Mike beserta rekan-rekan pergi meninggalkan Rei.
Rei pun hanya bisa menghela nafas panjang dan bangkit berdiri untuk mengambil uang 200 ribu itu.
"Rasa sakit ini tidak bisa dibandingkan dengan derita yang dialami ibu saat ini," batin Rei seraya mengusap darah yang menempel pada bibir nya.
Setelah itu, Rei berjalan pulang ke rumah nya dan dalam langkah nya, semua murid melihat Rei dengan tatapan tidak senang.
"Lihat dia. Kondisinya sangat menjijikkan!"
"Kamu tahu, Bagas itu lebih rendah dari pengemis. Sungguh memalukan!"
"Saya malu bisa satu sekolah dengan orang seperti itu."
....
Selama perjalanan menuju kelas, Rei mendengar semua nya dan dia hanya bisa diam seraya menundukkan kepalanya.
Ditengah perjalanan pulang, sebuah mobil Van tua berhenti tepat disamping Rei dan seorang pria meneriaki nya.
"Bagas, ayo masuk!" seru seorang pria.
Bagas merupakan nama samaran dari Rei dan dia pun menghentikan langkah dan menoleh kearah sumber suara yang mana suara itu berasal dari paman angkat nya, Kenzo.
Dahulu, Kenzo merupakan letnan satu dari keluarga Klan Yamazaki dan memiliki kemampuan bela diri yang tinggi. Namun sejak pengusiran Ayumi, Kenzo mengikuti nya atas perintah langsung dari Gun Yamazaki secara rahasia lagipula Kenzo merupakan teman Ayumi dari kecil.
Melihat didalam mobil Kenzo, Rei pun masuk kedalam mobil van tua.
Sesaat Rei sudah didalam, Kenzo melajukan mobilnya dan memperhatikan Rei.
"Rei, kenapa dengan wajah mu?" tanya Kenzo.
"Hah, ini? ... Aku sedang mencari uang," jawab Kenzo dengan senyuman kecil.
"Apa maksudnya?" tanya Kenzo.
Rei pun tersenyum dan mengeluarkan dua ratus ribu rupiah kepada Kenzo.
Lalu, Kenzo pun menduga sesuatu.
"Mungkinkah, kamu menjadi samsak hidup?" tanya kaget Kenzo.
Rei hanya memberikan senyuman kecil dan memahami itu, Kenzo menghela nafas panjang.
"Jika ibu mu masih hidup pasti dia akan memarahi mu," jawab rendah Kenzo.
Mendengar itu, Rei tersenyum kecil dan sesaat itu juga dia mengingat kejadian setahun yang lalu.
Pada saat itu, Ayumi, Rei dan Kenzo tinggal di Surabaya. Akan tetapi suatu malam, tiba-tiba tempat tinggal mereka kebakaran dan Ayumi terjebak didalamnya.
Sedangkan, Kenzo hanya bisa menyelamatkan Rei seorang dan mereka pun pindah ke Jakarta. Kenzo pun menduga bahwa kebakaran itu bukanlah kecelakaan melainkan sebuah pembunuhan berencana dari salah satu Klan cabang 7 Naga.
Meski tahu akan hal itu, Kenzo tidak memberitahu dugaan nya itu kepada Rei.
Sambil melihat kearah luar jendela, Rei menaruh kepala di telapak tangan nya.
"Paman, beberapa hari lagi. Hari kematian ibu, Apakah kita harus pergi ke Surabaya untuk berziarah?" tanya Rei.
"Tentu saja. Kenapa kamu bicara seperti itu?" tanya Kenzo.
"Tidak. Paman, aku masih berpikiran bahwa kebakaran itu terjadi baru kemarin. Ingatan ku masih sangat jelas," ucap Rei.
"Rei, kamu kuat. Ingat pesan ibumu untuk tetap merendah dan sederhana agar Klan tidak menemukan mu," jawab Kenzo.
"Jadi, apakah ada kemungkinan? Ayah ku yang membunuh ibu?" tanya Rei.
"Paman tidak tahu pasti karena belum menemukan bukti namun, kamu harus percaya bahwa ayah mu sangat menyayangi ibumu dan kamu, Rei," jawab Kenzo.
Rei pun terdiam dan menghela nafas panjang lantaran didalam pemikiran, dia tidak percaya kalau ayahnya menyayangi mereka terlebih lagi dia paham bahwa dirinya merupakan anak yang tidak diinginkan.
......................
...Yakuza System...
Di rumah mewah dengan desain tradisional yang ada di Tokyo, Jepang terlihat seorang pria berjas hitam dengan kalung rantai emas yang menempel pada lehernya sedang berjalan di lorong dan dia pun mengetuk pintu salah satu ruangan.
"Tuan muda, saya mendapatkan informasi," ucap pria berbaju hitam dengan bahasa Jepang.
"Masuk lah!" jawab suara pria didalam ruangan yang juga berbahasa Jepang.
Lalu, pria berjas hitam itu masuk kedalam ruangan yang dimana ada seorang pemuda sedang bermesraan dengan seorang wanita diatas sofa.
Pria muda itu tidak mempedulikan dengan apa yang lihat nya. Lalu, dia sontak membungkukkan badannya.
"Tuan muda. Kami telah mendapatkan lokasi dari Rei Yamazaki," ucap pria berbaju hitam.
Tuan muda yang sedang ci.uman itu sontak menghentikan aktifitas nya dan tersenyum lebar.
"Akhirnya, anak haram itu ditemukan," gumam Tuan muda.
Lalu, Tuan muda itu beranjak dari sofa dan menghampiri pria berbaju hitam.
Pria berjas hitam itu sontak memberikan ponselnya kepada Tuan muda dengan tampilan sebuah foto Rei yang sedang keluar dari bandara Surabaya.
"Seperti yang kuduga. Dia akan kembali ke sana dan itu akan menjadi tempat pemakaman nya juga."
Tuan muda itu adalah Daisuke Yamazaki, Putra ketiga dari Gun Yamazaki.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Death day...
Paman Kenzo
Satu tahun yang lalu ...
Ayumi sekeluarga yang masih tinggal di Surabaya, Indonesia. Mereka hidup berkecukupan sampai suatu ketika sebuah kebakaran terjadi.
Sepulang sekolah, Kenzo dan Rei dikejutkan dengan kebakaran hebat tepat berada di rumah nya.
Rei yang panik, dia sontak berlari dan ingin masuk kedalam rumah untuk menyelamatkan ibunya.
"Ibu!" pekik Rei sambil berlari kencang.
Akan tetapi, saat berjarak dekat dengan rumah nya. Kenzo langsung menahan nya.
"Rei, jangan masuk kesana! Bahaya!" teriak Kenzo.
"Ibu!" Rei yang sadar bahwa dirinya ditahan, dia sontak menoleh kearah Kenzo, "Paman, ibu masih didalam!"
Kenzo yang mendengar itu, dia menundukkan kepalanya dan menangis.
"Ibu ...."
Kenangan buruk itu selalu menghantui Rei dalam mimpi dan sesaat itu juga dia langsung terbangun.
"Ibu!" teriak Rei yang tiba-tiba membuka mata dan sontak bangun dari rebahan.
Saat terbangun, tubuh Rei sudah basah kuyup lantaran keringat dingin yang membasahi seluruh tubuh nya juga nafas nya jadi terengah-engah.
Kenzo yang mendengar teriakan Rei sontak menghampiri nya.
"Rei, ada apa?" tanya Kenzo.
"Tidak apa. Aku hanya mimpi buruk," jawab Rei seraya tersenyum kecil.
"Mimpi kejadian itu lagi kah?" sambung Kenzo.
Rei yang mendengar itu, dia mengangguk pelan.
Memahami perasaan Rei, Kenzo pun sedikit khawatir jika pergi ke makam Ayumi akan menambah trauma Rei maka dari itu, dia mengajukan sesuatu.
"Rei, apakah kamu yakin untuk tetap berziarah?"
Rei mengambil nafas panjang dan menenangkan diri. Lalu, memberikan senyuman kecil kearah Kenzo.
"Tidak apa-apa, paman. Ibu ku selalu mengatakan untuk melawan trauma. Kita harus menghadapi trauma itu," jawab Rei.
Kenzo yang mendengar itu, dia tersenyum bangga.
"Rei, kamu sudah dewasa. Baiklah, sekarang mandi. Lalu, kita berangkat ke makam!" seru Kenzo.
"Iya," jawab Rei.
Setelah merapikan diri, Kenzo dan Rei berangkat ke makam dengan membawa sebuket bunga dan dupa.
Lalu, setibanya disana. Kenzo menyalakan dupa dan Rei menaruh bunga disebuah makam sederhana yang bertuliskan nama samaran dari Ayumi, Ayu Dewi.
Setelah itu, Rei dan Kenzo memanjatkan doa.
"Ibu, kami datang. Maaf, selama ini belum bisa datang. Semoga ibu damai di surga!" batin doa Rei.
Kenzo yang melihat khusyu Rei berdoa, dia pun tersenyum kecil.
"Ayumi, aku akan melindungi Rei. Jadi, jangan cemas!" batin Kenzo.
Tak lama kemudian, Rei selesai berdoa dan menoleh kearah paman nya.
"Ayo, paman! Kita pulang!" ajak Rei.
Kenzo pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Lalu, Kenzo dan Rei melangkah keluar makam akan tetapi ditengah itu, Kenzo merasakan keganjilan dengan beberapa orang yang ada disekitar makam.
Seperti tukang kebun yang asal memotong rumput dengan sepatu slip, seorang pasangan yang mengunjungi makam dengan sikap yang dibuat-buat.
Terlebih lagi, banyak dari mereka mencuri pandang ke Kenzo dan Rei.
Memahami situasi itu, Kenzo pun menduga nya.
"Seperti nya mereka sudah menunggu kehadiran kita disini," batin Kenzo seraya melihat sekitar nya.
Lalu, Kenzo pun berbicara pelan dengan tatapan kedepan.
"Rei, seperti nya mereka mengirimkan seseorang untuk menjebak kita disini," ucap pelan Kenzo.
"Apa?!" kaget Rei yang ingin menoleh namun, Kenzo langsung memberikan kode gelengan kepala.
"Hitungan ketiga, lari!" seru pelan Kenzo.
Rei pun mengangguk kepalanya. Lalu, Kenzo memberikan kode nya.
"Tiga!"
Rei dan Kenzo pun berlari kencang yang mana beberapa orang pengintai sontak mengeluarkan senjata handgun nya dan menembaki mereka.
Dor! Dor!
Rei dan Kenzo terus berlari sampai mereka menemukan gudang disana.
"Kita bersembunyi disana! Cepat!" seru Kenzo.
Rei menambah kecepatan nya begitu juga Kenzo untuk ke gudang kosong. Tidak hanya itu, mereka terus berlari sambil mencari celah saat suara tembakan terus terdengar.
Tak lama kemudian, Rei dan Kenzo tiba di gudang dengan nafas yang terengah-engah.
"Paman, apa yang harus kita lakukan?" tanya Rei dengan nafas berat dan panik.
Kenzo pun menenangkan diri. Lalu, memegang kedua bahu Rei.
"Dengarkan, Rei! Paman akan mengalihkan perhatian mereka dan kamu lari lewat pintu yang berbeda menuju tempat parkir. Kamu mengerti?!"
Rei menganggukkan kepalanya yang menandakan bahwa dia mengerti dengan seruan Kenzo namun, ada perasaan khawatir.
"Tapi, paman. Ini sangat membahayakan nyawa, paman?!" tanya khawatir Rei.
"Rei, kamu tidak perlu cemas. Paman ini orang yang kuat dan terlatih," jawab santai Kenzo dengan senyuman kecil.
"Paman, kembali lah dengan selamat!" pinta Rei.
Kenzo menganggukkan kepalanya dan keluar dari gudang.
Dor! Dor!
Suara tembakan melesat kearah Kenzo dan dia pun melakukan pertarungan.
Kenzo mendekati salah satu pembunuh dan mematahkan lehernya. Lalu, mengambil pistol dan earphone nya.
Lalu, datang pembunuh yang lain dan Kenzo dengan cepat menembaki nya.
Disisi lain, Rei sontak keluar dari pintu yang lain yang mana tidak ada pembunuh. Memang saat itu makam sedang sepi dan mungkin, diatur sebagai panggung untuk membunuh Rei.
Setibanya diluar, Rei melihat keadaan sekitar sudah sepi. Lalu, dia sontak berlari ke arah parkir.
Akan tetapi, salah satu pembunuh melihat langkah Rei.
"Hei, anak itu ada disana!" seru pembunuh yang sontak berlari mengejar Rei.
Karena seruan itu, beberapa pembunuh terfokus pada pengejaran Rei.
Rei yang mendengar itu, dia menambah kecepatan larinya.
Kenzo pun juga mendengar itu namun, saat ingin mengejarnya salah satu pembunuh yang mengunakan pedang katana menghalangi nya.
Sehingga Kenzo harus menghadapi pembunuh yang memegang Katana.
Rei terus berlari dengan ketakutan meski dadanya sudah sesak, dia harus bertahan demi tujuan untuk mencari kebenaran dari kematian ibunya.
Akan tetapi, salah satu pembunuh yang mengenakan jaket, masker dan topi keluar dari mobil dengan membawa tas panjang.
Lalu, pembunuh itu membuka tas hitam yang mana berisikan senjata Laras panjang. Setelah itu, dia mengambil senjata itu dan jongkok untuk mengambil posisi yang pas seraya menutup satu mata nya. Dia pun meneropong Rei yang sedang berlari kencang.
Setelah mendapatkan titik merah, pembunuh itu menarik pelatuk nya.
Ciung!
Sebuah peluru tepat mengenai pelipis kanan Rei dan membuat nya terjatuh.
Rei tersungkur di tanah dengan kepala yang berlumuran darah. Mata nya terbuka dengan air mata yang menetes.
Beberapa pembunuh yang mengejar berhenti di dekat Rei dan memastikan bahwa Rei sudah mati.
Dan, untuk memastikan nya. Para pembunuh itu menembaki Rei yang sudah tidak berdaya.
Dor! Dor! Dor!
Setelah itu, salah satu pembunuh mengambil foto dan pergi meninggalkan Rei yang sudah tergeletak.
Disisi lain, Kenzo yang mendengar suara tembakan itu sontak panik dan ingin menyelamatkan Rei akan tetapi lawan yang dihadapi cukup tangguh sehingga dia tidak bisa pergi sebelum mengalahkan pembunuh.
Rei yang terkapar di tanah, dia hanya bisa pasrah.
"Ibu ... Maaf, saya tidak bisa mengungkapkan kebenaran dari kematian ibu dan balas dendam ..." batin Rei dalam setengah sadarnya.
Kesadaran nya semakin menghilang namun, ada kejadian yang Rei tidak ketahui.
Sebuah cincin yang dikalungkan oleh Rei terkena darah yang mengucur dari luka kepalanya yang mana karena itu batu permata pada cincin itu bersinar merah terang.
Yang berlahan menjadi bergejolak seperti air mendidih dan setelah nya bergerak sendiri menyatu pada darah yang dikeluarkan dari luka Rei.
Seusai itu, permata yang sudah menyatu dengan darah bergerak masuk kembali kedalam tubuh Rei.
Berkat kejadian itu, peluru yang tertanam pada tubuh dan kepala Rei keluar. Lalu, semua luka yang dideritanya dengan cepat pulih kembali
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ayumi
...Nano Machine System....
2 tahun yang lalu di Surabaya, Indonesia.
Saat Ayumi dan Rei sedang jalan-jalan untuk merayakan ulangtahun Rei, mereka berpapasan pada seorang pengemis yang sangat kurus sedang duduk di pinggir jalan dengan lemas nya.
Melihat kakek itu, Ayumi pun menghampiri nya.
"Kakek tidak apa-apa?" tanya Ayumi.
Saat mendengar pertanyaan Ayumi, kakek itu sontak menoleh kearah Ayumi dengan ekspresi memelas.
"Cu .. Bolehkah kakek minta makan? Kakek sudah berhari-hari tidak makan."
Ayumi yang mendengar itu, dia menoleh kearah Rei yang mana saat itu Rei tengah membawa beberapa kotak paket fried chicken untuk paman nya di rumah.
Tatapan Ayumi itu memberikan kode kepada Rei dan Rei pun sontak memberikan semua kotak paket tersebut.
"Ini, kek. Ambil saja punya kami."
"Terima kasih Cicit ku dan cucu ku yang cantik," jawab senang kakek seraya menerima makanan dari Rei.
Rei dan Ayumi pun saling bertukar senyuman.
"Kalau begitu, kakek. Kami pamit dulu!" ucap Ayumi.
"Tunggu sebentar!" seru kakek.
Setelah itu, kakek pengemis itu melepaskan cincin yang dikenakan nya dan memberikan nya kepada Rei dengan paksa menaruh nya ditangan nya.
Rei menatap heran ke ibunya namun, Ayumi memberikan kode anggukan kepala.
"Cicitku, terimalah cincin ini. Jika kamu percaya akan keajaiban maka cincin ini akan membantu mu saat kamu berada dalam bahaya," ucap kakek dengan senyuman lebar.
Meski Rei dan Ayumi bingung namun, mereka tetap menghargai pemberian kakek tersebut.
"Terimakasih," jawab serentak Rei dan Ayumi.
Dan, 2 tahun kemudian ucapan kakek itu menjadi kenyataan.
Disaat Rei sedang sekarat di tanah dengan luka peluru yang cukup banyak terutama luka tembak di bagian kepala nya yang mana sudah dipastikan 99 persen Rei akan mati namun, Rei memiliki 1 persen nya.
Permata Cincin yang dikalungkan oleh Rei tiba-tiba bergolak seperti air mendidih saat menyentuh darah Rei dan menyatu dengan darah itu. Setelah nya, cincin yang sudah bercampur dengan darah itu masuk kembali ke salah satu luka tembak.
Saat itu, Rei yang kesadaran semakin memudar mendengar suara wanita yang disertai suara pemberitahuan.
...Kling!...
...[Nano Machine System has connected with a new host.]...
...[Synchronize with the five senses....
...Vision ... Connected....
...Hearing ... Connected....
...Tasting ... Connected....
...Tactile ... Connected....
...Movement ... Connected....
...[Synchronize with the Brain.... Connected.]...
...[Synchronize with Nerves ... Connected.]...
...[Synchronize with Muscles ... Connected.]...
...[Synchronize with Bones ... Connected.]...
...[Synchronize with Blood ... Connected.]...
...[100.000 Microscopic Machines has been installed with version 1.00.]...
...[ A.I GPX-999, The Program Secretary has been installed.]...
...[Series Number. 62948301110.]...
...[Monarch Corporation. Nano Machine Generation 9.]...
...[Starting activity.]...
Keesokan harinya ...
Disalah satu ruang rawat rumah sakit Surabaya, Indonesia. Disana terlihat Rei yang sedang tertidur dengan infus ditangan nya.
Bip! Bip!
Suara mesin rumah sakit terdengar disertai aroma obat yang sangat menyengat membuat Rei berlahan membuka mata nya dan pandangan pertama nya terlihat sebuah atap putih dengan lampu bulat kecil.
Sesaat Rei sadar, dia teringat bahwa dirinya sedang berada diambang kematian. Lalu, Rei dengan cepat beranjak bangun dari rebahan karena terkejut.
"Uhgh!"
Setelah itu, Rei tersadar bahwa dirinya sedang berada di rumah sakit dan itu membuat Rei terheran.
"Aku ... Masih hidup?" ucap Rei seraya mengangkat kedua tangan dan melihatnya.
Lalu, Rei pun menyadari sesuatu yang tidak biasa.
"Tidak hanya itu. Seluruh luka ku hilang?! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa juga aku berkeringat banyak seperti ini?" batin Rei seraya melihat sekeliling.
Tak lama kemudian, Rei pun batuk dengan menutupi tangan dengan mulut nya.
"Hugh!"
Sesaat melepaskan tangan dari mulutnya, Rei melihat ada bintik hitam di tangan nya.
"Huh? Kenapa ini? Kenapa ada bintik hitam di sini?" batin Rei.
Rei pun memeriksa sekujur tubuh nya.
"Tidak hanya itu. Bau nya sangat menyengat dan lengket," batin analisa Rei.
Ditengah itu, Rei mendengar suara seorang wanita dengan bahasa inggris.
...(Are you awake, sir?)...
Rei yang mendengar itu langsung lompat dari tempat tidur dan melihat sekeliling nya dengan merinding ketakutan.
"Siapa kau?!" seru Rei seraya melihat sekitar akan tetapi, dia tidak melihat siapa pun disana.
...(Calm down, sir)...
"Suara apa ini?" batin analisa Rei.
...(You are right, sir)...
Saat suara wanita itu menjawab nya, Rei semakin kesal dan berteriak di ruang rawat.
"Sekali lagi, siapa kau sebenarnya?!"
Pada saat itu, Rei memang berada di ruang rawat seorang diri jadi tidak akan yang mendengar suara teriakan nya.
...(I'm connected at the core to help Master's Brain.)...
...(I am Nano Machine Generation 9 from Monarch Corporation.)...
Rei yang tidak begitu mengerti bahasa inggris, dia pun menjadi kesal sendiri.
"Kamu bicara apa? Apa yang sudah kamu lakukan kepada ku? Aku tidak mengerti Bahasa Inggris," sambung teriak Rei.
...(Penyesuaian bahasa.)...
...(Bahasa telah berganti ke bahasa Indonesia.)...
...(Saya adalah Sekertaris Program yang membantu anda untuk mengendalikan seluruh mesin Nano yang berada di tubuh Tuan.)...
"AI? Artifisial intelektual? Program pintar? Mungkinkah aku menjadi robot?" tanya Rei.
...(Bukan. Tuan tidaklah menjadi robot melainkan seratus ribu mesin super kecil tertanam pada tubuh, Tuan. Dan, Nano Machine yang terus berkembang biak.)...
Rei yang sama sekali tidak mengerti teknologi komputer, dia pun semakin bingung.
"Bisa kah kamu menjelaskan lebih rinci?"
...(Untuk lebih rinci nya. Saya akan mengirimkan informasi dasar tentang Nano Machine kedalam kepala Tuan)...
...(Apakah Tuan menerima nya?)...
Karena rasa penasaran tentang suara wanita di kepala nya, Rei pun menerima nya.
"Iya."
Sesaat kemudian, kesadaran Rei beralih ke sebuah ruangan yang dipenuhi dengan angka dan pengetahuan tentang Nano Machine serta fungsi-fungsi dasar nya.
Setelah mendapatkan semua informasi, kesadaran Rei kembali di ruang rawat dan saat yang bersamaan juga Rei menjadi mual lalu, muntah.
...(Itu adalah reaksi yang alami saat anda pertama menerima informasi langsung dari Nano Machine yang ada di otak, Tuan.)...
...(Tapi, Tuan tenang saja. Reaksi pusing dan mual itu hanya pertama kali. Selanjutnya tidak ada reaksi.)...
Rei menyandarkan kembali badan nya dan memegang dahinya, "Aku sangat pusing sekali. Jadi, kamu kah yang menyelamatkan ku?" batin tanya Rei.
...(Bukan. Saya hanya membantu mempercepat penyembuhan luka anda.)...
Rei yang mendengar itu, dia pun menghela nafas panjang.
"Meski begitu, terimakasih. Nano Machine. Jika tidak ada kamu mungkin, aku sudah mati."
Rei pun diam sejenak dan mengangkat tangan kanan nya.
"Nano Machine? Apakah benar ada ratusan ribu mesin nano didalam tubuh ku?"
...(Benar, Tuan. Lebih tepatnya ada 161.000 Nano Machine berada di seluruh tubuh anda dan itu akan terus berkembang.)...
"Lalu, apakah aku bisa mengeluarkan mu dari tubuh ku?"
...(Seperti informasi yang saya berikan. Saya bisa dikeluarkan sesaat Tuan sudah mati. Tapi, saya berusaha sebaik mungkin agar anda tidak mati.)...
Memahami situasi yang dialami nya, Rei hanya bisa mengambil nafas panjang. Bagaimana tidak?
Para saudara tiri Rei sangat menginginkan dia untuk mati yang bahkan Rei sendiri tidak memiliki ilmu bela diri. Namun, kehadiran Nano Machine menumbuhkan tekad nya.
"Nano Machine, apakah kamu bisa membantuku untuk mencari kebenaran kematian ibuku?"
...(Tuan saya memang diprogramkan untuk membantu segala apa yang anda butuhkan.)...
"Kalau begitu, mohon kerjasama!"
...(Kebanggaan saya, Tuan)...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!