NovelToon NovelToon

Who I Am Brother

Episode 1

Dimalam yang indah disinari sinar bulan, menjadi hari perpisahan mereka karena ada suatu kejadian dimana mereka dikejar para Prajurit dari segala penjuru istana "Mereka di sana, ayo!".

Mereka adalah sepasang Kakak Beradik dari Kerajaan ini, tapi suatu keadaan yang tak diduga membuat mereka menyelamatkan diri dari kepungan pengawal musuh yang menyusup di tengah-tengah pesta, dan meluluh lantakan semuanya sampai tak tersisa, melihat hal itu sang Adik ketakutan dan memegang Kakaknya dengan erat sambil memanggilnya dengan nada lelah dan nafas terengah-engah mereka akhirnya berhasil melarikan diri, sang Kakak melihat kebelakang untuk melihat situasi kemudian menggendong Adik nya ke sebuah kayu sambil berkata bahwa mereka akan keluar dari sini jadi jangan menangis, ucapannya itu bagai sebuah kata perpisahan namun sang Adik yang tidak tau hal itu menanyakan cara Kakak mengeluarkan mereka dari Kerajaan yang sudah diambil alih musuh dan membasmi semuanya.

Kakak hanya tersenyum sambil berkata untuk mempercayainya dan memintanya untuk hidup dengan bahagia karena mereka menunggu sang Adik di paling barat kerajaan, "Tapi bagaimana dengan....," sebelum menyelesaikan perkataannya sebuah loncatan yang sangat kuat menerbangkan dirinya sehingga ia berteriak memanggil Kakaknya yang berkorban demi Adiknya, keluar dari Istana ini dan di saat bersamaan. Para Prajurit datang mendekat dan segeralah dirinya melemparkan bola hitam dari dalam sakunya kemudian bum...!!! (suara jam berdering), seorang anak laki-laki yang sangat tampan, mencoba mematikan alarm itu, kemudian beranjak dari tempat tidurnya dan terlihatlah rambut hitam yang kasual dengan citra Keluarga Bangsawan, namun dirinya paling benci Keluarganya yaitu Keluarga Bangsawan bermarga Yu dan namanya adalah Yu Chen Jun.

" Hoam mimpi itu lagi," Ucapnya dengan mata mengantuk sambil menggosok gigi lalu terdengar suara yang memanggilnya dari lantai bawah yang menyuruhnya untuk sarapan.

Di ruang makan, ada seseorang pria tampan dengan rambut putih bermata biru sejernih air, dia adalah Kakakku yang tersenyum tulus menyambut ku. Tapi saat wanita itu mulai berbicara, membuatku muak dengan semua ocehan yang selalu berkomentar buruk tentang semua perilaku, yang diriku buat. Dan Kakakku, Chyou selalu membelaku dan itu membuat 'Wanita Itu' kesal.

" Kau selalu membelanya, seharusnya anak itu yang harus meniru sikapmu Chyou agar keluarga ini tidak terhina karena sikapnya".

Aku malas meladeninya dan menikmati makanan enak ini dengan hikmat. Kemudian terdengarlah Kakak yang mengajaknya untuk 'bermain' dengan nya, setelah sekian lama Kakak meluangkan waktu untuknya, tanpa harus terikat oleh kewajiban-kewajiban yang harus Kakak lakukan sebagai Anak Tertua. Namun aku mengatakannya terlalu cepat dan wanita itu (sang Ibu) berkata bahwa Chyou harus mulai bekerja di perusahaan keluarga dengan jabatan menjadi Sekretaris Direktur mulai besok.

" Ini terlalu awal untuk ku apakah kita tidak..."

" Keputusanku sudah bulat"

" Ha baiklah.... maafkan aku Chen".

" Tidak apa," kemudian dirinya bergumam 'memang begitu kan seharusnya'.

Satu bulan kemudian. Kakak di ajak ke Swiss untuk rapat perusahaan bersama Ibu di hotel termahal di sana. Dan saat ini, Chyou sedang menyiapkan data untuk rapat dengan cepat setelah itu melakukan 𝘷𝘪𝘥𝘦𝘰 𝘤𝘢𝘭𝘭 dengan Chen untuk memberikan semangat untuk lomba renang antara China. Lalu keesokan harinya, Kakak presentasi produk perusahaannya dan tiba-tiba telfon berderin, dan Kakak mematikannya kemudian ia mulai

Episode 2

Chen membuka matanya, terlihatlah Chyou yang berada disampingnya membuatnya terkejut sampai ia bangun secara tiba-tiba, membuatnya merasakan rasa sakit yang menyengat di lengannya, kemudian Chyou memarahinya dengan nada halus meminta Chen untuk tidak banyak bergerak karena cendera yang dia terima saat pertandingan. Lalu Teman dan Pelatih Renang Chen berkata, bahwa Kakak datang jauh-jauh dari Swiss hanya untuk bertemu dengan nya. Chen yang mendengar hal itu meminta maaf karena sudah menyusahkan Kakak,

" Iya tidak apa, asal kau selamat, itu sudah cukup untukku"

" Ung, terima kasih 'Kak, tapi bagaimana dengan rapat penting di Swiss?, bagaimana kalau 'Wanita Itu' marah karena Kakak tidak di sana?, sebaiknya Kakak pergi saja, sebelum dia tahu kalau Kakak tidak ada di sana maka..!"

" Aku sudah mengurus semuanya, kamu tenang saja" seminggu telah berlalu sejak Aku sembuh. Aku dan Kakak menghabiskan hari yang dulu terlewati untuk bermain setelah sekian lama tapi tak berapa lama wanita itu datang,

"Ibu......mengapa Ibu berlari"

" Seperti di kejar hantu" Ucap Chen sebagai tambahan.

" Mengapa kau menghilang begitu saja waktu di taksi?"

" Pertanyaan tidak boleh dibalas pernyataan"

" Chen!"

" Apa aku benar, wah lihat dia pingsan"

" Chen jaga bicaramu!"

" Iya aku tau, aku akan menelpon ambulans".

saat Dokter datang, Chyou langsung bertanya bagaimana keadaan Ibunya, dan Dokter berkata bahwa Ibunya telah tiada. Perkataan Dokter membuat air mata menetes di pipi Kakak dengan ekspresi terkejut, dirinya terpaku juga menyalahkan dirinya sendiri, dan itu membuat Chen heran karena dirinya tidak tau mengapa kakaknya menangis hanya karena 'Wanita itu' mati, kemudian berita mengejutkan datang dari dokter yang berkata bahwa mereka mempunyai seorang Adik Kembar yang baru saja lahir, membuat mereka terheran-heran bagaimana itu terjadi, lalu Dokter menjawab bahwa ini adalah sebuah keajaiban, dan Chen menyangkalnya dengan sebal sampai kakak memarahinya dengan nada halus, dirinya menyuruh Chen untuk diam sambil mencoba mencerna situasi ini dengan air mata terus mengalir di pipinya. Aku tidak tega melihat Kakakku menangis

" Maaf Kakak, karena mengatakan hal itu," namun apa yang dirinya katakan adalah kebenarannya, walaupun begitu Chen tetap mencemaskan Kakaknya saat masuk ke dalam ruangan 'Wanita itu' yang baru saja tiada.

Di dalam hati Chen tidak ada rasa sedih kehilangan seorang Ibu karena dirinya benci dan sangat benci pada Ibunya semakin dalam-dalam dan dalam. Saat sang Kakak Chyou memberikan penghormatan terakhir* pada Ibu di depan makam nya dengan berjanji akan membesarkan kedua Adik Kecilnya dengan baik dan di penuhi kasih sayang sama seperti orang-orang yang tumbuh dengan keluarga yang lengkap. Membuatnya heran, alasan Kakak selalu bersikap baik kepada orang seperti dia, ucap Chen dengan kesal juga marah saat mendengar Kakaknya menjawab gumamnya,

" Itu karena beliau Ibuku"

" Ibu? hah, wanita itu tidak pantas disebut Ibu"

" Jangan berkata seperti itu kepada beliau!"

Kakak selalu saja menghormati wanita itu, padahal 'wanita itu' tidak pernah memberikan Kakak kebebasan bahkan bermain dengan Adiknya sendiri (Chen mengepalkan tangannya untuk menahan amarahnya) bahkan sampai 'wanita itu' mati, tetap tidak mau melepaskan Kakak hidup dengan tenang, "Walaupun begitu kita tidak boleh membenci Paiyu dan Nuan, karena mereka tidak punya salah apa-apa, bahkan orang tua pun

Episode 3

tidak punya".

Satu tahun kemudian anak kembar yang ditinggalkan oleh wanita itu, adalah seorang anak perempuan yang sangat manis dengan rambut seputih gandum, mata ungu yang secerah 𝘣𝘢𝘵𝘶 𝘬𝘦𝘤𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨 (batu permata), mereka ceria dan aktf 'tak pernah terpisahkan maka dari itu Kakak memberi nama Paiyu dan Nuan. Mereka sangat di sayangi Chyou sehingga melupakan Chen yang merupakan Adik Pertamanya, bahkan saat sarapan adalah hari dimana Chen muak melihat Kakak nya menyuapi Paiyu dan Nuan, sehingga Chen meminta Kakaknya untuk mengantarkan nya ke kampus untuk mengakhiri sarapan ini. Saat masuk ke mobil, Chen melihat Kakaknya mencium dahi si kembar lalu menggendongnya dan berputar bersama, melihat itu membuat Chen jadi sebal lalu membunyikan klakson mobil

" Ayo cepat Kakak, aku sudah terlambat nih," walaupun begitu kakak mencium si kembar lagi, dan itu membuatnya makin muak dan kesal, Chen membuatnya klakson lagi dengan lebih nyaring. Kemudian hal yang paling menyebalkan adalah saat ulang tahun si kembar, Chen dipaksa tersenyum lebar dari awal sampai akhir, begitu pun dengan foto bersama saat pesta ulang tahun tanpa henti, ditambah dirinya harus pergi ke makam Ibunya yang ingin dirinya lupakan. lalu liburan pun tiba mereka akan bermain ke pantai lalu Paiyu meminta agar Kakak ikut

" Tidak, aku di rumah saja!"

" Tapi kenapa?"

" Karena hantu akan masuk ke rumah ini"

" hiks huaaaaaaaaaaa," tangisan si kembar sangat kencang membuat Chen menutup telinga sambil berkata bahwa dirinya hanya bercanda dan untuk sesaat menghentikan tangisan si kembar, namun saat si kembar bertanya apakah Chen sungguh bohongan kalau ada hantu, Chen menjawab bahwa apa yang dia katakan adalah kebenaran bahwa ada hantu di rumah, dan lagi-lagi mereka menangis lebih kencang daripada sebelumnya, membuat Chen bersembunyi dibelakang Kakaknya, menutup telinganya sambil berteriak minta tolong untuk membuat si kembar berhenti menangis, tapi bukan nya menenangkan si kembar, malah dirinya yang di jewer di iringi nasehat untuk tidak mengusili mereka, apalagi membuatnya menangis.

" I iya, tolong lepaskan Kakak, ah! aduh sakit, Kakak lepaskan, lepaskan". Melihat Kakak Kedua yang bersikap kekanak-kanakan membuat si kembar tertawa namun itu membuatnya marah sehingga sekali lagi si kembar menangis sangat kencang dan mau tak mau Chyou turun tangan dengan menenangkan si kembar. Setelah drama nangis, kali ini, kami ke pantai untuk 𝘳𝘦𝘧𝘳𝘦𝘴𝘪𝘯𝘨* dan disanalah si kembar mulai mencari kerang bersama, sedangkan Chen duduk bersantai sambil memejamkan matanya. "Hah tenangnya, " kemudian Kakak datang sembari menawarinya teh yang baru saja dirinya beli kemudian bertanya tentang kampusku dan aku berkata "Biasa saja," jawabku dengan acuh tak acuh sambil meneguk teh yang Kakak berikan, namun Kakak tidak percaya hal itu karena aku selalu membuat kerusuhan saat di kampus, kemudian aku membantahnya dengan satu kata 'tidak'

" Baguslah kalau begitu." Setelah pembicaraan itu, mereka terdiam begitu lama, Chen berpikir sudah sekian lama dirinya tidak bicara seperti ini, tapi... Kakak selalu saja terus memikirkan tentang anak kecil itu..., apa aku tidak terlihat oleh Kakak. "Chen ada apa? "

" Ah ti tidak ada," Chen memalingkan muka begitu saja dan entah mengapa aku tersenyum. Apa mungkin kalau Kakak...., sebelum menyelesaikan perkataannya tiba-tiba pasir mengenai wajahnya dan itu membuatnya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!