NovelToon NovelToon

Billionaire Obsession Of Martine

Episode 1

Singapura 2009

Rumah mewah berdiri kokoh di sudut kota, tengah di datangi orang-orang berpakaian serba hitam, tangisan, menggema di seluruh sudut. Semua orang tengah menangis, termasuk lelaki berumur 17 tahun bersama adiknya. Ditemani seorang wanita paruh baya yang menjabat sebagai kepala pelayan dirumah tersebut, yang terus menenangkan sang tuan mudanya.

Dua peti mati dengan foto seorang pria dan wanita dengan tersenyum, dan juga beberapa rangkai bunga.

Setelah pemakaman berakhir, lelaki tampan dengan nama Kevin Martine Abraham tersebut di bawa oleh seorang pria, teman sekaligus asisten ayahnya tn.Abraham, Samuel. Samuel mengajari Kevin banyak hal, tanpa sadar bahwa itu merenggut masa remaja Kevin yang harusnya masih bersenang-senang dengan teman sebayanya. Kevin harus belajar bisnis dan meneruskan jabatan ayahnya sebagai direktur perusahaan minyak di Singapura. Walaupun perusahaannya tidak hanya di Singapura, melainkan juga ada di Hongkong, Khusus yang di Hongkong, semua di kelola oleh saudara ayahnya.

Kevin tumbuh menjadi seorang yang tidak mau di ketahui public, dan Samuel selalu menjaga apa yang di inginkan anak almarhum sahabatnya itu. Samuel juga membantu semua yang Kevin tidak bisa, dan megajarkan Kevin cara tn.Abraham, ayahnya menjadi orang sukses.

Los Angeles, California, Amerika Serikat 2019

Suara klakson kendaraan memenuhi jalan, pria tampan dengan pakaian rapi masuk ke mobil hitam dengan

merek terkenal Mercedes Benz M bersama seorang sopir pribadi. Mobil tersebut melaju membelah kota Lost Angel menuju ke perusahaan dengan gedung 23 lantai. Pria tersebut keluar dari mobil dengan memakai kacamata hitam, menampakkan sosok tampan dan dewasa nya. Hari ini dia akan wawancara dengan salah satu majalah bisnis. Semua media tau bagaimana wajah tampan pria itu, tapi tidak dengan public, karena dia tidak pernah menginjinkan wajahnya berada dimanapun, dan dia juga mengancam apabila ada orang yang mempublikasi wajahnya ke public maka sudah pasti orang tersebut dan perusahaannya akan hancur.

Kevin melepas jasnya dan menaruh di kursi kebesaran tempatnya setiap hari berfikir tentang kemajuan perusahaan yang di bangun ayahnya. Sejak beberapa tahun yang lalu Kevin pindah dari Singapura ke Los Angeles bersama kedua saudara perempuannya yang sudah beranjak dewasa.

“tuan Martine”.

Kevin menggunakan nama Martine Abraham selama dia menjabat sebagai direktur menggantikan ayahnya.

“ada apa?”.

“perjalanan bisnis ke New York, pesawat sudah siap”. Jelas Ronald, Asisten sekaligus sekretaris

pribadi Kevin.

“baiklah”.

Kevin pergi dengan Ronald menuju ke New York menggunakan pesawat pribadi, namun perjalanannya terhenti karena Jessica menghubunginya mengatakan bahwa besok adalah ulang tahun Angelina yang ke 16 tahun. Pria itu putar balik mobil dan kembali kerumah utama, Kevin sangat menyayangi kedua adiknya. Setiap ulang tahun, pria itu selalu merayakannya bertiga, tidak mewah seperti orang kaya pada umumnya.

Mobil Kevin berhenti didepan rumah bergaya modern dengan kolam di halaman depan.

Seorang wanita cantik keluar dari rumah dan berlari kepelukan Kevin, mencium pipi Kevin dengan

sayang.

“bagaimana dengan Angel?”. Tanya Kevin pada Jessica yang menggandeng lengan pria itu

“Angel masih berada disekolah”.

“baguslah, bagaimana dengan kuliahmu?”.

“lancar. Apa kau sibuk?”.

“tidak”.

“bohong, kau akan pergi ke New York”.

“hanya untuk bertemu rekan bisnis”.

“thank you kev”.

“untuk?”.

“memilih kami”.

“kalian bukan pilihan”.

“aku tau”.

Kevin mengacak-acak rambut Jessica membuat wanita cantik itu cemberut.

Setelah berganti pakaian dengan pakaian santai, Kevin keluar dari kamarnya menemui Jessica yang

tengah bermain ponsel di ruang keluarga.

“apa yang kau lakukan?”. Tanya Kevin sambil mengambil minuman dingin dari dalam lemari es

“bermain media social”.

“berhenti bermain-main dan belajar jes”.

“nanti”.

Kevin mengambil ponsel Jessica paksa dan melihatnya, Jessica tengah chating dengan kekasihnya.

“kau memiliki kekasih?”. Tanya Kevin

“hanya teman dekat”.

“kuharap kau tidak menghilangkan tradisi orang Asia, kau mengerti?”.

“ya, tidak tinggal serumah, tidak berhubungan badan sebelum nikah”.

“bagus”. Kevin mengembalikan ponsel Jessica “katakan padanya bahwa aku ingin menemuinya”.

“apa? tidak”.

“aku harus tau apakah dia pria baik-baik atau dia hanya memanfaatkan mu”.

“dia pria baik”.

“kalau kau mengatakan seperti itu, jangan sampai kau menangis karena nya, jikalau sampai hal tersebut

terjadi aku akan membunuhnya”.

“ya Kevin”.

“aku akan pergi sebentar”.

“kemana?”.

“membeli hadiah”.

“aku ikut”.

“baiklah, ganti pakaianmu”.

“siap bos”.

Kevin dan Jessica tengah berada di sebuah mall perbelanjaan, pasangan kakak beradik itu memilih

beberapa kado terbaik yang sebelumnya di inginkan oleh Angel. Lewat Jessica yang setiap hari menemani Angel, mereka tau apa yang di inginkan adik kesayangannya itu.

Setelah membeli beberapa kado untuk Angel, mereka berdua langsung pulang.

Dengan sedemikian rupa, halaman belakang rumah di hias layaknya pesta. Dibantu beberapa pelayan di rumah,

kue bertulisakan Angelina berwarna putih pink dengan hiasan bunga mawar, karena Angel menyukai bunga berwarna merah tersebut.

Suara ponsel, menghentikan kegiatan Kevin yang tengah melihat dekorasi yang di buat pelayan

rumah. Nama Ronald tertera di layar.

“halo”.

“tuan Martine, rekan bisnis dari New York mengatakan akan menemuimu besok jam 8 di kantor”.

“baguslah, jadi aku tidak perlu kesana”.

“tapi tuan masih harus ke New York untuk beberapa urusan penting, ada sedikit masalah di perusahaan

cabang”.

“baiklah, siapkan semuanya”.

“baik tuan, selamat malam”.

Kevin menutup ponselnya kembali focus dengan Jessica yang tengah menata kue di meja, wanita itu

terlihat sangat bahagia. Angel mengatakan pulang malam karena mengikuti teater untuk pertunjukkan bulan depan.

Jam menunjukkan pukul 23.58, tapi tidak ada tanda-tanda mobil jemputan Angel datang. Hingga beberapa

menit kemudian, suara mobil terdengar. Jessica melihat Angel dengan wajah letih memasuki rumah, wanita itu Nampak terkejut melihat rumah yang sudah remang-remang, hanya tinggal lampu-lampu kecil yang memang hanya di nyalakan saat malam hari.

“baru pulang?”. Tanya Jessica yang pura-pura mengambil air minum di dapur

“hm”.

“anjingmu sepertinya sakit, dihalaman belakang sekarang”.

“apa?”.

Angel langsung berlari ke halaman belakang. Betapa terkejutnya dia tat kala melihat Kevin yang tengah

tersenyum padanya, di tambah kue dan juga hiasan-hiasan, disamping juga ada Anjingnya.

“happy birthday baby”. Ucap Kevin

Angel langsung berhambur ke pelukan kakaknya sambil menangis, sejak orang tuanya tidak ada,

Kevin lah yang menggantikan sosok ayah untuk Angel.

“thank you kev”.

“yes baby”.

“selamat ulang tahun Angel”. Ucap Jessica sambil membawa kotak kado berukuran sangat besar

Angel bergantian memeluk Jessica

“thank you Jes”.

“ya sama-sama”.

Mereka merayakan ulang tahun Angel bertiga, dan hal tersebut dilakukannya setiap tahun. Namun Kevin

selalu membuat pesta untuk teman-teman sekolahnya, tapi tidak di rumah, melainkan di gedung lain, entah itu Angel ataupun Jessica. Tidak dengan Kevin, pria itu memilih hanya dirayakan bertiga dan pergi ke Singapura, menemui kedua orang tuanya di pemakaman.

Senyuman Angel mengambang.

Episode 2

Kevin melangkahkan kakinya memasuki gedung perusahaan, pria itu Nampak terburu-buru di ikuti Ronald sambil membawa berkas. Tujuan nya saat ini adalah ruang meeting, rekan kerjanya yang berasal dari New York sudah datang.

“maaf saya telat”. Ucap Kevin saat berdiri didepan

“tidak masalah”.

“baiklah, saya akan memulai meetingnya”.

Selesai meeting, mereka berjalan beriringan ke depan. Banyak karyawan wanita yang menatap Kevin takjub, Kevin jarang masuk kantor kalau tidak ada meeting, dan pria itu selalu datang sangat pagi, pulang tengah malam.

“siapkan satu nanti malam”. Ucap Kevin lirih di telinga Ronald

“siap tuan Mertine”.

Night at Club

Bau alcohol, suara dentuman music menggema di penjuru gedung penuh manusia. pria tampan dengan kemeja putih, kancing atas terbuka tengah menikmati minumannya di meja bar. Sesekali wanita berpakaian minim menggodanya terang-terangan, bahkan ada yang sengaja membusungkan dadanya di pria itu. Tapi hanya tatapan dingin yang diterima setiap wanita.

“tuan, ruang VVIP”. Ucap Ronald berbisik di telinga Kevin

“hm”. pria itu beranjak dari duduknya, dan berjalan ke ruangan yang sudah di siapkan. Dengan sempoyongan

Kevin berjalan ke Kamar VVIP miliknya.

Saat pintu terbuka, menampakkan seorang wanita berpakaian minim tengah duduk di ranjang. Wanita itu sebelumnya menunjukkan wajah takut, tapi setelah melihat siapa yang datang, dia Nampak bersemangat membantu Kevin berjalan dan menutup pintu kamar. Tanpa meunggu lama-lama, Kevin mendorong wanita itu keranjang, melepas kemeja dan membuangnya sembarangan ke lantai.

Kepulan asap rokok memenuhi kamar bernuansa abu-abu, wanita penuh dengan lebam tengah tertidur di

ranjang yang berantakan. Sesekali pria tampan duduk disofa tersenyum.

Sinar mentari menerobos masuk ke ruangan. Seorang wanita terbangun dari mimpinya tat kala terdengar

suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Dilihatnya seorang pria yang baru saja keluar hanya mamakai hancuk yang di lilitkan di pinggang.

“selamat pagi”. Ucap wanita tersebut sambil tersenyum

“uangmu sudah saya transfer”.

“aku akan mengembalikannya”.

“untuk apa? kau pura-pura tidak membutuhkan nona?”.

“bukan, tapi aku mau kita berlanjut”.

“hahaha, tidak ada yang perlu dilanjutkan, kau sudah tau kontraknya kan”.

“tapi-“.

“dengarkan atau kau akan lenyap”. Ucap Kevin sambil menyentuh dagu wanita tersebut.

Setelah memakai pakaiannya kembali, suara ketukan pintu terdegar. Kevin langsung melangkah

meninggal wanita itu, menemui Ronald.

“urus wanita itu, jangan sampai dia mengganggu kehidupanku”.

“baik tuan”.

Kevin melangkahkan kakinya meninggalkan club, memakai salah satu koleksi mobil sport miliknya. Pria

itu akan melakukan perjalanan bisnis ke New York untuk beberapa bulan.

Dengan kecepatan tinggi, Kevin pergi menuju ke bandara. Ronald tidak akan ikut ke Lost Angel,

karena pria itu harus mengurus perusahaan yang di New York.

Pesawat sudah siap, Kevin di sambut beberapa orang pegawainya.

New York, Amerika Serikat

Seorang wanita memakai kemeja biru bergaris dipadukan celana jeans berjalan di trotoar sembari beberapa kali melihat pergelangan tangan yang melingkar sebuah jam. Wanita tersebut Nampak sangat terburu-buru, bagaimana tidak jikalau hari ini dia harus bertemu dengan penerbit yang akan menerbitkan bukunya, novel Romantis dengan bumbu dewasa yang menceritakan seorang pria kaya hypersex bertemu wanita yatim piatu.

Sarah Nicole, wanita muda berumur 22 tahun yang baru saja menyelesaikan kuliahnya dan mendaftar sebagai editor disebuah perusahaan penerbit. Namun wanita itu tidak menerbitkan bukunya diperusahaan tempatnya bekerja, melainkan perusahaan lain karena Sarah sudah tanda tangan kotrak sebelum lulus dan bekerja sebagai editor.

Sampai di sebuah kedai coffee, Sarah melihat sekeliling hingga matanya jatuh pada wanita dewasa yang

tengah menikmati coffee sambil membawa lembaran kertas penting.

“I am so Sorry Mrs.Ellena”. ucap Sarah merasa tidak enak pada Ellena, seorang penerbit buku.

“its okay miss Nicole”.

“Sarah, panggil saja Sarah Mrs”.

“baiklah Sarah”.

Mereka membicarakan panjang lebar mengenai bagaimana kedepannya, hingga akhirnya pembicaraan mereka

sudah di ujung. Ellena berdiri dari duduknya, begitupula Sarah, mereka saling berjabat tangan sambil terenyum.

Sarah keluar dari kedai Coffee dengan wajah bahagia, akhirnya novelnya akan segera di terbitkan. Sarah

melangkahkan kakinya meninggalkan kedai coffee dan pergi ke perusahaan, hari ini dia akan lembur karena ijin di jam kerja.

“Sarah”.

“hey, aku kira kau tidak datang ke kantor”.

“aku harus mengerjakan beberapa tugas penting”. Ucap Natali, teman satu kantor Sarah. “malam ini ke

club?”.

“no, aku harus lembur”.

“okay, aku akan mengajak Hardi saja”.

“kau masih berhubungan dengan pria pemain wanita itu?”.

“ya, dan jangan mengatakan dia pemain wanita”.

“terserah padamu, tapi jangan sampai aku melihatmu menangis karenanya”.

Natali memeluk Sarah erat.

“cukup nat, aku tidak bisa bernafas dan kau membuatku akan lembur semakin lama”.

“hehehe”. Natali hanya terkekeh dan melepas pelukannya pada Sarah.

Sarah kembali ke ruangannya, mengerjakan kembali pekerjaannya. Hingga ponselnya berdering, Nampak

dilayar bertulisakan nama Bunda.

“halo”.

“Sarah, ada masalah”.

“kenapa bun?”.

“panti akan di gusur”.

“apa? bagaimana bisa?”.

“bunda tidak tau, tapi memang tanah yang dibangun panti ini milik Negara, dan Negara sudah

menandangani untuk pembangunan hotel dengan investor”.

“aku akan memikirkan caranya, nanti setelah pekerjaanku selesai, aku akan kesana”.

“baiklah, jaga dirimu”.

“baik bunda juga”.

Sarah meletakkan kembali ponselnya di meja. Sejak kecil Sarah tidak bersama dengan orang tuanya,

dia di titipkan dipanti bersama dan menganggap Micella sang pemilik panti sebagai ibunya sendiri. Micella tidak pernah mengatakan siapa keluarga Sarah, yang akhirnya dengan menjadi penulis lah nama Sarah akan di kenal public, dan mungkin suatu saat bisa bertemu dengan orang tua kandungnya. Micella tidak pernah membeda-bedakan anak-anak yang ada di pantinya, mungkin ada yang di adopsi orang. Tapi sewaktu kecil, tat kala ada yang berniat mengadopsi Sarah, Micella tidak memberikan dan mengijinkan Sarah di adopsi.

Setelah lulus kuliah dan mulai bekerja memiliki penghasilan sendiri, Sarah menyewa apartemen kecil dekat dengan tempatnya bekerja. Seminggu sekali Sarah akan pulang ke panti untuk menemui Micella dan membalas budi dengan membahagiakan anak-anak dipanti, walaupun tidak begitu banyak.

Hari mulai petang, Sarah masih sibuk dibalik komputernya, sesekali wanita itu merenggangkan tangan

dan jari-jarinya karena kelelahan.

Natali menyembulkan kepalanya di balik pintu membuat Sarah sedikit terkejut.

“kau tidak pulang?”.

“astaga, kau membuatku terkejut”. Ucap Sarah sembari menyuntuh dadanya

“sebentar lagi, pekerjaanku belum selesai”.

“baiklah, oh ya kau yakin tidak ikut denganku ke club?”.

“tidak, Natali”.

“oke baiklah, aku pergi dulu”.

“have fun”.

Sarah kembali focus dengan komputernya, 1 jam berlalu dan jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, dia akan

yang menjadi terakhir keluar dari kantor. Setelah membereskan meja dan memasukkan kembali berkasnya ke laci, Sarah mengambil tas dan memakai jaketnya. Dia akan pergi ke panti malam ini karena sudah janji dengan Micella, untungnya besok Sarah libur, dan pekerjaan yang akan dikerjakannya besok sudah diselesaikan hari ini.

Episode 3

Jalanan mulai sepi, jarang kendaraan melewati jalan yang di lewati oleh Sarah, hanya dengan mobil yang dibelinya dari uang yang ia tabung sejak bekerja paruh waktu dari kuliah, wanita itu bisa membeli sebuah mobil bekas yang setidaknya bisa dipakai untuk mengunjungi panti karena jarak apartemennya dengan panti tempat dia tinggal

dulu sangat jauh.

Sebuah mobil di pinggiran jalan membuatnya mengernyit, mobil tersebut tergolong mobil sport yang harganya bisa mencapai millyaran. Namun hal tersebut tidak menghentikan laju mobil Sarah, kalau wanita itu berhenti bisa saja disana adalah orang jahat. Sarah tetap melanjutkan perjalanannya ke panti. Beberapa menit kemudian

dia sampai di depan panti, sudah lumayan sangat sepi.

Sarah mengetuk pintunya pelan, berharap Micella mendengar dan segera membukakan pintu untuknya, dan

benar wanita paruh baya tersebut membukakan pintu untuk Sarah, bahkan langusng memeluknya erat.

Micella Nampak sangat bahagia melihat Sarah datang.

Mereka berdua duduk di ruang tamu, ditemani dua cangkir teh hangat buatan Micella.

“jadi?”. Tanya Sarah sambil menyeruput Tehnya.

Micella berdiri dari duduknya dan mengambil sebuah map di laci, kemudian memberikannya pada Sarah. Hanya

beberapa menit Sarah membacanya, dan memang benar bahwa tanah yang di bangun panti ini adalah milik Negara, sedangkan Micella sendiri mengatakan bahwa dirinya tidak berhak atas tanah ini dari awal.

“aku akan menemui direktur perusahaan ini”. Ucap Sarah tegas

“lalu apa yang akan kau lakukan?”.

“bunda tenang saja, aku akan melakukan yang terbaik untuk membantu panti ini, aku hidup disini, maka

inilah saatnya aku membalas bunda”.

“terima kasih Sarah”.

Kevin keluar dari club dengan sempoyongan, pria itu kecanduan club dan dunia malam. Dia mengatakan pada adiknya bahwa tidak boleh melewati batas, tapi dirinya bahkan sudah banyak meniduri wanita. Hanya Ronald, Asistennya yang tau bahwa Kevin adalah seorang Hyper Sex, setiap malam dia akan melakukan hubungan badan dengan jalang yang membutuhkan uang, tapi pria itu selalu bermain aman.

Malam ini, dia memutuskan untuk pergi sendiri ke club, tanpa pengawasan. Hingga pria itu menghentikan

mobilnya di pinggir jalanan yang lumayan sepi karena merasa sangat pusing akibat dua botol wine yang di minumnya.

Kevin menghubungi Hardi, salah satu temannya yang berada di New York. Hardi adalah orang yang

sama dengannya, suka sex dan dunia malam.

“halo”.

“hey brother”.

“jemput sekarang”.

“what? Kau ada dimana?”.

“aku akan mengirimimu lokasinya, kepalaku sakit”.

“oke oke, tapi kau harus memberikan satu wanita, deal?”.

“deal”.

Kevin menutup ponselnya dan melempar ke kursi belakang. Pria itu menyenderkan kepalanya untuk

memejamkan mata sebentar, hingga matanya terbuka tat kala sebuah mobil melintas disamping mobilnya. Terlihat jelas didalamnya seorang wanita dengan mata tajam dan cantik, beberapa detik Kevin terpukau yang kemudian mobil tersebut menjauh. Digantikan mobil Hardi yang berada di samping mobilnya, Hardi keluar dari mobil tersebut.

“are you okay?”. Tanya Hardi setelah kaca mobil terbuka

“ya”.

“aku akan menyetir”.

“bagaimana mobilmu?”.

“pacarku didalam, dia akan membawa mobilnya pulang”.

“baiklah”.

Kevin keluar dari mobil dan bergantian dengan Hardi yang duduk di kursi kemudi, sedangkan Kevin duduk

di samping kursi kemudi.

“sejak kapan kau memiliki pacar?”. Tanya Kevin sambil memejamkan mata

“sejak lama”.

“kau bisa serius dengan wanita, bagaimana kalau pacarmu tau kalau kau memintaku memberimu satu wanita

untuk kau tiduri?”.

“dia hanya percaya padaku dan tidak akan percaya dengan orang yang tidak di kenalnya”.

“oh oke”.

“kapan kau datang dan bagaimana kabara adik-adikmu?”.

“baik, sudah dari siang”.

“baiklah dimana aku mengantarmu kembali?”.

“hotel Cradipouse”.

Mobil Kevin pergi ke hotel Cradipouse, salah satu hotel mewah di New York dengan saram terbesar

adalah milik Kevin Martine Abraham.

Sampai disana, Hardi membantu Kevin ke kamarnya yang berada di lantai 3, salah satu kamar VVIP di

hotel tersebut.

“dihotel ini lantai 5 kamar no.345”. ucap Kevin pada Hardi

“okey thank you brother”.

Kevin menutup pintu kamarnya setelah Hardi pergi, menjatuhkan tubuh keranjang sambil melepas

beberapa kancing kemeja yang dipakainya.

Mentari menerobos ke sebuah kamar kecil yang hanya terdapa ranjang single size, seorang wanita

cantik terbangun dari tidurnya lekas baranjak dari ranjang untuk membersihkan diri. Selesai dengan kegiatan rutinitas paginya, Sarah menuju dapur dimana dia melihat Micella tengah membuat sarapan di bantu Vivian, salah satu anak panti yang masih remaja.

“selamat pagi bunda, Vivian”.

“pagi Sarah”. Jawab Vivian sambil mencuci sayuran di wasafel

“aku akan membantu”.

“tidak perlu Sarah, duduklah saja, kau sudah lelah bekerja seharian kemarin dan harus menempuh

jarak yang sangat jauh untuk sampai disini”. Ucap Micella dengan senyuman

“oh okay”. Sarah keluar dari rumah menikmati udara pagi di luar bersama anak-anak yang tengah bermain.

Vivian datang dan duduk disamping Sarah, gadis itu Nampak sangat murung.

“ada apa?”.

“tidak”.

“katakana saja vi”.

“aku akan berhenti sekolah”.

“apa? kau gila, tidak akan”.

“bunda sudah semakin tua dan uang kita pun tidak akan cukup untuk membiayai sekolahku yang semakin

tahun semakin mahal, dan aku tidak bisa sepintar dirimu”.

“dan aku tidak akan pernah membiarkanmu berhenti sekolah, aku yang akan membiayai sekolahmu vi,

kenapa kau sangat berfikir pendek dan berniat berhenti sekolah seperti itu”.

“aku kasihan pada bunda, aku juga mendengar saat kalian berbicara tadi malam mengenai rumah ini

yang akan di gusur”.

“aku akan mengusahakan”.

“hari ini inevestor akan datang untuk melihat keadaan, aku mendengarnya dari bunda yang berbicara

dengan seseorang di telepon”.

“tenang saja, aku akan mengusahakan agar rumah ini tidak di gusur”.

“terima kasih banyak Sar”.

Sarah hanya mengangguk, dia sendiri bingung saat ini, tapi dialah yang bisa membantu keluarganya di

sini.

“makanan siap, Ayo masuk”. Ajak Micella pada semua anak-anak termasuk Vivian dan Sarah

Baru beberapa menit mereka menikmati makan pagi, suara ketukan pintu membuat semua terdiam.

“aku akan membukanya”. Ucap Vivian sambil beranjak dari tempat duduk untuk membuka pintu.

Beberapa pria dengan pakaian rapi berdiri didepan pintu rumah. Vivian hanya diam, hingga Sarah

menyusulnya.

“ada keperluan apa kalian datang kemari?”.

“kami hanya mengingatkan kepada Mrs. Micella untuk segera mengosongkan rumah ini sebelum di

ratakan”. Ucap salah satu pria tersebut

“dimana bos kalian?”. Tanya Sarah dengan tegas

“kami hanya mau kalian segera mengosongkan tempat ini”.

“baiklah kalau begitu kasih waktu”.

“satu minggu dari sekarang atau kami akan mengusir kalian secara paksa”.

“baik”.

Orang-orang tersebut semua pergi. Meninggalkan Sarah yang terdiam.

“bagaimana ini Sar?”. Ucap Vivian bingung

“tenang saja, kalian akan tetap tinggal disini. Katakan pada bunda kalau aku harus pulang sekarang”.

“kenapa kau buru-buru?”.

“aku ada urusan”.

Sarah langsung berlari kearah mobilnya dan mengikuti mobil orang-orang tadi. Sarah berniat untuk

menemui pimpinan dari mereka langsung agar bisa di negosiasikan ulang.

Mobil tersebut menuju ke MA Corp, perusahaan cabang terbesar di New York.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!