...BRRRAAAKKKKKK........
...NINU...NINUUU....NIIINNUUUUU........
Tabrakan beruntun terjadi tiba tiba, orang orang yang semula sibuk dengan waktunya masing masing tiba tiba terasa dihentikan oleh waktu.
Semua orang berkumpul ditempat yang terlihat mengerikan dengan pemandangan mobil mobil dan bus yang sudah hancur. Semua orang panik dan beberapa mengambil momen tersebut dengan ponsel masing masing, tak butuh lama berita kecelakaan tersebut menggemparkan beberapa kota dan menjadi trending topik.
" apa aku masih hidup? " gumam seorang korban wanita yang tergeletak tak berdaya dengan darah yang penuh di sekujur tubuhnya. Tanpa menunggu lama ia langsung pingsan dan tak sadarkan diri.
...*** *Rumah S**akit* ****...
" Cepat bawa ke ruang darurat " Ucap salah satu suster dengan panik.
Suasana kali ini begitu tegang, semua dokter bekerja sama untuk menyelamatkan korban kecelakaan. Hingga beberapa jam kemudian suasana yang sebelumnya tegang kini menjadi campur aduk, pasrah,sedih dan senang bercampur menjadi satu.
Para dokter saling menguatkan dan bahagia karena usahanya berhasil dan ada juga yang tidak berhasil.
*** Satu Minggu Kemudian ***
Hiiikksss....Hiikkksss...Tidaaakkk...Kenaaapaaa???... Kenaapaaa inii terjadi padaakuuu....
Isak Ellena didepan makam ayah dan ibunya.
Seminggu mengalami koma, Ellena pulang dengan penuh harapan jika orangtuanya masih hidup Walaupun dokter, suster bahkan tetangga Ellena memberitahu tentang kematian orangtuanya tapi tetap saja Ellena masih tidak percaya dengan takdir menyedihkannya.
" Ayah..Ibu..Kenapa kalian pergi sendiri? Kenapa Ellena tidak diajak...Hiiikksss...Apa ini yang kalian maksud sayang?? Haaaa????" Teriak Ellena dengan suara yang sesegukan.
Sembari memeluk batu nisan kedua orangtuanya, Ellena terus menangis dan berteriak tidak terima dengan apa yang dia alami.
Hujan deras yang sedari tadi turun Ellena tidak hiraukan. Walaupun luka di pelipis kepalanya masih sedikit basah, Ellena tetap memilih tidak mau beranjak pergi dari makan kedua orangtuanya.
"Ellena sayang, ayo pulang nak. Lukamu belum sembuh!!!" Ucap seorang wanita paruh baya, dengan payung hitamnya yang memayungi dirinya serta Ellena.
Ellena berusaha menoleh dengan tenaga yang ia rasa tinggal setengah.
" Ibu siapa ya? " Tanya Ellena dengan mata lebamnya.
" Nanti saja penjelasannya. Sekarang kamu ikut tante pulang ya, tenang aja tante kenal kok sama kedua orangtuamu " Jawabnya dengan wajah kasihan.
Ellena pun menurut dan ikut beranjak pergi perlahan meninggalkan makam kedua orangtuanya, walaupun dirasa berat tapi tidak ada pilihan lagi. Rasanya tubuh Ellena mau ambruk saking lemas nya.
Tanpa rasa takut Ellena mengikuti wanita paruh baya yang seumuran ibunya itu masuk kedalam mobil hitam besar nan mewah.
" Ini Ellena minum dulu nak " Ucap wanita itu sembari menyodorkan botol minum yang sudah dibuka.
" Terimakasih tante " Ucap Ellena lemas setelah selesai minum.
" Ellena, kamu biasa panggil saya tante Luna ya " Ucap Luna dengan senyuman tulusnya.
Saat ini Ellena hanya diam tanpa berkata satu katapun, yang ia rasa hanya pusing dan lemas. Walaupun Ellena masih penasaran siapa wanita disampingnya ini, tapi tubuh dan otaknya seperti tidak bisa diajak kerjasama. Semakin ia paksa semakin ia merasakan matanya akan terpejam dan kepalanya semakin pusing. Tanpa menunggu lama Ellena pingsan tak sadarkan diri.
...*** SKIP ***...
" Pak, tolong ambil kursi roda dan angkat Ellena ke kamar atas ya! " Ucap Luna setelah mobilnya sudah sampai didepan rumahnya.
Beberapa saat kemudian Ellena pun sudah di angkat dan dibawa ke kamar yang sudah disiapkan oleh Luna.
" Mba Surti, tolong ya ganti pakaiannya luna sama perban di kepalanya juga ya!" Ucap Luna kepada salah satu pembantu dirumahnya.
" Baik nyonya " Jawab mba Surti cepat.
“ Aku dimana? “ Ucap Ellena yang baru bangun dari tidur lelapnya.
Menatap tajam dan teliti satu persatu, ruangan yang luas nan megah dengan kasur empuk yang ia duduki. Sesekali Ellena terpana melihat benda benda yang mewah di ruangan itu.
“ Istana mana yang aku tempatin ini? “ Ucap Ellena kagum dengan kemewahan yang berada didepannya.
Tokk..Tokk..Tokk..
Terdengar suara ketukan pintu, tak lama seseorang membuka pintu besar mewah itu dan perlahan masuk membawa beberapa makanan dan obat obatan.
“ Nona sudah sadar? “ Ucap senang wanita dewasa yang baru saja masuk.
“Nona?” Gumam Ellena heran. “Kamu siapa ya? dan ini aku dimana?” Tanya Ellena lanjut.
“Saya Surti,pembantu disini nona” Jawab Surti sembari meletakkan nampan bawaannya diatas meja samping Ellena.
“Hi Surti, saya Ellena” Ucap Ellena lembut bermaksud mengajak Surti kenalan.
Surti yang mendengar sikap polos Ellena tersebut hanya bisa tersenyum sembari mengambil mangkuk yang berisi bubur.
“Ini nona, makan dulu. Setelah itu nona harus minum obat agar lukanya cepat pulih” Ucap Surti berniat menyuapi Ellena.
“Eh…Aku bisa makan sendiri kok, kenapa kamu terlalu sopan sekali denganku?” Ucap Ellena mengambil pelan mangkuk yang dipegang Surti.
Sembari memakan bubur di mangkuk yang berukuran sedang itu, Ellena terlihat masih bingung dengan hidupnya sekarang.
“Mba Surti. Istana mana yang ada di dunia seperti ini?” Ucap Ellena dengan mata yang masih melihat lihat sekitarnya.
Dengan senyum kecilnya Surti duduk di kursi yang sudah ia siapkan sejak Ellena datang ke rumah itu.
“Ini bukan istana nona, ini rumah keluarga Mahendra. Bukannya nona sudah kenal dengan keluarga Mahendra. Nyonya bilang keluarga kalian cukup dekat dulu” Cerita Surti.
“Keluarga Mahendra? Kenal baik? Aku bahkan baru mendengar dan melihat tante Luna tadi, kenal dari mananya” Gumam Ellena yang masih terdengar jelas oleh Surti.
“Surti juga kurang tau nona, mungkin nanti nyonya akan menjelaskan” Sambung Surti.
Ellena masih belum paham tentang nasib apa lagi yang akan dia dapat kedepannya nanti, rasa hampa masih menyelimuti hatinya. Bagaimana tidak? Orangtuanya baru saja meninggalkannya tidak mungkin Ellena dengan mudah mengikhlaskan kepergian kedua orangtuanya.
Walau begitu kali ini Ellena tidak terlalu hampa karena masih ada Surti. Ellena terus mengoceh dan menyuruh Surti agar tidak terlalu bersikap sopan kepadanya. Surti yang melihat sikap Ellena tersebut merasa senang juga karena dia merasa memiliki nona cantik yang baik, lucu serta cantik.
...*** Skip ***...
Terlihat Ellena sedang memakai jubah mandi ditubuhnya, rasa segar dan harum yang ia rasakan membuatnya sedikit tenang.
“Surti, apa kamu diharuskan bekerja begini?” Tanya Ellena polos yang lagi lagi membuat Surti tersenyum lucu.
“Maksud nona begini bagaimana?” Jawab Surti memancing kepolosan Ellena.
“Ya…Harus menyiapkan bak mandi untukku, menyiapkan air hangat, pokoknya semua yang bahkan bisa ku lakukan sendiri kamu semua yang kerjakan” Jawab Ellena sembari mengganti pakaian yang sudah disiapkan Surti.
“Ya begitulah..Tapi sepadan dengan gaji yang saya terima nona” Ucap Surti sembari mengeringkan rambut Ellena menggunakan hair dryer.
Beberapa menit setelah mengobrol dan bersiap siap surti mengantar Ellena ke ruang keluarga yang sudah disiapkan.
Setelah memasuki ruangan betapa terkejutnya Ellena melihat keluarga Mahendra sudah menunggu diruang keluarga. Dengan pelan dan sopan Ellena duduk disamping Luna.
“Bagaimana Ellena, apa lukanya masih sakit?” Tanya Luna.
“Masih sedikit sakit tante” Jawab Ellena sopan.
“Ellena, pasti kamu tidak ingat kita ya haha?” Tanya seorang pria yang sepertinya suami Luna.
Ellena hanya membalas dengan gelengan kepala pelan.
“Saya suaminya tante Luna, kamu bisa panggil om Indra aja” Ucap Indra dengan ramah. “Dan depan ini ada anak saya, yang satu namanya Ziko dan yang satu namanya Yura” Tambah Indra memperkenalkan anak anaknya.
Ellena menundukkan kepala tanda hormat dihadapan Ziko dan Yura.
“Mulai sekarang, kamu tinggal dengan kami ya. Anggap aja rumah sendiri. Tenang aja, orangtua kamu sudah tau kok” Ucap Luna tersenyum lebar.
“Mmmm…Apa orangtuaku memiliki hutang tante?” Tanya Ellena panik.
“Hahaha…Kamu memang tidak pernah berubah ya Ellena, masih saja tetap polos. Tenang aja, orangtuamu tidak ada hutang kok. Justru kita yang banyak hutang budi sama orangtuamu” Jawab Indra.
“Sementara ini kita akan fokus penyembuhanmu, baru nanti kita akan bahas dan jelasin semua yang belum kamu tau” Ucap Luna yang hanya dibalas anggukan bingung Ellena
"Selamat pagi nona, sarapan sudah jadi" Ucap Surti sembari menata piring ditempat makan pribadi Ellena.
"Huuffttt....Apa orang kaya selalu makan sendiri, membosankan sekali. Aku lihat di film film mereka sering makan bersama" Ucap Ellena murung sembari meletakkan bokongnya di kursinya.
"Kadang mereka akan makan bersama jika semua ada waktu dirumah, mereka semua sering sibuk di kantor jadi mereka lebih sering makan pribadi" Ucap Surti menjelaskan.
Tookkk...Tokkk...Tokk....
"Iya" Jawab Ellena setelah mendengar suara ketukan pintu, tak lama Surti segera membukakan pintu dan terlihat gadis cantik bersama pembantu pribadinya.
"Ahh...Yura...Apa ada sesuatu?" Tanya Ellena yang segera beranjak dari tempat makannya dan berdiri menyambut Yura.
"Haha..tidak perlu sopan begitu kak Ellena. Aku hanya bosan saja, aku mau ikut sarapan bersama. Apa aku mengganggu?" Tanya Yura tanpa basa basi.
"Ahh, tentu saja boleh, ayo duduk" Ucap Ellena menyambut.
Surti dan pembantu pribadi Yura segera menyiapkan makanan tambahan lagi untuk Yura.
"Mmmm...Bagaimana menurutmu tentang kakakku?" Tanya Yura tiba tiba menyela sarapan kalian.
"Bagiamana apanya?" Tanya Ellena bingung.
"Mmm...Apa menurutmu kakakku tampan, baik atau sebagainya?" Tanya Yura sedikit ragu.
"Aku bahkan belum mengobrol dengannya, tapi kaluarga kalian tidak ada yang buruk. Tante Luna cantik, om Indra tampan. Begitu juga kamu dan kakakmu" Ucap Ellena sedikit mikir.
"Apa kemarin kakakku tidak menemuimu, hari ini juga?" Tanya Yura sekali lagi.
"Tidak.Memang kenapa? Apa ada masalah dari tadi kamu tanya tentang kakakmu terus. Aku bahkan belum bertemu dengannya, terakhir saat kumpul keluarga kemarin" Ucap Ellena penasaran.
"Aaa..T - tidak kok kak Ellena. Aku hanya tanya aja kok hihi" Ucap Yura sedikit panik.
Setelah obrolan itu mereka melanjutkan makan pagi dengan tenang dan hening.
...*** Malam ***...
Luna tiba tiba memanggil Ellena untuk segera keruang keluarga lagi, entah apa yang akan dibicarakan tapi Ellena segera minta bantuan Surti untuk segera membantunya memilihkan pakaian yang rapi dan segera lari turun ke ruang keluarga.
"Eh..Hi Ziko" Ucap Ellena ramah ketika berpapasan dengan Ziko didepan pintu ruang keluarga.
Ziko hanya melirik tanpa ada ekspresi sedikitpun dan masuk begitu saja kedalam ruang tamu meninggalkan Ellena.
"Cih, tidak sopan sekali. Apa orang kaya tidak diajarkan sopan santun ketika bertemu orang" Desis Ellena sembari membuka pintu dan ikut masuk.
Ellena segera duduk didepan Luna dan Indra serta disamping Ziko yang terlihat duduk menyilangkan kakinya dan melipat tangannya dengan tatapan yang menurut Ellena sangat tidak ramah bintang satu.
"Ellena, karena kita melihat perkembangan kesehatanmu yang bagus, kita akan ngobrol sekarang aja ya tentang hubungan kamu sama Ziko" Ucap Luna mengawali.
Ellena yang sedari tadi melamun karena melihat sikap buruk Ziko tiba tiba dikagetkan oleh pernyataan Luna yang Ellena sendiri seakan paham tujuan pembicaraan ini.
"Om kira kamu pasti sudah paham dengan maksud tante Luna, Ellena. Dulu kita dan orangtuamu begitu dekat sampai kita kesusahan orangtuamu lah yang membantu kami menjual tanah kalian untuk membantu kehidupan kami dan perusahaan kami" Ucap Indra mengawali ceritanya.
"Kita sering ketemu Ellena, mungkin kamu lupa karena itu sudah lama sekali. Keluarga kita masih sering berhubungan baik, bahkan ketika keluarga kami sudah sesukses ini orangtuamu menolak keras bantuan dan balas budi kita" Ucap Indra dengan muka sedihnya ketika mengingat masa masa baik bersama keluarga Ellena
"Orangtuamu tidak pernah menyombongkan diri dan selalu mengajarkan hal baik padamu Ellena. Mereka orang yang sangat baik dan tulus. Kami sangat berterimakasih. Tapi kami semua tidak sangka jika mereka juga cepat meninggalkan kamu dan kita" Ucap Indra.
"Sekarang kamu sudah menjadi bagian dari kita Ellena" Lanjut Luna dengan senyuman lembutnya.
"Dulu kita sudah berjanji akan menikahkan anak kita. Kita akan terus berusaha yang terbaik untuk kalian anak anak kita. Mungkin ini terdengar seperti paksaan, tapi percayalah Ellena, kita dan keluargamu sudah saling percaya" Tambah Luna yang seketika membuat Ellena terpaku dan tidak bisa berkata apa apa.
"Apa aku salah dengar?" Ucap Ellena yang masih tidak percaya.
"Apa kau tuli!!" Ucap Ziko tiba tiba dengan dinginnya.
Ellena hanya bisa mengerucutkan bibirnya tanda kesal dengan ucapan Ziko.
"Kalian harus saling mengenal dulu ya" Ucap Luna dengan ekspresi yang masih sama dengan senyuman lembutnya.
"Jika mau menikah, ya menikah saja. Aku tidak butuh saling mengenal" Ucap Ziko datar.
"Ziko...Jaga sikapmu, apa kamu akan seperti ini terus seumur hidupmu" Gertak Indra yang sudah lelah dengan sikap anak prianya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!