“An.. Buruan benerin make up Lo, atasan gue sebentar lagi datang! Entah kenapa pas banget kamu interview malah sama beliau langsung!” Ica membantu membetulkan rambut Andari yang agak rusak karena mereka naik motor dengan kecepatan tinggi sangking di buru waktu. Takut kalau mereka akan telat datang ke kantor. Apalagi Andari, ini hari interview kerja nya.
Dengan gerak cepat, Andari pun membetulkan make up nya. Hanya retouch sedikit saja. Serta Ica sudah membetulkan jepit rambut nya.
“Yang interview gue doang, Ca?” Andari celingak-celinguk ke sekitar nya, ia tak menemukan satu orang pun yang datang untuk interview. Apa yang lain sudah selesai?
Berulang kali Andari melihat arloji dipergelangan tangan nya. Waktu masih menunjukan pukul 7.05 menit. Interview kerja nya akan di mulai 7.15. Mereka datang lebih cepat 10 menit. Jadi tidak mungkin telat kan?
“Iya ya.. Gue baru ngeh kalau cuma kita doang yang disini! Yaudah ayo masuk, bos sebentar lagi datang.. Lo baik-baik disini ya.. Gue tinggal dulu!” Ica terpaksa meninggalkan Andari di ruangan interview karena ia harus masuk kedalam ruangan nya. Hari ini untuk pertama kali nya semua karyawan akan bertemu langsung dengan anak angkat dari pemilik perusahaan bernama Permana. Ica sengaja tak memberi tahu Andari soal ini. Ia takut Andari akan gugup. Hari pertama kerja langsung menginterview karyawan baru.
“Ya sudah, padahal aku gugup banget! Tapi mau gimana lagi.” jawab Andari pasrah, mau tidak mau ia harus merelakan Ica masuk kedalam ruangan nya.
Begitu Ica pergi, tepat pukul 7.15 ada seseorang berjalan mendekati ruangan interview, jantung Andari semakin berdetak cepat tak karuan. Di usia 32 tahun ini, ia masih pontang panting mencari kerja dan menata hidup nya. Sedang teman-teman nya yang lain sudah hidup bahagia bersama keluarga kecil nya.
“Andari Permata?” panggil seseorang yang Andari yakini itu adalah suara bos nya Ica. Tanpa mendongak dan melihat siapa itu, Andari langsung bangkit dan menundukkan wajah nya. Menunjukan rasa sopan yang mendalam dengan tidak menatap lawan bicara nya, itu lah yang saat ini di lakukan Andari.
“Iya pak, Saya Andari!” jawab nya.
“Baik lah, apa tujuan mu bekerja disini?” tanya seseorang itu dengan raut wajah serius. Manik mata nya menatap intens Andari dengan serius. Tidak berkedip sama sekali.
“Yang pertama jelas saya ingin mendapatkan gaji, yang kedua saya akan bekerja seloyalitas mungkin untuk memajukan perusahaan bapak!” jawab Andari, masih dengan posisi enggan menatap Permana.
“Jujur sekali jawaban kamu, tapi saya suka! Posisi yang kosong saat ini sebagai staff marketing, kamu harus menguasai teknik dasar bagaimana cara nya bekerja disini lebih dulu, dan waktu kamu hanya 1 bulan! jika aku puas dengan cara kerja mu maka aku akan langsung menaikan posisi mu sebagai karyawan tetap!”
“Baik pak! Saya akan berusaha semaksimal mungkin!”
“Bagus! Mulai lah bekerja, Sahabat mu Ica akan memberi tahu di mana ruangan mu!”
“Baik pak!” jawab Andari lagi, Permana hendak pergi dari sana, namun langkah nya terhenti saat ingin melewati Andari.
“Jika bicara dengan ku, angkat wajah mu!” ucap Permana lagi, dan langsung membuat Andari resah. Ia takut dan entah kenapa jantung nya tidak seperti biasa nya. Denyut nya lebih cepat dari biasa nya saat ia hendak ingin menatap Permana.
Andari mengangkat wajah nya dan mulai menatap Permana.
“Per-mana!” papar nya dengan syok, bahkan sangking terkejut nya, Andari sampai terjungkal kebelakang. Refleks Permana langsung menangkap nya dan membawa nya dalam pelukan nya.
“Kau masih ceroboh seperti biasa nya, An!” ucap Permana, wajah nya masih dingin, dan tidak ada kehangatan seperti yang dulu Andari dapatkan dari nya.
Andari sadar, bisa saja saat ini Permana sudah punya istri. Ia langsung mendorong tubuh Permana ke belakang, agar Andari bisa bangkit dan berdiri secara normal seperti biasa nya.
“Maaf, Pak!” Andari gegas menunduk lagi, ia tak ingin Permana berfikir kalau dirinya tak sopan.
“Tak masalah, tapi aku harap kerjaan mu tidak seamburadul hidup mu, ya? Aku tunggu loyalitas yang kau tegaskan dalam sesi wawancara tadi.” Permana membetulkan jas nya ,lalu pergi dari sana.
Andari masih syok, ia tak menyangka kalau perusahaan tempat nya melamar adalah perusahaan milik Permana. Bukan nya dulu saat bersama dengan diri nya, Permana tidak bekerja sama sekali. Bahkan ia juga hidup sebatang kara tanpa ada sanal saudara, sama seperti diri nya. Lantas kenapa sekarang dia bisa jadi orang besar seperti itu?
Andari ingat, saat Ica mengatakan kalau hari ini anak angkat pemilik perusahaan yang akan menghandle perusahaan ini mulai sekarang. Apa Permana anak angkat nya?
Entahlah.. Ada rasa bahagia bisa bertemu dengan nya lagi.. Namun Andari tak ingin Permana tahu tentang perasaan nya. Bahwa nama nya masih menguasai seluruh hati nya sampai sekarang.
Apalagi saat ini, Permana terlihat semakin tampan dan matang. Rambut gondrong namun sexy, mata nya yang kecoklatan pun masih menjadi data tarik nya sendiri..
“Kau masih tampan seperti dulu..” puji Andari sendiri. Lalu dia bergerak keluar ruangan. Rupanya di luar Ica sudah menunggu nya.
“Selamat, An! Lo bisa kerja disini.. Mudah-mudahan segala yang baik-baik ada disini juga ya..” Ica memeluk sahabat nya dengan kuat, sampai Andari merasa sesak nafas. Tapi untuk saat ini, hanya Ica lah yang bisa menerima nya. Sejak dulu sampai sekarang, Ica tak pernah berubah. Dia masih menjadi kawan setia untuk Andari.
”Baik-baik apaan!” Andari melepas pelukan Ica dan langsung melangkah maju, mencari ruangan nya. Ada satu hal yang Ica tidak tahu sampai sekarang. Yaitu perihal Permana yang menjadi mantan suami nya. Andari memang mengatakan kalau diri nya pernah menikah di usia 26 tahun, dan berpisah setahun setelah itu. Angka yang cukup matang bagi sebagian orang, nyatanya belum bagi Andari dan Permana. Mereka masih mengisi ego satu sama lain. Andari ingin dimengerti, sedangkan Permana juga belum bisa bertanggung jawab sepenuhnya pada diri nya dan pernikahan nya, membuat nya terpaksa harus mengakhiri pernikahan mereka.
Meski rasa cinta kedua nya masih mendominasi saat itu, Permana lebih memilih melepaskan karena belum bisa bertanggung jawab dengan baik. Dan perasaan cinta itu masih tersisa sampai sekarang di hati Andari. Entahlah bagaimana.. Sudah banyak laki-laki yang ingin mempersunting nya menjadikan diri nya istri. Namun di hati nya masih penuh dengan nama Permana. bagaimana bisa dia membuat hati lainnya untuk masuk. Yang ada hanya kesia-siaan saja.
“Lo Mau kemana? Ruangan Lo ada di samping gue, An!” teriak Ica dari belakang, Andari tenggelam dengan masa lalu nya, hingga tak mendengar ucapan Ica. Terpaksa Ica harus setengah berlari mengejar sahabat nya itu.
“An! Ya ampun.. Lo mikir apaan sih,” teriak Ica lagi, membuat Andari langsung terlonjak, ia melihat kiri dan kanan , barulah ia sadar kalau dirinya sudah berjalan terlalu jauh.
“Sorry! Gue udah jalan jauh ya.. Ruangan kita ada di mana?”
“Bukan ruangan sih, meja kerja Lo tepat di samping gue, ayo buruan.. Kita ke aula dulu.. bos baru mau ngasih kata sambutan..” Ica langsung menarik tangan Andari.
“Kata sambutan?” Andari agak syok, itu artinya dia harus bertemu lagi dengan Permana disana, Andari menarik nafas nya, lalu membuang nya kasar. Dari sekian banyak nya tempat kerja, kenapa dia harus bertemu lagi dengan cinta yang belum usai itu disini. Menjadi atasan nya pula.
“Iya ayo buruan, nanti kita telat! Ada yang bilang bos baru kita ini galak banget , jadi kita jangan buat kesalahan di depan nya!”
Andari tak menyahuti ucapan Ica, Permana yang dulu tidak setegas saat ini, tapi memang Andari akui perubahan itu sudah ada. Mungkin juga seiring berjalan nya waktu, kedewasaan itu akan datang. Dan bisa jadi juga karena istri baru nya Yang sekarang.
Andari dan Ica tiba di Aula. Semua karyawan sudah berkumpul. Semua sedang berbisik satu sama lain mengenai berganti nya boss yang lama dengan yang baru.
“Aku denger, pak Permana ini duda loh! Dan rumor nya, dia di gugat dulu nya.. gila kan? sekeren itu di tinggalin, mending buat gue aja!” ucap salah satu karyawan wanita yang entah masuk di bagian apa. Andari bisa dengan jelas mendengar nya karena diri nya berdiri tepat di belakang mereka.
Hati nya agak tercubit mendengar ucapan mereka yang benar ada nya. Memang diri nya lah yang memilih menggugat Permana dulu nya. Jadi mungkin ketidakberuntungan nya saat ini, karena dirinya memilih untuk sudah, dibanding bertahan sedikit lagi.
Tapi apa dengan bertahan, Permana bisa seperti sekarang ini? Lagi-lagi Andari menarik nafas nya dalam-dalam, ingin rasanya ia lari dari sana. Tapi mencari pekerjaan sekarang sangat sulit, apalagi usia nya sudah memasuki 32 tahun. Perusahaan lain akan lebih memilih mencari karyawan yang usia nya masih relatif muda dan cantik tentu nya.
“Selamat pagi semua nya? Perkenalkan nama saya Rio Permana Wijaya. Tentu kalian semua tahu, bahwa saya bukan anak kandung dari Pak Pramono Aditama. Tapi beliau mempercayakan saya, untuk mengelola perusahaan ini. Saya sangat butuh kerja sama kalian untuk sama-sama memajukan ADT Corp ini. Perlu kalian ketahui , bahwa tidak ada yang berubah baik itu bentuk aturan atau kedisiplinan yang sudah Pak Pram lakukan disini, hanya saya ingin menambahkan sedikit, tentang jenjang karir yang akan kalian dapat sesuai dengan kemampuan kalian, jika saya menginginkan tenaga kalian untuk bekerja sampai malam hari, maka saya akan memberikan kalian uang lembur sesuai dengan hasil kerja kalian. Sama seperti papa angkat saya, Saya juga benci orang yang tidak bertanggung jawab dan malas! untuk itu jika sebelum ini kalian punya kebiasaan buruk dengan ceroboh, bertindak sesuka hati, dan tidak sungguh-sungguh mengerjakan pekerjaan kalian, silahkan kalian datang ke ruangan HRD untuk mengajukan surat resign. Itu saja dari saya, selamat bekerja dan buatlah prestasi kalian mulai sekarang, terima kasih!!” kalimat terakhir Permana ditutup dengan riuhnya tepuk tangan dari semua karyawan yang ada di sana terkecuali Andari. dia masih tidak mengerti kenapa Permana melihat dirinya saat mengatakan kata-kata ceroboh dan malas serta bertindak sesuka hati. Apa kata-kata tersebut ditujukan untuk dirinya, atau ada maksud lain?
Setelah mengatakan itu, semua karyawan bubar dan kembali ke tempat kerjanya masing-masing termasuk Icha dan Andari.
“Lo lihat sendiri kan, An? Pak Permana itu cool banget. tipe suami idaman.. kalau bener yang dibilang sama temen-temen di sana tadi kalau dia ditinggalin sama istrinya gitu aja, parah banget kan!! mantannya nggak lihat kali ya Kalau Pak Permana itu berlian, pasti.. kalau sekarang Mantan istrinya itu tahu pak Permana udah sesukses itu, gue pastiin dia pasti bakal minta balikan sama Pak Permana. mana ada yang rela mantan suaminya yang ganteng banget full kayak gitu dibiarin. pasti di luaran sana banyak perempuan yang mau sama Pak Permana. rambutnya itu ya ampun ganteng banget. ditambah ada brewok brewok sedikit, tambah macho kan kayak aktor-aktor dari India itu?” Ica berucap sembari tersenyum, membuat Andari merasa panas hati. Jangan bilang kalau Ica suka sama Permana?
“Lo lagi mikirin apaan coba, ya kita kan gak tahu apa masalah sebenarnya di antara mereka dulu nya, jadi jangan berasumsi buruk sama mantan istri nya begitu! Jangan bilang Lo suka sama si bos , Ca?”
“Suka sih ya sebatas mengagumi begitu, gak mungkin juga gue suka beneran, Rian mau di letak mana? Gagal Kawin entar!”
“Makanya, jangan ikutan bergosip sama kayak yang lain! biar ajalah.. Itu masa lalu pak Permana, kita gak tahu apapun ya mending diem aja kan!”
“Iya sih! Eh ngomong-ngomong Lo belum cerita, tadi gimana waktu di interview? nervous gak?”
“Ya nervous sih! Cuma untung nya gue bisa jawab, aman lah pokok nya.. Gue di kasih waktu satu bulan, untuk belajar teknik dasar penjualan disini! Kalau gue berhasil, ya gue naik jadi karyawan tetap. Tapi kalau enggak, ya di Cut laah!”
“Tenang, gue bakal ajarin Lo sampai bisa, lagian nyari kerjaan sekarang susah ya.. pokonya kalau elo gak berhasil buat ngeyakini pak Permana, Lo cari suami aja deh! udah 5 tahun sendiri, gak pengen punya suami apa?”
“Apaan sih! Ya siapa coba yang gak pengen untuk punya pasangan lagi, tapi zaman sekarang.. Realistis dong, Ca? Rumah tangga bukan tentang saling mencintai aja, finansial, tanggung jawab itu perlu banget. Yang kita bangun itu rumah tangga, bukan rumah biasa. Ya kalau hati plus kantong juga belum siap, ya harus di siapin dulu.. Udah cukup lah masalah di masa lalu, gue jadiin pelajaran!” jawab Andari, jelas dirinya tak ingin jatuh kelubang yang sama kedua kali nya. Dia harus siap secara mental dan finansial, barulah dia akan mencari pendamping hidup. Meski hati nya masih menginginkan Permana , mungkin sudah ada wanita lain di samping nya saat ini.
“Emang sesulit itu ya kalau nikah?”
Seharian itu, Ica mengajari Andari tentang marketing penjualan di sana. Andari tak terlalu sulit menerima nya karena memang sebelum nya ia sudah pernah menduduki posisi tersebut. Bahkan jabatan nya jauh lebih tinggi.
Perusahaan ADT Corp bergerak di bidang kosmetik. Dan Brand mereka cukup terkenal. Sebab itulah karyawan mereka pun tak main-main. Semua pekerjaan di kerjakan secara detail dan sungguh-sungguh. Dari mulai packaging nya sampai ke pemasaran nya Pak Pramono memperhatikan nya dengan seksama sebelum memasarkan nya. Karena itulah perusahaan nya masih menduduki peringkat pertama penjualan kosmetik terbanyak , sayang.. Pak Pram tidak punya anak. Istri nya tidak bisa hamil karena rahim nya sudah di angkat saat mereka mengalami kecelakaan dulu nya.. Saat itu Bu Alia sedang hamil muda karena mereka masih pengantin baru, Anak yang ada di kandungan Bu Alia tidak bisa di selamat kan, begitu juga dengan rahim nya. Semua itu karena benturan yang sangat keras, menyebab kan Bu Alia dan pak Pram harus merelakan hidup tanpa anak.
Semua usaha kerja keras pak Pram, di contoh oleh Permana, karena beliau lah yang mengangkat Permana menjadi anak nya, dulu..
*
Keesokan hari nya, Andari harus menyerahkan materi pemasaran untuk brand lipstick mereka yang akan launching 3 hari lagi. Dan materi itu harus ia serahkan langsung pada Permana, selaku CEO di sana. Biasa nya di perusahaan lama, Andari menyerahkan semua itu melalui bawahan CEO. Tapi seperti nya di ADT Corp ini berbeda.
Sebelum masuk ke dalam ruangan Permana, Andari menarik nafas nya dalam-dalam, lalu mengeluarkan nya perlahan.
“Jangan Nervous , An!” ucap nya sendiri.
Setelah mengatakan itu, Andari mengetuk pintu ruangan Permana.
Tok..Tok..Tok...
“Masuk!” ucap Permana dari dalam.
“Permisi pak, ini materi untuk pemasaran produk baru kita yang akan Launching lusa,” Andari menyodorkan map berisi berkas-berkas materi, yang ia kerjakan semalaman suntuk. Ia tak ingin Permana mencari-cari kesalahan nya. Mengingat mereka punya problem sebelum ini.
Permana mengambil berkas tersebut, lalu melirik Andari sekilas.
“Cepat juga kau mengerjakan nya..” ucap nya, ia membolak-balik kan berkas di tangan nya dengan cermat. Sesekali tanpa di sadari Andari, Permana juga mencuri-curi pandang pada nya.
“Di halaman ke 7 kenapa banyak tulisan yang typo? Kamu niat gak ngerjain tugas ini?” suara berat serta penuh penekanan Permana mengagetkan Andari. Ia menelan ludah nya kasar.
“Maaf pak, bisa saya periksa ulang?” tanya Andari takut-takut. Lagi .. Ia teringat dulu Permana tak sedikitpun meninggikan suara nya seperti ini. Tapi sekarang..
“Silahkan!” Permana mengembalikan berkas nya pada Andari, diperiksa nya dengan detail pada halaman ke 7 sesuai instruksi Permana. Tidak banyak seperti yang ia ucapkan. Hanya satu kalimat yang salah kepenulisan nya. Dan Permana bilang 'banyak' ??
“Sudah kamu periksa?”
“Sudah pak, ini hanya salah pada satu kalimat saja, tidak banyak seperti yang bapak katakan! Saya bisa print ulang.. Sebentar ya pak!”
“Tidak perlu, kamu hanya butuh mengerjakan nya di ruangan ini, saya juga tidak suka dengan konsep yang kamu terapkan di sana! Kurang detail menjelaskan rincian produk kita, kamu tau kan.. kenggulan nya harus lebih kamu tonjolkan, karena di sana lah nilai jual nya!” sergah Permana menahan Andari pergi. Andari mengusap wajah nya. Hanya karena salah satu kalimat, Permana menahan nya disini?
Yang benar saja!!
“Tapi pak.. semua nya sudah sesuai dengan konsep yang di buat pihak desain dan produksi, mereka mereka yang memberikan saya bahan untuk membuat market nya!”
“Kamu membantah ku?” Tiba-tiba Permana bangkit dan mencekal lengan Andari dengan kuat. Dan itu terasa sangat sakit. Andari takut.. takut kalau Permana akan berbuat lebih pada nya.. Sorot mata nya memancarkan kemarahan yang tak biasa. Hanya karena kesalahan kecil, Permana bisa semarah ini?
“P-ak!” Andari agak gugup, Pria yang ia cintai selama ini, tidak seperti ini.. Apa ini ada sangkut pautnya dengan masa lalu mereka?
Permana melihat tangan nya mencekal lengan Andari sangat kuat, dan ia juga tahu kalau saat ini Andari merasa kesakitan. Dengan merasa bersalah, Permana melepaskan tangan nya dengan kasar dari sana. Semua itu agar Andari tak menyadari nya kalau ia kelepasan. Karena emosi yang memuncak selama ini.
“Jangan membantah perintah ku, kau hanya anak magang! Kerjakan saja tugas mu disini, sampai selesai.. Aku ingin kau merubah konsep nya!” ucap Permana lagi, kali ini ia tak menatap Andari , ia tidak bisa melihat Andari merasa kesakitan karena cakalan nya barusan.
'Maafkan aku, An??' batin Permana dalam hati.
“Baik pak! Saya akan mengambil laptop saya dulu.. Permisi!” Andari meminta izin untuk mengambil tas dan laptop nya lebih dulu. Dengan langkah cepat ia keluar dari ruangan Permana, sesampai nya di depan pintu, Andari mengusap air mata yang entah kenapa keluar begitu saja saat Permana mencekal tangan nya dengan kasar seperti tadi.
‘Kuat, An!! harus kuat!’ batinnya setelah itu ia benar-benar pergi untuk mengambil laptop nya, tapi sebelum itu, ia pergi ke kamar mandi dulu ,agar Ica tak tau kalau diri nya habis menangis.
Semua pergerakan Andari tak lepas dari pandangan mata Permana. Ia merasa menyesal karena sudah berbuat begitu pada Andari. Berulang kali ia mengumpat diri nya sendiri yang kelepasan karena tidak bisa mengontrol emosi nya.
Andari sampai di meja kerja nya, Ica langsung menghampiri nya.
“Gimana, An? Di terima sama pak bos?” tanya Ica penasaran. Namun Andari langsung menggeleng lemah.
“Enggak, Ca! Gue di suruh ngulang, ini gue mau beresin tas sama Laptop gue, hari ini gue di suruh ngerjain semua itu di meja pak Permana!” jawab Andari pasrah.
“Hah?? Seriusan? padahal konsep Lo udah bagus banget loh, anak-anak juga pada setuju.. Kenapa di suruh ngulang ya.. Kalau sama pak Pram, itu udah bagus banget, An!”
Andari menaikkan bahu nya, “Entahlah.. Intinya gue di suruh ngulang, udah ya, Ca! gue ke sana dulu.. Nanti pak Pram bakal marah lagi, masih magang gue soal nya!”
“Oke deh, semangat ya.. jangan nyerah! mungkin ini salah satu ujian dari pak Mana buat, Lo!”
“Oke!”
Andari kembali masuk keruangan Permana, dan laki-laki itu memperhatikan nya sekilas.
Andari mulai mengerjakan semua tugas nya, hingga jam istirahat makan siang. Ica sudah mengirimkan pesan untuk makan di kantin bersama, tapi Andari belum bisa karena Permana belum keluar dari ruangan nya.
Tak lama setelah itu, ada seorang wanita cantik Yang masuk ke dalam ruangan Permana dan Andari berada.
“Beb.. Makan siang yuuk! Aku kangen sama kamu!”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!