NovelToon NovelToon

Muridku Suamiku

Bab 1. Penawaran

Suatu pagi yang sangat cerah tanpa awan

dilangit, seorang gadis cantik dan manis

berkulit kuning langsat yang menggunakan baju kemeja biru lengan panjang dilipat sampai ke pergelangan tangan dibawah siku dan menggunakan rok berbahan dasar berwarna hitam tengah berjalan melewati taman kampus.

Dimana ditaman tersebut banyak sekali bunga mawar yang ditanam berwarna warni dan mengeluarkan aroma bunga yang khas dan memabukkan.

Aroma bunga mawar yang tercium sangat kuat ditambah cuaca yang sedang panas, walaupun jarum jam baru menunjukkan pukul 09.30 membuat sang gadis yang bernama Wulan merasakan tenggorokannya sangat kering dan kehausan.

Wulan baru saja selesai mengambil legalisir ijazah dikampusnya untuk memasukkan lamaran pekerjaan ke beberapa sekolah yang sudah ditargetkan Wulan dikotanya.

Kampus Wulan merupakan salah satu kampus yang terkenal mencetak para sarjana kependidikan dikota P dengan nilai kampus yang terakreditasi A dan para sarjana lulusan nya sangat diperhitungkan di dunia kerja.

Tak jauh dari taman, ada kedai yang menjual berbagai macam minuman dan makanan ringan yang membuat Wulan menelan salivanya karna membayangkan sejuknya minuman dingin ditengah cuaca yang sangat panas.

Wulan segera berjalan terburu-buru menuju kedai minuman tersebut dan memesan segelas es teh manis.

Tak lama si penjual meletakkan pesanan Wulan diatas meja, Wulan pun segera meminumnya dengan lahap sampai tandas.

Aaakkhhhh

Sejuknya......

Wulan pun senang karna dahaganya telah terobati.

Dddrrrrrttttttt

Ddrrrrrrrttttttt

Dddrrrrrrrrtttt

Benda pipih yang berada didalam saku Wulan pun bergetar tanda ada panggilan yang masuk, dengan segera Wulan menggeser tombol hijau dilayar yang bertuliskan nama Irene.

"Haloo Irene"

"Haloo Wulan, loe lagi dimana ?"

"Masih dikampus nih, loe dimana Ren ? "

"Lagi dikantor bokap gue Lan"

Ya, Irene memang anak orang berada dimana papa nya memiliki perusahaan yang cukup besar bergerak dibidang perhotelan dan restoran.

Irene kini sedang menjalankan perusahaan papa nya dan memang dipersiapkan untuk menggantikan posisi sang papa dalam memimpin perusahaan mereka yang bernama RR.company.

Berbeda dengan Wulan yang berasal dari keluarga sederhana, bahkan Wulan mengandalkan beasiswa dari kampus untuk melanjutkan kuliahnya sampai tamat.

Irene dan Wulan memang telah bersahabat semenjak bangku SMP bahkan mereka selalu 1 kelas sampai SMA, hanya pas kuliah saja mereka berbeda kelas dan jurusan tapi persahabatan mereka tetap terjalin erat.

Irene mengambil jurusan manajemen bisnis sedangkan wulan jurusan pendidikan ekonomi yang memang dikhususkan menjadi tenaga pendidik atau guru disekolah.

"Loe udah dapat kerjaan Lan ?"

"Belum Ren, ini baru siap urus legalisir ijazah, setelah ini baru gue ke beberapa sekolah memasukkan lamaran pekerjaan"

"Ooo"

"Ada apa Ren ?"

"Gue mau menawarkan pekerjaan, kalau loe tertarik kerja aja dikantor gue jadi asisten gue, kebetulan gue belum ada asisten, sekarang masih dibantu sama asisten papa. Gimana Wulan, mau gak ?"

Sejenak Wulan terdiam dan berfikir mendengarkan penawaran pekerjaan dari temannya yang sangat menggiurkan.

Sekarang memang sangat sulit mencari pekerjaan, jika pun ada lowongan pasti saingannya sangat banyak dan rata-rata kalah sama bantuan orang dalam.

Tapi mengingat jurusannya berbeda dan memang Wulan sangat menyukai pekerjaan sebagai guru, maka Wulan memutuskan untuk menunda dulu tawaran dari Irene.

"Nanti dulu ya Ren, gue coba masukin lamaran dulu ke beberapa sekolah, mana tau gue diterima Ren"

"Baiklah sahabatku, jika loe gak dapat pekerjaan juga, jangan sungkan kasih tau gue ya"

"Siap say....hehehe makasih banyak ya Ren, loe emang sahabat terbaik gue, sekarang gue coba berjuang dulu ya"

"Sip, semoga sukses ya Lan"

Akhirnya sambungan telpon pun terputus. Wulan segera membayar minuman nya dan bergegas berjalan keluar dari kampus dan menuju halte di depan kampus untuk menunggu angkot.

Setelah sampai di rumah, tanpa membuang waktu Wulan segera melengkapi beberapa bahan yang diperlukan dalam surat lamaran.

Ada beberapa surat lamaran yang telah dipersiapkan oleh Wulan. Kemudian ibu Wulan menghampiri.

"Bagaimana nak, sudah lengkap semua syarat-syaratnya ?" Ibu bertanya

"Sudah bu, ini mau berangkat, do'akan Wulan berhasil ya bu"

"Selalu ibo do'akan nak" ucap ibu sembari membelai kepala Wulan. Wulan tersenyum dan menyalim tangan ibu.

"Wulan berangkat ya bu, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Wulan dengan penuh semangat sebagai sarjana baru berjalan menuju halte tempat angkot menaikkan penumpang.

Rumah Wulan berada didalam gang yang hanya bisa dilalui satu mobil saja, sedangkan angkot hanya melalui jalan besar dan rute nya tidak melewati rumah Wulan, sehingga setiap akan berangkat ke suatu tempat, Wulan harus berjalan dulu ke halte angkot yang berada di pinggir jalan besar.

Tidak lama menunggu akhirnya Wulan memasuki angkot yang mengarah ke wilayah A sesuai dengan alamat sekolah tujuan nya yaitu SMA Cahaya Bakti.

Setelah memasukkan lamaran kesekolah tersebut, selanjutnya ia menuju ke daerah L dimana SMA Negeri 1 Argantara dan SMA Bunga Bangsa berada.

Setelah memasukkan lamaran ke sekolah-sekolah tersebut, Wulan merasa sedikit pesimis, soalnya para pejabat sekolah yang menerima lamaran nya hanya menjawab bahwa mereka akan segera menghubungi jika memerlukan tenaga honorer dengan jurusan yang Wulan miliki.

Tapi Wulan tidak mau berputus asa, ia akan terus berusaha karna masih ada satu sekolah terakhir dalam daftarnya yang belum dikunjungi yaitu SMA Xander Loyalti 3.

SMA ini merupakan sekolah yang memiliki prestasi dan prestise yang telah terkenal di seantero negeri sehingga menjadi salah satu sekolah favorit incaran para siswa yang akan melanjutkan jenjang sekolah menengah atas, walaupun biaya yang dibayarkan siswa nya terbilang mahal setiap bulannya.

Dengan urutan nama SMA Xander Loyalti 1 sampai 10, yang artinya sekolah ini sudah ada di 10 daerah di nusantara.

Setelah beristirahat dan menyantap makan siang yang terlambat karna waktu telah menunjukkan pukul 3 sore, Wulan kembali menaiki angkot menuju SMA Xander Loyalti 3 yang berlokasi di daerah B.

Setelah sampai digerbang sekolah, Wulan memperhatikan gedung sekolah yang bertingkat dengan nuansa putih dan gold yang dominan beserta tiang-tiang yang menjulang tinggi dan tangga di kiri kanan gedung, sehingga menambah kesan bahwa sekolah tersebut memang sekolah elit dan mahal.

Wulan memantapkan hati dan melangkah dengan penuh percaya diri menuju ke kantor kepala sekolah untuk memasukkan lamaran.

Sebelum menuju kantor kepala sekolah, Wulan dicegat oleh pak satpam yang bertugas dan menanyakan keperluan ia datang ke sekolah tersebut.

Setelah menyampaikan niat dan maksudnya ke pak satpam yang berjaga, Wulan di antarkan oleh pak satpam ke ruangan kepala sekolah.

Sesampainya didepan ruangan kepala sekolah, Wulan merasa ada yang menepuk pundak nya dari arah belakang. Secara reflek Wulan menoleh dan terkaget.

Wulan, sedang apa disini ?.......

...****************...

Bab 2. Yes, akhirnya diterima

Sesampainya didepan ruangan kepala sekolah, Wulan merasa ada yang menepuk pundak nya dari arah belakang.

Secara reflek Wulan menoleh dan terkaget.

"Wulan, sedang apa disini ?......."

Terdengar suara seorang lelaki paruh baya yang menghampiri Wulan dan menepuk pundaknya.

Wulan sempat terbengong karna ia berpikir kenapa dosen pembimbingnya (dosen PA) ada disini ya dan saat tersadar langsung menyalami tangan sang dosen.

"Bapak Ardi, apa kabar pak ?"

"Kabar bapak baik"

Pak Ardi merupakan Dosen PA wulan saat kuliah.

Beliau merupakan dosen yang sangat ramah dan baik terhadap anak didik nya, termasuk Wulan yang selalu mendapatkan bantuan secara akademik dari pak Ardi.

Sehingga Wulan bisa menamatkan kuliahnya dengan nilai IPK yang sangat memuaskan, selain itu otak Wulan juga sangat pintar dan sering membantu pak Ardi sebagai asdos (asisten dosen) dalam mata kuliah yang di ajarkan pak Ardi.

"Nak Wulan apa kabar dan ada perlu apa kesini ?" ucap pak Ardi yang mengulangi pertanyaan nya tadi.

"Alhamdulillah Wulan sehat pak, ini Wulan mau memasukkan lamaran pekerjaan sebagai guru ekonomi, siapa tahu ada lowongan pak, hehehe" ujar Wulan sambil tertawa pelan menunjukkan barisan rapi giginya.

"Wahhh kebetulan sekali nak, kami memang sangat membutuhkan guru ekonomi saat ini karna guru ekonomi sebelumnya telah mengundurkan diri tidak mengajar lagi dan mengikuti suaminya tinggal diluar negri" ucap pak Ardi.

Binar-binar kebahagiaan langsung terpancar dimata Wulan mendengar keterangan dari pak Ardi.

"Ayo nak Wulan ikut Bapak ke ruangan kepala sekolah" ajak pak Ardi.

"Bapak kepala sekolah disini ?" ujar Wulan penasaran.

"Bukan Wulan, bapak merupakan dewan komite disekolah ini dan sekarang kami akan mengadakan rapat diruang kepala sekolah" terang pak Ardi.

"Ooooo....." ucap Wulan dengan mulut yang membulat.

Pak Ardi dan Wulan mulai berjalan memasuki kantor kepala sekolah.

Setelah beberapa obrolan basa-basi dan perkenalan singkat dengan para pejabat sekolah yang ada diruangan tersebut ditambah rekomendasi dari pak Ardi yang menyatakan bahwa Wulan seorang lulusan yang kompeten , akhirnya Wulan dinyatakan diterima dan mulai mengajar pada esok hari nya.

"Yes, akhirnya diterima" sorak Wulan didalam hati.

Tidak sia-sia rasa nya pengorbanan nya berjuang sedari pagi.

Dengan hati riang dan gembira sambil bersenandung kecil Wulan berjalan menuju gerbang sekolah, niat hati hendak ingin pulang dan memberikan kabar gembira kepada ibu dirumah.

Namun belum jauh Wulan berjalan tiba-tiba dari arah samping ada seseorang yang menabrak nya dengan sangat kencang .

Bruukkkkk

"Aakkhhh" Wulan berteriak kaget dan hampir jatuh.

Saat Wulan pasrah akan keadaan dirinya yang telah oleng hampir terjatuh, tiba-tiba ada sepasang tangan yang menarik pinggangnya dan membawa nya kedalam pelukan sang pria penabrak tersebut.

Buughhhh

Nafas Wulan memburu dan diam terpaku dalam pelukan pria yang menabraknya tadi.

Wulan masih terkaget dengan peristiwa yang baru saja terjadi.

Detak jantungnya berdebar sangat cepat.

Ia tersadar saat mendengar suara bariton dari pria yang sedang memeluknya.

"Maaf, apa anda tidak apa-apa mba ?" ucap sang pria

Wulan langsung menarik diri dan melepaskan pelukan pria itu sambil mendongak dan melihat wajah sang penabrak, karna tinggi Wulan hanya sampai pundak si pria.

Ternyata yang menabrak adalah seorang pria berseragam sma dengan wajah super tampan ,tinggi, rahang tegas, hidung mancung dengan kulit yang putih bak oppa-oppa korea. Wulan langsung teringat dengan drama korea yang sering ditontonnya saat waktu senggang dan wajah anak ini persis seperti pemeran utama dalam serial drama tersebut.

Tunggu.....

Tiba-tiba saja ada rasa sesal dihati Wulan.

"Yahhh.... Bocah sma ternyata" sungut Wulan didalam hati. Jika saja ini pria dewasa pasti Wulan sudah jatuh cinta dan terpesona.

"Maaf mba saya tidak sengaja" ujar sang murid sma. Wulan langsung tersadar dari lamunan nya.

"Saya tidak apa-apa" ujar Wulan tersenyum.

Deeggghhhh

Melihat senyum Wulan tiba-tiba saja jantung sang murid berdebar kencang. Ia merasa pernah melihat senyum hangat seperti ini, tapi dimana ya....

Ingatannya seperti berkelana ke masa lalu. Seperti rasa yang telah lama menghilang, rasa rindu yang menyiksa nya setiap waktu.

"Apakah dia gadis yang selama ini aku cari ?" sang murid bemonolog didalam hati

Melihat anak tersebut hanya diam terpaku, Wulan pun segera berlalu dan berjalan menuju gerbang sekolah. Sang anak kemudian tersadar dan melihat ke sekeliling, ternyata gadis itu sudah tidak ada.

Ia menghela nafas dan segera berlalu menuju ruangan kelasnya.

"Apakah benar dia ? Semoga Tuhan mempertemukan kami kembali" doa sang murid didalam hati.

...****************...

Bab 3. Hari pertama menjadi guru

Apakah benar dia ? Semoga Tuhan mempertemukan kami kembali" doa sang murid didalam hati.

...****************...

Pagi hari nya, Wulan sedang bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.

Wulan menggunakan blazer berwarna abu-abu dan dipadukan dengan rok dasar semata kaki dengan warna senada. Rambutnya yang hitam lurus sedikit bergelombang dengan panjang sepunggung ia biarkan tergerai.

Penampilan Wulan semakin cantik dan bersinar.

"Wulan, ayo sarapan dulu nak"

Ibu memanggil Wulan untuk sarapan bersama dengan menu nasi goreng terasi diberi toping timun, tomat dan telur dadar yang menggugah selera.

"Iya bu, sebentar"

Tak lama ibu dan Wulan sudah siap menyantap nasi goreng.

Saat Wulan akan berangkat, ibu tiba-tiba menyodorkan anak kunci motor yang biasa ibu gunakan.

Wulan pun termenung sebentar melihat anak kunci tersebut dan kemudian mendorong tangan ibu yang memegang anak kunci dengan pelan.

"Ibu, Wulan naik angkot saja bu. Nanti ibu kesulitan jika ada perlu keluar kalau motornya Wulan bawa" ujar Wulan dengan senyum pepsodent nya.

Setelah ayah Wulan meninggal, sang ibu memang berjualan kue-kue basah seperti kue klepon, putu ayu, dadar gulung. Tak lupa juga dengan gorengannya seperti tahu isi bihun, risol isi sayuran dan bakwan.

Semua kue buatan ibu dititip ke warung tetangga setiap pagi nya dan di ambil pada sore harinya. Ini dilakukan ibu untuk memenuhi kebutuhan harian mereka yang walau tak seberapa tapi sangat membantu.

Untuk itu lah Wulan tidak berani menggunakan motor peninggalan ayah mereka, karna takut ibu nya akan kerepotan dan kecapean jika menggunakan transportasi umum.

Wulan pun ikut membantu sang ibu dengan menjual kue-kue tersebut dikampus saat masih berkuliah. Wulan tidak merasa malu dan teman-teman Wulan pun sering membeli dagangannya sampai habis.

Semenjak ayah Wulan tiada, kehidupan ekonomi mereka memang menurun drastis. Karna ayah tulang punggung keluarga sementara ibu hanya lah ibu rumah tangga biasa.

Dan tabungan mereka juga sudah habis untuk pengobatan sang ayah yang menderita kanker paru-paru. Ayah Wulan memang seorang perokok berat.

Karna kondisi seperti ini lah Wulan tidak berani bersikap macam-macam seperti teman-temannya yang lain. Bersikap seperti remaja pada umumnya berpacaran, hang out ketempat yang menjadi incaran anak muda atau main ke mall sekedar cuci mata.

Wulan tidak melakukan itu semua. Banyak pemuda yang berusaha mendekati dan mengajak berpacaran, tapi ia menolaknya dengan halus.

Ia benar-benar fokus belajar dan membantu ibu nya berjualan. Ia harus sadar diri dengan keadaan dan mempertahankan bea siswa yang didapatnya dengan susah payah. Salah satu syarat mendapatkan bea siswa adalah nilai ipk nya minimal harus 3.5 setiap semester.

Dan untuk mencapai hal itu tidaklah mudah. Dibutuhkan keseriusan dan tekad pantang menyerah. Jika ipk Wulan kurang dari 3.5 setiap akhir semester, maka secara otomatis bea siswa nya gugur.

Bagi Wulan semua kegiatan anak-anak muda yang bermain-main dan berpacaran hanya membuang waktu nya.

Akhirnya Wulan pun berangkat ke sekolah seperti biasa menaiki angkot.

Sepeninggalan Wulan, ibu pun termenung karna mengingat anak gadis nya yang setiap hari menggunakan angkot. Ada rasa was-was jika anak gadis nya pulang larut malam.

Ibu hanya bisa berdoa dalam hati semoga Allah SWT selalu melindungi, mempermudah hidup anak gadisnya dan mengangkat derajat mereka.

...****************...

Sesampainya Wulan disekolah, waktu menunjukkan pukul 07.20. Wulan bersyukur tidak terlambat dihari pertamanya bekerja.

Wulan melangkahkan kaki nya kedalam ruang kantor guru. Disana banyak para guru yang sudah datang.

Ada yang sedang asik mengobrol, ada yang menyusun buku dan ada pula yang serius mengotak-atik HP.

"Assalamu'alaikum"

Ucap Wulan sambil memasuki kantor.

"Selamat pagi bapak ibu semua"

Mendengar suara Wulan, para guru langsung menghentikan aktifitas mereka dan menatap Wulan.

Wulan menjadi sedikit grogi dan hanya berdiri mematung didepan pintu.

"Waalaikumsalam" ucap para guru serentak sambil masih memandang Wulan.

Tiba-tiba muncul kepala sekolah yang bernama bu Diah didepan pintu dan menyapa Wulan,

"Pagi buk Wulan, silahkan masuk. Mari saya perkenalkan kepada guru-guru yang lain" ujar buk Diah dengan ramah.

"Baiklah bapak dan ibuk, perkenalkan ini guru baru yang akan mengajar mapel (mata pelajaran) ekonomi disekolah kita menggantikan ibuk Serena yang berhenti mengajar" buk Diah menjelaskan

"Oooo... Guru baru ya" serempak para guru menjawab

Para guru tersenyum dan menyambut Wulan dengan ramah. Masing-masing guru saling bersalaman dan memperkenalkan diri mereka kepada Wulan.

Wulan menyambut uluran salam para guru dengan senyum lebar dan bahagia, karna Wulan bersyukur sepertinya para guru disana sangat ramah dan baik.

Ia berharap hari pertamanya menjadi guru dilalui dengan baik dan tidak mengecewakan.

Tiba waktunya pukul 07.30 bel sekolah berbunyi nyaring yang menandakan waktunya para guru dan murid memasuki kelas.

Buk diah menugaskan salah satu guru bernama buk Tania yang biasa dipanggil buk Nia yang usianya 2 tahun di atas Wulan untuk mendampingi Wulan memasuki kelas dan memperkenalkannya kepada para murid.

Wulan berjalan bersama Tania menuju ruang kelas XII IPS 1, karena dikelas inilah Wulan akan mengajar pagi ini.

"Assalamu'alaikum anak-anak" ucap buk Tania

"Wa'alaikumsalam buk Nia" jawab para murid

Wulan dan Nia berjalan kedalam kelas. Para siswa memperhatikan Wulan dari ujung kaki sampai ujung rambut yang membuat Wulan lumayan grogi.

Ada siswa yang menatap penuh binar dimatanya terutama siswa laki-laki, ada juga beberapa siswi perempuan yang menatap dengan sinis.

Kemudian Nia pun memperkenalkan Wulan

"Anak-anak hari ini kita kedatangan guru baru bernama buk Wulan yang akan menggantikan buk Serena mengajar"

"Waaaahhhh selamat datang guru baru, cantik lagi" sorak siswa laki-laki yang bernama doni

"Hhhuuuuuuu dasar doni modus loe" jawab siswa yang lain. Seketika suasana kelas menjadi ribut dan rame.

"Sudah...sudah tolong diam semuanya" seru Nia dengan suara yang lantang, seketika para siswa terdiam dan kembali memperhatikan Wulan.

"Baiklah anak-anak ibu permisi dan jangan bandel ya apalagi berbuat ulah terhadap buk Wulan" kecam Nia sambil mengayunkan jari telunjuknya pada semua siswa.

"Baik buk" jawab siswa serempak

Kemudian Nia pun menginggalkan Wulan didalam kelas bersama para peserta didik.

Saat Wulan akan mengabsen para siswa, tiba-tiba dari arah pintu masuklah seorang siswa yang berlari dengan nafas ngos-ngosan.

"Maaf buk saya terlambat" ujar sang siswa

Wulan reflek mengarahkan pandangannya pada murid tersebut. Ia tersentak melihat wajah murid yang terlambat itu, begitu juga dengan murid laki-laki yang terkejut setelah melihat wajah guru didepannya.

"Kamu kan.......????"

"Mba.......?????"

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!