NovelToon NovelToon

I HATE YOU, BULE

Tentang Faith

 

Faith Amelia Warow, seorang gadis berdarah Manado-Sunda, merupakan seorang mahasiswa yang terkenal karena prestasi dan juga kecantikannya.

Diusianya yang belum genap 16 tahun, Faith sudah menjadi seorang mahasiswa di fakultas tehnik arsitek. Ia lulus SMA dengan mengikuti program akselerasi yaitu program studi khusus bagi anak-anak berprestasi dan hanya membutuhkan 2 tahun untuk menyelesaikan bangku SMA nya.

saat usia 10 tahun, Faith sudah kehilangan mamanya. Setahun kemudian papanya menikah lagi dengan seorang gadis yang masih mudah. Hubungan Faith dengan Gina, ibu tirinya tidak pernah akrab. Gina sangat dingin pada Faith. Ia memang tidak pernah kasar ataupun memukul Faith namun sikapnya yang cuek itu justru sangat membuat Faith tersiksa.

Pernikahan papanya dengan Gina membuahkan seorang anak perempuan yang bernama Helena. Faith sangat menyayangi adiknya itu.

Setahun yang lalu, papa Faith meninggal karena kecelakaan pesawat. untung saja mayatnya masih ditemukan. Semenjak kematian papanya, sikap Gina semakin dingin padanya. Inilah yang selalu membuat Faith begitu merindukan sosok Daniel untuk segera datang menemuinya.

Daniel Alexander adalah pria yang sudah mencuri hati Faith sejak ia berusia 10 tahun. Faith masih ingat, menjelang kematian mamanya yang saat itu sakit kanker hati, Daniel datang ke rumah sakit bersama mamanya yang adalah sahabat baik keluarga Faith.

" Daniel, maukah kau menjaga Faith seumur hidupmu?" tanya Dewi, mamanya Faith sambil menggengam tangan Daniel yang saat itu berusia 15 tahun.

" Iya tante. Aku berjanji akan menjaga Faith seumur hidupku" kata Daniel sambil tersenyum.

Mendengar perkataan Daniel, Dewi pun menutup matanya dengan damai.

Waktu itu Faith belum mengerti apa-apa. Yang ia rasakan hanyalah kesedihan yang mendalam atas kepergian mamanya. Daniel yang selalu menemaninya, menghiburnya dan membuat Faith tersenyum.

Kini, diusianya yang hampir 19 tahun, Faith mengerti percakapan antara mamanya dengan Daniel adalah sebuah janji suci. Daniel akan menjadi pendamping Faith selamanya. Itulah yang membuat Faith menutup pintu hatinya untuk setiap pria yang mendekatinya. Karena ia sedang menanti Daniel yang akan pulang untuk menikahinya. Untuk pria inilah, Faith selalu tersenyum dalam kerinduan atas harapan akan cinta masa kecilnya yang akan menjadi cinta untuk masa depannya.

Brakkk!!!

Suara meja yang ditendang oleh seseorang mengagetkan Faith dari lamunannya.

"Aku tahu kamu sedang melamun dan judul lamunanmu adalah kak Daniel. Iyakan?" ujar gadis hitam manis didepanya itu yang tak lain adalah Dina.

Faith dan Dina ketemu setahun yang lalu. orang tua mereka adalah korban dari kecelakaan pesawat naas itu. Dina justru kehilangan kedua orang tuanya. namun gadis itu sangat tegar. Ia menjadi kuat karena adiknya dan juga Tuhan mempertemukannya dengan seorang sahabat yang luar biasa.

" Kamu dari kampus ya?" tanya Faith

" Iya. kamu nggak kuliah hari ini?" tanya Dina sambil menarik kursi dan duduk di depan sahabatnya itu.

"Hari ini jadwalku kosong. Makanya aku datang ke cafe ini lebih dulu"

Dina adalah seorang pengusaha muda yang tangguh. Uang asuransi kematian orang tuanya, sebagian dipakainya untuk membeli ruko berlantai 2 ini. Lantai atas menjadi tempat tinggalnya dengan sang adik dan lantai bawa sudah disulap oleh Faith untuk menjadi cafe dengan nuansa khusus anak muda. Makananya enak dengan harga terjangkau dan cafenya nyaman sehingga membuat orang betah berlama-lama di dalamya.

Cafe ini baru 5 bulan dibuka namun sudah sangat terkenal sehingga di hari jumat dan sabtu, terkadang orang harus antri untuk masuk ke dalamnya.

" Faith, dapat salam dari Romi."

Faith mengibaskan tangannya " Berhentilah menjodohkanku dengan pria-pria bodoh itu. Kamu tahukan, aku hanya mencintai kak Daniel"

Dina menatap sahabatnya dengan seksama" Kamu yakin kalau kak Daniel juga mencintaimu?"

"Aku yakin dia mencintaiku. Sejak kematian mama, dia selalu menjagaku. Selalu menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat Hut untukku. Setiap malam selalu mengirimkan doa untukku. Saat tahu kalau papaku meninggal, dia datang menemaniku sampai mayat papa ditemukan. Dia rela meninggalkan kuliahnya di Amerika untuk menghiburku. Apakah itu tidak cukup untuk menguatkan apa yang kuyakini selama ini, kalau dia memang mencintaiku?"

Dina menggangguk " Aku tahu semua perhatiannya padamu. Tapi aku takut jangan-jangan itu hanya sebatas perasaan sayang kakak kepada adiknya."

"Nggak mungkin, Din. Aku sangat yakin dengan perasaanku ini."

"Mengapa kamu nggak mengatakan saja perasaanmu kepadanya." tanya Dina sedikit menantang.

Faith tersenyum "3 bulan lagi kak Daniel akan kembali. Saat itu, aku akan mengatakan perasaanku padanya. Aku yakin kalau cintaku ini tak akan bertepuk sebelah tangan."

Dina mengangkat bahunya" Baiklah. Itu pilihanmu. Aku berharap mimpimu akan menjadi kenyataan. Aku hanya berdoa semoga kau bahagia."

"Bagaimana dengan bule Perancismu itu?" tanya Faith mengalihkan topik pembicaraan.

"Aku sudah putus dengannya. Dia selalu membicarakan ****. Sekarang aku sedang dekat dengan bule dari Australia."

Faith hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Ia tak habis pikir kenapa Dina hanya selalu tertarik dengan bule. Pada hal Manado adalah gudangnya cowok ganteng.

"Ayo kita bekerja, supaya bisa punya uang untuk menelepon kak Danielku dan cowok bulemu itu" kata Faith sambil berdiri saat melihat ada pelanggan yang datang.

SELAMAT DATANG DI NOVEL PERTAMAKU

SEMOGA SUKA YA...

 

Perpisahan dengan Helena

 

Faith tiba di gerbang rumahnya saat jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Biasanya jam seperti ini Gina dan Helena sudah tidur. Namun saat Faith mendorong motor maticnya ke tempat parkir, Ia melihat ada sebuah mobil mewah yang diparkir di sana, pintu depan masih terbuka dan di ruang tamu nampak Gina sedang duduk dengan seorang laki-laki bule. Helena pun masih menonton TV.

 

"Selamat malam !" sapa Faith tanpa menoleh dan langsung menuju ke arah tangga. Namun sebelum kakinya menyentuh anak tangga pertama, terdengar suara Gina yang memanggilnya.

 "Faith, boleh kita bicara?"

Faith terkejut, tak biasanya Gina akan mengajaknya bicara. Namun ia membalikan badannya, melangkah ke arah mereka dan duduk di hadapan Gina dan pria bule itu.

"Bicaralah, aku mendengarkan." kata Faith cuek sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya.

"Perkenalkan ini Robert Van Molen. Kami akan menikah dan tinggal di Belanda"

Faith menatap kedua orang didepannya dengan wajah kurang suka. Baru setahun papaku pergi dan secepat itu dia akan menikah? Apakah bule ini lebih bagus dari papaku? batin Faith.

"Baguslah kalau kamu akan menikah dan tinggal di Belanda. Karena aku tak akan membiarkan ada laki-laki lain tinggal di rumah papaku ini."ketus Faith masih dengan wajah kesalnya.

"Aku akan membawa Helena bersamaku" kata Gina dengan suara yang pelan namun cukup membuat jantung Faith seakan berhenti berdetak.

"Apa? Kau akan membawa Helena bersamamu? Aku tidak akan mengijinkan"Kata Faith dengan suara yang mulai terbakar amarah.

"Faith, aku tahu kau menyayangi Helena. Tapi kamu kan sibuk kuliah dan juga bekerja di cafe. Kamu juga tahu kalau Helena memiliki beberapa macam alergi. Aku tak bisa meninggalkan Helena bersamamu. " kata Gina masih dengan suara yang pelan seolah ia tak ingin mengusik Helena yang sedang menonton TV.

"Apakah Helene setuju untuk pergi bersamamu?" tanya Faith sambil memandang adiknya dengan perasaan yang kacau.

Gina memanggil Helena untuk duduk bersama mereka. Dengan lembut ia pun bertanya ," Helena, kamu sudah setuju kan kalau mami akan menikah dengan om Robert? Dan kamu juga tahu kalau om Robert akan mengajak kita tinggal di Belanda?"

Gadis berusia 7 tahun tersebut mengangguk, lalu memandang kakaknya dengan mata penuh harapan, " Kakak akan tinggal bersama kita juga kan? Katanya Belanda itu sangat bagus. Ada saljunya."

Faith berusaha menahan tangisnya. Ia tersenyum "Helena, kakak tidak bisa ikut bersamamu ke Belanda karena kakak sementara kuliah dan juga bekerja dengan kak Dina. kalau kakak ikut, siapa yang akan menjaga rumah ini?"

Wajah Helena terlihat sedih. Matanya bahkan sudah berkaca-kaca. Ia memandang mamanya dan Faith secara bergantian.

"Nanti kita akan saling videocall. kalau kakak libur, kakak juga bisa mengunjungimu atau kau yang datang ke sini." Faith berusaha menekan perasaannya sambil memegang tangan adiknya, ia berusaha menunjukan bahwa semua baik-baik saja.

Wajah cantik itu kembali tersenyum. Ia memeluk kakaknya sambil mengangguk.

"Sekarang kakak mau bobo dulu, ya. Helena juga tidur karena ini sudah larut malam" Faith berdiri,mencium kepala adiknya lalu segera menaiki tangga menuju ke kamarnya yang ada di lantai dua.

Saat ia sudah ada di kamarnua, tangis Faith langsung pecah. Ia mengambil hp nya dan langsung menelepon Daniel sambil mencurahkan isi hatinya.

"Helena lebih baik ikut dengan mamanya. Gina lebih tahu bagaimana menjaganya. Walaupun kamu menyayanginya, namun kamu tak bisa menjaganya dengan baik. kaliankan bisa ketemu lagi. Pikirkan kebaikannya untuk Helena" kata Daniel dari seberang sana. Entah mengapa semua yang Daniel katakan selalu membuat Faith tenang.

"Baiklah, kak. Aku akan melepaskan Helena pergi" kata Faith akhirnya.

Daniel tersenyum "Kamu yang sabar, ya. Aku akan cepat pulang"Kata Daniel dan semakin membuat Faith bahagia.

*********

Tangan mungil itu menghapus air mata kakaknya yang sedang berjongkok di hadapannya.

"Kakak..., jangan menangis ! Kalau kakak menangis Helena nggak mau pergi !"

Faith menatap mata indah adiknya. Ia seperti sedang bertatapan dengan almarhum papanya. Semua yang ada didiri Helena memang sangat mirip papanya.

"Helena, ayolah, kita harus segera pergi. Nanti kita ketinggalan pesawat" kata Gina sambil memegang tangan putrinya.

Faith berdiri. Ia tersenyum ke arah adiknya. "Bye...semoga perjalanannya menyenangkan ya?"

Helena tersenyum sambil mengangguk.

Gina tanpa diduga memeluk Faith "Aku akan menjaganya dengan seluruh hidupku. Kamu tenang saja." lalu ia memberikan sebuah amplop untuk Faith " Bacalah ini jika kau sudah di rumah"

Faith hanya mengangguk. Entah mengapa pelukan Gina menyejukan hatinya.

Helena melangkah sambil melambaikan tangannya. Faith membalasnya sambil menahan air matanya. Tiba-tiba gadis kecil itu menarik tangannya dari genggaman mamanya, ia membalikan badannya dan berlari ke arah kakaknya.

"Ada apa Helena?"tanya Faith bingung.

"Kakak, jangan takut bobo sendiri ya...."

Faith langsung mendekap adiknya. Tangisnya langsung pecah. Ia tak menyangkah kalau Helena akan mengucapkan kata-kata itu.

"Kamu tenang saja. Ada Tuhan yang akan selalu menjaga kakak. Ayo pergilah, mamimu sudah menunggu"

Helena menatap kakaknya sekali lagi. Lalu ia kembali berlari ke arah maminya. Keduanya langsung menghilang di pintu masuk.

Di dalam taxi yang membawanya pergi, Faith membuka surat yang diberikan Gina padanya.

Maafkan aku Faith yang selama ini cuek

padamu. Aku hanya bingung bagaimana

harus bersikap padamu. Usiaku masih sangat

muda saat menikah dengan papamu. Namun

percayalah, aku menyayangimu. Bersama

surat ini ada kunci lemariku. Di dalamnya ada sertifikat tanah dan semua rekening atas nama papamu. Aku mengembalikan semuanya padamu karena Robert akan memenuhi kebutuhanku dan Helena.

Aku menyayangimu-Gina

 

Faith mendekap surat itu sambil menarik napas panjang. Kini ia tinggal sendiri. Dan ia sangat merindukan Daniel.

kak Daniel, cepatlah pulang batin Faith dengan sejuta kerinduannya.

 

 

 

Pertemuan yang menyakitkan

 

Entah sudah berapa kali Faith merapikan rambutnya, mengoles bedak di wajahnya dan tersenyum sendiri.

"Aku pikir jika Kak Daniel tak jadi pulang hari ini, kamu akan menjadi gila sobat." ujar Dina sambil menarik hidung temannya itu.

" Hei.....kamu akan merusak dandananku." protes Faith sambil memegang hidungnya.

"Pesawat kak Danielmu itu akan mendarat jam 5 sore. Sekarang baru jam 1 siang. Ayo makan dulu!" kata Dina sambil menarik sebuah kursi dan mempersilahkan temannya itu duduk.

"Aku, nggak lapar. Nanti sajalah."

"Kamu mau mati kelaparan ya? Ayo makan! " Dina meletakan sepiring nasi cap cae sea food di depan Faith. Makanan ini adalah salah satu makanan faforit di cafe ini. Rasanya beda dengan nasi cap cae di restoran manapun. Melihat usaha temannya itu, Faith langsung menyantap makanan itu dengan lahapnya. Ia tak ingin Dina kecewa.

 

**********

Bandara Samratulangi Manado pukul 17.30

Faith menatap setiap penumpang yang keluar dari pintu Kedatangan penumpang. Di sebelahnya berdiri wanita cantik berusia 57 tahun yang masih nampak berusia 30an. Dialah Monica, mamanya Daniel.

sementara Dina asyik chating dengan pacar barunya yang berasal dari Inggris.

" Mana Daniel ya? kok lama sekali. Mama sudah nggak sabar." kata Monica.

Faith memang memanggil mama Daniel dengan sebutan mama. Karena keluarga sudah kenal dekat bahkan sebelum Faith lahir. Papa dan mama Daniel berteman baik dengan papa dan mamanya Faith.

"Ah.....itu dia....putra gantengku !" pekik Monica senang sambi melambaikan tangannya ke arah seorang cowok ganteng yang baru saja keluar dari pintu.

Faith menatap sosok ganteng itu dengan perasaan bergetar. ia masih seperti tahun yang lalu. Rambut yang selalu tertatah rapih, gaya berpakaian yang tidak pernah ketinggalan zaman dan senyum manis yang selalu menghiasi wajahnya.

Di belakangnya ada seorang cewek bule, berambut pirang sebahu. Keberadaan gadis itu sangat mengusik pandangan Faith.

" Mama.....!" Daniel memeluk mamanya dengan luapan kerinduan yang dalam. setelah itu ia menatap Faith dan membawa gadis itu juga dalam pelukannya.

"Apa kabarmu, Faith?" tanya Daniel setelah melepaskan pelukannya.

"Aku baik, kak!" jawab Faith dengan hati yang begitu meluap dengan rasa bahagia. Ia tak akan berpisah dengan Daniel lagi mulai sekarang ini.

"Daniel, siapa dia?" tanya Monica sambil menunjuk gadis bule yang berdiri tepat di belakangnya.

Daniel mundur selangkah, mengsejajarkan dirinya dengan gadis bule itu. Lalu tangannya memeluk pinggang gadis itu " Honey...this my mom and this is my sister Faith"

Bumi yang dipijak Faith bagaikan bergoncang. Ia merasa sedikit pusing lalu memegang tangan Dina yang berdiri di sampingnya. Honey? Bukankah itu adalah panggilan bagi orang yang sudah pacaran?

"Pacarmu? Wah.....ini kejutan sayang...." Monica langsung mendekati Si bule itu. Memeluknya hangat menunjukan rasa kasihnya.

" Namanya Clairine. kami sudah bertunangan di Amerika dan akan menikah di Bali. Bulan depan orang tua Clairine akan datang ke sini " kata Daniel dengan bangga memperkenalkan Clairine pada mereka.

Faith tak bisa mendengar lagi apa yang dikatakan oleh Daniel. Ia sedang berusaha memasang wajah penuh senyuman sambil menahan butiran air matanya untuk tidak jatuh. Kenyataan yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Daniel kembali bersama seorang gadis cantik. Mereka sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah. Faith berharap ini hanya mimpi. Karena ia tak bisa menerima kenyataan kalau Daniel bukan untuknya.

Bagaimana dengan semua mimpi yang sudah aku bangun untukku dan kak Daniel??

*********************

Jarum jam sudah menunjukan pukul 2 dini hari. Namun Faith masih enggan untuk berdiri dan menuju ke tempat tidurnya. Matanya telah bengkak karena terlalu lama menangis. Suaranya bahkan terdengar serak.

Dina masuk ke dalam kamar sambil membawa dua cangkir kopi. Ia meletakan satu cangkir di depan Faith.

"Aku pikir kamu sudah pulang." kata Faith sambil menatap kepulan asap dari gelas kopi.

"Bagaimana aku bisa pulang dengan keadaanmu yang seperti ini?" Dina memegang tangan sahabatnya. Mengelusnya perlahan seolah memberi kekuatan.

" Mengapa Tuhan begitu kejam padaku? Dia mengambil mamaku, papaku, kemudian memisahkan aku dengan Helena. Kini Kak Daniel juga pergi meninggalkan aku. Apakah garis hidupku harus sesakit ini?" tanya Faith parau.Air matanya kembali jatuh.

" Mungkin ini cara Tuhan untuk menunjukan bahwa Kak Daniel bukan untukmu. Tuhan pasti sedang menyediahkan seseorang yang special untukmu"kata Dina sambil terus memegang tangan sahabatnya itu.

Faith tersenyum sinis. Terasa perih di hatinya. Namun ia mengakui apa yang dikatakan Dina benar. Mungkin karena gadis itu lebih berpengalaman darinya soal putus cinta. usianya juga 2 tahun lebih tua darinya.

Dina menesap kopinya "Kau harus bangkit Faith. Kau pasti bisa. Ayo kita cari cowok lain. Yang lebih ganteng dari Kak Daniel dan juga dari cowok Australiaku itu."

"Baiklah. Tapi aku nggak mau cowok bule. Aku sekarang alergi dengan bule. I hate bule.....!" pekik Faith diantara senyum dan juga air matanya.

"Baiklah. Itu pilihanmu. Seleramu memang cowok lokal.Tapi aku mau yang internasional" Dina tertawa. Faith pun memberikan sebuah senyum. walaupun pada kenyataannya ia tak tahu apakah bisa melupakan Daniel dalam hidupnya. Lelaki yang sudah dicintainya separuh usianya saat ini.

Faith pun menikmati kopi yang sudah disiapkan oleh temannya itu. Hatinya sakit, sangat sakit. Namun dia tahu, hidup harus berjalan.

MAKASI SUDAH BACA...

JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE YA

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!