NovelToon NovelToon

I Love Tentara

01

Hari ini adalah hari yang ku nanti nanti sebagai siswa SMK, ya hari kelulusan ku sebagai siswi SMK. Setelah selesai mencoret-coret baju SMK aku dan teman-temanku memutuskan untuk merayakan kelulusan kita.

Tapi di tengah jalan, rombongan kami di hadang oleh geng motor, musuh sekolah kami. Lalu terjadi lah baku hantam antara geng motor itu.

"Woy ky awas di belakang lo" Saat melawan seseorang aku mendengar suara temanku. Lalu aku berbalik badan, belum sempat melihat siapa yang ingin memukulku. Tiba-tiba ada tongkat kayu yang mengarah dan mengenai kepalaku.

"Brakk..."

Aku terjatuh di tanah sambil menahan rasa sakit. Aku meraba kepalaku dan aku mendapatkan cairan kental berwarna merah yang keluar akibat benturan benda keras di kapal ku. Saat aku ingin bangkit lagi balok kayu itu menimpaku sekali lagi. Lalu kesadaran ku mulai menghilang, tapi samar samar aku mendengar suara sirine polisi.

***

Aku terbangun di tempat yang serba Putih. Aku yang masih bingung apa yang terjadi padaku , tidak menyadari bahwa ada seseorang yang masuk ke ruangan itu.

"Plak.. "

Aku terbangun dari lamunanku dan aku melihat siapa yang menamparku ternyata dia adalah ibuku dengan muka yang menahan amarah.

"Bunda kenapa nampar key sih bun? " Kataku sambil memegang pipi yang tadi di tampar oleh bundaku. "Kamu masih nanya keysa apa yang kamu perbuat hah". " Hah apa?" Tanyaku.

"Plak... "

Aku di pukul tepat di kepala yang terdapat perban itu menggunakan benda pipih milik bunda ku. lalu dia mengutak-atik benda pipih itu dan menunjukkan kepadaku. " Lihat ni" Bunda menunjukkan sebuah video di mana aku tengah asik memuku lawanku dan yang paling mengejutkan adalah video itu sudah sangat viral bahkan ada video itu di buta menjadi video jedag-jedug, entahlah apakah aku harus senang karena aku viral atau malah sedehi karena ke viralan ku bukan hal yang baik.

"Udah tau kesalahan kamu hm?" Aku melihat bunda yang tengah menunjukkan ekspresi marah kepadaku, aku yang di tatap seperti itu hanya menundukkan kepalaku. "Bunda tanya Kesya Adiwijaya " Bunda sambil menekan setiap kata terahirnya. "udah Bun Keysa tahu Keysa Yang salah, Kesya bakalan minta maaf sama dia bun". " Kamu pikir minta maaf aja cukup hah. sekarang keluarga orang yang kamu pukulin itu mau bawa masalah ini ke jalur hukum". "Apa, beberan bun?" dengan ekspresi yang syok aku menatap bunda seolah seperti meminta bantuan padanya. "Bunda juga gak tau, kamu tunggu ayah kamu aja dia yang bakal nanganin ini semua". Bunda duduk di samping ku dan mengelus suray rambut panjangku dan memelukku dengan hangat, perlakuan Bunda itu membuat ku menjadi lebih sedikit tenang.

Matahari sudah tergantikan oleh rembulan aku dan Bunda tertidur di ruangan itu selama berjam-jam untuk menunggu ayah ku. Aku mendengar samar-samar derap langkah kaki seseorang yang terburu-buru. Aku terbangun dari tidurku ketika seseorang membukak pintu dengan sangat keras.

"Brak... "

Aku melihat orang itu tenyata dia adalah ayahku saat itulah aku merasa lega ku pikir dia orang jahat. "Yah kok banting pintu sih" Bunda yang juga sudah terbangun menghampiri ayah dengan raut menahan emosi. Tanpa memperdulikan pertanyaan bunda, ayah langsung menatapku dan menyeret ku keluar dari ruangan itu.

Aku yang tiba-tiba di tarik hanya bisa mengikuti langkah kaki ayah dengn terseok-seok karena tidak bisa menyamakan langkah kaki ayah yang besar. Bunda yang melihat itu langsung mengikuti kami dari belakang, aku melihat Bunda di belakang dengan raut kawatir. Setelah sampi di aula aku melihat banyak sekali orang-orang yang mengenakan seragam polisi, untuk memastikannya aku membaca tulisan besar di tembok itu "KAPOLRES JAKARTA" Apa ternyata selama ini aku di kantor polisi kenapa aku tak menyadari itu.

Setelah sampai di sebuah mobil ayah membukan pintu untukku dan menaruh ku di jok belakng mobil sedangkan ayah masuk ke bagian pengemudi dan ibu di samping pengemudi. Lalu ayah mengemudikan mobil itu dengan kecepatan sedang. Hening tidak ada yang membukak obrolan ini sampi suara bunda membuyarkan lamunanku. "Sebenarnya kita mau kemana mas?". "Pelabuhan". "Hah" Aku tidak salah mendengar kan ayah ingin membawa kita ke pelabuhan untuk apa, apalagi hari sudah malam. Saat ingin menanyakan ke pada ayah kakiku seperti menendang sesuatu, saat aku melihatnya ternyata itu sebuah tas yang sangat besar ketika akan membuka tas tersebut aku mendengar suara ayah yang sangat hangat dan lembut. "Bunda lupa soal pembicaraan kita kemarin? ". " Tapi yah bunda belum siap ". " Harus ini demi kebaikan kita bersama ya ". mendengar pembicaraan tersebut hatiku sangat gelisah, sebenarnya apa yang mereka bicarakan.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang mobil ayah berhenti di sebuah dermaga. Ayah keluar dari mobil aku melihat dari jendela mobil ketika ayah menghampiri dua orang berbadan besar dan berpakaian serba hitam, Aku tidak bisa melihat wajah mereka karena mereka menggunakan topeng. Ayah kembali ke mobil dan menyuruhku keluar, setelah keluar mobil ayah membawa ku ke dua orang yang tadi di temui olehnya. Ketika hampir dekat dengan orang itu ayah berhenti dan menghadap ke arah ku dengan raut wajah yang teduh dan menenangkan lalu dia memeluku dengn kasih sayang aku sangat nyaman di pelukan itu pelukan yang jarang ku dapatkan karena ayah yang tidak pernah ada di rumah, karena dia harus pergi untuk melindungi negeri ini. Di belakang ku aku merasa seseorang memeluk ku dengan sayang ya dia adalah ibu ku pahlawan terhebat yang aku punya setelah Ayah. Ini adalah momen yang sangat langka yang Aku dapatkan. Tapi sayang momen itu hanya bisa di rasakn sebentar sampi Ayah bicara yang membuat kusyok "Maaf Ayah harus mengirim kamu ke asrama."

"JGEEER... " (suara petir)

Air-air hujan membasahi bumi dengan perasaan ku yang sangt hancur mendengar Ayah akan mengirim ku ke asrama, apakah Ayah ingin membuang ku karena aku sudah merusak nama baik nya, entahlah. Ayah melepaskan pelukannya bersama dengan bunda yang menangis histeris dan terus memeluk ku dengan sangat erat. "Bunda harus ikhlas ya ini demi kebaikan Keysa ya mah" kata Ayah sambil melepaskan pelukan ku dan Bunda. Aku yang masih mencerna semua kejadian hari ini tidak menyadari jika Bunda dan Ayah sedah pergi meninggalkan kan ku bersama dua orang misterius itu.

"JGEEER... "

Aku terlonjak kaget dan reflek menutup telinga, lalu aku berbalik dan mengejar Bunda dan Ayah yang sudah masuk ke mobil dengan tubuh yang sudah basah aku memukul kaca mobil agar Ayah membukakan aku pintu. " Ayah bukak key di sini kehujanan yah, key mohon bukak pintunya yah, key mohon key gak mau di kirim ke asrama yah, nanti kalo key pergi siapa yang bakal jagain Bunda di rumah, yah, yah,..... " Aku menangis histeris setelah mobil milik Ayah sudah pergi meninggalkan pelabuhan, Aku terjatuh dengan menatap nanar mobil itu. " Jahat Ayah jahat kenapa, kenapa yah... "

"Blam"

Aku yang di pukul di bagian belakang langsung merasa pusing dan tiba-tiba pandangan ku menjadi gelap.

" Maaf... "

***

02

Keesokan harinya aku terbangun di sebuah kamar yang usang. Aku memegangi kepalaku yang terasa sakit. "Sett... Gue di mana ini ?"

"Udah bangun kamu ?". Aku mengadakan pandanganku ke setiap arah, sampai aku melihat seseorang yang berada di pintu yang sedang menatapku dengan menyilangkan kedua tangannya dan menyandarkan badannya di senderan pintu. " Aaaaa....lu siapa Kenapa ada di sini? " aku terkejut melihat seseorang yang berada di ambang pintu itu, ketika dia mendekat aku meringkuk kan tubuhku di sudut kasur. "L..o mau ngapain? " sial kenapa Aku jadi terbata-bata. " Kenalin saya Abisali tentara di asrama ini " Dia mengulurkan tangan nya untuk berjabat tangan dengan ku. Aku yang mulai lega dia tidak berniat jahat padaku, aku pun menerima jabatan tangannya. " Gue Keysa salam kenal. Oh ya sebenarnya ini di mana kenapa gue bisa ke sini?". "Mau liat keluar?" Tawaranya, aku hanya mengangguk kan kepala dan kami berjalan keluar dari rumah itu.

Kami pun keluar dari rumah itu, dan pemandangan yang pertama kali aku lihat adalah sebuah lapangan sepertinya lapangan upacara dan di sanah ada banyak para tentara yang tengah latihan kemiliteran. " Waw" guamku tanpa sadar. Setelah beberapa saat terpaku aku langsung bertanya kepada Abi soal kenapa aku bisa di sini "Sekarang jelasin ke gue sebenarnya ini di mana dan ini tempat apa". Tanyaku ke orang yang sedari tadi hanya menatap ku ya siapa lagi kalo bukan Abi. " Baiklah saya akan menjelaskan tempat ini, tempat ini adalah sebuah asrama militer yang terletak di sebuah pulau terpencil yang jarang orang ketahui dan untuk kesini pun perlu usaha. Dan di sekitar sini pun ada sebuah penjara, penjara itu untuk para penjahat dengan hukuman yang berat .di sini juga ada sebuah desa kecil dengan yang penduduknya hanya 100 orang. Ada pertanyaan ?". "Terus siapa yang bawa gue ke sini hah? " Aku yang tersulut emosi langsung melotot ke orang yang ada di depan ku ini. " Ayah kamu yang mengirim kamu ke sini, bukannya kamu sudah tau itu".Ya Aku ingat kejadian tadi malam ketika Ayah dan Bunda meninggalkan ku sendiri di dermaga itu.

"Gue mau pulang". Guam ku yang hampir tidak di dengar oleh siapapun."Kalo kamu ingin pulang kamu harus merubah sifat dan perilaku kamu yang buruk itu, setelah itu Jenderal akan menjemput kamu pulang". "jleb" mendengar perkataan itu kenapa hati ini menjadi sakit apakah aku sejahat itu sampai harus di buang di tempat terpencil ini. " Emang kesalahan apa yang gue perbuatan? kenapa Ayah buang gue ke sini, kenapa... kenapa". " Mungkin agar kamu menyadari kesalahan kamu dan kenapa Jenderal mengirim kamu ke sini agar kamu tau arti penting nya hidup". "Aku hanya menatap kosong langit biru yang cantik itu.

"Ayo ikut saya" . Abi menarik ku dan aku tersadar dari lamunan ku, kami hanya menelusuri asrama ini dan Abi yang terus menjelaskan secara detail tentara asrama ini hingga bercerita tentang di bangunan nya asrama ini, padahal aku sama sekali tidak peduli dengan cerita yang Abi ceritakan.

Sudah sejam kami menelusuri tempat ini."kruk.... kruk... " ya itu suara perut ku yang sudah minta untuk di isi. " Bi gue laper " ucap ku sambil memegangi perut ku yang sudah keroncong ini. " Ayo ikut saya kita makan sama-sama " Aku mengikutinya dan kami berhenti di sebuah bangunan yang cukup besar, kami masuk ke bangunan tua itu dan ketika sudah di dalam Aku terkejut ketika mendapati banyak tentang yang sudah berjejer rapi di meja makan mereka.

"Ayo" Abi menarik ku ke sebuah seten makanan yang terdapat lauk pauk itu, ketika kami akan mengambil makanan di seten itu ada seorang ibu-ibu yang menegur kami berdua. " Nak Abi itu siapa? " ibu itu bertanya dan menunjuk ku menggunakan sepatulanya, ku rasa ibu itu baru selesai memasak. " oh ini kenalin dia Kesya yang akan tinggal di sini, dan Kesya kenalin ini mbok Iyem ibu yang paling enak masakan nya di sini ". " Nak Abi bisa aja mbok jadi malu " "Terus dia siapa?" aku menunjuk gadis muda yang tengah mengelap meja di sebelah mbok Iyem "oh itu Sri anak embok" mendengar jawaban dari bok Iyem aku hanya ber oh riya saja.

Setelah selesai mengambil makan kami mencari bangku yang kosong, ketika melewati para tentara itu Aku bingung kenapa mereka belum mulai makan, " key sini " Aku yang tengah bergulat dengan pikiran ku langsung mencari asal suara itu ternyata suara itu dari abi dia melambaykan tangannya, kurasa dia sudah mendapatkan kan bangku ketika aku menghampiri nya aku melihat di bangku itu ada dua tentara yang terus menatap ku dengan tatapan garang.

Dan disinilah Aku yang di kelilingi para tentara, Aku hanya bingung kenapa mereka belum makan sebenarnya apa yang terjadi. Tidak ingin memikirkannya saat ingin memasukkan makana ke dalam mulut tiba-tiba " Duduk siap gerak, Berdoa menurut kepercayaan masing-masing mulai " semua orang menundukan kepala aku yang kaget langsung ikut menundukkan kepalaku "berdoa selesai" setelah mendengar interupsi selesai aku pun langsung melahap makanan karena aku memang benar-benar sudah sangat lapar " SELAMAT MAKAN" mendengar teriakan yang tegas membuat ku tersedak oleh nasi yang belum sepat ku kunyah "Uhuk..... uhuk" Aku tebatuk utung Abi melihatku yang sedang kesakitan lalu menyodorkan sebuah air minum untuk " Nih minum dulu, makanya kalo makan tuh pelan-pelan " Aku mengambil air itu dan meneguknya dengan tergesa-gesa.

Saat aku tengah fokus memakan makanku tiba-tiba seseorang bersuara "Sebenarnya lo ini siapa, dan kenapa lo bisa kesini? " Aku yang merasa pertanyaan itu untuk ku pun menoleh, dan menunjuk diriku sendiri dengan pampang yang konyol. " Lo bicara sama gue" Tentara itu hanya mengangguk, Aku yang mendapat respon seperti itu hanya memutar bola mataku malas " Tanya aja sama temen lo dia yang paling tau soal siapa gue dan kenapa gue kesini " Aku menunjuk Abi agar Abi saja yang menjelaskan Aku tidak suka dengan pertanyaan itu, kerena pertanyaan itu membuat ku mengingat kejadian malam itu.

"Jadi dia bernama Kesya dia adalah anak dari jendral Adiwijaya. Jendral menyuruh kita untuk menjaga Kesya dan membimbing dia" "kenapa dia di kirim ke sini" "em.... itu.... em... " mendengar Abi yang hanya em... em... membuat ku geram, aku berdiri dari duduk ku bersamaan dengan aku yang menggebrak meja, mendengar kributan itu banyak pesang mata yang memusatkan ke meja ku dan melihat ku yang tengah menahan amarah " lo mau tau kenapa gue di kirim ke sini hm?" "iya" aku tersenyum lalu melanjutkan perkataan ku " gue di kirim ke sini sebagai hukum karena udah membuat orang tua gue kecawa. puas lo hah" setelah berkata seperti itu aku langsung keluar dari bangunan tua itu.

Aku pergi ke ke kamar usang itu aku dan melihat pantai dari jendela kamar dangan tatapan kosong entahlah aku terus-terusan memikirkan apakah aku semenyedihkan itu sampai orang tua ku membuang ku ke tempat ini. Tanpa sadar air mata ku sudah membasahi pipiku ini, "tok... tok... tok" mendengar suara ketokan itu aku mengusap air mataku dan berjalan menuju pintu itu.

Ketika pintu terbuka menampilkan wajah Abi yang sudah acak-acakan, Aku yang akan menutup pintu di cegah oleh Abi " tunggu kamu gak papa kan" "emang apa peduli lo heh, udah sanah lo pergi jangan ganggu gue, gue mau istirahat" Aku mengusirnya dan mendorong tubuhnya cukup sulit karena tubuhnya dua kali lebih besar dariku, sampai akhirnya Aku berhasil walaupun aku harus menggunakan tenaga paling dalam dan kuat yang aku punya.

Saat aku duduk sambil melihat pemandangan sore ini tiba-tiba pikiran yang menarik muncul. aku tersenyum ini ide yang sangat bagus.

"Selamat tinggal....... "

***

03

"Selamat tinggal asrama, pokoknya pagi besok gue harus bisa kabur dari tempat ini, em tapi lewat mana ya" Aku mengingat ada sebuah pagar jeruji yang tidak terlalu tinggi mungkin aku bisa kabur lewat situ ketika tadi Abi menjelaskan asrama ini.

Keesokan harinya aku sudah siap untuk kabur dari asrama ini tapi lagi lagi suara ketukan pintu membuat ku harus tak mau membuka pintu dengan langkah gontay "Ayo kita sarapan bersama" "ogah lo aja gue gak laper" "kriuk.... kriuk" sial kenapa perut ini berbunyi di waktu yang tidak tepat "Kamu yakin hem" mungkin tidak ada salahnya aku untuk mengisi perut ini agar pelarianku berjalan dengan sempurna "oke ayo kita makan" Aku keluar dan pergi meninggalkan Abi yang masih berada di ambang pintu kamarku.

Setelah selesai sarapan aku kembali ke kamar dan menyiapkan keperluan yang akan ku bawa "em bawa apa ya hp terus dompet em.... apa lagi ya baju?, em enggak deh nanti malah ngerepotin aja, udah bawa ini aja" aku memasukan semua barang yang aku siapkan ke dalam tas ransel warna hitam itu.

Ketika melihat bahwa situasi sudah aman aku langsung keluar dari bangunan itu. Aku yang tidak melihat adanya jalan tanpa sengaja menabrak tubuh tegap seseorang " eh soory gue gak sengaja " "makanya kalo jalan itu pake mata" aku melihat pria di depanku ini dia adalah pria yang sama di tempat makan kemarin dan pria yang sudah memancing emosi ku. "K-E-F-I-N" Aku mengeja setiap huruf yang ada di bet namanya "oh ternyata nama lo itu KEFIN TO" Aku menekankan kalimat terakhir ku. Tiba-tiba dia langsung pergi meninggalkan ku seperti dia tidak perduli. Aku mahar aku ingin mengejarnya dan menjambaknya tapi aku urungkan niat itu, aku kembali fokus ke tujuh awalku yaitu kabur dari tempat ini.

Setelah sampai di taman belakang aku langsung melompati pagar pembatas itu tapi gelang ku tersangkut di antara kawat-kawat itu, aku mencoba melepaskan sangkut ini tapi sayang suara seseorang mengagetkan ku "Woy siapa di sanah?" karena kaget aku langsung menarik tangan ku dan pergi dari tempat itu.

Aku terus berlari hingga aku berada di hutan yang sangt rimbun dan menakutkan. Aku berjalan dengan menyelusuri hutan yang gelap ini, entah sedah berapa lama aku berjalan di hutan ini tapi kurasa langit sedah mulai menampakkan senjanya. Aku mulai menyadari ternyata sedari tadi aku hanya berputar-putar apa aku tersesat? Aku mulai gelisah bagaimana aku akan kabur kalo aku saja tidak tau kemana aku harus pergi, kurasa pelarian ku gagal.

Saat ini hari sudah mulai gelap, suara burung hantu terdengar nyaring di telinga, aku sungguh takut saat ini sampai suara lolongan serigala mengagetkan ku, aku pun langsung lari secepat mungkin sampai kakiku tersandung oleh akar pohon yang sangat besar. saat akan bangkit kakiku terasa sakit, aku rasa kakiku terkilir "Aw sakit kaki gue, ini gimana udah mulai gelap kaki keseleo lagi" Aku menangis di hutan itu sendiri yan.

Sampai suara langkah kaki membuat ku was-was hingga sadar tangan seseorang yang menyentuh pundak ku aku yang kaget reflek meninju orang itu.

"Buk.... "

"siapa lo hah, ayo sini gelut ama gue braninya kok sama prempuan" Orang itu menyeka sudut bibirnya kurasa sudut bibirnya ada darah akibat tonjokan kuat ku.

"Kamu ini kenapa, saya kesini cuma mau bawa kamu pulang ke asrama, kenapa kamu malah tiba-tiba mukul saya?" Aku yang tau ternyata orang itu Abi hanya menunjukkan deretan gigiku saja. "Ayo bangun" Dia mengulurkan tangan nya untuk ku, Aku pun langsung menerima uluran tangan itu "aw.... sakit" "Di sebelah mana sakitnya hm?" Aku menunjukkan kaki ku yang tadi terkilir "Olah ini kamu terkilir, tahan ya" "Emang lo mau ngapain" Aku melihat nya yang masih mengamati kakiku hingga dia memijit kakiku itu "Aaaaaa.... sakit bego" Aku memukul lengannya ya aku tau pukulan itu tidak membuat nya sakit "Jang banyak gerak nanti malah gak sembuh" " Tapi sakit " "makanya jangan kabur-kaburan kaya gitu jadi kaya gini kan" Aku tertawa melihat dia yang seperti menghawatirkan ku "kenapa kamu tertawa apakah ada yang lucu hm" "lo yang lucu tau gak" "hah apa kamu bilang" "enggak gue gak bilang apa-apa".

" Udah saya pijit, tapi itu gak bakal langsung sembuh, jadi ayo " Abi membungkukkan badanya di depan ku "Untuk apa" Tanya ku "Ayo saya gendong kamu gak akan sanggup jalan" "gak perlu gue sanggup kok" Aku pun berdiri ketika akan melangkah kaki ku terasa sakit lagi "aw... " "udah di bilang kok ngeyel ayo saya gendong kita harus balik ke asrama sebelum waktu semakin gelap" Aku yang tak ingin berdebat pun hanya menurutinya saja, aku naik di punggung tetapnya dan merangkul kan tangan ku ke leher nya agar aku tidak jatuh.

"Gimana lo tau kalo gue pergi dari asrama?" "karena ini" Abi menunjukkan sebuh gelang berbandul huruf k yang berwarna warna hitam itu " Lo dapet dari mana gelang itu?" tanyaku karena terahir gelang itu menyangkut di pagar kawat.

"Saya ke kamar kamu untuk mengajak kamu berkeliling ke luar asrama, tapi kamu tidak ada di kamar, saya kawatir kamu kenapa-napa jadi saya lari kebutuhan kevin melihat katanya kamu pergi ke taman blakang membawa ransel, saya langsung pergi dan ada tentara yang lapor pada saya kalo ada seseorang yang menyelinap, dan saya menemukan gelang ini. Kenapa kamu kabur dari asrama? " "gue gak suka di sini gue mau pulang" kataku sambil menatap kaosong jalan di depan "Berjuang saya bakalan bantu kamu untuk keluar dari pulau ini" "Caranya?" tanyaku dengan tampang polos "Caranya dengan memperbaiki sikap kamu" Abi menjewer pipiku, tidak sakit hanya aku sedikit kaget dan reflek memukul punggungnya.

Udah tiga puluh menit kami berjalan, Aku rasa Abi sudah mulai lelah karena menggendong ku "Bi istirahat dulu pasti lo udah capek kan" "Kalo kita istirahat kita akan lama sampe ke asrama" "Emang masih jauh ya" "Lumayan satu jam lagi" Aku yang mendengar itu langsung terkejut sebenarnya Aku sudah jalan berapa lama dan apakah sejauh itu aku berjalan, pantas saja kakiku terasa pegal sekali. "Terus gimana lo bisa nemuin gue padahal ini di hutan dan gak mungkin lo pake GPS karena di sini kan gak ada internet" "Seorang tentara harus bisa menghafal jalan apalagi hutan seperti ini" "Gimana caranya?" Entahlah akhir-akhir ini aku sangat kepo dengan kehidupan para tentara "Kalo kamu belajar kamu pasti bakal bisa" Aku hanya menganggukkan kepala ku.

"Abi berhenti" Abi menghentikan langkah kakinya "kenapa?" tanyanya kepada ku " Turunin gue" "untuk?" "pake nanya lo, cepetan turunin gue" Abi pun langsung menurunkan ku karena aku terus saja memukulinya "Ada apa kenapa kamu minta turunin, perjalanan kita masih jauh lo" "em gue laper" kataku sambil menunjukkan deretan gigiku dan memegangi perut ku yang sudah keroncongan. "Tunggu saya carikan kamu makanan dulu" Abi langsung lari masuk ke dalam hutan aku yang melihat itu langsung meneriakinya "Abi.... woy.... Abi" Abi tidak merespon teriakan ku kurasa ia tidak mendengarkannya, sampai aku tidak bisa melihatnya lagi, aku hanya tertunduk di sebuah pohon yang sangat besar ternyata di sini sangat menyeramkan.

Aku bermain ranting entahlah apakah Abi kesal kepadaku karena aku tadi memukulnya dan ia meninggalkan ku yang cerewet ini sendiri di tengah hutan yang menakutkan. "Ini di makan dulu" Aku mendongakan kepalaku dan aku melihat Abi yang dibasahi oleh kringat, sesekali ia pun menyeka keringatnya di pelipis yang basah akan keringat "maaf menunggu lama soalnya saya harus manjat pohon Mangga agar.... " belum menyelesaikan ucapannya Aku langsung berhamburan di pelukanya dan menangis di dada bidang Abi "Lo jahat kenapa lo gak bilang gue kalo lo mau cari makan, gue kawatir tau" Aku memukul dada bidang Abi di sini aku meluapkan semua emosi ku sedari tadi "Maaf tadi saya gak sempat bilang sama kamu, uadh jangan nangis lagi jelek tau" mendengar itu aku menyeka air mataku dan mencubit perut Abi "Aw kenapa saya di cubit" "makanya jangan ngeselin" "yaudah nih makan" Abi menyodorkan mangga yang sudah matang itu di hadapan ku aku mengambil dan langsung memakannya. Abi yang melihatku makan dengan asik pun ikut duduk di sebelah ku dan ikut memakan mangga yang tadi Abi petik.

Setelah selesai makan kami mulai berjalan lagi, tidak hanya Abi yang jalan karena aku di gendong oleh Abi makanya aku tidak berjalan "Bi lo gak capek apa gendong gue?" "Capek si tapi emang kamu kuat buat jalan enggak kan yaudah saya gendong tapi ini gak gratis ya" "jadi lo perhitungan sama gue heh?" "bukan gitu, saya cuma mau kamu janji satu hal sama saya" " apaan? jangan anah-aneh lo kalo aneh-aneh gue tinju lo" "enggak aneh kok saya juma mau kamu berubah aja" "lo ya pengen banget gue berubah kenapa?" "karena itu misi kusus saya yang di berikan oleh Ayah kamu" "Ayah?" "iya Ayah kamu adalah atasan saya jadi dia memerintahkan saya untuk membimbing kamu dan menjaga kamu" Aku yang mendengar itu hanya diam jadi selama ini Abi terus menjagaku karena perintah dari Ayah.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang akhirnya kami sampai di asrama. Aku pun langsung turun dari gendong Abi lalu ada mbok Iyem yang menghampiri Aku dan Abi " ya allah nak dari mana aja dari pagi sampai melem begini kok baru pulang embok kawatir loh nak" mbok Iyem pun memeluk ku, ku rasa mbok Iyem sangat kawatir padaku "Dia mau kabur dari asrama mbok eh malah kesesat di hutan untung ada saya" "ya ampun kenapa nak kesya mau pergi si dari sini? padahal embok itu seneng banget loh kalo nak kesya mau tinggal dan bantuin embok masak di sini" mendengar itu aku jadi teringat akan Bunda, Aku pun memeluk mbok Iyem dan menangis di pelukan sang sangat hangat itu.

"Mbok bawa Kesya kedalem yang dan obati kakinya tadi kesleo" "Iya nak Abi, ayo nak kita kekamar kamu" Aku pun dibawa ke kamar oleh mbok Iyem, setelah di kamar mbok Iyem mengobati kakiku dan aku pun mandi lalu ganti baju. mbok Iyem pergi dari kamarku aku pun pergi ke meja belajar yang terletak di samping jendela, aku melihat jendela itu sandu itu yang aku rasakan. Selama ini aku tidak pernah merasakan perasaan seperti ini mungkin karena aku terlalu sibuk dengan dunia ku sendiri sampai aku tidak sadar ternya hidup tidak terlalu berat.

"Gue bakalan berubah dan buktikan ke semua orang kalo gue bisa berubah...... "

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!