“Thalia, besok Tuan Dimitrei akan datang dari Eropa. Kau harus menyiapkan semua dokumennya karena akan ada meeting besar besok pagi dan laporan kita tak boleh ada yang salah," kata Tuan John—kepala Divisi keuangan.
"Baik, Tuan, aku sudah menyiapkannya.” Thalia menjawab dengan yakin dan mantap sembari tersenyum.
"Bagus, aku harap kau selalu betah bekerja di sini meskipun tekanan kerja di sini sangat tinggi. Aku tak tahu bagaimana nasibku jika tak ada dirimu.” Pria paruh baya itu menyemangati Thalia.
"Aku akan selalu betah bekerja di sini, Tuan, karena gajinya yang besar.” Thalia menjawab dengan jujur dan membuat John tertawa pelan.
"Ya, kau benar, tak ada yang bisa menyaingi gaji perusahaan ini, Thalia. Bersyukurlah atas hal itu," sahut John dan Thalia hanya tersenyum saja.
"Kau belum pernah bertemu dengan Tuan Dimitrei, kan? Saranku, jangan menunjukkan rasa gugup di depannya meskipun dia orang yang sangat menakutkan. Dia tak suka dengan orang yang plin plan dan tak tegas, jadi kau harus bisa menghadapinya besok jika dia menyerangmu dengan banyak pertanyaan.” John memberikan wejangannya.
"Baik, Tuan, aku sudah membaca beberapa artikel tentangnya meskipun aku tak tahu bagaimana wajahnya. Dia pasti orang yang sangat menakutkan," kata Thalia.
"Ya, dia sangat membahayakan bagi semua wanita. Berhati-hatilah:” John tersenyum penuh arti.
Thalia mengangguk sembari tersenyum.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Thalia pun pulang ke apartemennya. Thalia sengaja menyewa apartemen kecil untuk menekan biaya hidupnya yang cukup mahal di kota besar itu.
Hal itu membuat Thalia bisa menabung cukup banyak dan uang tabungannya masih sangat tebal, jadi dia tak akan kebingungan jika membutuhkan dana mendadak.
*
*
Thalia Brown adalah seorang wanita yang hidupnya adalah contoh nyata dari pertentangan yang tidak biasa antara penampilan fisik dan kecerdasan luar biasa.
Dalam penampilannya sehari-hari, dia tidak pernah mencolok. Rambut cokelatnya selalu diikat dalam kuncir kuda yang sederhana dan terkadang dikepang seperti anak remaja yang baru memasuki masa peralihan dari anak-anak menjadi seorang ABG.
Thalia juga lebih sering mengenakan baju kemeja dan rok di bawah lutut daripada setelan formal yang modis seperti teman-teman kerjanya yang lain.
Dia tampak seperti seseorang yang tidak ingin menarik perhatian, tetapi di balik itu, ada kecerdasan yang tak tertandingi.
Dia menjadi seorang pegawai teladan serta tak memiliki musuh sama sekali karena dia tak pernah mencampuri urusan orang lain dan suka membantu jika ada yang merasa kesulitan dalam pekerjaannya.
Thalia adalah seorang profesional di dunia bisnis. Dia bekerja di salah satu perusahaan besar yang menguasai dunia keuangan.
Dalam divisi keuangan perusahaan itu, Thalia menduduki posisi yang sangat penting.
Dia adalah seorang analis keuangan yang ulung dan memiliki kemampuan untuk melihat pola-pola dalam angka-angka yang rumit.
Thalia telah membuktikan dirinya sebagai aset berharga bagi perusahaan dan telah mendapatkan kepercayaan dari rekan-rekannya yang menghormatinya meskipun usianya masih tergolong muda.
Akan tetapi, di balik segala prestasinya, Thalia memiliki latar belakang keluarga yang sangat rumit.
Kematian ayahnya membuatnya terusir dari rumahnya dan di semua surat wasiat sang ayah tak ada namanya tercantum lagi di sana karena Thalia merupakan anak dari istri kedua.
Mereka beranggapan bahwa Thalia hanyalah seorang anak perempuan yang tak berhak mendapatkan harta resmi dari ayahnya, padahal istri pertama sang ayah tak memiliki anak.
Wanita paruh baya itu justru memberikan hak Thalia pada keluarga besarnya dan para keponakannya.
Seorang pria penuh kharisma tampak duduk sendiri dengan dikawal oleh dua anak buahnya di sebuah club malam.
Dia adalah Dimitrei Uvarov—seorang pebisnis sukses yang memulai semuanya dengan usahanya sendiri meskipun sejatinya dia adalah seorang anak angkat dari seorang mafia terkenal di Rusia—Dom Petrov—yang mempunyai kekayaan yang melimpah.
Dimitrei berani menentang ayah angkatnya ketika memutuskan untuk keluar dari dunia mafia dan memulai usahanya sendiri di usia yang masih terbilang sangat muda kala itu.
Namun Dom tak melepaskan putranya begitu saja dan memberi sedikit modal untuk Dimitrei. Hingga akhirnya Fimitrei membuktikan usaha kerasnya dengan membuat uang modal yang sedikit itu menjadi sebuah kekayaan yang spektakuler setelah 15 tahun berlalu.
Kini usianya sudah memasuki angka 35 tahun dan masih menyandang status single karena ketidak percayaannya pada wanita.
Meskipun begitu, sebenarnya Dimitrei bukanlah pria dari keluarga sembarangan. Ayah kandungnya adalah seorang konglomerat yang merupakan teman bisnis ayah angkatnya.
Ayahnya meninggal karena sebuah insiden yang melibatkan musuh bisnis ayahnya dan membuat Dimitrei dirawat oleh ayah angkatnya—Dom Petrov—yang merupakan seorang mafia kakap yang masih disegani hingga sekarang.
Didikan dari Dom membuat Dimitrei menjadi pria yang tak mudah ditindas dan sangat kuat secara mental dan fisik.
Saat ini dia sedang memikirkan sesuatu yang sudah satu bulan ini membuatnya galau karena perkataan ayah angkatnya sebulan yang lalu.
*
Sebulan Yang Lalu …
"Menikahlah, karena kau harus mewariskan semua hartamu yang berlimpah itu kelak. Kau sudah 35 tahun, Dimi. Kau tak mau hidup menyedihkan sepertiku, bukan? Tanpa anak dan istri di usia tuaku," ucap Dom kala itu.
"Tapi kau selalu dikelilingi wanita setiap hari, Uncle,” sahut Dimitrei.
Dom tertawa mendengar itu.
"Mereka sejatinya menunggu kematianku, Dimi. Mereka ingin hartaku saja. Ingatlah, harus aku yang nanti akan menyeleksi wanita yang akan menjadi pendampingmu nanti. Aku bisa membantumu mencarikan kandidat, bagaimana?" tanya Dom.
"Ck, pilihamu selalu buruk dan lihatlah wanita-wanita di sekitarmu, Uncle, semuanya tak ada yang baik. Mereka hanya seksi dan memuaskan di ranjang," jawab Dimitrei dan Dom kembali tertawa.
*
Dan semalam, Dimitrei mendengar kabar bahwa kesehatan Dom semakin menurun dan keinginannya untuk melihat Dimitrei menikah begitu kuat.
Namun Dimitrei merasa dia tak akan bisa memaksakan dirinya untuk menikah terlalu terburu-buru dan dia tak mau mempermainkan sebuah pernikahan.
Itulah mengapa Dimitrei hanya ingin menunjukkan kepada Dom bahwa dia sudah memiliki kekasih yang sempurna agar Dom lebih tenang dan tak kepikiran lagi tentang Dimitrei.
Dimitrei sangat menyayangi Dom dan sudah dia anggap sebagai ayahnya sendiri, jadi dia ingin Dom tak menggerus pikirannya hanya untuk memikirkan kehidupan cinta Dimitrei karena itu akan membuat kesehatannya semakin menurun.
Dimitrei masih mengingat pembicaraan itu hingga kini dan dia tampaknya sudah mulai mencari wanita yang harus diseleksinya untuk menjadi pacar sementaranya.
Sudah ada sepuluh wanita yang kemarin menjadi kandidatnya.
Tapi hanya beberapa hari saja, dia sudah bisa menilai bahwa sepuluh wanita itu jauh dari harapannya karena semua wanita itu hanya bermodal penampilan saja dengan otak yang standar.
Dimitrei sangat mengenal sang ayah angkat yang cukup kritis dalam menilai seseorang, dan dia ingin memiliki kekasih dalam paket lengkap meskipun hubungan itu hanyalah hubungan palsu saja nantinya.
Dimitrei bisa saja membayar wanita random yang bisa berakting sempurna, namun dia sangat tahu bahwa Dom memiliki insting yang tajam.
Jadi, Dimitrei akan benar-benar mencari wanita sempurna yang akan membuat sang ayah angkat terkesan.
Dimitrei Uvarov, seorang pria dengan yang kehadirannya begitu menggetarkan, melangkah dengan mantap melalui pintu lobby perusahaan yang megah.
Meskipun dia adalah CEO dari perusahaan ini, tetapi jarang sekali dia hadir di perusahaan karena lebih sering berada di tanah kelahirannya, Rusia.
Namun, pada hari itu, agenda penting memanggilnya ke salah satu kantor pusat perusahaan yang berlokasi di New York.
Saat Dimitrei memasuki ruangan tersebut, semua mata langsung tertuju padanya. Aura kepemimpinan dan karisma tinggi yang memancar dari dirinya tak terbantahkan.
Ia adalah sosok yang memerintah perusahaan ini dengan tangan besi, dan hari ini, semua orang merasakan sebuah tekanan di dalam kehadirannya.
Thalia, seorang staf yang bekerja di divisi keuangan tengah berada di belakang para Kepala Divisi yang berkumpul di lobby, merasa hatinya berdebar-debar saat Dimitrei mendekat.
Ia berusaha untuk menjaga ketenangannya, tunduk rendah, dan siap menjalankan perintah dari Kepala Divisi Keuangan yang berdiri di dekatnya.
Setiap langkah yang Dimitrei ambil, terasa seperti gempa bumi dalam hidupnya karena dia mendengar reputasi Dimitrei yang cukup menyeramkan dari kalangan pegawai kantor.
Para kepala divisi, yang telah lama mengenal Dimitrei, menyambutnya dengan hormat. Mereka tahu bahwa hari ini adalah hari yang sangat penting bagi perusahaan, dan mereka siap mendukung setiap keputusan yang akan diambil oleh CEO mereka.
Dimitrei tidak membuang waktu. Ia segera mengarahkan langkahnya menuju ruang pertemuan utama di lantai sepuluh gedung tersebut.
Para petinggi perusahaan pun mengikuti langkah Dimitrei yang menuju lift khusus. Thalia pun ikut di dalamnya karena Kepala Divisi-nya menyuruhnya selalu ada di sampingnya.
Di dalam lift tersebut, tampak suasana terlihat canggung dan tak ada pembicaraan sedikit pun dari Dimitrei yang memang sangat irit bicara.
Tak lama kemudian pintu lift terbuka dan Dimitrei melangkah maju lalu tiba-tiba pria itu berhenti dan membuat Thalia yang berjalan menunduk di belakangnya menabrak punggung Dimitrei.
'Shitt!!' umpat Thalia karena pertemuan pertamanya dengan bos besar tampaknya sedang berada dalam masalah.
Dimitrei berbalik dan melihat ke arah Thalia yang masih menunduk.
"Maaf, Tuan.” Thalia berusaha tak gugup dan sangat tenang. Namun wanita itu harus tetap melihat ke arah Dimitrei karena pria itu tak suka jika ada orang yang berbicara dengannya tanpa melakukan kontak mata.
Dimitrei tak menjawab apa pun dan menatap netra teduh Thalia.
"Siapa namamu?" tanya Dimitrei dengan suara beratnya yang terdengar menggetarkan di telinga semua wanita hingga membuat darah Thalia berdesir cepat.
Thalia berusaha sekuat tenaga untuk tak goyah dan gugup menghadapi bosnya yang super duper kharismatik itu.
"Namaku Thalia dan aku berada di Divisi Keuangan, Tuan Uvarov," jawab Thalia dengan tenang dan yakin.
Tak ada yang berani menginterupsi apa yang sedang terjadi saat ini dan semua pegawai yang ada di sekeliling mereka hanya diam saja tanpa berani membuka suara.
Dimitrei maju satu langkah dan wajahnya menunduk lalu berbisik di telinga Thalia.
"Aku suka wangi tubuhmu," bisik Dimitrei yang membuat dada Thalia seolah akan meledak karena tak menyangka Dimitrei akan berkata seperti itu padanya.
Thalia menelan salivanya karena kini tangannya terasa dingin. Dan dia tak bisa menyembunyikan kegugupannya lagi.
Dimitrei lalu melangkah mundur kemudian berbalik dan berjalan kembali menuju ruangan meeting.
John memegang lengan Thalia agar wanita itu cepat tersadar dari rasa gugupnya dan mereka kemudian berjalan mengikuti sang bos besar menuju ruangan meeting.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!