NovelToon NovelToon

DANGKAL

Episode #1

Malam terasa dingin sekali! Nayla sedang asik membaca buku diari milik nya. Dalam buku diari itu tentang perasaannya yang terpendam sejak lama.

"Andai dia mengerti perasaan ku sejak awal masuk sekolah SMA" ucap Nay yang sudah membaca diari nya hingga lembaran diari mulai menipis.

"huft ..." desah nafasnya sambil memeluk buku diari.

Malam pun semakin larut dan tetesan air hujan mulai turun secara perlahan dan mulai terdengar bising di atap rumah Nayla. Pertanda hujan akan turun lebat. Tiupan angin pun membuat gorden kamar Nayla menari-nari secara tak teratur.

Nay hanya menatap gorden itu dengan polos sambil menaruh dagunya yang manis di atas guling berwarna pink. Tatapan Nayla pun terlihat seolah sedang menghitung air hujan yang turun serta kedua telinganya mulai menyusun irama air hujan yang bising namun romantis.

Cukup lama Nayla menatap air hujan yang berjatuhan di sela-sela gorden. Pikirannya pun mulai terbawa arus terhadap lelaki idamannya. Senyum manis terpajang seakan ia sedang berduaan dengan pujaannya. 

"Dekap aku sayang ..." celetuk Nay mulai tinggi dengan khayalannya.

Dalam khayalan itu, ia sedang di peluk hangat oleh lelaki idamannya. Dalam pelukan itu begitu merasakan kenyamanan yang tak pernah ia rasakan dan tak ingin melepasnya dengan cuma-cuma.

"Jangan lepas aku sayang ...."

Lelaki itu hanya menatapnya dengan tajam seolah menyimpan sesuatu terhadap Nayla yang teramat cantik malam ini. Nayla pun membalas tatapannya dengan mata berbinar yang di keliling pelangi setelah hujan. Seketika keduanya mulai hilang ingatan sekejap tentang dunia luar yang saat ini tak begitu penting, bahkan tergeser oleh hangatnya pelukan itu.

"Nay ..." ungkap lelaki itu.

Nay tak menjawabnya selain ia menunjukan lesung pipi yang membentuk cekungan tipis dan memerah. Lelaki itu terkesima dengan lesung pipi milik nayla.

Diam tanpa kata, hanya itu saja yang di lakukannya tak bisa melanjutkan perkataannya tadi.

"Kamu mau bicara apa?" Tanya Nayla setelah dipanggil namanya tadi.

"Oh ..., tidak jadi Nay!" Jelasnya.

Dalam isi kepala lelakinya ingin sekali mencumbu kedua bibir manis milik Nayla. Warna kemerahan bagai buah delima membuatnya sangat tergiur. Tapi apa lah daya, keberaniannya menghilang tiba-tiba, bahkan rasa ketakutan semakin terlihat jelas.

"Hmm ..., aku pikir kamu akan me .... me "

"Me ...apa?" Terpotongnya kata-kata Nayla.

"Me ..me ...!" Kata Nayla tak sanggup melanjutkannya dan ia malah memejam kan kedua matanya seolah siap di kecupnya lelaki idaman.

"Sepertinya Nayla ingin sekali di kecup bibirnya oleh ku?" ungkap dalam hati lelaki.

"Apa aku bisa ya?" sambungnya harus berpikir berulang kali sebelum melakukan kesalahan saat bertindak.

Termakan waktu sudah cukup panjang, mereka berdua hanya berpelukan hangat tanpa melakukan apa-apa. Tapi, Nayla sudah memasang wajah beserta kedua bibir manisnya yang siap di kecup. Lelakinya.

"Aku harus bagaimana ini?" Ragu Lelakinya sampai keringat dingin tak mampu mengecupnya.

"Sayang .....," ucap Nayla dengan membentuk kedua bibirnya seperti love-love mini.

"Ta ... Ta ... Tapi, Nay ..!" keraguannya mulai jelas.

Nayla pun merasa kesal dengan lelaki idamannya yang tak berani bertindak. Dan akhirnya ia memutuskan untuk mencuri kecupan pada lelaki itu dengan menarik kuat leher belakang lelakinya.

"Cup ...." suara cup oleh Nayla.

Seketika Jiwanya melayang menuju langit ke tujuh dalam hitungan detik. Dampak dari kecupan yang terjadi membuat Nayla hilang ingatan dalam beberapa detik. Lalu, lelakinya berdetak hebat jantung serta nadinya, bahkan hampir mati suri setelah tersentuh bibirnya oleh bibir Nayla.

"Dug ..dug ..." suara detak jantung serta nadinya.

"Sensasional ..." seru dalam hati mereka tetap bertahan dalam kecupan. Lalu, saat menikmati masa kecupan yang tak ingin di lepasnya. Dengan tiba-tiba terdengar suara petir yang begitu menggelegar hingga mengembalikan kesadaran Nayla seketika, bahwa yang di lakukannya itu hanya sebuah khayalan bukan nyata. Lalu, terlintas wajah dungu milik Nayla dengan jelas di balik cermin yang menghadap ranjang miliknya.

Seketika, "tuttttttttttttt tut tulalit ....!"

Tatapan Nayla di balik cermin dengan wajah dungunya bagai keledai polos. Ia merasakan sesuatu yang aneh dalam tatapan di balik cermin dan ia berusaha mengingat kecupan tadi dan terus mengingatnya kembali kecupan itu dan ternyata?

"Hah ..., sial-sial" ucap kesal kembali Nay mulai mengingat soal kejadian itu hanyalah khayalan yang tiba-tiba terjadi karena terlalu menikmati rintihan hujan. Padahal ia merasakan nyata sekali sedang di peluk hangat olehnya dan mengecup bibir lelaki idamannya.

"Hampir aku merasakan pelukan hangat dan kecupan bibir mu! Tapi, kenapa tiba-tiba menghilang begitu saja, dasar payah ...!" ungkapnya dengan kesal.

Batinnya merasa kusut dan ia terpaku diam sambil mengurai isi kepalanya yang terpenuhi oleh kata Dewasa yang dimana mengarah kepada percintaan Dewasa.

"Apa aku benar-benar sudah tumbuh dewasa?" Ucap Nay dalam hatinya.

Candu benar-benar candu dibuatnya dengan kejadian itu! Padahal hanya sebuah dekapan dan kecupan dalam khayalannya. Tapi, sesuatu hal yang paling indah mengalahkan keindahan seisi Dunia nyata.

"Betapa bahagianya dan nikmat sekali rasanya dipeluk mu serta mengecup mu ..." kata dalam hati Nay dengan penuh candu.

Semakin menggila dibuatnya, Nayla mulai mengkhayal kembali dengan dekapan serta kecupan. Hingga tangannya bergerak sendiri mengarah ke arah lehernya yang tampak putih. Tangannya mengelus dengan perlahan sampai ia merasakan letak sesuatu berada di sana tepat di bawah kedua telinganya. Tak hanya itu saja yang dilakukannya, bahkan ia mulai menggigit kedua bibirnya dengan perlahan hingga berbekas jejak giginya yang gingsul.

"Hhmm ..." desah nafasnya terengah-engah.

Lambat laun Nayla mulai merasuk jauh meninggalkan dekapan dan kecupan berganti ke arah yang lebih sesuatu. Khayalannya melambung tinggi meninggalkan kesadarannya di luar batas. Ia mulai melepaskan benang satu persatu seraya ingin merajut kain yang rusak dan bolong karena termakan usia.

"Oh ..., my god" celetuk dalam desahan Nayla.

Cermin itu pun, menjadi saksi bisu melihat tingkah aneh Nayla seorang diri seolah melakukan hubungan percintaan layaknya orang dewasa. Dibalik cermin itu, tampak jelas keindahan tubuh milik Nayla yang tak pernah tersentuh oleh siapapun. Putih warna kulitnya mampu membinasakan raut wajah lelaki yang penuh dendam.

"Bening in de hoy perawan ting-ting" celoteh penulis yang geger akan isi kepalanya🤣🤣

Lanjutkan ceritanya gaes ...!

Dari mimik wajahnya yang bergulir seorang diri di atas ranjang dan dibalik cermin, sepertinya Nayla ingin merasakan sesuatu yang nyata oleh lelaki idamannya serta menghabiskan waktu berduaan sampai kenikmatan itu benar-benar nyata bukan khayalan semata. Namun, itu mustahil.

"Jangan kan bercinta! Jalinan hubungan status pun masih tertunda. Jadi, jangan ngarep ye Nay ..." kata penulis dan tetap lanjutkan berkarya.😉

Episode #2

"Gak biasanya lampu halaman rumah Nay masih menyala?" kata Ajie.

Setiap pagi berangkat sekolah, Ajie selalu berhenti di rumah Nay. Ajie selalu menawari untuk berangkat sekolah bersamanya. Tapi, tak biasanya Nay sepagi ini belum kelihatan batang hidungnya didepan rumah.

"Apa Nay belum bangun ya?" Penuh tanya dalam hati Ajie. Lalu, ia turun dari motornya dan menghampiri rumah Nay untuk mengetuknya.

"Tok ..., tok, Nay ...?" Ucap Ajie.

"Ya ...Jie" sambung Nay tengah sibuk berdandan.

"Ayolah kita berangkat! Sudah siang ini ...!" Jawab Ajie sambil memainkan kunci motor dan duduk di kursi tepat didepan rumah Nay.

Selang beberapa menit, Nay pun keluar dari rumahnya! "Ayok kita berangkat Jie ..." kata Nay sambil mengunci rumahnya.

Seketika Ajie terdiam dan merasa ada yang aneh terhadap Nay! Ia tak biasanya melihat Nay dandan sebegitu cantik sampai terlihat lebih sexy. Bibir yang biasanya tidak memakai lipstik, kini ia memakainya sampai merah merona. lalu, Payu dara yang biasanya tidak menonjol bulat, kini terlihat jelas sekali dan pinggul pun sama, tampak jelas membentuk seperti body guitar spanyol. Tak hanya itu, Nay pun lebih terlihat menarik seolah ingin sekali di goda oleh kaum adam.

"Apa yang terjadi dengan mu, Nay?" Dalam hati Ajie penuh tanya dan terus menatapnya.

"Ayok jie ..." ucap Nay.

Ajie tak menjawabnya dan ia masih fokus seolah terpana dengan kecantikan dan tubuh sexy milik Nay.

"Jie ..." ucap kembali Nay sambil mengibaskan tangannya tepat di wajah Ajie. Namun, ajie tetap tak menjawabnya dan ia masih tetap fokus pada pandanganya.

"Woy ... " serentak Nay memukul kening Ajie dengan keras.

"Aww ..." jawab Ajie sedikit kesakitan sambil mengelus kening yang sudah di pukul Nay.

"Kenapa kamu diam saja Jie ...?" Tanya Nay dengan manis sambil menaruh kedua tangannya di atas pinggul dan sedikit menonjolkan payu daranya kedepan.

"Oh ... tidak apa-apa Nay" singkat Ajie dengan panik dan langsung menaiki motor miliknya serta menyalakan motor. Lalu, Nay menaiki motor dengan kaki kirinya menginjak step.

"Blug" suara jok diduduki sedikit keras oleh Nay. Dan anehnya, Nay biasanya duduk menyamping. Kini ia duduk lurus menghadap kedepan dan begitu rapat dengan Ajie seolah Nay sudah tak canggung lagi terhadap Ajie.

"Hugh ...!" Desah Ajie tercengang. Ia merasa punggungnya menempel dengan payu dara Nay. Ajie pun merasa tidak enak dan menggerakkan tubuhnya sedikit kedepan! Namun, Nay malah makin mendekat kedepan bahkan ia memeluk Ajie serta menaruh dagunya di pundak Ajie.

"Nay ....?" Ucap Ajie  sambil menengok kesamping tepat di dagu Nay yang tersanggah di pundak Ajie.

"Kenapa Jie ...?" Dengan manisnya senyum Nay sembari membalas tatapan Ajie.

"Hmmm ... tidak jadi, Nay!"

Lekas Ajie menjalankan motor miliknya dan menarik gas secara perlahan agar tak membuat tubuh Nay terhentak.

Disepanjang perjalanan. Ajie diam saja tak sedikit pun ia bicara selain ia masih memikir Nay yang bersikap aneh di pagi ini.

Kecantikan Nay sungguh luar biasa, bahkan ia pun mulai pandai berdandan dan terlihat lebih sexy. Gaya menaiki motor pun sudah terlihat seperti gadis naughty America. Bahkan mereka berdua jadi buah bibir pengendara lain. Sampai di antara mereka ada yang memepet motor Ajie bermaksud untuk mencolek tubuh Nay. Ajie pun merasa risi dengan tingkah lelaki mata keranjang dan akhirnya ia menancapkan gas dengan melaju cepat.

Nay yang tidak takut dengan kecepatan motor ajie, tetap terlihat santai sambil memeluk erat Ajie dan menaruh wajahnya menyamping diatas pundak Ajie. Saat itu juga para pengendara yang berencana memepet motor Ajie mulai ketinggalan jauh dan tak mengejarnya.

Ajie melirik spion kiri dan kanan untuk memastikan para pengendara yang sempat memepetnya karena ingin mencolek tubuh Nay yang sexy. Beruntungnya pengendara itu tak mengejar Ajie dan Nay. Lalu, Ajie pun mulai menurunkan gas kembali agar motor melaju lebih santai.

Selang waktu berganti dalam beberapa menit saja. Ajie pun melihat jam di tangan kirinya untuk memastikan jam sekolah masuk. Namun, jam tersebut masih dalam hitungan Tiga Puluh menit lagi untuk masuk sekolah. Akhirnya Ajie lebih rileks mengendarai motornya karena dipikir masih lama jam sekolah masuk.

Saat tengah asik santai, Ajie mencoba melihat sekitaran jalan. Tapi, tak sengaja Ajie melihat kaca spion kiri dan di dalam kaca spion itu nampak jelas sekali wajah Nay yang masih menyenderkan dagunya dipundak Ajie. Dan saat itu juga terlintas sesuatu dalam hati Ajie, sampai ia mengatakan sesuatu dalam hatinya.

"Kamu cantik juga Nay!"

Ajie pun tak bisa mengelak dari kenyataan, bahwa kecantikan Nay luar biasa sampai ia tak mampu membuang pandangannya pada kaca spion yang dipenuhi wajah milik Nay. Dari mimik wajah Ajie sangat terlihat jelas kalau ia sudah jatuh cinta pada Nay. Apalagi ia di peluk erat saat ini. Mungkin perasaan itu akan cepat timbul dan mulai menggeser segala sesuatunya yang ada dalam hati serta pikirannya.

Lalu, Nay pun tak sengaja membalas tatapan Ajie di dalam kaca spion. Namun, Nay hanya tersenyum manis sambil memiringkan sedikit kepalanya dan mengerutkan sebagian senyumnya dengan bermaksud canda yang sederhana dalam kaca spion. Dan Ajie merasa malu, karena ia ketahuan mencuri pandangannya sejak tadi. Sejak itu juga, ia menghilangkan pandangannya di dalam kaca spion dan tetap fokus melihat jalan ke arah depan.

"Kenapa dengan wajah mu Jie?" ucap Nay sambil mencubit kedua pipi milik Ajie yang sudah terlihat kemerahan karena malu soal di dalam kaca spion.

"Mmmmm .., tidak apa-apa, Nay!" Jawabnya singkat dengan malu.

"Hhmmm ...." singkat Nay.

Perasaan yang campur aduk dan tak karuan. Ajie sempat kebingungan harus berkata apa atau melakukan sesuatu dengan bermaksud untuk tidak terlalu terlihat panik didepan Nay. Namun, dasar lelaki yang sikapnya pendiam dan tak pernah merasakan jatuh cinta terhadap wanita. Jadi, benar-benar kesulitan untuk menyikapi sesuatu hal yang menyangkut perasaan atau jatuh cinta secara tiba-tiba.

Lantas apa yang akan terjadi dengan sikap Ajie terhadap Nay. Sedangkan Nay terlihat biasa-biasa saja bahkan ia saat ini merubah pelukannya ke arah pundak kanan Ajie dan menyambungnya dari bawah sampai ke dada Ajie. Sangat terlihat Romantis sekali sikap Nay terhadap Ajie. Namun, Ajie semakin panik karena ulahnya Nay yang semakin erat mendekapnya.

"Duh, Nay ....!" Sambung dalam hati Ajie benar-benar kebingungan dengan ulah Nay. Ia tak tau harus bagaimana menyikapinya. Bahkan saat ini Ajie mulai mengeluarkan keringat di bagian keningnya sampai ke leher.

Tiba-tiba, "Tit ...tit..." suara klakson teman sekelas Ajie dan Nay yang tak sengaja melihat keromantisan mereka berdua.

"Sial, mengagetkan saja kalian" ucap Ajie.

"Hahaha ...." jawab temannya. "Cie, cie ...! Ada gosip baru nih di sekolah" sambung kembali sambil mengejek keromantisan Ajie dan Nay.

"Hhmmm ..., dasar"

"Jangan lupa traktirannya ya ...hahaha" teriak mengejeknya oleh teman mereka sambil mendahului motor Ajie dan mulai memasuki gerbang sekolah yang sudah dekat sekali.

Ajie sedikit kesal dengan tingkah temannya itu. Tapi, Nay berusaha menenangkannya dengan wajah yang santai.

"Sudahkah Jie, tak usah kau hiraukan sikap mereka!" Ucapnya sambil turun dari motor Ajie karena mereka berdua sudah tiba di parkiran sekolah.

Episode #3

"Siapa yang berani maju kedepan untuk menjawab soal ini?" Teriak Bu Gress dengan tatapan tajam kepada muridnya.

Gress adalah Guru Matematika. ia salah satu Guru yang paling ditakuti! Bahkan ia dijuluki Teacher of the death "Guru kematian". Julukan itu pantas untuk Gress, lantaran ia sering memberikan hukuman! Apabila muridnya tak mampu menjawab soal yang ia berikan dan akan di hukum untuk mengerjakan tugas sebanyak Seratus soal!

"Ayo siapa yang bisa menjawab pertanyaan Ibu?" Berulang kali tanya Bu Gress kepada muridnya sambil jalan menghampiri meja barisan depan menuju ke belakang seolah siap-siap menargetkan salah satu muridnya apabila tidak ada yang berani mengajukan diri untuk maju kedepan.

"Please dong, ada yang bisa menjawab temen-temen!" Serentak dalam hati para murid yang mulai ketakutan di tunjuk untuk maju kedepan.

Panik, takut serta gelisah mulai terlihat dari mimik wajah para murid! Bahkan sebagian dari mereka ada yang sempat ingin menangis! Lantaran, apabila tidak ada yang berani mengajukan diri kedepan akan kena hukuman Seratus tugas soal Matematika untuk pelajaran minggu depan.

"Masih tidak ada yang berani maju kedepan?" Tanya kembali dengan santai sambil menurunkan kaca mata yang hampir menutupi semua pipinya Bu Gress dengan gaya memainkan jari telunjuknya yang tampak besar.

Hitungan menit, Bu Gress akan menunjuk salah satu muridnya yang terlihat takut. Karena ia suka dengan murid yang penakut. Tujuannya adalah untuk menghilangkan rasa takut murid tersebut agar terbiasa dengan mata pelajarannya. Harapannya semua murid pandai dalam pelajaran Matematika.

Suasana di kelas pun semakin genting! Bu gress sudah melewati beberapa meja muridnya. Tapi, belum juga ada yang ia tunjuk untuk kedepan! Bahkan sudah ada sebagian yang ia pegang pundak muridnya. Kejadian itu pun semakin membuat muridnya Kepanikan dan rasa takut semakin menjadi-jadi.

"Hhmm ...., atau ada yang mau mengerjakan Seratus saol?" Kata Bu Gress menakut-nakuti mereka.

"Ya Tuhan ku ...! Tolong hamba mu yang bodoh ini!" ucap dalam hati salah satu murid dan sebagian murid juga sama saling berdoa dalam hati agar tak kena tunjuk Bu Gress.

Dan pada akhirnya Bu gress merasa geram karena muridnya sampai detik ini belum ada yang berani maju kedepan. Lalu, Saat itu juga Bu Gress mulai menaikan jari telunjuknya ke arah salah satu muridnya.

"Yon .....!" teriak Bu Gress yang belum selesai memanggil nama salah satu muridnya yang bernama "Yoni". Tiba-tiba di potong teriakannya oleh Nay sambil mengacungkan jari tangannya keatas.

"Saya bisa, Bu ...!" Tegas Nay yang memotong teriakan Bu Gress.

"Ups ..." singkatnya sambil menoleh ke samping dan menaikan kaca matanya yang tampak besar. "Pasti dia lagi?" sambung kembali Bu Gress.

Baginya sudah tak asing lagi! Setiap soal yang ada di papan bor pasti Nayla Sungkar lah yang selalu berani maju kedepan dan mampu menjawab soal dengan benar!

Nayla Sungkar atau sering di sapa "Nay". Ia salah satu siswi SMA 40 Negeri Jakarta berprestasi di Sekolahnya. Bahkan kepintarannya sering kali mengharumkan Nama Sekolahnya. Jajaran semua Guru merasa bangga atas prestasinya.

"Kamu lagi, Nay ...?" Ucap Bu Gress dengan lesu. Ia pasti mampu menjawab soal di papan bor. "Hehe ....". Jawab Nay dengan manja.

Serentak rasa ketakutan hilang didalam kelas! Rasanya seperti melepaskan beban hidup yang amat rumit dengan sekejap tutur bahasa dalam hati para murid terkecuali Nay yang begitu santai menjawab soal didepan.

Lantas Nay pun maju kedepan dengan selangkah demi selangkah. Tapi, gaya berjalan Nay yang biasanya lugu dan pemalu kini ia terlihat berjalan lebih sexy. Bibir yang merah merona merajut pandangan lelaki seketika. Buah dada yang kembar ia tonjolkan kedepan, lalu bagian punggung sedikit melengkung bagai ukiran batik solo serta pinggul pun ia tumpah kan kebelakang dengan full power dan sempurnalah terbentuk sebuah Body guitar spanyol yang aduhai.

Gaya berjalan Nay pun menjadi buah bibir teman sekelasnya hingga keributan mulai terjadi. Apalagi teman sekelas lelakinya sampai mengulurkan sebagian lidahnya di sekitaran bibir mereka.

"Aduh Nay Body mu sexy sekali" ucap sebagian teman lelaki Nay. "Boleh ni cicipi tubuh mu Nay!" sambung lelaki si otak mesum.

"Bibir mu Nay merah menggoda bagai ombak lautan yang menggulingkan gairah ku seketika ..."

Terus dan terus menerus isi otak para teman lelaki Nay bergejolak seperti air mendidih. Rasa-rasanya ingin mereka tumpah kan sekaligus diatas ranjang beralaskan ribuan Bunga Mawar merah.

Lalu, Ajie yang melihat dengan jelas aksi para temen lelaki. Ia mulai merasa cemburu dengan godaan para lelaki otak mesum. Ajie sendiri pun merasa bingung kenapa ia mulai merasakan cemburu terhadap lelaki yang menggoda Nay.

"Apa sejak kejadian berboncengan tadi pagi ya aku jadi begini!" Kata Ajie dalam hati.

"Tuk ..tuk " suara tangan Ajie berirama di atas meja seolah sedang memikirkan sesuatu soal rasa cemburunya. Tapi, ia masih bingung bagaimana dengan persahabatannya yang begitu dekat. Ia takut akan merusak persahabatannya karena rasa cemburunya.

"Kok, Ajie menatap Nay seperti itu?" Kata Vera dengan curiganya.

Vera salah satu sahabat dekat Nay. Ia kerap sekali menghabiskan waktu dengan Nay dalam kesehariannya serta sering kali ia curhat soal isi hatinya kepada seseorang. Tapi, Vera tak memberitahukan siapa lelaki yang ia cintai selama ini.

"Jangan-jangan kamu suka dengan, Nay ya Jie ...?" Sambung kembali dalam hati Vera dengan penuh benci dan cemburu buta, karena Vera menyukai Ajie sejak pertama masuk sekolah. Namun, ia merasa tidak di hiraukan perasaannya oleh Ajie.

Dibalik buah bibir yang bising karena Nay yang menggoda serta pikiran Ajie yang dipenuhi rasa cemburu dan Vera yang mulai memanas atas pandangan Ajie terhadap Nay. Lain dengan Cris andrew atau sering di sapa "Cris". Ia sama sekali tak tergoda oleh kecantikan serta tubuh Nay yang sexy. Cris menganggapnya biasa saja.

"Bibir mu biasa saja, Payu dara mu baru sebesar bola ping pong bahkan tak terlihat kenyal seperti jell, apalagi body mu tak membangunkan gairah ku, Nay..." kata dalam hati Cris dengan angkuh. Baginya selera wanita yang terbaik adalah pandangan pertama yang langsung memenuhi semua gairah dengan sendirinya! Tanpa harus merayu dan tanpa harus tersentuh. "Itulah wanita terbaik sepanjang masa" menurut Cris sambil memainkan janggut yang hendak tumbuh lebat di dagunya.

Usai sudah perdebatan dalam pikiran mereka masing-masing dan Nay pun dengan sekejap menjawab soal yang ada di papan bor. Lalu, Bu Gress pun merasa geram, kesal bahkan bercampur aduk. Lantaran, soal itu di jawab nya dengan mudah.

"Mau tak mau selesai sudah pelajaran ku tanpa hukuman" Ucap kesal Bu Gress.

Pelajaran pun berakhir dan mereka pun lekas di bubarkan oleh Bu Gress.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!